Anda di halaman 1dari 145

JRB e-ISSN 2598-005X

p-ISSN 2581-0863

JURNAL RISET BISNIS

volume 6 nomor 2
2023
http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb
Edisi April 2023

Penerbit
FEB-UP Press
e - ISSN 2598-005X
p - ISSN 2581-0863

Jurnal Riset Bisnis


PENANGGUNG JAWAB
Iha Haryani Hatta

KETUA EDITOR
Gunawan Bahruddin

DEWAN EDITOR
Lailah Fujianti
Mulyadi
Bintang Andhyka
Nurmala Ahmar
Indah Masri
Salis Musta Ani
Satria Yunas
Nurul Hilmiyah
Erwin Permana

MITRA BESTARI
I Made Putrawan
A. Faroby Falatehan
Bayu Taufiq Possumah
Halim Dedy Perdana

ADMINISTRASI
Farah Rahmawati Umairoh

PENERBIT
Universitas Pancasila
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Telepon : (021) 7873711 / (021) 7270133
Email : jurnalrisetbisnis@univpancasila.ac.id
Website : http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb

Jurnal Riset Bisnis merupakan Jurnal Manajemen dan Akuntansi yang diterbitkan Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis, Universitas Pancasila yang menyajikan artikel hasil penelitian (empiris) serta isu
manajemen dan akuntansi terkini (konseptual) mencakup Keuangan, Biaya, Manajemen, Sektor
publik, Investasi, Internasional, Auditing dan Perpajakan. Setiap naskah yang dikirimkan ke Jurnal
Riset Bisnis akan ditelaah oleh Mitra Bestari dan Dewan Editor yang relevan.
e - ISSN 2598-005X
Jurnal Riset Bisnis p - ISSN 2581-0863

DAFTAR ISI

Volume 6. Nomor 2. April 2023

Factors Influencing Parent’s Intention to Buy Early Childhood Educational Toys


Achelia Setiani, Indra Cipta Guna Setia Permana, Kezia Dara Euodia, Nuraini, Priska
Paramita Pradipta, Istijanto ................................................................................................... 161 – 176

Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga


Pemasaran Pada Produk Agri Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia
Rudolf Lumban Batu, Nugroho B.Sukamdani, Maya Dewi Diyah Maharani .............. 177 – 198

Pemilihan Supplier Minuman Boba Menggunakan Metode Analytical Hierarchy


Process (AHP) Pada Kafe Titik Seduh di Kabupaten Nias Barat
Estomini Daeli, Imelda Junita ……….…….............................................................. 199 – 212

Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Cilegon: Peluang & Tantangan


Aulia Keiko Hubbansyah, Gunawan Baharuddin,Mira Munira ................................ 213 – 225

Analisa Penggunaan Media Digital dengan Metode One Stop Service dalam
Program Pendaftaran Mahasiswa Baru Pada Generasi-Z
Arihta Tarigan , Edward Sutanto ........................................................................... 226 – 242

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian dan Dampaknya


Terhadap Loyalitas Pelanggan Apotek di Kecamatan Serang
Muhammad Rizal Syifauddin, Iha Haryani Hatta, Prih Sarnianto.................................. 243 – 258

Strategi Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah Melalui Alokasi Anggaran


Bidang Pendidikan Di Kabupaten Bogor
Erik Harninta Putra, A. Faroby Falatehan, Harianto .......................................................... 259 – 271

Minat Menjadi Ecoprenuenuer Pada Remaja Pengelola Garden Taruna Tani


Kecamatan Kalisari, Jakarta Timur
Laili Savitri Noor, Bayu Retno, Lies Putriana …………………….………........................ 272- 289

Persepsi Alumni Terhadap Pelatihan Kewirausahaan Aquascape di Cirebon


A Faroby Falatehan, Yusman Syaukat, Rizal Bahtiar ……………………………....... 290 – 298
Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) hal: 161 – 176
e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863
e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

FACTORS INFLUENCING PARENT’S INTENTION TO BUY


EARLY CHILDHOOD EDUCATIONAL TOYS
Achelia Setiani1*, Indra Cipta Guna Setia Permana2, Kezia Dara Euodia3, Nuraini4, Priska
Paramita Pradipta5, Istijanto6
1,2,3,4,5,6
School of Business and Economics, Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta, Indonesia
*
E-mail koresponden: achelchelia@gmail.com

Diterima 16 November 2022, Disetujui 13 Februari 2023

Abstract
This study aims to examine the factors that influence the parents’ intention to buy early childhood educational
toys for their children by extending the theory of planned behavior as a base of explanation. The research method
was a survey using online questionnaires with convenience sampling to 262 parents who have 0-6 years old
children living in Indonesia. The analysis methods were descriptive statistics, exploratory factor analysis, and
multiple regression. The results show that the most significant factor influencing the parent’s intention to buy is
the perceived behavioral control, followed by attitude, subjective norms, perceived value for money, and
perceived product quality. However, perceived product risk does not significantly affect the intention to buy early
childhood educational toys. The findings in this research will help marketers, producers, and distributors of early
childhood educational toys to define a better strategy in approaching parents to buy the products for their children.
Additionally, toy designers or educators can use the result to consider the design and approach that will satisfy
parents as decision-makers. This study was limited to Indonesian parents, so the result cannot be generalized for
a wider market. Thus, future research can capture more diverse categories, additional variables, and social groups.

Keywords: Early childhood educational toys, attitude, product, risk, intention to buy

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi niat orang tua dalam membelikan
anaknya mainan edukatif anak usia dini dengan memperluas teori perilaku terencana sebagai dasar
penjelasannya. Metode penelitian yang digunakan merupakan survei melalui kuesioner daring dengan metode
convenience sampling kepada 262 orang tua yang memiliki anak usia 0-6 tahun yang tinggal di Indonesia.
Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis faktor eksplorasi, dan regresi berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling signifikan mempengaruhi niat orang tua untuk membeli adalah
persepsi kontrol perilaku, diikuti oleh sikap, norma subyektif, persepsi nilai uang, dan kualitas produk yang
dirasakan. Namun persepsi risiko produk tidak berpengaruh signifikan terhadap niat beli. Temuan dalam
penelitian ini akan membantu pemasar, produsen, dan distributor mainan pendidikan anak usia dini untuk
menentukan strategi yang lebih baik dalam mendekati orang tua untuk membeli produk untuk anak-anak mereka.
Selain itu, perancang mainan atau pendidik dapat menggunakan hasilnya untuk mempertimbangkan desain dan
pendekatan yang akan memuaskan orang tua sebagai pengambil keputusan. Penelitian ini terbatas pada orang
tua Indonesia, sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan untuk pasar yang lebih luas. Dengan demikian,
penelitian selanjutnya dapat menangkap kategori yang lebih beragam, variabel tambahan, dan kelompok sosial.

Kata kunci: Alat permainan edukatif anak, sikap, produk, risiko, minat beli
162 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 161 – 176

INTRODUCTION materials, goals, and characteristics to provide


learning for children as the medium to achieve
Early childhood (0-6 years) is a critical and
the development value goals. Thus, children
the most decisive phase to form a person's
use different toys to learn various skills.
character or personality. Intelligence
However, parents are the decision-makers
development almost entirely occurs at the age
of which type of toys the children will play
of under five years with an additional year of
with. Educational toys are one of the options for
potential language development (The Science
parents to provide high-quality tools for their
of Early Childhood Development, 2007).
children. Factors affecting the decision-making
Education, which is applied in the early
process are perception, interpretation,
childhood ages, is an essential foundation for
perceived, norm, and attitude. These include the
the whole personality development of the child
external aspects that give stimuli to the
until they grow up. The early education phase
decision-makers. Some factors that affect
should build children's self-awareness,
parents' decision-making process in buying
problem-solving skills, extrapersonal skills,
children’s toys are educational, emotional,
and physical growth.
informational, price, and demographic factors
Playing can support early childhood
(Kurdi, 2008).
education during the child's growth and
Previous studies of parents' decision-
development process. Playing is an activity that
making process and toys-related subjects have
stimulates the child's abilities to help them
been conducted in many places with different
grow and develop optimally. Children that play
contexts. Parents’ intention to enroll their
can fulfill their development goals in motor
children in a child care program in China shows
skills, cognitive, language, creativity,
a high correlation with positive attitudes and
emotional, social, values, and attitudes to life
perceived product quality towards child care
(Moeslicatoen, 2006). These goals are equally
services (Wang et al., 2021). The toys-related
important for their growth to optimize during
subject was studied in China for smart toys that
the development stage. Children can fulfill
analyzed the impact of product innovation and
these development goals by learning through
perceived values on willingness to buy (Zhanga
playing with toys, which they are happily
et al., 2020). Another study was conducted in
volunteered to play with (Tedjasaputra, 2001).
the USA to understand the factors and
Toys can stimulate children's learning
preferences of parents’ to choose children’s
development to explore and know their
toys (Richards et al., 2020). The same has been
surroundings. Educational Toys is one of the
studied in Indonesia for general perceptions and
medium/equipment for children to play with
factors that influence parents' decision-making
that contains the educational value to develop
process to buy their child toys (Ulfa &
children's abilities (Direktorat PADU, 2003).
Djamaludin, 2016). Although previous studies
The toys should be made with specific
had investigated the intention to buy children’s
Achelia dkk, Factors influencing parent’s intention to buy early childhood educational toys 163

toys, the perceived value for money was not predetermined purpose. Toys are learning
considered as an influencing factor, leaving it facilities that represent a certain function
as a gap. or form of an object like a human body
This research intends to understand the anatomy model. It contains an educational
decision-making process of parents’ choice of value to develop all aspects of children's
educational toys for their children with the abilities, both from the surrounding
extended the Theory of Planned Behavior. The environment (nature) and purchased
theory of Planned Behavior can predict products (Ariesta, 2009). In addition,
behavioral intentions, but there is room to educational toys are related to educational
enhance conceptually or operationally on game activities in which children take
consumers' predictive behavior by adding other actions to utilize the given tools or interact
relevant external factors (Rivis & Sheeran, with the surroundings such as color mixing
2003). Hence, the research extends the main experiments, role-playing activities, etc.
theory with adding perceived product quality, (Yunanto et al., 2004). The characteristics
perceived product risk, and perceived value for of educational toys are (1) can be used in
money that influence the intention to buy. various ways, meaning that it can be
Studies focusing on early childhood toys were played with various purposes, benefits,
relatively limited. This research attempts to fill and various forms; (2) made for primarily
the gap by using theory of planned behavior pre-school age children and serves to
with extended variable as aforementioned develop various aspects of children's
above. Thus, this study attempts to answer the intelligence and motoric development; (3)
following research question: What is the most In safety terms, it is very important both in
influencing factor that affects the Indonesian terms of shape and use of paint; (4) make
parents’ intention to buy early childhood children actively involved; (5)
educational toys? This research contributes to constructive. (Tedjasaputra, 2001)
the existing literature related to consumer Although every educational toy has its
behavior, especially parents who have children. purpose to develop an aspect of children's
Also, this paper will provide managerial development, one educational toy may
implications for business practices in toy improve more than one aspect of
industries. development.
2. Theory of planned behavior
LITERATURE REVIEW Understanding the parent’s behavior
1. Toddler toys or early childhood in choosing and buying educational toys is
educational toys an important aspect leading to their
Educational toys are anything that can intention to buy. Theory of Planned
be used as a game tool with a Behavior (TPB) is a conceptual framework
164 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 161 – 176

studies of human behavior (Ajzen, 2002). al., 1999). Therefore, the first hypothesis is
This theory assumes that volitional control proposed as follows.
is the factor that influences most human H1: Attitudes towards giving
behaviors (Fishbein & Ajzen, 1975). educational toys positively influence
Theory of Planned Behavior dictates that parents’ intention to buy.
intention is shaped by attitudes, subjective 4. Subjective norms
norms, and perceived behavioral control to Subjective norm is part of the Theory
perform a behavior (Ajzen, 1991). Attitude of Planned Behavior that will be defined,
is influenced by desirability perceptions of in this research, as external factors that
adopting a behavior, which is based on affect parents’ behavior.
their beliefs of the outcomes (Armitage & Subjective norm is defined as “the
Conner, 2001), subjective norms are the perception of a person thought and opinion
social pressure that moves an individual to of the individual’s action and decision
do something (Ajzen, 1991), and making” (Kamalul et al., 2021). This
perceived behavioral control is how they external perspective will help people to
control their capability of implementing a convince themselves when making a
behavior (Wu et al., 2015). In short, the buying decision (Wu et al., 2015). The
attitudes, subjective norms, and perceived external factors could be referrals or
behavior control as in the Theory of suggestions from friends, family,
Planned Behavior are certainly influencing professionals, and many more. The
the parents’ intention to buy educational hypothesis suggests that the subjective
toys for their children. norm will have a positive influence on
3. Attitudes towards giving educational parents’ intention to buy early childhood
toys educational toys.
Attitude is “an individual’s positive H2: Subjective norms towards
or negative feelings about performing the educational toys positively influence
target behavior” (Kamalul et al., 2021). parents’ intention to buy.
According to the Theory of Planned 5. Perceived behavior control
Behavior (Ajzen, 1991), parents’ attitude Referring to the theory of Planned
influences their behavioral intention to Behavior, the perceived behavioral control
finally take action in buying educational in this study is the parents’ ability to
toys. In this study, the attitude is defined as control the opportunities to buy
the parents’ desirability attitude regarding educational toys with some factors such as
the likely outcome. Giving educational flexibility of money, time, and knowledge.
toys to children might then be tied to more Therefore, the more the parents can control
general parenting orientations (Laczniak et their buying decision, the more likely they
Achelia dkk, Factors influencing parent’s intention to buy early childhood educational toys 165

will do the behavior. The third hypothesis suffer losses caused by the products or
is proposed below. services (Lim, 2003). Every product
H3: Perceived behavioral control contains risks because it holds a negative
positively influences parents’ intention to impact, so consumers only choose
buy. products with less risk than the others. The
6. Perceived product quality risk in this research is defined as negative
Every parent certainly wants to factors that cause uncertainty to parents
provide the best education or tools for their when making decisions to buy educational
children’s development so the perceived toys. As parents are the decision-makers in
product quality of educational toys purchasing children’s toys, they will
matters. Perceived product quality has measure the risk of a product and avoid
been acknowledged as the push factor of them since they will give the product to
product intentions (Brady et al., 2002). their child (Chang & Chen, 2014;
Perceived product quality is defined as Schmiege, et al., 2009). Their perceived
“the consumer’s judgment about a product risk will affect the intention and
product’s overall excellence or behavior (Mitchell, 1999). In the studies
superiority” (Zeithaml, 1988 p.3). It has by Gao, Yang, and Jing (2020) in
many components such as performance, educational facilities for children, parents
features, reliability, conformance, design, are concerned about children’s safety. In
durability, serviceability, and aesthetics the process of decision-making of buying
(Lee and Jin, 2019). Consumers may educational toys, parents’ cognition of risk
intend to purchase products based on their might affect their behavioral intention and
current existing values (Yu & Wang, will act as a predictor of their buying
2020). Educational toys hold a positive intentions (Lu, et al., 2016). Therefore, the
perceived product quality because of the next hypothesis is proposed as follows.
impact on child developmental growth and H5: Parents’ perceived product risk of
the different outcome when children use educational toys negatively influences
educational toys and not (Tedjasaputra, parents’ intention to buy.
2001). Thus, we propose this hypothesis. 8. Perceived value for money
H4: Parents’ perceived product The educational toys for children
quality of educational toys positively contain values that are only seen or felt by
influences parents’ intention to buy. the users and buyers. This is called
7. Perceived product risk perceived value, which is defined as an
Perceived product risk is the degree to evaluation or value felt by consumers of a
which consumers believe that if they product based on their perceptions of what
purchase products or services, they may they receive and what they are given
166 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 161 – 176

(Zeithaml, 1988). This value is a unique in educational toys can influence their
construction of satisfaction and quality buying behavior towards it (Le Gall-Ely,
obtained by consumers (Oliver, 1999). The 2009). Therefore, the last hypothesis is
perceived value for money is the proposed as follows.
comparison of the benefits and costs of a H6: Perceived value for money
product (Sweeney & Soutar, 2001). towards educational toys positively
Perceived value for money also applies to influences parents’ intention to buy.
the conditions when parents are evaluating
Based on the literature and hypotheses, the
educational toys. Parents’ value of money
research model can be described in Figure 1.

Figure 1. Research model

survey was filled by Indonesian parents as the


RESEARCH METHODOLOGY
decision makers to buy the toys. The total
The primary data was collected through an population of 0-6 years old children is 30.83
online survey from July to August 2022. The millions (Databooks, 2021), which assumes
sampling method is through convenience parents have 2 children, so the parents
sampling to parents who have 0-6 years old population is 15.41 millions. The sampling size
children and know about educational toys in is 262 samples based on the Sample Size
Indonesia. The online survey was distributed to method with margin of error 6.06% and
several chat groups, social media, and mailing confidence level 95%.
lists. As the goal of this research is to The survey consists of 27 questions, but 1
understand the intention to buy towards early question was deleted. The questions were
childhood educational toys in Indonesia, the adapted from the previous literature as per
Achelia dkk, Factors influencing parent’s intention to buy early childhood educational toys 167

Table 3. Since the items originated in English RESULTS AND DISCUSSION


but the survey was conducted in the Indonesian
1. Descriptive statistics
market, a translation-back translation
Total respondents were 262 with 27
procedure was done to ensure the validity of
invalid samples, Table 1 shows the
each item. In the initial development, the survey
background of the number of children,
was distributed to 8 parents to gather feedback
financial income, and educational toy
on wording and logical understanding of each
purchasing price range. Descriptive
item. Based on this initial evaluation, the
analysis indicating the correlation of seven
questionnaire was modified without changing
variables is shown in Table 2. In this study,
the purpose of the item. All the items were
the correlation between variables ranged
measured with a 5-points Likert scale.
from 0.156 to 0.576. The highest
Statistical package SPSS 28 was used for
correlation is between attitude with
statistical analysis. First, descriptive analysis
intention to buy and perceived behavioral
using mean value and standard deviation was
control with intention to buy, with the
conducted to validate the significance of
same number of correlation coefficient
general data. Second, exploratory factor
0.576. All the correlation coefficients had
analysis (EFA) was done to confirm the data's
p<0.001 (two-tailed), which means a
reliability. Lastly, the analysis is using multiple
positive association between variables and
regression to understand which independent
intention to buy. Thus, the data can be used
variables influence the dependent variable.
for analysis.
Table 1. Respondents profile

Background Variables Category Frequency (%) Cumulative Percent

Number of children 1 136 51.9 51.9


2 90 34.4 86.3
3 30 11.5 97.7
4 6 2.3 100.0
262 100.0

Annual household income Under 4 million rupiah 11 4.2 4.2

4 - 7 million rupiah 50 19.1 69.5


8 - 12 million rupiah 80 30.5 100.0
12 - 20 million rupiah 86 32.8 50.4
More than 20 million rupiah 35 13.4 17.6
262 100.0

Price preference of Under 100 thousand rupiah 25 9.5 78.2


educational toys 100 - 250 thousand rupiah 47 17.9 97.3
250 - 500 thousand rupiah 7 2.7 100.0
More than 500 thousand rupiah 3 1.1 79.4
262 100.0

Source: Internal data processing


168 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 161 – 176

Table 2. Correlations of variables, means, and standard deviations

No Construct Mean SD 1 2 3 4 5 6

1. Attitude 4.4151 0.58697 - - - - - -


2. Subjective norms 3.9109 0.63117 0.467 - - - - -
3. Perceived behavioral control 4.4237 0.57615 0.515 0.516 - - - -
4. Perceived value for money 3.6807 0.65654 0.245 0.350 0.232 - - -
5. Perceived product quality 3.8626 0.66969 0.375 0.366 0.391 0.206 - -
6. Perceived product risk 4.0210 0.66490 0.303 0.295 0.292 0.228 0.156 -
7. Intention to buy 4.2013 0.66506 0.576 0.524 0.576 0.391 0.425 0.275

Source: Internal data processing


2. Factor analysis factor loading (Hair et al, 2014). The study
Exploratory factor analysis (EFA) used six factors as the main aspects of
was performed to confirm the correctness intention to buy. The resulting score of
of the research model construction factor loading is 0.540 to 0.826 which was
affiliated with the identified variables relatively large because it is higher than
(Akturan & Tezcan, 2012). To measure the minimum acceptable measure of 0.5.
sample adequacy, the p-value must be Furthermore, the assessment was carried
<0.05 as in Bartlett’s Test of Sphericity out to understand the internal consistency
and criteria must be >0.5 in Kaiser-Meyer– using Cronbach’s alpha. The calculation
Olkin (KMO) (Malhotra, 2020). The result implies a significantly high value of
calculation of EFA is the KMO score of Cronbach’s alpha ranging from 0.649 to
0.867, Bartlett’s test value of 3,588.405, 0.893 because the threshold is above 0.60
and a significance level of 0.00 (p-value < (Malhotra, 2010). The detail factor loading
0.05). These indicators mean that the data and Cronbach’s alpha of each variable are
can be used for further calculation. presented in Table 3. Based on this
The score of factor loading was used analysis, the variables in this study are
to measure convergent validity by setting valid and reliable.
a threshold of 0.5 to identify significant
Table 3. Measurements of scale

Construct Statements References Factor


loadings

Attitude Att1: It’s a good choice to give educational toys to my children Adapted from 0.826
toward giving Att2: It’s a sensible decision to give educational toys to my children Wang et al. 0.813
educational Att3: I’m in favor of giving educational toys to my children. (2021) 0.778
toys Att4: I think it’s necessary to give educational toys to my children 0.748
(Cronbach’s
� = 0.893)
Achelia dkk, Factors influencing parent’s intention to buy early childhood educational toys 169

Subjective Nor1: Other parents around me give their children educational toys. Adapted from 0.644
norms Nor2: My friends / colleagues / neighbors give their children educational toys Wang et al. 0.752
(Cronbach’s Nor3: Those who have an important influence on me (such as my trusted (2021) 0.785
� = 0.852) friends) think that I should give their children educational toys.
Nor4: The people I respect think I should give their children educational toys. 0.698
Nor5: Most urban parents give their children educational toys 0.688
Nor6: The people I will consult (e.g. professionals, teacher, other experienced 0.540
people, etc.) think that I should give their children educational toys

Perceived Con1: It’s up to me to give educational toys for my children. Adapted from 0.557
Behavioral Con2: If I want to give my children educational toys, I am confident that I can Wang et al. 0.763
Control find suitable educational toys for my children (2021)
(Cronbach’s Con3: My family resources (e.g. money, time) allow me to give my children 0.699
� = 0.779) educational toys

Perceived Qua1: Generally speaking, I think most of the educational toys for children in Adapted from 0.786
Product consuming markets have satisfactory quality. Wang et al.
Quality Qua2: Educational toys for children in consuming markets can ensure the (2021) 0.824
(Cronbach’s safety of children.
� = 0.724)

Perceived Ris1: There are potential safety risks in educational toys for children. Adapted from 0.818
Product Risk Ris2: Safety accidents may occur due to negligence on using educational toys Wang et al. 0.825
(Cronbach’s for children. (2021)
� = 0.759) Ris3: Design on educational toys for children may lead to accidental injury of 0.702
children.
Ris4: Unqualified educational toys for children may not achieve the learning 0.570
goals.

Perceived Pri1: Educational toys for children are reasonably priced. Adapted from 0.768
value for Pri2: Educational toys for children offer value for money Sweeney & 0.563
money Pri3: Educational toys for children would be economical. Soutar. 0.749
(Cronbach’s (2001)
𝞪 = 0.649)

Intention to Int1: I will give my children educational toys in the near future. Adapted from 0.721
buy Int2: I’m likely to give my children educational toys. Wang et al. 0.709
(Cronbach’s Int3: I have a plan to give my children educational toys (2021) 0.679
� = 0.880) Int4: I will recommend my friends to give children educational toys 0.749
Source: Internal data processing

3. Multiple regression ranges from 0.610 to 0.854, which is


a. Multicollinearity testing within 0.1–1.0 (Kutner et al., 2004).
Multicollinearity is a pre-test before The VIF in this study ranges from
running regression analysis to check 1.171–1.640, which is less than 3.0 for
the correlation between independent non-existent multicollinearity
variables. The multicollinearity problems (Bhukya & Singh, 2015). In
measurement uses Variance Inflation short, this study has no
Factor (VIF) and tolerance (Hair et al., multicollinearity problems.
2014). The tolerance value in this study
170 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 161 – 176

b. Model fit testing as per Figure 2. The result shows that


The model of this study is F(6, 262) independent variables of attitude,
=45.268, p < 0.01, with adjusted R2 = subjective norms, perceived behavioral
0.504. It means that the prediction control, and perceived value for money
model was statistically significant in this study significantly influenced
and the independent variables can parents' intention to buy. On the other
explain 50.4% of the total variance of hand, the independent variables of
the dependent variable. The study perceived product quality and
checked autocorrelation using the perceived product risk are not
Durbin Watson test with a result of significantly influencing parents'
1.961, which is between 1.5 and 2.5 intention to buy. The most influencing
for no autocorrelation (Dave & variable is the perceived behavioral
Sohani, 2019). control of parents to buy early
c. Hypothesis testing childhood educational toys with β =
Multiple regression analysis was 0.265, p < 0.05. Following that, the
performed to test the hypothesis on the most important variables are attitude (β
influence of independent variables to = 0.277, p < 0.05), perceived value for
the dependent variables. Understanding money (β = 0.183, p < 0.05), subjective
the study used the same scale, norms (β = 0.146, p < 0.05), and
standardized regression coefficients (β) perceived product quality variable (β =
were treated as parameter estimates. 0.125, p > 0.05). The least impactful
Nonetheless, the t-value were not all variable is the perceived product risk
statistically significant (p-value < 0.05) variable (β = 0.010, p > 0.05).

Notes: *p < 0.05; (n.s) = not significant


Figure 2 Path analysis result
Source: Internal data processing
Achelia dkk, Factors influencing parent’s intention to buy early childhood educational toys 171

Table 4. Path coefficients and their significance

Hypothesis Path Coefficient Beta Sig. Inference

H1 ATT → INT 0.277 0.000 Supported

H2 NOR → INT 0.146 0.009 Supported

H3 CON → INT 0.265 0.000 Supported

H4 QUA → INT 0.125 0.012 Supported

H5 RIS → INT 0.010 0.837 Not supported

H6 PRI → INT 0.183 0.000 Supported


Source: Internal data processing

Discussion important role in purchasing this product.


As the research seeks to understand the Therefore, it would be a great decision if
influencing factors of parents' intention as business actors carry out marketing strategies
decision-makers to buy early childhood that involve the parents in an event or give them
educational toys in Indonesia, the result shows product trials. Regular research and
that attitude, subjective norms, perceived development regarding parents’ insight and
behavioral control, perceived value for money value also need to be carried out regularly, so
and perceived product quality had significant that the products that will be produced truly
effects on parents’ intention to buy (p < 0.05). answer the consumers' needs, and are aligned
The results of this study can also be an insight with their discretion, capability, availability,
to help early childhood educational toys and affordability.
business actors in Indonesia to take strategic Second, attitude provides a high effect on
steps when developing their products and parents' intention to buy educational toys (β =
related businesses. 0.277, p < 0.05). This confirmed the Theory of
First, the factor that has the highest effect Planned Behavior by Ajzen (1991) in which the
on parents’ intention to buy is perceived perceived behavior control and attitude are
behavioral control (β = 0.265, p < 0.05). In this influencing parents’ intention to buy early
study, perceived behavioral control measured childhood educational toys for their children.
parents' perception of their discretion, The results of the study show that giving
capability, availability, and affordability in educational toys to children is a proper and
buying educational toys. This is aligned with reasonable decision for parents. Also, the
prior research that parents are more likely to parents have a positive view towards
purchase a certain product if they can control educational toys and think that providing
the resources and decision-making processes educational toys is essential for children. This
(Grogan, 2012). This also affects the business positive result on attitude can make parents
actors, where parents' involvement plays an more likely to have the intention to buy
172 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 161 – 176

educational toys for their children (Scopelliti & environments (e.g., friends / colleagues /
Musatti, 2013). Therefore, business actors do neighbors), and respected people. The peer
not have to worry about the image and attitude approach can be done as a marketing strategy,
that parents have toward the early childhood where business actors can apply referral and
educational toys industry and products. testimonial strategies for consumers to invite
Third, the result revealed that the other new potential consumers to buy the
perceived value for money positively products. Testimonials from satisfied users and
influenced parents’ intention to buy (β = 0.183, credible influencers about their personal
p < 0.05). This factor defines parents’ monetary experience or opinion of the product can
worth perception as well as the comparison of strongly influence parents’ purchase of the
the benefit and the cost of educational toys educational toys, and confirm their decision in
(Sweeney & Soutar, 2001). Based on the results buying. It can be a message strategy that
of this study, it is necessary for business actors significantly influences their behavior and
to conduct research on the needs and demands encourages them to try the product (Federal
of parents regarding the affordability of Trade Commission, 2009).
educational toys. Price is always the Lastly, perceived product quality is the
determining factor of consumer behavior least influencing factor in parents’ intention to
(Becker et al., 2018), and affordability is also buy educational toys (β = 0.125, p < 0.05).
important for parents when deciding to Choosing educational toys requires careful
purchase educational toys (Wang et. al., 2021). consideration of quality and safety. This
The price given should not be less or more than becomes parents’ concern because educational
the price range that can be purchased, because toys are proven and known to give positive
it can affect the consumer's perceived product developmental growth to children
risk. (Tedjasaputra, 2001) so it needs to have good
Fourth, subjective norms are positively quality to deliver a good development result.
and significantly associated with the parents’ The quality and safety standards should also
intention to buy educational toys (β = 0.146, p comply nationally and internationally
< 0.05). Subjective norms represent that the (Kemenperin, 2014). Understanding that the
behavioral intention of consumers is influenced quality and the safety of educational toys both
by the social pressure from their peers have a standard that is not arbitrary, perceived
(Schepers & Wetzels, 2007). Trustworthy product quality shows a positive relationship
significant others might confirm parents in towards parents’ intention to buy educational
making a reliable decision. The study shows toys as per the initial hypothesis. This factor
that the most impactful peers in parents' might have a low impact because parents feel
decision-making process on buying educational that the current educational toys option in the
toys are those living closest (e.g., trusted market has satisfactory quality and safety for
friends, family), people in the surrounding children.
Achelia dkk, Factors influencing parent’s intention to buy early childhood educational toys 173

However, our study discovered that the with the hypothesis predicted at the beginning,
perceived product risk is not significantly that the variables of attitude, subjective norms,
related to parents’ intention to buy (β = 0.010, perceived behavioral control, perceived value
p < 0.05), it does not affect parents' decision- for money and perceived product quality all
making process in buying educational toys. The positively influence parents' intention to buy,
results of this study are quite similar to the yet perceived product risk is not a significant
study conducted by Wang et al. (2021) in their factor that influence parents' intention to buy
journal regarding parents' intention to use towards early childhood educational toys.
childcare services that perceived product risk
Limitations & Recommendations For
was not a significant predictor of their
Future Research
intention. The perception of safety might be
This current research has several
covered by the national and international safety
limitations that could provide some suggestions
standards in children's toys (Kemenperin, 2014)
for future research. The data for this research
because all toys in the market should have had
was collected from parents who lived in big
this standardization. Therefore, it is also
cities in Indonesia such as Jakarta, Bogor,
important for business actors to register their
Depok, and Tangerang area using the
toy products nationally or internationally
convenience sampling method. Future
following the standard regulations, so the
extended research using more extensive or
product will have a credibility value, and the
different groups of respondents and/or
parents will directly believe that the quality is
interviews is recommended to enhance
up to standard.
generalizability findings.
Second, the current sample does not
CONCLUSION
adequately represent parents' intentions toward
This study was conducted to understand the educational toys market. It is important to
the factors that influence Indonesian parents’ investigate in more detail about the educational
intention to buy early childhood educational toy market, social-economic status, parents'
toys. Quantitative causality methods using the education level, preferred type of toys, and
Research Model are expected to provide a behavior among families in different cities.
complete picture of the factors affecting Lastly, the current study is mainly based
consumers intention to buy. on the parental perspective and not having other
Based on these results, it can be concluded perspectives from different social groups (e.g.,
that the factors that have a major influence on education experts, toy designers, policy-
parents' intention to buy are perceived makers, etc). For the next step, future research
behavioral control, attitude, perceived value for can take a toy business/company to examine
money, subjective norms and perceived product their viewpoints on educational toys and their
quality. The results of the study are quite align perspective. Despite the limitations, the results
174 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 161 – 176

of the study give important implications that Psychology, 40(4), 471-499.


https://doi.org/10.1348/014466601164939
parents tend to buy educational toys when they
Becker, S. J., Helseth, S. A., Frank, H. E., Escobar,
have more positive attitudes toward them. In K. I., & Weeks, B. J. (n.d.). Parent
addition, parents will show a positive attitude preferences and experiences with
psychological treatment: Results from a
towards educational toys when they perceive direct-to-consumer survey using the
the quality and purpose of using educational marketing mix framework. Professional
Psychology: Research and Practice, 49(2),
toys. 167–176.
https://doi.org/10.1037/pro0000186
REFERENCES Bhukya, R., & Singh, S. (2015). The effect of
perceived product risk dimensions on
Ajzen, I. (n.d.). The theory of planned behavior: purchase intention: An empirical evidence
Reactions and reflections. Psychology & from Indian private labels market. American
Health, 26(9), 1113-1127. Journal of Business, 30(4), 218-230.
https://doi.org/10.1080/08870446.2011.613 https://doi.org/10.1108/AJB-10-2014-0055
995 Brady, M. K., Cronin, J. J., & Brand, R. R. (2002).
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Performance-only measurement of service
Organizational Behavior and Human quality: A replication and extension. Journal
Decision Processes, 50(2), 179-211. of Business Research, 55(1), 17-31.
https://doi.org/10.1016/0749- https://doi.org/10.1016/S0148-
5978(91)90020-T 2963(00)00171-5
Ajzen, I. (2001). Nature and operation of attitudes. Center on the developing child at Harvard
Annual Review of Psychology, 52(1), 27-58. University. (2007). Retrieved June 7, 2022,
https://doi.org/10.1146/annurev.psych.52.1. from www.developingchild.harvard.edu
27 Chang, C. H., & Chen, Y. S. (2014). Managing
Ajzen, I. (2002). Perceived behavioral control, self- green brand equity: The perspective of
efficacy, locus of control, and the theory of perceived risk theory. Quality & Quantity,
planned behavior. Journal of Applied Social 48(3), 1753-1768.
Psychology, 32(4), 665-683. https://doi.org/10.1007/s11135-013-9872-y
https://doi.org/10.1111/j.1559- Databoks. (2021). Anak Usia Dini di Indonesia
1816.2002.tb00236.x Capai 30,83 Juta pada 2021 | Databoks.
Akturan, U., & Tezcan, N. (n.d.). Mobile banking Katadata. Retrieved June 12, 2022, from
adoption of the youth market: Perceptions https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2
and intentions. Marketing Intelligence & 021/12/15/anak-usia-dini-di-indonesia-
Planning, 30(4), 444-459. capai-3083-juta-pada-2021
https://doi.org/10.1108/0263450121123192 Dave, Y., & Sohani, N. (n.d.). Improving
8 productivity through lean practices in central
Angulo, A. M., & Gil, J. M. (2007). Risk perception India-based manufacturing industries.
and consumer willingness to pay for certified International Journal of Lean Six Sigma,
beef in Spain. Food Quality and Preference, 10(2), 601-621.
18(8), 1106-1117. https://doi.org/10.1108/IJLSS-10-2017-0115
https://doi.org/10.1016/j.foodqual.2007.05.0 Direktorat PADU. (2003). Alat permainan edukatif
08 untuk kelompok bermain. Jakarta:
Ariesta, R. (2009). Alat permainan edukatif Depdiknas.
lingkungan sekitar untuk anak usia 0-1 tahun Federal Trade Commission. (n.d.). Guides
(Sopandi ed.). Bandung: Sandiarta Sukses. concerning the use of endorsements and
Armitage, C. J., & Conner, M. (2001). Efficacy of testimonials in advertising.
the theory of planned behaviour: A meta- www.ftc.gov/sites/default/files/attachments/
analytic review. British Journal of Social press-releases/ftc-publishesfinal-guides-
governing-endorsements-
Achelia dkk, Factors influencing parent’s intention to buy early childhood educational toys 175

testimonials/091005revisedendorsementguid Business Research, 10(4).


es.pdf 10.5539/ibr.v10n4p104
Fishbein, M. A., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, Kutner, M., Nachtsheim, C., & Neter, J. (2004).
intention and behaviour: An introduction to Applied linear regression models (4th ed.).
theory and research. Reading, MA: Addison- McGraw Hill.
Wesley. Laczniak, R.N., Carlson, L., & Walsh, A. Exploring
Gan, C., & Wang, W. (2017). The influence of the antecedents of mothers' attitudes toward
perceived value on purchase intention in the FCC's policy statement on toy-based
social commerce context. Internet Research. programming. Journal of Marketing Theory
https://doi.org/10.1108/IntR-06-2016-0164 and Practice, 7(4), 59-69
Grogan, K. E. (2012). Parents' choice of pre- Le Gall-Ely, M. (2009). Definition, measurement
kindergarten: The interaction of parent, child and determinants of the consumer’s
and contextual factors. Early Child willingness to pay: a critical synthesis and
Development and Care, 182(10), 1265–1287. avenues for further research. Recherche et
https://doi.org/10.1080/03004430.2011.608 Applications en Marketing (English Edition).
127 24(2), 91-112. https://doi.org/10.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, 1177/205157070902400205.
R. E. (n.d.). Multivariate data analysis (7th Lee, J.-Y. and Jin, C.-H. (2019). The Role of Ethical
ed.). Pearson Education: Harlow. Marketing Issues in Consumer-Brand
Kamalul, A.S., Rahman, M.F.R.A., Muhammad, Relationship. Sustainability 2019, 11, 6536.
A.M., & Qi, Z. (2021).  Understanding the https://doi.org/10.3390/su11236536
consumer’s intention to use the e-wallet Lim, N. (2003). Consumers' perceived risk: sources
services. Spanish Journal of Marketing - versus consequences. Electronic Commerce
ESIC, 25(3), 446-461. DOI:10.1108/SJME- Research and Applications, 2(3), 216-228
07-2021-0138 Lin, C. (2003). The role of customer perceived value
Kassim, A.W.M., Igau, O.A., Harun, A., & in generating customer satisfaction: An e-
Tahajuddin, S. (2014). Mediating effect of business perspective. Journal of Research in
customer satisfaction on perceived product Marketing & Entrepreneurship, 5(1), 25-39.
quality, perceived value and their relation to Lu, C. Y., Yeh, W. J., & Chen, B. T. (2016). The
brand loyalty. International Journal of study of international students’ behavior
Research in Management & Business Studies intention for leisure participation: Using
(IJRMBS), 1(2), 13-18. perceived risk as a moderator. Journal of
Kemenperin. (2014). Petunjuk teknis pelaksanaan Quality Assurance in Hospitality & Tourism,
pemberlakuan dan pengawasan penerapan 17(2), 224-236. https://doi.org/10.1080/
standar nasional indonesia (SNI) mainan 1528008X.2015.1115267
secara wajib. Direktorat Jenderal Basis Malhotra, N. K. (2015). Essentials of marketing
Industri Manufaktur. research: A hands-on orientation (Global
https://www.bsn.go.id/uploads/download/Pe ed.). Pearson Education Limited: Harlow.
tunjuk_Teknis_pemberlakuan_penerapan_S Mitchell, V. W. (1999). Consumer perceived risk:
NI_wajib_mainan_anak_20141.pdf Conceptualisations and models. European
Kodu, S. (2013). Harga, kualitas produk dan kualitas Journal of Marketing, 33(1/2), 163-195.
pelayanan pengaruhnya terhadap keputusan https://doi.org/10.1108/0309056991024922
pembelian mobil toyota avanza. Jurnal 9
EMBA 1251, 1(3). Moeslichatoen. (2006). Metode pengajaran di taman
Koller, M., Floh, A., & Zauner, A. (2011). Further kanak-kanak. Departemen Pendidikan dan
insights into perceived value and consumer Kebudayaan.
loyalty: A “green” perspective. Psychology Oliver, R. L. (1999). Whence consumer loyalty?
& Marketing, 28, 1154-1176. Journal of Marketing, Vol 63, 33–44.
https://doi.org/10.1002/mar.20432 Omar, N.A., Alam, S.S., Aziz, N.A., & Nazri, M.A.
Kurdi, B. A. (2008). Investigating the factors (2011). Retail loyalty programs in Malaysia:
influencing parent toy purchase decisions: The relationship of equity, value,
Reasoning and consequences. International satisfaction, trust and loyalty among
176 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 161 – 176

cardholders. Journal of Business Economic https://doi.org/10.1016/S0022-


and Management, 12(2), 334. 4359(01)00041-0
Peter, J. P., & Olson, J. C. (2010). Customer Sweeney, J. C., & Soutar, G. N. (2001). Consumer
Behavior & Marketing Strategy. McGraw- perceived value: the development of a
Hill Companies. multiple item scale. J. Retail, 77(2), 203-220.
Richards, M. N., Putnick, D. L., & Bornstein, M. H. https://doi.org/10.1016/s0022-
(2020). Toy buying today: Considerations, 4359(01)00041-0.
information seeking, and thoughts about Tedjasaputra, M. S. (2001). Bermain, mainan dan
manufacturer suggested age. Journal of permainan. Gramedia Widiasarana
Applied Developmental Psychology, 68. Indonesia.
https://doi.org/10.1016/j.appdev.2020.10113 Ulfa, M., & Djamaludin, M. D. (2016). The
4 Influence of Parent’s Perception and
Rivis, A., & Sheeran, P. (2003). Descriptive norms Involvement in Purchasing Decision of Toys
as an additional predictor in the theory of For Children. Journal of Consumer Sciences,
planned behaviour: A meta-analysis. Current 01(01), 59-71. E-ISSN : 2460-8963
Psychology, 22(3), 218-223. https:// Ulfa, M., & Djamaludin, M. D. (2016). The
doi.org/10.1080/0954412989171 influence of parent’s perception and
Ruhl, C. (2021, June 29). Montessori method of involvement in purchasing decision of toys
education. Simply Psychology. Retrieved for children. Journal of Consumer Sciences,
June 5, 2022, from 1(1), 59-71.
https://www.simplypsychology.org/montess https://doi.org/10.29244/jcs.1.1.59-71
ori-method-of-education.html Wang, X., Zhang, M., Yu, Y., Hu, B., & Yang, X.
Schepers, J., & Wetzels, M. (2007). A meta-analysis (2021). Extending the theory of planned
of the technology acceptance model: behavior to examine Chinese parents’
Investigating subjective norm and intention to use child care services for
moderation effects. Information & children under age 3. Children and Youth
Management, 44(1), 90-103. Services Review, 129.
https://doi.org/10.1016/j.im.2006.10.007 https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2021.10
Schmiege, S. J., Bryan, A., & Klein, W. M. (2009). 6208
Distinctions between worry and perceived Wu, J. H., Cheng, C. M., & Cheng, P. J. (2015).
risk in the context of the theory of planned Behavioral intention toward urban ecoland
behavior. Journal of Applied Social performance assessment models using TPB
Psychology, 39(1), 95–119. tests. Journal of Business Research, 68(4),
https://doi.org/10.1111/j.1559-1 771–776.
816.2008.00431.x https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2014.11.02
The Science of Early Childhood Development. 6
(2007). Center on the Developing Child at Yunanto, S. J., Priyono, S. A., & Sipayung, T. F.
Harvard University. Retrieved June 7, 2022, (2004). Sumber belajar anak cerdas.
from www.developingchild.harvard.edu Grasindo.
Scopelliti, M., & Musatti, T. (2013). Parents’ view Zeithaml, V. A. (1988). Consumer perceptions of
of child care quality: Values, evaluations, price, quality, and value: A means-end model
and satisfaction. Journal of Child & Family and synthesis of evidence. Journal of
Studies, 22(8), 1025-1038. Marketing, 52(3), 2-22.
https://doi.org/10.1007/s10826-012-9664-3 https://doi.org/10.2307/1251446
Sweeney, J. C., & Soutar, G. N. (2001). Consumer Zhanga, F., Sun, S., Liu, C., & Chang, V. (2020).
perceived value: The development of a Consumer innovativeness, product
multiple item scale. Journal of Retailing, innovation and smart toys. Electronic
77(2), 203-220. Commerce Research and Applications, 41.
https://doi.org/10.1016/j.elerap.2020.100974
Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) hal: 177 – 198
e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863
e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

ANALISIS KEBIJAKAN OPERASIONAL PROSEDUR


REKRUTMEN DAN PELATIHAN TENAGA PEMASARAN
PADA PRODUK AGRI PADA PT. ASURANSI JASA
INDONESIA
Rudolf Lumban Batu1*, Nugroho B.Sukamdani2, Maya Dewi Diyah Maharani3
1,2,3
Magister Manajemen, Universitas Sahid, Jakarta, Indonesia.

*E-mail koresponden : rudolf.lumbanbatu@gmail.com

Diterima 16 Februari 2023, Disetujui 06 Maret 2023

Abstrak
Judul dalam penelitian ini adalah Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen Dan Pelatihan Tenaga Pemasar
Produk Agri Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia, maksud penelitian ini adalah untuk pengembangan komponen-
komponen kunci mutu prosedur rekrutmen dan pelatihan tenaga pemasar produk agri di PT. Asuransi Jasa
indonesia yang dilihat dari segi evaluasi prosedur rekrutmen dan pelatihan serta tujuan penelitian ini adalah (1)
Untuk menganalisis komponen penting dan dibutuhkan dalam pengembangan SOP dan (2) Untuk merumuskan
pengembangan dalam prosedur rekrutmen dan pelatihan tenaga pemasar produk agri di Perusahaan PT. Asuransi
Jasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Sampel populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dan untuk analisis data menggunakan
ISM. Hasil penelitian ini adalah (1) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO yang dilakukan adalah mempertahankan dan meningkatkan
sistem rekrutmen dan pelatihan yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia dan meningkatkan mutu kerja
karyawan yang sudah ada serta meningkatkan efisiensi dalam merekrut calon karyawan (2) faktor-faktor
Kebutuhan Sumberdaya Manusia sektor 1 (Autonomous) memiliki 1 faktor, (3) faktor-faktor Kendala Utama
Dimana sektor 1 (Autonomous) memiliki 2 faktor dan (4) faktor-faktor Perubahan yang dimungkinkan Dimana
sektor 1 (Autonomous) memiliki 1 faktor. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Mempertahankan kedua prosedur
eksternal dan internal karena kedua model rekrutmen dan pelatihan yang dipilih dalam rekrutmen dan pelatihan
sangat penting untuk menjaring banyak atau sedikitnya calon karyawan yang dibuthkan oleh perusahaan.

Kata Kunci: Prosedur Rekrutmen, Pelatihan Tenaga Pemasar, Kebutuhan Sumberdaya Manusia, Kendala Utama
dan faktor-faktor Perubahan.

Abstract
The title of this research is the Operational Policy on Recruitment Procedures and Training for Agri Product
Marketers at PT. Asuransi Jasa Indonesia, the purpose of this research is to develop key quality components of
recruitment procedures and training of agri product marketers at PT. Asuransi Jasa Indonesia which is seen from
the evaluation of recruitment and training procedures and the objectives of this research are (1) To analyze the
important and required components in the development of SOPs and (2) To formulate developments in the
recruitment and training procedures for agri product marketers at PT. Indonesian Service Insurance. The research
method used is descriptive research with a qualitative approach. The population sample used in this study
amounted to 5 people and for data analysis using ISM. The results of this study are (1) This strategy is made based
on the company's way of thinking, namely by taking full advantage of opportunities. The SO strategy carried out
is to maintain and improve the recruitment and training system carried out by PT. Asuransi Jasa Indonesia and
improving the quality of work of existing employees as well as increasing efficiency in recruiting prospective
employees (2) the factors for human resource needs sector 1 (Autonomous) has 1 factor, (3) the main constraint
factors where sector 1 (autonomous) has 2 factors and (4) factors Possible changes Where sector 1 (Autonomous)
has 1 factor. The conclusion in this study is to maintain both external and internal procedures because both
recruitment and training models selected in recruitment and training are very important to attract many or at least
prospective employees needed by the company.

Keywords: Recruitment Procedure, Training of Marketers, Human Resource Needs, Main Constraints and
Factors of Change.
178 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

PENDAHULUAN pelamar menunjukan bahwa mereka adalah


calon-calon yang dan harus mendaptkan tawaran-
Dalam pekerjaan sumber daya manusia ini
tawaran pekerjaan, pelamar-pelamar juga
berhubungan dengan tenaga kerja. Sumber daya
mencoba meminta organisasi agar memberikan
manusia diorganisir dan di arahkan dalam usaha
informasi guna menentukan apakah mereka akan
mencapai tujuan perusahaan pembinaan dan
bergabung denganya (Sukamdani, 2013).
pengembangan profesionalitas SDM menjadi
Kendatipun biaya-biaya rekrutmen mungkin
salah satu upaya yang tepat untuk menghadapi
saja mahal, organisasi-organisasi tidaklah selalu
dan merespon segala tantangan yang berkaitan
memandang rekrutmen secara sistematis
dengan lingkungan yang strategis. Dengan
sebagaimana hal fungsi-fungsi sumber daya
adanya konsenkuensi bahwa setiap organisasi
manusia lainnya seperti seleksi (Susanto et al,
dalam suatu perusahaan harus memiliki sumber
2021). Namun demikian, arti penting aktivitas
daya manusia yang memenuhi persyaratan batik
rekrutmen tampaknya semakin semarak dewasa
kuantitas maupun kualitas sehingga dapat
ini karena dua sebab. Pertama, mayoritas
melaksanakan tugas dan fungsinya secara
perusahaan menganggap bahwa mereka akan
professional (Arep dan Tanjung, 2018).
menghadapi kekurangan-kekurangan karyawan
Adanya pengalihan risiko pertanian kepada
yang memiliki keahlian-keahlian yang
Asuransi telah diatur di dalam Buku 1 Bab ke-X
dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan modem.
bagian kedua Kitab Undang- undang Hukum
Kedua, perampingan bisnis dan langkah-langkah
Dagang (KUHD) yang berlaku di Indonesia
penghematan biaya yang dilancarkan oleh
tanggal 1 Mei 1848 mengenai asuransi terhadap
banyak perusahaan dalam tahun-tahun terakhir
bahaya-bahaya yang mengancam hasil-hasil
telah menyebabkan anggaran-anggaran
pertanian yang belum dipaneni, tepatnya pada
rekrutmen yang semakin kecil dibandingkan
Pasal 299, Pasal 300, dan Pasal 301 KUHD
sebelumnya. Dengan demikian, para perekrut
(Sastrawidjaja, 2018).
harus mengetahui kiat-kiat baru dan lebih efektif
Peneliti menemukan rekrutmen tidak hanya
biaya dalam upaya memikat pelamar-pelamar
penting bagi organisasi saja. Rekrutmen
yang berbobot (Simon, 2014).
merupakan proses komunikasi dua arah. Pelamar-
Selanjutnya peneliti dalam menghadapi
pelamar menghendaki informasi yang akurat
perubahan yang terjadi seperti perubahan ilmu
mengenai seperti apakah rasanya bekerja di
dan teknologi yang begitu cepat dalam suatu
dalam organisasi bersangkutan.Organisasi-
perusahaan perlu diimbangi dengan
organisasi sangat menginginkan informasi yang
pengembangan keterampilan para karyawannya
akurat tentang seperti apakah pelamar-pelamar
yang menangani dan menjalankan roda
tersebut jika kelak mereka jadi diangkat
perusahaan tersebut. Penyesuaian kemampuan
pegawai.Pelamar-pelamar maupun organisasi-
untuk melakukan tugas sesuai dengan standar
organisasi saling mengirimkan sinyal-sinyal
baru, teknologi baru, dan sistem serta prosedur
tentang hubungan kepegawaian. Pelamar-
baru mendorong setiap perusahaan untuk
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 179

menyelenggarakan pelatihan demi pelatihan KAJIAN TEORI


sehingga para karyawan mempunyai kesempatan
Pengertian prosedur menurut George R.
besar untuk menyerap nilai-nilai baru agar dapat
Terry (2016:27) “prosedur adalah serangkaian
meningkatkan profesinya dalam melaksanakan
tugas yang berkaitan dan secara kronologi
tugas yang dibebankan kepadanya. Hal tersebut
berurutan dalam rangka menyelesaikan suatu
erat kaitannya pula dengan pengembangan
pekerjaan”. Pendapat lain menurut Ibnu Syamsi
karyawan yang merupakan kegiatan yang harus
(2017:66) “prosedur adalah suatu rangkaian
dilakukan perusahaan agar pengetahuan
metode yang telah menjadi pola tetap dalam
(knowledge). kemampuan (ability), dan
melakukan suatu pekerjaan yang merupakan
keterampilan (skill) mereka sesuai dengan
suatu kebutuhan”. Jadi pengertian prosedur
tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan.
adalah tata cara atau aturan yang telah disepakati
Selanjutnya tujuan penelitian ini adalah
yang dilaksanakan secara berurutan sehingga
peneliti ingin merumuskan kebijakan operational
membentuk suatu pola yang tetap dalam suatu
prosedur rekrut dan pelatihan tenaga pemasar
pekerjaan dalam rangka memberikan pelayanan
produk agri di Perusahaan PT. Asuransi Jasa
kepada orang yang membutuhkan.
Indonesia dan menemukan komponen-komponen
Tentang pengertian rekrutmen menurut T.
penting yang dibutuhkan dalam pengembangan
Hani Handoko (2017:69) “rekrutmen atau
Standar Operasional Prosedur (SOP) rekrut dan
penarikan adalah proses pencapaian dan
pelatihan tenaga pemasar produk agri di
pemikatan para calon karyawan atau pelamar
Perusahaan PT. Asuransi Jasa Indonesia.
yang mampu untuk melamar sebagai karyawan”.
Penelitian ini diharapakan dengan dilakukan
Pendapat lain dari Ambar TS (2017:168)
penelitian ini dapat menambah pengalaman,
“rekrutmen adalah proses mencari, menemukan,
wawasan keilmuan dan pengetahuan dalam
menarik para pelamar untuk menjadi pegawai
pengembangan ilmu tentang manajemen
pada dan oleh organisasi tertentu”. Selanjutnya
sumberdaya manusia dan diharapkan dengan
Ambar mendefinisikan rekrutmen sebagai
dilakukan penelitian ini dapat menjadi masukan
rangkain aktifitas mencari dan memikat pelamar
dalam bidang evaluasi proses rekrut dan pelatihan
kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian,
yang berdampak pada peningkatan kinerja
dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi
karyawan baru.
kekurangan yang diidentifikasi dalam
Selanjutnya sebagai bahan perbandingan
perencanaan kepegawaian. Ambar TS juga
antara teori dibidang Manajemen Sumber Daya
menulis pendapat Bernadin & Russel, bahwa
Manusia dengan keadaan nyata di lapangan serta
rekrutmen merupakan proses penemuan dan
menerapkan kebijakan pengelolaan tenaga
penarikan para pelamar yang tertarik dan
kerjaan terutama di bidang rekrutmen dan
memiliki kualifikasi terhadap lowongan yang
pelatihan.
dibutuhkan.
180 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

Gary Dessler (2016:90) menyatakan bahwa Selanjutnya Fiedman dan Yarbrough


rekrutmen dilakukan atas dasar analisis jabatan, (2017:4) menunjukan bahwa pelatihan adalah
karena analisis jabatan menyajikan informasi upaya pembelajaran, yang diselenggarakan oleh
tentang apa yang dibawa oleh jabatan dan organisasi (instansi pemerintah, lembaga
karakteristik manusiawi apakah yang dituntut swadaya masyarakat, perusahaan, dan lain
untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan atau
informasi uraian jabatan dan spesifikasi jabatan untuk mencapai tujuan organisasi. Moekijat
digunakan untuk memutuskan karakter orang (2017:2) menyebutkan bahwa tujuan pelatihan
yang akan direkrut dan dipekerjakan. Jadi Gary adalah untuk : 1) Mengembangkan keahlian,
Dessler mengemukakan bahwa rekrutmen adalah sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan
kegiatan penarikan untuk memperoleh orang lebih cepat dan lebih efektif; 2) Mengembangkan
yang akan mengisi jabatan, karakteristik calon pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat
pelamar, dan kualifikasi yang dituntut untuk dikerjakan secara rasional; dan 3)
mengisi jabatan. Mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan
Penarikan pegawai atau rekrutmen kemampuan kerjasama dengan teman-teman
merupakan upaya untuk memperoleh jumlah dan pegawai dan dengan pimpinan. Sedangkan Mills
jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi (2017:20) menyatakan bahwa tujuan pelatihan
kebutuhan tenaga kerja. Ambar TS (2019:171) adalah Untuk menolong peserta pelatihan agar
mengemukakan tujuan rekrutmen meliputi 1) memperoleh keterampilan, sikap, dan kebiasaan
Rekrutmen sebagai alat koordinasi soasial, 2) berfikir dengan efisien dan efektif.
Rekrutmen sebagai teknik untuk Hipotesis dalam penelitian adalah sebagai
memaksimumkan efisiensi dan 3) Rekrutmen berikut:
sebagai strategi responsitas politik. Goldstsein 1. Faktor Kebutuhan Sumberdaya Manusia
dan Gressner (2016:6) mendefinisikan pelatihan memiliki hubungan kontekstual antar
sebagai usaha sistematis untuk menguasai elemen-elemen model
keterampilan, peraturan, konsep, ataupun cara 2. Faktor Kendala Utama memiliki hubungan
berperilaku yang berdampak pada peningkatan kontekstual antar elemen-elemen model
kinerja. Selanjutnya menurut Dearden (2017:7) 3. Faktor Perubahan yang dimungkinkan
yang menyatakan bahwa pelatihan pada dasarnya memiliki hubungan kontekstual antar
meliputi proses belajar mengajar dan latihan elemen-elemen model.
bertujuan untuk mencapai tingkatan kompetensi
tertentu atau efisiensi kerja. Sebagai hasil METODE

pelatihan, peserta diharapkan mampu merespon Penelitian dilakukan di Perusahaan PT.


dengan tepat dan sesuai situasi tertentu. Asuransi Jasa Indonesia yang berlokasi di Jl.
Seringkali pelatihan dimaksudkan untuk Letjen M.T. Haryono No.Kav.61, RT.2/RW.2,
memperbaiki kinerja yang lngsung berhubungan Pancoran, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan,
dengan situasinya. Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 12780.
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 181

Selanjutnya waktu penelitian dilakukan pada Jenis Kelamin: Laki-laki


bulan Desember 2021 hingga Februari 2022. Jabatan: Branch Manager Padang
Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT d. Responden 4
dan Interpretative Structural Modeling (ISM) Nama: Hardiansyah
melalui konsultasi ahli dimasukkan sebagai Jenis Kelamin: Laki-laki
elemen tujuan, tolok ukur dan kendala dan sub- Jabatan: Branch Manager Denpasar
elemen dalam analisis ISM. Analisis ISM akan e. Responden 5
menghasilkan sub-elemen kunci dan 4 (empat) Nama: Astra Siagian
klasifikasi sub-elemen, yaitu Autonomous, Jenis Kelamin: Laki-laki
Dependent, Linkage dan Independent yang dapat Jabatan: Branch Manager Jember
dijadikan sebagai dasar analisis Analisis
Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen Dan HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan Tenaga Pemasaran Pada Produk Agri Analisis Swot


Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia. Hasil analisis diintrerpretasikan dan
Jumlah responden dalam penelitian ini dikembangkan menjadi keputusan pemilihan
berjumlah 4 orang yang berasal dari PT. Asuransi strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan.
Jasa Indonesia. Para pakar dalam penelitian ini Strategi yang dipilih biasanya hasil yang
adalah orang-orang yang memiliki peran penting memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi
dalam PT. Asuransi Jasa Indonesia. Berikut yang pilih biasanya hasil yang paling
merupakan data responden dari penelitian ini: memungkinkan (paling positif) dengan resiko
a. Responden 1 dan ancaman yang paling kecil. Alat yang dipakai
Nama: Rina Maryana untuk menyusun faktor-faktor strategis
Jenis Kelamin: Perempuan perusahaan adalah SWOT. Matriks ini dapat
Jabatan: Branch Manager Malang menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
b. Responden 2 dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
Nama: Muhammad Iqbal dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
Jenis Kelamin: Laki-laki kelemahan yang dimilkinya. Matriks ini dapat
Jabatan: Head Of Komersial menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
c. Responden 3 strategis.
Nama: Erwan Dallymartha
Tabel 1. Matriks SWOT Rekrutmen dan pelatihan Karyawan PT. Asuransi Jasa Indonesia

IFAS Strength (S) Weaknesess (W)


1. Prosedur yang berbeda 1. Prosedur internal yang digunakan
antara rekrutmen dan akan ada perpindahan karyawan
pelatihan internal dan antara unit.
eksternal. 2. Prosedur eksternal yang
2. Mengoptimalkan sumber digunakan akan mengeluarkan
daya yang ada. Lingkungan waktu dan biaya yang tidak
182 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

kerja yang kondusif. sedikit. Posisi khusus


membutuhkan waktu yang lama.
Opportunities Strategi SO Strategi WO
1. Teknologi 1. Mempertahankan kedua 1. Memperbaiki produktifitas kerja
semakin prosedur eksternal dan dan mengakatnya atau memberi
mendukung internal karena kedua model kesempatan kepada karyawan
pekerjaan HR rekrutmen dan pelatihan yang kontrak, karyawan tidak tetap,
2. Karyawan dipilih dalam rekrutmen dan dan karyawan magang untuk
berkualitas pelatihan sangat penting menjadi karyawan tetap PT.
bertahan lama. untuk menjaring banyak atau Asuransi Jasa Indonesia.
3. SDM baru yang sedikitnya calon karyawan 2. Membuka lapangan pekerja
masih fresh. yang dibuthkan oleh untuk masyarakat dalam
perusahaan mengembangkan potensi diri
2. Mengoptimalkan sumber untuk berkarir di PT. Asuransi
daya perusahaan. Sumber Jasa Indonesia serta melakukan
daya yang dimaksud yaitu pemberdayaan masyarakat
kesiapan dana dan SDM. melalui tanggung jawab sosial.
3. Memiliki lingkungan kerja 3. Mampu meningkatkan citra baik
yang kondusif agar mampu untuk meningkatkan
meningkatkan kinerja dalam kepercayaan perguruan tinggi
merekrut calon karyawan. kepada PT. Asuransi Jasa
Indonesia.
Threat (T) Strategi ST Strategi WT
1. Regulasi 1. Meningkatkan pemilihan 1. Mengusahakan pengembangan
pemerintah yang metode rekrutmen dan dan meningkatkan kualitas serta
berubah tiba-tiba pelatihan karena itu yang dapat kuantitas SDM tenaga kerja
dalam mempengaruhi jumlah yang berkompeten dibidangnya
pengelolaan karyawan yang masuk sesuai sehingga dapat memenuhi
karyawan. dengan kebutuhan yang kebutuhan SDM tenaga kerja.
2. Inovasi diperlukan oleh oleh PT. 2. Mengevaluasi kebijakan yang
kompetitor yang Asuransi Jasa Indonesia. telah ditetapkan untuk
lebih unggul. 2. Membuat peraturan yang dapat menyesuaikan kebutuhan
3. Kondisi pasar mencegah terjadinya perusahaan dalam merekrut
yang tidak stabil. pembajakan internal. pelamar kerja.
3. Melakukan promosi atau
sosialisasi yanglebih melalui
pengumuman iklan di job portal
semenarik mungkin agar dapat
menarik minat para pencari
kerja.
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Matriks SWOT menganalisis faktor ancaman yang dihadapi perusahaan untuk


internal perusahaan berupa kekuatan dan menghasilkan alternatif strategi yang akan
kelemahan yang dimilki perusahaan dan faktor dilaksanakan perusahaan. Terdapat empat
eksternal perusahaan berupa peluang dan alternatif strategi yang dapat dilakukan
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 183

berdasarkan tabel 1 mengenai strategi tersebut Strategi WO yang dihasilkan yaitu dengan
adalah sebagai berikut: memperbaiki porduktifitas kerja atau
a) Strategi SO (Strengh-Opportunity) memberi kesempatan kepada karyawan
Rekrutmen dan Pelatihan kontrak, karyawan tidak tetap dan karyawan
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan magang untuk menjadi karyawan tetap.
pikiran perusahaan, yaitu dengan Membuka lapangan pekerjaan kepada
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. masyarakat untuk berakarir dan
Strategi SO yang dilakukan adalah mengembangkan diri di PT. Asuransi Jasa
mempertahankan dan meningkatkan sistem Indonesia. Serta meningkatkan citra baik
rekrutmen dan pelatihan yang dilakukan dan mengoptimalkan saluran kerjasama
oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia dan dengan perguruan tinggi dalam mencari
meningkatkan mutu kerja karyawan yang karyawan sesuai dengan kebutuhan
sudah ada serta meningkatkan efisiensi perusahaan.
dalam merekrut calon karyawan. d) Strategi WT (Weakness-Threat)
b) Strategi ST (Strenght-Threat) Rekrutmen Rekrutmen Dan Pelatihan
Dan Pelatihan. Strategi ini didasarkan pada kegiatan
Strategi iniadalah strategi dalam yang berisifat defensif dan berusaha
menggunakan kekuatan yang dimliki meminimalkan kelemahan yang ada serta
perusahaan untuk mengatasi ancaman. menghindari ancaman. Strategi WT yang
Strategi ST yang dihasilkan adalah Pertama dihasilkan adalah menguasahakan
meningkatkan pemilihan metode rekrutmen pengembangan dan meningkatkan kualitas
dan pelatihan karena itu yang dapat serta kuantitas SDM tenaga kerja yang
mempengaruhin jumlah karyawan yang berkompeten dan mengevaluasi kebijakan
masuk sesuai dengan kebutuhan yang yang telah diterapkan untuk kebutuhan
diperlukan oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia perusahaan dalam merekrut pelamar kerja.
Syariah. Kedua, membuat peraturan yang
Analisis ISM
dapat mencegah terjadinya terjadinya
Analisis ISM dapat menyediakan keadaan
pembajakan internal. Ketiga, melakukan
yang sangat baik untuk memperoleh
promosi atau sosialisasi yang lebih melalui
keragaman dan sudut pandang berbeda
pengumuman iklan di di job portal
yang sangat kompleks (Cao, Wen et. al., 2021,
semenarik mungkin agar dapat menarik
MDD Maharani, 2021, Rimantho, Dino;
minat para pencari kerja.
Rosdiana, Hera.,2018). Elemen-elemen sistem
c) Strategi WO (Weakness-Opportunity)
disajikan dalam sebuah gambaran grafikal dari
Rekrutmen Dan Pelatihan
setiap hubungan dan tingkat hirarkinya
Strategi ini diterapkan berdasarkan
memungkinkan identifikasi hubungan antara
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
gagasan/ide dan struktur penentu dalam
meminimalkan kelemahan yang ada.
masalah yang kompleks tersebut. Hubungan
184 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

kontekstual antar elemen-elemen model tertera


pada tabel 2.
Tabel 2. Hubungan kontekstual antar elemen-elemen model.
No FAKTOR/ VARIABEL
Kebutuhan Sumberdaya Manusia
1 Rencana Strategik dan Rencana Operasional yaitu dalam memprediksi kebutuhan SDM
2 prediksi laba yang dapat diraih dengan mempergunakan jumlah dan kualitas SDM yang sudah
dimiliki oleh organisasi/perusahaan
3 kebutuhan SDM sekurang-kurangnya harus sesuai dengan kemampuan
organisasi/perusahaan membayar upah/gaji tetap sebagai bagian pembiayaan SDM
4 kebutuhan SDM dalam perencanaan SDM baik jumlah maupun kualitasnya yang disebabkan
oleh pengembangan bisnis baru dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan
5 Semakin banyak unit kerja dalam struktur organisasi maka semakin banyak dan semakin
bervariasi kualifikasi permintaan dalam perencanaan SDM
6 Kebijaksanaan manajer puncak tanpa diskriminasi dengan nilai-nilai demokratis
memungkinkan perencanaan SDM memprediksi jumlah dan kualifikasi permintaan SDM
secara akurat dan obyektif
Kendala Utama
1 Sangat penting bagi perusahaan untuk melengkapi seluruh data karyawan, seperti informasi
dasar, riwayat pekerjaan, detail gaji, dan informasi lainnya agar bisa disesuaikan dengan
kondisi karyawan saat ini
2 Menganggap Remeh Pelatihan SDM, Meluangkan waktu untuk memberi suatu pelatihan
kerja pada karyawan adalah salah satu bentuk investasi yang tentunya akan sangat berharga
untuk perusahaan
3 Gegabah dalam Merekrut Karyawan Baru, Segala bentuk proses perekrutan dan juga promosi
yang terburu-buru bisa menimbulkan berbagai jenis masalah serius bagi perusahaan
4 Pemberian Job Description yang Tidak Lengkap, Job descriptions merupakan hal penting
yang harus dijelaskan secara sungguh-sungguh kepada para kandidat yang akan melamar
maupun kepada karyawan yang sudah terpilih dalam perusahaan tersebut.
5 Menjanjikan Hal yang Tidak Sesuai, Ketika anggota HRD melakukan sesi wawancara pada
para kandidat atau calon karyawan, penawaran yang diberikan haruslah sesuai dengan apa
yang perusahaan itu tawarkan pada iklan lowongan pekerjaan
6 Kebijakan SDM yang Kurang Memadai, menganggap sepele tentang pentingnya audit SDM
di skala internal perusahaan
Perubahan yang dimungkinkan
1 Menyelaraskan Semua Proses Untuk Mendukung Dan Memperkuat Perubahan dengan
melakukan perubahan budaya kerja dibarengi dengan etos kerja
2 Membangun Kapasitas Perubahan Di Masa Depan dengan melakukan investasi di bidang
sumberdaya manusia dan banyak melibatkan pemikiran baru
3 Pemimpin upaya perubahan harus terbukti pemimpin bisnis dan proyek. Mereka harus
memiliki pemahaman mendalam tentang bisnis inti dan bagaimana mengelola biaya, jadwal,
dan kinerja upaya perubahan
4 Perubahan budaya kerja yaitu RAISE (Resourceful, Agility, Integrity, Synergy, Excellence
service) ke AKHLAK ( Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif)
5 Meningkatkan Keterlibatan Dan Kinerja Secara Keseluruhan dimulai dari manajemen puncak
sampai manajemen bawah melakukan keselarasan sesuai dengan etos kerja di organisasi
dengan menerapkan kebiasaan baru
6 Mengubah budaya kerja dan budaya organisasi yang sudah lama menjadi suatu perubahan
yang baru
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 185

Berdasarkan konsepsi tersebut, dapat tetap sebagai bagian pembiayaan SDM (E3),
dikaji elemen-elemen beserta sub-elemen (4) kebutuhan SDM dalam perencanaan SDM
sebagai berikut: baik jumlah maupun kualitasnya yang
disebabkan oleh pengembangan bisnis baru
Elemen Dari Kebutuhan Sumberdaya
dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan
Manusia
(E4), (5) Semakin banyak unit kerja dalam
Elemen kebutuhan sumberdaya manusia
struktur organisasi maka semakin banyak dan
terdiri atas enam sub-elemen, yaitu: (1)
semakin bervariasi kualifikasi permintaan
Rencana Strategik dan Rencana Operasional
dalam perencanaan SDM (E5), (6)
yaitu dalam memprediksi kebutuhan SDM
Kebijaksanaan manajer puncak tanpa
(E1), (2) prediksi laba yang dapat diraih dengan
diskriminasi dengan nilai-nilai demokratis
mempergunakan jumlah dan kualitas SDM
memungkinkan perencanaan SDM
yang sudah dimiliki oleh organisasi/perusahaan
memprediksi jumlah dan kualifikasi
(E2), (3) kebutuhan SDM sekurang-kurangnya
permintaan SDM secara akurat dan obyektif
harus sesuai dengan kemampuan
(E6).
organisasi/perusahaan membayar upah/gaji
Tabel 3. Hasil Agregasi Lima Pakar Hubungan Kontekstual
Antar Elemen Kebutuhan Sumberdaya Manusia.
No E2 E3 E4 E5 E6
E1 V V V V V
E2 A V V A
E3 V X V
E4 A O
E5 O
E6
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Setelah SSIM tersebut dibentuk, reachability matrix) seperti ditunjukkan pada


selanjutnya dikonversi dalam matrik biner 1 Tabel 4.
dan 0 menjadi matrik pencapaian awal (initial
Tabel 4. Hasil agregasi lima pakar pengolahan ISM VAXO reachibility sub-elemen
Kebutuhan Sumberdaya Manusia
No E1 E2 E3 E4 E5 E6
E1 1 1 1 1 1 1
E2 0 1 0 1 1 0
E3 0 1 1 1 1 1
E4 0 0 0 1 0 0
E5 0 0 1 1 1 0
E6 0 1 0 0 0 1
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Dalam metode ISM tahap lanjutannya kaidah transitivity hingga dihasilkan matrik
dilakukan revisi terhadap SSIM dengan pencapaian akhir (final reachability matrix)
186 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

yang ditunjukkan pada Tabel 4 Dari final Sumberdaya Manusia. Konsistensi pendapat
reachability matrix dapat ditentukan tingkat pakar sebesar 94 persen (> 80 persen)
dependency (ketergantungan) dan driver maknanya bahwa hasil pendapat pakar dinilai
power (daya pendorong) elemen Kebutuhan baik.
Tabel 5. Hasil agregasi lima pakar reachability matriks final dari elemen
Kebutuhan Sumberdaya Manusia
No E1 E2 E3 E4 E5 E6 Driver Power
E1 1 1 1 1 1 1 6
E2 0 1 0 1 1 0 3
E3 0 1 1 1 1 1 5
E4 0 0 0 1 0 0 1
E5 0 0 1 1 1 0 3
E6 0 1 0 0 0 1 2
Dependence 1 4 3 5 4 3
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Hasil pengolahan ISM menunjukkan Rencana Strategik dan Rencana Operasional


bahwa dapat diketahui sub-elemen sesuai yaitu dalam memprediksi kebutuhan SDM
dengan urutan ranking paling tinggi yaitu (E1) sebagai faktor kunci keberhasilan.

Gambar 1. Hubungan driver power dan dependence pada elemen Kebutuhan Sumberdaya Manusia
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Keterangan gambar 1: E2: Prediksi laba yang dapat diraih dengan


E1: Rencana Strategik dan Rencana mempergunakan jumlah dan kualitas SDM
Operasional yaitu dalam memprediksi yang sudah dimiliki oleh
kebutuhan SDM. organisasi/perusahaan.
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 187

E3: Kebutuhan SDM sekurang-kurangnya memprediksi jumlah dan kualifikasi


harus sesuai dengan kemampuan permintaan SDM secara akurat dan
organisasi/perusahaan membayar obyektif.
upah/gaji tetap sebagai bagian pembiayaan
Gambar 1 juga menunjukkan bahwa
SDM.
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui
E4: Kebutuhan SDM dalam perencanaan SDM
bahwa dari 6 faktor-faktor Kebutuhan
baik jumlah maupun kualitasnya yang
Sumberdaya Manusia, klasifikasi sub-elemen
disebabkan oleh pengembangan bisnis
yang memenuhi syarat masuk dari 4 sektor
baru dilingkungan sebuah
yang dimana dari 6 faktor terbagi kesemua
organisasi/perusahaan.
sektor. Dimana sektor 1 (Autonomous)
E5: Semakin banyak unit kerja dalam struktur
memiliki 1 faktor, sektor 2 (Dependent)
organisasi maka semakin banyak dan
memiliki 4 faktor, sektor 3 (Linkages)
semakin bervariasi kualifikasi permintaan
memiliki 0 faktor, dan sektor 4 (Independent)
dalam perencanaan SDM.
memiliki 1 faktor. Pembahasan tingkat
E6: Kebijaksanaan manajer puncak tanpa
kepentingan pada sub-elemen tujuan terpapar
diskriminasi dengan nilai-nilai demokratis
pada Gambar 2.
memungkinkan perencanaan SDM

Gambar 2. Diagram model struktur hirarki sub elemen Kebutuhan Sumberdaya Manusia
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Keterangan gambar 2: E2: Prediksi laba yang dapat diraih dengan


E1: Rencana Strategik dan Rencana mempergunakan jumlah dan kualitas SDM
Operasional yaitu dalam memprediksi yang sudah dimiliki oleh
kebutuhan SDM. organisasi/perusahaan.
188 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

E3: Kebutuhan SDM sekurang-kurangnya Elemen dari Kendala Utama


harus sesuai dengan kemampuan Elemen kendala utama terdiri atas enam
organisasi/perusahaan membayar sub-elemen, yaitu: (1) Sangat penting bagi
upah/gaji tetap sebagai bagian pembiayaan perusahaan untuk melengkapi seluruh data
SDM. karyawan, seperti informasi dasar, riwayat
E4: Kebutuhan SDM dalam perencanaan SDM pekerjaan, detail gaji, dan informasi lainnya
baik jumlah maupun kualitasnya yang agar bisa disesuaikan dengan kondisi
disebabkan oleh pengembangan bisnis karyawan saat ini (E1), (2) Menganggap
baru dilingkungan sebuah Remeh Pelatihan SDM, Meluangkan waktu
organisasi/perusahaan. untuk memberi suatu pelatihan kerja pada
E5: Semakin banyak unit kerja dalam struktur karyawan adalah salah satu bentuk investasi
organisasi maka semakin banyak dan yang tentunya akan sangat berharga untuk
semakin bervariasi kualifikasi permintaan perusahaan (E2), (3) Gegabah dalam Merekrut
dalam perencanaan SDM. Karyawan Baru, Segala bentuk proses
E6: Kebijaksanaan manajer puncak tanpa perekrutan dan juga promosi yang terburu-
diskriminasi dengan nilai-nilai demokratis buru bisa menimbulkan berbagai jenis
memungkinkan perencanaan SDM masalah serius bagi perusahaan (E3), (4)
memprediksi jumlah dan kualifikasi Pemberian Job Description yang Tidak
permintaan SDM secara akurat dan Lengkap, Job descriptions merupakan hal
obyektif. penting yang harus dijelaskan secara sungguh-
sungguh kepada para kandidat yang akan
Berdasarkan hasil dari model ISM /
melamar maupun kepada karyawan yang
diagraph di atas, didapati hasil dari diagraph
sudah terpilih dalam perusahaan tersebut (E4),
tersebut hasil dari level partitionary yang telah
(5) Menjanjikan Hal yang Tidak Sesuai,
mengurutkan sub-elemen berdasarkan urutan
Ketika anggota HRD melakukan sesi
ranking masing-masing. Kemudian, dapat
wawancara pada para kandidat atau calon
diketahui keterkaitan yang ada pada masing-
karyawan, penawaran yang diberikan haruslah
masing sub-elemen atau faktor disimbolkan
sesuai dengan apa yang perusahaan itu
dengan anak panah, diamana sub-
tawarkan pada iklan lowongan pekerjaan (E5),
elemen/faktor di awalan anak panah mewakili
(6) Kebijakan SDM yang Kurang Memadai,
sebagai kejadian yang menyebabkan atau akar
menganggap sepele tentang pentingnya audit
faktor, sedangkan sub-elemen atau faktor yang
SDM di skala internal perusahaan (E6).
diakhir anak panah mewakili sebagai kejadian
yang merupakan akibat.
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 189

Tabel 6. Hasil agregasi lima pakar hubungan kontekstual


antar elemen Kendala Utama.
No E2 E3 E4 E5 E6
E1 A A A V A
E2 V V V V
E3 A O A
E4 O A
E5 O
E6
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Setelah SSIM tersebut dibentuk, reachability matrix) seperti ditunjukkan pada


selanjutnya dikonversi dalam matrik biner 1 Tabel 7.
dan 0 menjadi matrik pencapaian awal (initial
Tabel 7. Hasil agregasi lima pakar pengolahan ISM VAXO reachability
sub-elemen Kendala Utama
No E1 E2 E3 E4 E5 E6
E1 1 0 0 0 1 0
E2 1 1 1 1 1 1
E3 1 0 1 0 0 0
E4 1 0 1 1 0 0
E5 0 0 0 0 1 0
E6 1 0 1 1 0 1
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Dalam metode ISM tahap lanjutannya dependency (ketergantungan) dan driver


dilakukan revisi terhadap SSIM dengan power (daya pendorong) elemen Kendala
kaidah transitivity hingga dihasilkan matrik Utama. Konsistensi pendapat pakar sebesar 96
pencapaian akhir (final reachability matrix) persen (> 80 persen) maknanya bahwa hasil
yang ditunjukkan pada Tabel 4.12 Dari final pendapat pakar dinilai baik.
reachability matrix dapat ditentukan tingkat
Tabel 8. Hasil agregasi lima pakar reachability matriks final dari elemen Kendala Utama
No E1 E2 E3 E4 E5 E6 Driver Power
E1 1 0 0 0 1 0 2
E2 1 1 1 1 1 1 6
E3 1 0 1 0 0 0 2
E4 1 0 1 1 0 0 3
E5 0 0 0 0 1 0 1
E6 1 0 1 1 0 1 4
Dependence 1 3 4 4 5 1
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Hasil pengolahan ISM menunjukkan Meluangkan waktu untuk memberi suatu


bahwa dapat diketahui sub-elemen sesuai pelatihan kerja pada karyawan adalah salah
dengan urutan ranking paling tinggi yaitu sub- satu bentuk investasi yang tentunya akan
elemen Menganggap Remeh Pelatihan SDM, sangat berharga untuk perusahaan (E2),
190 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

Kebijakan SDM yang Kurang Memadai, penting yang harus dijelaskan secara sungguh-
menganggap sepele tentang pentingnya audit sungguh kepada para kandidat yang akan
SDM di skala internal perusahaan (E6) dan melamar maupun kepada karyawan yang
Pemberian Job Description yang Tidak sudah terpilih dalam perusahaan tersebut (E4)
Lengkap, Job descriptions merupakan hal sebagai faktor kunci keberhasilan.

Gambar 3. Hubungan driver power dan dependence pada elemen Kendala Utama
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Keterangan gambar 3: menimbulkan berbagai jenis masalah


E1: Sangat penting bagi perusahaan untuk serius bagi perusahaan.
melengkapi seluruh data karyawan, seperti E4: Pemberian Job Description yang Tidak
informasi dasar, riwayat pekerjaan, detail Lengkap, Job descriptions merupakan hal
gaji, dan informasi lainnya agar bisa penting yang harus dijelaskan secara
disesuaikan dengan kondisi karyawan saat sungguh-sungguh kepada para kandidat
ini. yang akan melamar maupun kepada
E2: Menganggap Remeh Pelatihan SDM, karyawan yang sudah terpilih dalam
Meluangkan waktu untuk memberi suatu perusahaan tersebut.
pelatihan kerja pada karyawan adalah E5: Menjanjikan Hal yang Tidak Sesuai, Ketika
salah satu bentuk investasi yang tentunya anggota HRD melakukan sesi wawancara
akan sangat berharga untuk perusahaan. pada para kandidat atau calon karyawan,
E3: Gegabah dalam Merekrut Karyawan Baru, penawaran yang diberikan haruslah sesuai
Segala bentuk proses perekrutan dan juga dengan apa yang perusahaan itu tawarkan
promosi yang terburu-buru bisa pada iklan lowongan pekerjaan.
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 191

E6: Kebijakan SDM yang Kurang Memadai, terbagi kesemua sektor. Dimana sektor 1
menganggap sepele tentang pentingnya (Autonomous) memiliki 3 faktor, sektor 2
audit SDM di skala internal perusahaan. (Dependent) memiliki 0 faktor, sektor 3
(Linkages) memiliki 0 faktor, dan sektor 4
Gambar 3 juga menunjukkan bahwa
(Independent) memiliki 3 faktor. Pembahasan
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui
tingkat kepentingan pada sub-elemen Kendala
bahwa dari 6 faktor-faktor Kendala Utama,
Utama terpapar pada Gambar 4.
klasifikasi sub-elemen yang memenuhi syarat
masuk dari 4 sektor yang dimana dari 6 faktor

Gambar 4. Diagram model struktur hirarki sub elemen Kendala Utama


Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Keterangan gambar 4: E3: Gegabah dalam Merekrut Karyawan Baru,


E1: Sangat penting bagi perusahaan untuk Segala bentuk proses perekrutan dan juga
melengkapi seluruh data karyawan, seperti promosi yang terburu-buru bisa
informasi dasar, riwayat pekerjaan, detail menimbulkan berbagai jenis masalah
gaji, dan informasi lainnya agar bisa serius bagi perusahaan.
disesuaikan dengan kondisi karyawan saat E4: Pemberian Job Description yang Tidak
ini. Lengkap, Job descriptions merupakan hal
E2: Menganggap Remeh Pelatihan SDM, penting yang harus dijelaskan secara
Meluangkan waktu untuk memberi suatu sungguh-sungguh kepada para kandidat
pelatihan kerja pada karyawan adalah yang akan melamar maupun kepada
salah satu bentuk investasi yang tentunya karyawan yang sudah terpilih dalam
akan sangat berharga untuk perusahaan. perusahaan tersebut.
192 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

E5: Menjanjikan Hal yang Tidak Sesuai, Ketika Menyelaraskan Semua Proses Untuk
anggota HRD melakukan sesi wawancara Mendukung Dan Memperkuat Perubahan
pada para kandidat atau calon karyawan, dengan melakukan perubahan budaya kerja
penawaran yang diberikan haruslah sesuai dibarengi dengan etos kerja (E1), (2)
dengan apa yang perusahaan itu tawarkan Membangun Kapasitas Perubahan Di Masa
pada iklan lowongan pekerjaan. Depan dengan melakukan investasi di bidang
E6: Kebijakan SDM yang Kurang Memadai, sumberdaya manusia dan banyak melibatkan
menganggap sepele tentang pentingnya pemikiran baru (E2), (3) Pemimpin upaya
audit SDM di skala internal perusahaan. perubahan harus terbukti pemimpin bisnis dan
proyek. Mereka harus memiliki pemahaman
Berdasarkan hasil dari model ISM /
mendalam tentang bisnis inti dan bagaimana
diagraph di atas, didapati hasil dari diagraph
mengelola biaya, jadwal, dan kinerja upaya
tersebut hasil dari Level Partitionary yang telah
perubahan (E3), (4 Perubahan budaya kerja
mengurutkan sub-elemen berdasarkan urutan
yaitu RAISE (Resourceful, Agility, Integrity,
ranking masing-masing. Kemudian, dapat
Synergy, Excellence service) ke AKHLAK
diketahui keterkaitan yang ada pada masing-
(Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal,
masing sub-elemen atau faktor disimbolkan
Adaptif, Kolaboratif) (E4), (5) Meningkatkan
dengan anak panah, diamana sub-
Keterlibatan Dan Kinerja Secara Keseluruhan
elemen/faktor di awalan anak panah mewakili
dimulai dari manajemen puncak sampai
sebagai kejadian yang menyebabkan atau akar
manajemen bawah melakukan keselarasan
faktor, sedangkan sub-elemen atau faktor yang
sesuai dengan etos kerja di organisasi dengan
diakhir anak panah mewakili sebagai kejadian
menerapkan kebiasaan baru (E5), (6) T
yang merupakan akibat.
Mengubah budaya kerja dan budaya
Elemen dari Perubahan yang dimungkinkan organisasi yang sudah lama menjadi suatu
Elemen perubahan yang dimungkinkan perubahan yang baru (E6).
terdiri atas lima sub-elemen, yaitu: (1)
Tabel 9. Hasil agregasi lima pakar hubungan kontekstual antar elemen
Perubahan yang dimungkinkan
No E2 E3 E4 E5 E6
E1 V V V V V
E2 A V V A
E3 V X V
E4 A O
E5 O
E6
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Setelah SSIM tersebut dibentuk, reachability matrix) seperti ditunjukkan pada


selanjutnya dikonversi dalam matrik biner 1 Tabel 10.
dan 0 menjadi matrik pencapaian awal (initial
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 193

Tabel 10. Hasil agregasi lima pakar pengolahan ISM VAXO reachability
sub-elemen Perubahan yang dimungkinkan.
No E1 E2 E3 E4 E5 E6
E1 1 1 1 1 1 1
E2 0 1 0 1 1 0
E3 0 1 1 1 1 1
E4 0 0 0 1 0 0
E5 0 0 1 1 1 0
E6 0 1 0 0 0 1
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Dalam metode ISM tahap lanjutannya dependency (ketergantungan) dan driver


dilakukan revisi terhadap SSIM dengan power (daya pendorong) elemen Perubahan
kaidah transitivity hingga dihasilkan matrik yang dimungkinkan. Konsistensi pendapat
pencapaian akhir (final reachability matrix) pakar sebesar 97 persen (> 80 persen)
yang ditunjukkan pada Tabel 4.15 Dari final maknanya bahwa hasil pendapat pakar dinilai
reachability matrix dapat ditentukan tingkat baik.
Tabel 11. Hasil agregasi lima pakar reachability matriks final dari elemen
Perubahan yang dimungkinkan
No E1 E2 E3 E4 E5 E6 Driver Power
E1 1 1 1 1 1 1 6
E2 0 1 0 1 1 0 3
E3 0 1 1 1 1 1 5
E4 0 0 0 1 0 0 1
E5 0 0 1 1 1 0 3
E6 0 1 0 0 0 1 2
Dependence 1 4 3 5 4 3
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Hasil pengolahan ISM menunjukkan Mendukung Dan Memperkuat Perubahan


bahwa dapat diketahui sub-elemen sesuai dengan melakukan perubahan budaya kerja
dengan urutan ranking paling tinggi yaitu sub- dibarengi dengan etos kerja (E1) sebagai
elemen Menyelaraskan Semua Proses Untuk faktor kunci keberhasilan.
194 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

Gambar 5. Hubungan driver power dan dependence pada elemen Perubahan yang dimungkinkan
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Keterangan gambar 5: E5: Meningkatkan Keterlibatan Dan Kinerja


E1: Menyelaraskan Semua Proses Untuk Secara Keseluruhan dimulai dari
Mendukung Dan Memperkuat Perubahan manajemen puncak sampai manajemen
dengan melakukan perubahan budaya bawah melakukan keselarasan sesuai
kerja dibarengi dengan etos kerja dengan etos kerja di organisasi dengan
E2: Membangun Kapasitas Perubahan Di Masa menerapkan kebiasaan baru
Depan dengan melakukan investasi di E6: Mengubah budaya kerja dan budaya
bidang sumberdaya manusia dan banyak organisasi yang sudah lama menjadi suatu
melibatkan pemikiran baru. perubahan yang baru.
E3: Pemimpin upaya perubahan harus terbukti
Gambar 5 juga menunjukkan bahwa
pemimpin bisnis dan proyek. Mereka
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui
harus memiliki pemahaman mendalam
bahwa dari 6 faktor-faktor perubahan yang
tentang bisnis inti dan bagaimana
dimungkinkan, klasifikasi sub-elemen yang
mengelola biaya, jadwal, dan kinerja
memenuhi syarat masuk dari 4 sektor yang
upaya perubahan
dimana dari 6 faktor terbagi kesemua sektor.
E4: Perubahan budaya kerja yaitu RAISE
Dimana sektor 1 (Autonomous) memiliki 1
(Resourceful, Agility, Integrity, Synergy,
faktor, sektor 2 (Dependent) memiliki 4
Excellence service) ke AKHLAK
faktor, sektor 3 (Linkages) memiliki 0 faktor,
(Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal,
dan sektor 4 (Independent) memiliki 1 faktor.
Adaptif, Kolaboratif)
Pembahasan tingkat kepentingan pada sub-
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 195

elemen perubahan yang dimungkinkan


terpapar pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram model struktur hirarki sub elemen Perubahan yang dimungkinkan.
Sumber : Olah Data Peneliti, 2023

Keterangan gambar 6: E5: Meningkatkan Keterlibatan Dan Kinerja


E1: Menyelaraskan Semua Proses Untuk Secara Keseluruhan dimulai dari manajemen
Mendukung Dan Memperkuat Perubahan puncak sampai manajemen bawah
dengan melakukan perubahan budaya kerja melakukan keselarasan sesuai dengan etos
dibarengi dengan etos kerja kerja di organisasi dengan menerapkan
E2: Membangun Kapasitas Perubahan Di Masa kebiasaan baru
Depan dengan melakukan investasi di E6: Mengubah budaya kerja dan budaya
bidang sumberdaya manusia dan banyak organisasi yang sudah lama menjadi suatu
melibatkan pemikiran baru perubahan yang baru.
E3: Pemimpin upaya perubahan harus terbukti
Berdasarkan hasil dari model ISM/diagraph
pemimpin bisnis dan proyek. Mereka harus
di atas, didapati hasil dari diagraph tersebut hasil
memiliki pemahaman mendalam tentang
dari Level Partitionary yang telah mengurutkan
bisnis inti dan bagaimana mengelola biaya,
sub-elemen berdasarkan urutan ranking masing-
jadwal, dan kinerja upaya perubahan
masing. Kemudian, dapat diketahui keterkaitan
E4: Perubahan budaya kerja yaitu RAISE
yang ada pada masing-masing sub-elemen atau
(Resourceful, Agility, Integrity, Synergy,
faktor disimbolkan dengan anak panah, diamana
Excellence service) ke AKHLAK (Amanah,
sub- elemen/faktor di awalan anak panah
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
mewakili sebagai kejadian yang menyebabkan
Kolaboratif)
atau akar faktor, sedangkan sub-elemen atau
196 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

faktor yang diakhir anak panah mewakili sebagai SIMPULAN DAN SARAN
kejadian yang merupakan akibat.
Kesimpulan
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan Analisa SWOT dan Analisa
Berdasarkan hasil penelitian diatas hal ini ISM pada PT. Asuransi Jasa Indonesia, maka
sesuai dengan penelitian Ade Eka Putra (2013) diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
dengan hasil penelitian 1) Latihan Industri 1. Kebijakan operasional prosedur rekrutmen
(industrial training) Latihan ini bertujuan dan pelatihan karyawan PT. Asuransi Jasa
membantu karyawan dalam menyelesaikan Indonesia, adalah Strategi Pertumbuhan
pekerjaannya secara efektif dan efisien, (2) (growth strategy). Hal ini dapat dicapai
Latihan Tugas(Job training)Latihan ini untuk dengan cara:
memberikan instruksi ke karyawan a. Mempertahankan prosedur rekrutmen
melaksanakan tugas-tugas tertentu di dalam internal dan pelatihan karyawan:
perusahaan.  Membuat peraturan yang dapat
Selanjutnya Ahmad Sofian (2018) Hasil mencegah terjadinya terjadinya
penelitian yang diperoleh adalah system pembajakan internal.
rekrutmen yang dilakukan oleh PT. KONSUIL  Memberi kesempatan kepada
Malang membuka pengumuman melalui media karyawan kontrak, karyawan tidak
yang ada dan penerimaan berkas pelamar tetap dan karyawan magang untuk
masih dilakukan secara manual. System menjadi karyawan tetap.
seleksi yang dilakukan oleh PT. KONSUIL  Menyiapkan dana dan sumber daya
Malang menggunakan metode seleksi bertahap manusia
yang memiliki kelemahan salah satunya  Membuat lingkungan kerja yang
terdapat jeda waktu yang tidak dijelaskan kondusif
secara rinci berapa lama waktu pertahapannya b. Kebijakan prosedur rekrutmen internal
yang disesuaikan dengan job deskripsi agar  Rekrut dan seleksi dilakukan oleh
dapat menghasilkan kinerja yang baik bagi tenaga ahli.
perusahaan.  Melakukan promosi atau sosialisasi
Terakhir dari Freddie Yeremia Christanto pada job portal
dan Thomas Santoso (2014), hasil dari
 Kerjasama dengan perguruan tinggi
penelitian menunjukkan bahwa PT Wahana
dalam mencari karyawan
Kosmetika Indonesia sudah melakukan 2. Elemen-elemen penting dalam
pelatihan dan pengembangan, pengembangan pengembangan Standar Operasional
organisasi, dan pengembangan manajemen
Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut:
namun belum melakukan perencanaan karir
 Rencana Strategik dan Rencana
dan pengembangan karir.
Operasional dalam memprediksi
kebutuhan sumber daya manusia.
Rudolf dkk, Analisis Kebijakan Operasional Prosedur Rekrutmen dan Pelatihan Tenaga Pemasaran 197

 Menganggap remeh pelatihan dan Bagi peneliti yang lain, penelitian ini
kebijakan sumber daya manusia yang dilakukan memerlukan proses yang panjang
kurang mamadai merupakan kendala dan waktu yang cukup lama. Untuk
utama harus diminimalisasi atau selanjutnya bagi peneliti yang lain, penulis
dihilangkan. merekomendasikan agar dapat
 Perubahan terhadap budaya kerja yang mengembangkan model keberhasilan
dibarengi dengan etos kerja sebagai operasional prosedur rekrut dan pelatihan
perubahan yang dimungkinkan tenaga pemasar yang lain dengan sampel dan
analisis serta level yang berbeda untuk
Saran
mendapatkan hasil yang baik sehingga dapat
Berdasarkan penelitian yang telah
dijadikan referensi bagi penelitian
dilaksanakan beserta temuan-temuan dan hasil
selanjutnya.
penelitian, penulis merekomendasikan kepada
beberapa pihak terkait penelitian tersebut antara
DAFTAR ISI
lain sebagai berikut:
Arep, Ishak dan Hendri, Tanjung. 2018. Manajemen
1. Bagi Pembaca
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Trisakti.
Ambar T. Sulistiyani dn Rosidah. 2019. Manajemen
menambah wawasan pengetahuan terkait
Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama.
dengan Operasional Prosedur Rekrut Dan Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Pelatihan Tenaga Pemasar Produk Agri Pada Anthony, Dearden, Bedford. 2017. Sistem
Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi, Alih
PT. Asuransi Jasa Indonesia. Khususnya yang Bahasa oleh Agus Maulana, Jakarta: Erlangga.
berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang Dessler, Gary. 2018. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Prosedur Rekrut Dan Pelatihan (melakukan Friedman, PG dan Yarbrough, EA. 2017. Training
penelitian) maka perlu modifikasi variabel- Strategies From Start to Finish. America:
Prentice-Hall,Inc,Englewood Cliffs, New
variabel baik menambah variabel atau
Jersey 07632.
menambah time series datanya. Sehingga Goldstein dan Gressner. 2016. Sumber Daya Manusia
akan lebih objektif dan bervariasi dalam dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
Maju.
melakukan penelitian. Handoko, T., Hani. 2017. Manajemen dan Sumber
2. Bagi Organisasi Daya Manusia, Yogyakarta, Liberty.
Moekijat. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia
Setelah penelitian dilaksanakan, organisasi (Manajemen Kepegawaian), Penerbit Mandar
diharapkan mampu meneruskan faktor Maju. Bandung.
MDD Maharani. (2019). Model of agro-eco-village by
operasional prosedur rekrut dan pelatihan
using interpretative structural modeling for
tenaga pemasar, dengan memprioritaskan improving sustainable development. IOP
Conference Series: Earth and Environmental
faktor yang paling tinggi untuk kemajuan
Science (2019) 355(1). DOI: 10.1088/1755-
perusahaan. 1315/355/1/012099
3. Bagi Peneliti Lain Maharani, MDD; Mellawati, June. (2021).
Governance of safety and security programs
the use of nuclear technology in Indonesia.
198 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 177 - 198

MOJ Ecology & Environmental Sciences, 6(3),


pp. 75-80
Maharani, MDD; Poernomo, Marlinda Irwanti.
(2021). Strategi Direktif
Keberberkepanjanganan Etika Dan
Komunikasi Efektif Industri Pariwisata
Menghadapi ISO 45001. Jurnal Industri
Pariwisata, 4(1), 51-60
MDD Maharani, Marlinda Irwanti Poernomo,
Nurwiyoto. (2021). Elemen-Elemen Kunci
Pengelolaan Ekowisata Menghadapi Endemi
Dan Pasca Pandemi, (Studi Kasus: Bogor Fruit
Garden, Gunung Menyan, Desa Pamijahan,
Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor,
Pantai Panjang dan Tahura di Bengkulu.
Seminar Nasional Pariwisata dan
Kewirausahaan (SNPK) 2022 “Alternatif
Terobosan Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Pasca Covid-19”.
MDD Maharani; Poernomo, Marlinda Irwanti. 2021.
Strategi Direktif Keberlanjutan Etika Dan
Komunikasi Efektif Industri Pariwisata
Menghadapi ISO 45001. Jurnal Industri
Pariwisata, 4(1): 51-60.
DOI:10.36441/PARIWISATA.V4I1.416
Mills, G. E. 2017. Action Research: a guide for teacher
researcher. London:Printice-Hall International
(UK) Limited.
Syamsi, Ibnu. 2017. Pokok-Pokok Organisasi dan
Manajemen. Rineka Cipta, Jakarta.
Sukamdani, Nugroho Budisatrio. 2013. Analisis
Faktor Dominan Yang Berpengaruh Pada
Peningkatan Produktivitas Karyawan Industri
Perhotelan Gryadi Blue Pasific. Jurnal
Ekonomi Bisnis & Kewirausahaan. Vol. II, No.
2
Susanto, Andri Tri; Maharani, MDD; Sukwika, Tatan.
(2021). Evaluasi Penerapan Program “Peka
Perisai” (Studi Kasus Bagian Pemboran dan
WOWS PT. Pertamina EP Asset v). Jurnal
Migasian, 5(2), 21-33.
Simon Amegashie-Viglo. 2014. Recruitment and
Selection Strategies and Processes in Public
Sector Organisations: Perceptions and
Realities. Liberal Studies Department, Faculty
of Business Management Studies.
Sudhamsetti. Naveen, Dr.D.N.M Raju. 2014. A Study
On Recruitment & Selection Process With
Reference To Three Industries, Cement
Industry, Electronics Industry, Sugar Industry
In Krishna Dt Ap,India. www.iosrjournals.org.
Terry, George. 2016. Prinsip- Prinsip Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) hal: 199 – 212
e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863
e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

PEMILIHAN SUPPLIER MINUMAN BOBA MENGGUNAKAN


METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA
KAFE TITIK SEDUH DI KABUPATEN NIAS BARAT
Estomini Daeli 1, Imelda Junita 2*

1,2
Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia

*Email koresponsen: imelda.junita@eco.maranatha.edu

Diterima 17 Januari 2023, Disetujui 08 Maret 2023

Abstrak

Setiap perusahaan perlu membuat keputusan pemilihan supplier yang tepat karena dapat berdampak pada
produktivitas, kelancaran operasional perusahaan, serta perolehan keuntungan bagi perusahaan. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pemilihan supplier minuman boba yang
tepat pada Kafe Titik Seduh di Kabupaten Nias Barat dengan mengunakan metode Analitycal Hierarchy Process
(AHP). Analisis terhadap pemilihan supplier minuman boba terbaik ini dilakukan secara hirarkis dengan
melakukan penilaian perbandingan berpasangan antara kriteria pertimbangan yang terdiri dari harga, kualitas,
layanan, ketersediaan bahan dan jarak, dilanjutkan dengan penilaian perbandingan berpasangan antar alternatif
supplier. Pengukuran konsistensi yang dilakukan terhadap hasil penilaian perbandingan berpasangan pada
kriteria, sub-kriteria dan supplier oleh 5 responden pengambilan keputusan menunjukan bahwa penilaian telah
dilakukan secara konsisten. Berdasarkan perbandingan berpasangan antara kriteria yang dilakukan dalam
pemilihan supplier tersebut, kriteria kualitas menjadi kriteria yang dianggap paling penting dan kriteria jarak
yang paling tidak penting. Sedangkan berdasarkan analisis secara keseluruhan atas penilaian antara alternatif
supplier dengan mempertimbangkan seluruh kriteria serta sub-kriteria yang ada, maka Toko Comel menjadi
supplier terbaik dibandingkan Toko Oji dan Toko Depot Kuliner.

Kata Kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), pemilihan supplier, perbandingan berpasangan,
produktivitas, kelancaran operasional, keuntungan

Abstract

Every company needs to make the right supplier selection decision as it can impact productivity, operational
efficiency, and profitability. This study is a descriptive study that aims to describe the appropriate supplier
selection boba drinks at Titik Seduh Cafe in West Nias Regency using the Analytical Hierarchy Process (AHP)
method. The analysis of the best supplier selection for baba drinks was carried out hierarchically by performing
pairwise comparison evaluations between the selection criteria consisting of price, quality, sevice, availability of
ingredients, and distance, followed by pairwise comparison evaluations among alternative suppliers. The
consistency measurement conducted on the pairwise comparison evaluations of criteria, sub-criteria, and
suppliers perceived by 5 decision-makers showed that the evaluations were consistenly carried out. Based on
pairwise comparison evaluations of the criteria in the supplier selection, the quality criterion was considered
the most important, and distance criterion was considered the least important. Meanwhile, based on the overall
analysis of the evaluations of alternative suppliers considering all existing criteria and sub-criteria, Comel Shop
was the best supplier compared to Oji Shop and Depot Kuliner Shop.

Keywords : Analytical Hierarchy Process (AHP), supplier selection, pairwise comparison, productivity,
operational efficiency, profiability
200 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 199 - 212

PENDAHULUAN dapat memenuhi permintaan konsumen dengan


produk yang berkualitas pada saat yang tepat
Industri makanan dan minuman di
serta secara efisien. Hal ini terkait dengan salah
Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup
satu keputusan strategis dalam mengelola proses
pesat, yang mana mencapai 3,57% pada kwartal
operasi pada suatu usaha, yaitu keputusan
III tahun 2022. Tingkat pertumbuhan ini lebih
pemilihan supplier (Heizer, et al. 2020).
tinggi dari pada tingkat pertumbuhan pada
Supplier adalah pihak yang mampu
periode yang sama tahun sebelumnya
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh
(kemenperin.go.id, 2022). Salah satu jenis
pelaku usaha, baik berupa barang maupun jasa
minuman yang terus mengalami pertumbuhan
(Viarani & Zadry, 2015). Pemilihan supplier
pasar setiap tahunnya adalah minuman bubble
perlu dilakukan secara cermat agar pelaku usaha
tea atau yang dikenal juga dengan minuman
dapat memperoleh supplier yang tepat dan
boba. Berdasarkan laporan yang dibuat oleh
terbaik karena hal ini dapat mempengaruhi
perusahaan ventura Momentum Works, nilai
produktivitas usaha yang berdampak dalam
pasar minuman boba di Indonesia mencapai
jangka panjang (Saidatuningtyas & Paradisya,
sekitar USD 1,6 miliar pada tahun 2021, bahkan
2019).
Indonesia tercatat sebagai pasar minuman boba
Terdapat beberapa metode atau pendekatan
terbesar di Asia Tenggara (Tiofani,
yang dapat digunakan untuk memilih supplier
www.kompas.com, 2022). Nilai pasar minuman
yang telah dikembangkan oleh para peneliti,
boba di Indonesia ini setara dengan 43,7% dari
seperti Analytic Network Process (ANP),
total nilai pasar minuman boba di Asia Tenggara
Analytical Hierarchy Process (AHP), Metode
(Pahlevi, katadata.co.id 2022). Tingginya
Fuzzy, Linear Programming, Goal
pertumbuhan minuman boba di Indonesia
Programming, dan sebagainya (Widia, et al.,
dikarenakan tingginya minat konsumen
2019, Wardhana & Prastawa, 2018; Viarani &
Indonesia terhadap minuman boba yang
Zadry., 2015). Penentuan metode pemilihan
memberi sensasi unik saat dikonsumsi,
supplier yang akan diterapkan tergantung pada
banyaknya varian rasa minuman, harga yang
kebutuhan spesifik pelaku usaha. Adapun
relatif murah, serta tidak mengandung bahan
metode pemilihan supplier yang akan diterapkan
pengawet (Intan, ukmindonesia.id, 2022).
dalam penelitian ini adalah metode Analytical
Prospek bisnis minuman boba yang menjanjikan
Hierarchy Process (AHP), yang dikembangkan
tersebut mengakibatkan semakin bertambahnya
oleh Thomas l. Saat pada tahun 1970-an
para pelaku usaha yang membuka gerai
(Haryono, 2019). Metode AHP ini merupakan
minuman boba di Indonesia (Setiawan,
suatu pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang
money.kompas.com, 2019).
telah diaplikasikan secara luas karena mudah
Dalam rangka meraih keuntungan yang
dipahami dan digunakan serta dianggap lebih
diharapkan dari bisnis yang sedang berkembang
efisien (Viarani & Zadry, 2015; Wardhana,
pesat tersebut, para pelaku usaha tentunya harus
2022) yang mengurutkan alternatif penyelesaian
Estomini & Imelda, Pemilihan Supplier Minuman Boba Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 201

suatu masalah berdasarkan penilaian atau dengan berbagai varian rasa sesuai dengan
persepsi dari pembuat keputusan terhadap standar kualitas yang diharapkan serta dengan
berbagai kriteria pertimbangan. Perbedaan harga yang tetap terjangkau. Dalam hal ini,
mencolok lainnya pada metode AHP terdapat beberapa supplier yang menjadi
dibandingkan metode lainnya adalah metode ini alternatif pilihan bagi Kafe Titik Seduh yaitu
melakukan pengolahan data dari persepsi Toko Oji, Toko Comel dan Depot Kuliner. Kafe
manusia yang memahami tentang permasalahan Titik Seduh perlu membandingkan antar
utama dalam pemilihan supplier, tidak hanya supplier berdasarkan beberapa kriteria yang
mengolah data kuantitatif yang berasal dari data kadang-kadang saling bertentangan dan setiap
sekunder (Kusaeri, et al., 2016). supplier memiliki kinerja yang berbeda pula.
Metode AHP ini sesuai digunakan dalam Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah
mengambil keputusan pemilihan supplier yang untuk mendeskripsikan pemilihan supplier
melibatkan multi kriteria, multi atribut, atau minuman boba yang tepat pada Kafe Titik
multi persepsi pengambil keputusan serta akan Seduh dengan menggunakan metode Analytical
memberikan hasil yang representatif dari Hierarchy Process (AHP).
berbagai penilaian yang berbeda (Viarani &
Zadry, 2015). KAJIAN TEORI

Penelitian ini dilakukan pada Kafe Titik Berbagai penelitian terdahulu mengenai
Seduh yang merupakan salah satu UMKM di pemilihan supplier maupun aplikasi metode
Kabupaten Nias Barat yang bergerak dalam AHP telah banyak dilakukan pada berbagai jenis
industri makanan dan minuman yang industri. Pebakirang, et al. (2017) menganalisis
menyajikan minuman boba dengan berbagai pemilihan supplier suku cadang di PLTD Bitung
varian rasa (seperti taro, coklat, red velvet, dengan mempertimbangkan 5 kriteria,
vanilla latte, dan lain-lain) sebagai menu Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan
specialty-nya. Bahan baku yang digunakan pada metode AHP diperoleh kriteria dengan bobot
minuman boba tersebut terdiri dari bubuk varian tertinggi adalah kuantitas dan dapat ditentukan
rasa, boba, gula merah, gula pasir, dan lain-lain. prioritas dari 3 alternatif supplier yang ada
Adapun bubuk varian rasa sebagai salah satu (Pebakirang, et al. 2017).
bahan baku utama pada minuman boba harus Saidatuningtyas & Paradisya (2019)
dipasok dari supplier tertentu. Kafe Titik Seduh mengkaji mengenai pemilihan supplier pada
perlu mempertimbangkan beberapa kriteria suatu perusahaan yang bergerak pada industri
dalam memilih supplier bubuk varian rasa manufaktur kertas yang rutin memasok bahan
minuman boba yang tepat, seperti kualitas, baku kaolin untuk kebutuhan proses
harga, ketersediaan, dan sebagainya. Pemilihan produksinya. Perusahaan memiliki 4 alternatif
supplier bubuk varian rasa perlu dilakukan supplier dan kriteria yang ditetapkan dalam
secara cermat agar Kafe Titik Seduh dapat pemilihan supplier tersebut meliputi kualitas,
menjamin kontinuitas penyajian minuman boba biaya, pengiriman, pelayanan dan pengamanan.
202 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 199 - 212

Adapun metode yang digunakan dalam vendor desain grafis pada Divisi Marketing &
pemilihan supplier tersebut adalah metode AHP Branding (Diana & Utari, 2016).
dan diusulkan 1 supplier terbaik berdasarkan Beberapa studi juga telah menunjukkan
hasil pembobotan secara hirarkis bahwa penggunaan AHP cukup efektif dalam
(Saidatuningtyas & Paradisya, 2019). pemilihan supplier pada industri makanan dan
Kusaeri, et al. (2016) menggunakan metode minuman. Nurhasanah & Tamam (2013)
AHP dalam mengevaluasi supplier bahan baku mengkaji penggunaan metode AHP dan Fuzzy
pengemas pada suatu perusahaan berdasarkan AHP dalam pemilihan supplier bahan baku
kriteria quality, quantity, cost, delivery dan tepung terigu dari suatu perusahaan penghasil
diperoleh hasil bahwa kriteria quality mie. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
merupakan kriteria dengan bobot tertinggi serta ada perbedaan signifikan antara metode AHP
dapat ditentukan prioritas dari 5 alternatif dan Fuzzy AHP dalam menentukan supplier
supplier yang ada (Kusaeri, et al., 2016). terbaik (Nurhasanah & Tamam, 2013).
Handayani & Darmianti (2017) mengkaji Demikian pula halnya dengan penelitian
tentang pemilihan supplier bahan baku yang dilakukan oleh Nisa, et al. (2019)
bangunan pada suatu perusahaan kontraktor mengenai pemilihan supplier bahan baku pada
dengan menggunakan metode AHP. Hasil suatu usaha yang bergerak dalam industri
penelitian menunjukkan bahwa faktor utama makanan, yaitu cake & bakery juga menemukan
yang diprioritaskan dalam pemilihan supplier bahwa metode AHP efektif dalam menentukan
adalah harga dan diperoleh 1 supplier terbaik supplier bahan baku terbaik (Nisa, et al., 2019).
berdasarkan hasil pembobotan (Handayani & Penelitian lain yang menyoroti mengenai
Darmianti, 2017). pemilihan supplier pada usaha minuman
Rijal, et al. (2020) mengkaji mengenai kekinian dilakukan oleh Haryono (2019). Dalam
pemilihan supplier pada suatu perusahaan penelitian ini dikaji mengenai pemilihan
garmen yang menggunakan bahan baku kerang supplier es batu bersertifikat pada usaha
laut sebagai aksesoris dengan menggunakan franchise salah satu jenis minuman kekinian
metode AHP. Hasil penelitian menunjukkan yaitu bubble tea dengan menggunakan metode
bahwa faktor kuantitas merupakan faktor utama AHP. Terdapat 3 kriteria yang digunakan dalam
yang dipertimbangkan dalam pemilihan supplier memilih supplier, yaitu, kualitas, harga dan
serta diperoleh urutan/ prioritas dari 3 alternatif jarak dan dengan menggunakan metode AHP ini
supplier yang ada (Rijal, et al., 2020). dapat ditentukan prioritas/ urutan dari 3
Diana & Utari (2016) mengkaji penggunaan alternatif supplier (Haryono, 2019).
metode AHP pada sistem penunjang keputusan Berbagai referensi dari penelitian terdahulu
pemilihan vendor desain grafis. Melalui uji yang telah banyak dilakukan terkait dengan
hipotesis yang dilakukan dan berdasarkan hasil pemilihan supplier menggunakan metode AHP
feedback pelanggan dapat disimpulkan bahwa dapat menunjukkan bahwa metode AHP efektif
metode AHP tepat digunakan dalam pemilihan dalam memutuskan prioritas atau supplier
Estomini & Imelda, Pemilihan Supplier Minuman Boba Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 203

terbaik berdasarkan multi kriteria yang 2. Kualitas (Q)


ditetapkan oleh pelaku usaha. Q1. Kualitas bahan konsisten
Q2. Kesesuaian bahan dengan spesifikasi
METODE yang ditetapkan
Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif 3. Layanan (S)
yang menjabarkan mengenai pemilihan supplier S1. Kemudahan supplier untuk dihubungi
minuman boba pada suatu objek penelitian yaitu S2. Kemampuan/ketepatan supplier dalam
Kafe Titik Seduh di Kabupaten Nias Barat memberi informasi
dengan metode Analytical Hierarchy Process S3. Keramahan pelayanan supplier
(AHP). S4. Cepat tanggap supplier dalam merespon
Data yang dikumpulkan berupa data primer keluhan
yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan 4. Ketersediaan bahan (A)
penyebaran kuesioner serta data sekunder yang A1. Ketersediaan dan kesesuaian jumlah
diperoleh dari kajian literatur. Berdasarkan bahan dengan pesanan
wawancara dengan pihak Kafe Titik Seduh A2. Ketersediaan pilihan varian rasa
maupun melalui kajian literatur (Diana & Utari, 5. Jarak (D)
2016, Pebakirang, et al. 2017; Handayani & D1. Lokasi supplier
Darmianti, 2017; Haryono, 2019) dapat D2. Durasi waktu pengiriman
diidentifikasikan kriteria maupun sub kriteria Adapun struktur hirarki keputusan dibuat
yang akan dipertimbangkan dalam pemilihan karena sesuai dengan karakteristik metode AHP
supplier serta akan disusun dalam bentuk hirarki yang menguraikan permasalahan multi kriteria
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1., yaitu: yang kompleks ke dalam struktur multilevel
1. Harga (P) yang terdiri dari level tujuan (memilih supplier
P1. Kepantasan harga dengan kualitas bahan terbaik), level kriteria, level sub kriteria hingga
P2. Adanya potongan harga pada pesanan level alternatif (Munthafa & Mubarok, 2017).
dengan jumlah tertentu
204 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 199 - 212

Gambar 1. Struktur Hirarki Pemilihan Supplier


Sumber: Hasil Analisis

Setelah kriteria dan sub kriteria pemilihan responden yang dapat menghasilkan penilaian
supplier minuman boba ditentukan, selanjutnya yang berbeda satu sama lain, maka semua hasil
dibagikan kuesioner kepada 5 responden, yaitu penilaian responden harus dirata-ratakan dengan
pihak dari Kafe Titik Seduh yang berperan menggunakan geometric mean sebagai berikut
dalam memutuskan pemilihan supplier yang (Saidatuningtyas & Paradisya, 2019):
terdiri dari owner, logistik, kasir, barista 1 dan 𝟏⁄
𝒂𝒊𝒋 = (𝒁𝟏 , 𝒁𝟐 , 𝒁𝟑 , … , 𝒁𝒏 ) 𝒏

barista 2 untuk menentukan bobot kepentingan Keterangan:


antar kriteria, sub kriteria serta antar alternatif 𝑎𝑖𝑗 = nilai geometric mean
supplier dengan menggunakan skala
𝑍𝑖 = nilai perbandingan antara 𝐴𝑖 dengan 𝐴𝑗
perbandingan berpasangan sebagai berikut
untuk responden i
(Mahendra & Putri, 2019):
n = jumlah responden
Nilai 1 = sama pentingnya
Nilai 3 = sedikit lebih penting Geometric mean ini digunakan karena deret

Nilai 5 = lebih penting bilangan yang dirata-ratakan berupa rasio serta

Nilai 7 = sangat lebih penting hanya dibutuhkan satu nilai untuk diisi pada

Nilai 9 = mutlak lebih penting matriks perbandingan berpasangan. Kemudian

Nilai 2, 4, 6, 8 = nilai tengah hasil dari matriks perbandingan berpasangan


tersebut dinormalisasi dengan membagikan
Kebalikan = jika elemen i mendapat 1 angka masing-masing nilai bobot kepentingan pada
dibandingkan dengan elemen j, kolom tertentu dengan total nilai pada kolom.
maka nilai elemen j memiliki nilai Hasil normalisasi tersebut dirata-ratakan
kebalikan dibandingkan i. sehingga dapat diperoleh prioritas/ peringkat
Oleh karena penilaian terhadap bobot relatif dari setiap kriteria, sub kriteria, maupun
kepentingan relatif ini dilakukan oleh beberapa supplier (Haryono, 2019).
Estomini & Imelda, Pemilihan Supplier Minuman Boba Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 205

Pemilihan supplier terbaik ditentukan diperoleh pada langkah (2) serta jumlahkan
berdasarkan nilai bobot global priority yang secara horizontal.
diperoleh dengan cara mengalikan nilai bobot 4. Hitung nilai vektor konsistensi dengan
local priority dengan parent criterion. Nilai membagi nilai yang diperoleh pada langkah
bobot keseluruhan pada masing-masing supplier (3) dengan nilai rata-rata iterasi yang
diperoleh dengan menjumlahkan nilai global diperoleh dari langkah (2).
priority pada setiap supplier. 5. Hitung nilai λ atau nilai eigenvalue dengan
Pada tahap berikutnya perlu dilakukan uji merata-ratakan nilai vektor konsistensi.
konsistensi untuk memastikan konsistensi 6. Indeks konsistensi dihitung dengan rumus
persepsi responden, Inkonsistensi mungkin saja berikut:
terjadi karena responden memiliki keterbatasan 𝝀−𝒏
𝑪𝑰 =
dalam menyatakan persepsinya secara konsisten 𝒏−𝟏
Keterangan:
terutama ketika membandingkan banyak kriteria,
CI = indeks konsistensi
sub kriteria, dan supplier (Haryono, 2019).
Λ = nilai eigenvalue
Pengukuran konsistensi terhadap perbandingan
n = orde matriks
berpasangan dapat dilakukan dengan langkah
Sedangkan rasio konsistensi dihitung
berikut (Pratiwi, 2020):
dengan rumus:
1. Lakukan matriks iterasi dengan
𝑪𝑰
mengkuadratkan nilai baris dan kolom pada 𝑪𝑹 =
𝑰𝑹
matriks. Keterangan:
2. Jumlahkan nilai pada setiap baris secara CR = rasio konsistensi
horizontal dan hitung nilai bobot rata-rata CI = indeks konsistensi
iterasi. IR = indeks konsistensi random
3. Hitung nilai perkalian bobot kepentigan Nilai indeks konsistensi random dapat
dengan nilai bobot rata-rata iterasi yang dilihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Nilai Indeks Konsistensi Random
N 1 2 3 4 5 6 7
IR 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32
Sumber: Pratiwi (2020)

Jika nilai CR < 0,1 (10%), maka nilai HASIL DAN PEMBAHASAN
matriks perbandingan berpasangan artinya
Pengumpulan Data
konsisten, jika sebaliknya, artinya nilai
Berdasarkan penilaian terhadap bobot
perbandingan berpasangan tidak konsisten
kepentingan relatif antar kriteria yang diberikan
sehingga perlu dilakukan revisi dengan
oleh 5 responden dari Kafe Titik Seduh,
pengisian ulang kuesioner.
selanjutnya dihitung geometric mean untuk
masing-masing kriteria agar dapat diperoleh
bobot kepentingan relatif antar kriteria. Tabel 2
206 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 199 - 212

memperlihatkan contoh hasil perhitungan antara harga terhadap kualitas yang dinilai oleh
geometric mean atas bobot kepentingan relatif para responden pengambil keputusan.
Tabel 2. Bobot Kepentingan Relatif Kriteria Harga terhadap Kualitas
Responden Skor
1 1
2 1
3 4
4 3
5 1
Geomean 1,64
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner

Skor 1 pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Demikian pula geometric mean untuk
responden mempersepsikan kriteria harga sama menentukan bobot kepentingan relatif antar
pentingnya dengan kualitas. Sedangkan skor 3 kriteria lainnya berdasarkan perbandingan
atau 4 menunjukkan bahwa responden berpasangan yang dinilai oleh responden
mempersepsikan kriteria harga sedikit lebih dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya
penting daripada kriteria kualitas. dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Bobot Kepentingan Relatif Antar Kriteria
Kriteria Bobot Kepentingan Relatif
Harga terhadap kualitas 1,64
Harga terhadap layanan 3,76
Harga terhadap ketersediaan bahan 2,35
Harga terhadap Jarak 1,89
Kualitas terhadap layanan 5,11
Kualitas terhadap ketersediaan bahan 5,19
Kualitas terhadap Jarak 1,55
Layanan terhadap ketersediaan bahan 1,96
Layanan terhadap jarak 1,00
Ketersediaan bahan terhdap jarak 1,43
Sumber: Hasil Pengolahan Data Kuesioner

Bobot kepentingan relatif antar kriteria perbandingan berpasangan seperti yang dapat
selanjutnya direkapitulasi ke dalam matriks dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria Pemilihan Supplier
Kriteria P Q S A D
P 1,00 1,64 3,76 2,35 1,89
Q 0,61 1,00 5,11 5,19 1,55
S 0,27 0,20 1,00 1,96 1,00
A 0,43 0,19 0,51 1,00 1,43
D 0,53 0,65 1,00 0,70 1,00
Total 2,83 3,67 11,38 11,20 6,87
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Apabila bobot kepentingan relatif harga kepentingan relatif kualitas terhadap harga =
terhadap kualitas = 1,64; maka bobot 1⁄
1,64 = 0,61
Estomini & Imelda, Pemilihan Supplier Minuman Boba Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 207

Nilai bobot 1,00 pada matriks di atas Kemudian hasil dari matriks perbandingan
menunjukkan bahwa kedua elemen tersebut berpasangan tersebut dinormalisasi sehingga
sama pentingnya. diperoleh hasil pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Normalisasi Perbandingan Antar Kriteria Pemilihan Supplier
Kriteria P Q S A D Rata-Rata Bobot
P 0,35 0,45 0,33 0,21 0,28 0,32
Q 0,22 0,27 0,45 0,46 0,23 0,33
S 0,09 0,05 0,09 0,18 0,15 0,11
A 0,15 0,05 0,04 0,09 0,21 0,11
D 0,19 0,18 0,09 0,06 0,15 0,13
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 5. diperoleh prioritas pada setiap kriteria seperti yang dapat dilihat
kepentingan berdasarkan rata-rata nilai bobot pada Tabel 6.
Tabel 6. Prioritas Kepentingan Kriteria Pemilihan Supplier
Kriteria Rata-Rata Bobot Prioritas
P 0,32 II
Q 0,33 I
S 0,11 III=IV
A 0,11 III=IV
D 0,13 V
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari Tabel 6. dapat dilihat bahwa kriteria bobot yang sama, serta kriteria jarak menjadi
kualitas (Q) memperoleh peringkat relatif/ prioritas terakhir dalam pemilihan supplier.
prioritas I atau yang dianggap sebagai kriteria Hasil penilaian terhadap bobot kepentingan
paling penting, kriteria harga (P) memperoleh relatif antar sub kriteria juga diperoleh dengan
prioritas II, kriteria layanan dan ketersediaan cara yang sama, sehingga diperoleh hasil yang
bahan menjadi prioritas berikutnya dengan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Prioritas Kepentingan Sub Kriteria Pemilihan Supplier
Kriteria Sub Kriteria Rata-Rata Bobot Prioritas
P1 0,77 I
P
P2 0,23 II
Q1 0,67 I
Q
Q2 0,33 II
S1 0,38 I
S2 0,23 III
S
S3 0,13 IV
S4 0,27 II
A1 0,39 II
A
A2 0,61 I
D1 0,72 I
D
D2 0,28 II
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari Tabel 7. dapat dilihat prioritas dengan kualitas bahan (P1) mendapatkan
kepentingan pada setiap sub kriteria. Pada prioritas kepentingan I, sedangkan sub kriteria
kriteria harga (P), sub kriteria kepantasan harga adanya potongan harga pada pesanan dengan
208 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 199 - 212

jumlah tertentu (P2) mendapatkan prioritas II. atas . Dalam hal ini, Kafe Titik Seduh memiliki
Demikian pula urutan prioritas ini ditunjukkan 3 alternatif supplier, yaitu Toko Oji (O), Toko
untuk setiap sub kriteria pada kriteria lainnya. Comel (C), dan Toko Depot Kuliner (DK). Hasil
Setelah dilakukannya perbandingan perhitungan bobot relatif dari perbandingan
berpasangan antar kriteria dan sub kriteria, maka antar supplier pada setiap sub kriteria dapat
berikutnya dilakukan perbandingan berpasangan dilihat pada Tabel 8.
antar supplier dengan cara yang sama seperti di
Tabel 8. Bobot Relatif Antar Supplier untuk Setiap Sub Kriteria
Kriteria Sub Kriteria Supplier Rata-Rata Bobot
O 0,21
P1 C 0,59
DK 0,20
P
O 0,68
P2 C 0,19
DK 0,13
O 0,38
Q1 C 0,41
DK 0,22
Q
O 0,41
Q2 C 0,30
DK 0,29
O 0,43
S1 C 0,39
DK 0,18
O 0,18
S2 C 0,28
DK 0,54
S
O 0,63
S3 C 0,24
DK 0,13
O 0,25
S4 C 0,47
DK 0,28
O 0,23
A1 C 0,22
DK 0,55
A
O 0,09
A2 C 0,27
DK 0,64
O 0,52
D1 C 0,40
DK 0,08
D
O 0,48
D2 C 0,44
DK 0,08
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Perhitungan nilai global priority dapat


dilihat pada Tabel 9.
Estomini & Imelda, Pemilihan Supplier Minuman Boba Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 209

Tabel 9. Global Priority


Level 3
Level 0 Level 2 Alternatif
(Sub Bobot Skor Bobot
(Tujuan) (Kriteria) Supplier
Kriteria)
H1 (0,77) O 0,21 0,05
0,25 C 0,59 0,15
DK 0,20 0,05
P (0,32)
H2 (0,23) O 0,68 0,05
0,07 C 0,19 0,01
DK 0,13 0,01
O 0,38 0,08
Q1 (0,67) 0,22 C 0,41 0,09
DK 0,22 0,05
Q (0,33)
O 0,41 0,04
Q2 (0,33) 0,11 C 0,30 0,03
DK 0,29 0,03
O 0,32 0,01
S1 (0,38) 0,04 C 0,42 0,02
DK 0,26 0,01
O 0,18 0,00
S2 (0,23) 0,03 C 0,28 0,01
Memilih
DK 0,54 0,01
Supplier S (0,11)
O 0,63 0,01
Terbaik
S3 (0,13) 0,01 C 0,24 0,00
DK 0,13 0,00
O 0,25 0,01
S4 (0,27) 0,03 C 0,47 0,01
DK 0,28 0,01
O 0,18 0,01
A1 (0,39) 0,04 C 0,20 0,01
DK 0,62 0,03
A (0,11)
O 0,09 0,01
A2 (0,61) 0,07 C 0,27 0,02
DK 0,64 0,04
O 0,52 0,05
D1 (0,72) 0,09 C 0,40 0,04
DK 0,08 0,01
D (0,13)
O 0,48 0,02
D2 (0,28) 0,04 C 0,44 0,02
DK 0,08 0,00
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Total bobot masing-masing supplier secara supplier sehingga diperoleh hasil seperti yang
keseluruhan dihitung dengan menjumlahkan dapat dilihat pada Tabel 10.
semua global priority pada masing-masing
Tabel 10. Total Bobot Supplier
Supplier Total Bobot Prioritas
O 0,34 II
C 0,41 I
DK 0,25 III
Sumber: Hasil Pengolahan Data
210 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 199 - 212

Pengukuran konsistensi perlu dilakukan Dengan mengimplementasikan langkah-


untuk memastikan bahwa para responden telah langkah pengukuran konsistensi (Pratiwi, 2020),
menyatakan persepsinya secara konsisten. dapat diperoleh hasil seperti yang dapat dilihat
pada Tabel 11.
Tabel 11. Consistency Ratio
Kriteria Bobot Kepentingan Relatif Keterangan
Antar kriteria 0,09 Konsisten
Antar sub kriteria harga (P) 0,00 Konsisten
Antar sub kriteria kualitas (Q) 0,00 Konsisten
Antar sub kriteria layanan (S) 0,07 Konsisten
Antar sub kriteria ketersediaan bahan (A) 0,01 Konsisten
Antar sub kriteria jarak (D) 0,04 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria P1 0,02 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria P2 0,07 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria Q1 0,09 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria Q2 0,07 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria S1 0,00 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria S2 0,05 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria S3 0,07 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria S4 0,00 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria A1 0,08 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria A2 0,03 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria D1 0,00 Konsisten
Antar supplier untuk sub kriteria D2 0,00 Konsisten
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Oleh karena itu, Kafe Titik Seduh dapat


Berdasarkan Tabel 11. dapat dilihat
menetapkan supplier penyedia bubuk varian
bahwa seluruh nilai CR < 0,10. Hal ini
rasa yang tepat untuk minuman boba seperti
menunjukkan bahwa kelima responden telah
yang dapat dilihat pada Tabel 10, yaitu Toko
melakukan penilaian berpasangan dalam
Comel sebagai supplier dengan prioritas I,
membandingkan tingkat kepentingan antar
Toko Oji sebagai supplier dengan prioritas II,
kriteria dan antar sub kriteria yang digunakan
dan Toko Depot Kuliner sebagai supplier
dalam pemilihan supplier secara konsisten.
dengan prioritas III. Berdasarkan hasil analisis
Para responden juga konsisten dalam
yang diperoleh, penggunaan metode Analitycal
melakukan penilaian membandingan kinerja
Hierarchy Process (AHP) dapat menentukan
antar supplier secara berpasangan dalam
supplier terbaik secara efektif.
memenuhi setiap sub kriteria. Oleh karena
pengukuran konsistensi telah menunjukkan
SIMPULAN DAN SARAN
hasil penilaian responden yang konsisten,
maka bobot supplier yang diperoleh pada Berdasarkan hasil pengolahan data dan

Tabel 10 dapat digunakan dalam menentukan analisis yang telah dilakukan dapat

supplier terbaik. disimpulkan bahwa, metode Analitycal


Estomini & Imelda, Pemilihan Supplier Minuman Boba Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 211

Hierarchy Process (AHP) dapat diterapkan bahan lainnya agar dapat diperoleh keputusan
dalam pengambilan keputusan pemilihan supplier terbaik.
supplier secara efektif dari beberapa alternatif
supplier dengan mempertimbangkan multi DAFTAR PUSTAKA

kriteria pada Kafe Titik Seduh. Diana, A., & Utari, D.R. (2016). Penerapan
Metode Analytical Hierarchy Process
Adapun dari beberapa kriteria yang
(AHP) Dalam Sistem Penunjang Keputusan
dipertimbangkan yang terdiri dari kriteria Pemilihan Vendor Desain Grafis. Jurnal
harga, kualitas, layanan. Ketersediaan bahan Telematika MKOM, 8(2), 97–106.
https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/tele
dan jarak dalam pemilihan supplier tersebut, matika/article/view/233
berdasarkan penilaian terhadap bobot relatif Haryono, B. (2019). Analisis Pemilihan Supplier
Menggunakan Metode Analytical Hierarchy
kepentingan yang dilakukan oleh 5 responden Process (AHP) Pada UKM Franchise
pengambilan keputusan pada Kafe Titik Bengawan Solo Bubble Tea Tangerang.
Jurnal Akrab Juara, 4(4), 119-131.
Seduh, maka kriteria kualitas menjadi kriteria
https://akrabjuara.com/index.php/akrabjuara
yang dianggap paling penting dan kriteria /article/view/781
jarak yang paling tidak penting. Sedangkan Handayani, R. I., & Darmianti, Y. (2017).
Pemilihan Supplier Bahan Baku Bangunan
berdasarkan analisis secara keseluruhan atas dengan Metode Analytical Hierarchy
penilaian relatif antara alternatif supplier Process (AHP) pada PT Cipta Nuansa Prima
Tangerang. Jurnal Techno Nusa Mandiri,
dengan mempertimbangkan kriteria serta sub- 14(1), 1-8.
kriteria maka Toko Comel menjadi supplier https://ejournal.nusamandiri.ac.id/index.php
/techno/article/view/176
yang terbaik dibandingkan Toko Oji dan
Heizer, J. Render, B., & Munson, C. (2020).
Depot Kuliner. Seluruh penilaian bobot Operations Management: Sustainability and
kepentingan relatif pada kriteria dan sub- Supply Chain Management. (13th Ed.).
Pearson
kriteria serta antar supplier ini sudah Intan, P. (2022). Peluang Pasar: Minuman Boba.
memenuhi pengukuran konsistensi sehingga ukmindonesia.id.
https://ukmindonesia.id/baca-deskripsi-
dapat dianggap konsisten. posts/peluang-pasar-minuman-boba/
Pada penelitian ini, kriteria yang Kemenperin (2022). Industri Makanan dan
Minuman Tumbuh 3,57% di Kuartal III-
dipertimbangkan dalam pemilihan supplier
2022. Kemenperin.go.id.
masih terbatas pada 5 kritrria saja yang terdiri https://kemenperin.go.id/artikel/23696/Kem
enperin:-Industri-Makanan-dan-Minuman-
dari harga, kualitas, layanan, ketersediaan
Tumbuh-3,57-di-Kuartal-III-2022
bahan, dan jarak dengan beberapa sub-kriteria Kusaeri, et al (2016). Analisis Pemilihan Supplier
tertentu. Untuk penelitian selanjutnya, analisis menggunakan Pendekatan Metode
Analitychal Hierarchy Process di Pt XX.
dapat diperluas agar mencakup kriteria-kriteria Journal Knowledge Industrial Engineering
lainnya yang dianggap penting untuk (JKIE), 3(3), 51–61.
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/jki
dipertimbangkan dalam pemilihan supplier. e/article/view/878
Kafe Titik Seduh juga dapat menerapkan Mahendra, I., & Putri, P. K. (2019). Implementasi
Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp)
metode AHP ini dalam pemilihan supplier
Dalam Sistem Pendukung Keputusan
Pembelian Rumah Di Kota Tangerang.
212 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 199 - 212

Jurnal Teknoinfo, 13(1), 36-40. Untuk Pemilihan Pemasok Bahan Baku


https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/tek Kerang Laut. Prosiding Manajemen.
noinfo/article/view/238/157 ISSN:2460-6545.
Munthafa, A. E., & Mubarok, H., Teknik, J., & http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/m
Universitas, I. (2017). Application of the anajemen/article/view/21098
Analytical Hierarchy Process Method in the Saidatuningtyas & Paradisya (2019). Analisis
Decision Support System for Determining Pemilihan Supplier Dalam Proses
Outstanding Students. Jurnal Siliwangi, Pengadaan Di PT Kertas Padalarang
3(2), 192–201. Menggunakan Metode Analytical Hierarchy
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jssainstek Process (AHP). Jurnal Logistik Bisnis,
/article/view/355 09(2), 76–80.
Nisa, A.A.K.., Subiyanto, S.. & Sukamta, S. https://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/log
(2019). Penggunaan Analytical Hierarchy istik/article/view/568
Process (AHP) untuk Pemilihan Supplier Setiawan, S.R.D. (2019). Peluang Bisnis Waralaba
Bahan Baku. Jurnal Sistem Informasi Minuman Boba Menjanjikan. kompas.com.
Bisnis, 01, 86-93. https://money.kompas.com/read/2019/09/27
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis /062700426/peluang-bisnis-waralaba-
/article/view/22375 minuman-boba-menjanjikan?page=all
Nurhasanah, N., & Tamam, M. A. (2013). Analisis Tiofani, K. (2022). Omzet Industri Boba Indonesia
Pemilihan Supplier Untuk Pemesanan Terbesar se-ASEAN, Capai Miliaran Dollar.
Bahan Baku Yang Optimal Menggunakan kompas.com.
Metode Ahp Dan Fuzzy Ahp: Studi Kasus https://www.kompas.com/food/read/2022/0
Di PT XYZ. Jurnal Teknik Industri, 3(3), 8/19/180900075/omzet-industri-boba-
234–244. indonesia-terbesar-se-asean-capai-miliaran-
https://doi.org/10.25105/jti.v3i3.1567 dollar?page=all
Pahlevi, R. (2022). Indonesia Pasar Minuman Boba Viarani, & Zadry (2015). Analisis Pemilihan
Terbesar di Asia Tenggara. katadata.co.id. Pemasok dengan Metode Analytical
https://databoks.katadata.co.id/infografik/20 Hierarchy Process di Proyek Indarung VI
22/09/08/indonesia-pasar-minuman-boba- PT Semen Padang. Jurnal Optimasi Sistem
terbesar-di-asia-tenggara Industri, 14(1), 1-15.
Pratiwi, H. (2020). Metode Analytical Hierarchy https://josi.ft.unand.ac.id/index.php/josi/arti
Process, dalam Buku Sistem Pendukung cle/view/19
Keputusan 1-6. Wardhana, D.A.K. Prastawa, H. (2018). Analisis
https://www.researchgate.net/publication/34 Pemilihan Suspplier dengan Menggunakan
1767794 Metode Analytical Hierarchy Process (Studi
Kasus: UMKM Diana Bakery). Industrial
Pebakirang, S.A.M., Sutrisno, A., & Neyland, J.. Engineering Online Journal, 6(4).
(2017). Penerapan Metode AHP (Analytical https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/
Hierarchy Process) Untuk Pemilihan article/view/20513
Supplier Suku Cadang Di Pltd Bitung. Widia, I.D.M., Rosalin, S., Asriningtias, S.R., &
Jurnal Online Poros Teknik Mesin, 6(1), Sonalitha, E. (2019). Pemilihan Pemasok
32–44. dan Penentuan Jumlah Order Bahan Baku
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/poros pada UMKM Batik Menggunakan
/article/download/14860/14426 Analytical Hierarchy Process (AHP).
Rijal, M.A. Koesdiningsih, N. & Rani, A.M. Prosiding Seminar Nasional Sistem
(2020). Analisis Pemilihan Pemasok dengan Informasi 2019, Vol. 3.
Menggunakan Analytical Hierarchy Process
Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) hal: 213 – 225
e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863
e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA


CILEGON: PELUANG & TANTANGAN
Aulia Keiko Hubbansyah1 , Gunawan Baharuddin2* ,Mira Munira3
1,2
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia.
3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia.

*Email koresponden: gunawanb@univpancasila.ac.id

Diterima 19 Oktober 2022, Disetujui 10 Maret 2023

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan potensi wisata dari beberapa alternatif destinasi wisata di Kota
Cilegon, dengan mengidentifikasi masalah utama yang menghambat pengembangan destinasi pariwisata dan
merumuskan strategi pengembangan destinasi wisata di Kota Cilegon. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan eksploratif dengan dua pendekatan. Pertama, identifikasi masalah dan solusi
pemberdayaan masyarakat, khususnya di daerah yang menjadi lokasi penelitian. Kedua, analisis SWOT. Hasil
observasi menilai bahwa Bukit Teletubbies memiliki nilai komersial yang lebih tinggi dibandingkan Gua Jepang
dan Makam Syekh Djamaluddin. Dari puncak Bukit dapat dilihat pemandangan Selat Sunda dan pesisir laut
yang indah. Selain itu, banyak aktivitas wisata yang mungkin dilakukan, mulai dari hiking, camping, hingga
melihat sunset. Berdasarkan pendekatan MAAMS diidentifikasi beberapa faktor permukaan yang membuat
belum optimalnya Bukit Teletubbies sebagai destinasi wisata di kota Cilegon. Munculnya faktor-faktor ini
dikarenakan belum adanya program pendampingan dan pemberdayaan warga, keterbatasan modal pemilik
lahan, wilayah menuju lokasi yang dipadati oleh pemukiman warga, serta kurangnya literasi SDM pengelola
objek wisata atas berbagai aspek manajerial dan teknologi. Akar dari permasalahan ini, berdasarkan analisis
MAAMS, adalah kurangnya alokasi anggaran pemerintah daerah untuk pemberdayaan sektor pariwisata.

Kata Kunci: Pariwisata, Pengembangan, Strategi, Cilegon.

Abstract
The goal of this research is to map the tourism potential of numerous alternative tourist sites in Cilegon City by
identifying the major issues that impede tourism destination development and providing methods for developing
tourist destinations in Cilegon City. This study employs a qualitative methodology with an exploratory
approach, as well as two techniques. First, identify issues and solutions for community empowerment,
particularly in the research areas. Second, do a SWOT analysis. According to the findings of the observations,
Teletubbies Hill has a larger commercial value than the Japanese Cave and the Tomb of Sheikh Djamaluddin.
Views of the Sunda Strait and the lovely sea shoreline may be viewed from the top of the hill. There are also
other tourist activities available, such as hiking, camping, and watching the sunset. Several surface variables
were found using the MAAMS technique that made Teletubbies Hill unsuitable as a tourist attraction in the city
of Cilegon. The emergence of these factors is due to the lack of community assistance and empowerment
programs, landowners' limited capital, areas to locations that are densely populated with residential residents,
and a lack of literacy of human resources managing tourism objects on various managerial and technological
aspects. According to MAAMS study, the source of the problem is a lack of local government budget allocations
for tourist industry empowerment.

Key Words: Tourism, Development, Strategy, Cilegon.


214 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 213 - 225

PENDAHULUAN pariwisata Kota Cilegon belum memberikan


kontribusi terhadap penguatan ekonomi
Kota Cilegon dikenal dengan sebagai kota
masyarakat Cilegon dan memberikan impak
industri, khususnya industri chemical. Hal ini
terhadap peningkatan pendapatan daerah untuk
tidak terlepas dari fakta yang menunjukkan
sektor pariwisata.
bahwa hampir seluruh wilayah pesisir Kota
Meski pemda telah menunjukkan
Cilegon dimanfaatkan sebagai lahan industri.
komitmen yang kuat dalam pengembangan
Meski merupakan kota industri, Kota Cilegon
kepariwisataan Kota Cilegon, akan tetapi
sejatinya juga memiliki potensi pariwisata
harus diakui bahwa potensi pariwisata tersebut
yang cukup potensial untuk dikembangkan
belum sepenuhnya tergali. Data BPS Provinsi
menjadi salah satu sektor ekonomi unggulan
Banten menunjukkan wisatawan yang
daerah. Pengembangan pariwisata di Kota
berkunjung ke Kota Cilegon hanya berjumlah
Cilegon merupakan salah satu program
912 ribu orang (BPS, 2020). Dilihat dari
prioritas Pemerintah Daerah Kota Cilegon
jumlah kunjungan wisatawan ini, Kota
sebagai kota pusat jasa, kota perdagangan dan
Cilegon hanya menempati peringkat ke-6 dari
kota pariwisata berskala internasional1. Karena
8 kabupaten/kota di Provinsi Banten. Padahal
itu, potensi pariwisata dan budaya daerah di
secara geografis, Kota Cilegon merupakan
kota Cilegon terus ditingkatkan melalui
pintu masuk dan pintu keluar pulau Jawa dari
berbagai sumber daya alam dan nilai budaya
sisi barat yang menghubungkan pulau
yang ada.
Sumatera. Tercatat data penumpang dan
Pengembangan pariwisata di wilayah
kendaraan di Pelabuhan Merak sebanyak 1,5
Kota Cilegon terus diupayakan melalui
Juta jiwa dan jumlah kendaraan hampir 300
peningkatan Obyek Daya Tarik Wisata
ribu unit (BPS, 2017). Kondisi ini harusnya
(ODTW). Beberapa jenis ODTW yang
dimanfaatkna oleh Dinas Pariwisata Kota
diupayakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Cilegon agar para penumpang dan kendaraan,
Kota Cilegon antara lain Wisata Tirta (Situ
tidak hanya menggunakan jasa penyebrangan
Rawa Arum), Wisata Agro (Watu Lawang;
Pelabuhan Merak tapi juga menawarkan
Gunung Batur), Wisata Religi (Makam Syekh
tempat-tempat wisata untuk rekreasi atau
Jamaludin), Wisata Industri, Wisata Bahari
relaksasi sebelum melanjutkan perjalanan
(Pulau Merak Besar; Pulau Merak Kecil), dan
yang jauh. Dengan adanya konsep wisata yang
Wisata Kuliner. Kebijakan penetapan kawasan
ditawarkan, maka hal ini akan lebih
dan obyek wisata tersebut menunjukkan
berdampak pada PAD daerah maupun
adanya keinginan yang kuat dari pemda dalam
peningkatan ekonomi masyarakat.
mewujudkan kepariwisataan di Kota Cilegon.
Berkaitan dengan hal di atas, tujuan dari
Namun kondisi hingga saat ini, sektor
penelitian ini adalah memetakan potensi
wisata dari beberapa alternatif destinasi wisata
1
https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-
kota-cilegon di Kota Cilegon, mengidentifikasi masalah
Aulia dkk, Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Cilegon: Peluang & Tantangan 215

utama yang menghambat pengembangan sekelompok orang dengan mengunjungi


destinasi pariwisata dan merumuskan strategi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan destinasi wisata di Kota pengembangan pribadi, atau mempelajari
Cilegon. Perumusan strategi pengembangan keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi
daerah wisata dilakukan dengan dua dalam jangka waktu sementara (UU RI No. 10
pendekatan. Pertama, identifikasi masalah dan Tahun 2009).
solusi pemberdayaan masyarakat, khususnya Daya tarik wisata adalah segala sesuatu
di daerah yang menjadi lokasi penelitian. yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
Kedua, analisis SWOT. Pada operasionalnya, yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,
pengumpulan data dilakukan dengan observasi budaya, dan hasil buatan manusia yang
lapangan dan focus group discussion (FGD) menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
dengan berbagai kelompok kepentingan, yakni wisatawan (Henniker and Kraft, 1996). Secara
(i) perangkat kecamatan dan kelurahan, (ii) teoritis, daya tarik wisata dapat
pengurus RT dan RW, (iii) tokoh masyarakat, dikelompokkan menjadi tiga jenis menurut
(iv) kelompok ibu dan karang taruna. Melalui Spillane, (1982). Pertama, daya tarik wisata
FGD ini, diharapkan dapat (i) alam, merujuk pada sumber daya alam yang
mengidentifikasi dukungan perangkat berpotensi serta memiliki daya tarik bagi
kecamatan dan kelurahan atas pengembangan pengunjung baik dalam keadaan alami maupun
kampung wisata, (ii) mengidentifikasi kondisi setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata
kelembagaan, sosial ekonomi, dan demografi alam sendiri dapat digolongkan menjadi empat
kampung, (iii) mengidentifikasi respons warga kawasan, yakni (1) flora dan fauna, (2)
atas usulan kampung wisata, serta (iv) keunikan dan kekhasan ekosistem, (3) gejala
menggali potensi unggulan calon kampung alam, seperti kawah, sumber air panas, danau,
binaan yang menjadi obyek penelitian, dan (v) (4) budi daya sumber daya alam, seperti
merumuskan usulan strategi dan program sawah, perkebunan, dan perikanan. Kedua,
kampung binaan. daya tarik wisata sosial dan budaya, seperti
museum, peninggalan sejarah, upacara adat,
KAJIAN TEORI seni pertunjukan, dan upacara adat. Ketiga,
Undang-Undang Republik Indonesia daya tarik wisata minat khusus, seperti
Nomor 10 Tahun 2009 Tentang berburu, mendaki gunung, arung jeram, tujuan
Kepariwisataan menerangkan pariwisata pengobatan, agrowisata, dan lain sebagainya.
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan Untuk memaksimalkan potensi
didukung berbagai fasilitas serta layanan yang pariwisata, selain daya tarik wisata, faktor
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, aksesibilitas dan kenyamanan (amenities) juga
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. penting untuk diperhatikan (Facrureza, 2020).
Sementara itu, wisata adalah kegiatan Aksesibilitas Pariwisata merujuk semua jenis
perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sarana dan prasarana transportasi yang
216 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 213 - 225

mendukung pergerakan wisatawan dari Faktor keamanan dan kenyamanan dari


wilayah asal wisatawan ke destinasi pariwisata suatu destinasi wisata juga sangat penting
maupun pergerakan di dalam wilayah destinasi (Anggela, Karini, & Wijaya, 2017). Adapun
pariwisata dalam kaitan dengan motivasi keamanan dan kenyamanan pariwisata
kunjungan wisata. Aksesibilitas merupakan merupakan segala fasilitas penunjang yang
kemudahan untuk mencapai suatu tujuan, yang memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk
menyangkut aspek kenyamanan, keamanan, memenuhi kebutuhan selama berwisata.
dan waktu tempuh. Hal ini penting Keamanan dan kenyamanan wisatawan
diperhatikan karena semakin tinggi merujuk pada suatu keadaan yang diharapkan
aksesibilitas, maka semakin mudah lokasi stabil, menimbulkan perasaan yang tenang
wisata tersebut untuk dijangkau, sehingga tanpa disertai kekhawatiran ketika sedang
semakin tinggi tingkat kenyamanan wisatawan melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat
untuk berkunjung ke destinasi wisata. tujuan dan menginap selama beberapa waktu.
Maka dari itu, untuk menunjang aktivitas Keamanan dan kenyamanan merupakan syarat
wisata, perlu disediakan berbagai macam mutlak untuk sektor pariwisata sehingga
fasilitas mulai dari pemenuhan kebutuhan wisatawan bisa berlibur dengan tenang. Suatu
sejak berangkat dari tempat tinggal, selama ancaman terhadap keamanan dan kenyamanan
berada di destinasi, hingga kembali lagi ke sangat berarti bagi setiap wisatawan karena
tempat semula . Fasilitas-fasilitas untuk mereka mencari kepuasan berwisata bukan
memenuhi kebutuhan perjalanan wisatawan mencari masalah dalam berwisata. Keamanan
tersebut muncul dalam satu kesatuan yang dan kenyamanan sangatlah penting alasan
saling berkaitan dan melengkapi satu sama tersebut karena jika objek wisata tidak aman
lain, sehingga dalam suatu perjalanan wisata, dan nyaman dapat merugikan wisatawan itu
seluruh komponen yang digunakan tidak dapat sendiri baik fisik maupun finansial (Setiawina
dipisahkan, tergantung pada karakteristik dan & Yuliarmi, 2018).
bentuk perjalanan wisata yang dilakukan oleh
wisatawan (Simajuntak & Tanjung, 2017). METODE

Ketersediaan fasilitas di suatu objek wisata Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan menggali informasi, memetakan potensi, dan
wisatawan selama berada di objek wisata menyusun strategi pengembangan kampung
tersebut, fasilitas sangat berpengaruh dengan wisata di Kota Cilegon. Penelitian ini
bagaimana wisatawan memandang objek menggunakan metode kualitatif dengan
wisata tersebut. Ketika semua fasilitas sudah pendekatan eksploratif yang bertujuan untuk
disediakan dengan baik, hal ini tentunya menggali secara luas tentang sebab-sebab,
membuat wisatawan nyaman dan puas telah aspek-aspek, maupun kondisi suatu subyek
berkunjung ke objek wisata tersebut. penelitian secara holistik dan komprehensif
(Bungin, 2013), dimana subjek penelitian
Aulia dkk, Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Cilegon: Peluang & Tantangan 217

adalah potensi wisata dan stakeholder terkait menggali potensi unggulan calon kampung
yang akan mempengaruhi persiapan binaan yang menjadi obyek penelitian, dan (v)
pemberdayaan kampung wisata. Pengumpulan merumuskan usulan strategi dan program
data-data yang relevan dilakukan untuk kampung binaan.
mendapatkan gambaran mengenai kekuatan Pertanyaan diskusi dibagi ke dalam tiga
(Strength), kelemahan (weaknesses), peluang kelompok, yakni (1) pertanyaan bagi
(opportunity), ancaman (thread) untuk perangkat kecamatan/kelurahan seputar
menjadi acuan dalam proses formulasi dukungan kebijakan, teknis, dan SDM dalam
program strategi pemberdayaan Gaspers, pelaksanaan program, (2) pertanyaan
2007). Beberapa langkah sistematis dilakukan mengenai aspek kelembagaan, demografi, dan
agar penelitian ini menjadi efektif dalam sosial ekonomi kampung, dan (3) pertanyaan
segala keterbatasan peneliti seperti dengan untuk menggali respons warga atas usulan
melakukan (1) studi kepustakaan dengan program, dan potensi pariwisata di kampung
pendekatan induktif (literature study inductive binaan.
approach), (2) pengamatan terlibat Setelah informasi yang dibutuhkan
(participatory observatory), dan (3) diskusi terkumpul, langkah selanjutnya adalah
kelompok terfokus (focus group discussion) melakukan identifikasi masalah dan solusi
(Chang & Keith, 2003). pemberdayaan kampung dengan pendekatan
Studi ini akan dilakukan dalam dua MAAMS (Mencari Akar-Akar Masalah dan
tahapan, yakni pertama, identifikasi masalah Solusi) (Ari, 2008). Penerapan MAAMS
dan solusi pemberdayaan masyarakat, dipilih karena mempunyai sejumlah
khususnya di kampung yang menjadi lokasi keunggulan dalam konteks studi
penelitian. Kedua, strategi pengembangan pemberdayaan masyarakat, yakni:
kampung wisata. Pengumpulan data dilakukan 1. Menyediakan alternatif metode berpikir
dengan observasi lapangan dan focus group (mendalam) yang disertai dengan model
discussion (FGD) dengan berbagai kelompok atau peraga visual,
kepentingan, yakni (i) perangkat kecamatan 2. Memberi dasar epistemologis bagi
dan kelurahan, (ii) pengurus RT dan RW, (iii) penerapan mixed method ataupun
tokoh masyarakat, (iv) kelompok ibu dan multimethods,
karang taruna. Melalui FGD ini, diharapkan 3. Memfasilitasi pengkajian masalah dan
dapat (i) mengidentifikasi dukungan perangkat solusi fundamental secara interdisipliner,
kecamatan dan kelurahan atas pengembangan multidisipliner, transdisipliner,
kampung wisata/sanitasi/ kuliner, (ii) 4. Memperbaiki, mempercepat,
mengidentifikasi kondisi kelembagaan, sosial meningkatkan, dan meluruskan proses
ekonomi, dan demografi kampung, (iii) berpikir, diskusi, perbincangan.
mengidentifikasi respons warga atas usulan Penerapannya bisa mengurangi kerumitan
kampung wisata/sanitasi/kuliner, serta (iv)
218 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 213 - 225

analisis masalah, meringkas masalah, dan keunikan tersebut adalah Kota Cilegon dikenal
mempersingkat masa pembelajaran sebagai gerbang utama transportasi
5. Mengkategorikan masalah secara hirarkhis penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau
dan sistematik: permukaan, tengah, dan Sumatra. Kondisi geografis yang strategis ini
dasar. menjadikan Kota Cilegon dikenal sebagai kota
6. Mempermudah pengkategorian industri dan dapat menarik perusahaan-
penyelesaian masalah secara strategis dan perusahaan nasional maupun multinasional
kronologis (menghasilkan jenjang solusi untuk mendirikan pabrik dan gudang
suatu masalah): jangka pendek, menengah, penyimpanan untuk mendistribusikan barang
panjang. yang lebih efektif dan efisien ke seluruh pulau
7. Membedakan mana kegiatan yang Jawa dan Sumatera. Sebutan lain bagi Kota
seharusnya sementara saja dan mana yang Cilegon adalah kota baja mengingat kota ini
harus berkelanjutan (mencegah vested merupakan penghasil baja terbesar di Asia
interest tertentu yang lebih menguntungkan Tenggara.
pelaku). Berdasarkan data dari Badan Pusat
8. Mengajak penggunanya berpikir dengan Statistik (BPS) Kota Cilegon, Produk
menyertakan nilai-nilai dan norma Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita
kebenaran dan kebaikan, mengarahkan Kota Cilegon mencapai Rp 238,44 juta pada
pemikiran pada kebenaran dan kebaikan 2019 bahkan tertinggi di Provinsi Banten dan
perilaku, bukan hanya sukses pencapaian termasuk peringkat keenam di Indonesia.
teknis Namun kondisi ini tidak menjadikan Kota
Cilegon merupakan kota yang mengandalkan
Penelitian pendahuluan dilakukan pada 7
sumber daya manusia ataupun sumber daya
– 9 Oktober 2021. Total tim yang turun
alamnya karena kontribusi terbesar untuk
berjumlah lima orang, dengan rincian 3 dosen
perekonomian berasal dari industri sebesar
dan 2 mahasiswa. Dalam pelaksanaannya, tim
54,28 persen. Dari seluruh kota dan kabupaten
peneliti mengunjungi dua titik lokasi
yang berada dibawah administrasi Provinsi
(kampung) yang berpotensi dikembangkan
Banten, Kota Cilegon memiliki tingkat
untuk menjadi kampung wisata.
pengangguran yang cukup tinggi (tertinggi
HASIL DAN PEMBAHASAN kedua se-provinsi Banten). Selain itu,
minimnya jumlah sekolah memberikan
Berdasarkan temuan data geografis,
sumbangsih atas tingginya tingkat
demografis serta deskripsi kehidupan
pengangguran di Kota Cilegon (total Sekolah
ekonomi, sosial dan budaya yang dilaksanakan
Dasar Negeri sebanyak 150 SD namun hanya
oleh tim peneliti, Kota Cilegon memiliki
ada 11 Sekolah Mengengah Pertama). Hal ini
beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh
berakibat pada rendahnya penawaran tenaga
daerah lain di Provinsi Banten. Di antara dari
kerja berketerampilan sehingga membuat
Aulia dkk, Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Cilegon: Peluang & Tantangan 219

perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Syekh Djamaluddin ini banyak berjasa dalam
Cilegon harus mendatangkan tenaga kerja melawan penjajahan Portugis, khususnya di
terampil dari wilayah sekitar Cilegon yaitu perairan Selat Sunda. Karena itu, makam
Serang dan Tangerang. Akibatnya, nilai Syekh Jamaluddin adalah salah satu makam
tambah ekonomi yang diperoleh Kota Cilegon yang banyak dikunjungi baik dari para
dari aktivitas industrialisasi tidak optimal. peziarah dalam kota maupun luar kota.
Kegiatan FGD dilakukan di kantor Namun, setelah dilakukan kunjungan
kecamatan Pulomerak yang dihadiri oleh pada kedua tempat tersebut, tim peneliti
Kepala Dinas Pariwisata Kota Cilegon, Camat menyimpulkan bahwa keduanya tidak
Pulo Merak, dan perangkat daerah lain seperti memiliki potensi pariwisata yang dapat
lurah, tokoh masyarakat, agama, dan dikembangkan lebih jauh. Ada beberapa
organisasi kepemudaan. Dari hasil penggalian alasan, yakni untuk objek sejarah Gua Jepang
informasi selama FGD, tim peneliti adalah (i) ketersediaan lahan yang minim
mendapatkan masukan tiga sektor wisata yang untuk pengembangan fasilitas pendukung, (ii)
memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu objek wisatanya sendiri yang kurang
Wisata Sejarah di Gua Jepang atau lebih akrab ‘komersial’ karena ukurannya relatif kecil,
dikenal dengan nama Gua Batu Bolong yang berbeda dengan Gua Jepang yang ada di
terletak di Kelurahan Taman Sari. Gua ini Bandung, ataupun Bukittinggi yang luas.
sebenarnya merupakan bungker yang Adapun alasan untuk makam Syekh
digunakan sebagai tempat penyimpanan Djamaluddin adalah posisinya yang berada di
senjata oleh tentara Jepang di Kota Cilegon dalam kompleks pelabuhan ASDP menjadikan
pada periode 1942 – 1945. Bungker ini objek ini cukup sulit diakses.
sengaja dibuat di daerah pesisir pantai untuk Potensi tempat wisata ketiga yang
pertahanan dari musuh. menjadi pilihan dalam perumusan strategi
Potensi kedua yang menjadi usulan pemberdayaan kampung wisata hasil
adalah wisata religi makam Syekh Djamaludin rekomendasi dari kegiatan FGD adalah Bukit
yang terletak di dalam kompleks pelabuhan Kembang Kuning atau dikenal sebagai Bukit
ASDP. Syekh Djamaluddin adalah tokoh yang Teletubies yang berlokasi di Kelurahan
diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai orang Suralaya. Dari kunjungan ke Bukit Teletubies
yang membuat Pelabuhan Merak setelah ini diketahui bahwa objek ini memiliki nilai
peristiwa tsunami Karakatau yang melanda komersial yang lebih tinggi jika dibandingkan
Banten sekitar satu abad yang lalu. Syekh dengan Gua Jepang dan Makam Syekh
Djamaluddin adalah tokoh ulama besar yang Djamaluddin. Dari puncak Bukit dapat dilihat
memiliki wawasan keagamaan dan ilmu pemandangan Selat Sunda dan pesisir laut
pemerintahan yang tinggi. Beliau juga yang indah. Selain itu, banyak aktivitas wisata
merupakan cucu dari Syekh Maulana Malik yang mungkin dilakukan, mulai dari hiking,
Isroil, salah satu anggota dari Wali Songo. camping, hingga melihat sunset. Jarak tempuh
220 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 213 - 225

dari lereng menuju puncak yang tidak jauh juga tidak terdapat penanda arah dari jalan
juga memudahkan pengunjung untuk mendaki utama menuju lokasi Bukit Teletubbies. Hal
bukit. ini cukup menyulitkan, khususnya bagi
Dari kunjungan ke Bukit Teletubbies mereka yang baru pertama kali berkunjung,
didapati telah ada beberapa kegiatan mandiri mengingat banyaknya belokan dan
(swadaya) yang dilakukan pemilik lahan untuk persimpangan menuju lokasi. Bila salah jalan,
menarik masyarakat sekitar, seperti pendopo, kendaraan sulit memutar balik karena jalanan
wahana permainan anak-anak, dan kantin. yang sempit.
Akan tetapi, kondisi dan kelengkapan Besarnya potensi pariwisata Bukit
fasilitasnya masih minim dan sangat Teletubbies ini juga dapat dilihat dari respons
sederhana. Ini karena pemilik lahan memiliki pengunjung yang positif, sebagaimana terekam
keterbatasan modal, sehingga merasa kesulitan di dalam mesin pencarian google. Pengunjung
untuk melengkapi fasilitas yang ada. Seluruh memberi nilai (rating) sebesar 4.4 dari skala
fasilitas yang ada dibangun dengan dana dari 5.0 terhadap objek ini. Total pengunjung yang
pihak pemilik lahan sendiri. Pemilik lahan mengulas pengalaman kunjungannya ke Bukit
mengaku pernah beberapa kali dikunjungi Teletubbies mencapai 295 orang, di mana
pihak aparat setempat dan mengajukan mayoritasnya mengaku puas dengan suasana
bantuan. Akan tetapi, sampai saat ini, bantuan dan keindahan pemandangan yang didapatkan.
yang diharapkan tersebut belum pernah Sebaran nilai (rating) dari pengujung dapat
terealisasi. dilihat pada gambar berikut:
Dari kunjungan lapangan juga diketahui Berdasarkan hasil FGD dan kunjungan
bahwa, meski akses jalan menuju Bukit lapangan ke Bukit Teletubbies, maka dapat
Teletubbies cukup bagus dan telah diaspal, disusun struktur MAAMS mengenai belum
namun jalannya relatif sempit dan cukup optimalnya pengelolaan Bukit Teletubbies
menyulitkan para pengunjung, khususnya sebagai destinasi wisata di Kota Cilegon,
mereka yang menggunakan mobil. Selain itu, dengan rincian berikut ini:
Tabel 1. Struktur MAAMS Objek Bukit Teletubbies
MASALAH:
Belum optimalnya pengelolaan Bukit Teletubbies sebagai destinasi wisata di Kota Cilegon
Sebab a1 Sebab b1 Sebab c1 Sebab d1
Belum ada upaya Belum tersedia fasilitas Jalan menuju lokasi Belum ada manajemen
pendampingan yang dasar yang memadai masih sempit pengelolaan yang baik
dilakukan oleh pihak
Pemda

Sebab a2 Sebab b2 Sebab c2 Sebab d2


Belum ada program Keterbatasan modal Wilayah menuju lokasi Kurangnya literasi
pendampingan dan pemilik lahan dipadati oleh SDM pengelola objek
Aulia dkk, Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Cilegon: Peluang & Tantangan 221

pemberdayaan warga pemukiman warga atas aspek-aspek


di tingkat kecamatan manajemen dan
dan kelurahan teknologi
Sebab a3 Sebab b3 Sebab c3 Sebab d3
Kurangnya dukungan Terbatasnya akses Terbatasnya lahan Rendahnya tingkat
kebijakan dan teknis pemilik lahan atas untuk perluasan jalan pendidikan pengelola
dari perangkat Pemda sumber-sumber
pembiayaan eksternal
Sebab a4 Sebab b4 Sebab c4 Sebab d4
Kurangnya alokasi Belum tersedianya Kurangnya dukungan Kurangnya dukungan
anggaran pemerintah kebijakan insentif kebijakan dan teknis kebijakan dan teknis
untuk pemberdayaan bantuan pembiayaan dari perangkat Pemda dari perangkat Pemda
sektor pariwisata modal usaha
Sebab a5 Sebab b5 Sebab c5 Sebab d5
Kurangnya alokasi Kurangnya alokasi Kurangnya alokasi Kurangnya alokasi
anggaran pemerintah anggaran pemerintah anggaran pemerintah anggaran pemerintah
untuk pemberdayaan untuk pemberdayaan untuk pemberdayaan untuk pemberdayaan
sektor pariwisata sektor pariwisata sektor pariwisata sektor pariwisata

Berdasarkan pendekatan MAAMS dan teknologi. Akar dari permasalahan ini,


diidentifikasi beberapa faktor permukaan yang berdasarkan analisis MAAMS, adalah
membuat belum optimalnya Bukit Teletubbies kurangnya alokasi anggaran pemerintah
sebagai destinasi wisata di kota Cilegon. daerah untuk pemberdayaan sektor pariwisata.
Faktor–faktor tersebut meliputi: (1) belum ada
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemda
pendampingan yang dilakukan oleh pihak
dapat berupaya meningkatkan penerimaan
Pemda, khususnya di tingkat Kecamatan dan
daerah dengan lebih memaksimalkan
Kelurahan, (2) belum tersedia fasilitas dasar
penerimaan pajak daerah dan retribusi. Selain
yang memadai, seperti toilet, mushola, dan
itu, dalam upaya mengembangkan lokasi
prasarana penunjang lainnya, (3) akses dan
wisata Bukit Teletubbies, Pemda bisa
jalan menuju lokasi yang masih sempit dan
melibatkan peran sektor privat atau industri
tidak disertakan dengan penunjuk arah menuju
yang jumlahnya sangat banyak di Kota
lokasi, dan (4) belum ada pengelolaan
Cilegon. UU No. 19 Tahun 2003 tentang
(manajemen) pariwisata yang baik, mulai dari
Badan Usaha Milik Negara mewajibkan
tahap pra, proses, hingga pasca kunjungan
perusahaan BUMN untuk memperhatikan
wisatawan. Munculnya faktor-faktor ini
persoalan sosial melalui Program Kemitraan
dikarenakan belum adanya program
dan Bina Lingkungan (PKBL). UU No. 40
pendampingan dan pemberdayaan warga,
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)
keterbatasan modal pemilik lahan, wilayah
juga mengamanatkan perusahaan yang
menuju lokasi yang dipadati oleh pemukiman
berbentuk PT untuk melakukan tanggung
warga, serta kurangnya literasi SDM pengelola
jawab sosial dan lingkungan, atau sering
objek wisata atas berbagai aspek manajerial
222 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 213 - 225

disebut dengan corporate social responsibility Detail strategi pengembangan kampung wisata
(CSR). Baik PKBL maupun CSR adalah sama- akan dibahas lebih lanjut dengan mempertim-
sama bentuk bantuan sosial dan pemberdayaan bangkan aspek kekuatan, kelemahan, peluang
masyarakat melalui pemanfaatan dana dari dan ancaman dari objek Bukit Teletubbies.
bagian laba perusahaan (BUMN dan BUMS) Pada penelitian ini strategi kampung wisata
dan bersifat hibah. Pemda juga dapat Bukit Teletubbies dikembangkan melalui
melibatkan berbagai kelompok kepentingan analisis SWOT, dengan rincian pembahasan
lain, termasuk komunitas dan perguruan sebagai berikut:
tinggi, untuk membantu pengembangan dan
pemberdayaan Bukit Teletubbies sebagai salah
satu destinasi wisata di Kota Cilegon.

Tabel 2. Analisis SWOT Objek Bukit Teletubbies


Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Kepemilikan lahan atraksi oleh warga 1. Kurangnya modal
setempat dan siap untuk bekerjasama 2. Keterbatasan akses kepada lembaga
2. Lokasi mudah dijangkau dan jalan sudah di keuangan
aspal 3. Akses jalan yang sempit, hanya cukup satu
3. Terdapat perusahaan besar (PT Indonesia mobil
Power) tidak jauh dari lokasi 4. Transportasi publik tidak terintegrasi ke
4. Potensi alam sangat mendukung yang wilayah tersebut
dikelilingi oleh bukit dan pantai 5. Belum ada manajemen pengelolaan yang
5. Pemilik tanah bersedia berkolaborasi dengan baik untuk tempat tersebut. Pengelolaan
berbagai pihak untuk memaksimalkan selama ini masih swadaya masyarakat
potensi atraksi yang dimiliki 6. Kurangnya petunjuk arah menuju lokasi
6. Lokasi Bukit Teletubbies tidak jauh dari wisata
pelabuhan Merak, sehingga memungkin-kan 7. Belum ada pendampingan yang dilakukan
bagi pendatang dari Pulau Sumatera untuk dari pihak pemerintah untuk pengem-
mampir dan berwisata sejenak sebelum bangan potensi wisata
melanjutkan perjalanan ke kota tujuan.
7. Keamanan yang dijamin di daerah sekitar
Bukit Kembang Kuning
8. Struktur tanah pada bukit tersebut padat dan
tidak mudah longsor
Peluang (Opportunity) Ancaman (Thread)
1. Komitmen Walikota Cilegon untuk 1. Minimnya pengetahuan warga tentang
pengembangan potensi wisata kampung wisata secara umum
2. Terdapat beberapa industri dan perusahaan 2. Kemungkinan munculnya penolakan dari
besar yang dapat diberdayakan untuk sebagian warga setempat mengenai rencana
membantu pengembangan atraksi wisata pengembangan kampung wisata
3. Mayoritas masyarakat setempat yang 3. Area Bukit Kembang Kuning tidak hanya
memiliki kesadaran penuh akan potensi dimiliki oleh satu orang pemilik tanah
wisata di daerahnya dan siap mendukung namun lebih dari dua orang. Hal ini dapat
hadirnya program wisata di tempat mereka memicu konflik kepentingan di kemudian
Aulia dkk, Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Cilegon: Peluang & Tantangan 223

4. Organisasi pemuda di kelurahan Suralaya hari jika area tersebut telah berhasil dan
yang berperan aktif mendatangkan profit bagi pemilik
5. Menjadi objek wisata alam satu-satunya 4. Adanya penutupan sementara lokasi wisata
yang dikelola dengan baik di kota Cilegon sebagai kebijakan dari pemerintah dalam
dengan pemandangan yang sangat indah rangka mengurangi sebaran kasus Covid-
6. Sudah mulai dikenal orang dengan nama 19.
Bukit Teletubbies dan banyak diberitakan di
media sosial
7. Tidak ada objek daya tarik wisata yang
serupa di Kota Cilegon
8. Tren wisata lokal yang sedang marak di
Indonesia

Setelah melakukan pendalaman situasi melakukan investasi dalam program


berdasarkan evaluasi kekuatan, kelemahan, pengabdian kepada masyarakat ini. Rincian
peluang dan ancaman dalam pengembangan poin-poin strategi perancangan pengembangan
kampung wisata Bukit Teletubies di Kelurahan Kampung Wisata sesuai dengan situasi
Sularaya, selanjutnya tim peneliti merumuskan kekuatan-kelemahan internal dan peluang-
strategi pengembangan yang akan ancaman eksternal dapat dilihat pada tabel
direkomendasikan kepada pemerintah berikut ini:
setempat dan pihak ketiga yang ingin
Tabel 3. Poin Strategi Pengembangan Kampung Wisata Bukit Teletubbies
Strategi Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Memudahan proses perijinan 1. Merekomendasikan kepada
oleh pemerintah setempat dinas terkait dalam hal ini
berkaitan dengan wilayah wisata dinas pariwisata untuk
yang dikembangkan mencanangkan program
2. Menjembatani pihak pemerintah pengembangan wisata berbasis
dan pihak industri untuk Kampung/Desa sehingga
memberikan bantuan sosial menjadi program pemerintah
finansial dengan menggunakan APBD.
3. Membuat program-program 2. Mendatangkan investor (pihak
outbond karyawan di Kampung ketiga) berupa penggunaan
Peluang Wisata dan merekomendasikan dana sosial perusahaan
(Opportunity) kepada perusahaan dan industri (Corporate Social
yang ada disekitar Kampung Responsibility)
Wisata secara khusus dan 3. Akses lebar jalan yang sempit
perusahaan lain yang berada pada dapat dimodifikasi dengan
wilayah Kota Cilegon pada membuka akses 1 arah saja.
umumnya Akses menuju lokasi Bukit
4. Memberdayakan masyarakat Kembang Kuning berbeda
sekitar untuk ikut berkontribusi dengan akses meninggalkan
dalam aktifitas perekonomian lokasi
seperti menjual souvenir, hasil 4. Memberikan pembekalan
bumi setempat, dan menjaga keterampilan manajemen
224 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 213 - 225

keamanan para pengunjung baik sederhana (contoh; supply


dalam bentuk siskamling chain manajemen) kepada
(jaga/ronda malam) maupun penduduk setempat khususnya
dalam hal keamanan kendaraan pengelola tempat wisata.
yang di Parkir di Lokasi setempat 5. Memberikan pembekalan
5. Mengembangkan strategi-strategi keterampilan pengelolaan
promosi lewat social media dan keuangan sederhana kepada
platform elektronik lainnya penduduk setempat khususnya
seperti e-news, website pengelola tempat wisata
(pemerintah dan non- 6. Memberikan pembekalan
pemerintah), Instagram Ads, keterampilan penggunaan
TikTok Ads, Facebook Ads dan social media sebagai media
Youtube. marketing kepada penduduk
setempat khususnya pengelola
tempat wisata
1. Memperkuat struktur sosial masyarakat untuk bersama-sama
mengembangkan kampung/desa melalui pembentukan koperasi
kampung sebagai pengelola dana pemberdayaan ekonomi khususnya
di sektor wisata dengan melibatkan seluruh elemen kampung
(seperti camat, lurah, tokoh adat/masyarakat, tokoh agama, tokoh
pemuda).
2. Memperjelas kewenangan (hak dan kewajiban) dalam pengelolaan
Ancaman
lokasi yang dijadikan tempat atraksi wisata kedalam sebuah kontrak
(Thread)
yang berkekuatan hukum untuk menghindari timbulnya konfik
horizontal yang lebih luas antara pemilik lahan dan masyarakat
sekitar dimasa depan.
3. Jika kondisi pandemi terus berlanjut, pengelola tempat atraksi wisata
harus mendapatkan edukasi dan pelatihan tentang penerapan 3M dan
memperketat protokol kesehatan

dan focus group discussion (FGD) dengan


SIMPULAN DAN SARAN berbagai kelompok kepentingan, yakni (i)
Penelitian ini bertujuan untuk menggali perangkat kecamatan dan kelurahan, (ii)
informasi, memetakan potensi, dan menyusun pengurus RT dan RW, (iii) tokoh masyarakat,
strategi pengembangan kampung wisata di (iv) kelompok ibu dan karang taruna. Melalui
Kota Cilegon. Penelitian ini akan dilakukan FGD ini, diharapkan dapat (i)
dalam dua tahapan, yakni pertama, identifikasi mengidentifikasi dukungan perangkat
masalah dan solusi pemberdayaan masyarakat, kecamatan dan kelurahan atas pengembangan
khususnya di destinasi wisata yang menjadi kampung wisata, (ii) mengidentifikasi kondisi
lokasi penelitian. Kedua, strategi kelembagaan, sosial ekonomi, dan demografi
pengembangan kampung wisata. Pengumpulan kampung, (iii) mengidentifikasi respons warga
data dilakukan dengan cara observasi lapangan atas usulan kampung wisata, serta (iv)
menggali potensi unggulan calon kampung
Aulia dkk, Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Cilegon: Peluang & Tantangan 225

binaan yang menjadi obyek penelitian, dan (v) pemerintah daerah untuk pemberdayaan sektor
merumuskan usulan strategi dan program pariwisata.
kampung binaan.
Dari kunjungan ke beberapa lokasi, studi DAFTAR PUSTAKA

ini menilai bahwa Bukit Teletubbies memiliki Anggela, M. M., Karini, N. M. O., & Wijaya, N.
M. S. (2017). Persepsi dan motivasi
nilai komersial yang lebih tinggi dibandingkan
wisatawan yang berkunjung ke daya tarik
Gua Jepang dan Makam Syekh Djamaluddin. wisata Jembong di kabupaten Buleleng.
Dari puncak Bukit dapat dilihat pemandangan Jurnal IPTA 5(2).
Ari, H.P. (2008). Metode Analisis Akar Masalah
Selat Sunda dan pesisir laut yang indah. Selain dan Solusi. Makara Human Behavior
itu, banyak aktivitas wisata yang mungkin Studies in Asia, 12(2), 72-81.
https://doi.org/10.7454/mssh.v12i2.154
dilakukan, mulai dari hiking, camping, hingga Chang, R.Y. & Keith K.P. (2003). Langkah-
melihat sunset. Berdasarkan pendekatan langkah pemecahan masalah, terj. Abdul
Rasyid. Jakarta: Penerbit PPM.
MAAMS diidentifikasi beberapa faktor
Cooke, S. & Slack, N. (1991). Making
permukaan yang membuat belum optimalnya management decisions, 2nd ed. Englewood
Bukit Teletubbies sebagai destinasi wisata di Cliffs. NJ.: Prentice Hall Inc.
Facrureza, d. (2020). Analisis Faktor Yang
kota Cilegon. Faktor–faktor tersebut meliputi: Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke
(1) belum ada pendampingan yang dilakukan Curug Cinulang, Kabupaten Sumedang,
Jurnal Sains Terapan Pariwisata, 5(2).
oleh pihak Pemda, khususnya di tingkat Devy, A.b., & Soemanto, R.B. (2017). Wisata
Kecamatan dan Kelurahan, (2) belum tersedia Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di
Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosiologi
fasilitas dasar yang memadai, seperti toilet,
DILEMA, 31(1)
mushola, dan prasarana penunjang lainnya, (3) Gaspers, V. (2007). team oriented problem solving,
panduan kreatif solusi masalah untuk
akses dan jalan menuju lokasi yang masih
sukses. Jakarta: Gramedia.
sempit dan tidak disertakan dengan penunjuk Setiawina, N. D., & Yuliarmi, N. N. (2018).
arah menuju lokasi, dan (4) belum ada Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
niat kunjungan kembali wisatawan pada
pengelolaan (manajemen) pariwisata yang daya tarik wisata di Kabupaten Badung. E-
baik, mulai dari tahap pra, proses, hingga Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana, 7, pp: 279-308.
pasca kunjungan wisatawan. Munculnya
Simanjuntak, B. A., & Flores Tanjung, R. N.
faktor-faktor ini dikarenakan belum adanya (2017). Sejarah Pariwisata: Menuju
Perkembangan Pariwisata Indonesia. Edisi
program pendampingan dan pemberdayaan
Pertama. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
warga, keterbatasan modal pemilik lahan, Indonesia.
wilayah menuju lokasi yang dipadati oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
pemukiman warga, serta kurangnya literasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
SDM pengelola objek wisata atas berbagai Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 Tentang
aspek manajerial dan teknologi. Akar dari Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah
permasalahan ini, berdasarkan analisis
MAAMS, adalah kurangnya alokasi anggaran
Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) hal: 226 – 242
e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863
e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

ANALISA PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DENGAN


METODE ONE STOP SERVICE DALAM PROGRAM
PENDAFTARAN MAHASISWA BARU PADA GENERASI-Z
Arihta Tarigan1* , Edward Sutanto2
1,2
Program Studi Bisnis Digital, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Bunda Mulia

*Email koresponden : atarigan@bundamulia.ac.id

Diterima 06 Januari 2023, Disetujui 21 Maret 2023

Abstrak
Dari data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2020,
jumlah perguruan tinggi swasta yang ada di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 1.73% dari jumlah
perguruan tinggi swasta pada tahun 2019. Hal tersebut membuktikan bahwa perguruan tinggi juga berdampak
efek pandemi Covid-19 yang mengakibatkan berkurangnya jumlah perguruan tinggi swasta yang ada di Indonesia.
Walaupun jumlah perguruan tinggi swasta mengalami penurunan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah
mahasiswa di Indonesia sebanyak 8.956.184 orang pada tahun 2021 dimana hal tersebut mengalami kenaikan
sebanyak 4.1% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada masa pandemi Covid-19, perguruan tinggi dituntut
mengembangkan dan menerapkan metode dengan sistem daring dalam kegiatan pendaftaran mahasiswa baru.
Ditambah karakteristik dari Generasi Z yang mampu beradaptasi terhadap perubahan teknologi dengan cepat, hal
ini menjadi kesempatan perguruan tinggi untuk mengembangkan teknologi yang memudahkan Generasi Z dalam
proses pendaftaran mahasiswa baru.

Kata Kunci : Internet, Website, Gen Z, Teknologi Finansial, Teknologi CloudComputing

Abstract
According to the data from the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic of
Indonesia in 2020, the number of private universities in Indonesia has decreased by 1.73% from the number of
private universities in 2019. This proves that universities are also impacted by the effects of the COVID-19
pandemic, which resulted in a reduction in the number of private universities in Indonesia. Even though the
number of private universities has decreased, the Central Statistics Agency (BPS) notes that the number of
students in Indonesia is 8,956,184 in 2021, which has increased by 4.1% compared to the previous year. During
the COVID-19 pandemic, universities were required to develop and implement methods with an online system for
new student registration activities. The characteristics of Generation Z, who are able to quickly adapt to
technological change, present an opportunity for universities to develop technology that makes the process of
enrolling new students easier for Generation Z.

Keyword : Internet, Website, Gen Z, Teknologi Finansial, Teknologi CloudComputing


227 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 226 - 242

PENDAHULUAN mulai dari transaksi pembayaran hingga cicilan


dapat dilakukan dengan mudah.
Munculnya internet sebagai teknologi
Atas dasar itulah penelitian ini dilakukan
yang berkembang sangat pesat membuat
untuk dapat meningkatkan minat Generasi Z
banyak pengguna memanfaatkan internet untuk
dalam mencari informasi dan melakukan
memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk
pendaftaran mahasiswa baru secara daring
mencari sebuah informasi, media sosial, media
dengan proses yang cepat dan terukur. Dengan
hiburan, dan lain-lain. Tidak hanya itu, cloud
dikembangkannya inovasi teknologi dengan
computing adalah salah satu teknologi yang
pemanfaatan media digital, maka proses
mengalami perubahan yang luar biasa dimana
penerimaan mahasiswa baru diharapkan dapat
terkait dengan pengembangan teknologi
dilakuikan dengan metode one stop service.
internet dan bisnis karena cloud computing
Metode One stop service dalam penerimaan
dapat meningkatkan teknologi bisnis digital
mahasiswa baru merupakan metode dimana
yang ada di Indonesia. Apalagi Generasi Z yang
calon mahasiswa melakukan pendaftaran dalam
memiliki karakteristik yaitu Tech Savvy atau
satu tempat secara daring dan keseluruhan
mahir teknologi dimana mereka lahir dan hidup
proses ada didalam aplikasi tersebut, dimana
di zaman teknologi sehingga mereka cepat
proses pendaftaran, proses tes online, lihat hasil
sekali dalam beradaptasi dengan berbagai
tes, dan pembayaran ada dalam satu aplikasi.
perkembangan teknologi dan membutuhkan
Dengan metode one stop service tersebut
proses yang cepat dalam menggunakan
diharapkan alur pemrosesan data menjadi lebih
teknologi.
terstruktur dan membantu tim penerimaan
Dalam hal ini, maka teknologi bisa
mahasiswa baru dalam pengklasifikasian data.
diadopsi oleh Universitas dalam menjaring
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa
mahasiswa baru sehingga menjadi lebih efektif
pengguna internet 89,03 % dilakukan
dan efisien. Menurut Badan Pusat Statistik
menggunakan media handphone / tablet, dan
(BPS) mencatat, jumlah mahasiswa di
hanya 24,36 % yang terpasang jaringan broad
Indonesia sebanyak 8.956.184 orang pada
band di rumah. Dari seluruh pengguna internet
tahun 2021 dimana hal tersebut mengalami
di Indonesia ada 77,64% nya menggunakan
kenaikan sebanyak 4.1% dibandingkan tahun
mobile data dari operator seluler, artinya para
sebelumnya. Sebagai contoh Generasi Z yaitu
penggunaan internet di Indonesia lebih banyak
mahasiswa yang ada di Indonesia
dilakukan melalui media digital handphone dan
membutuhkan kemudahan terutama pada
juga dapat melakukan akses tidak hanya saat
teknologi finansial untuk memudahkan proses
berada di dalam rumah.
Arihta & Edward, Analisa Penggunaan Media Digital dengan Metode One Stop Service 228

Gambar 1. Hasil Survey APJII 2022


Sumber : Perilaku pengguna internet Indonesia pada periode 2021 hingga kuartal I-2022.(APJII).

Gambar 2. Hasil Survey APJII 2022


Sumber : Highlight Survei Penetrasi Internet 2022.(APJII)

Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa rata – rata untuk siswa/i menyelesaikan
penetrasi penggunaan internet 2021 – 2022 jika pendidikan Sekolah Menengah Atas atau
diklasifikasikan berdasarkan rentang usia, sederajat.
maka 99,16 % berada direntang usia 13 sampai Berdasarkan latar belakang tersebut
dengan 18 tahun. Rentang usia tersebut jika kita rumusan masalah dalam penelitian ini
berpatokan terhadap tahun berjalan sekarang dijabarkan sebagai berikut :
yaitu 2022, maka rentang usia tersebut a. Apakah calon mahasiswa menyetujui
merupakan rentang usia untuk generasi Gen Z. proses pendaftaran mahasiswa baru
Menurut penelitian Stillman (2017), Gen Z dilakukan secara daring ?
merupakan generasi yang lahir antara tahun b. Apakah calon mahasiswa menyetujui
1995 sampai dengan 2012, generasi ini juga proses pendaftaran mahasiswa baru
disebut generasi net atau generasi internet. dilakukan menggunakan media aplikasi
Rentang usia 18 tahun merupakan rentang usia mobile ?
229 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 226 - 242

c. Apakah calon mahasiswa menyetujui berfokus kepada Gen-Z. Dimana peneliti


semua proses dilakukan dalam satu manargetkan 120 calon mahsiswa baru
aplikasi (one stop service) Gen-Z dalam penelitian ini.
d. Apakah calon mahasiswa menyetujui 2. Program pendaftaran mahasiswa baru
proses tes seleksi penerimaan mahasiswa yang memberikan efektifitas kepada
baru dilakukan secara daring ? Universitas, dimana dengan meningkatnya
e. Apakah calon mahasiswa menyetujui jumlah siswa-siswi SMA sederajat setelah
proses pembayaran pendaftaran dilakukan era Covid-19.
secara daring dan dalam aplikasi atau 3. Program pendaftaran mahasiswa baru
program yang sama dengan proses yang memberikan efisiensi dalam biaya
pendaftaran ? operasional. Dengan meningkatknya
f. Apakah calon mahasiswa menyetujui jumlah siswa-siswi SMA sederajat maka
proses seleksi dilakukan dalam waktu biaya operasional yang dibutuhkan juga
yang singkat ? akan lebih besar apabila proses dilakukan
g. Apakah calon mahasiswa menyetujui secara offline, dimana dibutuhkan alat
proses seleksi dapat dilakukan tanpa harus tulis dan juga soal tes yang lebih banyak,
dating ke lokasi lingkungan Universitas ? serta dibutuhkan formulir pendaftaran
h. Apakah calon mahasiswa menyetujui yang lebih dalam proses registrasi
didalam aplikasi pendaftaran mahasiswa pendaftaran.
baru berisi informasi lengkap terkait
program studi yang terdapat dalam KAJIAN TEORI

lingkungan Universitas ? Internet


i. Apakah calon mahasiswa menyetujui Internet berkembang pesat sejak
didalam aplikasi pendaftaran mahasiswa diperkenalkan ke publik dunia dalam presentasi
baru berisi informasi lengkap terkait di International Computer Communication
rincian biaya yang harus dikeluarkan Conference (ICCC) pada bulan Oktober 1972,
untuk menjadi mahasiswa baru dan biaya internet telah mengalami perkembangan pesat.
yang akan dikeluarkan sampai dengan Awalnya, jaringan ARPANET hanya terdiri
semester akhir ? dari beberapa node (Advanced Research

Tujuan Penelitian Projects Agency Network). Penggunaan

Berdasarkan rumusan masalah yang di internet diperkirakan telah melampaui 100 juta

bahas, tujuan yang ingin dicapai dalam pengguna pada Januari 1997. Jumlah pengguna

penelitian ini adalah sebagai berikut : diperkirakan meningkat dari 418 juta pada

1. Program pendaftaran mahasiswa baru tahun 2000 menjadi 945 juta pada tahun

yang sesuai dengan karakter calon 2004(Pendit, 2005: 104). Kemudian, menurut

mahasiswa baru, dimana pada penelitian sebuah website bernama Internet World Data,
diketahui bahwa jumlah pengguna internet di
Arihta & Edward, Analisa Penggunaan Media Digital dengan Metode One Stop Service 230

seluruh dunia per bulan April 2008 melebihi 2011). Keterampilan digital generasi ini
1.407.724.920. Hal ini menunjukkan bahwa membuat hidup mereka mandiri dalam mencari
masyarakat dunia semakin menerima dan informasi. Untuk menyesuaikan diri dengan
membutuhkan keberadaan internet sebagai tuntutan revolusi industri 4.0 maka paradigma
sarana komunikasi. dan komunikasi semakin saat ini terjadi perubahan besar dalam
diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat paradigma proses pendidikan.
dunia.
Teknologi Financial
Website Fintech pada dasarnya mengacu pada
Pada dasarnya web diartikan sebagai suatu inovasi teknologi (technology innovation),
hyperlink bahasa HTML (hypertext markup gangguan proses (process disruption) dan
language) yang akan berpindah dari satu alamat perubahan layanan (service transformation).
ke alamat lainnya. Komunikasi Website atau Inovasi teknologi biasanya memicu
situs web dapat didefinisikan sebagai pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan
“kumpulan halaman yang digunakan untuk perubahan industri. Ketika sebuah teknologi
menampilkan informasi tekstual, gambar, baru memasuki suatu industri, ini menunjukkan
gambar bergerak, animasi, suara, dan/atau bahwa laju perubahan teknologi telah semakin
kombinasi statis atau dinamis dari semua ini, cepat dan maju seiring kemajuannya, dan
membentuk rangkaian bangunan yang saling dampaknya lebih bervariasi. Gangguan proses
berhubungan, masing-masing terhubung ke mengacu pada penerapan inovasi teknis yang
beberapa halaman terkait (Hikmah Baitul A, secara tidak langsung mengganggu proses
dkk 2015:1). lembaga keuangan tradisional. Sektor
keuangan harus mampu mengembangkan
Generasi Z
strategi organisasi layanan keuangan yang lebih
Menjadi generasi penerus generasi
efektif, dengan memanfaatkan pesatnya
sebelumnya, Generasi Z didefinisikan sebagai
perkembangan inovasi fintech saat ini. Dengan
periode antara tahun 1995 hingga 2010 di mana
pendekatan fintech menjadi model baru dalam
satu generasi mengalami ketertinggalan.
dunia bisnis. Sektor keuangan sepenuhnya
(Bencsik, Jubasz, Hortvatb-Csikos, 2016).
menyatu dengan layanan keuangan, arus utama
selalu online hampir terus menerus dengan
produk dan layanan sepenuhnya digital dan
perangkat teknis. Mereka lebih sabar dan pintar
melalui platform teknologi. Pertukaran layanan
dari pendahulunya dan terus mencari tantangan
adalah layanan keuangan yang beroperasi
dan dorongan baru. Mereka tidak
dengan cara baru. Di masa lalu dan sekarang,
mengantisipasi perubahan terus menerus dan,
lembaga keuangan tradisional terutama
berkat munculnya Internet, mereka memiliki
bertanggung jawab atas pemrosesan transaksi
banyak informasi, tetapi hanya sampai batas
cek bank, penundaan transfer dana ke
saat ini. Mereka beralih ke Internet untuk
pelanggan untuk transaksi pembayaran
mencari solusi atas masalah mereka. (Tari,
231 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 226 - 242

elektronik, proses pembukaan rekening bank komputer asalnya. Dengan munculnya cloud,
dan perantara yang lambat, perdagangan mata hanya sedikit orang yang khawatir kehilangan
uang asing (valuta) dan pengiriman uang ke atau merusak hard drive atau drive USB mereka
luar negeri (Gomber, Peter; Kauffman, Robert lagi. Dengan layanan cloud, dokumen tersedia
J; Parker, Chris; Weber, 2018). di mana saja, karena informasi disimpan di
cloud. Infrastruktur cloud mencakup komponen
Teknologi Cloud Computing
perangkat keras dan perangkat lunak yang
Di era digital saat ini, banyak bisnis online
diperlukan untuk implementasi model
yang sangat membutuhkan produk atau layanan
komputasi cloud yang benar, komputasi cloud
mereka yang lebih luas, yang memaksa mereka
juga dapat dianggap sebagai komputasi
untuk mempelajari teknologi terbaru, cara
tambahan atau komputasi on-demand
praktis terbaru untuk bisnis online
(Budiyanto, 2012). Cloud bisa bersifat pribadi
menggunakan komputasi awan (cloud
atau publik, cloud publik berbagi layanan dari
computing). Layanan cloud mengacu pada
semua orang di Internet. Sedangkan private
layanan host apa pun yang disediakan melalui
cloud adalah jaringan pribadi atau pusat data
Internet. Layanan ini seringkali mencakup
yang menyediakan layanan host ke banyak
server, database, perangkat lunak, jaringan,
orang dengan pengaturan akses dan hak akses
analitik, dan fungsi komputasi lainnya yang
tertentu. teknologi cloud bertujuan untuk
diakses melalui cloud (Abadi, 2009).
menyediakan akses yang mudah dan terukur ke
Komputasi Awan adalah penyediaan layanan
sumber daya dan layanan komputasi (Vecchiola
komputasi, terutama server, penyimpanan,
et al., 2011). Dengan teknologi cloud ini
basis data, jaringan, perangkat lunak, analitik,
diharapkan dapat mengembangkan program
dan kecerdasan buatan, dibandingkan melalui
pendaftaran siswa baru yang akan memudahkan
Internet. Nama layanan cloud terinspirasi oleh
pendaftaran calon siswa secara cepat dan
simbol cloud yang sering digunakan untuk
efisien.
menggambarkan Internet dalam diagram alur,
layanan ini menawarkan lebih banyak inovasi Penelitian Terdahulu
dengan sumber daya yang cepat, fleksibel, dan Dalam penelitian, peneliti juga
skala ekonomi (Gill et al., 2019). Pengguna menggunakan studi leteratur terhadap
layanan dapat mengakses file dan program penelitian terdahulu. Penelitian sejenis dalam
yang disimpan di cloud dari mana saja, pengembangan program pendaftaran
sehingga tidak perlu dekat dengan perangkat mahasiswa baru, sehingga dalam penelitian ini
keras fisik. Dulu, dokumen (file) yang dibuat diharapkan memberikan pengembangan dan
oleh pengguna harus disimpan di hard drive penambahan yang menjadi kekurangan dan
fisik, drive USB, atau disk (Shawish and saran pengembangan pada penelitian terdahulu.
Salama, 2014). Tanpa perangkat keras apa pun, Dengan menggunakan teknologi yang sekarang
file sama sekali tidak dapat diakses di luar sedang berkembang seperti
Arihta & Edward, Analisa Penggunaan Media Digital dengan Metode One Stop Service 232

Website, Internet, Cloud Computing dan efisiensi dalam hal biaya operasional
Financial Technology maka diharapkan pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru yang
program yang dihasilkan dari analisa penelitian dilaksanakan. Maka penelitian
ini akan menjadi program pendaftaran mengembangkan penelitian terdahulu dengan
mahasiswa baru yang dapat diterima calon mengacu kebeberapa penelitian terdahulu yang
mahasiswa baru dan memberikan kemudahan sesuai dengan tema penelitian peneliti dalam
dalam proses pendaftaran, proses seleksi dan proses pengembangan program pendaftaran
proses pembayaran pada sisi pendaftar atau mahasiswa baru dalam lingkungan Universitas.
calon mahasiswa baru. Maka penelitian yang diambil sebagai studi
Dalam sisi Universitas maka diharapkan literaturpun peneliti mengacu terhadap
dapat membantu memberikan efektifitas dan penelitian dalam lingkungan Universitas.
Tabel 1. Tabel Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti Tahun Hasil
1. Program Aplikasi Sabar Rudiarto, 2013 Berikut ini adalah saran penulis untuk
Ujian Online Arihta Tarigan memperbaiki dan memperkaya fitur
Berbasis Web aplikasi ujian online ini :
1. Agar informasi yang ditampilkan lebih
menarik, aplikasi ini dapat
ditambahkan fasilitas-fasilitas seperti
forum , fasilitas upload dan download
modul pembelajaran, serta fitur forget
password.
2. Dalam pengembangan aplikasi ujian
online dikemudian hari, sebaiknya
menggunakan CMS (Content
Management System) agar
memudahkan dalam pengembangan
aplikasi dan merubah struktur model
aplikasi.
3. Pada aplikasi ujian online ini hanya
digunakan untuk satu dosen saja,
diharapkan dalam pengembangan
aplikasi ujian online selanjutnya dapat
digunakan lebih dari satu dosen agar
aplikasi ujian online dapat digunakan
berbagai macam mata kuliah.
4. Pada aplikasi ujian online ini hanya
terdapat soal-soal pilihan ganda, dan
dalam pengembangan berikut nya
diharapkan terdapat soal-soal essay
dengan form editor text dalam
pengerjaan soalsoal ujian.
5. Soal-soal ujian yang ditampilkan
sebaiknya dapat berupa file gambar,
233 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 226 - 242

sehingga halaman soal menjadi lebih


menarik.
6. Pada halaman mahasiswa sebaiknya
ditambahkan form email kepada dosen
pengajar, sehingga apabila terjadi
kesalahan pada aplikasi ujian,
mahasiswa dapat langsung
memberitahukan masalah tersebut
kepada dosen pengajar.
7. Sebaiknya ditambahkan fitur chating,
sehingga membuat proses belajar
mengajar menjadi lebih interaktif.
2. Perancangan Rahmi Rizkiana 2020 Berdasarkan analisa hasil dan uji coba
User Experience Putri, Anwar yang telah dilakukan menggunakan
Aplikasi Sodik, Adib metode UEQ dan rules of thumbs maka,
Pendaftaran Pakarbudi dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa situs
Mahasiswa Baru web pendaftaran perguruan tinggi X
Menggunakan masih terdapat kekurangan dari sisi
Metode Human- conventional maupun usual. Sehingga
Centered Design penelitian ini memberikan solusi berupa
rancangan mobile web yang user friendly
agar para pengguna mendapatkan
informasi tentang perkuliahan secara lebih
baik dari sebelumnya.
3. Aplikasi Adam 2022 Dari hasil penulisan dan analisa dari bab-
Pendaftaran bab sebelumnya, maka dapat diambil
Mahasiswa Baru kesimpulan, sehingga penulisan ini dapat
Menggunakan lebih bermanfaat. Adapun kesimpulan-
Metode kesimpulan tersebut adalah sebagai
Forecasting berikut :
1. Proses peramalan jumlah calon
mahasiswa baru yang mendaftar
pada Fakultas Teknik Informatika
Universitas Abdurrabdilakukan
dengan cara mengumpulkan jumlah
data mahasiswa yang mendaftar pada
tahun sebelumnya.
2. Peramalan dengan menggunakan
metode forecastingdengan α = 0.1
yang mempunyai nilai erroryang
lebih kecil. Sehingga hasil peramalan
jumlah calon mahasiwa baru yang
mendaftar untuk selanjutnya dapat di
simpulkan dari hasil nilaierroryang
lebih terkecil dari perhitungan
keseluruhannya.
Arihta & Edward, Analisa Penggunaan Media Digital dengan Metode One Stop Service 234

3. Dengan adanya penelitian ini, penulis


telah merancang suatu aplikasi
peramalan jumlah calon mahasiswa
baru yang mendaftar dengan
menggunakan bahasa pemrograman,
sehingga dapat membantu pihak yang
bersangkutan untuk mengetahui
hasil prediksi jumlah mahasiswa
baru yang mendaftar pada tahun
selanjutnya.

didapat dari daftar pusaka dan penelitian


METODE sebelumnya yang telah ada. Menurut Sugiyono
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini (2018) terdapat tiga hal utama yang
didasarkan pada data primer dan data sekunder. mempengaruhi kualitas data hasil penelitian,
Data primer diperoleh dari penelitian lapangan yaitu, kualitas instrumen penelitian, kualitas
termasuk melakukan kuesioner dalam bentuk pengumpulan data dan analisis data.
form online terhadap siswa – siswi SMA Dalam penelitian ini menggunakan skala
sederajat kelas XII. Form kuesioner diberikan Likert. Menurut Sugiyono (2018) skala likert
melalui guru disekolah yang merupakan target digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
penelitian. Pengisian data kuesioner bukan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
dalam bentuk keharusan dan paksaan, tentang fenomena sosial. Dalam jawaban setiap
melainkan sukarela dari masing-masing siswa. instrument, memiliki bobot seperti tabel 1
Sedangkan data sekunder adalah data yang berikut ini :
Tabel 2. Pemberian skor jawaban kuesioner
No Pernyataan Kode Nilai
1. Sangat Tidak Setuju STS 1
2. Tidak Setuju TS 2
3. Tidak Tahu TH 3
4. Setuju S 4
5. Sangat Setuju SS 5

Metode Wawancara 2001: 108). Wawancara juga dapat dilakukan


Wawancara merupakan proses percakapan secara tertutup dengan menggunakan instrumen
dengan maksud untuk mengkonstruksi kuesioner.
mengenai orang, kejadian kegiatan, organisasi,
Pengujian Hasil Instrumen Penelitian
motivasi , perasaan dan sebagainya, yang
Untuk melakukan perhitungan /
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
pengukuran menggunakan metode skala likter
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan
maka dilakukan perhitungan / pengukuran
pada yang diwawancarai (interviewee) yang
menggunakan bantuan aplikasi SPSS. Analisa
memberikan jawaban atas pertanyaan (Bungin,
235 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 226 - 242

data dalam penelitian ini dilakukan dengan Pada table 3terdapat 125 koresponden
dengan melakukan uji validitas dan uji yang semuanya mengisi pertanyaan yang
reliabilitas secara statistik dengan bantuan diberikan oleh peneliti, 125 koresponden
aplikasi SPSS. Secara umum Uji Validitas merupakan siswa-siswi kelas XII dengan
dilakukan untuk mengukur ketepatan setiap tingkat SMA sederajat. Kuesioner diberikan
item dalam kuisioner (Sugiyono, 2018). kepada siswa-siswi melalui bantuan dari guru
pembimbing masing-masing siswa di sekolah.
Tabel 3. Data Input Instrument

Sumber : Pengolahan Data (2022)

Berdasarkan hasil instrument kuesioner metode skla likert diolah dengan menggunakan
yang diberikan kepada koresponden maka data SPSS dengan hasil sebagai berikut.
yang dihasilkan dari kuesioner menggunakan
Tabel 4. Hasil Pengolahan SPSS Instument X1.1
X1.1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 1 .8 .8 .8
TT 18 14.4 14.4 15.2
S 35 28.0 28.0 43.2
SS 71 56.8 56.8 100.0
Total 125 100.0 100.0
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dari table 4, X1.1 merupakan pertanyaan menyatakan 28 % setuju dan 56.8 % sangat
apakah calon mahasiswa menyetujui proses setuju apabila proses pendaftaran mahasiswa
pendaftaran mahasiswa baru dilakukan secara baru dilakukan secara daring.
daring?. Maka dari 125 koresponden
Arihta & Edward, Analisa Penggunaan Media Digital dengan Metode One Stop Service 236

Tabel 5. Hasil Pengolahan SPSS Instument X1.2


X1.2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 1 .8 .8 .8
TS 1 .8 .8 1.6
TT 16 12.8 12.8 14.4
S 32 25.6 25.6 40.0
SS 75 60.0 60.0 100.0
Total 125 100.0 100.0
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dari table 5, X1.2 merupakan pertanyaan setuju dan 60 % sangat setuju apabila proses
apakah calon mahasiswa menyetujui proses pendaftaran mahasiswa baru dilakukan
pendaftaran mahasiswa baru dilakukan menggunakan media aplikasi berbasis mobile
menggunakan media aplikasi mobile ?. Maka phone.
dari 125 koresponden menyatakan 25.6 %
Tabel 6. Hasil Pengolahan SPSS Instument X1.3
X1.3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 1 .8 .8 .8
TT 7 5.6 5.6 6.4
S 30 24.0 24.0 30.4
SS 87 69.6 69.6 100.0
Total 125 100.0 100.0
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dari table 6, X1.3 merupakan pertanyaan menyatakan 24 % setuju dan 69.6 % sangat
apakah calon mahasiswa menyetujui semua setuju apabila semua proses dilakukan didalam
proses dilakukan dalam satu aplikasi (one stop satu aplikasi (one stop service).
service)?. Maka dari 125 koresponden
Tabel 7. Hasil Pengolahan SPSS Instument X1.4
X1.4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 2 1.6 1.6 1.6
TS 7 5.6 5.6 7.2
TT 13 10.4 10.4 17.6
S 30 24.0 24.0 41.6
SS 73 58.4 58.4 100.0
Total 125 100.0 100.0
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dari table 7, X1.4 merupakan pertanyaan menyatakan 24 % setuju dan 58.4 % sangat
apakah calon mahasiswa menyetujui proses tes setuju apabila semua proses tes seleksi
seleksi penerimaan mahasiswa baru dilakukan penerimaan mahasiswa baru dilakukan secara
secara daring?. Maka dari 125 koresponden daring melalui aplikasi.
237 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 226 - 242

Tabel 8. Hasil Pengolahan SPSS Instument X1.5


X1.5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TS 5 4.0 4.0 4.0
TT 4 3.2 3.2 7.2
S 28 22.4 22.4 29.6
SS 88 10.4 10.4 100.0
Total 125 100.0 100.0
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dari table 8, X1.5 merupakan pertanyaan 125 koresponden menyatakan 22.4 % setuju
apakah calon mahasiswa menyetujui proses dan 70.4 % sangat setuju apabila semua proses
pembayaran pendaftaran dilakukan secara pembayaran penerimaan mahasiswa baru
daring dan dalam aplikasi atau program yang dilakukan secara daring melalui aplikasi.
sama dengan proses pendaftaran?. Maka dari
Tabel 9. Hasil Pengolahan SPSS Instument X1.6
X1.6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 1 .8 .8 .8
TS 2 1.6 1.6 2.4
TT 6 4.8 4.8 7.2
S 29 23.2 23.2 30.4
SS 87 69.6 69.6 100.0
Total 125 100.0 100.0
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dari table 9, X1.6 merupakan pertanyaan baru dilakukan dalam waktu yang singkat,
apakah calon mahasiswa menyetujui proses sehingga akan membantu calon mahasiswa
seleksi dilakukan dalam waktu yang relative untuk melakukan proses selanjutnya apabila
singkat ?. Maka dari 125 koresponden diterima atau tidak diterima pada saat proses
menyatakan 23.2 % setuju dan 69.6 % sangat penerimaan.
setuju apabila proses pendaftaran mahasiswa
Tabel 10. Hasil Pengolahan SPSS Instument X1.7
X1.7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 1 .8 .8 .8
TS 4 3.2 3.2 4.0
TT 14 11.2 11.2 15.2
S 29 23.2 23.2 38.4
SS 77 61.6 61.6 100.0
Total 125 100.0 100.0
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dari table 10, X1.7 merupakan pertanyaan seleksi dapat dilakukan tanpa harus dating ke
apakah calon mahasiswa menyetujui proses lokasi lingkungan Universitas ?. Maka dari 125
Arihta & Edward, Analisa Penggunaan Media Digital dengan Metode One Stop Service 238

koresponden menyatakan 23.2 % setuju dan mengunjungi atau datang ke lingkungan


61.6 % sangat setuju apabila dalam proses Universitas untuk melakukan proses
penerimaan mahasiswa baru, calon mahasiswa pendaftaran mahasiswa baru.
dapat melakukan pendaftaran tanpa harus
Tabel 11. Hasil Pengolahan SPSS Instument X1.8
X1.8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid STS 1 .8 .8 .8
TT 4 3.2 3.2 4.0
S 31 24.8 24.8 28.8
SS 89 71.2 71.2 100.0
Total 125 100.0 100.0
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dari table 11, X1.8 merupakan pertanyaan penerimaan mahasiswa baru berisi informasi
apakah calon mahasiswa menyetujui didalam lengkap perihal program studi yang ada
aplikasi pendaftaran mahasiswa baru berisi didalam lingkungan Universitas, sehingga
informasi lengkap perihal program studi yang mampu membantu calon mahasiswa baru
ada di lingkungan Universitas ?. Maka dari 125 dalam menentukan program studi yang akan
koresponden menyatakan 24.8% setuju dan dipilih dalam proses pendaftaran.
71.2 % sangat setuju apabila didalam aplikasi
Tabel 12. Hasil Pengolahan SPSS Instument X1.9
X1.9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TT 4 3.2 3.2 3.2
S 29 23.2 23.2 26.4
SS 92 73.6 73.6 100.0
Total 125 100.0 100.0
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dari table 12, X1.9 merupakan pertanyaan mahasiswa baru dan selama menjadi
apakah calon mahasiswa menyetujui didalam mahasiswa.
aplikasi pendaftaran mahasiswa baru berisi
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
informasi lengkap terkait rincian biaya yang
Uji validasi data dilakukan untuk
harus dikeluarkan untuk menjadi mahasiswa
mengukur instrumen yang digunakan apakah
baru dan biaya yang akan dikeluarkan sampai
valid dalam pengumpulan data penelitian. Jika
dengan semester akhir ?. Maka dari 125
suatu instrumen tidak valid dan reliabel, maka
koresponden menyatakan 23.2 % setuju dan
data yang diperoleh dari instrumen tersebut
73.6 % sangat setuju apabila dalam aplikasi
tidak mampu mengukur variabel penelitian
penerimaan mahasiswa baru terdapat informasi
secara akurat. Sehingga, kesimpulan penelitian
lengkap perihal rincian biaya yang harus
yang dihasilkan menjadi tidak sesuai dengan
dibayarkan dalam proses penerimaan
239 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 226 - 242

kenyataan yang sebenarnya / tidak akurat. pada distribusi nilai rtabel statistik yang
Menurut V. Wiratna Sujarweni (2014 : 192), didasarkan pada oleh nilai df (degree of
jika nilai rhitung > rtabel product moment maka freedom) dalam penelitian. Rumus df = n – 2,
soal butir kuesioner dinyatakan valid, dimana pada penitian ini nilai n = 125, maka df
sementara jika nilai rhitung < rtabel product = 125 – 2, maka df = 123. Jika mengacu pada
moment maka soal butir kuesioner dinyatakan nilai rtabel product moment untuk nilai n = 123
tidak valid. Dalam uji validitas nilai Corrected pada signifikan 5 %, maka nilai rtabel sebesar
Item – Total Correlation disebut juga sebagai 0.195.
nilai rhitung. Nilai rtabel product moment dicari
Tabel 13. Hasil Uji Validitas

Hasil Uji Validitas Variable


No Butir Soal rhitung rtabel 5% (123) Kriteria
1 0.650 0.195 Valid
2 0.699 0.195 Valid
3 0.857 0.195 Valid
4 0.528 0.195 Valid
5 0.788 0.195 Valid
6 0.853 0.195 Valid
7 0.710 0.195 Valid
8 0.789 0.195 Valid
9 0.796 0.195 Valid
Sumber : Pengolahan Data (2022)

Dalam hasil pengolahan menggunakan Dalam uji reliabilitas menggunakan


bantuan aplikasi SPSS dengan melakukan instrument yang sudah dinyatakan valid,
pengujian instrumen dalam penelitian, maka dimana sudah diuji pada tahap uji validitas.
dapat dilihat pada tabel 12, dengan hasil rhitung Menurut Jonathan Sarwono (2015 : 249)
> rtabel, maka instrument yang digunakan dalam menyatakan, butir soal dinyatakan reliabel jika
penelitian dinyatakan valid. memiliki nilai Cronbach’s Alpha If Item
Deleted ≥ 0.80.
Tabel 14. Hasil Uji Reliabilitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item Cronbach’s Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
X1.1 36.34 22.693 .650 .915
X1.2 36.31 22.055 .699 .912
X1.3 36.12 22.477 .857 .904
X1.4 36.42 22.166 .528 .929
X1.5 36.15 21.969 .788 .906
X1.6 36.15 21.662 .853 .902
X1.7 36.33 21.496 .710 .912
X1.8 36.09 22.903 .789 .908
X1.9 36.04 23.668 .796 .910
Sumber : Pengolahan Data (2022)
Arihta & Edward, Analisa Penggunaan Media Digital dengan Metode One Stop Service 240

Berdasarkan hasil dari Item-Total mendapatkan hasil yang sesuai dan dapat
Statistics pada tabel 13 diketahui nilai diimplementasikan.
Cronbach’s Alpha If Item Deleted untuk
seluruh (9) butir soal ≥ 0.80, dengan demikian SIMPULAN DAN SARAN

maka disimpulkan bahwa butir - butir soal Kesimpulan


dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
Implikasi Penelitian
Suatu penelitian yang telah dilakukan di maka penulis dapat simpulkan bahwa :

lingkungan pendidikan maka kesimpulan yang - Calon mahasiswa menyetujui proses

ditarik tentu mempunyai implikasi dalam pendaftaran mahasiswa baru dilakukan

bidang pendidikan dan juga penelitian- secara daring.

penelitian selanjutnya. sehubungan dengan hal - Calon mahasiswa menyetujui proses

tersebut maka implikasinya adalah sebagai pendaftaran mahasiswa baru dilakukan

berikut : menggunakan media aplikasi mobile.

1. Berdasdarkan hasil penelitian maka - Calon mahasiswa menyetujui semua

diperoleh hasil penelitian dimana calon proses dilakukan dalam satu aplikasi (one

mahasiswa mengharapkan proses stop service)

pendaftaran mahasiswa baru secara online - Calon mahasiswa menyetujui proses tes

dan didalamnya mencakup semua proses, seleksi penerimaan mahasiswa baru

mulai dari pendaftaran, proses seleksi, dan dilakukan secara daring.

proses pemnbayaran. - Calon mahasiswa menyetujui proses

2. Universitas akan mendapatkan efektifitas pembayaran pendaftaran dilakukan secara

pada proses pendaftaran mahasiswa baru, daring dan dalam aplikasi atau program

dimana proses dilakukan secara otomatisi yang sama dengan proses pendaftaran.

oleh system sehingga proses berjalan - Calon mahasiswa menyetujui proses

dengan cepat dalam aplikasi. seleksi dilakukan dalam waktu yang

3. Universitas akan memperoleh efisiensi singkat.

dalam proses pendaftaran mahasiswa baru, - Calon mahasiswa menyetujui proses

dimana proses dilakukan secara online seleksi dapat dilakukan tanpa harus dating

yang tidak membutuhkan seperangkat alat ke lokasi lingkungan Universitas.

tulis dan juga soal ujian dalam proses - Calon mahasiswa menyetujui didalam

pelaksanaanya. aplikasi pendaftaran mahasiswa baru

4. Dari hasil penelitian ini, maka didapatkan berisi informasi lengkap terkait program

hasil yang juga dapat dikembangkan studi yang terdapat dalam lingkungan

kembali untuk peneltian selanjutnya agar Universitas.


- Calon mahasiswa menyetujui didalam
aplikasi pendaftaran mahasiswa baru
241 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 226 - 242

berisi informasi lengkap terkait rincian dilaksanakan secara daring, sehingga


biaya yang harus dikeluarkan untuk proses penerimaan berjalan dengan cepat
menjadi mahasiswa baru dan biaya yang dan calon mahasiswa baru tidak lagi
akan dikeluarkan sampai dengan semester mencari kampus lain jika hasilnya sudah
akhir. dapat diketahui.
- Penelitian ini merupakan pengembangan - Proses pembayaran pendaftaran dan uang
dari penelitian sebelumnya, dimana proses kuliah dapat dilakukan dalam program
ujian online dikembangkan untuk dapat yang sama, sehingga memudahkan calon
dijadikan sebagai proses seleksi mahasiswa baru dalam melihat
penerimaan mahasiswa baru. perkembangan dan prosesnya dalam satu
- Penelitian ini masih belum aplikasi.
mengimplementasikan forcasting analisa - Pada program aplikasi terdapat informasi
dalam data pendaftaran, tetapi penelitian lengkap perihal program studi dan juga
ini sudah mengembangkan proses informasi biaya yang harus dikeluarkan
menggunakan model CMS dalam proses selama menjadi mahasiswa dan selama
penggunaan aplikasi. proses pendaftaran.

Saran Dalam penelitian ini berfokus kedalam


Dari hasil simpulan yang telah diuraikan, strategi penerimaan mahasiswa baru di era
maka penulis memberikan saran dalam pasca pandemic Covid-19, dimana teknologi
pengembangan hasil dari simpulan yang telah lebih dikedepankan dalam membantu aktifitas,
dijelaskan, adapun saran dari penulis sebagai dan juga karakteristik dari Generazi Z yang
berikut : terbiasa terhadap teknologi baik itu mencari
- Pembuatan program pendaftaran informasi ataupun membantu aktifitas mereka.
mahasiswa baru dengan aplikasi berbasis
mobile phone. DAFTAR PUSTAKA

- Proses pendaftaran dapat dilakukan Al-Laham, M., & Al-Tarawneh, H. (2009).


Development of Electronic Money and Its
dimana saja calon mahasiswa baru
Barnes, J. (2003). Establishing meaningful customer
mendaftar tanpa harus datang ke relationships: why some
lingkungan Universitas. Brosekhan, A, A. (2015). Consumer Buying
Behaviour – A Literature Review.
- Proses tes seleksi dapat dilakukan dalam Cheema, A. (2006). Malleable Mental Accounting:
aplikasi yang sama dengan proses The Effect ofFlexibility on the Justification
of Attraktif Spending and Consumption
pendaftaran dan jadwal seleksi dapat Decisions companies and brands mean more
dipilih berdasarkan waktu yang dapat to their customers.
Dedi Riswandi (2019). Transaksi Online (E-
ditentukan oleh calon mahasiswa baru.
Commerce) : Peluang dan Tantangan Dalam
- Hasil kelulusan calon mahasiswa baru Perspektif Ekonomi.
dapat dilihat saat proses seleksi selesai
Arihta & Edward, Analisa Penggunaan Media Digital dengan Metode One Stop Service 242

Ginantra, Ni Luh Wiwik Sri Rahayu dkk. (2020). Muzdalifa, Rahma, Novalia (2018). Fintech Dalam
Teknologi Finansial: Sistem Finansial Inklusi Keuangan Nasional di Masa Pandemi
Berbasis Teknologi di Era Digital Covid-19.
Gomber, P. (2015). Financial is, underlying Purnomo, 2008, Metode Observasi
technologies, and the FinTech revolution. Putra, I. G. W. S. (2021). Evaluasi Pengaruh Product
Guadamuz, A. (2009). Electronic Money: A viable Quality, Product Innovation dan Marketing
payment system?. University of Edinburgh. Promotion Terhadap Brand Image IKEA.
H. Agung and J. F. Andry, “Audit Sistem Informasi Digismantech (Jurnal Program Studi Bisnis
Akademik Menggunakan Kerangka Kerja Digital), 1(1), 1–10.
Cobit 5 pada Domain EDM pada Universitas https://doi.org/10.30813/digismantech.v1i1
XYZ,” JBASE - J. Bus. Audit Inf. Syst., vol. Rudiarto, Sabar &Tarigan, Arihta. (2013). Program
1, no. 1, pp. 38–49, 2018, doi: Aplikasi Ujian Online Berbasis Web.
10.30813/.v1i1.1143. Jakarta: Sinaptika 2013 Universitas Mercu
Hassan, A. (2012). The Value Proposition Concept Buana.
in Marketing: How Customers Perceive the Sarwono J., Narimawati S. (2015). Membuat
Value Delivered by Firms. Skripsi, Tesis dan Disertasi dengan Partial
Ihsan, A., Rahman., Muh. Nadjib. (2013). Analisis Least Square SEM (PLS-SEM). Yogyakarta,
Tingkat Kemampuan Mengakses Internet Indonesia: Andi.
dalam Penyelesaian Tugas-tugas Mata Soseco, T. (2016). Effect of E-Money to Economic
Pelajaran di Kalangan Siswa-siswi SMP Performance.
Negeri 3 Kabupaten Polewali Mandar. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi
Kembau, Agung; Mekel, Peggy Adeline (mixed Methods). In Alfabet.
(2014).Reference Groups, Family, Roles and Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian:
Status on Young Consumer Behavior Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami.
towards Purchase Intentions of Luxury Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Fashion Brands. Journal EMBA, (2/2), June, Tarigan, Arihta & Sadeli, Jimmy & Agung, Halim
1172-1178 (2021). MOBILE DIGITAL MONEY IN
Kim, H, J. (2015). In-House Electronic Money FINTECH ERA CASE STUDY: T-CASH
Design Using Mobile Devices.Leiner, B. M., TELKOMSEL JABOTABEK JABAR.
et.al. (2009). A Brief History of the Internet. Digismantech (Jurnal Program Studi Bisnis
ACM SIGCOMM Computer Communication Digital, 2021 - journal.ubm.ac.id.
Review. Wijaya, K., Supariyanto, R., Istiawan, E. (2020).
Lukum, A. (2019). Pendidikan 4.0 di Era Generasi Implementasi Framework Bootstrap dalam
Z: Tantangan dan Solusinya Perancangan Sistem Penerimaan Mahasiswa
Muttaqin, M. (2022). Teknologi Cloud Computing Baru pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-
Quran Al-Ittifaqiah (STITQI) Indraalaya
Berbasis Web
Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) hal: 243 – 258
e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863
e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP
LOYALITAS PELANGGAN APOTEK DI KECAMATAN
SERANG
Muhammad Rizal Syifauddin1*, Iha Haryani Hatta2, Prih Sarnianto3
1,3
Magister Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta, indonesia
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia

*Email: rizalsyifauddin@gmail.com

Diterima 03 Februari 2023, Disetujui 06 Maret 2023

Abstrak
Jumlah Apotek yang terus bertambah membuat persaingan bisnis antar Apotek semakin meningkat, dan berkurangnya
jumlah resep mengharuskan Apotek untuk mengoptimalkan strategi bauran pemasaran guna dalam membangun loyalitas
pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian, dan
dampaknya terhadap loyalitas pelanggan. Pada penelitian kuantitatif ini, data primer diambil melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner terstruktur yang telah divalidasi. Data primer dari 200 pelanggan diambil menggunakan metode
simple random sampling dari 3 Apotek yang berada di Kecamatan Serang, dianalisis dengan Structural Equation
Modelling software AMOS versi 23.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model SEM yang dihasilkan sudah cukup
baik dengan 5 kriteria sudah memenuhi syarat diantaranya RMSEA(0,080), CFI(0,900), PGFI(0,630), PNFI(0,710), dan
CMIN/DF(2,276). Bauran pemasaran Produk (P 0,000), Harga (P 0,009), Orang (P 0,003), dan Proses (P 0,000)
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Bauran pemasaran Lokasi (P 0,548), Promosi (P 0,890), dan
Bukti fisik (P 0,266) tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Kemudian Bauran pemasaran Produk (P 0,004),
Harga (P 0,048), dan Orang (P 0,048) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Bauran pemasaran Lokasi
(P 0,272), Promosi (P 0,611), Proses (P 0,322), dan Bukti fisik (P 0,360) tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
Keputusan pembelian berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan (P 0,007). Untuk membangun loyalitas
pelanggan perlu mengoptimalkan beberapa aspek bauran pemasaran seperti produk harus bervariasi, lengkap dan selalu
tersedia. Harga produk yang murah, Apotek perlu menjalankan promosi digital baik melalui media iklan ataupun
televise.

Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Keputusan Pembelian, Loyalitas Pelanggan, Structural Equation Modelling (SEM)

Abstract
Pharmacies continue to grow and make business competition between pharmacies increase and reduce drug
prescriptions, that require pharmacies to optimize marketing mix strategies that are useful in building customer loyalty.
The main purpose of this study is to determine the influence of marketing mix variables on purchasing decisions and its
impact on customer loyalty of Apotek in serang district. In this quantitative study, primary data was collected through
interviews using a structured questionnaire that has been validated. The data of the research was collected using a
random sample of 200 respondents of Pharmacy customers from 3 pharmacies in Serang District. Data analysis using
the Structural Equation Modeling software AMOS 23. The results showed that products that are varied, complete and
always available have an influence on purchasing decisions and customer loyalty. Low prices have an influence on
purchasing decisions and customer loyalty. Location has no effect on purchasing decisions or customer loyalty because
Serang District is a densely populated area and the proximity of pharmacies makes location selection not a customer's
consideration. Promotion has no effect on purchasing decisions or customer loyalty because promotional activities are
carried out only through word of mouth, pharmacies should preferably carry out digital promotions through advertising
or television media. People influence purchasing decisions and customer loyalty because pharmacists can explain drugs
in detail and behave friendly. The process influences purchasing decisions but does not affect customer loyalty because
customers prefer the service process to be fast and easy. Physical evidence has no effect on purchasing decisions or
customer loyalty because complete facilities are not a major consideration and the goal is to buy drugs. And the
purchasing decisions positive and significant impact on customer loyalty.

Keywords : Marketing mix strategy, Purchase decisions, Costumer loyalty, Structural Equation Modelling (SEM)
244 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 243 - 258

PENDAHULUAN biaya pengobatannya sendiri justru menjadi


Kesehatan merupakan aset yang paling cenderung stagnan. Dalam hal pembiayaan,
berharga yang menjadi kebutuhan dasar pelayanan kesehatan di Indonesia masih
masyarakat, Oleh karenanya Pemerintah menghadapi permasalahan. Pemerintah
bertanggungjawab atas terpenuhinya dan menerapkan strategic purchasing. Dalam sistem
terlaksananya jaminan kesehatan yang strategic purchasing tersebut dapat menanggung
dibutuhkan oleh masyarakat guna mewujudkan semua pembiayaan dalam pengobatan, mulai dari
kesehatan tersebut, hal tersebut dapat terwujud pelayanan kesehatan hingga menebus resep obat
melalui Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). dalam melayani pesertanya(4). Hal tersebut
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa mengakibatkan penerimaan resep yang masuk ke
perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh Apotek menjadi menurun, hal tersebut juga
manfaat pemeliharaan kesehatan dan memberikan dampak pada fasilitas penunjang
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar pelayanan kesehatan seperti Apotek akan
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang kehilangan konsumen.
yang telah membayar iuran atau iuran yang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 9
dibayar pemerintah. Tahun 2017, Apotek merupakan sarana
Penerapan program Jaminan Kesehatan pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
Nasional (JKN) yang dilakukan oleh pemerintah kefarmasian oleh Apoteker untuk membantu
pada tahun 2014 memberikan dampak bagi pasar mewujudkan tercapainya derajat kesejahteraan
farmasi Indonesia yaitu secara signifikan yang optimal bagi masyarakat. Sesuai dengan
mengalami perubahan, hal tersebut dikarenakan peraturan yang telah ditetapkan oleh Menteri
Pemerintah menetapkan harga yang cukup ketat Kesehatan Republik Indonesia No. 73 tahun 2016
untuk obat-obatan yang diterima dalam JKN, dan Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian, Apotek
bahkan sebagian obat-obatan ini kemudian harus memiliki Apoteker yang bertanggungjawab
disediakan secara gratis untuk masyarakat. untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian
Melalui program JKN, pemerintah terus berupaya terhadap konsumen dan kewajiban dalam
dalam memastikan obat-obatan untuk peserta menjalankan standar profesinya. Berdasarkan
JKN agar tidak hanya tersedia di faskes, tetapi data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
juga sesuai kebutuhan, dan obat dapat dijangkau Serang, jumlah sarana kefarmasian Apotek yang
dengan daya beli masyarakat. Oleh karena hal itu, beroperasi tercatat sebanyak 86 unit, sebaran
obat generik dengan harga murah menjadi pilihan Apotek terbanyak berada pada Kecamatan
dalam pelayanan BPJS kesehatan. Akibatnya, Serang yaitu sejumlah 51 unit, di Kecamatan
dengan adanya pengadaan obat yang fokus pada Cipocok Jaya sebanyak 13 unit, di Kecamatan
obat generik dalam jumlah besar maka membawa Taktakan sebanyak 8 unit, di Kecamatan
perubahan besar pada pasar farmasi Indonesia, Kasemen sebanyak 7 unit, di Kecamatan Curug
jumlah pasien JKN terus meningkat pesat sebanyak 5 unit, dan sebaran di Kecamatan
sedangkan jumlah pasien yang menanggung Walantaka hanya ada 2 unit, dapat di simpulkan
Rizal dkk, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas 245

bahwa pertumbuhan Apotek terbanyak berada implementasi strategi bauran pemasaran pada
pada Kecamatan Serang. Mengingat obat-obatan Apotek di Kecamatan Serang belum banyak
(farmasi) merupakan kebutuhan utama dengan diteliti dan diketahui. Oleh karenanya,
tingkat urgensi kebutuhan yang tinggi, sehingga Komponen bauran pemasaran sangat menarik
kebutuhan terhadap produk farmasi akan untuk diteliti karena komponen bauran
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pemasaran merupakan aspek yang dapat
penduduk. Hal tersebut mememberikan dampak mempengaruhi minat beli konsumen.
berupa peluang dan sekaligus ancaman dalam Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk
bisnis Apotek. Dengan adanya pertumbuhan menganalisis pengaruh bauran pemasaran
tersebut menjadikan bisnis Apotek semakin terhadap keputusan pembelian dan dampaknya
berkembang di Kecamatan Serang dan dapat terhadap loyalitas pelanggan Apotek di
menimbulkan persaingan antar Apotek yang Kecamatan Serang.
kompetitif. Oleh karena itu pimpinan dan
pengelola Apotek harus mengantisipasi hal KAJIAN TEORI

tersebut dengan membuat strategi bisnis sehingga Bauran Pemasaran


Apotek mampu berkembang dan bertahan. Untuk memahami fungsi pemasaran, kita
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana perlu memahami serangkaian konsep inti dalam
yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran. Konsep strategi pemasaran meliputi
pemasaran, yang memberikan panduan tentang yaitu segmentasi pasar, market positioning,
kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat market entry strategy, Marketing Mix Strategy,
tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. dan Timing Strategy. Marketing Mix merupakan
Peneliti juga melakukan studi pendahuluan konsep perencanaan taktis dimana perangkat alat
terhadap Apotek yang ada di Kecamatan Serang, pemasaran yang dapat dikendalikan, yang
penelitian dilakukan melalui survey online dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
tentang pengetahuan terkait strategi bauran respon yang diinginkan pasar sasaran. Strategi
pemasaran menunjukan bahwa, sebanyak 80,4% pemasaran dilaksanakan secara terpadu dengan
(Apotek konvensional/perorangan) belum menerapkan elemen strategi dari bauran
mengetahui peran bauran pemasaran, dan pemasaran itu sendiri, digunakan perusahaan
sebanyak 19,6% (Apotek Jejaring/Franchise) untuk mengejar target penjualan yang diinginkan.
sudah menjalankan strategi bauran pemasaran 4P. Bauran pemasaran sering disebut juga dengan 4P,
Pada penelitian ini, peneliti membuat batasan yaitu Product, Price, Place, dan Promotion,
dengan melakukan penelitian pada Apotek sedangkan dalam perusahaan jasa harus ditambah
konvensional. 3P, yaitu People, Physical Evidence dan Process.
Peneliti melakukan observasi kepada Menurut Firmansyah (2021), menjelaskan
pengelola Apotek, berdasarkan informasi yang bahwa Marketing mix yang meliputi produk,
didapat bahwa hampir 90% penjualan bukan harga, tempat, dan promosi berpengaruh positif
merupakan penjualan resep. Selain itu signifikan terhadap ekuitas merek dan keputusan
246 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 243 - 258

pembelian. Variabel yang paling mempengaruhi dilakkan oleh seorang konsumen. Penjelasan
keputusan pembelian adalah produk, tempat, dan tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
ekuitas merek. Lebih lanjut, Ramli S (2021), 1. Pengenalan masalah (problem recognition),
menjelaskan bahwa Bauran pemasaran pada tahap ini konsumen mengetahui ada
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen masalah atau kebutuhan yang harus
melalui keputusan pembelian. Perilaku diselesaikan atau dipenuhi.
konsumen berpengaruh terhadap kepuasan 2. Pencarian informasi (Information research),
konsumen melalui keputusan pembelian. pada tahap ini konsumen mencari informasi
Dalam penelitian Niveen Mohamed (2021), atas alternative pilihan barang atau jasa yang
menjelaskan bahwa dengan meningkatkan bauran dibutuhkan.
pemasaran (harga, produk, dan distribusi 3. Evaluasi Alternatif (evaluation of
produk), akan meningkatkan pengambilan alternatives), pada tahap ini konsumen akan
keputusan dan akan meningkatkan daya saing di mengevaluasi manfaat produk atau jasa yang
pasar sehingga membantu meningkatkan akan dibeli tersebut dari berbagai alternative
pembelian, dengan demikian akan meningkatkan yang tersedia.
profitabilitas perusahaan. 4. Keputusan pembelian (Purchase Decision),
pada tahap ini konsumen telah menetapkan
Keputusan Pembelian
pilihan pada satu alternative dan melakukan
Keputusan pembelian adalah suatu proses
pembelian.
penilaian terhadap beberapa pilihan, dimana
5. Perilaku pasca pembelian (Postpurchase
konsumen mengenal masalahnya, mencari
decision) pada tahap setelah pembelian,
informasi mengenai produk atau jasa tertentu dan
konsumen akan mengalami level kepuasan
mengevaluasi seberapa baik masing-masing
dan ketidakpuasan.
alternative tersebut dapat memecahkan
Lebih lanjut, hubungan antara bauran
masalahnya, yang kemudian mengarah kepada
pemasaran dan keputusan pembelian, dalam
keputusan pembelian sesuai dengan kebutuhan
penelitian Iha haryani hatta (2018), menjelaskan
dan keinginan pelanggan, pada tahap evaluasi,
bahwa terdapat pengaruh parsial bauran
konsumen akan membentuk preferensi diantara
pemasaran (produk, harga dan distribusi produk)
merek-merek pada set pilihan, dan juga dapat
terhadap keputusan pembelian.
membentuk niat untuk membeli merek yang
Lebih lanjut, Yazid & Hidayat (2020),
paling disukai. Proses keputusan pembelian
menjelaskan bahwa keputusan pembelian oleh
terdiri dari 5 tahap yang dilakkan oleh seorang
konsumen adalah mengidentifikasikan semua
konsumen. Pada tahap evaluasi, konsumen akan
pilihan yang mungkin secara sistematis dan
membentuk preferensi diantara merek-merek
obyektif, serta menentukan keuntungan serta
pada set pilihan, dan juga dapat membentuk niat
kerugiannya masing-masing. Dengan demikian,
untuk membeli merek yang paling disukai. Proses
ketika persoalan keputusan pembelian sudah
keputusan pembelian terdiri dari 5 tahap yang
Rizal dkk, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas 247

ditentukan dari segi keuntungan dan kerugian sehingga tidak beralih ke produk lain. Loyalitas
dari masing-masing penyedia jasa maka pelanggan merupakan suatu ukuran yang bisa
konsumen menentukan pilihan alternatif berupa diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan
penyedia jasa yang dapat diambil. Semakin dimasa yang akan datang bagi suatu perusahaan.
penyedia jasa bisa menjadi keputusan pembelian Hubungan antara pengaruh keputusan
terbaik konsumen maka dapat dijamin bahwa pembelian terhadap kepuasan pelanggan, dalam
penyedia jasa tersebut dapat memenangkan penelitian Zarrad (2015) menjelaskan bahwa
persaingan bisnis. keputusan pembelian memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan
Loyalitas PELANGGAN
dibandingkan dengan variabel lainnya. Hal ini
Dalam usaha persaingan bisnis, perusahaan
menjelaskan bahwa setelah proses pembelian,
seperti Apotek membutuhkan konsumen dengan
konsumen mengalami kepuasan karena
loyalitas yang tinggi agar dapat bertahan dan
konsumen merasakan manfaat setelah pembelian
terus berkembang. Menurut Kotler dan Keller,
yang telah memenuhi bahkan melebihi harapan
loyalitas merupakan suatu komitmen yang
konsumen ketika melakukan pembelian.
dipegang secara mendalam oleh konsumen untuk
membeli atau mendukung kembali produk atau METODE
jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh
Penelitian ini termasuk kedalam kategori
situasi dan usaha pemasaran berpotensi
penelitian non eksperimental dengan metode
menyebabkan konsumen beralih. Loyalitas
pendekatan kuantitatif, yang menitikberatkan
pelanggan merupakan ukuran yang lebih dapat
pada analisis hubungan sebab-akibat antara
diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan
bermacam-macam variabel, analisis data bersifat
penjualan dan keuangan.
kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk
Menurut Kotler & Keller, Indikator loyalitas
menggambarkan dan menguji hipotesis yang
konsumen meliputi yaitu :
telah ditetapkan. Menurut tingkat explanasinya
1. Repeat Purchase (kesetiaan terhadap
penelitian ini menggunakan jenis penelitian
pembelian produk).
asosiatif yang hanya bertujuan untuk mengetahui
2. Retention (ketahanan terhadap pengaruh
hubungan antar variabel (penelitian
yang negative mengenai perusahaan).
korelasional), dan penelitian yang bertujuan
3. Referalls (mereferensikan secara total
mengetahui pengaruh antar variabel.
esistensi perusahaan)
Lokasi dalam penelitian ini dilakukan pada
Pelanggan yang loyal merupakan aset bagi Apotek terpilih di wilayah Kecamatan Serang,
perusahaan, hal ini dapat dilihat berdasarkan Waktu penelitian dilakukan dengan
karakteristik yang dimiliknya. Loyalitas menyesuaikan pada jam operasional Apotek
pelanggan bisa muncul karena adanya kepuasan dalam rentang bulan November 2022.
pelanggan sebagai akibat dari layanan yang Teknik pengambilan sampel dilakukan
berkualitas dalam memenuhi harapan pelanggan dengan metode Simple Random Sampling.
248 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 243 - 258

Pengumpulan data menggunakan metode survey Subyek Penelitian / Responden


dengan instrument kuesioner. Dalam penelitian Penentuan kriteria sampel yang memenuhi
ini besarnya sampel disesuaikan dengan model kriteria inklusi berupa yaitu Penduduk Kota
analisis data menggunakan Structural Equation Serang, berusia ≥ l8 tahun, Responden Laki-
Modeling (SEM). Kuesioner dalam penelitian ini laki/perempuan yang menentukan proses
terdiri dari 30 buah item indikator. pembelian bukan atas arahan atau intruksi orang
Desain kuesioner dalam penelitian ini lain, dan Responden pernah membeli obat/produk
dengan menyusun definisi operasional variabel minimal 1 kali dalam satu bulan terakhir.
yang terdiri dari variabel eksogen laten (Bauran
Analisa Data
pemasaran), variabel intervening laten
Variabel dalam penelitian ini adaptasi dari
(keputusan pembelian), dan variabel endogen
penelitian yang dilakukan oleh Sugiono (2021),
laten (loyalitas pelanggan), dari masing-masing
dimana Variabel bebas terdiri dari produk, harga,
variabel kemudian menyusun dimensi dan
lokasi, promosi, orang, proses, dan bukti fisik;
variabel manifest (Indikator) yang mengacu pada
Variabel intervening atau variabel mediasi yaitu
penelitian sugiono (2021) dan kemudian peneliti
keputusan pembelian; dan Variabel terikat yaitu
melakukan modifikasi dan menyesuaikan dengan
loyalitas pelanggan.
kondisi penelitian. Variabel dalam penelitian ini
Menurut Sugiono (2021), menjelaskan
meliputi yaitu variabel produk (4 dimensi, 4
bahwa variabel bauran pemasaran berpengaruh
indikator) ; variabel harga (3 dimensi, 3
positif dan signifikan terhadap kepuasan
indikator) ; variabel lokasi (3 dimensi, 3
konsumen melalui keputusan pembelian sebagai
indikator) ; variabel promosi (3 dimensi, 3
variabel intervening. Lebih lanjut Sugiono
indikator) ; variabel orang (3 dimensi, 3
(2021), menjelaskan bahwa berdasarkan
indikator) ; variabel proses (3 dimensi, 3
pengolahan data menggunakan uji sobel untuk
indikator) ; variabel bukti fisik (3 dimensi, 3
mengetahui ada tidaknya pengaruh tidak
indikator) ; variabel keputusan pembelian (5
langsung variabel independen terhadap variabel
dimensi, 5 indikator) ; dan variabel loyalitas
dependen melalui variabel intervening. Dalam
pelanggan (3 dimensi, 3 indikator).
penelitian tersebut nilai koefisien jalur terdapat
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
pada nilai t-hitung, dimana setiap nilai variabel
mengikuti syarat dalam penentuan diatas dan
bauran pemasaran memiliki nilai t-hitung yang
didapat besarnya sampel sebesar 150 responden
lebih besar dari nilai t-tabel. Sehingga dapat
(5 x 30). Namun penulis menambah sampel
disimpulkan bahwa variabel keputusan
hingga menjadi 200 responden yang sesuai
pembelian mempunyai peranan dalam hubungan
dengan syarat yang dibutuhkan dalam analisis
dengan variabel bauran pemasaran dan variabel
Structural Eqution Modelling (SEM).
kepuasan konsumen. Selain itu menurut Kotler
dan Armstrong, mengatakan bahwa bauran
pemasaran merupakan alat pemasaran taktis yang
Rizal dkk, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas 249

dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mahasiswa sebesar 10% (20 orang) dan sisanya
mendapatkan tanggapan yang diinginkan pasar memilih lain-lain sebesar 19% (38 orang).
sasaran. Artinya untuk dapat merasakan kepuasan Berdasarkan status kependudukan, hasil
pelanggan, Anda harus terlebih dahulu membeli menunjukkan bahwa mayoritas konsumen
dan merasakan produk/jasa yang telah dibeli. Apotek merupakan warga local asli dengan
Metode analisis data dalam penelitian ini persentase sebesar 73% (146 orang) dan sisanya
menggunakan Structural Equation Modelling merupakan warga domisili atau rantau sebesar
(SEM) dengan software AMOS versi 23.0. 27% (54 orang).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas
menggunakan nilai t-Value dengan tingkat Instrumen peneltitian, dapat disimpulkan bahwa
signifikansi 0,05. Nilai t-value dalam program butir pernyataan untuk variabel bauran
AMOS merupakan nilai Critical Ratio (C.R.) pemasaran (X), Keputusan pembelian (Y), dan
pada Regression Weights dari fit model. Kriteria loyalitas pelanggan (Z) secara keseluruhan
pengujian adalah apabila nilai Critical Ratio (gabungan) dinyatakan valid dengan nilai r
(C.R.) = 1,967 atau nilai probabilitas (P) = 0,05 Hitung > dari r tabel 0,374 dan reliabel dengan
maka H ditolak (hipotesis penelitian diterima). nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,80.
Berdasarkan Uji normalitas multivariate
HASIL DAN PEMBAHASAN pada penelitian ini didapatkan nilai Critical Ratio
Berdasarkan data yang diperoleh, responden (c.r) multivariate sebesar 1,979. Hasil tersebut
penelitian ini berjumlah 200. Gambaran umum sesuai dengan nilai yang direkomendasikan yaitu
terkait responden penelitian meliputi yaitu jenis ≤ 2,58, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
kelamin, usia, jenis pekerjaan, serta status secara keseluruhan terdistribusi normal dan
kependudukan. Berdasarkan jenis kelamin, hasil sudah memenuhi kaidah uji normalitas. Nilai
menunjukkan bahwa konsumen Apotek Cut-off yang umumnya digunakan yaitu nilai
mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan Critical Ratio (c.r) ≤ 2,58, maka dapat
persentase sebesar 56% (112 orang) dan sisanya disimpulkan bahwa data sudah memenuhi
yaitu laki-laki sebesar 44% (88 orang). normalitas. Pengujian data selanjutnya adalah
Berdasarkan usia, konsumen Apotek yang untuk melihat apakah terdapat multikolinearitas
berusia pada rentang 20 – 30 tahun dengan dan singularitas dalam sebuah kombinasi
persentase sebesar 68% tahun (136 orang), variabel. Indikasi adanya multikolinearitas dan
rentang usia 31 – 40 tahun sebesar 23% (46 singularitas dapat diketahui melalui nilai
orang), dan sisanya lebih dari usia 40 tahun determinan matriks kovarians yang benar- benar
sebesar 9% (18 orang). Berdasarkan jenis kecil, atau mendekati nol. Pada penelitian ini,
pekerjaan, hasil menunjukkan bahwa konsumen nilai determinan dari matrik kovarians sampelnya
Apotek yang bekerja sebagai wirausaha dengan adalah sebesar 0,000 meskipun demikian tidak
persentase sebesar 53% (106 orang), bekerja ada warning dari hasil pengujian model, sehingga
sebagai ASN/PNS sebesar 18% (36 orang), status penelitian dapat dilanjutkan dengan melihat
250 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 243 - 258

syarat yang lain. Uji multikolinearitas juga bisa semua variabel sudah memenuhi validitas
dilihat dari nilai korelasi antar variabel eksogen, Konvergen. Uji validitas diskriminan diukur
apabila nilai korelasi < 0,9 maka dapat dengan menggunakan nilai AVE, Dikatakan valid
disimpulkan bahwa tidak terjadi jika nilai AVE > 0,5. Nilai AVE pada masing-
multikolinearitas. Nilai korelasi antar variabel masing variabel yaitu > 0,5, maka dapat
eksogen didapatkan yaitu 0,763; 0,254; 0,209; disimpulkan bahwa sudah memenuhi validitas
0,099; 0,648; 0,121; 0,196; 0,326; 0,272; 0,704; konvergen. Dalam SEM dengan menggunakan
0,197; 0,296; 0,305; 0,431; 0,029; 0,474; 0,491; AMOS, untuk mengukur reliabilitas suatu
0,464; 0,348; 0,051; dan 0,132 nilai-nilai tersebut konstruk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
lebih kecil dari 0,9. Sehingga dapat disimpulkan dengan Cronbach’s Alpha (batas bawah nilai)
bahwa tidak terjadi multikolinearitas atau dan Composite reliability (nilai sesungguhnya),
singularitas dalam data ini. Dengan demikian lebih disarankan menggunakan composite
data ini layak digunakan dalam penelitian. reliability karena lebih baik dalam dapat
Berdasarkan hasil uji SEM, untuk menguji mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk.
validitas dapat menggunakan pendekatan Hasil diketahui bahwa nilai reliabilitas konstruk
MTMM (MultiTrait-Multi Method) yaitu dengan (construct reliability) semua variabel sudah
menguji validitas konvergen dan validitas menunjukkan = 0,7. Adapun untuk variance
diskriminan. Uji validitas konvergen dapat dilihat extracted pada penelitian ini, masing – masing
dari nilai Loading factor yaitu harus > 0.7, variable juga sudah memiliki nilai = 0,5.
Sedangkan uji validasi diskriminan dapat dilihat Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel laten
dari nilai Average Variance Extracted (AVE) dalam penelitian ini reliabel dan dapat dilakukan
harus > 0.5. dapat diketahui bahwa nilai loading pengujian menggunakan model SEM. Hasil
factor untuk keseluruhan indicator sudah lebih Model analisis measurement dapat dilihat pada
besar dari 0,7, sehingga dapat disimpulkan bahwa Gambar 1.
Rizal dkk, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas 251

Gambar 1. Hasil Pengujian Measurement Model SEM


Sumber: Hasil Pengolahan Data

Analisis data SEM dengan model Berdasarkan hal tersebut, dari 10 kriteriaia
measurement dapat dilihat pada Tabel pengukuran kebaikan model, terlihat bahwa
Pengukuran Tingkat Kesesuaian (goodness-of- terdapat 5 kriteria yang menunjukkan hasil baik
fit-model). Model yang dibuat dapat yaitu CMIN/DF, RMSEA, CFI, PGFI, dan
disimpulkan telah dapat diidentifikasi, hampir PNFI. Kemudian 4 kriteria menunjukkan hasil
keseluruhan data dengan indikator variabel baik yang cukup baik yaitu GFI, TLI, NFI, dan
variabel laten maupun varibel menifes dapat AGFI. Terdapat 1 kriteria yang menunjukkan
dikatakan sesuai. Uji terhadap model tidak baik yaitu P-Value, hal tersebut karena
menunjukkan bahwa model sudah sesuai dipengaruhi oleh besarnya sampel. Menurut
dengan data atau yang digunakan dalam Hair at al., (2010) kategori marginal fit masih
penelitian ini. bisa ditolerir sehingga model dalam penelitian
ini dapat dikatakan Fit, Berdasarkan prinsip
252 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 243 - 258

parsimony, yang berarti apa- bila beberapa pembelian memiliki nilai C.R sebesar 5,396,
kriteria memenuhi nilai kritis yang ditetapkan, menunjukan nilai lebih dari 1,96 yang berarti
maka model dikatakan fit, dan model dapat memiliki hubungan kausalitas yang kuat.
digunakan. maka dapat disimpulkan model Karena nilai P (0.000) < 0.05 maka H0 ditolak,
yang digunakan dalam penilitian ini sudah Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
cukup baik. pengaruh variabel produk terhadap keputusan
Dari struktural menampilkan variabel- pembelian. Nilai estimatenya yaitu (0,415) >
variabel laten dan koefisien-koefisien yang nilai signifikan (0,05) sehingga menunjukkan
menunjukkan besarnya pengaruh variabel bahwa variabelnya memiliki hubungan positif.
eksogen terhadap variabel endogen, dapat Hasil tersebut sudah sesuai dengan penelitian
dilihat pada nilai R-Square (R2) pada masing- yang dilakukan oleh Setiawan et al. (2021),
masing structural. Dari tabel R-Square di atas, yang mengungkapkan bahwa variabel produk
terlihat bahwa nilai R-Square pada variabel ini memiliki pengaruh yang cukup besar
keputusan pembelian (Y) sebesar 0.796 yang terhadap keputusan pembelian yang mana
artinya akurasi pengukuran dalam penelitian ini dikarenakan konsep bentuk variabel produk ini
sebesar 79,6% dalam kata lain bahwa variabel sendiri mempunyai aspek yang berhubungan
bauran pemasaran (P1; P2; P3; P4; P5; P6; dan dengan eksistensi suatu pemasaran yang hal
P7) mampu mejelaskan variabel Keputusan tersebut merupakan suatu konsep utama dalam
pembelian mencapai 79,6%. Kemudian nilai R- pemutusan responden dalam membeli.
square pada variabel Loyalitas Pelanggan Pada bagian hubungan variabel harga
sebesar 0.741 yang artinya akurasi pengukuran dengan keputusan pembelian memiliki nilai
dalam penelitian ini sebesar 74,1% dalam kata C.R sebesar 2,609, menunjukan nilai lebih dari
lain bahwa variabel bauran pemasaran (P1; P2; 1,96 yang berarti memiliki hubungan kausalitas
P3; P4; P5; P6; dan P7) mampu menjelaskan yang kuat. Karena nilai P (0.009) < 0.05 maka
variabel loyalitas pelanggan mencapai 74,1%. H0 ditolak, Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Nilai R-squares yang dihasilkan < 0,85 terdapat pengaruh variabel harga terhadap
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak keputusan pembelian. Nilai estimatenya yaitu
terjadi problem multikolinearitas antar variabel (0,662) > nilai signifikan (0,05) sehingga
eksogen. menunjukkan bahwa variabelnya memiliki
Tahap selanjutnya yaitu pengujian yang hubungan positif. Hal tersebut sudah sesuai
dilakukan terhadap 15 hipotesis yang diajukan, dengan penelitian yang dilakukan oleh Yazid &
dengan menggunakan nilai T-Value dalam Hidayat (2020) dijelaskan bahwa keputusan
program AMOS yang merupakan nilai Critical pembelian oleh konsumen adalah
Ratio (C.R.) dan nilai probability (P) dari hasil mengidentifikasikan semua pilihan yang
pengolahan data. mungkin secara sistematis dan obyektif, serta
Dalam penelitian ini pada bagian menentukan keuntungan serta kerugiannya
hubungan variabel produk dengan keputusan masing-masing.
Rizal dkk, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas 253

Pada bagian hubungan variabel lokasi fokus perusahaan tidak untuk melakukan
dengan keputusan pembelian memiliki nilai promosi secara besar-besaran seperti bisnis
C.R sebesar (– 0,601), menunjukan nilai kurang lain.
dari 1,96 yang berarti memiliki hubungan Pada bagian hubungan variabel orang
kausalitas yang lemah. Karena nilai P (0.548) > memiliki nilai C.R sebesar 2,960, menunjukan
0.05 maka H0 diterima. Sehingga dapat nilai lebih dari 1,96 yang berarti memiliki
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh hubungan kausalitas yang kuat. Karena nilai P
variabel lokasi terhadap keputusan pembelian. (0.003) < 0.05 maka H0 ditolak, Sehingga dapat
Nilai estimatenya yaitu (-0.50) < nilai disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel
signifikan (0,05), menunjukkan bahwa orang terhadap keputusan pembelian. Nilai
variabelnya memiliki hubungan negatif atau estimatenya yaitu (0,340) > nilai signifikan
tidak memiliki hubungan. Hal tersebut juga (0,05) sehingga menunjukkan bahwa
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh variabelnya memiliki hubungan positif. Hal
Adi dan Wicaksono (2019), yang menjelaskan tersebut sesuai dengan penelitian yang
bahwa faktor seperti lokasi tidak memberikan dilakukan oleh Parumpu (2022), dijelaskan
pengaruh terhadap keputusan pembelian bahwa konsep orang dalam perihal
dikarenakan sebagian besar pelanggan tidak memutuskan pembelian begitu besar
selalu mempertimbangkan jarak yang dekat dan peranannya didalam penjualan dan pembelian
waktu tempuh dengan tempat tinggal untuk produk kesehatan.
dapat membeli obat. Pada bagian hubungan variabel proses
Pada bagian hubungan variabel promosi dengan keputusan pembelian memiliki nilai
dengan keputusan pembelian memiliki nilai C.R sebesar 3,488, menunjukan nilai lebih dari
C.R sebesar (– 0,139), menunjukan nilai kurang 1,96 yang berarti memiliki hubungan kausalitas
dari 1,96 yang berarti memiliki hubungan yang kuat. Karena nilai P (0.000) < 0.05 maka
kausalitas yang lemah. Karena nilai P (0.890) > H0 ditolak, Sehingga dapat disimpulkan bahwa
0.05 maka H0 diterima, Sehingga dapat terdapat pengaruh variabel proses terhadap
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh keputusan pembelian. Nilai estimatenya yaitu
variabel promosi terhadap keputusan (0,564) > nilai signifikan (0,05) sehingga
pembelian. Nilai estimatenya yaitu (-0.014) < menunjukkan bahwa variabelnya memiliki
nilai signifikan (0,05), menunjukkan bahwa hubungan positif. Hal tersebut sesuai dengan
variabelnya memiliki hubungan negatif atau penelitian yang dilakukan oleh Ihsan et al
tidak memiliki hubungan. Hal tersebut sesuai (2014), dijelaskan bahwa persentase tertinggi
dengan penelitian Ricardo (2020), dijelaskan ditunjukkan pada indikator proses, yang dapat
bahwa promosi tidak berpengaruh pada dilihat pada aktifitas Apotek yang sebagian
kepuasan konsumen, dikarenakan bisnis besar dari terjadinya komunikasi yang baik
Apotek berorientasi pada pasien untuk antara Apoteker, TTK atau karyawan yang
meningkatkan kualitas hidup pasien, sehingga
254 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 243 - 258

bertugas dengan dan pelanggan yang hendak pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
membeli obat. loyalitas pelanggan,
Pada bagian hubungan variabel bukti fisik Pada bagian hubungan variabel harga
memiliki nilai C.R sebesar (– 1,113), dengan loyalitas pelanggan memiliki nilai C.R
menunjukan nilai Kurang dari 1,96 yang berarti sebesar 1,975, menunjukan nilai lebih dari 1,96
memiliki hubungan kausalitas yang lemah. yang berarti memiliki hubungan kausalitas
Karena nilai P (0.266) > 0.05 maka H0 yang kuat. Karena nilai P (0.048) < 0.05 maka
diterima, Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat pengaruh variabel bukti fisik terdapat pengaruh variabel harga terhadap
terhadap keputusan pembelian. Nilai loyalitas pelanggan. Nilai estimatenya yaitu
estimatenya yaitu (-0.255) < nilai signifikan (0,536) > nilai signifikan (0,05) sehingga
(0,05), menunjukkan bahwa variabelnya menunjukkan bahwa variabelnya memiliki
memiliki hubungan negatif atau tidak memiliki hubungan positif. Hal tersebut sudah sesuai
hubungan. Hal tersebut sesuai dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munisih
penelitian yang dilakukan oleh Adi dan (2018), yang mengungkapkan bahwa seorang
wicaksono (2021), dan didukung oleh konsumen tentunya akan memilih produk yang
penelitian Salsabila et al (2022), dijelaskan akan dibeli sesuai dengan harga yang diberikan,
bahwa bukti fisik adalah sebuah bentuk yang Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang
tidak begitu diperhatikan oleh konsumen, dilakukan oleh Zainuddin et al (2022),
seperti tata letak ataupun desain yang ada pada dijelaskan bahwa harga bepengaruh signifikan
tempat penjualan tersebut, bangunan yang luas, terhadap loyalitas pelanggan Apotek.
memilki parkir kendaraan, masih belum Pada bagian hubungan variabel lokasi
mendukung konsumen dalam mengambil dengan loyalitas pelanggan memiliki nilai C.R
keputusan melakukan pembelian. sebesar 1,098, menunjukan nilai kurang dari
Pada bagian hubungan variabel produk 1,96 yang berarti memiliki hubungan kausalitas
dengan loyalitas pelanggan memiliki nilai C.R yang lemah. Karena nilai P (0.272) > 0.05 maka
sebesar 2,895, menunjukan nilai lebih dari 1,96 H0 diterima, Sehingga dapat disimpulkan
yang berarti memiliki hubungan kausalitas bahwa tidak terdapat pengaruh variabel lokasi
yang kuat. Karena nilai P (0.004) < 0.05 maka terhadap loyalitas pelanggan. Nilai estimatenya
H0 ditolak, Sehingga dapat disimpulkan bahwa yaitu (0,099) > nilai signifikan (0,05) sehingga
Terdapat pengaruh variabel produk terhadap menunjukkan bahwa variabelnya memiliki
loyalitas pelanggan. Nilai estimatenya yaitu hubungan positif. Hal tersebut sesuai dengan
(0,270) > nilai signifikan (0,05) sehingga penelitian yang dilakukan oleh Christian
menunjukkan bahwa variabelnya memiliki Selang (2013), dijelaskan bahwa tempat tidak
hubungan positif. Hal tersebut sudah sesuai berpengaruh terhadap loyalitas Konsumen, hal
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosita et tersebut dikarenakan keputusan pemilihan
al (2021), dijelaskan bahwa produk memiliki lokasi berkaitan dengan komitmen jangka
Rizal dkk, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas 255

panjang, maka pelanggan benar-benar harus memainkan peranan dalam penyajian jasa
mempertimbangkannya. sehingga dapat mempengaruhi persepsi
Pada bagian hubungan variabel promosi pembeli. pelanggan lebih suka bila Apoteker
dengan loyalitas pelanggan memiliki nilai C.R selalu menjelaskan secara detail tentang obat
sebesar (-0,509), menunjukan nilai kurang dari dan karyawan selalu bersikap ramah dan sigap
1,96 yang berarti memiliki hubungan kausalitas dalam melayani pelanggan.
yang lemah. Karena nilai P (0.611) > 0.05 maka Pada bagian hubungan variabel proses
H0 diterima, Sehingga dapat disimpulkan dengan loyalitas pelanggan memiliki nilai C.R
bahwa tidak terdapat pengaruh variabel sebesar 0,990, menunjukan nilai kurang dari
promosi terhadap loyalitas pelanggan. Nilai 1,96 yang berarti memiliki hubungan kausalitas
estimatenya yaitu (-0.058) < nilai signifikan yang lemah. Karena nilai P (0.322) > 0.05 maka
(0,05), menunjukkan bahwa variabelnya H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan
memiliki hubungan negatif atau tidak memiliki bahwa Tidak terdapat pengaruh variabel proses
hubungan. Hal tersebut sesuai dengan terhadap loyalitas pelanggan. Nilai estimatenya
penelitian yang dilakukan oleh Rini Ardista yaitu (0,178) > nilai signifikan (0,05) sehingga
(2020), dan didukung oleh penelitian Afira NA menunjukkan bahwa variabelnya memiliki
(2021), dijelaskan bahwa promosi secara hubungan positif. Hasil tersebut sesuai dengan
parsial tidak memberikan pengaruh signifikan penelitian yang dilakukan oleh Adi dan
terhadap kepuasan pelanggan dan keputusan Wicaksono (2019), dijelaskan bahwa proses
pembelian hal tersebut dikarenakan konsep tidak berpengaruh terhadap keputusan
promosi bisa dikatakan kurang mendapatkan pembelian obat di Apotek dikarenakan
ketertarikannya seorang pembeli sehingga konsumen ingin dilayani dengan cepat hal
pembeli tersebut tidak dapat menentukan tersebut menjadikan konsumen merasa
pembelian yang akan dilaksanakan(42,43). diperhatikan.
Pada bagian hubungan variabel orang Pada bagian hubungan variabel bukti fisik
dengan loyalitas pelanggan memiliki nilai C.R dengan loyalitas pelanggan memiliki nilai C.R
sebesar 1,977, menunjukan nilai lebih dari 1,96 sebesar 0,915, menunjukan nilai kurang dari
yang berarti memiliki hubungan kausalitas 1,96 yang berarti memiliki hubungan kausalitas
yang kuat. Karena nilai P (0.048) < 0.05 maka yang lemah. Karena nilai P (0.360) > 0.05 maka
H0 ditolak, Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan
Terdapat pengaruh variabel orang terhadap bahwa Tidak terdapat pengaruh variabel proses
loyalitas pelanggan. Nilai estimatenya yaitu terhadap loyalitas pelanggan. Nilai estimatenya
(0,252) > nilai signifikan (0,05) sehingga yaitu (0,234) > nilai signifikan (0,05) sehingga
menunjukkan bahwa variabelnya memiliki menunjukkan bahwa variabelnya memiliki
hubungan positif. Hal tersebut sesuai dengan hubungan positif. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Welfin et al penelitian yang dilakukan oleh Fahriani (2022),
(2019), dijelaskan bahwa semua pelaku dijelaskan bahwa bukti fisik atau fasilitas tidak
256 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 243 - 258

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh terhadap keputusan pembelian,


loyalitas pelanggan, hal tersebut disebabkan Variabel orang berpengaruh positif terhadap
karena menurut pelanggan terdapat fasilitas keputusan pembelian, Variabel proses
yang belum lengkap, serta lingkungan Apotek berpengaruh positif terhadap keputusan
yang belum baik. pembelian, Variabel bukti fisik berpengaruh
Pada bagian hubungan variabel keputusan negatif dan tidak memiliki pengaruh terhadap
pembelian dengan loyalitas pelanggan keputusan pembelian, Variabel produk
memiliki nilai C.R sebesar 2,690, menunjukan berpengaruh positif terhadap loyalitas
nilai lebih dari 1,96 yang berarti memiliki pelanggan, Variabel harga berpengaruh positif
hubungan kausalitas yang kuat. Karena nilai P terhadap loyalitas pelanggan, Variabel lokasi
(0.007) < 0.05 maka H0 ditolak. Sehingga dapat berpengaruh negatif dan tidak memiliki
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel pengaruh terhadap loyalitas pelanggan,
keputusan pembelian terhadap loyalitasas Variabel promosi berpengaruh negatif dan tidak
pelanggan. Nilai estimatenya yaitu (0,304) > memiliki pengaruh terhadap loyalitas
nilaiai signifikan (0,05) sehingga menunjukkan pelanggan, Variabel orang berpengaruh positif
bahwa variabelnya memiliki hubungan positif. terhadap loyalitas pelanggan, Variabel proses
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang berpengaruh negatif dan tidak memiliki
dilakukan olehh Ahmaddien (2019) dan pengaruh terhadap loyalitas pelanggan,
Nugrahini et al (2019), dijelaskan bahwa Variabel bukti fisik berpengaruh negatif dan
keputusan pembelian terjadi karena konsumen tidak memiliki pengaruh terhadap loyalitas
merasa percaya dengan kualitas dan manfaat pelanggan, Keputusan pembelian berpengaruh
yang ada pada produk tersebut, dan konsumen positif terhadap loyalitas pelanggan.
dikatakan loyal apabila konsumen melakukan
Saran
pembelian secara berulang dan terus menerus.
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan
SIMPULAN DAN SARAN kesimpulan penelitian yang dipaparkan, maka
berikut ini adalah beberapa hal yang dapat
Kesimpulan
disarankan yaitu :
Berdasarkan hasil dari penelitian dan
1. Dalam penelitian selanjutnya perlu
pembahasan yang dilakukan, maka berikut ini
melakukan pengkajian ulang mengenai
adalah beberapa kesimpulan dapat diambil
strategi marketing mix 7P dengan
yaitu Variabel produk berpengaruh positif
menambahkan indikator dalam variabel
terhadap keputusan pembelian, Variabel harga
promosi sehingga dapat memperoleh hasil
berpengaruh positif terhadap keputusan
yang sesuai.
pembelian, Variabel lokasi berpengaruh negatif
dan tidak memiliki pengaruh terhadap 2. Dalam penelitian selanjutnya perlu

keputusan pembelian, Variabel promosi melakukan pengkajian ulang terhadap


penentuan strategi pendekatan yang paling
berpengaruh negatif dan tidak memiliki
Rizal dkk, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas 257

terbaru sebagai faktor yang mempengaruhi Hardani, Auliya NH, Andriani H. Metode Penelitian
Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV.
keputusan pembelian dan loyalitas
Pustaka Ilmu Group; 2020.
pelanggan di Apotek. Haryono S, Wardoyo P. Structural Equation
Modeling Untuk Penelitian Manajemen
Menggunakan Amos 18.00. Bekasi, Jawa
DAFTAR PUSTAKA
Barat: PT. Intermedia Personalia Utama;
Adi PH, Wicaksono S. Faktor yang berpengaruh 2014.
terhadap keputusan pembelian obat di Hatta IH, Rachbini W, Rahmawati E. Marketing
Apotek. Sustain Compet Advant-9. Mix Analysis, Purchase Decisions, And
2019;9(1):1–8. Customer Loyalty Of Toyota Yaris In
Afira NA, Jubaidah S. Gambaran Kepuasan Jakarta, Indonesia. IOSR J Bus Manag
Konsumen Terhadap Bauran Pemasaran Di IOSR-JBM. 2018;20(10):3–8.
Apotek Mustang Farma. Pros Semin Nas Haque-Fawzi MG, Iskandar AS, Erlangga H.
Kesehat. 2021;1:1–13. STRATEGI PEMASARAN Konsep, Teori
Ahmaddien I, Widati E. Pengaruh Kualitas dan Implementasi. Banten: Pascal Books;
Pelayanan, Kualitas Produk Dan Keputusan 2021.
Pembelian Terhadap Loyalitas Pelanggan Idris F. Info BPJS Kesehatan : Pertajam Strategi
Melalui Variabel Kepuasaan. J Intekna. Bauran Kebijakan. Media BPJS Kesehatan.
2019;19(1):6. (79):12.
Ardista R. Pengaruh Harga, Distribusi Dan Promosi Ihsan S, Rezkya P, Akib NI. Evaluasi Mutu
Terhadap Keputusan Pembelian Obat Batuk Pelayanan Di Apotek Komunitas Kota
Komix. Value J Manaj Dan Akunt. 2020 Oct Kendari Berdasarkan Standar Pelayanan
26;15(2):173–87. Kefarmasian. J Farm Dan Il mu Kefarmasian
Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Serang : Indones. 2014;1(2):1–6.
Jumlah Sarana kefarmasian Apotek. Dinas Jogiyanto. Konsep dan Aplikasi Structural Equation
Kesehatan Kota Serang; 2022. Modeling Berbasis Varian dalam Bisnis.
El Saghier NM. The Impact of Marketing Mix on Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
Purchase Decisions of Smart Automobile STIM YKPN Yogyakarta; 2011. 35–72 p.
Industry in the Egyptian Context. J Bus Res. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
2021 Oct 1;43(4):5–37. Buku Analisis Pembangunan Industri
Fahriani NS, Febriyanti IR. Analisis Kepuasan Farmasi, Edisi II 2021. Jakarta, Indonesia:
Pelanggan di Apotek Bunda Cikembar. Pusdatin Kemenperin; 2021. 1–38 p.
Optim J Ekon Dan Manaj. 2022 Aug Kotler, Philip, Keller KL. Marketing Management.
30;2(3):1–11. 15 th Edition. New Jersey: Pearson
Firmansyah MR, Sumarwan U, Ali MM. Marketing Education Limited; 2016.
Mix, Brand Equity, and Purchase Decisions Kotler, Philip, Armstrong G. Principles of
of Packaged Rice Products. J Manaj Dan Marketing, 16th Edition. 16th ed. New
Agribisnis [Internet]. 2021 Nov 30 [cited Jersey: Pearson Education Limited; 2017.
2022 Sep 17]; Available from: Latan H. Model Persamaan Struktural : Teori dan
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/arti Implementasi AMOS 21.0. Bandung: CV.
cle/view/36339 Alfabeta; 2013.
Ghozali I. Structural Equation Modeling, Metode Ma’ruf Abdullah M. Metode Penelitian Kuantitatif.
Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Yogyakarta: Aswaja Pressindo; 2015. 257–
4th ed. Semarang: Badan Penerbit 260 p.
Universitas Diponegoro; 2014. Munisih S. Pengaruh Kualitas Obat Terhadap
Hair Jr. JF, Black WC, Babin BJ, Anderson RE. Kepuasan Dan Loyalitas Pelanggan Di
Multivariate Data Analysis: A Global Apotek Dela Semarang. Media Farm
Perspective. 7th Edition. New Jersey : Indones. 2018;3(1):10.
Pearson: Pearson Education, Upper Saddle Menteri Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan
River; 2010. Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017
Tentang Apotek. Kementerian Kesehatan RI;
2017.
258 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 243 - 258

Menteri Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Saleh MY, Said M. Konsep dan Strategi Pemasaran.
Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Makassar: CV. SAH Media; 2019.
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Salsabila H, Yulianti F, Hairul. Pengaruh Kualitas
Apotek. Kementerian Kesehatan RI; 2016. Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian
Nugrahini L, Hatta IH, Sampurno. Pengaruh Harga, Produk Farmasi Pada Apotek Azhar Farma
Promosi Dan Product Knowledge Terhadap Banjarmasin. J Ilmu Kesehat. 2022;3(2):11.
Keputusan Pembelian Enervon Active Serta Shinta A. Manajemen Pemasaran. Malang:
Dampaknya Pada Loyalitas Konsumen Di Universitas Brawijaya Press (UB Press);
Jakarta. Med Tadulako J Ilm Kedokt. 2011. 50–150 p.
2019;6(3):15. Sugiono E, Andini Nurwulandari, Christiani Junita.
Parumpu FA, Hardani R, Mufiddatuljannah. The Influence of Marketing Mix Variables
Analisis Faktor Strategi Marketing yang on Purchasing Decisions and Its Impact on
Mempengaruhi Keputusan Pembelian Obat Post-Purchase Customer Satisfaction of
melalui Aplikasi Online EMOS. MPPKI Royal Garden Residence Bali Housing
Media Publ Promosi Kesehat Indones (Study at PT Properti Bali Benoa). Open
Indones J Health Promot. 2022;5(6):690–7. Access Indones J Soc Sci. 2021 Feb
Presiden Republik Indonesia. Peraturan Presiden 24;4(1):157–72.
(Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 Tentang Suliyanto. Metode Penelitian Bisnis : untuk Skripsi,
Jaminan Kesehatan. Sekretariat Kabinet RI, Tesis, dan Desertasi. Yogyakarta: ANDI
Jakarta; 2018. Offset; 2018.
Rahman RIA, Sarnianto P. Pengaruh Komunikasi, Selang CAD. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Informasi Dan Edukasi (Kie); Kualitas Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen
Pelayanan; Dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pada Fresh Mart Bahu Mall Manado. J
Pelanggan Serta Dampaknya Terhadap EMBA J Ris Ekon Manaj Bisnis Dan Akunt.
Loyalitas Pelanggan Apotek Di Kota 2013;1(3):10.
Tangerang. Med Tadulako J Ilm Kedokt. Setiawan AA, Supriyanta J, Wahidah NA. Pengaruh
2019 Mei;6(2):13. Bauran Pemasaran Terhadap Tahap
Ramli S., Mus AR, Damis H, Mahmud A. The Keputusan Pasien Memilih Obat Parasetamol
Intervening of Purchase Decision Between Anak Di Apotek Kecamatan Mauk,
Marketing Mix, Consumer Behaviour and Kabupaten Tangerang. J Farmagazine J Ilm
Brand Image on Costumer Statisfaction. J Kefarmasian. 2021;8(1):1–8.
Manaj Bisnis. 2021 Sep 29;8(2):382–96. Tjiptono F. Strategi Pemasaran Edisi-4. 4th ed.
Ratnawati T. Pengaruh Langsung dan Tidak Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.; 2015.
Langsung Faktor Ekstern, Kesempatan Welfin D., Wahono S., Widyastuti S, Hengky L.
Investasi dan Pertumbuhan Assets Terhadap Bauran Pemasaran Tentang Konsep Apotek
Keputusan Pendanaan Perusahaan yang Modern Serta Strategi Pemasarannya. JRB-J
Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta. J Akunt Ris Bisnis. 2019 Oct 1;3(1):1–8.
Dan Keuang. 2007;9(2):65–75. Yazid I, Hidayat W. Pengaruh Kualitas Pelayanan
Ricardo Y. Pengaruh Persepsi Atas Bauran Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Pemasaran Jasa Pada Kepuasan Konsumen (Apotek K-24 Jl. Gadjah Mada Yogyakarta).
Di Apotek Triana Dan Apotek K-24 J Ilmu Adm Bisnis. 2020 Feb 1;9(1):305–14.
Muntilan. Pros Semin Nas Kesehat. 2020;1– Zainuddin MZ, Manan LOAb, Sahyunu S, Hm S,
23. Lajaraia RT, Naim I. Pengaruh Bauran
Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Pemasaran Terhadap Loyalitas Pelanggan
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 34 Pada Apotek UHO Kendari. Sultra J Econ
Ayat (2). Sekretariat Negara RI, Jakarta; Bus. 2022 May 21;3(1):69–78.
1945. Zarrad H, Debabi M. Analyzing the Effect of
Rosita R, Budiasningrum RS, Karomah NG, Estiana Electronic Word of Mouth on Tourists’
R. Menganalisis Varian Produk, Promosi, attitude toward Destination and Travel
Harga, Brand Image Terhadap Loyalitas Intention. Int Res J Soc Sci. 2015;4(4):53–
Pelanggan Apotek Rizal Bekasi Di Era 60.
Pandemi Covid-19. J Lentera Bisnis. 2021
Nov 26;10(3):328.
6 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 243 - 258
Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) hal: 259 – 271
e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863
e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

STRATEGI PENINGKATAN RATA-RATA LAMA SEKOLAH


MELALUI ALOKASI ANGGARAN BIDANG PENDIDIKAN DI
KABUPATEN BOGOR
Erik Harninta Putra1*, A. Faroby Falatehan2, Harianto3

1,2,3
Magister Manajemen Pembangunan Daerah, Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia

*E-mail: erhapu@gmail.com

Diterima 16 Oktober 2022, Disetujui 30 Maret 2023

Abstrak
Pembangunan manusia menekankan pada perluasan kesempatan dan peningkatan kesejahteraan manusia.
Pendidikan menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tujuan dari pembangunan
manusia. Pencapaian pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah
(RLS). Kabupaten Bogor mempunyai potensi sumber daya manusia dalam jumlah besar yang didominasi oleh
penduduk usia produktif namun pencapaian RLS Kabupaten Bogor masih tetap berada di bawah pencapaian RLS
Provinsi Jawa Barat dan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi dalam meningkatkan RLS
di Kabupaten Bogor. Metode analisis yang digunakan yaitu SWOT untuk merumuskan alternatif strategi dan
QSPM untuk menentukan strategi prioritas. Hasil analisis menunjukan bahwa peningkatan kualitas pembangunan
pendidikan melalui kebijakan alokasi anggaran bidang pendidikan yang produktif menjadi strategi prioritas dalam
meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Bogor. Kebijakan yang bisa dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Bogor dalam meningkatkan pembangunan bidang pendidikan yakni peningkatan dan pemerataan
sarana prasarana pendidikan formal dan non formal berupa program kejar paket A, B, dan C, Proporsi alokasi
belanja yang memberikan manfaat langsung senantiasa ditingkatan untuk mendukung keberlanjutan pembangunan
pendidikan, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui sosialisasi dan edukasi.

Kata kunci: RLS, pembangunan pendidikan, SWOT, QSPM

Abstract
Human development emphasizes on enlarging people’s choices and improving their well-being. Education is a
key to meet the goals of human development. It could be seen through Mean Years Schooling (MYS) as an indicator
indicating education achievement of community. Bogor regency has a potential human resource dominated by
productive age. However, their Mean Years Schooling is still under the Mean Years Schooling achievement of
West Java Province and national level. The purpose of this research was to formulate a strategy in improving
Mean Years Schooling in Bogor regency. This study used SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
and QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) as analisis methods. There were seven alternative strategies
formulated by SWOT analysis that then were prioritized using QSPM in order to obtain a priority strategy. It was
finally determined that implementing a productive budget allocation on education development was the priority
strategy for increasing Mean Years Schooling in Bogor Regency.

Keywords: MYS, education development, SWOT, QSPM

PENDAHULUAN
Erik dkk, Strategi Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah Melalui Alokasi Anggaran Bidang Pendidikan 261

Keberhasilan pembangunan tidak hanya lama sekolah (HLS) dan rata-rata sekolah (RLS),
diukur melalui pendekatan pertumbuhan sedangkan dimensi standar hidup layak diwakili
ekonomi namun juga melalui pencapaian oleh pengeluaran perkapita yang disesuaikan
pembangunan manusia karena pertumbuhan (BPS, 2019).
ekonomi tinggi tidak secara otomatis mampu Pencapaian IPM suatu daerah sangat
meningkatkan derajat kesejahteraan manusia bergantung kepada tinggi rendahnya nilai indeks
(Hasan, 2018). United Nations Development pada bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Programme (UNDP) dalam Human Development Ketiga indeks tersebut akan mempresentasikan
Report (1990) mendefinisikan pembangunan mana tingkat pembangunan di masing-
manusia sebagai proses untuk memperluas masing bidang. Indeks pendidikan dibentuk oleh
pilihan-pilihan bagi manusia. (Siregar et al., dua indikator yaitu rata-rata lama sekolah dan
2018) menyebut dalam konsep tersebut manusia harapan lama sekolah. Rata-rata sekolah
diposisikan sebagai tujuan akhir sedangkan didefinisikan sebagai jumlah tahun yang
proses pembangunan dipandang sebagai sarana digunakan oleh penduduk berusia 25 tahun ke
mencapai tujuan tersebut. atas dalam menjalani pendidikan formal
Pelaksanaan otonomi daerah dan sedangkan harapan lama sekolah merupakan
desentralisasi berdasarkan Undang-Undang lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan
Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah oleh anak berusia 7 tahun ke atas di masa
telah memberikan kewenangan luas kepada mendatang. Indeks kesehatan dibentuk oleh
pemerintah daerah dalam mengelola daerahnya indikator angka harapan hidup saat lahir yang
untuk kesejahteraan masyarakat (Thahir, 2019). merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang
Salah satu indikator penting untuk mengukur dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir.
kesejahteraan tersebut adalah Indeks Indikator ini mencerminkan tingkat kesehatan
Pembangunan Manusia (IPM). Indeks suatu masyarakat. Dalam mencerminkan
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human pencapaian pembangunan di bidang ekonomi,
Development Index digunakan untuk mengetahui indikator pengeluaran per kapita disesuaikan
capaian pembangunan kualitas hidup masyarakat digunakan sebagai pembentuk indeks ekonomi
yang disusun berdasarkan tiga dimensi dasar pada IPM (BPS, 2019). Indeks pendidikan
yakni umur panjang dan hidup sehat, Kabupaten Bogor tahun 2015-2021 masih berada
pengetahuan, dan standar hidup layak. Dimensi di bawah indeks kesehatan dan indeks
umur panjang dan hidup sehat diwakili oleh pengeluaran sebagaimana disajikan pada tabel 1
indikator umur harapan hidup saat lahir. Dimensi berikut.
pengetahuan diwakili oleh indikator harapan

Tabel 1. IPM Kabupaten Bogor dan komponen pembentuknya


Erik dkk, Strategi Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah Melalui Alokasi Anggaran Bidang Pendidikan 261

Indikator 2017 2018 2019 2020 2021


IPM 69,13 69,69 70,65 70,40 70,60

Indeks Kesehatan 0,78 0,78 0,78 0,78 0,79

Indeks Pengeluaran 0,69 0,71 0,72 0,71 0,71

Indeks Pendidikan 0,60 0,60 0,62 0,62 0,62


Sumber: BPS (2022)

Sebagai salah satu komponen pembentuk bangsa. Kajian Suratini (2017) menunjukan jika
indeks pendidikan di Kabupaten Bogor, Rata-rata pendidikan dapat dijangkau oleh semua
Lama Sekolah (RLS) pada tahun 2020 masyarakat maka pertumbuhan ekonomi juga
menunjukan angka 8,30 tahun atau setara dengan akan tercapai. Herdiansyah (2020) menyatakan
kelas 2 Sekolah Menengah Pertama. Hal ini pembangunan pendidikan yang maksimal akan
merupakan gambaran pencapaian pembangunan signifikan meningkatkan IPM. Investasi modal
bidang pendidikan di Kabupaten Bogor yang manusia bidang pendidikan akan mempercepat
rata-rata penduduk usia 25 tahun ke atas tidak laju pertumbuhan ekonomi, mengurangi
secara penuh menamatkan pendidikan formal pengangguran, dan meningkatkan penghasilan
pada jenjang SMP. Padahal sebagai daerah yang tenaga kerja (Yanti et al., 2020). Oleh sebab itu,
memiliki jumlah penduduk terbanyak se- pembangunan sektor pendidikan menjadi hal
Indonesia mencapai 5.427.068 jiwa dimana lebih penting untuk terus ditingkatkan. Hal ini sejalan
dari 70% merupakan penduduk dengan usia dengan komitmen global dalam Tujuan
produktif serta berbatasan langsung dengan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
beberapa daerah aglomerasi Jabodetabek, Development Goals (SDGs) yang menempatkan
Kabupaten Bogor memiliki potensi tinggi dalam pembangunan pendidikan bermutu harus tercapai
keberhasilan pembangunan daerah melalui sebelum tahun 2030. SDGs menjamin kualitas
penciptaan sumber daya manusia yang pendidikan yang adil dan inklusif serta
berkualitas dan berdaya saing. Todaro et al. meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup
(2011) menyatakan bahwa sumber daya manusia untuk semua.
dari suatu bangsa merupakan faktor paling Pemerintah daerah memiliki peran penting
menentukan karakter dan kecepatan dalam keberhasilan pembangunan bidang
pembangunan dan ekonomi dari bangsa. Melalui pendidikan melalui berbagai kebijakan. Salah
pendidikan, sumber daya manusia dapat satu kebijakan tersebut adalah melalui belanja
dikembangkan bukan hanya untuk menambah pemerintah bidang pendidikan. Berdasarkan
pengetahuan namun juga meningkatkan urian pada latar belakang tersebut perlu dilakukan
keterampilan kerja sehingga mampu menambah kajian tentang bagaimana strategi peningkatan
produktivitas kerja (Munir, 2016). Anggorowati rata-rata lama sekolah melalui alokasi anggaran
et al., (2019) mengartikan bahwa pendidikan bidang pendidikan di Kabupaten Bogor.
sebagai sektor yang menentukan mutu suatu
262 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 259 - 271

KAJIAN TEORI Manusia, rata-rata lama sekolah dan harapan


lama sekolah diberi bobot yang sama, kemudian
United Nations Development Programme
penggabungan kedua indikator ini digunakan
(UNDP) dalam Human Development Report
sebagai indeks pendidikan yang akan menjadi
(1990) mendefinisikan pembangunan manusia
salah satu komponen pembentuk Indeks
sebagai proses untuk memperluas pilihan-pilihan
Pembangunan Manusia.
bagi manusia. Tujuan utama dari pembangunan
Rata-rata Lama Sekolah didefinisikan
adalah menciptakan lingkungan yang
sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh
memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati
penduduk dalam menjalani pendidikan formal
umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan
(BPS 2015). Diasumsikan bahwa dalam kondisi
yang produktif. United Nations Development
normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak
Program (UNDP) sejak 1990 memperkenalkan
akan turun. Sedangkan cakupan penduduk yang
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai
dihitung dalam penghitungan Rata-rata Lama
indeks komposit untuk mengukur indikator
Sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun ke
pencapaian pembangunan manusia yang mampu
atas. Usia 25 tahun dipakai batasan berdasarkan
menjelaskan bagaimana penduduk dapat
rekomendasi UNDP.
mengakses hasil pembangunan dalam
Pelaksanaan otonomi daerah dan
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan,
desentralisasi telah memberikan kewenangan
dan aspek lain dalam kehidupan. Hasil
luas kepada pemerintah daerah untuk mengelola
pengukuran tersebut kemudian setiap tahunnya
sendiri karena lebih memahami kebutuhan dan
rutin dipublikasikan dalam Human Development
karakteristik daerahnya. Berdasarkan UU Nomor
Report. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM
23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah,
dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar.
klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3
Dimensi tersebut mencakup: umur panjang dan
urusan yakni urusan pemerintahan absolut,
hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan
urusan pemerintahan konkuren, dan urusan
(knowledge); dan standar hidup layak (decent
pemerintahan umum. Pada urusan pemerintahan
standard of living).
konkuren, pemerintah daerah berkewajiban untuk
Indeks pendidikan merupakan salah satu
menyelenggarakan urusan pemerintahan wajib
komponen pembentuk Indeks Pembangunan
yang salah satunya berbentuk pelayanan dasar
Manusia yang diukur melalui tingkat pendidikan
berupa pendidikan. Pemerintah Kabupaten/Kota
sebagai aspek pengetahuan (BPS 2015). Indikator
bertanggungjawab untuk mengelola pendidikan
yang digunakan untuk mengukur tingkat
dasar yang meliputi SD dan SMP, PAUD, dan
pendidikan berdasarkan data IPM metode terbaru
pendidikan non-formal.
yang dikeluarkan oleh BPS adalah rata-rata lama
Pengeluaran pemerintah bidang pendidikan
sekolah (mean years of schooling) dan Harapan
menjadi faktor penting dalam meningkatkan
Lama Sekolah (expected years of schooling).
kualitas pembangunan pendidikan.
Pada proses pembentukan Indeks Pembangunan
Mangkoesoebroto (2016) menyatakan
Erik dkk, Strategi Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah Melalui Alokasi Anggaran Bidang Pendidikan 263

pengeluaran pemerintah mencerminkan Gambaran kondisi pendidikan di Kabupaten


kebijakan pemerintah. Anggaran yang Bogor dianalisis berdasarkan data sekunder
dialokasikan untuk suatu bidang menunjukan dalam bentuk tabulasi, diagram, dan grafik.
komitmen pemerintah terhadap permasalahan Alternatif strategi peningkatan RLS di Kabupaten
pada bidang tersebut. Hasil kajian (Soempena, dirumuskan berdasarkan hasil analisis faktor
2021) menunjukan belanja pendidikan internal, eksternal, dan analisis SWOT.
mempengaruhi peningkatan indeks pendidikan di Pemilihan strategi prioritas dilakukan dengan
Provinsi Jawa Barat. Belanja fungsi pendidikan menggunakan analisis Quantitative Strategic
juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Planning Matrix (QSPM) yang selanjutnya akan
IPM (Fahmi 2018); (Mongan, 2019); (Hadinata direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten
dkk., 2020); (Harjunadhi & Rahmawati, 2020); Bogor dalam meningkatkan capaian RLS melalui
(Iskandar, 2021). Kajian Margaretha & alokasi anggaran bidang pendidikan.
Simanjuntak (2020) menunjukan belanja fungsi
pendidikan berdampak terhadap kualitas HASIL DAN PEMBAHASAN

pendidikan di Indonesia. Peningkatan alokasi Kondisi Pendidikan di Kabupaten Bogor


belanja bidang pendidikan juga berpengaruh Nilai indeks pendidikan Kabupaten Bogor
terhadap peningkatan RLS di Provinsi Sulawesi terus mengalami kenaikan setiap tahun. Pada
Selatan (Basri et al. 2017). tahun 2019, nilai indeks pendidikan Kabupaten
Bogor mencapai 0,6227 yang meningkat 0,01
METODE
dari tahun sebelumnya. Meskipun terjadi
Penelitian ini menggunakan metode kenaikan, peringkat indeks pendidikan
deskripsi dengan pendekatan kualitatif. Data Kabupaten Bogor masih berada di bawah
yang digunakan bersumber dari data primer dan pencapaian nilai indeks pendidikan Provinsi Jawa
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara Barat sebesar 0,6257. Sebagai daerah dengan
terstruktur serta kuesioner terhadap responden wilayah yang luas dan jumlah penduduk paling
expert yakni Kepala Bidang Pemerintah dan padat, Kabupaten Bogor memiliki nilai indeks
Pembangunan Manusia serta Kepala Bidang pendidikan yang bervariasi pada tingkat
Pendidikan Bappedalitbang, Kepala Bagian kecamatan. Pada tahun 2019, Kecamatan Gunung
Keuangan Dinas Pendidikan dan Kepala bagian Putri merupakan daerah dengan perolehan nilai
Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset indeks pendidikan tertinggi sebesar 0,6755
Daerah yang merupakan pemangku kebijakan sedangkan perolehan nilai terendah berada di
bidang pendidikan di Kabupaten Bogor Kecamatan Sukamakmur sebesar 0,5473.
sedangkan data sekunder diperoleh dari studi
pustaka dan laporan kinerja instansi terkait.
264 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 259 - 271

0.6500 0.6373
0.6400 0.6322
0.6257
0.6300 0.6175
0.6163
0.6200
0.6067 0.6227 0.6233 0.6239
0.6100 0.5995
0.6000 0.6082
0.6066
0.5900
0.5957
0.5800 0.5869
0.5700
0.5600
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kab. Bogor Prov. Jawa Barat

Gambar 1. Indeks pendidikan Kabupaten Bogor tahun 2015-2021


Sumber: BPS (2021)

Angka Partisipasi Sekolah pada kelompok tanggung jawa pemerintah Kabupaten Bogor
usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun menunjukan telah banyak diakses oleh penduduk usia
tren kenaikan dari tahun 2015 sampai 2021. sekolah. Angka APS kelompok usia 16-18
APS kelompok usia 7-12 tahun telah mencapai tahun yang masih dibawah 65 persen perlu
lebih dari 99 persen setiap tahunnya yang menjadi perhatian bagi pemerintah Provinsi
berarti kurang dari 1 persen penduduk berusia Jawa Barat karena kelompok usia tersebut
7-12 tahun yang tidak bersekolah formal merupakan usia sekolah pada jenjang SMA
sedangkan APS kelompok usia 13-15 tahun yang pengelolaannya telah menjadi tanggung
masih berada diatas 90 persen. Meskipun APS jawab pemerintah provinsi berdasarkan UU
kelompok usia 7-12 tahun dan usia 13-15 tahun No.23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah.
mengalami tren positif, hal sebaliknya justru APS adalah perbandingan antara jumlah
terjadi pada pencapaian APS kelompok usia 16- kelompok usia sekolah tertentu yang
18 tahun yang masih di bawah 65 persen. bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan
Tingginya APS kelompok usia 7-12 tahun dan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang
13-15 tahun menunjukan bahwa pembangunan sesuai yang dinyatakan dalam persentase
pendidikan jenjang SD dan SMP yang menjadi (Gambar 2).

120
99.05 99.85 99.92 99.25 99.72 99.78 99.77
100 89.24 92.42 91.22 91.27 91.40 91.68 91.46

80
62.23 63.71 59.6
52.76 55.03 54.81 55.52
60

40

20

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Usia 7 - 12 tahun Usia 13 - 15 tahun Usia 16 - 18 tahun

Gambar 2. Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Bogor


Sumber: Dis. Dik Kab. Bogor (2021)
Erik dkk, Strategi Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah Melalui Alokasi Anggaran Bidang Pendidikan 265

Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten yang memiliki sarana dan prasarana bidang
Bogor juga mengalami kenaikan setiap pendidikan memadai. Selain itu, RLS
tahunnya. Dalam kurun waktu lima tahun, RLS Kecamatan Cibinong menjadi satu-satunya
Kabupaten Bogor telah meningkat signifikan kecamatan yang berhasil menuntaskan program
sebesar 0,54 poin menjadi 8,29 di tahun 2019. wajib belajar 9 tahun. Sementara itu,
Ini berarti rata-rata penduduk usia 25 pencapaian RLS terendah berada di Kecamatan
tahun ke atas telah menamatkan pendidikan Sukajaya sebesar 6,54 tahun yang artinya rata-
sampai dengan kelas 2 SMP. Meskipun telah rata penduduk usia 25 tahun ke atas di daerah
terjadi peningkatan namun capaian RLS tersebut hanya menamatkan pendidikan formal
Kabupaten Bogor sampai dengan tahun 2019 sampai dengan sekolah dasar atau sederajat
masih belum menunjukan ketuntasan wajib saja. Terdapat 27 kecamatan yang memiliki
belajar 9 tahun atau tamat pendidikan tingkat RLS diatas RLS Kabupaten Bogor dan 13
Sekolah Menengah Pertama atau sederajat. Kecamatan memiliki RLS dibawanya.
Capaian RLS tahun 2019 menempatkan Ayuningtyas (2021) dalam penelitiannya
Kabupaten Bogor berada di peringkat ke 13 menyatakan untuk mengurangi ketimpangan
dibawah RLS Provinsi Jawa Barat sebesar 8,37 kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan
tahun. Bila diamati mendalam pada 40 membangun sekolah baru yang mudah
kecamatan, Pencapaian RLS tertinggi berada di dijangkau serta penyediaan sarana transportasi
Kecamatan Cibinong sebesar 9,10 tahun. Hal yang mudah, murah, dan layak bagi anak
ini tidak mengherankan karena Kecamatan sekolah.
Cibinong merupakan ibukota Kabupaten Bogor
Tabel 2. RLS Kecamatan tahun 2019
Kecamatan RLS (tahun)
Cibinong 9,1
Kemang 8,6
Gunung Sindur, Citeureup, Bojong Gede, Gunung Putri 8,5
Ciomas, Dramaga, Cigombong 8,4
Babakan Madang, Cileungsi, Sukaraja 8,3
Parung, Ciampea 8,2
Ciawi, Tmanasari, Parung Panjang 8,1
Cisarua, Tanjungsari, Ciseeng, Cariu, Megamendung 8,0
Pamijahan, Tenjo, Caringin, Tenjolya, Cibungbulang 7,9
Rancabungur, Rumpin, Leuwisadeng 7,7
Cijeruk, Klapanunggal 7,6
Nanggung, Jonggol, Leuwiliang 7,5
Jasinga 7,3
Cigudeg, Tahurhalang 7,1
Sukamakmur 6,9
Sukajaya 6,5
Sumber: Bappedalitbang Kab. Bogor, 2021
266 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 259 - 271

Indikator selanjutnya yang menjelaskan Ayuningtyas (2020) dalam penelitiannya juga


kondisi pendidikan di Kabupaten Bogor adalah menyatakan untuk mengurangi ketimpangan
rasio murid guru (RMG). Rasio Murid per Guru kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan
adalah perbandingan antara jumlah murid dan membangun sekolah baru yang mudah
jumlah guru pada tingkat pendidikan tertentu. dijangkau serta penyediaan sarana transportasi
Semakin tinggi rasio murid per guru memiliki yang mudah, murah, dan layak bagi anak
arti bahwa semakin banyak murid yang sekolah. Kabupaten Bogor tercatat memiliki
mendapatkan pelayanan dari seorang guru ruang kelas paling banyak se-Jawa Barat
sehingga akan berdampak terhadap rendahnya dengan berbagai kondisi di semua jenjang
kualitas pengawasan dan pengajaran. Pada pendidikan di tahun 2019. Pada tingkat sekolah
2019, RMG SD, SMP, dan SMA masing- dasar terdapat 26 persen ruang kelas dalam
masing mencapai 27, 35, 27. Capaian ini masih keadaan baik, 63 persen ruang kelas rusak
berada diatas kondisi ideal rasio murid guru ringan, 7 persen ruang kelas rusak sedang, dan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 sebanyak 4 persen ruang kelas rusak berat. Pada
tahun 2008 tentang guru pasal 17 yang jenjang sekolah menengah pertama sebanyak
menetapkan rasio efektif murid per guru 39 persen ruang kelas dalam keadaan baik, 53
sebagai berikut: RMG untuk SD adalah 20, persen rusak ringan, 5 persen rusak sedang, dan
RMG untuk SMP adalah 20, dan RMG untuk 3 persen rusak berat. Sementara untuk jenjang
SMA adalah 20. sekolah menengah atas, ruang kelas dalam
Sarana dan prasarana pendidikan sangat keadaan baik berjumlah 56 persen, rusak ringan
mempengaruhi kualitas pembangunan bidang 38 persen, rusak sedang 4 persen, dan rusak
pendidikan di Kabupaten Bogor. Sebagai berat sebanyak 2 persen.
daerah dengan wilayah luas dan jumlah Secara umum proporsi anggaran bidang
penduduk nomor satu terpadat se-Indonesia, pendidikan Pemerintah Kabupaten Bogor tahun
pemerataan dan kondisi sarana dan prasarana 2015 sampai 2020 masih berada di atas 20
pendidikan menjadi hal paling mutlak. Kajian persen dari APBD sesuai dengan kebijakan
(Mizan dkk., 2018) menunjukan peningkatan mandatory spending yang diatur dalam UUD
jumlah bangunan sekolah akan meningkatkan 1945 pasal 31 ayat (4) dan UU No. 20 tahun
indeks pendidikan. Rahmatin et al. (2017) 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
menyatakan jumlah sekolah berpengaruh 49 ayat (1).
signifikan terhadap Angka Partisipasi Sekolah.
Erik dkk, Strategi Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah Melalui Alokasi Anggaran Bidang Pendidikan 267

3,000
2,451
2,500 2,255 2,264
1,910 1,918
2,000 1,780

1,500

1,000

500

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Gambar 3. Alokasi anggaran pendidikan Kabupaten Bogor tahun 2015-2020 (miliar rupiah)
Sumber: Dis. Dik Kab. Bogor (2021)

Perumusan Strategi Dalam Peningkatan wawancara dengan responden ahli di bidang


RLS di Kabupaten Bogor pendidikan Kabupaten Bogor. Tabel 3
Perumusan strategi disusun berdasarkan menyajikan hasil analisis Internal Factor
identifikasi faktor kunci pada lingkungan Analysis (IFAS) dan External Factor Analysis
internal dan eksternal yang diperoleh dari hasil (EFAS).
Tabel 3. Matrik IFAS dan EFAS
Faktor Internal
Kekuatan (S) Bobot Rating Skor
1 Komitmen Kepala Daerah dalam meningkatkan pendidikan masyarakat 0,1218 3,80 0,46
2 Komitmen dan political will DPRD dalam meningkatkan pendidikan 0,1168 3,80 0,44
masyarakat
3 Peran aktif pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan pendidikan 0,1066 4,00 0,43
4 Kesesuaian alokasi anggaran bidang pendidikan dengan peraturan 0,1117 3,80 0,42
perundang undangan
5 Kesesuaian RPJMN. RPJMD. RKP dan RKPD bidang pendidikan 0,1168 3,60 0,42
6 Koordinasi antar unit kerja dalam pemerintah daerah pada upaya 0,0914 3,60 0,33
mendukung pembangunan bidang pendidikan
Total (S) 0,6650 2,51
Kelemahan (W)
1 Validitas data pendidikan Kabupaten Bogor 0,0914 3,80 0,35
2 Pemerataan aksesibilitas hasil pembangunan bidang pendidikan 0,0863 3,60 0,31
3 Kuantitas dan kualitas sarana pendidikan 0,0863 3,60 0,31
4 Kuantitas, kualitas, dan distribusi sumber daya manusia bidang pendidikan 0,0711 3,80 0,27
Total (W) 0,3350 1,24
Total (S+W) 1,0000 3,75
Faktor Eksternal
Peluang (O) Bobot Rating Skor
1 Dukungan pemerintah provinsi dan pusat pada bidang pendidikan 0,1183 4,00 0,47
2 Penerapan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman 0,1183 4,00 0,47
Pengelolaan Keuangan Daerah
3 Dukungan stakeholder (swasta) dalam pembangunan bidang pendidikan 0,1022 3,80 0,39
4 Partisipasi masyarakat pada perencanaan bidang pendidikan melalui 0,0860 3,80 0,33
musrembang
5 Peran kelembagaan masyarakat di bidang pendidikan 0,0860 3,80 0,33
Total (O) 0,5108 1,99
268 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 259 - 271

Ancaman (T)
1 Pengaruh jumlah penduduk terhadap pembangunan bidang pendidikan 0,1022 3,80 0,39
2 Pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan 0,0914 4,00 0,37
3 Pengaruh kondisi geografis terhadap pembangunan bidang pendidikan 0,1129 3,20 0,36
4 Kemampuan masyarakat untuk melanjutkan sekolah anak-anaknya 0,0968 3,60 0,35
5 Pengaruh kemiskinan terhadap pencapaian pendidikan di masyarakat 0,0860 3,60 0,31
Total (T) 0,4892 1,77
Total (O+T) 1,0000 3,76
Sumber: Diolah (2022)

Berdasarkan matrik IFAS dan EFAS, strategi tumbuh dan membangun. Selanjutnya
Pemerintah Kabupaten Bogor memiliki hasil analisis terhadap faktor strategis pada
kemampuan yang baik dalam merespon isu faktor lingkungan internal dan eksternal
pada faktor lingkungan internal dan eksternal digunakan untuk merumuskan beberapa
sehingga perumusan strategi yang layak alternatif strategi sebagaimana disajikan pada
diaplikasikan berada pada kuadran I yakni tabel berikut.
Tabel 4. Matrik SWOT dan alternatif strategi
Strategi Strength-Opportunity (S-O) Strategi Weakness-Opportunity (W-O)
1. Meningkatkan peran aktif stakeholders 1. Meningkatkan kualitas sarana, prasarana,
pada pembangunan bidang pendidikan (S1, dan sumber daya manusia bidang
S2, S5, O1, O2, O4, O5) pendidikan (W1, W2, W3, O1, O2, O3, O4,
2. Peningkatan kualitas pembangunan bidang O5)
pendidikan melalui kebijakan alokasi 2. Meningkatkan ketersediaan data
anggaran yang produktif (S1, S2, S3, S4, pendidikan yang akurat dan berkualitas
O2, O3) (W4, O2, O4, O5)
Strategi Strength-Threat (S-T) Strategi Weakness-Threat (W-T)
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur 1. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan
yang merata (S1, S2, S3, S4, S5, S6, T1, T5) pentingnya pendidikan dasar dan menengah
2. Meningkatkan program pemberdayaan di melalui sosialisasi yang berkelanjutan (W1,
bidang ekonomi untuk meningkatkan W2, W3, T2, T4, T5)
kemampuan ekonomi masyarakat (S1, S2,
S5, T2, T3, T4)
Sumber: Diolah (2022)

Setelah merumuskan tujuh alternatif karena adanya keterbatasan sumber daya yang
strategi berdasarkan analisis SWOT maka perlu dimiliki. Hasil analisis QSPM berdasarkan
dilakukan penentuan strategi prioritas tingkat ketertarikan relatif/relative
menggunakan metode QSPM karena tidak attractiveness menunjukan peringkat prioritas
semua alternatif strategi dapat dari tujuh alternatif strategi yang disajikan pada
diimplementasikan oleh pemerintah daerah tabel 5.
Tabel 5. Hasil Qualitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Strategi TAS Prioritas
1. Peningkatan kualitas pembangunan bidang pendidikan melalui kebijakan 8,23 1
alokasi anggaran yang produktif
2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang merata 7,82 2
Erik dkk, Strategi Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah Melalui Alokasi Anggaran Bidang Pendidikan 269

3. Meningkatkan ketersediaan data pendidikan yang akurat dan berkualitas 7,78 3


4. Meningkatkan peran aktif stakeholders pada pembangunan bidang 7,77 4
pendidikan
5. Meningkatkan program pemberdayaan di bidang ekonomi untuk 7,74 5
meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat
6. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dasar 7,50 6
dan menengah melalui sosialisasi yang berkelanjutan
7. Meningkatkan kualitas sarana, prasarana, dan sumber daya manusia 6,99 7
bidang pendidikan
Sumber: Diolah (2022)

Hasil QSPM menunjukan bahwa Bogor. Pada tabel berikut disajikan rancangan
peningkatan kualitas pembangunan pelaksanaan teknis dari strategi prioritas
pendidikan melalui kebijakan alokasi pertama sampai dengan ketiga yang mencakup
anggaran yang produktif menjadi strategi program serta kegiatan pada masing-masing
prioritas pertama dalam upaya meningkatkan strategi dalam upaya meningkatkan Rata-rata
capaian Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Lama Sekolah di Kabupaten Bogor.
Tabel 6. Perancangan strategi, program, dan kegiatan
Tahun ke- Kegiatan Penanggung
Strategi Program
1 2 3 4 5 Jawab
1. Peningkatan Perencanaan 1. Optimalisasi perencanaan
kualitas pembangunan melalui musyawarah
pembangunan dan alokasi perencanaan pembangunan
bidang anggaran (musrembang) yang fokus
pendidikan pendidikan kepada kebutuhan
melalui kebijakan masyarakat Bappedalitbang,
alokasi anggaran 2. Peningkatan alokasi Dinas,
pendidikan yang anggaran pendidikan yang Pendidikan,
produktif berhubungan langsung Dinas Sosial,
dengan program Badan
peningkatan pendidikan Pengelola
3. Peningkatan bantuan Keuangan dan
operasional pendidikan Aset Daerah
kepada siswa tidak mampu
4. Optimalisasi kegiatan kejar
paket A, B, dan C dengan
melibatkan peran
stakeholder
2. Meningkatkan Peningkatan 1. Pembangunan sekolah baru
pembangunan sarana dan dan renovasi sekolah yang
infrastruktur prasarana rusak pada jenjang
yang merata bidang pendidikan dasar (SD dan
Dinas
pendidikan SMP)
Pendidikan,
2. Pembangunan dan
Dinas Pekerjaan
perbaikan jalan serta
Umum dan
jembatan untuk
Penataan
mempermudah
Ruang, Dinas
memperoleh pelayanan
Perhubungan
pendidikan
3. Penyediaan sarana
transportasi gratis bagi
siswa
270 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 259 - 271

Tahun ke- Kegiatan Penanggung


Strategi Program
1 2 3 4 5 Jawab
3. Meningkatkan Pembangunan 1. Pelatihan penyusunan data Dinas
ketersediaan data data base bidang pendidikan Pendidikan,
pendidikan yang pendidikan 2. Optimalisasi pemanfaatan Dinas
akurat dan Teknologi dan Informasi Komunikasi
berkualitas dan Informatika
Sumber: Diolah (2022)

B, dan C sehingga setiap masyarakat dapat


SIMPULAN DAN SARAN memperoleh hak yang sama dalam
Kesimpulan mengakses layanan pendidikan.
Meskipun alokasi anggaran bidang 2. Proporsi alokasi belanja yang memberikan
pendidikan di Kabupaten Bogor telah mencapai manfaat langsung terhadap pelayanan
lebih dari 20 persen dari APBD, RLS pendidikan perlu selalu ditingkatkan untuk
Kabupaten Bogor masih berada di bawah RLS menjamin keberlanjutan pembangunan
Provinsi Jawa Barat dan nasional Terdapat 12 bidang pendidikan.
kecamatan dengan pencapaian RLS di atas RLS 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan
Kabupaten Bogor dan 28 Kecamatan dengan pentingnya pendidikan melalui sosialisasi
RLS di bawahnya. Hasil analisis SWOT dan dan edukasi dengan melibatkan seluruh
QSPM terhadap faktor lingkungan internal dan pemangku kepentingan (Stakeholders).
eksternal menunjukan bahwa strategi prioritas
dalam meningkatkan RLS bahwa Peningkatan DAFTAR PUSTAKA

kualitas pembangunan bidang pendidikan Anggorowati, E. L., Shinta, A. A. M., Nafi’ah, E.


R., & Lathif, S. (2019). Peran Pendidikan
melalui kebijakan alokasi anggaran pendidikan
Karakter Sebagai Wujud Pendidikan
yang produktif dan Peningkatkan Berkualitas Sesuai Tujuan Sdgs. Prosiding
Seminar Nasional V Universitas
pembangunan infrastruktur yang merata
Muhammadiyah Malang.
menjadi strategi prioritas dalam meningkatkan Ayuningtyas, I. (2021). Ketimpangan Akses
capaian RLS Kabupaten Bogor. Pendidikan Di Kalimantan Timur. Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 6(2).
Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi Https://Doi.Org/10.24832/Jpnk.V6i2.2128
bahan pertimbangan bagi Pemerintah Basri Bado, & Sitti Hasbiah. (2017). Analisis
Pertumbuhan Belanja Sektor Pendidikan
Kabupaten Bogor dalam merumuskan Terhadap Capaian Rata-Rata Lama Sekolah
perencanaan pembangunan daerah bidang Di Sulawesi Selatan. Journal Economics,
5(2017), 238–249.
pendidikan.
Fahmi, A. (2018). Pengaruh Good Governance,
Belanja Fungsi Pendidikan Dan Kesehatan,
Saran
Dan Pdrb Perkapita Terhadap Ipm. Jurnal
1. Pemerintah daerah perlu melakukan Manajemen Keuangan Publik, 2(1).
Https://Doi.Org/10.31092/Jmkp.V2i1.285
peningkatan dan pemerataan sarana Hadinata, E., Valeriani, D., & Suhartono, S. (2020).
prasarana pendidikan dalam Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto
Dan Belanja Pemerintah Fungsi Pendidikan
menyelenggarakan pendidikan formal dan
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di
non formal berupa program kejar paket A, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sorot,
Erik dkk, Strategi Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah Melalui Alokasi Anggaran Bidang Pendidikan 271

15(1). Manusia Di Indonesia. Indonesian Treasury


Https://Doi.Org/10.31258/Sorot.15.1.43-53 Review Jurnal Perbendaharaan Keuangan
Harjunadhi, J. T., & Rahmawati, F. (2020). Negara Dan Kebijakan Publik, 4(2).
Pengaruh Belanja Pendidikan, Belanja Https://Doi.Org/10.33105/Itrev.V4i2.122
Kesehatan, Dan Ump Terhadap Ipm Di Munir, Ikhsan. (2016). Tingkat Partisipasi Angkatan
Indonesia Tahun 2014–2018 . Jurnal Kerja Kabupaten / Kota Di Jawa Timur.
Ekonomi Keuangan Dan Manajemen, 16(2), Garuda.Ristekbrin.Go.Id, 4.
241–249. Http://Garuda.Ristekbrin.Go.Id/Documents/
Herdiansyah, D., & Kurniati, P. S. (2020). Detail/630075
Pembangunan Sektor Pendidikan Sebagai Siregar, R., Fadillah, H., & Fatimah, S. (2018). Dan
Penunjang Indeks Pembangunan Manusia Di Pengeluaran Pemerintah Bidang
Kota Bandung. Jurnal Agregasi : Aksi Pendidikan. 6, 82–105.
Reformasi Government Dalam Demokrasi, Soempena, G. (2021). Pengaruh Anggaran
8(1). Pendidikan Dan Faktor Lainnya Terhadap
Https://Doi.Org/10.34010/Agregasi.V8i1.27 Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi
65 Jawa Barat.
Indeks Pembangunan Manusia 2019. (2019). Suratini. (2017). Future Jurnal Manajemen Dan
Iskandar, A. (2021). Desentralisasi Dan Efisiensi Akuntansi. Dalam Future: Jurnal
Belanja Fungsi Pendidikan Serta Manajemen Dan Akuntansi (Vol. 5, Issue 1).
Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Www.Jurnal.Uniyap.Ac.Id/Index.Php.Futur
Masyarakat Di Propinsi Sulawesi Selatan. e
Info Artha, 5(1). Thahir, B. (2019). Kebijakan Sosial Dan Otonomi
Https://Doi.Org/10.31092/Jia.V5i2.1139 Daerah. Jurnal Kebijakan Pemerintahan, 2,
Margaretha, E., & Simanjuntak, R. A. (2020). 91–102.
Dampak Belanja Sektor Pendidikan Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2006). Pembangunan
Terhadap Kualitas Pendidikan Di Indonesia. Ekonomi (9 Ed.). Erlangga.
Info Artha, 4(2). Yanti, N., Nurtati, N., & Misharni, M. (2020).
Https://Doi.Org/10.31092/Jia.V4i2.816 Investasi Modal Manusia Bidang
Mizan, A. Al, Falatehan, A. F., & Wahyuni, E. S. Pendidikan: Dampak Pengangguran Dan
(2018). Strategi Alokasi Belanja Pemerintah Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal Ekonomi
Daerah Untuk Meningkatkan Indeks Pembangunan Stie Muhammadiyah Palopo,
Pendidikan Di Provinsi Banten. Jurnal 6(1).
Manajemen Pembangunan Daerah, 10. Https://Doi.Org/10.35906/Jep01.V6i1.504
Https://Doi.Org/10.29244/Jurnal_Mpd.V10i Zulfa Rahmatin, U., & Ady Soejoto, P. (2017).
-.22711 Pengaruh Tingkat Kemiskinan Dan Jumlah
Mongan, J. J. S. (2019). Pengaruh Pengeluaran Sekolah Terhadap Angka Partisipasi Sekolah
Pemerintah Bidang Pendidikan Dan (Aps) Di Kota Surabaya. Dalam Jurnal
Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Pendidikan Ekonomi (Vol. 01, Issue 2).
Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) hal: 272 – 289
e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863
e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

MINAT MENJADI ECOPRENUENUER PADA REMAJA


PENGELOLA GARDEN TARUNA TANI KECAMATAN
KALISARI, JAKARTA TIMUR
Laili Savitri Noor1*, Bayu Retno2, Lies Putriana3

1,2,3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia.

*E-mail : laili.savitri@univpancasila.ac.id

Diterima 27 Desember 2022, Disetujui 31 Maret 2023

Abstrak
Minat menjadi ecopreuneur merupakan hal yang harus diapresiasi, apalagi masih dalam kategori usia remaja, di
mana banyak faktor yang dapat mempengaruhi dari sisi internal diri maupun dan faktor ekternal sehingga
berpengaruh pada perilaku dan keputusannya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Persepsi
dan Interaksi Sosial Masyarakat dengan Motivasi sebagai variabel mediasi terhadap Minat menjadi
Ecopreuneur. Teknik analisis data secara deskriptif kuantitatif menggunakan SPSS. Hasil penelitian terhadap 40
orang pengurus menghasilkan Persepsi berpengaruh dan signifikan terhadap Motivasi, Persepsi berpengaruh
dan signifikan terhadap Minat Menjadi Ecopreneur, Interaksi Sosial berpengaruh dan signifikan terhadap
Motivasi, Interaksi Sosial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Minat Menjadi Ecopreneur, Motivasi
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Minat Menjadi Ecopreneur. Persepsi terhadap Minat Menjadi
Ecopreneur bagi para pengurus karang taruna lebih besar berdasarkan persepsi mereka sendiri dari pada melalui
dorongan motivasinya dan kemampuan berinteraksi dengan masyarakat merupakan dorongan yang lebih besar
dari pada melalui motivasi bagi pengurus karang taruna untuk berminat menjadi Ecopreneur.

Keywords : Persepsi, Interaksi Sosial Masyarakat, Motivasi dan Minat menjadi Ecopreuneur

Abstract
Interest of becoming an ecopreneur is something that must be appreciated, especially still in the adolescent age
category, where there are many factors that can influence both internal and external factors that affect their
behavior and decisions. The purpose of this study was to determine the role of Community Social Perception and
Interaction with Motivation as an intermediate variable on the interest of becoming an Ecopreneur. The data
analysis technique was descriptive quantitative using SPSS. The results of the study of 40 administrators resulted
in influential and significant perceptions of motivation, influential and significant perceptions of interest
becoming an ecopreneur, social interaction and significant influence on motivation, social interaction had no
and significant effect on interest of being an ecopreneur, motivation had no effect and no significant effect on
motivation. Interest of becoming an Ecopreneur, Perception of Interest in becoming an Ecopreneur for youth
organizations is greater based on their own perceptions than through their motivational impulses and the ability
to interact with the community is a greater impetus than through motivation for youth organizations to be
interested in becoming an Ecopreneur.

Keywords: Perception, Community Social Interaction, Motivation and Interest of becoming an Ecopreneur
273 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 272 - 289

PENDAHULUAN limbah, berpengaruh terhadap meningkatnya


pencemaran lingkungan. Menurut Indeks
Daya saing industri merupakan bagian dari
Kualitas Iingkungan Hidup yang di keluarkan
keberlangsungan lingkungan menjadi tantangan
kementrian lingkungan hidup pada Tahun 2019,
tersendiri bagi pelaku usaha khususnya
Indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) Kota
ecopreneur. Berkembangnya bisnis hijau
Jakarta sebesar 42,84 dengan indeks kualitas air
menjadikan pelaku UMKM harus mulai berpikir
sebesar 41,94. Secara nasional IKLH sebesar
untuk memperhatikan dampak terhadap
66,55% yang dipengaruhi oleh IKLH kualitas air
lingkungan dari produk serta proses produksinya.
sebesar 52,62, IKLH kualitas udara sebesar
Tingginya angka pengangguran di
86,56 dan IKLH tutupan lahan sebesar 61,03.
Indonesia menunjukkan rendahnya kualitas
Titik ideal disini adalah 100, semakin jauh
sumber daya manusia. Data dari Badan Pusat
dengan angka 100 maka terindikasi memiliki
Statistik tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah
tingkat pencemaran lingkungan yang tinggi.
pengangguran di Indonesia adalah lebih dari 6
(IKLH 2019, Kementrian Lingkungan Hidup
juta orang, yang sebagian besar berpendidikan.
dan Kehutanan RI)
Perlu untuk mengatasi dan menemukan solusi
Melakukan paradigma pembangunan yang
untuk mengurangi jumlah pengangguran terdidik
didasarkan pada efisiensi pemanfaaatan
di tahun-tahun berikutnya. Maka, sebuah sistem
sumberdaya, pola konsumsi dan produksi yang
pendidikan untuk membekali peserta didik
berkelanjutan dan internalisasi lingkungan serta
dengan pengetahuan dan kecakapan hidup sesuai
sosial yaitu disebut dengan Green Economy
dengan lingkungan dan kebutuhan mereka
(Tjahja Djajadiningrat Surna, 2011). Untuk
diperlukan (Widiasworo, 2017)
mencapai Green Economy dibutuhkan tokoh
Tidak dapat dipungkiri prilaku
pelaksana ecoprenuer, dimana seseorang harus
organisasi/industri dapat mempengaruhi
memiliki motivasi yang tinggi dalam
kerusakan lingkungan, dan pencemaran air,
mengangkat nilai pelestarian lingkungan hidup
udara. Banyaknya tekanan atas pemanasan
seperti yang dimiliki oleh Ecoprenuer.
global, kelestarian lingkungan memberi dampak
Dalam ecoprenuer kegiatan kewirausahaan
pada praktek-praktek bisnis yang berubah saat
menggunakan kacamata lingkungan yang kurang
ini. Ecopreneur makin bertumbuh dan memiliki
berorientasi terhadap sistem manajemen dan
potensi yang dapat dipertimbangkan untuk
prosedur teknis, namun lebih fokus kepada
kontribusi penanganan masalah-masalah
inisiatif pribadi dan ketrampilan berwirausaha
lingkungan. Memperkenalkan produk yang
untuk mewujudkan keberhasilan pasar dengan
ramah lingkungan, dan melalui strategi bisnis
inovasi lingkungan. Ecopreneurship adalah
yang menghasilkan produk dan proses yang
entrepreneurship yang mengacu pada aktifitas
berkesinambungan.
usaha dengan kegiatan yang memberikan
Pesatnya perkembangan industri dan
manfaat dan memberikan perhatian lebih dan
rendahnya kelayakan instalasi pengolahan
khusus terhadap kelestarian lingkungan.
Laili dkk, Minat Menjadi Ecoprenuenuer Pada Remaja Pengelola Garden Taruna Tani Kecamatan Kalisari 274

Ecopreneur memiliki keunggulan dibanding hidup hijau, mengurangi pemanasan gobal,


entrepreneur biasa dengan membangun namun juga untuk menghemat energi yaitu
hubungan yang bermanfaat dengan bisnis-bisnis dengan melakukan empat prinsip ecopreneur
lainnya, organisasi komunitas, bahkan dalam melakukan produk usahanya yaitu Reduce
pemerintah. Tantangan menjadi seorang (mengurangi), Reuse (memakai kembali),
ecopreneur adalah atau minimnya informasi dan Recycle (mendaur ulang) dan Upcycle. Minat
terbatasnya pengetahuan orang-orang di dunia menjadi ecopreuneur merupakan hal yang harus
bisnis tentang hal ini. Selain itu, tidak terlalu diapresiasi, apalagi masih dalam kategori usia
mudah menemukan orang yang benar-benar remaja, di mana banyak faktor yang dapat
peduli terhadap isu lingkungan, di sisi lain masih mempengaruhi dari sisi internal diri maupun dan
lebih banyak pebisnis yang berorientasi faktor internal sehingga berpengaruh pada
keuntungan saja. Menjadi Ecopreneur sebagai perilaku dan kuputusannya diantaranya faktor
jawaban upaya mengembangkan prilaku etis Persepsi, Motivasi dan Interaksi Sosial
para entrepreneur untuk memperhatikan Masyarakat.
lingkungan dalam menjalankan usaha. Dalam rangka menyajikan informasi
Ecopreneurship berasal dari kata tentang faktor apa saja yang dapat menjadi
pengabungan yaitu kata “ecological “dengan stimulus seseorang menjaga lingkungan , maka
“entepreneurship” memiliki makna sebagai penelitian ini akan mengkaji minat sekelompok
wirausaha yang memperhatikan aspek remaja yang memiliki visi dan keinginan
kelestarian dan keberlanjutan lingkungan dapat mengelola lingkungan menjadi produk yang
didefinisikan sebagai kewirausahaan melalui bermanfaat.
kacamata lingkungan. Agar perusahaan
memiliki pengaruh lingkungan yang positif, KAJIAN TEORI

perbaikan nyata hanya dapat diciptakan jika Proses pembentukan persepsi diawali
proses produksi, produk, dan layanan unggul dengan masuknya sumber melalui suara,
secara lingkungan. Idealnya, Ecopreneurship penglihatan, rasa, aroma atau sentuhan manusia,
menarik seluruh pasar menuju kemajuan diterima oleh indera manusia (sensory receptor)
lingkungan. Ecopreneur berjuang untuk sebagai bentuk Sensation. Sejumlah besar
kesuksesan bisnis melalui solusi lingkungan sensation yang diperoleh dari proses pertama
untuk pasar massal (Archana Singh & Nehajoan diatas kemudian diseleksi dan diterima. Fungsi
Panackal, 2014). penyaringan ini dijalankan oleh faktor seperti
Maka Konsep dari ecopreneur adalah salah harapan individu, motivasi, dan sikap.
satu konsep pengolahan dan produksi meterial Sensation yang diperoleh dari hasil
yang di upayakan untuk selalu ramah penyaringan pada tahap kedua itu merupakan
lingkungan. Yang menjadi tujuan dalam input bagi tahap ketiga, tahap pengorganisasian
melestarikan lingkungan melalui pengolahan sensation. Dari tahap ini akan diperoleh
produk ecopreneur tidak hanya dalam makna sensation yang merupakan satu kesatuan yang
275 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 272 - 289

lebih teratur dibandingkan dengan sensation Kebutuhan Sosial, Kebutuhan akan Harga Diri,
yang sebelumnya. Tahap keempat merupakan dan Kebutuhan Aktualisasi Diri.
tahap penginterpretasian seperti pengalaman, Andre.M. Everett (2016) menyebutkan
proses belajar, dan kepribadian. Apabila proses bahwa ada 5 faktor yang dapat mendorong orang
ini selesai dilalui, maka akan diperoleh hasil untuk mau bergerak di bidang ecopreneur
akhir berupa Persepsi. yaitu :1. Green value ; Mereka yang bergerak
Persepsi merupakan proses bagaimana dalam bidang lingkungan adalah mereka yang
seseorang menyeleksi, mengatur, dan memiliki green values adalah
menginterpretasikan masukan-masukan pengusaha/ecopreneur yang memulai bisnis
informasi untuk menciptakan gambaran yang ramah lingkungan dan produk mereka
keseluruhan yang berarti. Beberapa faktor yang fokus terhadap lingkungan. 2 Gap In The
mempengaruhi persepsi menurut Vincent Market ; pelaku yang sudah menjalankan usaha
(Manajemen Bisnis Total, 1997, hal 35) yaitu pengelolaan lingkungan ini memang harus
Pengalaman masa lalu (terdahulu), Keinginan dimulai dari diri sendiri untuk peduli , terhadap
dan pengalaman dari teman-teman. lingkungan, terutama pada anak-anak muda
Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa jaman sekarang. 3 Making A Living ; Pada
Indonesia (KBBI) adalah dorongan yang timbul pelaku ecopreneur pengolahan sampah
dari dalam diri seseorang secara sadar atau tidak dilakukan untuk perbaikan sosial secara
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan ekonomi, mereka melihat posisi bisnis nya juga
tujuan tertentu. motivasi berwirausaha untuk tetap bisa survive di industri ini. Namun
merupakan pendorong yang penting bagi sisi bisnis ini akan dikembalikan lagi ke
seseorang. Seseorang yang memiliki motivasi masyarakat dalam bentuk invest infrastructure. 4
berwirausaha akan terdorong untuk melakukan Be Their Own Boss ; Pelaku Ecopreneur dalam
wirausaha. Semakin besar motivasi seseorang Mewujudkan Green Economy yakni menjadi
maka semakin besar pula minatnya untuk bos bagi diri mereka sendiri dan bisnis mereka.
memulai berwirausaha, sebaliknya semakin Pada bagian ini ditemukan beberapa hal yang
kecil motivasi berwirausaha maka semakin kecil mendorong menjadi seorang pengusaha dan
juga minatnya untuk berwirausaha. Oleh karena pemimpin dibisnis mereka. 5 Passion Pada
itu, motivasi berpengaruh positif terhadap minat Pelaku Ecopreneur dalam Mewujudkan Green
berwirausaha. Abraham Maslow dalam Luthan Economy yaitu hasrat atau kecintaan.terhadap
(2006) mengatakan bahwa individu akan lingkungan dan ingin menjadi bagian dalam
termotivasi untuk melakukan aktifitas, apabila mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
individu itu merasa bahwa kegiatan tersebut Ecopreneur memiliki 3 dimensi penting
memenuhi kebutuhannya pada saat itu. Abraham yaitu masyarakat dan sosial, ekonomi, dan
Maslow mengelompokkan kebutuhan manusia lingkungan/ekologi. Individu wirausaha ekologi
ke dalam 5 kategori yaitu Kebutuhan Fisiologis, atau Ecoentrepreneur yang di singkat ecopreneur
Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman, adalah seseorang yang memiliki semangat
Laili dkk, Minat Menjadi Ecoprenuenuer Pada Remaja Pengelola Garden Taruna Tani Kecamatan Kalisari 276

kewirausahaan dalam membantu melindungi bahwa salah satu yang dapat menumbuhkan
lingkungan alam dan ekosistem. Dimana minat wirausaha adalah intekasi social selain
ecopreneur di kelompokkan menjadi 2, yaitu factor lain seperti pengetahun dan motivasi.
yang bertujuan mempromosikan Minat untuk menjadi seorang ecopereneur juga
ide/produk/teknologi ramah lingkungan di sebut bisa dilihat dari hubungan individu tersebut
dengan social ecopreneur dan yang bertujuan dengan lingkungan sekitarnya.
mendapatkan keuntungan dengan Minat menjadi enterpereneur dalam bidang
mengidentifikasi peluang dari produk dan proses ekologi/kelestarian lingkungan merupakan
yang ramah lingkungan di sebut commercial bagian dari minat remaja terhadap wirausaha
ecopreneur (Wardani MF, et al, 2021). mengolah potensi lingkungannya. Istilah Green-
Interaksi sosial merupakan kunci dari Ecopreneur merupakan bagian dari wirausaha
sebuah aktivitas sosial karena tanpa adanya hal yang mengolah potensi yang ada di lingkungan
tersebut maka kehidupan bersama antar umat baik hasil bumi, sampah atau sisa produk
manusia tidak akan tercipta. Interaksi sosial menjadi suatu bisnis. Menurut Lober & Pastakia
merupakan hubungan yang dinamis yang (1998), Seorang Ecopreneur mampu melakukan
menyangkut orang dengan orang, atau orang inovasi lingkungannya dan menciptakan.peluang
dengan kelompoknya atau kelompok dengan pasar dan sukses menjadikan nya suatu produk
kelompoknya, sebagaimana hasil penelitian atau jasa yang berkelanjutan.
Yeni Suryaningsih dan Ipin Aripin (2022 )

Gambar 1. Kerangka Pikir

Penelitian ini menggunakan minat menjadi pemanfaatan sumber daya alam sekitar akan
ecopreuneur (Y2) sebagai variabel dependen, memberikan persepsi positif bagi siswa dan
motivasi (Y1) sebagai variabel intervening, literasi siswa sehingga minat terhadap
persepsi (X1) dan interaksi sosial (X2) sebagai ecopreneur meningkat, dan juga penelitian
variabel independen. kualitatif dari Yeter Demir Uslu & Erol Demiro
(2015), menunjukkan bahwa Ecopreneur harus
Pengembangan Hipotesis
ditunjang oleh masyarakat yang berarti
1 Pengaruh Persepsi (X1) terhadap
masyarakat harus memiliki pandangan yang
Motivasi (Y)
positif (persepsi) terhadap kelestarian lingkungan.
Yeni Suryaningsih dan Ipin Arifin (2022 )
menyatakan dengan memberikan contoh melalui
277 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 272 - 289

Melissa (2014) dalam penelitiannya yang memiliki pandangan yang positif erhadap
menyatakan bahwa motivasi penggunaan kartu keletarian lingkungan.
flazz BCA di Grand Indonesia dipengaruhi oleh H2 : Terdapat Pengaruh Persepsi (X1)
Persepsi masyarakat terhadapnya. Dengan terhadap Minat menjadi Ecopreuneur (Z)
pengaruh sebesar 54,4% .Juga penelitian yang
3 Pengaruh Interaksi sosial (X2) terhadap
dilakukan Ayu Mardani (2018 ) bahwa ada
Motivasi (Y)
pengaruh persepsi terhadap pendidik tyang pada
Penelitian yang dilakukan oleh Ulul
akhirnya berdampak pada motivasi dan kinerja
Habibah (2021), Moh.Syafii (2018 ) dan
Guru di Jambi.
Anggun prastika dkk (2021) menunjukkan
H1 : Terdapat Pengaruh Persepsi (X1)
bahwa semakin tinggi interaksi teman sebaya
terhadap Motivasi (Y)
pada usia remaja (siswa usia SMA) maka
2 Pengaruh Persepsi (X1) terhadap Minat semakin tinggi pula motivasi belajarnya.)
menjadi Ecopreuneur (Z) H3 : Terdapat Pengaruh Interaksi sosial (X2)
Vincent dalam bukunya (Manajemen Bisnis terhadap Motivasi (Y)
Total, 1997, hal 35) :
4 Pengaruh Interaksi Sosial (X2) terhadap
a) Pengalaman masa lalu (terdahulu) dapat
Minat menjadi Ecopreuneur (Z)
mempengaruhi seseorang karena manusia
Bahri dan Widodo Prasetyo (2020) dalam
biasanya akan menarik kesimpulan yang sama
penelitiannya menemukan bahwa Nilai
dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan.
Kesadaran : 17,55%, Nilai Kepedulian 18,45%
b) Keinginan dapat mempengaruhi persepsi
di masyarakat padahal kepedulian memiliki nilai
seseorang dalam hal membuat keputusan.
yang signifikan terhadap kelestarian lingkungan
Manusia cenderung menolak tawaran yang
Dengan ini dapat dikatakan bahwa hal ini
tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
sejalan karena memang anggota garden taruna
c) Pengalaman dari teman-teman, dimana
tani lebih tergerak untuk menjadi ecopreneur
mereka akan menceritakan pengalaman yang
bukan karena interaksi sosial yang intensif
telah dialaminya. Hal ini jelas mempengaruhi
dengan masyarakat namun karena ingin
persepsi seseorang.
mengetahui lebih dalam lagi ecopreneur yang
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Yeni mereka rasakan dapat menjadi lahan bisnis
Suryaningsih dan Ipin Arifin (2016 bahwa mereka, dan mereka masih dalam masa transisi
dengan memberikan contoh melalui untuk pemilihan karir diri yang sesuai dengan
pemanfaatan sumber daya alam sekitar, minat dirinya kelak, selain itu kesadaran masyarakat
dan literasi siswa terhadap ecopreneur terhadap lingkungan atau kelestarian
meningkat, dan juga penelitian kualitatif dari H4: Terdapat Pengaruh Interaksi Sosial (X2)
Yetty Demir dan Errol (2015) menunjukkan terhadap Minat menjadi Ecopreuneur (Z)
bahwa Ecopreneur hatus ditunjang oleh
masyarakat yang berati masayarakat harus
Laili dkk, Minat Menjadi Ecoprenuenuer Pada Remaja Pengelola Garden Taruna Tani Kecamatan Kalisari 278

5 Pengaruh Motivasi(Y) terhadap Minat Untuk Hipotesis 6 dan hipotesis 7, tidak


menjadi Ecopreuneur (Z) ditemukan penelitian terdahulu yang serupa
Wisena Perceka dan Mediany Kriseka Putri, dengan hipotesis ini, sehingga ke dua hipotesis
SKG, MBA(2016) ,yang secara studi kualitatif ini menjadi temuan bagi peneliti.
menemukan bahwa yang mendorong seseorang
menjadi ecopreneur adalah mereka memiliki METODE

Green Value, gap inthe market, making a living, Dalam penelitian ini, kategori penelitian
beingtheir own boss, and passion, hal ini yang yang digunakan yaitu metode penelitian
belum dimiliki para anggota garden taruna yang kuantitatif dan verifikatif dengan metode
rata rata berada pada usia remaja dan dewasa pengumpulan data yang digunakan dalam
muda yang masih dalam taraf transisi dan penelitian ini adalah menggunakan studi
menurut Elizabeth Hurlock (1999) dan kepustakaan dan metode survei (membagikan
Santrock(1999) mulai belajar pola pola peranan kuesioner kepada 40 responden) dan wawancara
sosial yang baru sehingga belum sepenuhnya mendalam kepada 5 orang pengurus inti karang
memiliki motivasi untuk menjadi seorang taruna dengan tujuan memperoleh gambaran
ecopreneur yang ditandai dengan Pengenalan pemahaman tentang ecoprenuer dan
tentang green value belum terinternalisasi dan memperoleh informasi tentang manajemen
making a living juga masih merupakan cita cita pengurus dalam mengelola karang taruna ini
atau masih dalam angan angan,Sehingga sehingga tetap dapat berjalan sampai sekarang
minatpun belum terbentuk dengan ajeg baru dengan berbagai program kegiatan ekonomi dan
mencoba alias Trial and Error. sosial yang berbasis lingkungan.
H5 :Terdapat Pengaruh Motivasi(Y) Penelitian ini menggunakan Software SPSS
terhadap Minat menjadi Ecopreuneur (Z) 17.0 dan dianalisis dengan menggunakan teknik

6 Pengaruh Persepsi (X1) terhadap Minat Cronbach Alpha. Rangkaian analisis dan uji

menjadi Ecopreuneur (Z) melalui hipotesis penelitian ini adalah Uji Asumsi Klasik

Motivasi (Y) dan Pengaruh Interaksi (Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji

Sosial Masyarakat (X2) terhadap Minat Heteroskedastitas), Uji Hipotesis (Koefisien

menjadi Ecopreuneur (Z) melalui Korelasi, Uji F dan Uji T) dan Uji Estimasi

Motivasi (Y). Dengan hipotesis : koefisien jalur (Path analysis).

H6 : Terdapat Pengaruh Persepsi (X1) Sample merupakan Populasi dalam

terhadap Minat menjadi Ecopreuneur (Z) penelitian ini yaitu para pengurus karang taruna

melalui Interaksi Motivasi (Y) sebanyak 40 orang

H7: Terdapat Pengaruh Interaksi Sosial Sumber dan Pengumpulan Data


Masyarakat (X2) terhadap Minat menjadi Sumber data yang digunakan adalah data
Ecopreuneur (Z) melalui Motivasi (Y) primer dengan teknik pengumpulan data
kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
279 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 272 - 289

pengumpulan data dimana peneliti memberikan Pengembangan Instrumen Penelitian


seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis Penelitian ini merupakan penelitian
kepada partisipan/ responden kemudian deskriptif kuantitatif. Pada penelitian ini,
partisipan harus mengisi jawaban atas variabel ini akan diukur dengan menggunakan
pertanyaan atau pernyataan secara (Sugiyono, skala likert, dan pengukuran secara interval.
2013). Pengumpulan data ini dilakukan dengan Dengan alur pengembangan instrumen sebagai
membagikan kuesioner menggunakan google berikut :
form dan angket kepada para pengurus karang
taruna.

Gambar 2. Alur pengembangan instrumen penelitian

Adapun pengembangan indikator penelitian


disajikan di bawah ini :
Tabel 1. Operasionalisasi variabel
Variabel Dimensi Indikator Pengukuran
1. Pengalaman Pengalaman keberhasilan atau
2. Kesesuaian informasi Kegagalan
dengan saat ini Informasi yang didapat
Persepsi
3. Komponen persepsi : misalnya : Ecopreneur hrs
Interval
berbakat, Ecopreneur butuh
modal besar
Komponen kognitif,afeksi dan
psikomotorik
1. Kebutuhan sebagai fisiologi
motivator Rasa Aman
Afiliassi Interval
Motivasi Harga Diri
Aktulisasi Diri
2. Higyene Factor : Faktor Faktor Lingkungan
lingkungan
Interval
Interaksi 1. Komunikasi Adanya kontak sosial dan
Sosial 2. Imitasi komunikasi dengan lingkungan
Laili dkk, Minat Menjadi Ecoprenuenuer Pada Remaja Pengelola Garden Taruna Tani Kecamatan Kalisari 280

3. Identifikasi Adanya dorongan untuk


4. Sugesti, Empati, & Simpati melakukan suatu karena
pengaruh lingkungan
Rasa ketertarikan menjadi Ketertarikan menjadi
ecopreneur Ecopreneur
Minat menjadi Dorongan untuk melakukan
Interval
Ecopreneur sesuatu karena minat
Rasa asdanya mamnfaat untuk
dirinya
Sumber: data diolah oleh Peneliti

Pengembangan teori persepsi, motivasi, dimensi masing masing variabel dan terbentuk
interaksi sosial dan minat membentuk 10 14 indikator penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Responden
Tabel 2 : Profil Responden
Profil Kategori Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin Pria 26 65,4

Wanita 14 34,6
Pekerjaan Siswa SMA 2 3,8
Mahasiswa 20 50
Karyawan 18 46,2
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2022

Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (Adj R-Square)
Tabel 3. Koefisien Determinasi Persepsi dan Interaksi Sosial terhadap Motivasi

Model Summaryb
Std.
Adjusted
R Error of
Model R R
Square the
Square
Estimate

1 .619a 0.383 0.35 2.287

a. Predictors: (Constant), Interaksi Sosial, Persepsi

b. Dependent Variable: Motivasi

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2022

Berdasarkan dari nilai pada uji Adjusted R Persepsi dan Interaksi Sosial mampu
Square yang telah dilakukan dapat diperoleh mempengaruhi Motivasi sebesar 38,3%.
hasil sebagai berikut:
281 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 272 - 289

Tabel 4. Koefisien Determinasi Persepsi, Interaksi Sosial dan Motivasi terhadap Ecopreneur

Sumber : Data primer yang diolah, 2022

Persepsi, Interaksi Sosial dan Motivasi


mampu mempengaruhi Minat Menjadi
Ecopreneur sebesar 56,4%.
Uji F
Tabel 5. Persepsi dan Interaksi Sosial terhadap Motivasi

ANOVAa
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 120.389 2 60.194 11.505 .000b

1 Residual 193.586 37 5.232

Total 313.975 39

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2022

Persepsi dan Interaksi Sosial terhadap sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian model
Motivasi Diperoleh nilai F hitung sebesar regresi antara Persepsi dan Interaksi Sosial
11,505, dengan nilai signifikansi penelitian terhadap Motivasi Berpengaruh secara Simultan.
Uji-F
Tabel 6. Persepsi Interaksi Sosial dan Motivasi Terhadap Minat Menjadi Ecopreneur
ANOVAa
Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 279.516 3 93.172 17.796 .000b

1 Residual 188.484 36 5.236

Total 468 39

a. Dependent Variable: Minat Menjadi Ecopreneur


b. Predictors: (Constant), Motivasi, Interaksi Sosial,
Persepsi
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2022
Laili dkk, Minat Menjadi Ecoprenuenuer Pada Remaja Pengelola Garden Taruna Tani Kecamatan Kalisari 282

Diperoleh nilai F hitung sebesar 17,796, antara Persepsi, Interaksi Sosial dan Motivasi
dengan nilasi signifikansi penelitian sebesar terhadap Minat Menjadi Ecopreneur
0,000 < 0,05. Dengan demikian model regresi berpengaruh secara simultan.
Uji T
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Persepsi dan Interaksi Sosial terhadap Motivasi

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2022

Dari hasil regresi yang didapat maka dapat Y = 7,065 + 0,270 X1 + 0,274 X2
dibuat persamaan regresi sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Analisis Regresi Persepsi, Interaksi Sosial dan Motivasi Terhadap Minat Menjadi
Ecopreneur

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error

(Constant) 3.95 3.206 1.232 0.226

Persepsi 0.532 0.098 0.708 5.427 0


1
Interaksi
0.09 0.142 0.078 0.636 0.529
Sosial

Motivasi 0.058 0.164 0.048 0.353 0.726

a. Dependent Variable: Minat Menjadi Ecopreneur

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2022

Dari hasil regresi yang didapat maka dapat dibanding t tabel (2,042 > 1,687), hal ini
dibuat persamaan regresi berganda sebagai menunjukkan ada pengaruh signifikan antara
berikut : Interaksi Sosial terhadap Motivasi.

Z = 3,950 + 0,532 X1 + 0,090 X2 + 0,058 Y Nilai t hitung Persepsi terhadap Minat


Menjadi Ecopreneur lebih besar dibanding t
Nilai t hitung Persepsi terhadap Motivasi
tabel (5,427 > 1,689), hal ini berarti hipotesa
lebih besar dibanding t tabel (3,098 > 1,687), hal
yang menyatakan ada pengaruh signifikan antara
ini menunjukkan ada pengaruh signifikan antara
Persepsi terhadap Minat Menjadi Ecopreneur
Persepsi terhadap Motivasi. Nilai t hitung
diterima. Nilai t hitung Interaksi Sosial terhadap
Motivasi terhadap Interaksi Sosial lebih besar
283 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 272 - 289

Minat Menjadi Ecopreneur lebih besar t tabel (0,353 > 1,689), hal ini berarti hipotesa
dibanding t tabel (0,636 < 1,689), hal ini berarti yang menyatakan ada pengaruh signifikan antara
tidak ada pengaruh signifikan antara Interaksi Motivasi terhadap Minat Menjadi Ecopreneur
Sosial terhadap Minat Menjadi Ecopreneur. ditolak, dimana tidak adanya pengaruh dan tidak
Nilai t hitung Motivasi terhadap Minat signifikan antara Motivasi Terhadap Minat
Menjadi Ecopreneur yang lebih besar dibanding Menjadi Ecopreneur.
Uji Determinasi
Tabel 9. Koefisien Determinasi Persepsi dan Interaksi Sosial terhadap Motivasi

Model Summaryb
Adjusted Std. Error
R
Model R R of the
Square
Square Estimate
1 .619a 0.383 0.35 2.287
a. Predictors: (Constant), Interaksi Sosial, Persepsi
b. Dependent Variable: Motivasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2022

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,383, digunakan fit atau baik. Berdasarkan dari nilai
dengan demikian Persepsi dan Interaksi Sosial Adjusted R Square dapat diartikan pula Persepsi
mampu menjelaskan sebagian variasi dari dan Interaksi Sosial mampu mempengaruhi
variabel Motivasi sehingga model regresi yang Motivasi sebesar 38,3%.
Tabel 10. Koefisien Determinasi Persepsi dan Interaksi Sosial terhadap Motivasi.

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2022

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,564, baik. Berdasarkan dari nilai Adjusted R Square
dengan demikian Persepsi, Interaksi Sosial dan dapat diartikan pula Persepsi, Interaksi Sosial
Motivasi mampu menjelaskan sebagian variasi dan Motivasi mampu mempengaruhi Minat
dari variabel Minat Menjadi Ecopreneur Menjadi Ecopreneur sebesar 56,4%..
sehingga model regresi yang digunakan fit atau
Laili dkk, Minat Menjadi Ecoprenuenuer Pada Remaja Pengelola Garden Taruna Tani Kecamatan Kalisari 284

Gambar 3. Koefisien Jalur (Path Analysis)


Sumber : Data primer diolah peneliti 2022

Pengaruh langsung dan Tidak Langsung Berikutnya, Pengaruh langsung Interaksi


Pada tabel di bawah ini menunjukkan Sosial terhadap Minat Menjadi Ecopreneur
adanya Pengaruh langsung Persepsi terhadap adalah memiliki nilai koefisien sebesar 0,090.
Minat Menjadi Ecopreneur adalah memiliki nilai Pengaruh tidak langsung Interaksi Sosial
koefisien sebesar 0,532. terhadap Minat Menjadi Ecopreneur melalui
Pengaruh tidak langsung Persepsi terhadap Motivasi sebagai variabel intervening memiliki
Minat Menjadi Ecopreneur melalui Motivasi nilai koefisien sebesar 0,016. Hal ini berarti
sebagai variabel intervening memiliki nilai pengaruh langsung Interaksi Sosial terhadap
koefisien sebesar 0,015. Hal ini berarti pengaruh Minat Menjadi Ecopreneur lebih besar daripada
langsung Persepsi terhadap Minat Menjadi pengaruh tidak langsung Interaksi Sosial
Ecopreneur lebih besar daripada pengaruh tidak terhadap Minat Menjadi Ecopreneur melalui
langsung Persepsi terhadap Minat Menjadi Motivasi.
Ecopreneur melalui Motivasi.
Tabel 11. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Nilai
Uraian Tak
Langsung
Langsung
Persepsi  Minat
0,532
Menjadi Ecopreneur
Persepsi  motivasi 
Minat Menjadi 0,015
Ecopreneur
Total pengaruh Persepsi
ke Minat Menjadi 0,548
Ecopreneur
Interaksi Sosial 
Minat Menjadi 0,090
Ecopreneur
interaksi sosial
motivasi  Minat 0,016
Menjadi Ecopreneur
Total Pengaruh
Interaksi Sosial ke
0,106
Minat Menjadi
Ecopreneur

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2022


285 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 272 - 289

Pembahasan Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis


Pengaruh Persepsi terhadap Motivasi Kedua (H2) diterima .
Hasil uji hipotesis pertama dalam Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
penelitian ini adalah Persepsi berpengaruh Vincent (Manajemen Bisnis Total, 1997, hal 35) :
positif terhadap Motivasi. Hal ini ditunjukkan 1. Pengalaman masa lalu (terdahulu) dapat
oleh hasil uji antara kedua variabel tersebut mempengaruhi seseorang karena manusia
yang menunjukkan adanya nilai T-Statistic biasanya akan menarik kesimpulan yang
3.098 (>1.687), dan Nilai P-Values 0.004 (< sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan
0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasakan.
hipotesis pertama (H1) Diterima dan Persepsi 2. Keinginan dapat mempengaruhi persepsi
berpengaruh dan signifikan terhadap Motivasi. seseorang dalam hal membuat keputusan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Manusia cenderung menolak tawaran yang
semakin tinggi persepsi pengurus karang taruna tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
ini maka semakin tinggi motivasinya untuk 3. Pengalaman dari teman-teman, dimana
menjadi ecopreuneur. Seseorang yang memiliki mereka akan menceritakan pengalaman yang
persepsi yang kuat akan merasa lebih percaya telah dialaminya. Hal ini jelas
diri dalam memulai suatu usaha sehingga ia akan mempengaruhi persepsi seseorang.
memiliki tekad yg kuat. Hal ini sejalan dengan
Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Motivasi
penelitian yang dikemukakan oleh Melissa
Hasil uji hipotesis ketiga adalah Interaksi
(2014)yang menyatakan bahwa motivasi
sosial terhadap Motivasi berpengaruh dan
penggunaan kartu flazz BCA di Grand Indonesia
signifikan terhadap Minat Menjadi Ecopreneur.
dipengaruhi oleh Persepsi masyarakat
Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji antara kedua
terhadapnya. Juga penelitian yang dilakukan
variabel tersebut yang menunjukkan adanya nilai
Ayu Mardani (2018 ) bahwa ada pengaruh
T-Statistic 2.042 (>1.687), dan Nilai P-Values
persepsi terhadap pendidik tyang pada akhirnya
0.048 (< 0.05). Sehingga dapat disimpulkan
berdampak pada motivasi dan kinerja Guru di
bahwa hipotesis Ketiga (H3) Diterima. Hal ini
Jambi.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pengaruh Persepsi terhadap Minat menjadi Ulul Habibah (2022) ,Moh.Syafii (2018 ) , dan
Ecopreuneur Anggun prastika (2021) Hasil penelitian
Hasil uji hipotesis kedua adalah Persepsi menunjukkan bahwa semakin tinggi interaksi
berpengaruh dan signifikan terhadap Minat teman sebaya pada usia remaja maka semakin
Menjadi Ecopreneur. Hal ini ditunjukkan oleh tinggi pula motivasi belajarnya.)
hasil uji antara kedua variabel tersebut yang
menunjukkan adanya nilai T-Statistic 5.427
(>1.689), dan Nilai P-Values 0.000 (< 0.05). Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Minat
menjadi Ecopreuneur.
Laili dkk, Minat Menjadi Ecoprenuenuer Pada Remaja Pengelola Garden Taruna Tani Kecamatan Kalisari 286

Hasil hipotesis ke empat adalah Interaksi bahwa hipotesis Kelima (H5) Ditolak dan
Sosial tidak berpengaruh dan tidak signifikan Motivasi tidak berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap Minat Menjadi Ecopreneur. Hal ini terhadap Minat Menjadi Ecopreneur.
dibuktikan dengan hasil uji antara kedua Wisena Perceka dan Mediany Kriseka Putri,
variabel tersebut yang menunjukkan adanya nilai (2016) ,yang secara studi kualitatif menemukan
T-Statistic 0.636 (<1.689), dan Nilai P-Values bahwa yang mendorong seseorang menjadi
0.529 (> 0.05). Sehingga dapat disimpulkan ecopreneur adalah mereka memiliki Green
bahwa hipotesis Ke-empat (H4) ditolak dan Value, gap inthe market, making a living,
Interaksi Sosial tidak berpengaruh dan tidak beingtheir own boss, and passion, hal ini yang
signifikan terhadap Minat Menjadi Ecopreneur. belum dimiliki para anggota garden taruna yang
(Bahri dan Widodo Prasetyo(2020) dalam rata rata berada pada usia remaja dan dewasa
penelitiannya menemukan bahwa Nilai muda yang masih dalam taraf transisi dan
Kesadaran : 17,55%, Nilai Kepedulian 18,45% menurut Elizabeth Hurlock (1999) dan
di masyarakat padahal kepedulian memiliki nilai Santrock(1999) mulai belajar pola pola peranan
yang signifikan terhadap kelestarian lingkungan sosial yang baru sehingga belum sepenuhnya
Dengan ini dapat dikatakan bahwa hal ini sejalan memiliki motivasi untuk menjadi seorang
karena memang anggota garden taruna tani lebih ecopreneur yang ditandai dengan Pengenalan
tergerak untuk menjadi ecopreneur bukan karena tentang green value belum terinternalisasi dan
interaksi sosial yang intensif dengan masyarakat making a living juga masih merupakan cita cita
namun karena ingin mengetahui lebih dalam lagi atau masih dalam angan angan,Sehingga
ecopreneur yang mereka rasakan dapat menjadi minatpun belum terbentuk dengan kuat karena
lahan bisnis mereka, dan mereka masih dalam masih ingin mencoba (trial and Error).
masa transisi untuk pemilihan karir diri yang
Pengaruh Persepsi terhadap Minat menjadi
sesuai dengan dirinya kelak, selain itu kesadaran
Ecopreuneur melalui Motivasi
masyarakat terhadap lingkungan atau kelestarian
Berdasarkan hasil pengujian diketahui
lingkungan masih rendah sehingga ini yang
bahwa Persepsi terhadap Minat Menjadi
diserap oleh remaja).
Ecopreneurmelalui Motivasi sebagai variabel
Pengaruh Motivasi terhadap Minat menjadi intervening memiliki nilai koefisien sebesar
Ecopreuneur 0,015, lebih kecil dibandingkan pengaruh
Berdasarkan hasil pengujian diketahui langsung persepsi terhadap minat menjadi
bahwa Motivasi tidak berpengaruh dan tidak entreperenuer sebesar 0,532 dengan perbedaan
signifikan terhadap Minat Menjadi Ecopreneur. yang cukup besar. Hal ini berarti Persepsi
Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji antara kedua terhadap Minat Menjadi Ecopreneur bagi para
variabel tersebut yang menunjukkan adanya nilai pengurus karang taruna lebih besar berdasarkan
T-Statistic 0.353 (<1.689), dan Nilai P-Values persepsi mereka sendiri dari pada melalui
0.726 (> 0.05). Sehingga dapat disimpulkan dorongan motivasinya. Hasil penelitian
287 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 272 - 289

M.Yasser Ikbal, et., al, 2020, bahwa faktor yang penting pada pengelolaan suatu bisnis yang
motivasi khususnya motivasi intrinsik menjadi ramah lingkungan
pendorong yang sangat kuat bagi seorang
individu untuk menggerakkan ide-ide kreatif dan SIMPULAN DAN SARAN
menyelesaikan masalah yang dihadapi dan
Kesimpulan
bukan sekedar persepsi, Dan penelitian
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa 1)
Kirkwood & Walton, 2010, bahwa Seorang
Persepsi berpengaruh secara signifikan terhadap
ecopreneur mempunyai motivasi untuk menjadi
motivasi untuk melakukan sesuatu,semakin
pemilik usaha dan bos bagi industri yang
posistif persepsi seseorang, semakin termotivasi
didirikannya agar dapat secara langsung terjun
untuk melakukan sesuatu, 2) Persepsi
ke pasar untuk melihat berbagai peluang green
berpengaruh terhadap Minat remaja untuk
business yang ada kemudian membuat produk
menjadi seorang ecopreneur, yang berarti
dan jasa bagi produksi mereka sendiri serta para
semakin positif akan pengolahan limbah
pelaku green business atau yang dikenal sebagai
lingkungan hidup berati meningkat pula minat
ecopreneurs adalah individu yang memiliki daya
mereka manjadi ecopreneur. 3) Interaksi Sosial
tarik yang cukup tinggi dalam hal kepedulian
berpengaruh positif dan significan tarhadap
akan lingkungan sekitar.
motivasi yang berarti jika interaksi meningkat
Pengaruh Interaksi Sosial Masyaraat dengan lingkungan sekeliling dapat mendorong
terhadap Minat menjadi Ecopreuneur mereka untuk melakukan sesuatu. 4)Interaksi
melalui Motivasi Sosial tidak berpengaruh terhadap minat untuk
Berdasarkan hasil pengujian diketahui menjadi seorang ecopreneur pada
bahwa Interkasi sosial terhadap Minat Menjadi remaja .Berarti Interaksi yang demikian intens
Ecopreneur melalui Motivasi sebagai variabel dengan masyarakat belum mampu remaja minat
intervening memiliki nilai koefisien sebesar untuk menjadi seorang ecopreneur .Hal ini
0,016, lebih kecil dibandingkan pengaruh dikarenakan remaja masih dalam masa transisi
langsung Interaksi sosial terhadap minat menjadi untuk memilih karir yang sesuai untuk dirinya
entreperenuer sebesar 0,090. Hal ini berarti Namun dari sisi 5 motivasi tidak
kemampuan berinteraksi dengan masyarakat berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Minat
merupakan dorongan yang lebih besar dari pada Menjadi Ecopreneur. Hal ini tergambar dari
melalui motivasi bagi pengurus karang taruna besarnya pengaruh persepsi terhadap Minat
untuk menjadi Ecopreneur. Hasil penelitian Menjadi Ecopreneur bagi para pengurus karang
(Kirkwood & Walton, 2010) mengatakan bahwa taruna lebih besar berdasarkan persepsi mereka
ada faktor Nilai-nilai lingkungan yang ada sendiri dari pada melalui dorongan motivasinya.
didalam diri maupun keyakinan para ecopreneur Juga dari kemampuan berinteraksi dengan
dalam menjalankan usahanya menjadi motivasi masyarakat merupakan dorongan yang lebih
besar dari pada melalui motivasi bagi pengurus
Laili dkk, Minat Menjadi Ecoprenuenuer Pada Remaja Pengelola Garden Taruna Tani Kecamatan Kalisari 288

karang taruna untuk berminat Menjadi Bisecer. (2021). Analisis Motivasi Ecopreneur Dalam
Mewujudkan Green Economy, Pemilik Usaha
Ecopreneur.
Natural Dye Fashion Ron Saga. Jurnal Bisnis
Sehingga untuk mendorong pertumbuhan Economic Enterpreneurship .
dan perkembangan ecopreneur di kalangan Demiro, Y. D. (2015). Konferensi Dunia Tentang
Teknologi Inovasi dan Kewirausahaan.
remaja maka dibutuhkan : Analisis Situasi (p. 195). Turkey: Procedia
1) Program untuk memperkaya pengetahuan dan Social Science.
Elizabeth.B, H. (1999). Psikologi Perkembangan.
pengenalan masyarakat, melalui sosialisasi serta Jakarta: Erlangga.
pelatihan dan program lainnya yang berkaitan Fred, L. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta.
Fred, L. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta:
dengan kelestarian lingkungan,
Vivi Anhika.
2) Keterlibatan Pemerintah dan Pengelola G, V. (1997). Manajemen Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Gaspersz, V. (1997). Manajemen bisnis total dalam
Daerah untuk lebih memperhatikan masalah
era globalisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka
pengelolaan lingkungan terutama menjadikan Utama.
limbah lingkungan menjadi barang atau Produk KP, W. P. (2016). Identifikasi Faktor Motivasi Pada
Ecopreneur dalam memulai Bisnis . Jurnal
yang bernilai bisnis. Ekonomi Bisnis, Fakultas Ekonomi .
3) Peningkatan kepedulian dan kesadaran Melissa. (2014). Pengaruh motivasi terhadap
penggunaan kartu Flazz BCA di Mall Grand
masyarakat akan lingkungan dengan adanya Indonesia. Administrasi dan Kesekretariatan,
regulasi yang mengatur, misalnya penerapan B.
Muhammad Yasser Iqbal Daulay, F. E. (2020).
sanksi bila buang sampah sembarangan atau
Peluang Pengembangan Ecoprenuership
kewajiban tiap daerah menjaga keletarian Menggunakan Perpektif Kreatifitas Layanan.
lingkungan wllayahnya. 4) Pendidikan menjadi Managament Insight: Jurnal Ilmiah
Manajemen, 15, 108-119
Ecopreneur harus dimulai sejak Dini,dalam Panackal, A. S. (2014). A Key for Success of First
keluarga dan masyarakat terdekat. 5) Perlu Generation Entrepreneurs. Pune Annual
Research Journal of Symbiosis Centre for
melibatkan pengusaha untuk mendukung Management Studies.
program ecopreneur dan menjadikan produk Pastakia, A. (1998). Grassroots ecopreneurs: change
agents for a sustainable society. Journal of
ecopreneur remaja menjadikan produk tersebut
Organizational Change Management, Vol. 11
memiliki nilai bisnis yang cukup berharga. No. 2, 157-173.
Prasetyo, B. W. (2020). Pengentasan Kemiskinan
melalui Pemberdayaan Wirausaha dan
DAFTAR PUSTAKA Program LIfe Skill untuk Meningkatkan
Produktivitas UPPKS Kalipakem Baru. Jounal
Andre M. Everett, W. S. (2016). Environmental of Empowerment.
entrepreneurs facilitating change toward Santrock, J. W. (2002). Live Span Development.
sustainability: a case study of the wine Boston: Mc. Graw Hill.
industry in New Zealand. Small Enterprise
Schaltegger. (2002). A framework for
Research, 23. ecopreneurship: Leading bioneers and
Anggun, P. (2021). Interaksi Sosial Teman Sebaya environmental managers to ecopreneurship.
terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Greener management international.
Pendidikan Vol : 5 nomor 2, 103-167. ST Djajadiningrat, Y. H. (2011). Ekonomi Hijau.
Ayu, M. (2018). Pengaruh Persepsi tentang Pendidik Bandung: Rekayasa Sains.
terhadap motivasi dan Kinerja Guru. Jurnal Sugiono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dan
Manajemen dan Supervisi Pendidikan. R&D. Bandung: Alfabeta.
289 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 272 - 289

Syafii Moh, U. M. (2018). Pengaruh Interaksi


terhadap Motivasi Belajar Santri. Jurnal
Pendidikan Islam, 65-87.
Ulul, H. (2022). Hubungan Interaksi Teman Sebaya
terhadap motivasi peserta didik Kelas .
Lampung: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Inten.
Vincent, G. (1997). Manajemen Bisnis Total. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Walton, J. K. (2016). What motivates ecopreneurs to
start businesses. Business International
Journal of Entrepreneurial Behaviour &
Research.
Widiasworo, E. (2017). Inovasi Pembelajaran
Berbasis Life Skill dan Entrepreneurship. Ar
Ruzz Media.
Wisena Perceka, M. K. (2016). Identifikasi Faktor
Motivasi pada Ecoprenuer dalam memulai
bisnis : Studi pada Bank Sampah Bersinar.
Jurnal Ekonomi Bisnis.
Yeni Suryaningsih, I. A. (2022). Ecopreneurship
biology learning with local resources to raise
high school student entrepreneurial interest.
International Journal of Educational
Innovation and ResearchVolume 1, Number 1,
27-33.
Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) hal: 290 – 298
e - ISSN 2598-005X p - ISSN 2581-0863
e-jurnal: http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrb/

PERSEPSI ALUMNI TERHADAP PELATIHAN


KEWIRAUSAHAAN AQUASCAPE DI CIREBON
A Faroby Falatehan1*, Yusman Syaukat2, Rizal Bahtiar3
1,2,3
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

*Email Koresponden : alfaroby@apps.ipb.ac.id

Diterima 14 Desember 2022, Disetujui 11 April 2023

Abstrak
Pelaksanaan pelatihan aquascape merupakan salah satu kegiatan dosen pulang kampung IPB. Kegiatan ini
bertujuan agar para pembudidaya ikan hias dapat meningkatkan pendapatan melalui diversifikasi usaha, yaitu
pembuatan aquascape. Agar dapat mengetahui dampak dari kegiatan ini, maka perlu dilakukan analisisi
terhadap persepsi para alumni pelatihan setelah berlangsungnya kegiatan pelatihan. Berdasarkan hasil analisis
likert, alumni pelatihan menilai sangat setuju dengan kegiatan ini. Para alumni menyatakan bahwa dengan
adanya kegiatan ini maka akan dapat meningkatkan keahlian membuat aquascape, jaringan dan pendapatan.
Para alumni pelatihan mengharapkan diadakannya pelatihan kembali dengan waktu yang lebih lama dan peserta
yang lebih banyak.

Kata Kunci: dosen pulang kampung IPB; ikan hias; skala likert; diversifikasi usaha; alumni

Abstract
The implementation of the Aquascape training is one of the activities of the IPB University's Dosen Pulang
Kampung Program. This activity aims to enable ornamental fish cultivators to increase income through
business diversification, namely making aquascapes. In order to know the impact of this activity, it is necessary
to analyze the perceptions of the training alumni after the training activities took place. Based on the results of
the Likert analysis, the training alumni highly agreed with this activity. The alumni stated that with this activity
they would be able to increase their skills in making Aquascape, networks and income. The alumni of the
training expected that the training will be held again with a longer time and more participants.

Keyword: dosen pulang kampung IPB; ornament fish, likert scale; business diversification; alumni
291 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 290 - 298

PENDAHULUAN Aquascape adalah seni mengatur tanaman


air dan batu, batu karang, koral, atau kayu
Cirebon terletak di pesisir utara Pulau
apung, secara alami dan indah di dalam
Jawa, di Provinsi Jawa Barat. Di wilayah ini
akuarium sehingga memberikan efek seperti
banyak usaha perikanan yang digiatkan oleh
berkebun di bawah air. Tujuan utama
masyarakat, seperti ikan tangkap di laut,
Aquascaping yaitu untuk menciptakan sebuah
budidaya ikan air payau, budidaya ikan air
pemandangan bawah air yang bagus dengan
tawar, budidaya ikan hias, pengolahan dan
mempertimbangkan aspek pemeliharaan
pemasaran hasil perikanan.
tanaman air. Seperti tanaman pada umumnya,
Sebagai salah satu usaha perikanan,
tanaman air juga membutuhkan energi melalui
budidaya ikan hias di Cirebon cukup maju,
proses fotosintesis (Hariyatno et al 2018).
terutama pada saat pandemik. Di masa
Dalam merawat aquascape terdapat beberapa
pandemi Covid-19, ikan hias memang tengah
faktor yang sering menjadi kendala, sehingga
mencuri perhatian masyarakat. Berbagai
sistem fotosintesis tumbuhan air pada
daerah mencatat terjadinya peningkatan
aquascape tidak berjalan normal (Udin et al
pengiriman ikan hias. Seperti di Cirebon, Jawa
2021).
Barat, dalam waktu delapan bulan terakhir,
Seiring perkembangan zaman dan
penjualan ikan hias, khususnya cupang dan
teknologi yang saat ini terus meningkat, maka
guppy meningkat tajam. Ikan cupang kini
suatu kesibukan, kepenatan serta hiburan
tengah naik daun dan terus diburu masyarakat.
saling berhubungan. Dengan kesibukan
Bahkan, ikan cupang hasil budi daya dari
keseharian terkadang kita tidak bisa merawat
Cirebon berhasil menembus pasar
aquascape dengan baik secara rutin.
internasional, khususnya negara di Asia
Permasalahan diatas sering dijumpai oleh
Tenggara seperti Thailand, Singapura dan
beberapa aquascape sehingga menyebabkan
Malaysia.
pertumbuhan ekosistem pada aquascape
Pembudidaya ikan hias di Cirebon tidak
terganggu.
sedikit, tetapi penjualan ikan hias di Cirebon
Pada bulan Agustus 2022, telah diadakan
hanya dengan menjual ikan hias saja, tidak
pelatihan kewirausahaan aquascape di Cirebon
dalam bentuk diversifikasinya. Padahal dengan
yang merupakan kegiatan Dosen Pulang
melakukan diversifikasi, seperti diberi
Kampung IPB. Dengan adanya pelatihan
aquarium, aquascape dan lainnya, diharapkan
kewirausahaan ini diharapkan dapat
masyarakat, terutama pembudidaya ikan hias
menghasilkan pengusaha aquascape. Akola
dapat meningkatkan pendapatannya. Dengan
dan Heinonen, 2006 yang dikutip dari
adanya aquascape, maka beberapa komponen
Valerio,A. et.al, 2014, kewirausahaan ini ada
dapat disediakan oleh pembudidaya, seperti
yang dapat diajarkan dan ada yang tidak dapat.
batu karang, rumput, tanaman dan lainnya.
Aspek kewirausahaan yang dapat diajarkan
yaitu bisnis dan keterampilan manajemen.
A Faroby dkk, Persepsi Alumni Terhadap Pelatihan Kewirausahaan Aquascape Di Cirebon 292

Sementara itu untuk yang tidak dapat pengalaman terhadap suatu benda ataupun
diajarkan, yaitu kreativitas dan pemikiran suatu kejadian yang dialami.
inovatif kecuali melalui pengalaman praktek.
Aquascape
Kegiatan ini fokus pada pengenalan
Aquascape merupakan seni dalam menata
aquascape di Cirebon. Dengan adanya
tanaman air, pasir, karang, kayu dan batu
pelatihan kewirausahaan aquascape, maka
dalam akuarium. Tujuan utama dari aquascape
pembudidaya dapat mengembangkan usahanya
yaitu menciptakan pemandangan di bawah
lebih profesional lagi dengan kreativitas dan
permukaan air di dalam akuarium, sehingga
inovatif, sehingga dapat meningkatkan
terlihat lebih cantik dan lebih menarik untuk
pendapatannya sesuai dengan SDGs 10, yaitu
dilihat guna memperindah estetika suatu
mengurangi ketimpangan, selain dari
ruangan dengan mempertimbangkan aspek
komponen SDGs lainnya, seperti pada
pemeliharaan tanaman air. Manfaat dari
SDGs 1 untuk mengakhiri kemiskinan, dan
aquascape
SDGs 17 yaitu kemitraan.
adalah:
Tujuan 1. Mampu mengusir dan membasmi nyamuk,
Pelatihan kewirausahaan aquascape telah ternyata nyamuk-nyamuk itu juga
dilakukan di Cirebon pada bulan Agustus mengerti bahwa aquascape itu mempunyai
2022. Penelitian ini ingin mengetahui persepsi arti keindahan, mungkin nyamuk-nyamuk
dari para alumni peserta pelatihan aquascape. ini tergoda akan warna-warni tanaman,
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini dan berbagai elemen semacam batu, kayu,
adalah untuk mengetahui persepsi dari peserta lalu mencoba bertelur, tetapi telur tadi
pelatihan aquascape terhadap kegiatan dimakan oleh ikan (Boy 2016)
pelatihan aquascape yang telah dilakukan di 2. Melatih Inisiatif dan Kreatifitas (Boy,
Cirebon berdasarkan analisis skala likert. 2016), karena dengan aquascape yang
sempit dan kecil dapat melatih inisiatif
KAJIAN TEORI menyusun strategi serta mengembangkan
Persepsi jurus-jurus agar dapat menghasilkan
Persepsi merupakan proses pemahaman design yang indah dan enak dipandang.
atau pemberian makna atas suatu informasi 3. Aquascape Dapat meningkatkan
terhadap stimulus. Stimulus, menurut Sumanto pendapatan (Boy, 2016),
(2014), didapat dari suatu proses penginderaan 4. Nilai jual dari aquascape ini sangat tinggi.
terhadap objek, peristiwa, atau hubungan- Saat ini rata-rata aquascape di bandrol
hubungan antar gejala yang selanjutnya dengan harga Rp. 2.000.000,- untuk
diproses oleh otak. Istilah ini biasanya ukuran 1x 1x1,5 meter.
digunakan untuk mengungkapkan tentang
293 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 290 - 298

5. Melihat keindahan aquascape, maka akan tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan
dapat menenangkan perasaan (Boy, 2016 2008). Indikator yang digunakan untuk
dan Firmani et al 2020) mengukur persepsi dilihat dari evaluasi pada
6. Melatih kecepatan dan gerak reflek, hal ini kegiatan pelatihan, dampak dari pelatihan bagi
dikarenakan pada saat menyeting para peserta pelatihan.
aquascape memerlukan ketelitian dan Skala likert merupakan skala penelitian
ketrampilan. yang dipakai untuk mengukur sikap dan
7. Memperindah interior ruangan atau rumah pendapat. Skala ini digunakan untuk
(Firmani et al 2020) melengkapi kuesioner yang mengharuskan
8. Belajar memahami ekosistem perairan responden menunjukkan tingkat persetujuan
(Firmani et al 2020) terhadap serangkaian pertanyaan. Menurut
9. Melatih ketelatenan, kesabaran, komitmen, Sugiyono (2016) skala likert digunakan untuk
kebersihan dan tanggung jawab (Firmani mengukur sikap, pendapat dan persepsi
et al 2020) seorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Biasanya pertanyaan yang
METODE dipakai untuk penelitian disebut variabel
Jenis dan Sumber Data penelitian dan ditetapkan secara spesifik. Pada
Pelatihan kewirausahaan aquascape penelitian ini, tingkat persetujuan yang
dilakukan pada bulan Agustus 2022 di Dinas dimaksud adalah skala likert 1-5 pilihan,
Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten dengan gradasi dari Sangat Setuju (SS) hingga
Cirebon. Pelatihan diikuti oleh 14 orang Sangat Tidak Setuju (STS), berikut ini
pembudidaya ikan hias serta para pelajar. tingkatannya.
Selanjutnya setelah pelatihan dilakukan  Sangat Setuju (SS) dengan skor 5.
evaluasi terhadap alumni pelatihan dengan  Setuju (S) dengan skor 4.
menggunakan kuesioner yang didistribusikan  Ragu-ragu (RG) dengan skor 3.
dengan menggunakan google form. Oleh  Tidak Setuju (TS) dengan skor 2.
karena itu jenis data yang digunakan pada  Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.
penelitian ini adalah data primer yang didapat Seluruh indicator digunakan kecuali
dari para alumni pelatihan aquascape. untuk indikator ragu-ragu. Ini tidak digunakan
Metode Analisis untuk menghilangkan bias dalam menjawab.
Analisis pada penelitian ini menggunakan Sikap dan persepsi dinyatakan dalam tinjauan
analisis skala likert. Analisis skala likert kontinum, sehingga dapat diketahui besar
dilakukan untuk mengetahui persepsi para persepsi dan sikapnya apakah terletak pada
alumni pelatihan aquascape. Skala likert kategori yang ada berdasarkan tingkatan.
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat Menurut Avidoff dan Rogers dalam Walgito
dan persepsi seseorang atau sekelompok (2010), “persepsi dapat dikemukakan karena
A Faroby dkk, Persepsi Alumni Terhadap Pelatihan Kewirausahaan Aquascape Di Cirebon 294

perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman- (Total skor)


𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑠𝑘𝑜𝑟: 𝑥100
pengalaman individu tidak sama, maka dalam 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi Kriteria Interpretasi skor (Riduan 2008)
mungkin akan berbeda antara individu satu adalah
dengan individu lain.  Angka 0% - 20% = Sangat tidak setuju
Cara menghitung skor adalah sebagai  Angka 21% - 40% = Tidak setuju
berikut:  Angka 41% - 60% = Cukup
Nilai indeks maksimal: skor tertinggi x  Angka 61% - 80% = Setuju
jumlah pertanyaan x jumlah sampel  Angka 81% -100% = Sangat setuju
Nilai indeks minimal: skor terendah x Indikator setiap pernyataan dan jawaban
jumlah pertanyaan x jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 1.
(Nilai maksimal – nilai minimal)
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙:
5
Tabel 1. Indikator setiap pernyataan dan jawaban persepsi perserta pelatihan aquascape.
No Indikator Jawaban Keterangan
A Evaluasi Pelatihan
1 Materi pelatihan sudah sesuai Sangat setuju Materi pelatihan sudah sesuai semua
dengan yang diharapkan dengan yang diharapkan
Setuju Materi pelatihan sudah sesuai
dengan yang diharapkan
Tidak setuju Materi pelatihan kurang sesuai
dengan yang diharapkan
Sangat tidak setuju Materi pelatihan tidak sesuai dengan
yang diharapkan
2 Kemampuan Instruktur dalam Sangat setuju Instruktur menyampaikan seluruh
penyampaian materi pelatihan materi sudah sesuai semua dengan
sudah baik yang diharapkan
Setuju Instruktur menyampaikan materi
sudah sesuai dengan yang
diharapkan
Tidak setuju Instruktur menyampaikan materi
tidak sesuai dengan yang diharapkan
Sangat tidak setuju Instruktur menyampaikan seluruh
materi tetapi tidak sesuai dengan
yang diharapkan
3 Waktu pelatihan yang diberikan Sangat setuju Waktu pelatihan sudah optimal
untuk mencapai tujuan pelatihan Setuju Waktu pelatihan belum optimal
sudah sesuai Tidak setuju Waktu pelatihan tidak optimal, perlu
penambahan waktu
Sangat tidak setuju Waktu pelatihan sangat tidak
optimal, sangat perlu penambahan
waktu
4 Kelengkapan fasilitas pelatihan Sangat setuju Fasilitas pelatihan sangat lengkap
295 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 290 - 298

No Indikator Jawaban Keterangan


yang mencukupi Setuju Fasilitas pelatihan lengkap
Tidak setuju Fasilitas pelatihan tidak lengkap
Sangat tidak setuju Fasilitas pelatihan sangat kurang
B Dampak dari Pelatihan
1 Pemahaman saya terhadap Sangat setuju Pemahaman mengenai aquascape
Aquascape meningkat lebih komprehensif
Setuju Pemahaman mengenai aquascape
meningkat
Tidak setuju Pemahaman mengenai aquascape
biasa saja
Sangat tidak setuju Tidak mendapatkan pemahaman
mengenai aquascape
2 Kemampuan saya mengenai Sangat setuju Kemampuan mengenai aquascape
Aquascape meningkat lebih komprehensif
Setuju Kemampuan mengenai aquascape
meningkat
Tidak setuju Kemampuan mengenai aquascape
biasa saja
Sangat tidak setuju Tidak mendapatkan kemampuan
mengenai aquascape
3 Pelatihan ini lebih memudahkan Sangat setuju Lebih mudah membuat aquascape
saya dalam membuat aquascape Setuju Dapat membuat aquascape
Tidak setuju Masih ada kesulitan dalam membuat
aquascape
Sangat tidak setuju Tidak dapat membuat aquascape
4 Pelatihan ini membuat saya Sangat setuju Jaringan usaha semakin bertambah
lebih banyak memiliki jaringan Setuju Jaringan usaha bertambah
Tidak setuju Jaringan usaha meningkat tetapi
tidak banyak
Sangat tidak setuju Tidak mendapatkan jaringan usaha
5 Pelatihan ini sangat berguna Sangat setuju Pelatihan sangat berguna dalam
bagi saya dalam melakukan melakukan bisnis
bisnis Setuju Pelatihan berguna dalam melakukan
bisnis
Tidak setuju Pelatihan agak berguna dalam
melakukan bisnis
Sangat tidak setuju Pelatihan tidak berguna dalam
melakukan bisnis
6 Apakah pelatihan perlu Sangat setuju Ya perlu ditambah pendalaman
dilaksanakan kembali? materinya
Setuju Ya perlu ditambah
Tidak setuju Ya, tetapi jangan terlalu lama
Sangat tidak setuju Pelatihan yang lain saja
A Faroby dkk, Persepsi Alumni Terhadap Pelatihan Kewirausahaan Aquascape Di Cirebon 296

Persepsi Alumni Terhadap Pelatihan keberhasilan pelatihan untuk masa depan,


Aquascape maka hendaknya para instruktur pelatihan
Setelah kegiatan, dilakukan evaluasi menjadikan acuan atau gambaran persepsi
terhadap kegiatan ini. Hasil dari evaluasi dapat peserta sebagai perbaikan dalam penguasaan
dilihat pada Tabel 1. Sebagian besar peserta pengelolaan pelatihan (Cahyati 2015).
menyatakan bahwa materi pelatihan sudah Sementara itu untuk waktu pelatihan,
sesuai dengan yang diharapkan, yaitu sesar sekitar 64,29% alumni menyatakan setuju
64,29%, sisanya menyatakan setuju bahwa waktu pelatihan sudah sesuai, tetapi ada 7,14%
materi telah sesuai. Selanjutnya pertanyaan menyatakan waktu yang diberikan tidak sesuai,
mengenai kemampuan pelatih dalam tidak setuju sebesar 7,14%.
menyampaikan materi pelatihan, sebagian Sebagian besar peserta menyatakan
besar, 64,29% menyatakan bahwa sangat bahwa fasilitas pelatihan sudah sesuai, 64,29%
setuju kemampuan pelatih sudah baik, sisanya menyatakan setuju dan 35,71% menyataan
menyatakan sudah setuju. Persepsi alumni sangat setuju.
sangat berpengaruh terhadap kesuksesan dan
Tabel 2. Persepsi Peserta Pelatihan terhadap Kegiatan Pelatihan Aquascape
No Sangat Tidak Sangat
Persepsi Setuju
setuju Setuju Tidak Setuju
A Evaluasi Pelatihan
1 Materi pelatihan sudah sesuai dengan
yang diharapkan 64,29% 35,71%
2 Kemampuan Pelatih/Instruktur dalam
penyampaian materi pelatihan sudah baik 64,29% 35,71%
3 Waktu pelatihan yang diberikan untuk
mencapai tujuan pelatihan sudah sesuai 28,57% 64,29% 7,14%
4 Kelengkapan fasilitas pelatihan yang
mencukupi 35,71% 64,29%
B Dampak dari Pelatihan
1 Pemahaman saya terhadap Aquascape
meningkat 42,86% 57,14%
2 Kemampuan saya mengenai Aquascape
meningkat 50,00% 50,00%
3 Pelatihan ini lebih memudahkan saya
dalam membuat aquascape 42,86% 50,00% 7,14%
4 Pelatihan ini membuat saya lebih banyak
memiliki jaringan 57,14% 42,86%
5 Pelatihan ini sangat berguna bagi saya
dalam melakukan bisnis 64,29% 35,71%
6 Apakah pelatihan perlu dilaksanakan
kembali? 100,00%
297 Jurnal Riset Bisnis Vol 6 (2) (April 2023) : 290 - 298

Pemahaman dari alumni mengenai membuat aquascape, sedangkan lainnya


aquascape, berdasarkan hasil evaluasi menyatakan setuju dan sangat setuju. Peserta
menyatakan bahwa pemahaman alumni yang menjawab tidak setuju adalah karena
meningkat, 57,14% setuju pemahamannya kurangnya informasi mengenai tempat untuk
meningkat, selanjutnya 42,86% menyatakan membeli peralatan aquascape.
sangat setuju pemahamannya meningkat. Dampak dari pelatihan yang sangat terasa
Begitu pula dengan kemampuannya, mereka bagi peserta adalah membuat para alumni
menyatakan setuju 50% dan sangat setuju 50% memiliki jaringan delam melakukan kegiatan
bahwa kemampuannya meningkat. Menurut aquascape, sehingga ke depannya ini akan
Sari et al 2019, memelihara ikan hias dalam memudahkan dalam melakukan bisnis atau
akuarium diperlukannya perawatan agar ikan usaha aquascape. Evaluasi pelatihan
yang dipelihara tidak mati, hal yang perlu senantiasa dilakukan pada setiap materi
diperhatikan yaitu, jenis ikan, ukuran pelatihan dan evaluasi akhir dilakukan secara
akuarium, habitat ikan agar dapat khusus melalui suatu instrument yang telah
mempertimbangkan kenyamanan ikan, dan disusun (Rohmat et al 2015). Selain itu seluruh
makanan ikan hias. alumni menyataan bahwa pelatihan perlu
Selanjutnya mengenai kemudahan dilakukan kembali untuk dapat meningkatkan
membuat aquascape, ada 7,14% menyatakan wawasannya serta akan menambah ilmu,
tidak setuju bahwa pelatihan ini memudahkan wawsan dan ekonomi.
Tabel 3. Nilai Indeks Persepsi
No Komponen Nilai
1 Indeks Maksimum 700
2 Indeks Minimum 140
3 Indeks Skala Likert 633
4 Indeks Skala Likert (%) 90,43%
5 Status Skala Likert Sangat setuju

Berdasarkan hasil analisis skala likert bahwa responden “sangat setuju” akan
seperti pada Tabel 3, nilai Indeks yang pelakasanaan pelatihan aquascape.
didapatkan adalah 90,43%, dapat disimpulkan

SIMPULAN DAN SARAN mendapatkan persepsi yang baik dari para


peserta. Dengan adanya pelatihan ini
Kesimpulan
diharapkan semakin meningkatnya jaringan
Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan
usaha yang nantinya akan meningkatkan
aquascape di Cirebon mendapatkan persepsi
pendapatan. Ada dua komponen yang
yang baik, berdasarkan nilai skala likert dapat
mendapatkan nilai kurang atau tidak setuju,
diketahui bahwa nilai indeks mencapai
yaitu untuk komponen waktu pelatihan dan
90,43%, berarti sangat setuju. Hampir semua
A Faroby dkk, Persepsi Alumni Terhadap Pelatihan Kewirausahaan Aquascape Di Cirebon 298

setelah pelatihan dapat membuat aquascape Pada Masa Pandemi Covid - 19. Jurnal Riset
Bisnis Vol 5 (2) (April 2022)
sendiri.
Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-
variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Saran
Mukrodi, M., Wahyudi, Endang Sugiarti, Tri
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah Wartono, Martono. (2021). Membangun
perlu dilakukannya berdasarkan persepsi Jiwa Usaha Melalui Pelatihan
Kewirausahaan. Jurnal PKM Manajemen
alumni pelatihan adalah pelatihan sebaiknya Bisnise. Vol. 1, No. 1, Januari 2021
tidak hanya satu kali, perlunya penambahan Rohmat, DN, Ardiwinata, JS, dan Kamarubian, N.
2015. Persepsi Alumni terhadap Pelatihan
alat praktek, perlunya menambah waktu
Manajemen Kesejahteraan Sosial di
pelatihan dan pelaksanaan pelatihan dapat BBPPKS BANDUNG. Pedagogia: Jurnal
Ilmu Pendidikan Vol 13, No 3 (2015)
dilakukan di tempat terbuka.
Sari. MK, Helmizuryani, Hustati, S, Andriani, D
dan Nugraha, PS. 2019. Pelatihan Pembuatan
DAFTAR PUSTAKA Akuarium Mini Dan Teknik Pemeliharaan
Ikan Hias Di Kecamatan Alang-Alang Lebar.
Boy, S. 2016. Aquascape Karya Prestasi Kreatif Suluh Abdi: Jurnal Ilmiah Pengabdian
Yang Menjanjikan. Makalah. Universitaas Kepada Masyarakat (2019), 1 (2), 94-97 94
Riau Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,
Cahyati, I. 2015. Persepsi Warga Belajar Tentang Kualitatif, dan R & D. Bandung , Alfabeta.
Pelaksanaan Pelatihan Perawatan Lansia di Sumanto. 2014. Psikologi Umum. Yogyakarta:
PT Graha Ayu Karsa Bandung. Jurnal CAPS
FamilyEdu Vol 1 No.1 April 2015 Udin, M. Diya, Istiadi dan Rofii, Faqih. 2021.
Djaddang, S., Lysandra, S., & Mulyadi. (2019). Aquascape dengan Kontrol Fotosintesis
Peran Entrepreneur Orientation terhadap Buatan pada Tanaman Air Menggunakan
Volatilitas UKM dengan Budaya Lokal Metode Kendali Logika Fuzzy. Transmisi:
sebagai Pemediasi. Jurnal Riset Bisnis Vol 2 Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 23, (3), Juli
(1) (Oktober 2018) 2021
Erwin Permana, Thalib, S., & Wulandjani, H. Valerio, A., Parton, B. & Robb, A. 2014.
(2022). Implementasi Matriks Importance Entrepreneurship education and training
Performance Analysis (IPA) untuk program around the world:Dimenssion for
Mengembangkan Kewirausahaan Mahasiswa success. Washington, D.C.: The World Bank
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Umum
Pancasila. Jurnal Riset Bisnis Vol 6(1) Psikologi. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Oktober 2022
Firmani, U, Azizi, ZU dan Luthfiah, S. 2020.
Aquascape Menenangkan Pikiran dan
Melatih Kreativitas Siswa Sma, Kecamatan
Wiyung Kota Surabaya. Jurnal Perikanan
Pantura (JPP) Volume 3 , Nomor 2,
September 2020
Hariyatno, Isanawikrama, D. Winpertiwi, and Y.
Jhony Kurniawan, “Membaca Peluang
Merakit ‘Uang’ Dari Hobi Aquascape,” J.
Pengabdi. Dan Kewirausahaan, vol. 2, no. 2,
pp. 117–125, 2018.
Hilmiyah, N., Erwin Permana, Iha Haryani Hatta,
& Murti Widyaningsih. (2022). Strategi
Pengembangan Usaha Pelaku Umkm Kuliner

Anda mungkin juga menyukai