Anda di halaman 1dari 4

No.

Identifikasi Kasus Identifikasi Masalah Analisis Identifikasi Masalah

1. Kebiasaan  menyontek telah menjadi Sebab:


Menyontek kebiasaan yang sering 1. rasa takut siswa apabila
dilakukan oleh para mendapatkan nilai rendah.
pelajar, yang akan (Website)
berakibat negatif bagi diri 2. siswa yang kesulitan dalam
pelajar sendiri maupun memahami pembelajaran
dalam skala yang lebih sehingga tidak mampu
luas. Karena itu penting menyesuaikan soal ulangan
melakukan resolusi anak maupun tugas-tugas harian.
sekolah untuk mengubah (Website)
kebiasaan buruk menjadi 3. Malas belajar & terlalu
prestasi bergantumg sama teman.
 Halida (2007) melakukan (Teman Sejawat)
penelitian di enam kota
besar di Indonesia Akibat ;
(Makasar, Surabaya, 1. Menghambat proses belajar
Yogyakarta, Bandung, 2. menghilangkan peluang
Jakarta dan Medan), yang untuk mengembangkan
menyebutkan hampir 70 kemampuan diri sendiri
% responden menjawab 3. Tidak mempunyai motivasi
pernah melakukan praktik belajar yang tinggi
menyontek ketika masih 4. Gampang menyerah
sekolah maupun kuliah, 5. Tidak ounya pendirian.
artinya mayoritas
responden penelitian
pernah melakukan
kecurangan akademik
berupa menyontek.

Bolos Pelajaran  Fenomena membolos di Sebab :


kalangan pelajar bukanlah 1. Mata pelajaran yang
hal yang baru di sekolah. dipeljari disampaikan
Peristiwa tersebut dengan metode yang tidak
seringkali terjadi pada sesuai dengan karakter
para siswa mulai dari siswa. (Google Cendikia)
2. Pengaruh dari Teman.
tingkat Sekolah
(Teman Sejawat, Tria
Menengah Pertama
Devy Amir)
sampai Perguruan Tinggi. 3. Rendahnya motivasi
 Penelitian Mogulescu & belajar/malas. (Teman
Segal, (2002) studi Sejawat, Magfirah)
mencatat 75-85% pelaku 4. Mata pelajaran yang
kenakalan remaja adalah kurang dimininati. (Teman
remaja yang suka Sejawat, Tria Devy Amir)
membolos atau sangat 5. Kurang Perhatian dari
sering absen dari sekolah. orang tua. (Teman sejawat,
 Di dukung hasil penelitian Nayna)
Prihartanto (2009)
menemukan perilaku Akibat :
membolos berada pada 1. Siswa tidak mengerti apa
rating pertama sebagai yang diajarkan
salah satu bentuk guru/kegagalan belajar.
kenakalan remaja. 2. Mengalami marginalisasi
atau perasaan tersisihkan
oleh temannya.
3. Hilangnya rasa disiplin dan
ketaaan peraturan sekolah.

Tawuran Antar  Sebagaimana kita saksikan Sebab :


Pelajar dimedia masa baik cetak 1. Membela teman, solider,
maupun elektronik, didahului membela diri
semakin banyak terjadi atau merasa dendam.
kasus tawuran di sebagian (Website)
kota besar di Indonesia. 2. Rasa bermusuhan yang
 Pelaku tawuran tidak diwariskan secara turun
hanya di lingkungan temurun dari angkatan ke
sekolah menengah atas angkatan berikutnya.
(SMA) dan Perguruan (Website)
Tinggi saja, tetapi sudah 3. Faktor keluarga (Broken
menjalar sampai ke Home). (Teman Sejawat,
sekolah menengah Tria Devy Amir)
pertama (SMP). 4. Ikut-ikutan teman. (Teman
Sejawat)

Akibat :
1. Luka-luka baik ringan
maupun berat dari hasil
benturan senjata tajam,
batu, maupun kepalan
tangan kosong yang
memiliki tenaga kuat
akibat emosi yang
meluap.
2. Hukuman dari sekolah
bagi para remaja yang
melakukan tawuran
seperti skorsing
atau drop out agar para
pelajar jera.
3. Pencemaran nama baik
sekolah.
4. Bisa kehilangan nyawa.

Kecanduan Peneliti menemukan bahwa Sebab :


Bermain Gadget dalam kesehariannya banyak  Tingkat sensation seeking
siswa yang sudah sulit dilepaskan yang rendah dan kontrol
dari Gadget-nya. Disini peneliti diri yang rendah. asenation
lebih berfokus pada handphone seeking ini artinya adalah
yang merupakan salah satu dari kebosanan, sedangkan
banyak jenis gadget Hal ini kontrol diri berarti
menimbulkan permasalahan pada seseorang yang tidak bisa
siswa. mengontrol diri untuk
suatu hal yang berkaitan
dengan kesenangan.
(Google Cendikia)
 Tingginya paparan media
tentang telepon genggam
dan berbagai fasilitasnya.
Semakin tinggi paparan
media tentang iklan telepon
genggam maka makin
besar kemungkinan
menyebabkan mobile
phone addict. (Google
Cendikia)
 Kejenuhan Belajar. (Teman
Sejawat, Haikal)
 Keinginan untuk
berinteraksi dengan sosial
yang berasal dari dalam
diri sendiri. (Website)

Akibat :
1. kurangnya pola interaksi
antara anak dan anggota
keluarga lainnya. Sehingga
sudah tidak ada lagi
kehangatan dalam
keluarga.
2. Gangguan kecemasan
3. Iritasi mata, pengelihatan
kabur.
4. Kualitas tidur yang buruk,
sehingga bias menganggu
prestasi akademik.
5. Kurang Empati.
6. Kebiasaan makan yang
buruk, yang menyebabkan
kurang gizi atau obesitas.

Kecanduan Fenomena merokok di kalangan Sebab :


Merokok remaja usia sekolah bukan 1. Mudahnya memperoleh
pemandangan asing lagi. rokok. (Teman Sejawat,
Berdasarkan data Direktorat Haikal)
Jenderal Penyakit Tidak Menular 2. Tidak ada batasan umur
Kementerian Kesehatan sebelum yang melarang orang
tahun 1995 prevalensi remaja membeli rokok, kapan pun
terhadap rokok hanya 7 %, akan dan dimana pun mereka
tetapi pada tahun 2010 naik ingin membeli rokok selalu
menjadi 19 % dan 43,3 % dari tersedia. (Website)
jumlah keseluruhan perokok 3. Mencontoh dari orang tua
mulai merokok pada rentang usia atau keluarganya.
14 – 19 tahun (Robert, 2013). 4. Pengaruh dari teman
5. Ingin tahu dan coba-coba
(Pengaruh diri sendiri).
6. Pengaruh iklan, banyaknya
iklan rokok di media cetak,
elektronik, dan media luar
ruang telah mendorong
rasa ingin tahu remaja
tentang produk rokok.
(Google Cendikia).

Akibat :
1. Mengalami gejala kurang
fokus belajar, sulit
memahami pelajaran
karena mengalami
penurunan daya tangkap.
(Website).
2. Depresi dan gangguan
kecemasan. (Website).
3. Terjadinya ganguan
pernapasan, sakit kepala.
(Website).

Anda mungkin juga menyukai