Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BAHASA INDONESIA

HUKUMAN YANG BERAT TERHADAP SISWA


YANG SUKA MEMBULI TEMAN

Kelompok 4 :

Zaid Riau Al Kahfi Panjaitan

Ibnu Ajuan Syaputra

Azwa Fayruza

Ayesha Banakame Syahel

Azzakiyatul Jamilah

Diny Muharramah
PENDAHULUAN

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul “ Hukuman Yang Berat Terhadap Siswa Yang Suka
Membully Teman”.

Adapun pepatah yang berbunyi “ Tak ada gading yang tak retak”, makalah
ini pun masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan agar dapat menghasilkan
makalah yang lebih baik di kemudian hari. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Akhir-akhir ini kasus akibat kekerasan makin sering ditemui, seperti


perkelahian atau tawuran antar pelajar. Selain tawuran antar pelajar, sebenarnya
ada bentuk-bentuk perilaku kekerasan oleh siswa yang tidak begitu mendapat
perhatian, seperti pengucilan teman dan pemalakan terhadap teman, yang biasa
disebut dengan bullying. Bullying ini dapat dilakukan secara fisik maupun non
fisik. Bullying juga dapat dilakukan melalui apa saja, media social maupun
dilakukan secara langsung. Hal ini dapat mengakibatkan pelajar malas atau
trauma untuk pergi ke sekolah dan berinteraksi karena takut akan hal-hal seperti
itu. Hal ini sangat berbahaya karena dapat merugikan korban bullying dan
bahkan dapat menyebabkan korban bunuh diri atau kematian terhadap korban.
Sehingga, masalah bullying yang marak terjadi sekarang ini seharusnya
mendapat perhatian khusus.
PEMBAHASAN

Pengertian Bullying

Bullying merupakan serangkaian aksi negatif yang seringkali agresif dan


manipulatif, dilakukan oleh satu orang atau lebih terhadap orang lain selama
kurun waktu tertentu, bermuatan kekerasan, dan melibatkan ketidakseimbangan
kekuatan. Pelaku biasanya mencuri-curi kesempatan dalam melakukan aksinya,
dan bermaksud membuat orang lain merasa tidak nyaman/terganggu, sedangkan
korban biasanya juga menyadari bahwa aksi ini akan berulang menimpanya.

Bullying kemudian dikelompokkan menjadi 5 kategori, antara lain :

1. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, mencubit, mencakar, juga


termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimliki orang lain).
2. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu, memberi panggilan nama (name–calling), sarkasme,
merendahkan (put-down), mencela/mengejek, mengintimidsi, mengejek,
menyebarkan gosip).
3. Perlaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau
mengancam, biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal).
4. Perilaku non verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan
atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng).
5. Pelecehan seksual (kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau
verbal).
Bullying dari aspek hukum

Dari aspek hukum, bullying diatur dalam Pasal 80 ayat (1) Jo Pasal 76C
UU Perlindungan Anak dengan ancaman pidana 6 (enam) bulan dan/atau denda
paling banyak Rp.72.000.000, 00 (tujuh puluh dua juta rupiah) dan Pasal 345
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Ketika seseorang melihat temannya
membuli orang lain maka ia juga dapat hukuman yang tertera di dalam UUD
yaitu Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Pasal
76C “Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh,
melakukan, atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap Anak.”

Kasus bullying atau perundungan tidak bisa hanya sekedar diselesaikan


dengan kalimat : sabar, jangan didengerin, udah dihindari aja dan sederet
kalimat yang bisanya dilontarkan guru dan orang-orang dewasa di sekitar
korban. Butuh penanganan khusus dan ketegasan dalam penerapan aturannya.
Tidak juga bisa diselesaikan hanya dengan jalan kekeluargaan. Karena yang
menjadi korbannya adalah masa depan anak. Para korban bullying, kebanyakan
mengalami trauma psikologis yang hebat sehingga sangat berpengaruh terhadap
karakternya di masa yang akan datang.

Cukup dengan memberikan skorsing saja, dan mungkin ditambah dengan


pendampingan psikologis. Sebelumnya, alangkah lebih baik jika kita merenung
terlebih dahulu. Gunanya memberikan hukuman untuk murid yang melakukan
bullying itu apa sih? Jika kita mau untuk menilik lebih dalam, sebenarnya
memberikan hukuman itu bertujuan untuk memberikan efek jera. Harapannya,
dengan memberikan efek jera, individu yang bersangkutan tidak melakukan hal
tidak terpuji tersebut lagi.
KESIMPULAN

1. Bullying adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk
menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan.
2. Kategori bullying, di antaranya : Kontak fisik langsung, kontak verbal
langsung, perilaku non-verbal langsung, perilaku non verbal tidak
langsung dan pelecehan seksual.
3. Buli merupakan aksi yang di lakukan oleh satu pihak atau lebih ke pihak
lain, korban bullying bisa terjadi gangguan psikologis, otak dan
pemikiran di karenakan selalu di bully dengan teman" nya, oleh karna itu
pemerintah menegaskan dengan cara membuat UUD dari lembaga
pemberdayaan, perlindungan anak dan perempuan melarang masyarakat
terutama anak", remaja untuk melakukan pembulian.
4. Pencegahan terhadap bullying dapat dimulai melalui orangtua dengan
mengajarkan kecerdasan emosional sejak dini dan dapat dilakukan oleh
sekolah dan pemerintah, seperti program anti bullying dengan adanya
bimbingan konseling.

Anda mungkin juga menyukai