Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia

Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA


SEKOLAH DASAR NEGERI 20009/25 KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2022
1
Nazli Martua Rahman,2 Anto,2 Ahmad Safii Hasibuan
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Sarjana Fakultas
Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan
2
Dosen Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Sarjana Fakultas
Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan
(nazlyrkt@gmail.com hp: 0823-6338-7704)

ABSTRAK

Personal hygiene yang buruk pada anak usia sekolah menimbulkan beberapa masalah
kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan, cacingan, anemia, dan flu. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan personal hygiene siswa SDN
200209/25.Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dan sampel sebanyak 52 siswa serta dengan menggunakan secara total
sampling. Instrument penelitian yang digunakan berupa kuesioner dan observasi. Analisis yang
digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square.Hasil penelitian
menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan personal hygiene
diperoleh nilai (p:0,010),sikap (p :0,040) peran orang tua (p: 0,008).Kesimpulan dari penelitian
ini ada hubungan pengetahuan,sikap,dan peran orang tua dengan personal hygiene siswa SDN
200209/25. Saran bagi Dinas Pendidikan agar dapat menyediakan sarana dan prasarana untuk
mendukung terjaganya personal hygiene yang bersih, bagi pihak guru untuk membantu siswa
untuk memberi arahan atau penjelasan pengertian personal hygiene, dampak negatif dan
manfaatnya. saran bagi pihak orang tua agar lebih memperhatikan personal hygiene anak.

Kata Kunci: Pengetahuan,Sikap,Peran Orang tua,Personal Hygiene.

1
Abstract
Poor personal hygiene in school-age children causes several health problems, such as
respiratory tract infections, intestinal worms, anemia, and flu. The purpose of this study was
to determine the factors related to the personal hygiene of the students of SDN 200209/25.
This research was an analytic type of research with a cross sectional approach. The
population and sample are 52 students and using total sampling. The research instrument
used in the form of questionnaires and observations. The analysis used was univariate and
bivariate analysis with the chi square test. The results of the study using the chi square test
showed that there was a relationship between knowledge and personal hygiene, with values
(p: 0.010), attitude (p: 0.040) the role of parents (p: 0.008). From this research, there is a
relationship between knowledge, attitude, and role of parents with personal hygiene of SDN
200209/25 students. Suggestions for the Education Office to provide facilities and
infrastructure to support the maintenance of clean personal hygiene, for the teacher to help
students provide direction or explanation of the meaning of personal hygiene, its negative
impacts and benefits. suggestions for parents to pay more attention to children's personal
hygiene,
Key Words: Knowledge, Attitude, Role of Parents, Personal Hygiene

2
1. PENDAHULUAN (Kusumawardani, Sulistyaningsih, and
Kebersihan merupakan hal yang sangat
Komariah 2020).
penting dan harus diperhatikan karna
Kebersihan diri merupakan kondisi
kebersihan mempengaruhi kesehatan fisik
yang sangat penting diperhatikan dalam
dan psikis seseorang. Kebersihan sangat
kehidupan sehari-hari karna mempengaruhi
berpengaruh kepada kebudayaan, sosial,
kesehatan dan psikis seseorang. Jika
keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
seseorang mengalami keterbatasan dalam
terhadap kesehatan, serta perkembangan.
pemenuhan kebutuhan personal hygiene
Praktik personal hygienesama dengan
bisa jadi akan mempengaruhi kesehatan
peningkatan kesehatan. Dengan
secara umum. Kebersihan diri seseorang
implementasi tindakan hygiene pasien, atau
sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang
membantu angkota keluarga untuk
dimiliki, sosial, keluarga, pendidikan,
melakukan tindakan tersbut dalam
persepsi seseorang terhadap kesehatannya,
lingkungan rumah sakit, maka perawat dan
serta tingkat perkembanganya. Gaya hidup
bidan dapat menambah kesembuhan
seseorang memperhatiakan nilai - nilai
pasien. Jika seseorang sakit biasanya
kebersihan diri membuat tuntutan
masalah kebersihan kurang diperhatikan.
kebutuhan kebersihan diri menjadi sangat
Hal ini terjadi karna kita menganggap
penting. (Tarwoto and Wartonah 2017)
masalah kebersihan adalah masalah sepele,
Anak usia Sekolah Dasar (SD)
padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
merupakanmasa tumbuh kembang yang
dapat mempengaruhi kesehatan secara
baik, pada masa ini, anak–anak perlu
umum atau dapat memperburuk keadaan
mendapatkan pengawasan terhadap
klien. (Haswita,Reni 2017)
kesehatannya karena pada usia sekolah,
Personal hygiene (kebersihan diri)
anak–anak mempunyai banyak aktifitas
merupakan kebersihan diri yang dilakukan
yang seringkali berhubungan langsung
untuk memelihara kebersihan dan
dengan lingkungan yang kotor sehingga
kesehatan diri sendiri baik secara fisik
menyebabkan anak–anak mudah terserang
maupun mental. Kebersihan diri
penyakit. Kurangnya pengetahuan dan
merupakan langkah awal dalam
kesadaran orang tua dalam
mewujudkan kesehatan diri karna tubuh
memperhatikanpersonal hygiene anak
yang bersih meminimalkan resiko
menyebabkan anak juga tidak
seseorang terjangkit suatu penyakit,
memperhatikan kebersihan dirinya sendiri,
terutama penyakit yang berhubungan
termasuk perawatan kuku pada anak-anak.
dengan kebersihan diri yang buruk.
Meskipun terlihat kecil, tetapi perawatan
3
kuku juga merupakan hal penting yang mengawasi kegiatan UKS di sekolah.
harus diperhatikan (Kusuma 2019) Sekolah diharapkan untuk bekerja sama
Pendidikan mengenai personal hygiene dengan staf Puskesmas (health center)
diperkenalkan melalui programUsaha dalam melaksanakan beberapa kegiatan
Kesehatan Sekolah (UKS) yang UKS. Tingkat pusat, terutama Depdiknas,
bertujuan untuk meningkatkan berperan dalam menetapkan standar,
kemampuan hidup sehat peserta didik dan memberikan pedoman dan menetapkan
derajat kesehatan peserta didik, serta ekspektasi bagi program UKS. Meskipun
menciptakan lingkungan sekolah yang program UKS telah diterapkan di Indonesia
sehat sehingga tercapai pertumbuhan selama bertahun-tahun lamanya, hanya
danperkembangan yang optimal dalam sedikit data dan informasi yang tersedia
upaya membentuk manusia Indonesia yang mengenai investasi dalam program UKS di
sehat. Sekolah sebagai institusi masyarakat tingkat yang manapun – pusat, kabupaten,
yang terorganisasi dengan baik merupakan kecamatan, sekolah. Selain itu, hanya
sarana yang efektif untuk pemberian sedikit pula informasi yang tersedia
pendidikan kesehatan dalam upaya tentang dampak dari program dan
mengubah perilaku dan kebiasaan anak- kegiatannya. Sebagai program nasional
anak sekolah agar menjadi lebih sehat yang dilaksanakan dalam sistem
(Simamora 2019) desentralisasi, apa yang terjadi di bawah
Tujuan dari UKS adalah untuk program UKS di satu kabupaten mungkin
meningkatkan kualitas pendidikan dan akan berbeda dengan kabupaten lainnya
prestasi belajar siswa dengan: yang juga melaksanakan program unit
meningkatkan keterampilan hidup sehat kesehatan sekolah (UKS). Di tingkat
bagi para siswa, menciptakan lingkungan propinsi dan kabupaten, sumber daya yang
sekolah yang sehat dan meningkatkan didedikasikan untuk UKS tergantung pada
pengetahuan, mengubah tingkah laku siswa komitmen Dewan Perwakilan Rakyat
dan merawat kesehatan dengan mencegah Daerah dan lembaga pembuat keputusan
dan mengobati penyakit. Tujuan ini lokal (Hairani et al. 2020)
direfleksikan dalam ketiga pilar program- Faktor yang memengaruhi personal
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan hygiene adalah kebudayaan, agama,
di sekolah dan lingkungan sekolah yang lingkungan, tingakatan perkembangan
sehat. (Hairani et al. 2020) sesuai usia, kesehatan dan energi, serta
Di tingkat sekolah, kepala sekolah dan preferensi pribadi. Manfaat personal
satu atau lebih guru UKS dipilih untuk hygiene adalah dapat mempertahankan

4
perawatan diri, baik secara sendiri maupun sehat dan berprestasi (Yani 2021)
dengan bantuan, dapat melatih hidup bersih Siswa sekolah dasar merupakan
dan sehat dengan memperbaiki gambaran sekelompok masyarakat yang
atau persepsi terhadap kebersihan dan mempunyaiandil besar dalam kelangsungan
kesehatan, dan menciptakan penampilan negara ini sehingga sangat perlu
yang sesuai dengan kebutuhan ditingkatkan kemampuan hidup sehatnya,
kesehatan.Selain itu, dapat membuat rasa salah satunya dengan meningkatkan
nyaman dan relaksasi untuk menghilangkan pengetahuan dan sikap anak tentang
kelelahan, mencegah gangguan sirkulasi kesehatan terutama tentang personal
darah dan mempertahankanintegritas hygiene.Kemampuan dan sikap siswa dapat
jaringan. Masa sekolah tidak lepas dari ditingkatkan salah satunya
masa bermain sehingga menyebabkan denganmemberikan informasi/penyuluhan
persoalan personal hygiene menjadi kesehatan.Sebagai suatu institusi
terabaikan, namun sekaligus merupakan pendidikan,sekolah mempunyai peranan
persoalan yang paling penting untuk dan kedudukan strategis dalam upaya
diperhatikan. (Ulfa Ali, Zulkarnaini, and promosi kesehatan. Hal ini disebabkan
Affandi 2016) karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun
Orang Tua dan guru merupakan sosok terpajan dalam lembaga pendidikan dalam
pendamping saat anak melakukan aktivitas jangka waktu yang cukup lama. Dari segi
kehidupannya setiap hari. Peranan mereka populasi, promosi kesehatan di sekolah
sangat dominan dan sangat menentukan dapat menjangkau dua jenis populasi, yaitu
kualitas hidup anak di kemudian hari. populasi anak sekolah dan populasi
Sehingga sangatlah penting bagi mereka masyarakat umum/keluarga. Promosi
untuk mengetahui dan memahami kesehatan di sekolah membantu
permasalahan dan gangguan kesehatan meningkatkan kesehatan siswa, guru,
pada anak usia sekolah yang cukup luas karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar
dan kompleks. Deteksi dini gangguan sehingga proses belajar mengajar
kesehatan anak usia sekolah dapat berlangsung lebih produktif (Hairani et al.
mencegah atau mengurangikomplikasi 2020)
dan permasalahanyang diakibatkan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Tetti
perilaku yang kurang sehat. Peningkatan Solehati dengan judul “Pengaruh Edukasi
perhatian terhadap kesehatan anak usia Terhadap Pengetahuan Dan Skill Guru
sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta Serta Personal Hygiene Siswa” di
anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, Dayeuhkolot pajajaran bandung tahun 2015

5
merupakan SD paling parah jika banjir prasurvei yang dilakukan, dari 10 orang
datang, karena letaknya yang berada di anak sekolah dasar yang tidak mencuci
bantaran sungai Citarum. Banjir di area tangan sebanyak 8 orang dan 2 orang yang
sekolah seringkali menimbulkan berbagai benar.Dari 10 orang, sebanyak 6 anak
penyakit dikarenakan area banjir terlihat kuku tangan yang panjang dan 4
digunakan oleh anak-anak sekolah tersebut yang tidak. Kemudian dari 10 orang anak
untuk bermain dan berenang.Selain itu yang tidak menggunakan alas kaki 4 orang
lingkungan sekolah menjadi kotor dan dan 6 yang memakai alas kaki (Ulfa Ali et
banyak sampah dimana menyebabkan anak al. 2016)
rawan terserang penyakit seperti ISPA, Penelitian yang dilakukan Desti Eryani
penyakit kulit, dan diare.Hasil wawancara dengan judul Hubungan Personal Hygiene
dengan kepala sekolah dan guru Dengan Kontaminasi Telur Soil
penanggung jawab UKS SDN Dayeuhkolot Transmitted Helminths Pada Kuku Dan
diperoleh bahwa data ketidakhadiran siwa Tangan Siswa Sdn 07 di Mempawah Hilir
akibat banjir di SDN VII Dayeuhkolot Kabupaten Pontianak pada tahun 2014
sebanyak 20% dan di SDN X Dayeuhkolot Terdapat 29,5% siswa SDN 07 Mempawah
30% disebabkan sakit akibat banjir (kulit, Hilir terkontaminasi STH pada tangan dan
diare, ISPA) (Solehati et al. 2015) kukunyadimana 15,8% siswa laki-laki,
Penelitian yang dilakukan oleh Dina 11,7% siswa perempuan. Kontaminasi STH
Dwi Nuryani dengan judul “Hubungan tertinggi pada kelompok umur 6-8 tahun
Personal Hygiene Dengan Penyakit dengan persentasi sebesar 11, 34%. Spesies
Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di yang mengkontaminasi adalah Ascaris
Dusun Pangkul Tengah Desa Mulang lumbricoides (61,5%), Cacing tambang
Mayang Kecamatan Kotabumi Selatan, (23,1%), dan Trichuris trichiura (15,4%).
Kabupaten Lampung Utara‟‟ pada tahun Uji Fisher‟s exact menunjukkan p=0,001
2016. Berdasarkan hasil prasurvei Dusun (p<0,005) dengan koefesien kontingensi
Pangkul Tengah merupakan dusun sanitasi sebesar 0,484 yang berarti personal hygiene
total berbasis masyarakat (STBM) yang memiliki hubungan yang bermakna
termasuk dusun binaan Puskesmas dan terhadap kontaminasi telur STH (Keswara
akan menjadi dusun percontohan bebas et al. 2017)
kecacingan, masalah yang ada di wilayah Menurut Profil kesehatan Sumatra
tersebut karena personal hygiene yang Utara pada tahun 2017, diperkiraan terdapat
kurang dimana tidak terbiasa untuk 180.777 kasus diare yang ditemukan dan
mencuci tangan. Berdasarkan hasil ditangani,atau sebear 23,45% dari target

6
penemuan kasus. Capaian ini mengalami mandi kesekolah ,dan juga banyak siswa
penurunan bila dibandingkan dengan tahun yang belum mengetahui manfaat personal
2016 dari target penemuan kasus sebesar hygiene atau kebersihan diri sendiri.Dari
761.557 kasus, yang ditemukan dan hasil wawancara terhadap 2 orang tua siswa
ditangani sebesar 235.495 kasus (30,92%). tentang personal hygiene pada siswa kelas
Bila dikonversi dengan angka kesakitan V dan VI, mereka lebih memahami apa itu
(IR) diare per 1.000 penduduk tahun personal hygiene atau kebersihan diri.
2017, maka cakupan ini baru mencapai Orang tua siswa juga berpendapat mereka
13/1.000 penduduk. Pencapaian IR ini jauh hanya berperan menyediakan keperluan
di bawah target program yaitu 270 per siswa seperti perlengkapan sekolah,
1.000 penduduk. Rendahnya IR menyarankan untuk mandi tanpa
dikhawatirkan bukan merefleksikan menanyakan sudah mencuci rambut atau
menurunnya kejadian penyakit diare pada sudah menggosok gigi, Siswa tersebut juga
masyarakat tetapi lebih dikarenakan jarang atau bahkan tidak pernah memeriksa
banyaknya kasus yang tidak terdata kuku karna kelas V dan VI karena mereka
(Riskesdas Sumut 2018) sudah lebih mengerti dan paham manfaat
Berdasarkan hasil wawancara terhadap personal hygienetapi malas untuk
salah satu guru di Sekolah Dasar Negeri menerapkannya. Akan tetapi jika anak
200209/25 Kota Padangsidimpuan sudah mereka mengeluh seperti diare, gatal- gatal
menerapkan tentang personal hygiene didaerah kepala,sakit gigi dan badan gatal.
dengan memberikan materi tentang Maka orang tuasiswa tersebut langsung
kesehatan lingkungan sekolah dan memeriksakan ke puskesmas atau tenaga
pemeriksaan personal hygiene terhadap kesehatan yang ada di daerah tersebut.
siswa di sekolah. Namun pada Berdasarkan fenomena yang ada dapat
kenyataannya Siswa Sekolah Dasar Negeri disimpulkan bahwa pada siswa Sekolah
200209/25 Kota Padangsidimpuan Dasar Negeri 200209/25 Kota
berperilaku kurang bersih dan kurang rapi Padangsidimpuan tentang masalah yang
dalam berpakaian dan bersepatu, banyak berhubungan dengan personal hygiene
siswa yang memiliki gigi berlubang, dan yang sudah diterapkan akan tetapi masih
juga siswa yang memiliki kuku yang banyak siswa yang kurang memperhatikan
panjang dan tidak bersih. Pada umumnya kesehatan lingkungan sekolah,terutama
Siswa Sekolah Dasar Negeri 200209/25 pada kebersihan diri sendiri dan Kurangnya
Kota Padangsidimpuan memiliki rambut peran orang tua Siswa terhadap siswa.
yang kurang bersih (terdapat kutu),jarang Permasalahan tersebut membuat penelitian

7
tertarik untuk mengetahui bagaimana Kelas III 15 28.8%
Kelas IV 15 28.8%
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kelas V
Perilaku Hygiene pada siswa Sekolah Total 52 100%
Dasar Negeri 200209/25 Kota
Hasil tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa
Padangsidimpuan”.
mayoritas responden berasal dari kelompok
2. METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang digunakan adalah umur 10 tahun yang berjumlah 16 responden

penelitian analitik dengan metode Cross (30.8%) dan minoritas responden berasal dari

Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok umur 9 tahun yang berjumlah 6


faktor yang berhubungan dengan Perilaku responden (11.5%). Kemudian dari
Hygiene pada Siswa Sekolah Dasar Negeri karakteristik responden yang dilihat melalui
200209/25 Kota Padangsidimpuan dimulai pengelompokan jenis kelamin menunjukkan
pada bulan Oktober 2021. Teknik bahwa mayoritas responden berjenis kelamin
pengambilan sampel menggunakan Total perempuan dan laki-laki yang berjumlah 26
sampling. Dengan Jumlah sampel sebanyak responden (50.0%), selanjutnya karakteristik
52 orang. dari pengelompokan berdasarkan kelas
Analisis bivariate menggunakan Chi menunjukkan bahwa mayoritas responden di
Square Dengan taraf 5 % untuk memutuskan kelas III berjumlah 22 orang (42.3%),sedangkan

apakah adanya perbedaan yang signifikan minoritas di kelas IV-V sama-sama berjumlah 15

antara variabel independen dan variabel responden (28.8%).


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Personal
dependen di peroleh nilai p value kurang dari Hygiene Siswa SD 200209/25 di Kota
(0,05) Padangsidimpuan
Personal Hygiene Jumlah Persentase
%
3. HASIL PENELITIAN Tidak Memenuhi 25 48.1%
Syarat
Tabel1. Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Memenuhi 27 51.9%
Tingkatan Kelas Siswa SDN 200209/25 Kota Syarat
Padangsidimpuan Total 52 100%
Persentase Sumber :Data Primer,2022
Karakteristik Jumlah
%
Umur Responden
Hasil tabel 4.2 di atas diketahui bahwa
(Tahun) 15 28.8%
12 15 28.8% mayoritas responden dengan Personal
11 16 30.8% Hygiene yang buruk berjumlah 27 responden
10 6 11.5%
9 (51.9%). dan minoritas responden dengan
Jenis Kelamin 26 50.0% personal hygiene yang baik berjumlah
Laki-laki 26 50.0%
Perempuan berjumlah 25 responden (48.1%)
Kelas 22 42.3% Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan
8
Siswa SD 200209/25 di Kota tentang Personal hygiene berjumlah 20
Padangsidimpuan
Pengetahuan Jumlah Persentase responden (38.5%).
% 4.3 Analisis Bivariat
Baik 16 30.8%
Cukup 15 28.8% Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan dengan
Kurang 21 40.4% Personal Hygiene terhadap siswa
Total 52 100% SDN 200209/25 Kota
Sumber :Data Primer,2022 Padangsidimpuan
Hasil tabel 4.3 di atas menunjukkan Pengetah Personal Hygiene Total P-
uan Memenu Tidak Valu
mayoritas responden yang mempunyai hi Syarat Memenu e
hi Syarat
pengetahuan yang kurang tentang Personal N (%) N (%) N (%)
Baik 16 76.2 5 23.8 21 100 0.010
Hygiene berjumlah 21 responden (40.4%). Cukup 4 26.7 11 73.3 15 100
Kemudian minoritas berpengetahuan cukup Kurang 7 43.8 9 56.2 16 100
Total 27 51.9 25 48.1 52 100
berjumlah 15 responden (28.8%) Sumber :Data Primer,2022
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Siswa SD Hasil tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa
200209/25 Siswa SD 200209/25 di dari 21 responden (100%) dengan
Kota Padangsidimpuan
Sikap Jumlah Persentase % pengetahuan yang baik didapatkan 16
Positif 19 36.5% responden (76.2%) dengan Personal Hygiene
Negatif 33 63.5% yang baik dan 5 responden (23.8%) dengan
Total 52 100%
Sumber :Data Primer,2022 Personal Hygiene yang buruk. Kemudian dari
Hasil tabel 4.4 di atas menunjukkan 15 responden (100%) dengan pengetahuan
mayoritas responden yang bersikap negative yang cukup didapatkan 4 responden (26.7%)
tentang personal hygiene berjumlah 33 dengan Personal Hygiene yang baik dan 11
responden (63.5%) dan minoritas responden (73.3%) dengan Personal Hygiene yang
bersikap positif tentang personal hygiene buruk. Selanjutnya dari 16 (100%) responden
berjumlah 19 responden (36.5%). dengan pengetahuan yang kurang didapatkan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Peran Orang
7 responden (43.8%) dengan Personal
tua Siswa SD 200209/25 Siswa SD
200209/25 di Kota Hygiene yang baik dan 9 responden (56.2%)
Padangsidimpuan
Peran Orang tua Jumlah Persentase % dengan Personal Hygiene buruk.
Baik 20 38.5% Hasil uji chi-square menunjukkan hasil
Kurang 32 61.5%
0.010, sehinnga p-value 0.010 < 0.05 maka
Total 52 100%
Sumber :Data Primer,2022 Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada
Hasil tabel 4.5 menunjukkan mayoritas
hubungan antara Pengetahuan dengan
responden dengan peran orang tua yang
Personal Hygiene terhadap siswa SDN
kurang tentang Personal hygiene berjumlah
200209/25 Kota Padangsidimpuan.
32 responden (61.5%) dan minoritas
Tabel 4.7 Hubungan Sikap dengan Personal
responden dengan peran orang tua yang baik Hygiene terhadap siswa SDN 200209/25 Kota
Padangsidimpuan
9
Sikap Personal Hygiene Total P- responden (25.0%) dengan Personal Hygiene
Memenuhi Tidak Val
Syarat Memenu ue yang buruk. Kemudian dari 32 responden
hi Syarat
N (%) N (%) N (%) (100%) dengan peran orang tua yang kurang
Positif 13 68.4 6 31.6 19 100 0.0 didapatkan 12 responden (37.5%) dengan
Negatif 14 42.4 19 57.6 33 100 40
Total 27 51.9 25 48.1 52 100 Personal Hygiene yang baik. Dan 20
Sumber :Data Primer,2022
responden (62.5%) Personal Hygiene yang
Hasil tabel 4.7 di atas diketahui bahwa
buruk.
dari 19 responden (100%) dengan sikap
Hasil uji Chi-square yang telah dilakukan
Positif didapatkan 13 responden (68.4%)
menunjukkan hasil 0.008, sehingga p-value 0.008
dengan Personal Hygiene yang baik dan 6
< 0.05 maka Ho ditolak. Sehingga dapat
responden (31.6%) dengan Personal Hygiene
disimpulkan ada hubungan antara peran orang tua
yang buruk. Selanjutnya dari 33 responden
dengan Personal Hygiene terhadap siswa SDN
(100%) dengan sikap negatif didapatkan 14 200209/25 Kota Padangsidimpuan.
responden (42.4%) dengan Personal Hygiene 4.PEMBAHASAN
yang baik dan 19 responden (57.6%) dengan a. Hubungan Pengetahuan dengan Personal
Hygiene siswa SDN 200209/25 Kota
Personal Hygiene yang buruk. Padangsidimpuan
Hasil uji chi-square menunjukkan Berdasarkan hasil uji Chi-Square

hasil 0.040, sehingga p-value 0.040 < 0.05 perhitungan nilai p value sebesar 0,010 < dari

maka Ho ditolak. Sehingga dapat nilai signifikan α=0,05, mempunyai kriteria

disimpulkan ada hubungan antara sikap tersebut berarti ada hubungan antara

dengan Personal Hygiene terhadap siswa pengetahuan dengan Personal hygiene siswa

SDN 200209/25 Kota Padangsidimpuan. SDN 200209/25 Kota Padangsidimpuan.


Tabel 4.8 Hubungan Peran Orang Tua Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dengan Personal Hygiene dan ini terjadi setelah orang melakukan
terhadap siswa SDN 200209/25
Kota Padangsidimpuan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Peran Personal Hygiene Pengindraan terjadi melalui panca indra


Orang Memenuhi Tidak Total P Value manusia, yakni indra penglihatan,
Tua Syarat Memenu
hi Syarat pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
N (%) N (%) N (%)
Baik 15 75.0 5 25.0 20 100 0.008 Sebagian besar pengetahuan manusia
Kurang 12 37.5 20 62.5 32 100 diperoleh melalui mata dan telinga.
Total 27 51.9 25 48.1 52 100
Sumber :Data Primer,2022 Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan
domain yang sangat pentingdalam
Hasil tabel 4.8 di atas diketahui bahwa dari
membentuk tindakan seseorang. (Hairani et al.
20 responden (100%) dengan peran orang tua
2020)
yang baik didapatkan 15 responden (75.0%)
Pengetahuan merupakan faktor pemudah
dengan Personal Hygiene yang baik dan 5
10
(predisposising faktor) merupakan sebuah terlihat bahwa semakin tinggi tingkat
pemicu sebuah perilaku yang menjadi dasar pengetahuan seseorang dengan personal
atas motivasi bagi tindakannya yang hygiene maka semakin baik pula penerapan
disebabkan oleh kebiasaan, kepercayaan, personal hygiene di sekolahnya, begitu juga
tingkat pendidikan dan tingkat sosial serta sebaliknya, bahwa semakin berkurang
ekonomi. Ada keeratan hubungan antara pengetahuan siswa terhadap penerapan
pengetahuan dalam upaya memperbaiki personal hygiene maka personal hygiene yang
perilaku dengan demikian menyatakan bahwa mereka lakukan juga semakin berkurang. Hal
pengetahuan/kognitif merupakan domain ini menyatakan bahwa pengetahuan beberapa
yang sangat penting bagi terbentuknya siswa sekolah masih dinyatakan kurang,
perilaku yang didasari pengetahuan akan dimana juga terlihat pada waktu menjawab
bertambah lebih baik dari pada perilaku yang kuisioner tentang personal hygiene yang
tidak didasari pengetahuan.(Hairani et al. berupa teori kebersihan diri misalnya waktu
2020) menyikat gigi yang benar, cara mencuci
Penelitian yang dilakukan oleh Verarica rambut yang benar, mengganti kaos kaki yang
Silalahi dengan judul “Personal Hygiene benar, cara mencuci tangan yang benar,
Pada Anak Sd Negeri Merjosari 3” pemeriksaan kuku yang benar kurang
Kecamatan Lowokwaru Kota Malang tahun Pengetahuan dari siswa yang kurang
2017. Dari hasil pemeriksaan personal ditandai dengan kondisi personal hygiene
hygiene, didapatkan bahwa permasalahan yang tidak bersih. Penerapa personal hygiene
mitra paling banyak adalah masalah gigi di sekolah yang masih kurang disebabkan
berlubang (63%) dan masalah kuku panjang juga karena sikap acuh tak acuh atau sikap
dan/atau kotor (62%). Kegiatan selanjutnya malas seperti mencuci tangan sebelum makan,
adalah memberikan penyuluhan mengenai memotong kuku 1-2x seminggu, menggosok
konsep personal hygiene yang baik dan gigi 2 x sehari, mandi 2x sehari dari,
benar. Keikutsertaan siswa terlihat dari kurangnya himbauan dari orang tua kepada
antusias mereka ketika diberikan penyuluhan siswa untuk penerapan personal hygiene
dan demonstrasi cara mencuci tangan. sehingga siswa menjadi tidak terurus.
Kehadiran siswa dalam mengikuti b.Hubungan Sikap Siswa dengan Personal
penyuluhan adalah 99,49% .(Faizi et al. Hygiene siswa SDN 200209/25 Kota
2017) Padangsidimpuan
Menurut asumsi peneliti sesuai dengan Berdasarkan hasil uji Chi-Squarehasil
hasil teori yang dilakukan di SDN 200209/25 nilai p value sebesar 0,040< dari nilai
Kota Padangsidimpuan. Pada penelitian ini signifikan α=0,05, mempunyai kriteria

11
tersebut berarti ada hubungan antara peranannya dalam pencegahan scabies
pengetahuan dengan Personal hygiene dilingkungan yang membutuhkan kebersihan
terhadap siswa SDN 200209/25 Kota perorangan serta perilaku yang sehat. Sikap
Padangsidimpuan. positif seseorang terhadap kesehatan
Sikap merupakan reaksi atau respons kemungkinan tidak otomatis berdampak
yang masih tertutup dari seseorang terhadap pada perilaku seseorang menjadi positif,
suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan
lain tentang sikap ini dapat dikutipkan hampir pasti berdampak negatif terhadap
sebagai berikut “an individual’s social kesehatan. (Notoatmodjo S.2012)
attitude is a syndrome of response Penelitian ini sejalan dengan Penelitian
consistency with regard to social object”. yang dilakukan oleh Dina Dwi Nuryani
Batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan judul “Hubungan Personal Hygiene
manifestasi sikap itu tidak dapat langsung Dengan Penyakit Kecacingan Pada Anak
terlihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan Sekolah Dasar Di Dusun Pangkul Tengah
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Desa Mulang Mayang Kecamatan Kotabumi
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi Selatan, Kabupaten Lampung Utara‟‟ pada
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tahun 2016 hasil penelitian ini adalah karena
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene yang kurang dimana tidak
merupakan reaksi yang bersifat emosional terbiasa untuk mencuci tangan, kuku panjang
terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo dan kotor, dan tidak menggunakan alas kaki
S.2012) saat bepergian atau berjalan mengakibatkan
Pembentukan sikap pada seseorang kecacingan.(Solehati et al. 2015)
merupakan proses yang dapat dipengaruhi Menurut asumsi yang dilakukan di SDN
oleh aspek emosional serta kondisi 200209/25 Kota Padangsidimpuan dapat
lingkungan di mana orang tersebut berada. dilihat dari sikap siswa sekolah dari beberapa
Sesuai konsep perilaku kesehatan yang di siswa masih kurang yaitu sikap yang dominan
kembangkan ilmu kesehatan masyarakat, dari 52 siswa sekolah dasar adalah siswa
bahwa sikap merupakan bentuk respons memiliki sikap yang negatif. Saat saya
terhadap suatu stimulus yang dapat melakukan survey awal dan penelitian,
dikategorikan sebagai tindakan tersembunyi dimana sebagai besar siswa membiasakan diri
(belum nyata). Sikap yang terbentuk akan untuk tidak peduli akan personal hygiene
menunjukan bagaimana tingkat kemampuan dilihat dari sikapnya seperti, saat sebagaian
seseorang dalam menanggapi atau merespon besar siswa makan jajanan tanpa mencuci
stimulus yang terjadi. Sikap sangat penting tangan, saat mereka membiarkan kuku

12
panjang dan kotor. Sikap yang tidak peduli tindakan mereka.(Aprilia et al. n.d.)
ini yang membuat siswa terlihat tidak rapi Pengasuhan permisif adalah gaya
dan bersih. Sikap ini bisa dirubah dengan cara dimana orang tua sangat tidak terlibat
tegasnya seorang guru dengan memberi dalam kehidupan anakPola asuh dapat
sanksi jika siswa datang kesekolah dengan bekerja sangat baik ketika diterapkan pada
baju kotor, rambut tidak disisir, kaos kaki anak secara individu dan dalam situasi
tidak bersih, kuku pendek dan rapi, siswa yang spesifik sehingga dapat terbina
akan terlihat rapidan bersih. Karna dengan hubungan yang baik antar remaja dan
personal hygiene bersih dan terjaga maka orang tua. Hubungan yang baik antara
semangat belajar siswa akan tinggi. orang tua dan remaja akan membantu
Hubungan Peran Orang Tua dengan pembinaan diri remaja dalam upaya
Personal Hygiene siswa SDN 200209/25 menyelesaikan setiap tugas
Kota Padangsidimpuan perkembangannya. Tugas perkembangan
Berdasarkan hasil uji Chi-Square yang paling penting pada saat remaja
perhitungan nilai p value sebesar 0,008 < adalah perkembangan sosialisasi.
dari nilai signifikan α=0,05, mempunyai (Notoatmodjo S.2012)
kriteria tersebut berarti ada hubungan Penelitian ini sejalan dengan
antara pengetahuan dengan Personal Penelitian yang dilakukan oleh Tetti
hygiene SDN 200209/25 Solehati dengan judul “Pengaruh Edukasi
Pola asuh merupakan suatu proses Terhadap Pengetahuan Dan Skill Guru
mendidik, membimbing, dan Serta Personal Hygiene Siswa” di
mendisiplinkan serta melindungi anak Dayeuhkolot pajajaran bandung tahun
untuk mencapai kedewasaan sesuai 2015. Hasil penelitian ini adalah sosok
dengan norma dalam masyarakat. Gaya- dari seorang guru, orang tua dan keluarga
gaya pola asuh ke dalam gaya yang sangat dibutuhkan dimana dukungan dan
bersifat otoriter, demokratis, dan permisif. motivasi saat siswa menghadapi masalah
Pengasuhan otoriter adalah gaya yang dan kendala.(Simamora 2019)
membatasi danmenguhukum, dimana Menurut asumsi penelitian yang
orang tua mendesak anak untuk mengikuti dilakukan di sekolah dasar 200209/25
arahan mereka dan menghormati Kota Padangsidimpuan dapat dilihat dari
pekerjaan dan upaya mereka. Pengasuhan peran orang tua yang kurang. Peran orang
demokrasi adalah pola asuh yang tua dengan Personal Hygiene anak sangat
mendorong anak untuk mandiri namun memiliki hubungan erat karena peran
masih menerapkan batas dan kendali pada orang tua sangat penting bagi anak agar

13
kesehatannya dapat terjaga terutama a.Kesimpulan
kesehatan diri dan kesehatan 1. Ada hubungan antara Pengetahuan
lingkungan.Peran dan dukungan orang tua siswa SDN 200209/25 Di Kota
merupakan suatu motivasi bagi anaknya Padangsidimpuan dengan Personal
untuk hidup sehat, peran dan dukungan Hygiene dengan p-value = 0.010 >
yang diberikan oleh orang tua kepada 0.05.
anaknya sangat mempengaruhi status 2. Ada hubungan antara Sikap siswa
kesehatan anak. Namun yang saya lihat SDN 200209/25 dengan Personal
dilapangan karna sebagian besar orang tua Hygien Di Kota Padangsidimpuan
siswa adalah petani maka perhatian orang dengan p-value = 0.040 > 0.05.
tua terhadap anak berkurang dikarenakan 3. Ada hubungan antara Peran Orang tua
orang tua sibuk bertani. Ditempat saya dengan dengan Personal Hygien
melakukan penelitian sebagian besar dengan p-value = 0.008 < 0.05.
memiliki tanaman padi, saat musim b.Saran

mengusir burung orang tua lebih banyak 1. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya

waktunya diladang atau sawah. Biasanya penelitian ini dapat dijadikan

dari sebelum matahari terbit mereka tambahan referensi dalam

pergi keladang, dan pulang setelah pengembangan ilmu kesehatan yang

matahari terbenam. Saat itulah peran berhubungan dengan Personal

orang tua sangat sedikit, dan saat hygiene.

melakukan observasi orang tua menjawab 2. Bagi pemerintah hendaknya mampu

pada umur 11 dan 12 tahun anak sudah memberikan dukungan berupa

mandiri untuk personal hygiene. Mereka penyebaran informasi yang memadai

tidak menyadari jika tanggung jawab berupa penyuluhan kesehatan terkait

untuk mandiri sepenuhnya belum personal hygiene dan cara

seharusnya dilimpahkan. Seharusnya pencegahannya yang dilaksanakan di

orang tua berperan sebagai memotivasi setiap daerah Kota Padangsidimpuan

dan memberi perhatian lebih terhadap sehingga dapat meningkatkan

Personal Hygienenya. Karna dengan usia pengetahuan masyarakat mengenai

demikian peran orang tua paling Personal hygiene. Dan hal ini akan

dibutuhkan bagi pertumbuhan dan mempengaruhi tindakan untuk

kesehatan anak. mencegah penyakit di usia sekolah.

5.Kesimpulan dan Saran 3. Bagi masyarakat dan orang tua siswa


hendaknya meningkatkan kembali

14
perilaku hidup bersih untuk 44. doi: 10.33746/fhj.v6i1.47.
Kusumawardani, Nur Aqmarina, Erma
kelangsungan hidup siswa dan Sulistyaningsih, and Cicih Komariah. 2020.
terhindar dari penyakit. “Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan
Kejadian Infeksi Soil Transmitted Helminths
Pada Anak Sekolah Dasar Di Jember.”
Pustaka Kesehatan 7(1):45. doi:
REFERENSI 10.19184/pk.v7i1.17591.
Aprilia, Dwi Retno, Dampak Pola, Asuh Muara, Kabupaten, and Enim Tahun. 2021.
Orangtua, Berdasarkan Jenis-jenis Polaasuh, “Dengan Personal Hygiene Pada Siswa
Pembinaan Orangtua, and Terhadap Anak. Sekolah Dasar Di Sd Negeri 10 Belimbing
n.d. “MENJADI ORANGTUA TERBAIK Sekolah Dasar Di Sd Negeri 10 Belimbing
UNTUK ANAK DENGAN.” 139–45. Kabupaten Muara Enim Tahun 2021.”
Faizi, Muhammad Farhan, PNP DIRSECIU, J. R. Putri, N. R. .. 2020. Hubungan Personal Hygiene
Robinson, PNP DIRSECIU, H. Freund, V. Dengan Kejadian Kecacingan Pada Siswa
B. B. Bergbau-, PNP DIRSECIU, Programa SD Negeri 060909 Medan Tahun 2019.
D. E. Pós-graduação E. M. Aqüicultura, Ria Nurhayati. 2013. “Faktor-Faktor Yang
Julie G. Donalek, Sandie Soldwisch, Berhubungan Dengan Praktek Personal
Elementos D. E. Coesão, Marco Antonio Hygiene Pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar
Moreira, (1):43. doi: Di SDN Srondol Kulon 02 Kota Semarang.”
10.1017/CBO9781107415324.004. 128.
Febriani, Nurisa Dwi, Astri Kurnia Sari, Gigih Riskesdas Sumut. 2018. Riset Kesehatan Dasar
Ramadhan, Griselda Audina Sari, and Sumatera Utara.
Oktaviana Purnamasari. 2019. Saskyarasmi, Sarah paramita, Octavia Permata
“IMPLEMENTASI GERAKAN Sari, and Siti Munfiah. 2021. “Hubungan
MASYARAKAT HIDUP SEHAT.” Personal Hygiene Dan Sanitasi Dengan
(September). Infeksi Soil Transmitted Helminths Pada
Hairani, B., A. Annida, … E. Hariyati-, and Anak Usia Sekolah Dasar Disekitar TPA.”
undefined 2020. 2020. “Perilaku Higiene Jurnal Pendidikan Dan Teknologi Indonesia
Pribadi Terhadap Kecacingan Pada Murid 1(1):17–25. doi: 10.52436/1.jpti.8.
Sdn Muara Pagatan Ujung, Kecamatan Simamora, A. 2019. “Faktor Yang Berhubungan
Kusan Hilir Kabupaten Tanah.” Dengan Personal Hygiene Pada Anak
Ejournal2.Litbang.Kemkes.Go.Id 12(1):27– Sekolah Dasar Di Desa Tualang Kabupaten
34. Dairi Tahun 2019.”
Kartini, Sri. 2016. “Kejadian Kecacingan Pada Solehati, Tetti, Sri Susilawati, Mamat Lukman,
Siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cecep Eli Kosasih, Fakultas Keperawatan,
Rumbai Pesisir Pekanbar.” Jurnal Universitas Padjajaran, Fakultas Kedokteran,
Kesehatan Komunitas 3(2):53–58. doi: and Gigi Universitas Padjajaran. 2015.
10.25311/jkk.vol3.iss2.102. “Pengaruh Edukasi Terhadap Pengetahuan
Keswara, Umi Romayati, Yuni Hastuti, Kadar Dan Skill Guru Serta Personal Hygiene
Hb, Dosen Akedemi, Keperawatan Siswa Sd Effect of the Education on
Malahayati, Mahasiswa Program, Studi Knowledge and Skill of Teacher and
Keperawatan, Malahayati Bandarlampung, Personal Hygiene Elementary School
Menurut Riset, and Kesehatan Dasar. 2017. Students.” Kemas 11(1):135–43.
“Jurnal Dunia Kesmas Volume 6. Nomor 1. Sundawa, Ririn Berlian, and Rizki Rahmawati
Januari 2017 17.” 6(April):17–21. Lestari. 2021. “Hubungan Personal Hygiene
Khamaruddin, Salbiah, Lestari Rahmah, and Tri Dengan Kejadian Penyakit.” 2:129–33.
Prasetyorini. 2019. “The Relationship of Ulfa Ali, Rafiqi, Zulkarnaini Zulkarnaini, and
House Environmental Sanitation with Dedi Affandi. 2016. “Hubungan Personal
Infection of Muhamadiyah Elementry Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Dengan
School Students in Deli Serdang District.” Angka Kejadian Kecacingan Pada Petani
Asian Journal of Applied Sciences 7(6):751– Sayur Di Kelurahan Maharatu Kecamatan
55. doi: 10.24203/ajas.v7i6.6022. Marpoyan Damai Kota Pekanbaru
Kusuma, Andiko Nugraha. 2019. “Determinan (Relationship of Personal Hygiene and
Personal Hygiene Pada Anak Usia 9–12 Environmental Sanitation with the Incidence
Tahun.” Faletehan Health Journal 6(1):37– of STH.” Dinamika Lingkungan Indonesia
15
3(1):24.
Yani, Sri Ida. 2021. “Hubungan Sanitasi Dengan
Infeksi Telur Cacing Pada Anak Sekolah
Dasar.” Meditory : The Journal of Medical
Laboratory 9(1):37–43. doi:
10.33992/m.v9i1.134

16

Anda mungkin juga menyukai