Anda di halaman 1dari 5

Nama : Baharudin A S

NIM : 20200510403
Kelas : Manajemen 12 (B)
Matkul : Kepemimpinan
TUGAS QUIZ

Soal !!!
1. Jelaskan menurut anda apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
2. Jelaskan model dan gaya pengambilan keputusan ?
3. Jekaskan menurut anda, apa peran pemimpin dalam pengambilan keputusan ?
4. Menurut anda apa yang dimaksud dengan Digital Leadership, dan jelaskan peran
digitalisasi dalam kepemimpinan ?
5. Sebutkan dan jelaskan, kemampuan dan karakteristik yang harus dimiliki pemimpin
dalam menghadapi dunia digitalisasi ?
6. Apa tantangan yang dihadapi pemimpin dalam era digitalisasi ?
7. Jelaskan tahap dan proses pengambilan keputusan dalam organisasi ?

Jawaban :

1. Pengambilan keputusan adalah proses untuk memilih satu jalan untuk berperilaku dari
beberapa pilihan jalan. Pengambilan keputusan dapat menentukan proses pemecahan masalah
yang sedang dihadapi
Dapat saya katakan juga bahwa pengambilan keputsan adalah  proses pemilihan suatu
alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi untuk menyelesaikan
suatu masalah

2. 4 model gaya dalam pengambilan keputusan anatara lain :


a) Langsung ( directive )
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang cepat, dimana orang yang memiliki karakter ini
tidak ingin membuang waktu berlama-lama dalam melakukan analisis pilihan yang ada dan
segera mengambil tindakan yang runtut.
Pengambilan keputusan didasarkan kepada pengalaman, sehingga akan sangat mudah
menghadapi situasi yang berulang, tetapi cenderung mengalami kesulitan dalam menentukan
keputusan untuk situasi baru yang belum pernah dihadapi
b) Analitis ( analitic )
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang sangat berhati-hati, dan khawatir membuat
keputusan yang salah karena tergesa-gesa dan merasa tidak nyaman apabila harus mengambil
keputusan segera.
Data dan informasi adalah hal yang penting sebagai pertimbangan pengambilan keputusan.
Karena harus mempertimbangkan dan menganalisis semua informasi untuk setiap pilihan
sebelum memutuskan, seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan
keputusan
c) Konseptual ( conceptual )
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang terbuka dengan cara-cara baru dan berani
menghadapi risiko, memiliki visi untuk mengambil keputusan jangka panjang, tetapi kurang
cepat dalam menentukan rencana tindakan jangka pendek yang harus segera diterapkan
Orang dengan gaya ini memiliki ide-ide yang original dan berbeda, hanya saja kurang
terdorong untuk melakukan tindakan nyata hingga dapat mewujudkannya. Mereka lebih
menikmati proses berpikir dan merencanakan daripada bertindak, memiliki rasa percaya diri
dan optimisme tinggi bahwa keputusan akan membawa keberhasilan, memiliki keinginan
yang kuat untuk mencapai prestasi serta mendapatkan pengakuan dari pihak lain, dan lebih
mengutamakan intuisi daripada data
d) Perilaku ( behavior)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang mempedulikan dampaknya terhadap orang lain.
Seseorang dengan gaya ini memperhatikan kepentingan kelompok yang dianggap lebih
utama daripada kepentingan pribadi, sehingga berusaha keras untuk senantiasa menjaga
hubungan baik dengan semua pihak. Oleh karena itu, mereka merasa selalu membutuhkan
masukan dan saran dari orang lain terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Mereka
akan memastikan keputusan yang diambil akan menyenangkan semua pihak, sehingga tidak
perlu terjadi konflik dengan orang lain. Karena sangat bergantung pada lingkungan dan
pandangan orang lain, membuat mereka sering berubah-ubah pendapat. 

3. Peran pemimpin dalam pengambilan keputusan biasanya bersama – sama dengan bawahan


melakukan pemilihan beberapa alternative yang ada untuk menentukan tujuan yang ingin
dicapai. Proses pengambilan keputusan harus mempertimbangkan segala aspek dan sesuai
kebutuhan.
4. Digital leadership adalah suatu cara atau pola kepemimpinan yang berfokus pada
pemanfaatan teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan dengan lebih cepat.

Atau bias diartikan juga bahwa Digital leadership adalah kepemimpinan strategis dengan
memanfaatkan teknologi, khususnya aset digital untuk mencapai tujuan perusahaan. Meski
demikian, digital leadership bukan hanya sekedar memanfaatkan teknologi, seperti email dan
software untuk menjalankan operasional perusahaan.
Kepemimpinan digital diperlukan dalam proses transformasi digital yang tengah digalakkan
pemerintah saat ini untuk mengawal perubahan, pembuatan kebijakan, pemanfaatan teknologi,
pengendalian dan pengawasan. Hadirnya pemimpin digital ini dapat mendorong percepatan
transformasi di dalam organisasi.
5. Mindset seorang pemimpin harus mengarah pada digitalisasi : Perubahan tak terhindarkan,
pemimpin harus segera mengadomsi inovasi terbaru dalam pekerjaannya dalam pencapaian
sasaran
Untuk dapat memimpin dengan baik di era digital ini, dibutuhkan kemampuan berpikir
yang sistematis dan analitis. Seorang digital leader harus mampu memahami bagaimana
teknologi dapat membantu organisasinya, membuat keputusan yang cerdas, serta cepat
mengintegrasikan teknologi ke dalam proses bisnis organisasi
Berikut karakter pemimpin yang harus dimiliki di era digitalisasi :
a) Komunikasi yang Kuat : Memiliki kemampuan dalam komunikasi dan sosialisasi.
Tanpa dua hal tersebut, Anda akan mengalami kesulitan dalam mengelola SDM dan
menjalankan operasional usaha. WA, Line, Website, email,Zoom, Gmeet, Webex
b) Melek Teknologi : Tidak hanya sekadar tahu, tapi juga harus memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan teknologi menjadi sebuah peluang baru yang akan memberi
dampak positif untuk kemajuan perusahaa
c) Menyukai Hal Baru (neofilia) : Seorang pemimpin digital memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, tertarik mengeksplorasi situasi baru, dan bersikap terbuka terhadap
peluang baru. Di saat yang sama, ia akan terus menggali ide-ide maupun inovasi baru
untuk mengembangkan perusahaan.
d) Berani Mengambil Resiko : seorang pemimpin perusahaan harus berani mengambil
risiko dengan bereksperimen mencoba cara baru dan menilai secara komprehensif
cara mana yang paling efektif untuk diterapkan oleh perusahaan
e) Visi & Strategi : Seorang pemimpin tidak boleh hanya sekedar mengikuti. Ia harus
memiliki tujuan sendiri atau visi yang ingin diraih, seorang pemimpin juga harus
memiliki strategi untuk mewujudkan visi tersebut
f) Berpikiran Terbuka : seorang pemimpin harus memiliki pemikiran yang terbuka
untuk memberikan kesempatan bagi karyawannya dalam melakukan pekerjaannya
dengan metode sesuai dengan culture dan cara kerjanya masing – masing.
g) Fleksibel : fleksibel untuk menghadapi perubahan, lingkungan teknologi, sehingga ia
dapat melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi dengan mengingat
perubahan di lingkungan bisnis.
h) Control secara digital : Harus memiliki kualitas untuk memantau dan mengelola
pekerjaan virtual secara efektif untuk mengetahui apakah mereka berfungsi dengan
baik atau tida

6. Proses transformasi budaya kepemimpinan diera digital berkejaran dengan inovasi-inovasi


yang terus tumbuh sangat dinamis. Inovasi-inovasi ini menjadi peluang tetapi sekaligus
merupakan tantangan serius bagi keberlanjutan nilai-nilai sosial budaya yang telah ada. 
Pemimpin di era digital dituntut mampu memindahkan (sifting) nilai-nilai sosial budaya
tersebut dalam wadah baru melalui proses adaptasi dengan melahirkan berbagai inovasi yang
mendukung. Sayangnya orientasi adaptasi melalui berbagai inovasi kepemimpinan yang
mulai menjadi tren, terutama pada tingkatan pemimpin lokal, masih terjabak pada isue-isue
ekonomi dan kesejahteraan. 
7. Pada garis besarnya pengambilan keputusan dalam organisasi terdiri atas enam langkah,
yakni : 
a) Menetapkan sasaran : Organisasi perlu menetapkan tujuan dan sasaran dalam
setiap bidang, seperti dalam bidang produksi, pemasaran dan keuangan. Tujuan dan
sasaran ini diperlukan untuk mengukur keefektifan organisasi. Jika tujuan dan sasaran
ini ditetapkan dengan jelas, pimpinan dapat mengukur apakah hasil yang dicapainya
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
b) Menentukan persoalan : Langkah kedua dalam pengambilan keputusan adalah
menentukan persoalan. Tujuan dan sasaran yang ditetapkan langkah pertam
merupakan dasar yang penting untuk menentukan persoalan. Jika prestasi kerja
menyimpang dari sasaran, timbullah persoalan. Gawatnya persoalan ditentukan oleh
besarnya perbedaan antara sasaran yang ditetapkan dan hasil yang benar-benar
dicapai
Persoalan mungkin terletak dalam hasil yang dicapai terlalu rendah jika dibandingkan
dengan sasaran, atau sasaran terlalu tinggi, sehingga tidak dapat dicapai. Jika ternyata
sasaran sudah cukup realistis, tetapi hasilnya belum mencapai sasaran tersbut, fase
berikutnya adalah mengembangkan beberapa alternatif untuk mengatasi kesulitan.
Jika ternyata sasaran terlalu tinggi, sasaran harus direvisi sehingga dapat dicapai
namun tetap menantang
c) Mengembangkan alternatif : Setelah organisasi menetapkan tujuan dan sasaran,
serta menentukan persoalan, sekarnag organisasi siap untuk melakukan langkah
ketiga, yakni mengembangkan alternatif pemecahan. Artinya menyusun beberapa
pemecahan yang mungkin, kemudian dipilih pemecahan yang paling baik, pemecahan
yang mungkin ini organisasi namakan hipengembangan organisasitesis.
d) Mengevaluasi alternatif : etelah pimpinan mengembangkan beberapa alternatif,
langkah berikutnya adalah mengevaluasi semua alternatif. Dalam setiap
pengembailan keputusan, pimpinan mempunyai tujuan memilih alternatif yang
memberikan hasil yang paling besar keuntungannya atau hasil yang paling kecil
kerugiannya. Pimpinan perlu mempunyai pedoman untuk mengadakan perbandingan.
Hasil yang akan diperoleh dari tiap-tiap alternatif harus dibandingkan dengan sasaran
yang ditetapkan pada langkah pertama.
e) Memilih satu alternatif : Langkah ke lima dalam pengambilan keputusan adalah
memilih satu alternatif, yakni alternatif yang paling mungkin dapat mencapai sasaran
yang telah ditetapkan bahwa keputusan bukanlah tujuan akhir, tetapi hanya satu cara
untuk mencpai tujuan. Dalam langkah ini pimpinan memilih satu alternatif yang
paling mungkin untuk memecahkan pesoalan.
f) Melaksanakan keputusan :

Anda mungkin juga menyukai