Anda di halaman 1dari 2

Tugas 1 Manajemen

Nama : Dyah Ayu Setyowati


NIM : 044904164
Prodi : S1 Akuntansi

1. Teori manajemen ilmiah adalah teori manajemen yang populer dan dikembangkan oleh
Frederick Winslow Taylor pada abad ke-20. Teori ini muncul karena kebutuhan
meningkatkan produktivitas saat, perusahaan raksasa bermunculan sementara penawaran
tenaga kerja relatif kurang. Aliran ini mengedepankan penggunaan metode ilmiah dalam
mengelola organisasi dan memaksimalkan efisiensi pekerjaan karyawan. Proses
perkembangan manajemen ilmiah dimulai dari pengamatan Taylor terhadap pekerja di
pabrik-pabrik Amerika serikat pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Taylor
menemukan bahwa pekerjaan di pabrik-pabrik tersebut tidak efisien dan membuang-
buang waktu dan tenaga oleh karena itu ia mengembangkan metode ilmiah untuk
meningkatkan efisiensi kerja karyawan dengan cara memecah pekerjaan menjadi tugas-
tugas yang lebih kecil dan mudah dilakukan. Taylor juga mengembangkan sistem insentif
untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam perkembangannya manajemen
ilmiah kemudian dikritik karena dianggap terlalu fokus pada efisiensi kerja dan
mengabaikan aspek-aspek lain seperti kesejahteraan karyawan. Namun demikian aliran
ini tetap memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ilmu manajemen modern.
Setiap pekerjaan dipecah menjadi gerakan-gerakan yang lebih sederhana dan dianalisis
secara terpisah untuk menentukan cara terbaik untuk melakukan pekerjaan tersebut.
tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja dengan
menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu dan memperbaiki gerakan-gerakan
kerja yang sudah ada

Sumber referensi BMP EKMA4116 modul 1 hal 1.37 s.d hal 1.40

2. Pada situasi normal manusia dapat membuat karyawan mengerjakan apa yang ia
perintahkan salah satunya adalah pandangan penerimaan. Menurut pandangan ini sudut
pandang wewenang adalah penerima perintah bukannya pemberi perintah pandangan ini
dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi oleh penerima perintah
menerima perintah dapat menentukan apakah akan menerima perintah atau tidak
meskipun nampaknya pandangan tersebut mengarah pada kekacauan dalam suatu
organisasi (karena karyawan tidak begitu saja mau menerima perintah), tetapi
kebanyakan perintah dapat diterima oleh karyawan. Contohnya adalah saat seorang
manajer memerintah atau memberi seorang karyawan sebuah tugas tertentu, karyawan
tersebut dapat menerima perintah karena karyawan mempercayai kemampuan manajer
dalam memerintah dan memimpin tim mereka.

Sumber referensi BMP EKMA4116 modul 5 hal 5.28 s.d hal 5.29

Anda mungkin juga menyukai