Oleh Kelompok 9
Penertiban aparatur dan usaha-usaha Mulai tahun 1962, sistem pendidikan SMP dan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, SMA mengalami perubahan dalam kurikulum
SMP baru ditambahkan mata pelajaran Ilmu
-Meningkatkan seni dan olahraga, Administrasi dan Kesejahteraan Masyarakat.
-Mengharuskan usaha halaman, Adapun pada sistem pendidikan SMA
dilakukan penjurusan mulai Kelas II, yaitu
-Mengharuskan penabungan, Jurusan Budaya, Sosial, serta Ilmu Pasti dan
Alam. Melihat pembagian di SMA seperti itu
-Mewajibkan usaha-usaha koperasi, menunjukkan bahwa mereka dipersiapkan
untuk memasuki peguruan tinggi. Tentang
-Mengadakan Kelas Masyarakat, dan penyelenggaraan seni dan olahraga ditentukan
-Membentuk regu kerja di kalangan SLTP/SLTA kewajiban mempelajari dan menyanyikan 6
dan Universitas (enam) lagu nasional, selain lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Olah raga sepak bola dan bola
voli banyak dikembangkan.
Konsep ‘Usaha Halaman’
Konsep ‘usaha halaman’ adalah usaha yang dapat dilakukan di halaman sekolah maupun rumah,
yang hasilnya dapat dibuat sebagai penambah pangan. Usaha halaman sekolah berlaku untuk
semua tingkat sekolah negeri maupun swasta. Gerakan menabung bagi setiap murid dilakukan
pada bank tabungan pos, kantor pos, atau kantor pos pembantu. Cara penabungan diatur oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan bersama dengan Direksi Bank Tabungan Pos. usaha ini
untuk mendidik anak berhemat, selain untuk pengumpulan dana masyarakat. Gerakan koperasi
sekolah juga digiatkan. Murid aktif dalam penyelenggaraan koperasi. Kepala sekolah dan guru
sebagai pengawas dan penasehat koperasi. Suatu Kelas Masyarakat yang waktu pendidikannya 2
tahun dibentuk untuk menampung lulusan sekolah rakyat yang karena sesuatu hal tidak dapat
melanjutkan sekolah. Mereka dididik dalam kelas masyarakat ini untuk mendapat keterampilan.
Sekitar tahun 1960-an, di kalangan pendidikan muncul masalah yakni usaha PKI untuk menguasai
organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hal ini menimbulkan perpecahan di
kalangan guru dan PGRI. Perpecahan PGRI bertepatan dengan dilancarkannya sistem pendidikan
baru oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sistem baru itu adalah Pancasila dan
Pancawardhana
PERBEDAAN MENDASAR PENDIDIKAN PADA MASA
DEMOKRASI LIBERAL DAN DEMOKRASI TERPIMPIN
Pada masa Demokrasi Liberal terjadi pada tahun 1950-1959, yang identik dengan tujuh era
kepemimpinan perdana menteri. Konsep pendidikan masa Demokrasi Liberal menitikberatkan
pada spesialisasi mulai disusun, hal ini karena bangsa Indonesia dianggap tertinggal dalam
pengetahuan dan teknik. Penyusunan konsep pendidikan menggunakan perbandingan 3:1 bagi
pendidikan umum dan teknik, di mana bagi tiap tiga sekolah umum, diadakan satu sekolah teknik.
Sedangkan, pada masa Demokrasi Terpimpin yang terjadi pada tahun 1959-1965 untuk tingkat
sekolah menengah terdapat perubahan. Pada tingkat SMP, ditambahkan dua pelajaran baru yakni
ilmu administrasi dan kesejahteraan keluarga. Adapun pada tingkat SMA, mulai kelas 11 dilakukan
penjurusan atau penggolongan, yaitu budaya, sosial, serta ilmu pasti dan alam. Adanya jenjang
persekolahan dan pembagian jurusan memperlihatkan para siswa dipersiapkan memasuki
perguruan tinggi setelah lulus SMA.