Anda di halaman 1dari 3

Aset Tetap berupa Sumber Daya Alam

(Natural Resources)

Kelompok 2 :

1. Elsa Evita (20.05.51.3015)

2. Zana Hanan Salsabila (20.05.51.3018)

3. Krisna Putra Sani (20.05.51.3038)

4. Yashinta Mona A (20.05.51.3039)

5. Widya Dwi Hapsari (20.05.51.3040)

6. Ayun Atika Rahmawati (20.05.51.3042)

7. Ivti Lailatul Hikmah (20.05.51.3047)

8. Risma Yosivia C.F (20.05.51.3059)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG

2022/2023
Aktiva sumber alam (wasting asset) adalah aktiva yang memiliki karakteristik,
(1) habis digunakan melalui penambangan, (2) tidak dapat diganti (kecuali kayu), (3)
penggantian sumber alam berlangsung secara alamiah. Pada umumnya aktiva
sumber alam berada di atas /dalam tanah, di dasar laut. Contoh aktiva sumber alam
adalah minyak, batubara, biji besi, logam mulia dan kayu.
Sumber daya alam terdiri dari pepohonan yang tumbuh dan sumber daya
yang diambil dari tanah/bumi seperti minyak, gas, dan mineral. Pepohonan yang
tumbuh dipertimbangkan sebagai aset biolojik berdasarkan IFRS. IFRS mendefinisikan
industri ekstraktif seperti bisnis-bisnis yang terlibat dalam menemukan dan
mengambil sumber daya alam yang terletak di atau dekat kerak bumi. Sumber daya
alam dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:
1. Aset biologis seperti lahan kayu.
2. Sumber daya mineral seperti minyak, gas dan pertambangan mineral.

Jenis aset tetap ini tidak dapat diperbarui atau diganti pada saat nilai ekonomisnya.
Sumber daya mineral dikonsumsi secara fisik selama periode penggunaan dan tidak
mempertahankan karakteristik fisiknya. Harga perolehan aset tetap yang berupa
sumber daya alam harus dialokasikan ke periode akuntansi yang memperoleh
pendapatan dari aset tetap tersebut. Proses pengalokasian harga perolehan ini
disebut Deplesi.

Menetapkan dasar Deplesi


Perusahaan membuat pengeluaran yang cukup besar untuk menemukan sumber
daya mineral, dan di balik setiap penemuan yang sukses ada kegagalan yang
dialami.Perhitungan dasar deplesi melibatkan tiga jenis pengeluaran berikut ini:
1. Biaya pra-eksplorasi
Pengeluaran pra-eksplorasi adalah biaya yang terjadi sebelum perusahaan
memperoleh hak
hukum untuk merngeksplorasi area spesifik. Biaya ini disebut biaya prospek yang
bersifat spekulatif dan dibebankan pada saat terjadinya.
2. Biaya eksplorasi dan evaluasi
Jenis biaya eksplorasi dan evaluasi adalah:
 Biaya perolehan hak untuk eksplorasi.
 Biaya studi topografi, geologi, geokimia, dan geofisika.
 Biaya pengeboran eksplorasi.
 Biaya sampling.
 Pengeluaran untuk aktivitas yang terkait dengan evaluasi kelayakan teknis dan
viabilitas komersial atas penggalian sumber daya mineral.
3. Biaya pengembangan
Tahap pengembangan terjadi ketika perusahaan telah mendapatkan bahwa lokasi
tersebut
memiliki tingkat sumber daya mineral yang wajar di dalam tanah, sehingga produksi
akan
menguntungkan.

Perusahaan membagi biaya pengembangan menjadi:


1. Biaya peralatan berwujud, mencakup semua transportasi dan alat berat
lainnya yang diperlukan untuk mengekstrak sumber daya mineral dan
mempersiapkannya untuk dipersiapkan.
2. Biaya pengembangan tak berwujud, seperti biaya pengeboran, terowongan,
lubang dan sumur.

Ada beberapa perlakuan terhadap kos perolehan aktivasumber alam, yaitu :


1. Dibebankan sebagai biaya periodik.
2. Dikapitalisasi sebagai bagian harga perolehan aktiva sumber alam.
3. Sebagian dibebankan sebagai harga perolehan dan sebagian dibebankan
sebagai biaya periodik. 

Anda mungkin juga menyukai