Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Melihat perkembangan jaman, banyak produsen yang memproduksi permen jeli,
salah satunya yaitu permen “Yupi” yang berhasil menangkap kondisi pasar yang kondusif,
peminat permen ini pun cukup banyak terutama dikalangan anak kecil, dan kami
merupakan salah satu peminat permen ini.
Permen jeli yang dijual dipasaran seringkali mengecewakan konsumennya. Hal itu
disebabkan oleh bentuk permen yang menarik akan tetapi rasa dari permen itu sendiri
tidak semenarik bentuk dan warnanya. Selain itu, pada umumnya banyak anak-anak yang
tidak begitu menyukai sayuran terutama wortel yang mengandung Vitamin A maka kami
ingin membuat permen jeli yang dapat membantu anak-anak menyukai sayuran berupa
wortel. Kita ketahui bahwa anak-anak juga menyukai buah jeruk sankis yang mengandung
Vitamin C dan meninggalkan kulitnya berserakan tak termanfaat, maka kami berinovasi
bahwa permen jeli yang kami buat, dibuat dari bahan baku wortel dan buah jeruk sankis
beserta kulitnya dengan bentuk dan kemasan yang menarik, sehingga produk dapat
diminati banyak kalangan dan sangat membantu anak-anak mendapatkan Vitamin A.
Menggabungkan konsep penjualan seperti permen “Sugus-Sugus” dan permen
“Yupi” yaitu permen jeli yang dikemas dalam toples dengan berbagai bentuk, ukuran,
serta dikemas dalam plastik kecil dan usaha permen jeli ini pun diberi nama Permen Jelly
Worit.

1.2 Tujuan
1. Mendapatkan produk yang akan dihasilkan
2. Menerapkan analisis SWOT pada produk terpilih dan mendiskripsikan spesifikasi
produk yang akan dihasilkan secara umum
3. Menguraikan proses dari produk yang didesain
4. Menentukan peralatan atau mesin yang digunakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan industry berbasis hasil pertanian diawali dengan penentuan produk yang
akan dihasilkan. Sebelum melakukan kajian terhadap aspek lain, penentuan atau perencangan
produk merupakan hal pokok yang akan menentukan perencanaan aspek lain. Setelah suatu
produk ditentukan, analisis SWOT perlu dilakukan untuk menggambarkan spesifikasi produk
terpilih. Analisis SWOT yaitu sebuah bentuk analisis situasi dan juga kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi suatu gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi
sebagai factor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-
masing. Analisis SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisia yang ditunjukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk
meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta
menekan (Marniza,2019).
Faktor-faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman merupakan faktor yang
dinamis dalam SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and threat ) yang dapat
mengambarkan kemampuan perusahaan untuk mengoptimalkan dan mengalokasikan dengan
menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya serta situasi yang dihadapi dalam usaha
pencapaian suatu tujuan (Richard, 2010).
Fase Pengembangan Produk Enam fase dalam proses pengembangan produk secara
umum adalah:
0. Perencanaan sebagai 'zerofase' karena kcgiatan ini mendahului persetujuan proyek dan
proses peluncuran pengembangan produk aktual.
1. Pengembangan konsep; Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target
diidentifikasi, alternatif konsepkonsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau
lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
2. Perancangan Tingkatan Sistem: Fase perancangan tingkatan sistem mencakup definisi
arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta
komponenkomponen.
3. Perancangan Detail: Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk,
material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi
seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok.
4. Pengujian dan Perbaikan Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi
dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha) biasanya dibuat
dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk dan jenis material pada
produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan proses pabrikasi dengan proses yang
sama dengan yang dilakukan pada produksi sesungguhnya. Prototipe (alpha) diuji untuk
menentukan apakah produk akan bekerja sesuai dengan yang direncanakan dan apakah
produk memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen utama. Prototipe berikutnya (beta)
biasanya dibuat dengan komponen-komponen yang dibutuhkan pada produksi namun tidak
dirakit dengan menggunakan proses perakitan akhir seperti pada perakitan sesungguhnya.
Prototipe beta dievaluasi secara internal dan juga diuji oleh konsumen dengan
menggunakannya secara langsung. Sasaran dari prototipe beta biasanya adalah untuk
menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka mengidentifikasi
kebutuhan perubahan-perubahan secara teknik untuk produk akhir.
5. Produksi awal Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem
produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga
kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi
sesungguhnya

Spesifikasi produk adalah uraian umum mengenai ciri spesifik dari produk, dilihat
dari bentuk dan sifat produk. Spesifikasi produk adalah variabel-variabel yang menjelaskan
tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah produk. Beberapa perusahaan mengunakan
istilah “kebutuhan produk” atau “karakteristik engineering”. Perusahaan lain memberi istilah
“spesifikasi” atau “spesifikasi teknis” untuk menjelaskan variabel desain utama dari suatu
produk. Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan
toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen
standar yang dibeli dari pemasok (Deyorizky, et all, 2018).

Sistem pengembangan produk adalah upaya perusahaan untuk senantiasa menciptakan


produk baru, serta memperbaiki atau memodifikasi produk-produk lama, agar dapat selalu
memenuhi tuntutan pasar dan selera konsumen. Kegiatan pengembangan produk tidak dapat
dipisahkan dari konsep daur hidup produk. Setiap produk mengalami suatu siklus (daur)
hidup tertentu mulai dari saat dirancang, diproduksi, diterjunkan ke pasar, kemudian melewati
tahap-tahap perkenalan, tahap puncak, tahap kematangan atau kejenuhan (Ganesstri dan Nia,
2017).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


1. Peralatan tulis
2. Laptop
3. Koneksi Internet
4. Mendiskripsikan spesifikasi produk yang akan dihasilkan secara umum

3.2 Prosedur Kerja


1. Mendiskusikan nama produk yang akan dipilih
2. Merancang produk terpilih
3. Melakukan analisis SWOT terhadap produk terpilih
4. Memberikan uraian spesifikasi produk terpilih secara umum
5. Membuat diagram alir proses pembuatan produk tersebut
6. Menentukan peralatan yang diperlukan dan menguraikan spesifikasinya
7. Mencari diinternet gambar peralatan tersebut
BAB IV
ISI
4.1 Konsep usaha/industry
Bentuk kepemilikan usaha pembuatan permen jelly ini adalah usaha milik sendiri,
dengan sumber permodalan keuangan berasal dari modal pribadi. Usaha yang akan dibuat
mengacu pada perusahaan confentionary khususnya pengolahan permen yang berbasis
pada pembuatan permen lunak. Untuk saat ini pengolahan hanya terbatas pada pengolahan
permen jelly. Namun untuk rencana selanjutnya akan dikembangkan berbagai varian
permen baru dengan rasa serta bahan yang berbeda.
Dari konsep produk yang ditawarkan, permen jeli yang diproduksi akan dikemas
dan dibentuk dengan berbagai macam, dengan memakai konsep packaging seperti permen
Sugus-Sugus dan permen Yupi. Permen yang ditawarkan ini terdiri dari beberapa kemasan,
seperti kemasan toples dengan berbagai bentuk, kemasan plastik dengan design dan warna
yang menarik perhatian, dan juga dengan kemasan box yang diperuntukkan akan dijual di
toko-toko yang sudah ditargetkan.
Sedangkan untuk konsep produknya, permen jeli yang dikemas di dalam toples
maupun kemasan plastik berukuran kecil-kecil dengan bentuk serta design yang akan
menarik perhatian, begitu juga untuk kemasan box bentuk dan warna yang diciptakan tak
kalah menarik perhatian dengan kemasan toples maupun kemasan plastik. Hanya saja di
dalam 1 box tersebut terdiri dari 20 pcs(isi 5) permen jeli yang telah dikemas satu-satu,
sehingga memungkinan pembeli untuk menjual permen tersebut secara satuan psc. Dalam
satuannya, berat permen Jelly Worit yaitu 5 gram. Keunikan dan keunggulan dari produk
yang diberikan berupa :
 Memiliki cita rasa yang setara enak, empuk dan kenyal sehingga dapat dinikmati
segala usia.
 Memiliki harga yang terjangkau dan dapat bersaing.
 Menggunakan bahan-bahan khusus makanan dan dijamin tidak mengandung unsur-
unsur berbahaya seperti boraks dan formalin.
 Memiliki bentuk sesuai pesanan dan kemasan yang bervarian (toples, box dan plastik).
 Menggunakan gula rendah kalori dan perisa buah yang alami (buah segar yang sudah
diolah).
 Menerima orderan dalam jumlah besar untuk event tertentu, seperti souvenir ulang
tahun dan pesta-pesta lainnya.
 Menerima orderan sesuai dengan keinginan konsumen, seperti uran, tulisan dan
bentuk-bentuk sesuai cetakan.
4.2 Analisis SWOT
1. Strenght (Kekuatan)
Dalam mencapai tujuan yang masksimum, Jelly Worit memiliki kelebihan - kelebihan
yang tidak dimiliki oleh para pesaing antara lain :
 Menggunakan Gula rendah kalori dan perasa buah dan wortel yang alami dan
tanpa pemanis buatan.
 Dapat dikonsumsi oleh orang yang mempunyai penyakit diabetes dan sejenisnya
dikarenakan rendah kalori dan juga rendah lemak.
 Permen jeli pertama di Bengkulu yang menyediakan jasa pembuatan souvenir
permen dan juga bisa di pesan sesuai keinginan konsumen.
 Harga terjangkau
 Rasa seimbang (sari wortel, sari jeruk, dan kulit jeruk)
 Kenampakan menarik
2. Weakness (Kelemahan)
Adapun kelemahan dari produk kami berhubungan dengan daya tahan dan
umur simpan produk, dikarenakan  bahan yang digunakan alami semua tanpa
menggunakan bahan pengawet.
Serta terjadi pada harga bahan baku yang fluktuasi, yaitu ketidak tetapan atau
guncangan terhadap harga barang dan juga sebagai pendatang baru Permen Jelly Worit
mungkin akan menemui kesulitan mencari pelanggan karena kebanyakan masyarakat
lebih dulu mengenal kompetitor permen jeli yang sudah terlebih dahulu berdiri.
3. Opportunities (Peluang)
 Masih banyak pangsa pasar yang belum digapai oleh pesaing, meskipun sudah
banyak jelly candy yang telah ada saat ini. Melihat dari jumlah permintaan yang
mereka layani, tampak bahwa masih banyak sekali pangsa pasar yang belum
digapai dan dilayani oleh pesaing, sehingga pangsa pasar tersebut masih tersedia
untuk dilayani oleh Jelly Worit.
 Jelly Worit menjadi permen jeli yang menyediakan jasa pembuatan souvenir yang
berbahan dasar permen dan juga bisa di pesan berdasarkan kemasan sesuai
keinginan konsumen.
4. Threat (Ancaman)
Munculnya pesaing baru. Melihat banyaknya perkembangan pesaing yang
telah ada, tidak menutup kemungkinan akan ada pesaing baru yang masuk, seperti
pesaing usaha sejenis yang menyediakan jasa pembuatan souvenir yang berbahan
dasar permen dan menyediakan permen jelly sayuran lainnya. Selain itu sifat daya
tahan produk sendiri yang menjadi perhatian serius untuk ditangani.

4.3 Aspek Pemasaran


4.3.1 Segmen Pasar dan Target Pasar
Segmentasi yang ditetapkan pada usaha ini adalah pria maupun wanita dari
anak-anak hingga dewasa, Targeting dari usaha ini adalah anak-anak, dengan rentang
usia 5 tahun sampai dengan 34 tahun dan, memiliki tingkat konsumsi yang tinggi
terhadap permen jeli. Positioning dalam usaha Jelly Worit adalah menjadikan produk
yang akan dibuat sebagai jajanan yang unik dan sehat karena Jelly Worit dibuat
dengan menggunakan sari wortel dan jeruk alami yang ditambah kulit jeruk itu sendiri
dan menggunakan gula rendah kalori serta tanpa bahan pengawet, sehingga dapat
dinikmati oleh segala usia.
4.3.2 Rencana Penjualan dan Pangsa pasar
Pangsa pasar yang tersedia cukup besar untuk produk permen jeli seperti Jelly
Worit, sehingga peluang masih terbuka lebar untuk dapat memenuhi permintaan dari
para konsumen, hal ini dikarenakan belum tersedianya jasa pembuatan souvenir dari
permen jeli untuk event-event tertentu dan juga bisa request sesuai keinginan pembeli.
Dengan demikian maka peluang untuk meningkatkan jumlah penjualan juga akan
meningkat.Penetapan harga permen Jelly Worit didasarkan dari hasil pengamatan
kondisi pasar dan segmentasi pasarnya, maka harganya sangat terjangkau mulai dari
Rp 2.500– Rp 60.000.
Pada tahapan awal pemasaran produk  difokuskan pada pasar domestik,
lingkungan sekitar dan masih dalam lingkup dalam kota. Namun untuk prospek ke
depannya dengan adanya meningkatan mutu dan manajemen yang baik bukan tidak
mungkin untuk didistribusikan ke luar kota. Untuk tahapan awal metode pemasaran
yang dilakukan adalah direct selling (penjualan langsung) untuk promosi produk serta
brand nya, kemudian selanjutnya dilakukan promosi lewat selebaran serta social
media (internet) agar jangkauannya lebih luas. Selain penjualan langsung dan promosi,
permen jelly ini dititipkan di bakery serta toko makanan kecil agar konsumen lebih
mengenal produk serta lebih mudah untuk mengakses tanpa harus datang ke tempat
pembuatan.

4.3.3 Promosi (Promotion)


1. Periklanan (Advertising)
 Menyebarkan brosur di pusat keramaian, seperti mall, sekolah, pasar, area
kampus dan lain-lain.
 Mempromosikan Sweet Rainbow secara offline dan online melalui jejaring
sosial seperti facebook, twitter, instagram, bolgspot, dan lain-lain.
2. Penjualan Peersonal
Penjualan personal yang dapat dilakukan oleh Jelly Worit adalah melakukan
promosi langsung kepada keluarga, teman, rekan, serta kerabat, kerjasama dengan
event organizer untuk jasa souvenir
3. Penyaluran (Placement)
Kami akan melakukan usaha ini dengan memanfaatkan lokasi dirumah sendiri
atau home industry, dan untuk tenaga kerjanya akan menarik ibu-ibu rumah tangga
yang sedang membutuhkan pekerjaan untuk membantu menjalani usaha ini dengan
memberikan pelatihan agar ahli dalam pembuatan permen ini. Pemasaran produk
dilakukan dengan menyalurkan produk ke toko-toko manisan disekitar, serta
menjual produk secara online.

4.4 Aspek Produksi


4.4.1 Pemilihan Lokasi
Lokasi yang akan peneliti jadikan sebagai lokasi usaha produksi untuk Jelly
Worit adalah di rumah sendiri yang berada pada Jl. Gang Masjid Al-Hikmah Rt/Rw 19
Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu.
Alasan pemilihan lokasi usaha yang berada di rumah sendiri adalah sebagai
berikut:
1. Gedung yang digunakan untuk memproduksi Jelly Worit adalah milik sendiri.
2. Lokasi usaha dekat dengan pusat keramaian, jadi lebih memungkinkan produk
Sweet Rainbow cepat di kenal oleh masyarakat.
3. Lokasi dekat dengan reseller, sehingga dapat menghemat biaya transportasi
4.4.2 Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang
dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas produksi
tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas sumber daya yang dimiliki antara lain :
kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku, kapasitas modal
(Yamit,2003).
Kapasitas produksi per hari pembuatan permen yang dihasilkan berbeda-beda
berdasarkan jumlah produksi rata-rata per prosesnya. Kapasitas produksi rata-rata
yang dihasilkan secara garis besar adalah 720 bungkus/bulan atau 180 kg/bulan
dengan bahan dasar 36 kg gula, wortel 15 kg dan jeruk sankis 8 kg. Dalam seminggu
dilakukan 6 hari kerja dengan waktu operasional efektif 5 jam.

4.4.3 Proses Produksi


Mulai

Buah Jeruk Kulit jeruk wortel Gelatin, air es,


agar-agar bubuk

Pembersihan dan Penghalusan


Penghalusan
pencucian
Pencampuran

Penyaringan Pengirisan Penyaringan


Pemanasan dengan
cara ditim
Perendaman

Sari Buah Sari wortel Larutan


Jeruk Perebusan
gelatin

Pendinginan

Pencampuran I

Pencampuran II

Pengadukan

Pencampuran III

Pengadukan

Pencetakan

Pendinginan

Pelepasan dari
cetakan / pengirisan
Penggulaan

Pengemasan +
pelabelan

Selesai

Gambar 1. Diagram alir pembuatan Permen Jelly Worit


Pengolahan:
a. Sari Wortel:
Wortel dikupas dan dibersihkan menggunakan air bersih. Kemudian dihaluskan
dengan cara diparut ataupun diblender. Setelah itu hasil penghalusan disaring hingga
mendapatkan sarinya saja.
b. Sari Jeruk Sankis:
Buah jeruk dikupas dan dihilangkan pulpnya serta kulit arinya. Kemudian dihaluskan
menggunakan blender dan disaring hingga didapatkan sarinya saja.
c. Kulit jeruk:
Kulit jeruk dicuci bersih dan dihilangkan bagian putihnya berupa gabus tipis.
Kemudian diiris dengan ukuran 0,4 cm x 3 cm atau diiris memanjang.
d. Larutan gelatin:
Campurkan gelatin dengan melarutkannya menggunakan air es dan ditambah dengan
agar-agar bubuk, aduk hingga merata selama 10 menit. Kemudian cairkan dengan
cara di tim diatas air panas
e. Pencampuran total:
1. Pencampuran I: pemasakan/pemanasan
Memasukkan gula , air, dan glukosa dalam panic. Aduk merata hingga cair dan
mendidih.
2. Pencampuran II: pemasakan/pemanasan
Menambahkan sari wortel(a) dan kulit jeruk(c). Kemudian diaduk hingga merata
hingga mendidih dan meresap pada kulit jeruk.
3. Pencampuran III: pemasakan/pemanasan
Menambahkan sari buah jeruk(b) dan larutan gelatin (d). Kemudian aduk hingga
merata.
4. Pencetakan: setelah adonan sudah siap, langsung dicetak menggunakan Loyang
ataupun langsung dicetak dengan cetakan karakter. Kemudian didinginkan
dengan suhu kamar yang disimpan diruangan bersih selama semalaman.
5. Setelah dingin, kemudian permen jelly dilepas dari cetakan atau diriis dengan
bentuk persegi. Kemudian ditaburi gula (gula pasir yang dihaluskan dengan
waktu yang singkat).
6. Pengemasan satu per satu potongan permen dengan kertas minyak dan pelabelan.
Kemudian pengemasan dengan kemasan plastic persatuan dan box. Untuk
kemasan toples, permen jelly Worit tidak perlu dikemas dengan kertas minyak.
Setelah ditoples langsung dilakukan pelabelan.

4.4.4 Kebutuhan Mesin dan Peralatan


Proses pembuatan permen Jelly Worit membutuhkan beberapa alat dan mesin.
Alat dan mesin ini digunakan untuk mempermudah dalam melakukan pengolahan
buah. Namun dalam pemilihan alat harus tepat dengan bahan mentah yang
digunakan. Pemilihan alat dan teknologi yang tepat akan membuat produk yang
dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Peralatan yang digunakan antara lain:
Blender,untuk menghaluskan wortel dan buah jeruk; saringan, untuk menyaring
wortel dan buah jeruk hingga mendapatkan sarinya; pisau, untuk memotong kulit
buah jeruk dan mengupas wortel; dan kompor beserta dandang/panci, untuk
memasak dan mencampurkan adonan permen Jelly Worit.
Untuk mengupas wortel, membersihkan dan mengiris kulit jeruk memerlukan
pisau. Menghaluskan wortel dan buah jeruk menggunakan blender dilanjut dengan
penyaringan sehingga didapat sari wortel dan jeruk sebagai perasa. Pemasakan
menggunakan dandang dan kompor gas, kemudian pengadukan dilakukan dengan
pengaduk kayu. Untuk pencetakan dapat digunakan menggunakan cetakan
berkarakter ataupun Loyang biasa. Kemudian pengemasan dan pelabelan dilakukan
secara manual.

4.4.2 Rencana Tata Letak

2 1
9 8

11
7

6
10 5 a
4

Gambar 2. Rencana Tata Letak


Keterangan :
1. Sortasi, pengupasan wortel dan buah jeruk, serta pembersihan kulit jeruk dan
perendamannya.
2. Penyiapan bahan utama (penghalusan wortel dan jeruk dan larutan gelatin)
3. Pemanasan dan pencampuran bahan-bahan
4. Pencetakan
5. Rak pendinginan
6. Pengeluaran permen dari cetakan atau pengirisan
7. Pemberian gula
8. Pengemasan
9. Pelabelan
10. Penyimpanan produk jadi
11. etalase penjualan

4.5 Aspek Lingkungan


Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang industry pengolahan pasti
menghasilkan produk sampingan yang jarang termanfaatkan atau disebut dengan limbah.
Limbah sendiri merupakan sampah yang sudah tidak diolah dan tidak memiliki nilai
ekonomis. Sehingga keberadaan limbah dapat mencemari lingkungan. Pada proses
produksi yang dilakukan, dalam pembuatan Permen Jelly Worit mengahsilkan limbah
kulit wortel, gabus kulit jeruk dan limbah cair air cucian kotor. Limbah yang dihasilkan
oleh industri kami bukan merupakan limbah yang berbahaya. Sehingga limbah yang
dihasilkan tidak membahayakan lingkungan. Untuk melakukan pengelolaan limbah cair
kami memanfaatkan pembuangan pada aliran selokan. Untuk limbah yang berasal dari
kulit wortel dan gabus kulit jeruk kami manfaatkan sebagai pupuk kompos untuk
tanaman sekitar industry.
Pemanfaatan pada limbah padat ini dapat memberikan dampak positif bagi
masyarakat. Pengelolaan yang baik terhadap limbah yang dihasilkan dari industri dapat
memberi dampak yang baik pula terhadap lingkungan. Karena, jika dilakukan
penanganan yang salah terhadap limbah yang dihasilkan maka akan berdampak buruk
bagi lingkungan sekitar industri. 

4.6 Analisis Finansial


Asumsi angka ekspektasi penjualan sebesar 720 bungkus/bulan atau 180 kg/bulan
permen Jelly Worit yang dapat diproduksi.
4.6.1 Biaya Variabel
Tabel 1. Biaya Variabel
Harga satuan Total
No keterangan Jumlah
Rp Rp
Bahan baku
1 Wortel 8.000 15 kg 120.000
2 Jeruk Sankis 35.000 8 kg 280.000
3 Gula pasir 11.000 30 kg 330.000
4 Gelatin 250.000 1 kg 250.000
5 Agar-agar 2.000 20 bungkus 40.000
Bahan kemasan
6 Toples 4.500 250 unit 1.125.000
7 Box 3.000 108 unit 324.000
8 Plastik 1 kg 25.000 1 ball 25.000
9 Kemasan kertas 150 36.000 5.400.000
Minyak print
10 Plastik ½ kg 22.000 1 ball 22.000
11 Kardus 2.000 20 400.000
Total Biaya Produksi Rp 8.196.120,-

4.6.2 Biaya tetap


Table 2. Biaya tetap
No Nama Satuan Harga Total
1 Blender 2 unit 350.000 700.000
2 Saringan 4 unit 5.000 20.000
3 Kompor gas satu 3 unit 350.000 1.050.000
set
4 Tabung gas 12 kg 3 unit 150.000 450.000
5 Baskom 10 unit 7.000 70.000
6 Panci stainless steel 6 unit 30.000 180.000
7 Loyang 10 unit 20.000 200.000
8 Kulkas 1 unit 3.500.000 3.500.000
9 Gunting 5 unit 10.000 50.000
10 Telenan 5 unit 15.000 75.000
11 Pengupas wortel 7 unit 10.000 70.000
12 Pengaduk kayu 5 unit 2.000 10.000
13 Pisau 6 unit 10.000 60.000
Total investasi jangka panjang Rp 6.435.000

Maka, biaya per kg permen Jelly Worit yang diproduksi sebesar:


Biaya = Total biaya produksi : 180 kg permen
= Rp 8.196.120,- : 180 kg permen
= Rp 45.534,-

Table 3. Biaya Penunjang Per Kg Permen


No Jenis Biaya Biaya per Unit (Rp)
1 Depresiasi Biaya Investasi 1.500
2 Biaya Pemasaran 1.000
3 Biaya Lain-lain 1.500
Total 4.000
Maka, besarnya total biaya untuk memproduksi setiap kg Permen Jelly Worit adalah
sebesar Rp 49.534,-

4.6.3 Keuntungan
Harga jual setiap kemasan Permen Jelly Worit berbeda- beda, berkisar antara
Rp 2.500– Rp 60.000 yang disesuaikan dengan kemasan, tempat, dan waktu
penjualan. Harga jual Rp.2.500 adalah harga permen yang dikemas menggunakan
kertas permen tebal dimana isi permen tersebut ada 5 buah dengan berat 5 gram.
Untuk memenuhi 1 box, diisi dengan 20 psc, sehingga 1 box beratnya 500 gr dengan
harga = Rp 49.534 : 2 = Rp 24.767,-. Harga 1 permen dengan berat 5 gram adalah Rp
200,-.
Maka dengan demikian harga jual Permen Jelly Worit 2 box (1 kg) = (Rp
2.500 x 20 psc) x 2 box = Rp.100.000. atau dengan kata lain 1 box dijual Rp 50.000
Keuntungan tiap kg permen Jelly Worit adalah sebesar:
= harga Jual terendah – total Biaya Produksi
= Rp 100.000 - Rp 49.534
= Rp 50.466,-
Maka, apabila dalam 1 bulan tercapai angka penjualan sebesar 180 kg permen
Jelly Worit akan tercapai keuntungan bersih sebesar Rp 9.083.880

4.6.4 BEP (break Event Point)


Diasumsikan bahwa:
Tahun
No Uraian
1 2 3
1 Hasil penjualan produk 216.000.000 216.000.000 216.000.000
2 Biaya variable 98.353.440 99.720.000 102.060.000
3 Biaya tetap 77.220.000 73.560.000 72.300.000
BEP nilai Penjualan (Rp) 143.000.004 136.728.625 137.191.651
BEP Jumlah Penjualan (kg) 1.417,77 1.366,44 1.370,62

biayatetap
BEP(Rp)=
biaya variabel
1−
penjualantotal
BEP rata-rata nilai penjualan (Rp) = Rp 138.973.427
biaya tetap x produksi
BEP ( kg )=
unit penjualan−biaya variabel
BEP rata-rata Jumlah penjualan/produksi (kg) = 1.384,95 kg

4.6.5 PP (Pay Back Period)


Diasumsikan bahwa:
investasi
PP= x 1 tahun
pendapatan bersih
98.353 .440
PP= x 12 bulan
216.000.000
= 5,46 bulan ( 5 bulan 12 hari)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Produk yang akan dihasilkan berupa permen Jeli wortel dengan tambahan buah jeruk
Sunkist beserta kulitnya yang diberi nama Permen Jelly Worit.
2. Kekuatan yang menggunakan Gula rendah kalori dan perasa buah dan wortel yang
alami dan tanpa pemanis buatan serta menyediakan jasa pembuatan souvenir permen.
Kelemahannya berhubungan dengan daya tahan dan umur simpan produk serta terjadi
pada harga bahan baku yang fluktuasi. Peluang menyediakan jasa pembuatan souvenir
atau pemesanan pada event-event tertentu. Ancamannya berupa munculnya pesaing
baru dan sifat daya tahan produk sendiri yang menjadi perhatian serius untuk
ditangani. Menerapkan analisis SWOT pada produk terpilih dan mendiskripsikan
spesifikasi produk yang akan dihasilkan secara umum
3. Proses dari produk yang didesain berurutan mulai dari pembuatan sari wortel dan
jeruk Sunkist, pembersihan kulit jeruk Sunkist dan pelarutan gelatin, kemudian
dilakukan pemanasan dan pencampuran I, pengadukan dan pencampuran II,
pengadukan dan pencampuran III, pencetakan, pendinginan, pengirisan dan
pentaburan gula, pengemasan dan packaging.
4. Peralatan yang digunakan berupa pisau, pengupas wortel, pengaduk, kompor, dandang
atau panci, penyaringan, gunting, Loyang dan baskom, atau mesin yang digunakan
berupa blender untuk penghalusan wortel dan buah jeruk.
5.2 Saran
Dengan laporan perencanaan ini, pendirian usaha/indusri dapat sesuai atau bahkan
lebih lebih baik dari perencanannya dan pengembangan yang akan dilakukan dapat
diramalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arianie, Ganesstri Padma dan Nia Budi Puspitasari. 2017. Perencanaan Manajemen
Proyek Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan Efektifitas Sumber Daya Perusahaan
(Studi Kasus : Qiscus Pte Ltd). Universitas Diponegoro: Jurusan Teknik Industri.
Daft, Richard L. 2010. Era Baru Manajemen,Edward Tanujaya,Edisi 9. Salemba Empat.
Nugroho, Deyorizky Setyo, et all. 2018. Pengembangan Produk Tempat Sampah
Penghancur Plastik Berbasis Green Technology. Jurnal AL-AZHAR
INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol. 4, No. 4.
Marniza. 2019. Penuntun Praktikum Perencanaan Proyek Industri. Universitas Bengkulu:
Jurusan Teknologi Pertanian.
Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai