KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan dan interpretasi data lapangan dan data laboratorium
yang dilandasi konsep geologi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan
geologi daerah penelitian, yang terletak pada daerah Cerme dan sekitarnya
berikut:
sedang kompleks struktur terdenudasi (S9b), menempati ±34% dari luas daerah
penelitian. Satuan geomorfik asal fluvial (F) terdapat subsatuan geomorfik dataran
aluvial (F2), menempati ±11% dari luas daerah penelitian. Pola pengaliran yang
berkembang pada daerah penelitian berupa trellis dan subdendritik, dengan stadia
campuran, dengan urutan dari yang tertua sampai termuda adalah satuan batupasir
164
165
Satuan kalkarenit Kalibeng diendapakan secara selaras menjari diatas satuan napal
notopuro, serta adanya endapan campuran yang diendapkan secara tidak selaras.
Naik Panimbo, Sesar Naik Padas diperkirakan, Sesar Mendatar Kanan Deras,
Sesar Mendatar Kiri pilangrejo, Sesar Mendatar Kiri Padas, Sesar Mendatar Kiri
Kalimaro yang memiliki arah tegasan utama relatif dari utara-selatan dengan pola
Sesumber geologi daerah penelitian berupa sumber daya air dan lahan,
potensi geowisata, potensi bahan galian. Bahaya geologi dalam bentuk gerakan
massa berupa aliran (debris slide), jatuhan (rock fall), dan rayapan (creeping).
berpotensi longsor pada daerah kaki gunung, kaki pegunungan, kaki bukit, kaki
perbukitan, dan tebing sungai dengan kemiringan lereng berkisar antara 21%
sampai dengan 40%, dengan ketinggian 500 meter sampai dengan 2000 meter di
atas permukaan laut, yang terbagi lagi menjadi tingkat tinggi, sedang dan rendah
berdasarkan pembobotan di tujuh titik lokasi penelitian. Tingkat tinggi yaitu pada
6 dengan nilai 2,185 – 2,3 dan tingkat rendah pada lp 7 dengan nilai pembobotan
1,675. Berdasarkan nilai pembobotan, aspek yang dominan yaitu spek fisik alami.
166
Manajemen bencana yang tepat untuk daerah penelitian yaitu tahap pra
bencana yang meliputi mitigasi dan pencegahan ataupun penanganan. Titik yang
berpotensi atau telah terjadi gerakan massa dapat dilakukan penanganan lereng
dengan menambah gaya penahan antara lain dengan pengendalian air rembesan,
penambahan beban pada kaki lereng dan perkuatan struktur penahan. Metode
tembok penahan dan kombinasi beberapa metode penanganan lereng juga bisa
lindung, sedangkan tingkat sedang dan rendah untuk kawasan budi daya terbatas
berkelanjutan.