Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

KASUS PENGANGGURAN

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5

ANGGOTA :

1) KHAERUNNISA
2) AINUN MA’RIFAH MAKMUR
3) NUR QALBI
4) RAHMAWATI
5) ASMA’ UL HUSNA
6) MUH. FADHIL APRILIO BESTARI
7) MOLVI RAHMAT ALI
8) AHMAD DANI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 03 Desember 2022

Penyusun

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5

1.3 Tujuan............................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................6

2.1 Kasus pengangguran struktural di indonesia 7

2.2 Penyebab pengangguran struktural 7

2.3 Cara mengatasi/solusi pengangguran struktural 7

BAB III ………………………………………………………………………. 8

Penutup ………………………………………………………………………..8

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………..8

3.2 Saran ……………………………………………………………………………8


Daftar pusaka 9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

pengangguran struktural ini bisa diumpamakan dari perubahan struktur perekonomian


yang berubah dari yang awalnya mengandalkan dari bidang pertanian dan berubah menjadi
bidang perindustrian.
Karena perubahan stuktur tersebut maka pekerja yang biasa bekerja sebagai petani atau
buruh tani dituntut untuk memiliki kemampuan bekerja dalam bidang industri.
Keahlian yang dimaksud ini seperti keahlian untuk bisa mengoperasikan mesin pabrik.
Tapi, karena kebanyakan petani atau buruh tani tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan,
maka para petani yang tidak memiliki pekerjaan karena lahan pertaniannya telah dirubah
menjadi pabrik ini bisa digolongkan sebagai pengangguran struktural.
Karena para petani ini tidak memiliki kemampuan untuk bisa mengoperasikan mesin
pabrik, dan tidak berada di wilayah yang memiliki lowongan lapangan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan yang mereka miliki, maka angka pengangguran dari negara tersebut juga
semakin tinggi.

1.2Rumusan Masalah
1) Pengangguran struktural di Indonesia
2) Penyebab pengangguran struktural
3) Cara mengatasi pengangguran struktural
1.3Tujuan
1) Memahami kasus pengangguran struktural di Indonesia
2) Mengetahui penyebab pengangguran struktural
3) Memberikan solusi terhadap kasus pengangguran struktural
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengangguran Struktural di Indonesia

Contoh dari pengangguran struktural ini bisa diumpamakan dari perubahan struktur
perekonomian yang berubah dari yang awalnya mengandalkan dari bidang pertanian dan berubah
menjadi bidang perindustrian.

Karena perubahan stuktur tersebut maka pekerja yang biasa bekerja sebagai petani atau
buruh tani dituntut untuk memiliki kemampuan bekerja dalam bidang industri.

Keahlian yang dimaksud ini seperti keahlian untuk bisa mengoperasikan mesin pabrik. Tapi,
karena kebanyakan petani atau buruh tani tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan, maka para
petani yang tidak memiliki pekerjaan karena lahan pertaniannya telah dirubah menjadi pabrik ini
bisa digolongkan sebagai pengangguran struktural.

Karena para petani ini tidak memiliki kemampuan untuk bisa mengoperasikan mesin pabrik,
dan tidak berada di wilayah yang memiliki lowongan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan yang mereka miliki, maka angka pengangguran dari negara tersebut juga semakin
tinggi.

2.2 Penyebab Pengangguran Struktural

a) Ketidakcocokan Geografis

Hal ini terjadi saat seorang karyawan diperlukan untuk pindah ke negara atau negara lain di
mana keterampilannya bisa dimanfaatkan dengan baik, tapi, karena suatu alasan spesifik, dia
harus menolak tawaran pekerjaan tersebut. Karyawan tersebut menolak untuk pergi
meninggalkan negaranya karena beberapa alasan. Bisa jadi karena biaya finansial yang
terkait dengan pemindahan atau keberatan untuk meninggalkan keluarga dekatnya dalam

waktu yang cukup lama.

b) Pergeseran Kondisi Pasar

Dinamika atau kondisi pasar tenaga kerja sangat mempengaruhi pengganguran jenis ini.
Pergeseran kondisi pasar, seperti mengubah teknologi, yang akhirnya mengubah permintaan
tenaga kerja.

c) Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang terampil dan


berpendidikan pada umumnya memiliki kemungkinan lebih besar
untuk di pekerjaan oleh perusahaan. Tapi, sayangnya warga tidak
terampil menganggur pada tingkat 30% hingga 40%.

Karena itu, pemerintah memberikan anggaran yang signifikan untuk pendidikan. Tapi,
beberapa anggaran tersedia tidak di pergunakan sebaik mungkin dan tidak memberikan
dampak signifikan di kehidupan sehari-hari.

d) Perubahan Musim

Salah satu penyebab untuk pengangguran struktural adalah perubahan musim. Misalnya,
dalam kontruksi dan pertanian hanya akan berlangsung maksimal musim panas. Sehingga,
pekerja dari sektor mungkin tidak memiliki pekerjaan dari kedua sektor mungkin tidak
memiliki pekerjaan selama musim penghujan atau musim dingin, di mana pengangguran
struktural terjadi sehingga tidak bisa bekerja dan menghasilkan suatu produk maupun
penghasilan.

e) Tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi

Di jaman sekarang ini, banyak perusahaan yang menciptakan permintaan untuk


pekerja terampil yang lebih tinggi untuk menggunakan teknologi terbaru.
2.3 Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi permasalahan pengangguran struktural ini ada beberapa solusi yang bisa kita
jadikan sebagai pedoman, yaitu:

1) Meningkatkan modal usaha


2) Migrasi ke wilayah pekerjaan
3) Membuka usaha sendiri (Entrepreneur)
4) Penyuluhan ekonomi dan teknologi di masyarakat
5) Membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya
6) Training untuk calon pekerja.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Upaya pengangguran struktural di indonesia merupakan amanat
konstitusional bagi pencapaian tujuan nasional, sebagai mana tercantum
dalam pembukaan dan batang tubuh undang-undang dasar 1945. Dalam
program pembangunan nasional, di jelaskan bahwa kemiskinan sudah
merupakan masalah pengangguran nasional tidak dapat ditunda dengan dalih
apapun.
DAFTAR PUSTAKA

https://manajemen.uma.ac.id/2021/10/pengangguran-struktural-pengertian-
contoh-dan-cara-mengatasinya/

Anda mungkin juga menyukai