Anda di halaman 1dari 4

Komunikasi dapat efektif jika sang komunikator mengenal khalayaknya (komunikan/publik),

yakni individu atau kumpulan individu yang memiliki berbagai karakteristik, termasuk
karakteristik budaya (Sendjaja, 1998; Kriyantono, 2016). Proses memahami komunikan ini
merupakan upaya menciptakan kesamaan latar belakang antara komunikator dan komunikan.
Menurut Daryanto (2011), hal ini disebut homofili. Kesamaan akan

terjadi jika kerangka acuan dan bidang pengalaman (focus of interest) komunikator dan
komunikan bertumpang tindih yang membuat proses komunikasi berjalan sama makna
(Schramm, 1954).

(https://doi.org/10.24002/jik.v15i2.1480)

Meskipun diperlukan pengkajian yang lebih baik untuk memberikan penafsiran dan pemaknaan
yang tepat dengan istilah kearifan lokal (local wisdom), namun dapat dipastikan bahwa istilah
tersebut menggambarkan pada sesuatu yang dianggap baik, di sepakati sebagai nilai – nilai luhur
dan dijadikan aturan dan norma dalam masyarakat lokal. Oleh karenanya batasan wilayah,
masyarakat, agama, adat dan etnis dengan sendirinya menjadi batasan nilai – nilai kebajikan
yang disebut kearifan lokal (local wisdom) itu.
Dengan kata lain, setiap komunitas (etnis, agama, daerah) tersebut pasti memiliki nilai – nilai
luhur tertentu yang dipandang baik, dijadikan aturan dan norma sosial, minimal dalam komunitas
itu sendiri. 
Bagian dari kearifan lokal yang harus dipahami oleh setiap kita dalam menciptakan dan
memelihara kedamaian dalam komunikasi dan hubungan sosial adalah kemampuan untuk
memahami diri kita sebagai manusia yang memiliki hak dan kewajiban yang sama, tidak ada
yang dilebihkan satu dengan yang lainnya. Termasuk dalam hal ini adalah adat, baik dalam
bentuk kebiasaan yang ada dalam masyarakat maupun sebagai hukum yang dipatuhi. Sebagai
sebuah kebiasaan, ia senantiasa hidup dalam diri dan hubungan sosial masyarakat adat, akan
tetapi sebagai hukum yang dipatuhi, adat merupakan kesepakatan yang ditegakkan melalui
lembaga adat. Karenanya adat suatu masyarakat (etnis, agama dll) mungkin saja – bahkan pasti
memiliki perbedaan dengan masyarakat (etnis, agama) lainnya. Di sinilah kita mesti kembali ke
konsep dasar manusia dan fitrah sosialnya.
(http://baimstain.blogspot.com/2009/02/kearifan-lokal-dalam-komunikasi.html)
Kearifan lokal (local wisdom) memiliki karakteristik yang cukup efektif untuk menjaga harmoni
dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Nilai
strategis kearifan local dalam mewujudkan peradaban yang unggul, dengan demikian, menjadi
sebuah keniscayaan. Efektifitas kearifan lokal dalam mengambil peran pembangunan masyarakat
disebabkan terutama oleh komunikasi strategis yang disuguhkannya, diantaranya melalui bahasa
simbol yang cukup efektif. Tulisan ini mencoba untuk mengkaji peran kearifan lokal sebagai
media komunikasi dalam membangun peradaban unggul. Masalah tersebut dikaji melalui kajian
literer dengan metode analisis deskriptif analitis.

(http://eprints.umpo.ac.id/2969/1/Artikel%20Semnas%20FISIP.pdf)

Jadi keanekaragaman budaya tanah air merupakan anugerah Tuhan yang hadir bagaikan sorga
tanpa batas. Negara dengan latar belakang perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan
menjadikan Indonesia bagai pelangi indah serta menjadi ciri khas di mata negara- negara dunia.
Keanekaragaman tersebut sebagai modal potensial dan daya tarik tersendiri. Sebagai negara
kepulauan yang berjajar dari Sabang sampai Merauke dan dari pulau Miangas sampai pulau Rote
menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya, baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya.

Contohnya Tradisi Bau Nyale biasanya diadakan setelah lima hari bulan purnama, tepatnya
tangal 20 bulan ke-10 penanggalan Suku Sasak.2 Ribuan masyarakat merayakan tradisi Bau
Nyale yang merupakan tradisi turun temurun sampai saat ini. Nyale tersebut bisa dijumpai
beragam warna, mulai dari warna merah, hijau, abu, dan kuning.3 Tiap tahun para pengunjung
baik dari dalam maupun luar daerah bahkan mancanegara hadir menyaksikan agenda tahunan
Bau Nyale yang biasa dilaksanakan di pantai Seger desa Kuta Lombok Tengah.

Masyarakat Sasak pada zaman dahulu melihat pergerakan Matahari menggunakan alat ukur yang
terbuat dari papan kayu yang disebut Warige. Warige sendiri merupakan papan yang berisi
tentang pergerakan Matahari, Bulan, dan Bintang. Perhitungan kalender Sasak dipengaruhi oleh
pergerakan Matahari, Bulan, dan Bintang. Sistem kalender Sasak disebut dengan Rowot Sasak.
Lombok mempunyai adat dan kebudayaan yang unik. Tradisi Bau Nyale yang rutin diagendakan
oleh masyarakat Lombok tidak pernah terlupakan karena merupakan suatu warisan budaya yang
bernilai multikultural yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat tiap tahunnya dalam
memperingati pengorbanan sosok putri Mandalika dari legenda masyarakat Sasak yang
dipercayai oleh masyarakat setempat.

(http://eprints.walisongo.ac.id/12183/1/TESIS_1702048001_HERI_ZULHADI.pdf)

Kepercayaan tersebut memiliki tradisi sebagai kearifan lokal yang hingga kini masih dijadikan
sebagai bahan kajian dari berbagai perspektif. Kecenderungan masyarakat yang mulai
meninggalkan budaya leluhurnya menjadi ancaman bagi krisis ekologi, walaupun bukan menjadi
factor yang sangat spesifik.

Krisis ekologi merupakan krisis hubungan antara manusia dan kebudayaan dengan lingkungan
hidup tempat mereka berlindung, bermukim semakin mengemuka serta menjadi konsen para
ahli. Krisis ekologi (Amirullah, 2015) ini merupakan refleksi krisis spiritual manusia modern
yang telah menghilangkan Tuhan dalam hubungannya terhadap alam. Kesalahpahaman dan
kegagalan manusia dalam memahami hakikat serta realitas alam menyebabkan sikap eksploitatif
terhadapnya. Manusia telah mereduksi makna alam. Alam dipahami sebagai sesuatu yang tidak
memiliki nilai intrinsik dan spiritual kecuali semata- mata nilai yang dilekatkan oleh manusia
terhadapnya. Krisis ekologi diawali pertumbuhan jumlah populasi manusia yang terus meningkat
dan mengabaikan daya dukung alam. Hal ini diperparah dengan sifat manusia yang
antroposentris yang egois menguras kekayaan sumber
(http://repository.radenintan.ac.id/13188/1/SKRIPSI_PERPUS.pdf)

Anda mungkin juga menyukai