Pengaruh Lama Perendaman Sari Jeruk Nipis Terhadap Keempukan Daging Ayam Petelur Afkir
Pengaruh Lama Perendaman Sari Jeruk Nipis Terhadap Keempukan Daging Ayam Petelur Afkir
SKRIPSI
Oleh:
Husnuds Dzandi
60700115078
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nim : 60700115078
Daging
benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini
merupakan duplikat, tiruan, palgiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun,
iii
Husnuds Dzandi
60700115078
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah swt atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta shalawat dan salam tak lupa kita
haturkan atas junjungan Nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita
syukur atas segala himbauan dan pengarahan dari berbagai pihak selama
penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Maka dari itu
Bapak Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D, Pimpinan Fakultas Sains dan
Teknologi Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag, Ketua Jurusan Ilmu
Peternakan Fak. Sains dan Teknologi Bapak . Dr. Muh. Nur Hidayat S.Pt.,
M.P
3. Sekertaris jurusan Ibu Astati, S.Pt., M.Si dan staf jurusan ilmu peternakan
4. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Ir. Muh. Basir Paly, M.Si sebagai pembimbing
iv
ii
waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan masukan
5. Kepada para penguji yang senantiasa memberikan kritik, saran serta masukan
yang bersifat membangun, Ibu Astati, S.Pt., M.Si selaku penguji 1 dan Bapak
6. Tim Laboratorium Jurusan Ilmu Peternakan Kakanda Muh Arsan Jamili S.Pt.,
M.Si dan Kak Hikmawati S.Pt atas segala bantuan dan arahannya selama
penelitian berlangsung.
7. Bapak Ali Mustopo S.Pt, Fathul Rahman Azis S.Pt dan Ibu Ghina Faadillah
dukungan dan setia memberi bantuan, sampai pada penghujung ujian tutup.
10. Teman-teman Bison 2015 yang tiada hentinya selalu mendampingi dalam
2012, 2013, 2014 dan adik-adik tercinta angkatan 2016, 2017 dan 2018.
12. Semua pihak yang telah memberikan sumbangsih baik itu waktu serta
pemikirannya.
v
Semoga segala bantuan yang diberikan mendapat amal yang setimpal
disisi Allah swt. dan dapat bermanfaat terkhusus pada mahasiswa Jurusan Ilmu
Penulis
Husnuds Dzandi
ii
3
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ iii
PENGESAHAN SKRIPSI........................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................. iiii
DAFTAR ISI................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL........................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiii
ABSTRAK................................................................................................... xiv
ABSTRACT................................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................3
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
A. Ternak Dalam Pandangan Islam................................................................4
B. Tinjauan Umum Ayam Petelur Afkir.........................................................9
C. Daging Ayam Petelur Afkir.....................................................................11
D. Struktur dan Komposisi Daging Ayam Petelur Afkir..............................18
E. Morfologi Jeruk Nipis..............................................................................19
F. Klasifikasi Jeruk Nipis.............................................................................21
G. Asam Sitrat Pada Jeruk Nipis...................................................................21
H. Keempukan Pada Daging.........................................................................24
I. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keempukan.....................................25
J. Marinasi Daging.......................................................................................27
K. Penilaian Secara Instrumental..................................................................28
4
L. Kajian Terdahulu......................................................................................30
DAFTAR TABEL
No Hal
DAFTAR GAMBAR
No Hal
ABSTRAK
Kata Kunci: , Ayam Afkir, Jeruk Nipis, Lama Perendaman, keempukan, Ambang
Batas.
8
ABSTRACT
This study aims to determine the duration of soaking by using lime juice
(Citrus aurantifolia) to reduce meat. The method used in this study was a
Completely Randomized Design (CRD) on the study sample and continued using
the Duncan test using three treatments and four replications. The average level of
tenderness of rejected chicken after being marinated with lime juice in each
treatment was P0 (15.35), P1 (7.53), P2 (11.11), P3 (9.24). However, it can be
seen from each treatment that the P1 treatment has a better tenderness level in
each treatment. Immersion threshold applies to P1 treatment, which is 2 hours,
this is due to the absorption of meat has reached the limit.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dagingnya selain rasanya enak juga merupakan bahan pangan sumber protein
yang memiliki kandungan gizi lengkap seperti air, energi, vitamin, dan mineral.
masyarakat, dan cukup tersedia pasokan dipasaran karena dapat diproduksi dalam
waktu relatif singkat. Kebutuhan daging ayam pada umumnya dipasok dari daging
ayam broiler. Namun demikian bukan hanya dari daging ayam broiler saja yang
dapat memenuhi seluruh kebutuhan daging ayam, sebagian dipasok dari ayam
Ayam petelur afkir adalah ayam petelur yang sudah tidak produktif pada
akhir masa produksi telur, yaitu pada usia 72 hingga 80 minggu (Murtidjo, 2003).
Pemanfaatan ayam petelur afkir masih sangat kurang jika dibandingkan dengan
ayam broiler ataupun ayam buras, sedangkan setiap tahun terdapat 2,6 milyar
ayam yang diafkir oleh industri penghasil telur di seluruh dunia (Singh et al.
2001). Perkembangan populasi ayam ras petelur di Indonesia lima tahun terakhir
yaitu periode tahun 2011 sampai dengan 2015 cenderung mengalami peningkatan,
rata-rata meningkat sebesar 5,07%. Hal ini disumbang dari pertumbuhan populasi
di Jawa sebesar 3,00% dan di luar Jawa sebesar 8,15%. Populasi di tahun 2005
sebesar 84,79 juta ekor dan terus mengalami kenaikan hingga 151,42 juta ekor di
10
kebutuhan daging bagi masyarakat. Daging ayam petelur afkir memiliki tekstur
yang lebih alot, berbeda dengan ayam broiler yang memiliki tekstur lebih empuk.
Perbedaan keempukan ini disebabkan oleh umur ayam petelur afkir yang sudah
tua sehingga serabut-serabut otot pada ayam petelur afkir sudah memendek dan
menebal. Daging ayam petelur afkir dapat dikonsumsi oleh masyarakat dan
yang dapat digunakan seperti sari buah markisa, jeruk nipis, kelopak bunga rosella
dan sari buah stroberi (Fragaria vesca) (Hermawati, dkk, 2016). Salah satu bahan
yang dapat digunakan untuk perendaman yaitu jeruk nipis yang mengandung
asam sitrat yang dapat menghidrolisis protein pada otot sehingga akan
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) Merupakan salah satu jenis (citrus).
dalam jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) akan berdifusi ke dalam daging yang
jeruk nipis, lama perendaman akan berikatan dengan banyaknya komponen asam
susunan molekul protein yang pada akhirnya akan memberikan pengaruh terhadap
keempukan.
Dengan Sari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) terhadap Keempukan Daging”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
petelur afkir sehingga dapat disukai masyarakat dan menambah nilai jual ayam
petelur afkir.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pencaharian dan makanan bagi manusia yang berupa binatang ternak, sebagimana
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt. di antara rahmat dan karunianya
adalah bermacam-macam hewan dan binatang ternak yang telah diciptakan dan
tempat yang lain. Dari hewan itu pula mereka memperoleh bahan makanan,
tidak bersyukur kepada Allah swt. yang telah menciptakan dan menyediakan
Salah satu hewan ternak yang Allah swt. cipatakan dan memiliki banyak
manfaat bagi manusia adalah hewan ternak ayam petelur afkir. Ayam petelur afkir
adalah ayam petelur yang sudah tidak produktif pada akhir masa produksi telur,
4
13
yaitu pada usia 72 hingga 80 minggu (Murtidjo, 2003). Ayam petelur yang sudah
afkir adalah salah satu ternak yang dimanfaatkan masyarakat untuk diolah
Daging ayam petelur afkir disenangi oleh masyarakat karena salah satu
bahan makanan yang enak dan sumber gizi hewani tinggi protein yang cukup
memakan rezki pemberian Allah swt. yang halal dan bermanfaat bagi tubuh
(Kementerian Agama, 2012). Maksud dari memakan rezki yang baik dan
bermanfaat (At-thayyibat) yaitu rezki yang di halalkan oleh Allah swt. jadi setiap
rezki yang dihalalkan oleh Allah swt. adalah rezki yang baik dan bermanfaat bagi
tubuh sedangkan hal-hal yang telah di haramkan Allah Swt. adalah rezki yang
buruk (khabits). Makanan atau At’imah adalah bentuk jamak dari kata Tha’am,
yaitu apa saja yang dimakan oleh manusia dan disantap, beberapa pangan dan
harusnya makananyang bermanfaat dalam tubuh seperti daging ayam petelur afkir
14
yang mengandung berbagai macam manfaat seperti sumber protein hewani, halal,
Dalam surah yang lain Allah swt. juga sangat menegaskan dalam ayat Al-
quran yaitu, sebagaimana firman Allah swt. dijelaskan dalam QS Al- Maidah
5: 88.
َي َأنتُم بِِۦه ُم ۡؤ ِمنُون ْ ُوا ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم ٱهَّلل ُ َح ٰلَاٗل طَيِّبٗ ۚا َوٱتَّق
ٓ وا ٱهَّلل َ ٱلَّ ِذ ْ َُو ُكل
Terjemahnya:
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya” (Kementerrian Agama RI, 2012).
baik, dan demikian ayat ini menghasilkan makna larangan dan perintah bolehnya
memakan segala yang halal. Dengan perintah ini makanlah makanan yang halal,
yakni bukan haram lagi baik, lezat, bergizi dan berdampak positif bagi kesehatan
dari apa yang Allah rezekikan kepada kamu, dan bertakwalah kepada Allah dalam
segala aktifitas kamu yang kamu terhadap-Nya adalah mu‟minun, yakni orang-
orang yang mantap keimanannya. Ayat ini memerintahkan untuk memakan yang
halal lagi baik. Karena yang dinamai halal terdari dari empat macam yaitu : wajib,
sunnah, mubah, dan makruh. Aktifitaspun demikian, ada aktifitas yang walaupun
halal yang makruh atau sangat tidak disukai oleh Allah, yaitu pemutusan
hubungan. Selanjutnya tidak semua yang halal sesuai dengan kondisi pribadi, ada
yang halal yang baik karena memiliki kondisi kesehatan tertentu dan ada juga
yang kurang baik untuknya, walaupun baik buat yang lain. Ada makanan yang
15
halal tetapi tidak bergizi dan ketika itu ia menjadi kurang baik, yang diperintahkan
memakan rezeki yang halal dan baik, yang telah dikaruniakan-Nya kepada
mereka. Halal di sini mengandung dua macam pengertian. Pertama halal menurut
zatnya, yaitu bukan termasuk barang-barang yang oleh agama Islam dinyatakan
sebagai barang-barang yang haram, seperti bangkai, darah, daging babi dan
khamar. Kedua halal menurut cara memperolehnya, yaitu diperoleh dengan cara-
cara yang dihalalkan oleh agama. Prinsip "halal dan baik" ini hendaknya
akan dimakan untuk diri sendiri dan untuk keluarga, karena makanan dan
minuman itu tidak hanya berpengaruh terhadap jasmani, melainkan juga terhadap
rohani.
menikmati makanan dan minuman yang enak, akan tetapi haruslah menaati
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan syara, yaitu baik, halal dan menurut
ukuran yang layak. Maka pada akhir ayat ini Allah swt. memperingatkan orang-
orang mukmin agar mereka berhati-hati dan bertakwa kepada-Nya dalam soal
manusia. Sebagian digunakan sebagai alat transportasi atau untuk dikendarai dan
Ayat yang lain Allah swt. telah menjelaskan dengan tegas manfaat hewan
ternak bagi kehidupan manusia . Sebagaimana firman Allah swt. dijelaskan dalam
Binatang itu diciptakan untuk kamu guna untuk kamu manfaatkan, padanya ada
bulu dan kulit yang dapat kamu buat untuk pakaian yang menghangatkan dan juga
berbagai manfaat lain dan sebagiannya kamu dapat makan. Disamping bermanfaat
sebagai pakaian dan makanan, kamu juga secara khusus memperoleh padanya
kekandang sore hari pada saat matahari akan terbenam dan dalam keadaan
kenyang dan penuh dengan susu dan ketika kamu melepskannya ke tempat
pengembalaan.
khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam petelur adalah dari ayam hutan
yang telah didomestikasi dan diseleksi sehingga bertelur cukup banyak. Arah
seleksi ayam hutan ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi
dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari seleksi tadi mulai spesifik.
Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan broiler,
sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi
juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih
dan ayam petelur cokelat. Menurut Susilorini, dkk (2009) Ayam petelur adalah
ayam yang sangat efisien untuk menghasilkan telur dan mulai bertelur umur ± 5
bulan dengan jumlah telur sekitar 250 - 300 butir per ekor per tahun.
Ayam cull adalah ayam yang sebenarnya bukan tipe pedaging, tetapi
dijadikan sebagai ayam penghasil daging berasal dari ayam petelur yang diafkir,
cacat atau produktivitasnya turun. Mutu daging ayam cull umumnya lebih rendah
dari ayam ras karena sudah tua dan ukurannya tidak seragam serta jumlah
ternaknya sedikit (Tien R, dkk., 2011). Ayam petelur afkir adalah ayam betina
petelur dengan produksi telur rendah sekitar 20 sampai 25% pada usia sekitar 96
Babcock brow merupakan salah satu strain ayam petelur dengan berat
1975 gram dan periode layer 18-90 minggu, tingkat ketahanan hidup mencapai
93,9%. Umur saat produksi mencapai 50% yaitu 144 hari, puncak presentase
mencapai 96%. Produksi telur perbulan mencapai 404 butir dengan berat rata-rata
18
63,8 gram perbutir. Rata-rata kosumsi pakan perhari pada ayam strain babcock
brown adalah 122/gram dan konversi pakan 2.19 kg/kg (Isapoultry, 2015).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Subkelas : Neonithes
Ordo : Galiformers
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
gizi yang lengkap, diantaranya kandungan protein, lemak, mineral, air serta
vitamin dalam susunan yang berbeda tergantung jenis makanan dan jenis hewan.
Komposisi daging terdiri dari 75% air, 18% protein, 4% protein yang dapat larut
badan hewan) 55%, macam macam hasil sampingan 9%, kulit 6% dan bahan
lainnya 30%. Daging segar mempuyai daya awet rendah sehingga mudah
terjadinya penyimpangan warna, bau busuk, timbulnya gas, asam dan beracun.
daging dengan menambahkan atau memberi zat pengawet (Setiaji et al. 1998).
namun ada jenis daging ayam lain yang dapat dikembangkan sebagai penghasil
daging, salah satunya adalah ayam petelur afkir atau yang lebih dikenal dengan
sebutan ayam merah. Ayam petelur afkir merupakan Ayam petelur yang sudah
habis masa produksinya atau sudah tidak produktif lagi untuk menghasilkan telur.
Berbeda dengan ayam broiler yang memiliki tekstur daging yang empuk, daging
dari ayam petelur afkir bertekstur lebih alot. Perbedaan keempukan tersebut
20
dikarenakan umur dari ayam petelur afkir yang sudah tua sehingga serabut-serabut
otot pada ayam petelur afkir sudah memendek dan menebal (Kamila. M.T., 2015).
Daging ayam juga mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
menunjang berbagai aktifitas tubuh dan juga sebagai sumber energi yang hampir
lengkap. Tabel 1 memperlihatkan kandungan nutrisi daging ayam per 100 gram.
Lemak (g) 25
Kolestrol (mg) 60
Kalsium (mg) 14
dipengaruhi oleh perbedaan jenis ternak, jenis kelamin, umur dan pengaturan gizi
dalam ransum ternak. Menurut Sigit (2003), daging ayam yang baik dan sehat
dapat dikenal yaitu warna daging putih, kulit tipis, putih kekuning-kuningan, tidak
ada pendarahan, tidak ada bekas luka, serta daging sedikit halus dan kenyal.
seimbang serta lebih mudah dicerna dibandingkan protein yang berasal dari
kimia dan fisik bila tidak ditangani dengan baik akan berdampak pada
Daging unggas dapat berasal dari ayam jantan dewasa (cock), ayam atau
kalkun betina dewasa (hen), kalkun jantan dewasa (tom), ayam kastrasi (capon),
dan anak ayam (chick) (Soeparno 1992). Menurut Standar Nasional (SNI) nomor
3924: 2009 tentang Mutu Karkas dan Daging Ayam, disebutkan karkas ayam
dikeluarkan jeroan dan lemak abdominalnya, dipotong kepala dan leher serta
22
bagian badan (chicken part atau cut put), dan debond yaitu karkas ayam pedaging
dibedakan menjadi karkas segar dan karkas beku. Karkas segar adalah karkas
yang segera didinginkan setelah selesai diproses sehingga suhu daging menjadi
antara 4 hingga 5 °C, sedangkan karkas beku adalah karkas yang telah mengalami
proses pembekuan cepat atau lambat dengan suhu penyimpanan antara -12 °C
sampai dengan -18 °C. Tingkatan mutu karkas ayam pedaging dapat dilihat pada
Tabel 2.
pemeliharaan kesehatan. Nilai protein yang tinggi pada daging disebabkan oleh
asam amino esensial yang lengkap. Asam amino esensial yang terkandung dalam
daging sangat dibutuhkan dalam makanan manusia, yang terdiri dari arginin,
sistin, histidin, isoleusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, tirosin, dan
valin (Mountney dan Parkhurst 1995). Komposisi asam amino daging ayam dapat
Arginin 6,7
Cistein 1,8
Isoleusin 2,0
Leusin 4,1
Lisin 6,6
Metionin 7,5
Penilalanin 1,8
Treosin 4,0
Triptofan 0,8
24
Tirosin 2,5
Valin 6,7
Secara umum, protein yang terdapat dalam daging ayam terdiri atas tiga
bagian yaitu : protein yang terdapat di dalam miofibril, merupakan gabungan dari
aktin dan miosin, sehingga disebut aktinmiosin; protein yang terdapat di dalam
sarkoplasma, yaitu albumin dan globulin; dan protein yang terdapat di dalam
Selain kaya protein, daging juga mengandung energi yang ditentukan oleh
penting dalam fungsi organ tubuh. Kolesterol juga berguna dalam menyusun
jaringan otak, serat syaraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin. Daging ayam juga
merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik. Daging ayam
merupakan sumber mineral seperti kalsium, fosfor, dan zat besi serta vitamin B
Tekstur otot dibagi menjadi dua kategori yang tekstur kasar dengan ikatan-ikatan
serabut yang besar dan tekstur halus. Tingkat kekasaran tekstur meningkat seiring
bertambahnya umur (Soeparno, 2005). Ayam petelur afkir mengandung air 56%,
25
protein 25,4% sampai 31,5% dan lemak 1,3 sampai 7,3%. Kandungan nutrisi
Kualitas daging ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada waktu
hewan masih hidup maupun setelah dipotong. Pada waktu hewan hidup faktor
penentu kualitas daging adalah cara pemeliharaan, meliputi pemberian pakan, tata
memenuhi kualiatas mikrobiologis yang telah ditetapakan oleh SNI 7388 (2009)
dengan ambang batas cemaran total mikroba maksimal 106 CFU/g dan negatif
Salmonella sp.
jumlah yang besar di dalam otot dan mengalami perubahan molekuler selama
2008).
struktural pokok dalam jaringan ikat. Jumlah dan kekuatan kolagen dapat
meningkat sesuai dengan umur, oleh karena itu ternak yang lebih tua akan
menghasilkan daging yang cenderung lebih alot daripada ternak yang lebih muda
Daging ayam petelur afkir memiliki tekstur yang kasar, alot dan juicy.
Tekstur merupakan ukuran ikatan-ikatan serabut otot yang dibatasi oleh septum
septum perimiseal jaringan ikat yang membagi otot secara longitudinal. Tekstur
otot dibagi menjadi dua kategori yang tekstur kasar dengan ikatan-ikatan serabut
yang besar dan tekstur halus. Tingkat kekasaran tekstur meningkat seiring
bertambahnya umur (Soeparno, 2005). Ayam petelur afkir mengandung air 56%,
protein 25,4% sampai 31,5% dan lemak 1,3 sampai 7,3%. Kandungan nutrisi
daging petelur afkir tidak jauh berbeda dengan daging broiler, namun demikian
ayam petelur afkir memiliki kelemahan yaitu dagingnya keras dan liat
Daging ayam petelur afkir terdiri atas otot merah dan otot putih dengan
persentase 51,61% dan 48,39% (Kala et al., 2007). Yang termasuk dalam otot
merah pada daging ayam adalah daging paha, sedangkan otot putih adalah daging
dada (Rose dalam Anggraeni, 2005). Tingkat kealotan daging dipengaruhi oleh
kolagen yang merupakan protein struktural pokok dalam jaringan ikat. Jumlah dan
kekuatan kolagen dapat meningkat sesuai dengan umur, oleh karena itu ternak
yang lebih tua akan menghasilkan daging yang cenderung lebih alot daripada
ternak yang lebih muda pada bagian karkas ayam yang sama (Soeparno, 2005).
27
Karkas adalah bagian tubuh unggas yang telah disembelih tanpa darah, bulu,
Menurut Forrest, dkk. (1975) daging yang dihasilkan oleh ayam petelur
afkir pada dasarnya memiliki tingkat kealotan yang tinggi. Hal tersebut
diakibatkan oleh ikatan silang kolagen pada ayam yang berumur tua akan bersifat
lebih stabil pada saat pemasakan bila dibandingkan dengan ayam ayam yang
berumur muda, sehingga daging ayam petelur afkir yang dihasilkan akan alot.
daging ayam petelur afkir perlu dilakukan perlakuan yang dapat memperbaiki
keempukan daging tersebut. Salah satu cara untuk mengempukkan daging ayam
petelur afkir adalah dengan menggunakan bahan pengempuk daging. Sari jeruk
nipis (Citrus aurantifolia s.) diduga dapat dijadikan sebagai pengempuk daging
(meat tenderizer).
Morfologi tanaman dan buah jerik nipis yang direview dari (Steenis et al
2006) adalah sebagai berikut, jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) termasuk
salah jenis citrus geruk. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) termasuk salah
satu keluarga Rutaceae. Jeruk nipis merupakan jenis tumbuhan perdu yang banyak
memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dank keras, serta
daunnya berwarna hijau menyirip dengan tungkai bersayap yang lebarnya 5-25
mm. tanaman jeruk nipis umur kurang lebih 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah.
tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk
langsung (Wijoyo, 2008). Dalam hal ini jeruk nipis tergolong kelas Rutaceae
merupakan tumbuhan semak atau pohon yang memiliki kelenjar minyak yang
berbau aromatis, jarang herba, sering xerofit yang aromatik. Daun tersebar atau
tanpa stipula. Bunga dalam cymosa, bisexual, jarang schizocarp, dan biji tanpa
endosperem. Suku ini terdiri dari 150 marga dan 1500 jenis tersebar di dunia yang
beriklim tropis hingga menyebar luas di afrika selatan dan Australia (Syamsiah,
2009).
atas permukaan laut. Curah hujan tahunan : 1.000 mm – 1.500 mm/tahun. Suhu
Jenis tanah: latosol, aluvial, andosol. Tekstur : lempung berpasir lempung dan
Setiap 100 gram jeruk nipis mengandung 7,0 – 8,0 % asam sitrat dari berat
daging buah dan 27 mg vitamin C. Bagian yang dapat dimakan sekitar 76% dari
bobot keseluruhan (Sarwono, 2001). Pada penelitian sari jeruk nipis yang
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Asam sitrat merupakan asam organik lemahyang ditemukan pada daun dan
buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Asam sitrat terdapat pada berbagai
jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat
mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau misalnya je-ruk nipis dan
jeruk purut.
30
berisi asam sitrat berkadar 7-8% dari berat buah. Kandungan sitrat jeruk nipis
lokal 10 kali lebih besar dibanding kandungan sitrat pada jeruk keprok atau 6 kali
α pinene 80
α terpinene 80
α terpineol 30
Ascorbic-acid 291
β pinene 90
β terpineol 70
Boneol 60
Calcium 90
Carbohydrates 59000
FAT 2000
Fiber 3000
δ Selinene 20
limonene 4700
Lysine 140
31
Niacin 1
Octanoic acid 2
Palmitic acid 10
Potassium 820
Protein 4000
Sodium 10
Stearic acid 10
Sugars 17400
Water 877000
1. Asam sitrat merupakan suatu senyawa organik, yang banyak ditemukan pada
daun dan buah tumbuhan yang mempunyai rasa asam. Senyawa ini
hampir semua makhluk hidup. Asam sitrat adalah salah satu asam organik
dunia industri. Sekitar 70% dari asam sitrat yang dihasilkan digunakan dalam
2. Konsentrasi asam sitrat pada sari jeruk nipis dapat berdifusi ke dalam daging
dengan lama perendaman pada daging paha ayam petelur afkir, tingkat
polipeptida dan perubahan susunan molekul protein yang pada akhirnya akan
(Dransfield dkk. 1984). Pada saat ternak mati, terjadi ikatan kimia antara filamen
tebal dengan filamen tipis yang akan merubah sifat-sifat kontraktil dari jaringan
muskular menjadi strultur tidak ekstensibel dan kompak, dikenal sebagai rigor
mortis dan daging menjadi keras (Loker dan Hagyard, 1963). Marsh dan Leet
(1996) menyatakan bahwa kekerasan maksimal otot dicapai pada saat tingkat
kontraksi diatas 40% sampai 60%, kekerasan maksimal pada daging dicapai pada
konsumen dalam pembelian produk daging. Menurut Lawrie (2003), daya terima
Keempukan merupakan salah satu indikator dan faktor utama pertimbangan bagi
konsumen dalam memilih daging yang berkualitas baik (Bredahl dan Poulsen,
kategori protein tergantung pada tingkat kontraksi myofibril, tipe urat daging, dan
pada kualitas daging. Konsumen lebih menyukai daging yang empuk karena lebih
ditentukan tiga komponen yaitu struktur miofibril dan status kontraksi, kandungan
jaringan ikat dan daya ikat air serta jus daging (Soeparno, 2005).
jaringan yang layak Salah satu penilaian mutu daging adalah sifat
yaitu berupa tenunan pengikat, serabut daging, sel-sel lemak yang ada diantara
antara jenis ternak, umur ternak, bagian otot. Keempukan daging banyak
34
jaringan ikat dan tingkat ikatan silangnya, dan daya ikat air oleh protein daging
berfokus pada kolagen dan struktur miofibril (Damez dan Clerjon, 2008).
Variabelitas kedua faktor penyusun otot, struktur miofibril dan jaringan ikat tetap
tidak terkontrol dan fakta memperlihatkan bahwa kedua faktor ini sangat
sangat kuat dipengaruhi oleh kondisi pemeliharaan ternak, sementara itu jaringan
ikat berhubungan langsung dengan karakteristik zootehnik dari ternak pada saat
penyembelihan.
kelahiran tunggal atau kembar memperlihatkan perbedaan yang nyata terhada tipe
J. Marinasi Daging
sempurna. Waktu marinasi pada daging sangat bervariasi, dari beberapa menit
marinasi singkat dapat berlangsung sekitar 15 menit sampai 2jam. Proses marinasi
yang berlebihan dapat menyebabkan daging menjadi lembek dan hancur. Awalnya
memperbaiki citarasa dan keempukan daging adalah bahan perasa, seperti garam
lemon), enzim (papain, bromilin, fisin) dan jahe (BB Pascapanen Pertanian,
2010). Lebih lanjut menurut Carrol et al. (2007) peningkatan citarasa dan
ikat air daging. Birk et al. (2010) melaporkan bahwa marinasi daging broiler
dapat menurunkan jumlah bakteri dan memperpanjang masa simpan dari 10 hari
menjadi 12 hari pada penyimpanan suhu 4°C. Demikian juga marinasi daging
ayam kampung dengan asam asetat dapat menurunkan jumlah bakteri selama
penyimpanan pada suhu ruang (Aritonang dan Mihrani, 2008). Birk et al. (2010)
menambahkan bahwa asam-asam organik seperti asam tartrat, jus lemon, red wine
(2) memperbaiki sifat fisik daging (meningkatkan daya ikat air); dan
sifat-sifat mekanik daging. Peralatan ini didasarkan atas cara kerja seperti, daya
sering digunakan, alat ini diciptakan oleh Warner pada tahun 1928 dan
selanjutnya dimodifikasi oleh Bratzler pada tahun 1932 dan pada saat itulah
yang tercatat berhubungan erat dengan komponen miofibril dari pada komponen
jaringan ikat. Dari sejumlah penelitian diperoleh koefisien korelasi yang baik
sensorik (tes panelis) yakni 0,65-0,85. Koefisien korelasi ini menjadi rendah jika
diciptakan di perancis, dengan prinsip kerja yang sama dengan WB shear force ,
yakni daging dipotong/ diputus tegak lurus pada arah serat. Perbedaan diantara
keduanya yakni dari sisi perletakan sampel, dimana pada CD shear force sampel
diletakkan pada satu sel tertutup sehingga tidak terjadi deformasi lateral.
sampel sehingga dapat terjadi deformasi lateral pada saat penekanan/ pemutusan
sampel. Terdapat korelasi yang baik antara kedua alat shear force tersebut,
.
Gambar 4. CD- Shear Force
38
L. Kajian Terdahulu
mutu fisik (daya ikat air, susut masak, dan keempukan) daging ayam petelur afkir,
mengetahui model matematika apa yang terbaik, hubungan konsentrasi sari buah
stroberi (Fragaria vesca) dengan mutu fisik dan mendapatkan berapa persentase
konsentrasi sari buah stroberi (Fragaria vesca) sebagai perendam yang dapat
menghasilkan mutu fisik daging ayam petelur afkir yang paling baik. Penelitian
pengaruh nyata terhadap Daya Ikat Air (DIA) dan keempukan daging ayam
petelur afkir, sedangkan pada susut masak tidak berpengaruh. Model matematika
yang tebaik untuk Daya Ikat Air (DIA) dan keempukan adalah regresi linier,
sedangkan pada susut masak tidak memiliki model matematika. Konsentrasi sari
buah stroberi (Fragaria vesca) 40% merupakan konsentrasi terbaik terhadap mutu
Buah Markisa Kuning (Passiflora flavicarpa) Terhadap Mutu Fisik Daging Ayam
39
buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) terhadap mutu fisik (daya ikat air,
susut masak, dan keempukan) daging ayam petelur afkir dan mendapatkan berapa
persen (%) konsentrasi sari buah markisa kuning (Passiflora flavicarpa) sebagai
perendam yang akan menghasilkan mutu fisik (daya ikat air, susut masak, dan
keempukan) daging ayam petelur afkir yang paling baik. Penelitian dilaksanakan
dengan 5 perlakuan yaitu, tanpa perendaman sari buah markisa (Po), perendaman
5% (P1), perendaman 10% (P2), perendaman 15% (P3), perendaman 20% (P4),
kuning (Passiflora flavicarpa) berpengaruh terhadap daya ikat air (DIA) dan
keempukan daging ayam petelur afkir, sedangkan terhadap susut masak tidak
Ayam Petelur Afkir Terhadap Mutu Fisik”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh efek penggunaan berbagai konsentrasi sari jeruk nipis
(Citrus aurantifolia) terhadap mutu fisik (daya ikat air, susut masak, dan
keempukan) daging ayam petelur afkir dan mendapatkan konsentrasi sari jeruk
nipis (Citrus aurantifolia) yang dapat menghasilkan mutu fisik (daya ikat air,
40
susut masak, dan keempukan) daging ayam petelur afkir yang paling baik.
sari jeruk nipis (Citrus aurantifolia) memberikan pengaruh terhadap daya ikat air
(DIA) dan keempukan daging ayam petelur afkir, namun susut masak tidak
konsentrasi terbaik terhadap mutu fisik (daya ikat air dan keempukan) daging
BAB III
METODE PENELITIAN
Teknologi Hasil Ternak Terpadu, Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan
1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu CD Shear Force, baskom,
pisau, lap, label, gelas kimia, gelas ukur , pulpen dan kertas.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu air bersih, ayam petelur afkir,
C. Jenis Penelitian
yaitu metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
D. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
penelitian dengan menggunakan daging paha ayam petelur afkir yang terdiri dari 3
P0 : Paha ayam petelur afkir yang dijadikan sebagai sampel kontrol tanpa adanya
S.).
P1 : Paha ayam petelur afkir direndam pada 100 ml perasan jeruk nipis (Citrus
P2 : paha ayam petelur afkir direndam pada 100 ml perasan jeruk nipis (Citrus
P3 : paha ayam petelur afkir direndam pada 100 ml perasan jeruk nipis (Citrus
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
kemudian memotong daging paha pada ayam petelur afkir untuk dijadikan sampel
43
penelitian setelah itu mencuci bersih daging paha tersebut, kemudian mempersiapkan
Bahan yang juga perlu di persiapkan untuk penelitian ini yaitu jeruk nipis
untuk diambil sarinya, dengan cara membersihkan jeruk nipis tersebut dari kotoran
yang melekat dengan air mengalir. Setelah dicuci bersih jeruk nipis tersebut
2. Tahap pelaksanaan
Siapkan alat baskom dan bahan buah jeruk nipis untuk membersihkan buah
jeruk nipis yang akan digunakan sebagai bahan untuk peneltian dengan
pisau, kemudian jeruk nipis di peras untuk mengambil sarinya lalu disimpan pada
baskom penelitian.
Perendaman Penyiapan daging ayam petelur afkir bagian Paha dengan cara
dalam sari jeruk nipis 15 ml dengan perlakuan lama perendaman selama 2 jam, 3 jam,
melihat daya putus daging yang dinyatakan dalam satuan kg/cm2. Pengukuran ini
dilaksanakan setelah proses perendaman pada sari jeruk nipis. Semakin rendah nilai
semakin tinggi nilai daya putus daging maka semakin alot (Abustam, 2012). Prosedur
d. Perhitungan daya putus daging sesuai pembacaan pada CD Shear Force dengan
menggunakan rumus :
A1
A=
L
Keterangan:
2. Analisis Data
Yij = μ + τi + εij
45
Keterangan:
Yij : Nilai pengamatan daging pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-i
i : 1, 2, 3, 4
j : 1, 2, 3, 4
Bila pengaruh perlakuan berbeda nyata pada taraf 0,05% atau 0,01%
dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) atau uji Duncan untuk mengetahui
perlakuan terbaik.
G. Hipotesis
Diduga asam sitrat pada jeruk nipis dapat memberikan pengaruh terhadap
keempukan daging ayam petelur afkir sehingga dapat mengurangi tingkat kealotan
H. Definisi Operasional
1. Ayam petelur afkir adalah ayam petelur yang sudah tidak produktif pada akhir
masa produksi telur, yaitu pada usia 72 hingga 80 minggu. Sehinggah bisa
2. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia S.) Merupakan termasuk salah satu jenis citrus,
tanaman berhabitus pohon kecil dengan cabang yang lebat tetapi tidak beraturan
46
dan tinggi berkisar antara 1,5 sampai 5 meter. Perakaran tanaman kuat, cukup
dalam, dan dapat tumbuh dengan baik pada segala jenis tanah.
3. Kempukan daging adalah suatu usaha untuk mengurangi tingkat kealotan pada
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Perlakuan
dengan mengukur DPD (daya putus daging) dengan menggunakan alat CD shear
force, prinsip kerja alat CD shear force yaitu daging dipotong/ diputus tegak lurus
pada arah serat, dimana semakin rendah Daya PutusDaging maka semakin empuk
daging tersebut atau sebaliknya semakin tinggi Daya Putus Daging daging tersebut
makan semakin alot deging itu. Hasil pengukuran keempukan daging setelah
Table 5 . Rataan Daya Putus Daging Ayam Petelur Afkir dengan Lama Perendaman
Sari Jeruk Nipis.
Lama Perendaman (jam)
Ulangan Jumlah
0 2 4 6
Rata-
15,35 ± 3,93 7,53 ± 2,88 11,11 ± 1,26 9,24 ± 2,07
rata
Tabel 5 terlihat bahwa rataan daya putus daging dengan perendaman sari jeruk
nipis lebih tinggi pada perlakuan P0 (tanpa perendaman) yang dijadikan sebagai
sampel kontrol dan lebih rendah pada perlakuan dengan perendaman P1. Hasil
daging ayam petelur afkir pada sari jeruk nipis terhadap daya putus daging.
petelur afkir menggunakan sari jeruk nipis dengan lama perendaman yang berbeda
Hal ini disebabkan karena adanya kandungan asam sitrat pada jeruk nipis
pemecah menjadi unit terkecil. Pendapat lain juga menyatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi keempukan daging yaitu faktor postmortem, salah satunya
terhadap banyaknya komponen asam yang berdifusi ke dalam daging ayam petelur
afkir yang akan mempengaruhi keempukan daging. Perendaman daging ayam petelur
afkir menggunakan sari jeruk nipis adalah salah satu cara untuk mengempukan
daging ayam petelur afkir dengan asam pada jeruk nipis yang menyebabkan
isoelektris dari daging maka akan terjadi aktif nya enzim katepsin dalam daging yang
protein yang lebih sederhana, hal itu karena enzim katepsin bersifat proteolysis.
Hasil uji jarak berganda duncan (Lampiran1) diperoleh hasil yang signifikan
tetapi tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan P0, P1, P2, dan P3. Daging ayam
petelur afkir yang mendapatkan perlakuan perendaman menggunakan sari jeruk nipis
dengan lama perbedaan yang menghasilkan nilai keempukan yang lebih empuk
dibandingkan dengan nilai keempukan tanpa perendaman sari jeruk nipis. Namun
untuk setiap perlakuan P0, P1, P2, dan P3 memperoleh perbedaan yang signifikan tapi
menurun pada perlakuan P3. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan asam
pada jeruk nipis yang berdifusi kedalam daging dan protein-protein yang terkandung
dalam daging mengalami denaturasi sehingga mutu dan kuaitas daging mengalami
degradasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Lawrie (2003), yang menyatakan bahwa
dalam mengikat air. Semakin kecil nilai daya ikat air, maka susut masak daging
semakin besar, sehingga kualitas daging semakin rendah karena banyak komponen-
komponen terdegradasi.
pada daging ayam petelur afkir yang direndam dengan perasan sari jeruk nipis berada
pada ambang batas 2 jam. Selain itu, perendaman yang melebihi ambang batas hanya
akan meusak kualitas daging dan tidak efisien dari segi waktu. Semakin lama waktu
kadar asam yang terkandung dalam sari jeruk nipis. Hal ini sejalan dengan pendapat
Carrol et al., (2007) yang mengatakan bahwa perlakukan marinasi daging kalkun
dengan natrium tripolifosfat dan natrium laktat dapat menghambat laju pertumbuhan
Listeria monocytogenes sampai penyimpanan hari ke-14, karena pada akhir marinasi
(3 jam pada suhu 4°C) nilai pH daging kalkun menjadi asam (sekitar 5,84 – 6,01).
50
Marinasi daging dengan garam fosfat tipe asam (mononatrium fosfat, monoamonium
cenderung menurunkan daya ikat air (Alvarado dan Mckee, 2007). Dengan demikian
marinasi daging dengan garam fosfat tipe asam lebih bertujuan untuk menurunkan
pH yang bersifat asam akan menurunkan daya ikat air. Semakin kecil nilai
daya ikat air maka susut masak daging akan semakin besar sehingga akan daging
Perendaman yang melewati ambang batas boleh dilakukan jika bertujuan untuk
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan sari jeruk nipis berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap Daya Putus Daging.
Batas perendaman yang optimum pada daging ayam petelur afkir yang direndam
dengan perasan sari jeruk nipis berada pada ambang batas 2 jam. Perendaman yang
A. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abustam, E. 2012. Ilmu Daging. Aspek Produksi, Kimia, dan Kualitas. Masangena
Press. Makassar
Alvarado, C.Z. dan S. Mc Kee. 2007. Marination to improve functional properties
and safety of poultry meat. J. Appl. Poult. Res. 16: 113 – 120.
Andrianto, Arief. 2006.Uji Efektifitas Sari Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)Dalam
Menurunkan Suhu Tubuh Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi
Dengan Vaksin Polio. Skripsi.UMM: Malang.
Aritonang, S.N. dan Mihrani. 2008. Pengaruh pencucian dengan larutan asam
asetat terhadap nilai pH, kadar protein, jumlah koloni bakteri dan daya
simpan daging ayam kampung pada penyimpanan suhu ruang. J.
Agrisistem. 4(1): 19 – 25.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2010. Keempukan
Daging. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
Bogor.
Birk, T., A.C. Gronlund, B.B. Christensen, S. Knochel, K. Lohse dan H. Rosenquist,
2010. Effect of Organic Acids and Marination Ingredients on The Survival
of Campylobacter Jejuni on Meat. Journal Food Protect. 73(2): 258 – 265.
Buckle, K.A., R.A. Edwards G.H Fleet and M. Wooton. Penerjemah Hari Purnomo
dan Adiono. 1989. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Carrol, C.D., C.Z. Alvarado, M.M. Brashers, L.D. Thompson dan J. Boyce, 2007.
Marination of Turkey Breast Fillets to 10 Control The Growth of Listeria
Monocytogenes and Improve Meat Quality in Deliloaves. Poult. Sci. 86:
150 – 155.
Esarianto, A., 2015. Pengaruh Level dan Waktu Marinasi Theobromine Terhadap
Kualitas Organoleptik Daging Sapi Bali. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Damez, J.L., dan S. Clerjon. Review: 2008. Meat Quality Assessment Using
Biophysical Methods Related to Meat Structure. Meat Sci.
Depertemen Agama RI. 2004. Al Quran dan Terjemahannya. Al- Jumanatul Ali.
Jakarta.
53
Dransfield, E., M.A. Franscombe, dan O.P. Whelehan. 1984. Relationships Between
Sensory Attributes in Cooked Meat. J. Texture Studies.
Forrest, J.C., E.B. Aberle, H.B. Hedrick, M.D. Judge dan R.A. Merkel. 1975.
Principles of Meat Science. W.H. Freeman and Co. San Fransisco.
Gillespie, J. R., and F. B. Flanders. 2010. Modern Livestock and Poultry Production:
Feeding, Manajement, Housing, and Equipment. 8th ed. Delmar, Ltd. New
York, USA.
Komariah, Rahayu S., dan Sarjito. 2009. Pengaruh Transportasi terhadap Kualitas
Fisik dan Kimia Daging. Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Lawrie, R. A. 1985. Meat Science. Peargamon Press, New York.
_______. 2003. Ilmu Daging. Terjemahan Aminuddin Parakkasi. Universitas
Indonesia. Jakarta
Locker, R.H., dan C.J. Hagyard. 1963. A Cold Shortening Effect in Beef Muscle. J.
Sci. Fd. Agric.
Muhammad Quraish Shihab 2002.Tafsir Al-Mishbah. Penerbit Lentera Hati.
Jakarta.
Mountney G. J. dan G. R. Parkhurst. 3rd ed. 1995. Poultry Product Technology. The
Haworth Press, Inc. New York.
Rugayah, N. 2008. Eksrak Nanas Terhadap Daging Sapi Dan Kambing. Jurnal
Ilmiah Santina. 3(4)
Sarwono, B. 2001. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Setiaji, B., et al. 1998. Kajian Kimiawi Pangan II. Penerbit Tiara Wacana,
Yogyakarta.
Sigit, 2003. Dinas Informasi dan Komunikasi Pemda Jatim. http/Feedback
infocom.go.id. (Diakses pada tanggal 2 September 2019).
Singh, K. S. dan K. K. Gandhi. 2001. Capacitation and Acrosome Reaction in
Buffallo Bull Spermatozoa Assessed by Chlortetracycline and Pisum
Sativum Aglutinin Fluoresence Assay. Theriogenology. 55:1457–1468.
Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 3925:2009 Tentang Mutu Karkas Daging
Ayam
55
Subekti, E. 2010. Meat Quality of Raw Materials Nuggets Laying Chicken Rejects.
Jurnal Mediagro. 6(2) : 31-36
Susilorini. E, Sawitri. ME, Muharlien. 2009. Budi Daya 22 Ternak Potensial. Penebar
Swadaya; Jakarta.
Syamsiah, 2011. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Universitas Negeri Makassar Press.
Makassar
Tien R, Muchtadi dan Sugiyono dan Fitriyono Ayustaningwarno. 2011. Ilmu
Pengetahuan Pangan. Bandung: AlfaBeta.
Tiofani, dan Wini. 2014. Efek Penggunaan Berbagai Konsentrasi Sari Jeruk Nipis
(Citrus Aurantifolia) Sebagai Perendam Daging Ayam Petelur Afkir
Terhadap Mutu Fisik. Universitas Padjajaran. Bandung.
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta
_______. 2010. Telur dan Kualitas Telur. UGM Press. Yogyakarta.
Wongwiwat, P., S. Yanpakdee dan S. Wattanachant, 2007. Effect of Mixed Spices in
Lemon Grass Marinade Decuisine on Changes in Chemical, Physical, and
Microbiological Quality of Ready-to-Cook Thai Indigenous Chiken Meat
During Chilled Storage.Songklanakrin J. Sci. Technol. 29: 1619–1632.
56
Descriptives
KEEMPUKAN
95% Confidence
P1 = PERENDAMAN 2
4 7.5350 2.88307 1.44154 2.9474 12.1226 5.51 11.81
JAM
P2 = PERENDAMAN 4
4 11.1150 1.26160 .63080 9.1075 13.1225 9.52 12.59
JAM
P3 = PERENDAMAN 6
4 9.2450 2.07291 1.03646 5.9465 12.5435 6.29 11.02
JAM
Random
1.68026 5.4639 16.1586 9.43670
Effects
1.131 3 12 .376
57
ANOVA
KEEMPUKAN
a. Asymptotically F distributed.
0 = KONTROL P1 = PERENDAMAN
7.81500* 1.92689 .002 3.6167 12.0133
2 JAM
P2 = PERENDAMAN
4.23500* 1.92689 .048 .0367 8.4333
4 JAM
P3 = PERENDAMAN
6.10500* 1.92689 .008 1.9067 10.3033
6 JAM
P1 = PERENDAMAN 0 = KONTROL -7.81500* 1.92689 .002 -12.0133 -3.6167
2 JAM P2 = PERENDAMAN
-3.58000 1.92689 .088 -7.7783 .6183
4 JAM
P3 = PERENDAMAN
-1.71000 1.92689 .392 -5.9083 2.4883
6 JAM
P2 = PERENDAMAN 0 = KONTROL -4.23500* 1.92689 .048 -8.4333 -.0367
58
4 JAM P1 = PERENDAMAN
3.58000 1.92689 .088 -.6183 7.7783
2 JAM
P3 = PERENDAMAN
1.87000 1.92689 .351 -2.3283 6.0683
6 JAM
P3 = PERENDAMAN 0 = KONTROL -6.10500* 1.92689 .008 -10.3033 -1.9067
6 JAM P1 = PERENDAMAN
1.71000 1.92689 .392 -2.4883 5.9083
2 JAM
P2 = PERENDAMAN
-1.87000 1.92689 .351 -6.0683 2.3283
4 JAM
KEEMPUKAN
PERLAKUAN N 1 2
0 = KONTROL 4 15.3500
Means Plots
60