Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR UJIAN PRAKTIK KONSELING

“Konseling Individu Manajemen Waktu terhadap Stres”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas prakttik mata kuliah konseling.

Dosen : Dra. Iryanti., SKp,M.Kes

Disusun Oleh :
Riska Amalia Agista (P17336119438)

D-IV PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
Jl. Babakan Loa, Pasirkaliki, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat 40514
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Konseling Individu Manajemen Waktu
terhadap Stres” dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
penulis akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh
pihak yang turut andil membantu, terutama kepada :
1. Bapak Ridwan Setiawan, S.Kp., M.Kes., selaku ketua Jurusan Promosi Kesehatan
Poltekkes Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan laporan.
2. Ibu Dra. Iryanti., SKp,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah membina dan
membimbing penulis serta memberikan dorongan maupun masukan dalam
penyusunan laporan.
3. Kedua orang tua yang telah mendukung dan memberikan kesempatan berupa moril
dan materil.
4. Rekan-rekan Jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes Bandung yang telah
memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan laporan.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang diberikan, mendapat imbalan yang
berlipat dari Tuhan Yang Maha Esa, aamiin.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih terdapat beberapa
kekurangan karena beberapa keterbatasan, sehingga saran dan kritik yang membangun
sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan laporan ini. Atas saran, kritik maupun
bantuannya penulis ucapkan terima kasih.

Bandung, 14 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1

1.2 Tujuan.....................................................................................................2

BAB II LAPORAN TUGAS .....................................................................................3

2.1 Jenis Konseling.......................................................................................3

2.2 Metode Konseling ...................................................................................3

2.3 Media Konseling .....................................................................................3

2.4 Naskah Roleplay.....................................................................................4

BAB III KESIMPULAN ...........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10

LAMPIRAN ......................................................................................................... 11

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ruangan Konseling .......................................................................... 11


Lampiran 2 Leaflet...............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stres merupakan suatu keadaan yang dapat disebabkan oleh tuntutan fisik,
lingkungan, dan situasi sosial yang tidak terkontrol. Prevalensi kejadian stres cukup
tinggi dimana hampir lebih dari 350 juta penduduk dunia mengalami stres dan
merupakan penyakit dengan peringkat ke-4 di dunia menurut WHO. Studi prevalensi
stres yang dilakukan oleh Health and Safety Executive di Inggris melibatkan penduduk
Inggris sebanyak 487.000 orang yang masih produktif dari tahun 2013-2014.
Didapatkan data bahwa angka kejadian stres lebih besar terjadi pada wanita (54,62%)
dibandingkan pada pria (45,38%).
Mahasiswa mengalami stres dapat berdampak positif atau negatif.
Peningkatan jumlah stres akademik akan menurunkan kemampuan akademik yang
berpengaruh terhadap indeks prestasi. Bahkan yang dirasa terlalu berat dapat
memicu gangguan memori, konsentrasi, penurunan kemampuan penyelasaian
masalah, dan kemampuan akademik. (Goff. A.M, 2011). Beban stres yang dirasa
berat juga dapat memicu seseorang untuk berperilaku negatif, seperti merokok,
alkohol, tawuran, seks bebas bahkan penyalahgunaan NAPZA. Stres tidak hanya
berdampak negatif tetapi juga memiliki dampak positif, yaitu berupa peningkatan
kreativitas dan memicu pengembangan diri, selama stres yang dialami masih dalam
batas kapasitas individu. Stres tetap dibutuhkan untuk pengembangan diri mahasiswa
(Smeltzer & Bare, 2008) Setiap orang pasti mengalami stres, stres dapat terjadi
karena barbagi faktor baik dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Seseorang
mengalami stres biasanya karena terlalu berat beban yang dihadapi. Mahasiswa juga
tidak bisa terhindar dari stres yang disebabkan oleh banyaknya tanggung jawab
seperti, tugas kuliah yang harus segera diselesaikan..
pengelolaan waktu yang baik juga menjadi aspek yang penting dalam
menghadapi stres. Manajemen waktu membantu seseorang menurunkan tingkat stres
akademik. Manajemen waktu diartikan dengan pengaturan diri dalam menggunakan
waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan,
mempunyai kontrol terhadap waktu, serta selalu membuat prioritas menurut
kepentingan dan keinginan untuk terorganisasi (Puspitasari, 2013). Siswa dengan
pengelolaan waktu yang baik tentu dapat mengatasi situasi yang dapat menimbulkan
stres. Padatnya kegiatan yang dialami siswa di bidang akademis dan ditambah
dengan kegiatan pendukung lainnya menuntut lebih banyak waktu yang diperlukan.
Selain memerlukan keyakinan terhadap kemampuan dalam memecahkan masalah

4
dan menyelesaikan tugas, siswa juga perlu memanajemen waktu, yang digunakan
dalam setiap kegiatan. Karena dengan adanya pengelolaan waktu yang baik,
seseorangan dapat mengontrol diri dan mampu menyelesaikan tuntutan akademik
menuju sasaran yang ingin dicapai. Dari paparan di atas menunjukkan bahwa self
efficacy dan manajemen waktu dapat mempengaruhi stres akademik pada siswa
siswa. Apabila seseorang mampu dalam meningkatkan rasa keyakinan dan
memanfaatkan waktu dengan sebaik dan seefisien mungkin tentu ia akan mampu
mengelola stres dengan baik.
Beerdasarkan hasil penelitian dan fakta permasalahan yang berkaitan
dengan permasalahan yang dialami mahasiswa yang stres dalam memanajemen
waktu, maka penulis akan melakukan konseling tentang “Konseling Individu
Manajemen Waktu terhadap Stres”.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Konseli dapat memecahkan masalahnya setelah melakukan proses
konseling selama 30 menit.

b. Tujuan Khusus
1. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta
pandangan-pandangan konseli yang irasional dan tidak logis menjadi
pandangan yang rasional dan logis.
2. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang dialami seperti rasa
cemas, rasa sedih, dan rasa berbeda dengan yang lain.
3. Membangun penerimaan diri konseli.

5
BAB II
LAPORAN TUGAS

2.1 Jenis Konseling


Jenis konseling yang digunakan pada konseling ini adalah konseling individu.
Berdasarkan Willis (2019) konseling individu adalah pertemuan konselor dengan
konseli secara individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport
dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi konseli
dan konseli dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapinnya.

2.2 Metode Konseling


Metode yang digunakan pada konseling ini menggunakan pendekatan
Behavioral
Pendekatan Behavioral adalah pendekatan yang menekankan pada dimensi pada kognitif
individu dan menawarkan berbagai metode yang berorientasi pada tindakan (action-
oriented) untuk membantumengambil langkah yang jelas dalam megubah tingkah laku
(Komalasari 2011).

2.3 Media Konseling


Media yang digunakan dalam konseling ini adalah poster. Pesan yang
disampaikan yaitu mengenai pengertian manajemen waktu, tips dan trik manajemen
waktu yang baik,cara menyusun jadwal kegiatan dan dampak tidak manajemen waktu
yang baik.

6
2.4 Naskah Roleplay
Wowo adalah salah satu mahasiswa universitas negeri di Bandung, saat ini
menginjak semester 5 dimana tugas kuliah dan kegiatan organisasi yang padat. Dia
orangnya ceria, punya banyak teman dan dan senang tertawa. Dia juga aktif dalam
kegiatan organisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Tapi sampai akhirnya dia
kewalahan dan sulit mengatur waktu untuk mengerjakan antara tugas kuliah dan
organisasi. Dia merasa da perubahan dalam dirinya menjadi stres, sedih bahkan
menghindar dari orang-orang. Untik mengatasi masalahnya dia pun pergi untuk
melakukan proses konseling.
Wowo : Assalamualaiku, permisi bu

Konselor : Waalaikumsalam, silahkan masuk dan duduk mas.


Konselor : Gimana kabarnya, habis pulang sekolah yah?

Wowo : Iya baik bu


Konselor : Selamat siang mas, apa betul ini dengan mas Wowo yang kemarin
menghubungi saya untuk melakukan kegiatan konseling?

Wowo : Siang bu, betul saya Wowo yang kemarin menghubungi ibu
Konselor : Oke mas, bagaimana kabarnya hari ini Mas Wowo?

Wowo : Alhamdulilah sih bu, tapi saya lagi bingung sama stres nih bu duh...

Konselor : Waduhh memamg stres kenapa nih mas? Kok kayaknya pusing
banget nih
Wowo : Iyah nih bu, saya tuh stres soal bagi-bagi waktu soalnya akhir-akhir
ini saya banyak banget tugas bai tugas kuliah atau organisasi bu,
makanya saya datang kesini pengen konsultasi sama ibu apa bisa
bu?

Konselor : Ohh begitu ya mas, tentu saja bisa mas. Sebelumnya apa Mas Wowo
pernah melakukan kegiatan konselig?
Wowo : Belum pernah bu, ini baru pertama kali.

Konselor : Oke baik mas, sebelum melakukan proses konseling saya jelaskan
terlebih dahulu ya mas mengenai konseling. Jadi gini mas saya Riska
Amalia Agista sebagai konselor yang akan membantu Mas Wowo
untyk menyelesaikan apa permasalahan yang dialami, untuk
keputusan yang nanti diambil itu semua dikembalikan kepada Mas
Wowo sendiri. Jadi Mas Wowo mohon untuk aktif dan terbuka dalam
menceritakan permasalahan yang dialami kepada saya. Mas Wowo

7
gak perlu khawatir karena saya sebagai konselor menerapkan asas
kerahasiaan yang dimana semua yang Mas wowo ceritakan kepada
saya itu hanya saya dan Mas Wowo saja yang tahu. Lalu untuk kontrak
wktu konselingnya sekitar 15-30 menit ya mas, apa bisa dipahami?
Wowo : Iya baik bu bisa saya pahami.

Konselor : Oke baik mas boleh diceritakan apa yang sedang Mas Wowo rasakan
sekarang?

8
Wowo : Iya bu jadi gini sebenernya saya kesulitan dalam membagi waktu
untuk belajar dengan kegiatan organisasi, jadi saya stres banget bu
karena harus ngerjain keduanya, bingung harus ngerjain yang mana
dulu bahkan sedih banget bu karena ngerasa kok semuanya harus
saya yang ngerjain gitu

Konselor : Ohh heem iya jadi sekarang masnya ngerasa stres, bingung bahkan
sedih gitu ya soal ngebagi waktu karena saking banyak tugas yang
harus diselesaikan ?

Wowo : Iya bener banget bu duh


Konselor : Oke bisa dijelaska hal apa yang membuat Mas Wowo merasakan hal
seperti ini?

Wowo : Emmmm saya juga bingung bu, pokoknya akhir-akhir ini saya uh
ngerasa capek banget sama stres bu
Konselor : Ohhh oke, kira-kira sudah berapa lama Mas Wowo mengalami hal
seperti ini?

Wowo : Emmmm...ya kira-kira 1 bulan ini bu syaa ngerasa stres sama cape

Konselor : Waduh sudah lama juga ya mas, boleh diceritakan kegiatan apa saja yang
Mas Wowo Lakukan dalam 1 bulan ini?
Wowo : Iya bu jadi sebenernya dalam 1 bulan ini tuh saya sibuk dan padat
banget bu kegiatan organisasi di kampus dan saya pun menjadi
panitia yang memang mempunyai tanggung jawab besar, belum lagi
ditambah tugas kuliah yang makin hari makin numpuk. Sampai sabtu-
minggu pun saya ada kegiatan di kampus bu, saya ngerasa cape
banget bu , soalnya gak ada waktu waktu untuk istirahat bu bahkan
main pun saya gak bisa bu. Pengennya tuh saya rebahan gitu bu tapi
saya pun mempunyai tugas yang harus diselesaikan. Di sisi lain saya
selalu berusaha untuk ngerjain tugas dan kegiatan secara totalitas dan
maksimal karena saya takut orang-orang kecewa akan tanggung
jawab saya, nah gara-gara hal itu semua saya jadi susah bagi waktu
sampe stres bu.
Konselor : Wahh sangat aktif banget ya Mas Wowo dan super sibuk sekali
sepertinya. Jadi sekarang Mas Wowo belum bisa bagi waktu untuk
ngerjain antara tugas kuliah dan organisasi ya?
Wowo : Iya betul bu begitu, bahkan untuk tidur pun saya hanya beberapa jam
saja bu karena saking banyak kegiatan yang harus saya lakukan.

9
Konselor : Waduh bahaya tuh mas kalau sampe kurang tidur. Kalau begitu saya
simpulkan bahwa penyebab perubahan perilaku dalam diri masnya itu
disebabkan karena Mas Wowo merasa tidak mampu dan kewalahan
dalam mengatur waktunya untuk tugas dan kegiatan organisasi di
kampus ya.

Wowo : Iyaa bisa dibilang begitu bu


Konselor : Iya oke baik mas ya, terima kasih sudah berusaha menceritakan
kepada saya tentang permasalahan yang Mas Wowo alami, saya akan
berusaha untuk memahami perasaan masnya mengenai
permasalahan yang dihadapi. Nah untuk masnya pasti tidak nyaman
ya dlam kondisi seperti ini?
Wowo : Heemmm buuu gak nyaman banget pokoknya

Konselor : Oh iyaa baik mas, kira-kira sejauh ini Mas Wowo sudah melakukan hal
apa saja untuk mengatasi permasalahan ini?

Wowo : Iyaa paling emmm menyemangati diri sendiri bu, terus lihat video
motivasi gitu aja sih bu. Tapi tetap bu nanti ngerasa capek lagi, stres
lagi bu
Konselor : Ohh oke mas, setelah Mas Wowo melakukan hal itu apa yag dirasakan
oleh Mas Wowo?
Wowo : Iyaa sejenak ngerasa tenang sih bu, tapi yaa nanti ujung-ujungnya
tetep stres lagi deh bu

Konselor : Okey, kira-kira Mas Wowo sudah pernah coba membuat list atau
jadwal kegiatan dan tugas?

Wowo : Belum pernah tuh bu

Konselor : Nahh jika Mas Wowo ingin menyelesaikan masalah ini dengan baik,
Mas Wowo harus bisa menerapkan manajemen waktu yang baik
dengan cara membuat list atau jadwal kegiatan dan tugas yang harus
diselesaikan, karena dengan begitu Mas Wowo tahu mana dulu yang
harus dikerjakan dan semuanya akan selesai tepat waktu.
Wowo : Ohhh iyaa ya bu bener banget tuh

10
Konselor : Iya mas, selain itu mas nya pun harus bersikap asertif dimana mas
nya menyadari bahwa mas tidak mampu melaksanakan tugas dan
kegiatan organisasi secara bersamaan, dengan Mas Wowo begitu
bisa membuat orang paham akan permasalahan yang Mas Wowo
alami dan rasakan dan Mereka atau orang-orang sekitar pun bisa ikut
membantu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Wowo : Ohh iyaaa baik bu, saya akan menerpakan manajemen waktu yang
baik dan mencoba asertif.
Konselor : Iyaa mas, Mas Wowo harus tenang karena setiap masalah itu ada
solusinya selagi Mas Wowo mau berusaha untuk mencarinya. Saya
sangat menghargai usaha dan kehadiran masnya untuk melakukan
proses konseling ini. Jadi untuk masnya pelan-pelan saja tidak usah
terburu-buru dan rileks dalam mengahadapi masalah yang datang.
Wowo : Oke baik bu, saya akan mencoba tenang dan rileks. Saya juga akan
mengubah perilaku saya dan menerapkan perilaku asertif supaya
saya bisa menerima kekuarangan diri sendiri
Konselor : Iyaa betul mas, saya yakin masnya bisa melakukannya dengan
maksimal. Karena dengan mas nya yakin dan percaya bahwa
semuanya akan baik-baik saja.
Wowo : Iyaa baik bu siap
Konselor : Baik mas, apa ada yang ingin diceritakan lagi?
Wowo : Sudah cukup bu
Konselor : Alhamdulillah kalau begitu jika tidak ada yang ingin dibahas lagi,
saya akhiri proses konseling ini semoga dari sesi konseling kali ini
Mas Wowo bisa mengambil keputusan untuk menyelesaikan
permsalahan yang dihadapi dengan maksimal ya. Jika nanti Mas
Wowo ada hal yang mengganjal lalu ingin dibahas hubungi lagi saya
nanti kita atur jadwal untuk melakukan konseling lanjutan.

Wowo : Okee bu siap, terima kasih banyak ya bu

Konselor : Oke mas, sama sama

11
Setelah dilakukannya konseling didapatkannya hasil yaitu dimana anak dari
Mas Wowo dapat memperbaiki dan merubah perilaku yang lebih baik lagi dan mulai
menyadari akan kemampuan diri sendiri. Sehingga gangguan-gangguan emosional
yang dialami seperti rasa cemas, rasa capek, dan sulit mengatur waktu bisa
diselesaikan dengan sikap penerimaan diri.

12
BAB III
KESIMPULAN

Secara keseluruhan, manajemen waktu, dan stres akademik pada mahasiswa


mayoritas barada pada ketegori sedang. Self efficacy dan manajemen waktu secara
bersama-sama memiliki pengaruh terhadap stres akademik pada mahasiswa. Diharapkan
dalam hal ini, mahasiswa perlu untuk lebih meningkatkan keyakinan dengan sama-sama
saling memberikan dukungan dan motivasi kepada antar individu, serta mampu mengelola
waktu yang dimliki dengan lebih efektif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achida Faiqotul Himmah, Nurul Shofiah. (2021). Pengaruh Self efficacy dan Manajemen
Waktu Terhadap Stres Akademik Pada Siswa. Jurnal Fakultas Psikologi, UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang Insitusi, 31.
Sudratajat, Akhmad. 2008. Pendekatan Konseling Behavioral. dalam
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-behavioral/Taufik.
2014. Model-Model Pendidikan. Padang: FIP.

14
LAMPIRAN

Lampiran 1 Ruangan Konseling

15
Lampiran 2 Poster

16

Anda mungkin juga menyukai