OLEH
SASTRA INGGRIS
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “New Criticism ”
Makalah ini berisikan tentang informasi kajian sastra atau yang lebih khususnya membahas
sebuah rangkuman atau pun pendekatan dalam sastra. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Teori Kritik Sastra khususnya Aliran New
Criticism. Dan kiranya dapat memenuhi nilai tugas mata kuliah THE THORY OF
LITERATURE sesuai dengan yang diharapkan.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
Makalah ini.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana
ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini
kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan dari semua
pihak mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………...
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI.............................................................................................................…………
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................………….
A. LATAR BELAKANG...................................................................................…………..
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................…………..
C. TUJUAN MAKALAH
........................................................................................................................
…………...
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................………….
1) ........................................................................................................................…………..
2) ........................................................................................................................…………..
A. KESIMPULAN..............................................................................................………….
B. SARAN..........................................................................................................………….
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kritik sastra merupakan salah satu cabang dari ilmu sastra. Kritik sastra
menganalisis teks karya sastra itu sendiri. Kritik dapat diterapkan pada semua bentuk
karya sastra, baik yang berupa puisi, prosa maupun drama. Kritik adalah karangan
yang menguraikan tentang pertimbangan baik atau buruk suatu karya sastra. Kritik
biasanya diakhiri dengan kesimpulan analisis.
Tujuan kritik sastra bukan hanya menunjukkan keunggulan, kelemahan,
kebenaran dan kesalahan sebuah karya sastra berdasarkan sudut tertentu, tetapi
mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra tertinngi dan mengapresiasi
karya sastra secara lebih baik. Tugas kritik sastra adalah menganalisis, menafsirkan,
dan menilai suatu karya sastra. Kehadiran kritik sastra membuat sastra yang
dihasilkan berikutnya menjadi lebih baik dan berbobot karena kritik sastra akan
menunjukkan kekurangan sekaligus memberikan perbaikan.
Ada banyak jenis-jenis aliran kritik sastra, salah satunya adalah aliran menurut
objek kritiknya. Dalam aliran ini kritik sastra dapat menjadikan puisi, prosa, atau
drama sebagai objeknya.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan New Criticism?
2) Kapan dan dimanakah aliran ini mulai diperkenalkan?
3) Siapakah yang memperkenalkan teori ini?
4) Apa yang menjadi ciri khas dari teori ini?
5) Apa saja prinsip-prinsip dari teori ini?
6) Bagaimana cara kerja aliran ini?
7) Apa saja kelebihan dari teori ini?
8) Apa saja kelemahan dari teori ini?
C. TUJUAN MAKALAH
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan New Criticism.
2) Untuk mengetahui kapan dan dimanakah teori ini mulai tersebut
diperkenalkan.
3) Untuk mengetahui siapakah yang memperkenalkan teori ini.
4) Untuk mengetahui apa yang menjadi ciri khas dari teori ini.
5) Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dari teori ini.
6) Untuk mengetahui apa saja kelebihan dari teori ini.
7) Untuk mengetahui apa saja kelemahan dari teori ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1) New Criticism
New Criticism adalah kritik sastra di Amerika Serikat antara tahun 1920-1960,
mengarahkan perhatian kepada karya sastra sendiri (ergosentris), lepas dari pengaruh
pengarangnya (intentional fallacy), riwayat terjadinya serta dari pendapat pembaca (affective
fallacy) dan kaum kritisi (heresy of paraphrase), (Hartoko, 1986:94). Aliran ini sangat
berpengaruh di Amerika Serikat. Aliran ini sepakat bahwa hanya dengan menganalisis
susunan dan organisasi ( struktur) sebuah karya sastra, dapat diperlihatkan karya seni itu
menurut arti yang sesungguhnya. Di Amerika Serikat aliran ini berkembang, tokoh-tokohnya
David Daiches, I.A. Richards, Renne Wellek dan Austin Warren, Alan Tate, T.S. Eliot,
Cleant Brook dan lain-lain (Teeuw, 1984: 133-134).
Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap kritik sastra sebelumnya (Romanticism)
yang terlalu terfokus pada aspek-aspek kehidupan dan psikologi pengarang serta sejarah
sastra. Aliran ini menentang pendekatan sastra historis dan biografik serta kritik
impresionistik. Para penganut (Adherent) New Ctitics menuduh ilmu dan teknologi
menghilangkan nilai perikemanusiaan dari masyarakat dan menjadikannya berat sebelah.
Menurut mereka ilmu (science) tidak memadai dalam mencerminkan kehidupan manusia.
Sastra dan terutama puisi merupakan jenis pengetahuan lewat pengalaman (experimental
knowledge) yang dapat mengungkapkan situasi manusia dengan lebih sempurna. Tugas kritik
sastra adalah memperlihatkan dan memelihara pengetahuan yang khas, unik dan lengkap
seperti yang ditawarkan kepada kita oleh sastra agung (pengarang). (Luxemburg, dalam
Hartoko, 1988: 52-54).
Aliran New Criticism berpengaruh dalam dunia sastra di Amerika serikat semenjak
tahun dua puluhan sampai dengan tahun enam puluhan. New Criticsm memandang bahwa
teks sastra sebagai suatu sistem, suatu struktur yang utuh, sehingga sastra harus didekati
melalui struktur. Sebagai suatu sistem/struktrur karya sastra dibangun oleh komponen-
komponen teks sastra yang saling berkaitan satu sama lain membentuk suatu bentuk makna.
Sebagai struktur yang otonom maka karya sastra harus dipahami secara intrinsik, lepas dari
latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis. Unsur-unsur yang membangun teks
sastra dan kaitannya dalam membentuk sistem inilah yang dibicarakan dalam pendekatan
ini.
Aliran New Criticsm berpendapat bahwa karya sastra merupakan kesatuan yang telah
selesai, sebuah gejala estetik yang bersifat objektif. Sastra sangat terhindar dari sifat
subyektif. Menurut Wimsatt (dalam Hartoko, 1989:52) sajak jangan dicampurbaurkan dengan
kesan (affect ) yang diperoleh oleh pembaca: bila kita mengikuti affect fallacy itu, maka kita
terjerumus dalam kritik subyektivitas dan impresionis. New Criticism Amerika berorientasi
pada struktur dengan totalitasnya, lebih banyak berorientasi pada isi, baik terhadap adanya
ambiguitas, ironi, maupun kajian baru model Pike dan Becker yang berusaha menerapkan
ilmu bahasa dan ilmu sastra dalam rangka melaksanakan telaah sastra (Aminuddin,1987:53).
Sekalipun para new criticism tidak selalu kompak, mereka sepakat dalam memandang
karya sastra sebagai sebuah kesatuan organik yang telah selesai, sebuah gejala estetik yang
telah melepaskan kondisi subjektifnya pada saat karya itu diselesaikan. Hanya dengan
menganalisis susunan dan organisasi sebuah karya sastra, dapat diperlihatkan inti karya seni
itu menurut arti yang sesungguhnya. Menurut T.S. Eliot, sebuah puisi pertama-tama adalah
puisi, bukan sesuatu yang lain, suatu objek yang otonom dan lengkap.
Para new criticism menganggap berbagai model kritik yang berorientasi kepada
aspek-aspek di luar karya sastra sebagai suatu kesalahan besar. Orientasi kepada maksud
pengarang disebut sebagai suatu penalaran yang sesat. Makna sebuah puisi juga jangan
dikacaukan dengan kesan yang diperoleh pembaca karena kita dapat terjerumus dalam
struktur sintaksis dan semantiknya. Untuk mengetahui arti itu kita harus mempergunakan
pengetahuan kita mengenai bahasa dan sastra. Sejauh hidup pengarangnya dapat
dipergunakan sejauh dapat menerangkan makna kata kata khusus yang dipergunakan dalam
karyanya. Selain itu, pemahaman terhadap konteks penggunaan bahasa sangat ditekankan.
Menurut mereka, komponen dasar karya sastra, baik lirik, naratif, maupun dramatik
adalah kata-kata, citraan/imagi, dan simbol-simbol, bukan watak, pemikiran ataupun plot.
Elemen-elemen linguistik ini sudah diorganisasikan di seputar sebuah tema sentral dan
mengandung tensi atau maksud, ironi dan paradoks dalam strukturnya yang merupakan
muara pertemuan berbagai impuls dan kekuatan yang berlawanan. Pandangan-pandangan
kaun new critics, bagaimanapun tetap berguna karena mermpertajam pengertian kita terhadap
puisi yang terkadang sukar dipahami. Meskipun demikian, pendangan mereka terlalu
mengutamakan puisi daripada jenis sastra lainnya menyebabkan teori sastra mereka
dipandang kurang utuh. Mereka juga menyadari bahwa tidak hanya the words on the page
yang mengemudikan tafsiran mereka melainkan juga cita-cita dan praduga-praduga mereka
telah ikut berperan di dalamnya (Van Luxemburg dkk. 1986: 54).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
New criticism merupakan aliran kritik sastra di Amerika Serikat yang berkembang
antara tahun 1920-1960. Istilah new criticism pertama kali dikemukakan oleh John Crowe
Ransom dalam bukunya The New Criticism (1940) dan ditopang oleh I.A. Richard dan T.S.
Eliot. Sejak Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren menerbitkan buku Understanding
Poetry (1938), model kritik sastra ini mendapat perhatian yang luas di kalangan akademisi
dan pelajar Amerika selama dua dekade. Penulis new criticism lainnya yang penting adalah:
Allen Tate, R.P. Blackmur, dan William K. Wimsatt, Jr. (Abrams, 1981: 109-110).
New Criticsm memandang bahwa teks sastra sebagai suatu sistem, suatu struktur yang
utuh, sehingga sastra harus didekati melalui struktur. Sebagai suatu sistem/struktrur karya
sastra dibangun oleh komponen-komponen teks sastra yang saling berkaitan satu sama lain
membentuk suatu bentuk makna. Sebagai struktur yang otonom maka karya sastra harus
dipahami secara intrinsik, lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis.
Hanya dengan menganalisis susunan dan organisasi/struktur sebuah karya sastra, dapat
diperlihatkan inti karya seni itu menurut arti yang sesungguhnya.
Adapun kelebihan Aliran New Criticism yaitu mengupas karya sastra atas dasar
strukturnya. New Criticism dalam menganalisis karya sastra lebih bersifat objektif.
Memahami karya sastra secara struktural membebaskan peneliti dari berbagai konsep metode
dan teknik yang sebenarnya di luar jangkauannya sebagai ahli sastra, seperti psikologi,
sosiologi, sejarah, filsafat, dan lain-lain (Teeuw, 1991:61).
Sedangkan kelemahan aliran New Criticism secara khusus dan analisis struktur karya
sastra secara umum belum merupakan teori sastra, malahan tidak berdasarkan teori sastra
yang tepat dan lengkap, bahkan ternyata merupakan bahaya untuk mengembangkan teori
sastra yang sangat perlu; Karya sastra tidak dapat diteliti secara terasing, tetapi harus
dipahami dalam rangka system sastra dengan latar belakang sejarah; Adanya struktur yang
objektif pada karya sastra makin disangsikan; peranan pembaca selaku pemberi makna dalam
interpretasi karya sastra makin ditonjolkan dengan segala konsekuensi untuk analisis struktur;
C. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Abrams, M. H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt, Rinehart and
Winston
Adams, Hazard. 1971. Critical Theory Since Plato. New York: Harcout Brace
Jovanovich, Inc.
Al-Mausu’ah al-syi’riyyah. tt. Abu Dabi: Al Majma’ al Tsaqafiy lil Imarat al
Arabiyyah al Muttahidah. Versi CD.
Badawi, M. M. 1975. A Critical Introduction to Modern Arabic Poetry. Cambridge:
Cambridge University Press.
Bartens, Kees. 1985. Filsafat Barat Abad XX, jilid II, Perancis. Jakarta: Gramedia
Beeston A.F.L. dkk. 1983. Arabic Literature to The End of The Umayyad Period.
Cambridge: Cambridge University Press.
Culler, Jonathan. 1981. Structuralist Poetics: Structuralism, Linguistics and the Study
of Literature. London: Routledge & Kegan Paul.
Damono, Sapardi Djoko. 1977. Sosiologi Sastra. Jakarta: Dikti Depdikbud.
Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.
Eagletton, Terry. 1983. Literary Theory: an Introduction. Great Britain: TJ Press.
Fokkema, D.W dan Elurd Kunne-Ibsch. 1977. Theories of Literature in the Twentieth
Century. London: C. Hurst & Company.
Hartoko, Dick. 1982. “Pencerapan Estetik dalam Sastra Indonesia” dalam Basis,
XXXV 1 Januari. Yogyakarta: Andi Offset.
Hartoko, Dick. 1986. Kamus Populer Filsafat. Jakarta: CV Rajawali.
Holland, Norman. 1968. The Dynamics od Literary Response. New York: State
University Press.
Iser, Wolfgang. 1978. The Act of Reading: a Theoru of Aesthetic Response.
Balitmore and Londong: The John Hopkins University Press.
Jauss, HR. 1982. Toward an Aesthetic of Reception. Minneapolis: University of
Minnesota Press.
Juwairiyah. 2004. Sejarah Sastra Arab Masa Jahili. Surabaya: Fakultas Adab IAIN
Surabaya dan Penerbit Sumbangsih.
Lesser, Simon O. 1962. Fiction and The Unconscious. New York: State Universitu
Press.
Mawardi, Muhammad Ja’far. 2003. Perbandingan Syair Jarir, Farozdaq, dan Akhtol.
Surabaya: Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel.
Nasr, Muhammad Ibrahim. 1994. Al-Adab. Riyad: Jami’ah al-Imam Muhammad ibn
Saud al-Islamiyyah.
Noth, W.1990. Handbook of Semiotics. Bloomington and Indianapolis: Indiana
University Press.
Pradopo, Rachmat Djoko.1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press
Riffaterre, Michael. 1978. Semiotics of Poetry: Bloomington and London: Indiana
University Press.
Santoso, Puji.2003. Bahtera Kandas di Bukit: Kajian Semiotika Sajak-Sajak Nuh.
Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Sarhan, Muhammad. 1978. Al-Adab al-Arab wa Tarikhuhu fi al-Ashr al-Jahili. Beirut:
Dar al-Fikr.
Selden, Rahman. 1991. Panduan Pembaca Teori Sastra masa Kini. Diterjemahkan
oleh Rachmat D. Pradopo. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suwondo, Tirto.2003. Studi Sastra: Beberapa Alternatif. Yogyakarta: Hanindita Graha
Widya.
Taum, Yoseph Yapi. 1997. Pengantar Teori Sastra. Flores: Nusa Indah.
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka
Jaya.
Teeuw, A.1980. “Estetik, Semiotik, dan Sejarah Sastra” dalam Basis No. 301. Bulan
Oktober.
Teeuw, A.1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Van Luxemburg, Jan, dkk. 1986. Pengantar Ilmu Sastra. Diindonesikan oleh Dick
Hartono. Jakarta: Gramedia.
Wellek, Rena dan Austin Warren. 1993. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Yusuf, Kamal. 2009. Teori Sastra: Modul Kuliah. Fakultas Adab, Jurusan Bahasa dan
Sastra Arab, IAIN Sunan Ampel Surabaya
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.Bandung: CV. Sinar Baru.
Atar Semi, M.. 1988. Anatomi Sastra.Padang: Angkasa Raya Padang.
Culler, Jonathan, 1975. Structuralist Poetic. Roudledge and Kegan Paul. London.
Damono Sapardi Djoko. 1984.
Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi
Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hartoko, Dick, Rahmanto, B. 1986.Pemandu di Dunia Sastra.Yogyakarta: Kanisius.
Hawkes, Terence. 1977. Structurlismand Semiotics. Methuen and Co. Ltd.
London.Junus, Umar.1985. Resepsi Sastra:Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia.
Luxemburg, Jan van, Miekel Bal,Willem G. Weststeijn.1982.Pengantar Ilmu Sastra.
Terjemahan oleh Dick Hartoko.1989.Jakarta: Gramedia.
Sumarjo, Jakob & Saini, K.M.. 1986.Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:PT Gramedia.
Sudjiman, Panuti. 1992. MemahamiCerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya
Tarigan, Hendry Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra.Bandung. Angkasa
Teeuw. A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: PT Pustaka Jaya.
Teeuw. A. 1991. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: PT Gramedia.
Pradopo. Rahmat Djoko. 1985. Hubungan Intertektual dalam Sastra. Panitia
Pertemuan
Ilmiah Bahasa dan Sastra VII Yogyakarta dan Jateng.
Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta.Erlangga.
Wellek, Rene, Werren, Austin. 1977.Teori Kesusastraan. Terjemahan oleh Melani
Budianta. 1989. Jakarta: PT Gramedia.