Anda di halaman 1dari 3

1. Apa saja tanda dan gejala covid-19 variant omicron ini?

Gejala yang timbul pada varian ini agak berbeda dengan varian
sebelumnya terutama varian Delta. Gejala yang dominan pada penderita
Omicron di London, yaitu pilek, sakit kepala, malaise (baik ringan atau
berat), bersin, dan sakit tenggorokan. Perbedaan gejala dari varian
sebelumnya, yaitu varian Alpha yang umumnya dijumpai gejala demam,
batuk, dan kehilangan indra penciuman dan pengecap.

Gejala yang ditunjukkan oleh penderita varian omicron seperti batuk,


demam, kelelahan, hidung tersumbat dan beberapa ada yang mengalami
diare pula. Varian omicron ini dapat dikatakan lebih ringan dibandingkan
varian-varian sebelumnya, akan tetapi masyarakat hendaknya tetap perlu
menjalani protokol Kesehatan dengan ketat.

Amalia, H. (2021). Omicron penyebab COVID-19 sebagai variant of


concern. Jurnal Biomedika dan Kesehatan, 4(4), 139-141.
https://jbiomedkes.org/index.php/jbk/article/view/186/112

Wulandari, T., Lazuarni, S., & Arista, P. (2022). PELATIHAN PEMBUATAN


MASK STRAP KEPADA MAHASISWI SEBAGAI PELUANG BISNIS DIERA
PANDEMI. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(1),
417-421.http://journal.ummat.ac.id/index.php/jpmb/article/view/7901/4219

2. Bagaimana status kasus omicron di Indonesia dan daerah Yogyakarta?

Update Omicron : Total di Indonesia Ada 8.550 Kasus (Jumat, 18 Maret


2022)
GISAID mencatat, perkembangan kasus Covid-19 varian Omicron
(B.1.1.529) di Indonesia telah mencapai 8.550 kasus per Jumat, 18 Maret 2022.
Varian Omicron di Indonesia ini memiliki selisih 127 kasus dibandingkan hari
sebelumnya. Secara mingguan, kasus di Indonesia ini tumbuh 12,22 persen.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/18/update-omicron--
total-di-indonesia-ada-8550-kasus-jumat-18-maret-2022
3. Bagaimana pendapat Anda (setuju/tidak setuju) dan berikan alasannya mengenai
scenario di atas?

Saya setuju dengan artikel di atas mengenai kekesalan Anatasya terhadap


kebijakan pemerintah. Walau begitu saya tidak sepenuhnya menyalahkan
kebijakan tersebut. Indonesia sudah mulai merencanakan covid sebagai endemi
tetapi masih banyak kekurangan pada kebijakan-kebijakan. Pemerintah harusnya
juga melihat Pendidikan sebagai hal vital yang juga harus segera diberikan
pelonggaran dalam kebijakan covid ini. Ketentuan perjalanan dalam negri saya
rasa sudah baik tetapi terlalu terburu-buru. Mungkin pemerintah bisa
mengevaluasi kebijakan ini dengan memberikan pengecualian bagi daerah-daerah
dengan angka kasus covid tinggi.

4. Apa saja kemungkinan dampak yang dapat ditimbulkan dari adanya kebijakan
pelonggaran syarat perjalanan dalam negeri? (positif dan negative)

pendapat berbeda disampaikan Epidemiolog dari Griffith University,


Australia, Dicky Budiman dan Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu
Riono. Pandu mengaku sepakat atau dengan kata lain mendukung kebijakan
pemerintah meniadakan tes COVID-19 bagi PPDN. Dia mengaku optimistis jika
pelonggaran kebijakan dari pemerintah tidak akan memicu ledakan kasus COVID-
19 di Indonesia di hari-hari mendatang. Pandu, mengatakan, langkah yang diambil
pemerintah sudah tepat. Dari kacamata Pandu, tidak ada urgensinya lagi
mewajibkan tes COVID-19 bagi masyarakat yang ingin bepergian. Apalagi
sampai harus menunggu nol kasus COVID-19 di Indonesia.

"Lihat persyaratan hanya pada yang sudah vaksinasi lengkap. Bulan depan akan
ditingkatkan persyaratan, yaitu yang sudah di-booster yang bebas tes," kata Pandu
kepada News Liputan6.com melalui sambungan telepon.

Kendati masih ditemukan kasus penularan, Pandu yakin dengan kebijakan ini ke
depan COVID-19 tetap akan terkendali. Ada sejumlah pertimbangan yang
membuat Pandu begitu percaya Virus Corona di Indonesia
terkendali. Pertama yang terpenting adalah imunitas masyarakat Indonesia sudah
tinggi untuk bisa menangkal virus penyebab COVID-19.

"Imunitas penduduk Indonesia sudah tinggi, vaksinasi terus jadi persyaratan


wajib," pungkas Pandu.

Sedangkan kata Dicky, baik PCR maupun antigen masih sangat penting dilakukan
mengingat situasi COVID-19 di Indonesia belum selesai. Dia bahkan
mengumpamakan tes sebagai mata guna mengetahui pergerakan virus. Tanpa tes
yang memadai, jelas Dicky, kita tidak dapat melihat di mana virus atau ke mana
arahnya.

Memang saat ini situasi COVID-19 di Indonesia sudah membaik. Akan tetapi
masa kritis belum terlewati. Oleh sebab itu, pelonggaran perlu dilakukan secara
bertahap. Tidak dalam waktu yang mendadak, terburu-buru, dan tidak langsung
berskala besar. Menurut Dicky, pelonggaran seperti meniadakan tes COVID bagi
pelaku perjalanan domestik dapat dilakukan mulai dari daerah-daerah yang sistem
kesehatannya sudah kuat, serta masyarakatnya sudah menerapkan prokes dengan
baik.

"Dan, ingat, yang namanya COVID-19 ini ketika melandai bukan berarti virus
hilang, virus masih ada apalagi dengan kapasitas testing dan tracing yang terbatas,
ini yang berbahaya," dia melanjutkan.

Dicky lalu menambahkan bahwa COVID-19 masih menjadi ancaman di Indonesia


lantaran fakta menunjukkan bahwa tren angka kematian masih meningkat.

https://www.liputan6.com/health/read/4906049/headline-perjalanan-domestik-tak-
perlu-tes-covid-19-lagi-dampak-positif-dan-negatifnya

5. Bagaimana cara mencegah dan mengatasi dampak negatif tersebut?

Epidemolog Kamaluddin Latief mengatakan, masyarakat harus tetap waspada


dengan risiko penularan Covid-19 di tengah pelonggaran kebijakan syarat
perjalanan dalam negeri. Ia mengingatkan, penerapannya juga wajib disertai
pelaksanaan protokol kesehatan ketat, khususnya oleh para pelaku perjalanan.
"Penerapan kebijakan juga harus diikuti dengan upaya meningkatkan indikator
kepatuhan terhadap protokol dan kapasitas testing, tracing kita. Ini yang yang
harus kita kedepankan terlebih dahulu," ujarnya di Jakarta, (9/3/2022). Menteri
Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, meski syarat tes PCR
atau antigen dilonggarkan bagi pelaku perjalanan dalam negeri, namun prokes
jangan ikut kendur. Menurutnya, protokol kesehatan harus tetap dijaga, baik
selama perjalanan maupun di tempat tujuan.

https://www.republika.co.id/berita/r8hey6414/epidemiolog-pelonggaran-
syarat-pelaku-perjalanan-harus-disertai-prokes-ketat

Anda mungkin juga menyukai