Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM EDUKASI GIZI SEIMBANG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Implementasi Program Promkes


Dosen :
Ridwan Setiawan.,SKp.,MKes

Disusun Oleh : Kelompok 4


Alfiyyah Dinan Umaro (P17336119401)

Anisa Dwi Asti (P17336119405)

Annisa Najla Aqila (P17336119408)

Dinda Rusda Hanannisa (P17336119410)

Gitakennya Dwiputri W (P17336119415)

Isni Nuraeni Fitrian (P17336119420)

Nasywa Winanda (P17336119430)

Rais Mansur N (P17336119436)

Riska Amalia A (P17336119438)

Sahren Amalia (P17336119439)

Sri Ramadila A (P17336119440)

D-IV PROMOSI KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


Jl. Babakan Loa No. 10A Pasir Kaliki Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
serta kasih- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan ini
yang berjudul “ Program Edukasi Gizi Seimbang”. Tujuan
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen matakuliah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauhdari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini. Penulis menyadari dalam rangka
penyusunan laporan ini, tidak mungkin terwujud tanpa adanya
perhatian serta bimbingan dari berbagai pihak, maka untuk itu
penulis ucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dra.Atin Karjatin,.MKes selaku koordinator mata kuliah


Implementasi Program Promosi Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.

2. Ridwan Setiawan.,SKp.,MKes selaku dosen mata kuliah


Implementasi Program Promosi Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.
3. Seluruh anggota kelompok 4.
4. Teman-teman Tingkat 3 D-IV Promosi Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak.

Bandung, 21 Maret 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II Laporan Tugas ...............................................................................................3
2.1 Perjalanan Penyakit Diabetes Melitus ................................................................3
2.2 Makna dan Perlunya Pengendalian dan Pemantauan DM Secara Berkelanjutan
.................................................................................................................................3
2.3 Penyulit Diabetes Melitus ..................................................................................4
2.4 Program Edukasi Gizi Seimbang .........................................................................6
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................4
3.1 Simpulan ...........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................1

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemia) di atas nilai normal (Kemenkes, 2013). Penyakit ini
disebabkan karena adanya gangguan metabolisme karbohidrat sehingga terjadi
defisiensi insulin (Astawan, 2008).

Global status report on NCD World Health Organization (WHO) 2015


melaporkan bahwa tahun 2012 sekitar 1,5 juta orang meninggal secara langsung
yang disebabkan oleh DM dan lebih dari 80% kematian DM terjadi di negara yang
berpenghasilan rendah dan menengah, sedangkan di tahun 2014 menjadi 9% DM
terjadi pada remaja yang berumur 18 tahun. WHO memperkirakan tahun 2030 DM
menempati urutan ketujuh penyebab kematian dunia (WHO, 2014).

Faktor-faktor yang mempengaruhi dapat terjadinya DM adalah karakteristik


seseorang (usia, jenis kelamin dan genetika), pengetahuan gizi, stress, gaya hidup,
aktivitas fisik, status gizi atau obesitas dan pola makan yang tidak seimbang
(Vitahealth, 2006). Pola makan berupa asupan makanan tinggi energi dan tinggi
lemak tanpa disertai dengan aktivitas fisik yang teratur akan mengubah
keseimbangan energi. Asupan energi yang berlebih akan meningkatkan resistensi
insulin sekalipun belum terjadi kenaikan berat badan yang signifikan. Asupan
makanan pada penderita DM harus memperhatikan makanan yang berindeks
glikemik yang mampu memengaruhi kadar glukosa darah (Rimbawan & Siagian,
2004). Selain itu asupan serat juga mampu memengaruhi kadar glukosa darah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa asupan serat makanan juga dapat menurunkan
kadar glukosa darah puasa dan HbA1C (Robbert, Mainous, King, & Simpson, 2012).

Indeks glikemik adalah angka yang diberikan kepada suatu bahan makanan
seberapa tinggi makanan tersebut dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Diet
DM lebih menekankan jenis karbohidrat daripada jumlah karbohidrat (Sukardji,
2006). Anjuran ini didasari makanan sumber karbohidrat dalam jumlah yang sama,
memberikan respon glikemik yang sama terhadap kadar glukosa darah (Rimbawan
& Siagian, 2004). Setiap makanan sumber karbohidrat memiliki indeks glikemik yang
berbeda (Mendosa, 2002). Makanan dengan karbohidrat tinggi, cenderung memiliki
indeks glikemik tinggi sehingga meningkatkan glukosa darah pada penderita DM
(Raudalin, Rusu, & Dragomir, 2009).

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perjalanan penyakit Diabetes Mellitus ?


2. Bagaimana pengendalian dan pemantauan Diabetes Mellitus secara
berkelanjutan ?
3. Bagaimana Risiko Diabetes Mellitus ?
4. Apa program edukasi gizi seimbang dalam pencegahan Diabetes Mellitus ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui perjalanan penyakit Diabetes Mellitus.


2. Untuk mengetahui pengendalian dan pemantauan Diabetes Mellitus.
3. Untuk mengetahui risiko Diabetes Mellitus.
4. Untuk mengetahui program yang tepat mengenai edukasi gizi seimbang
dalam pencegahan Diabetes Mellitus.

2
BAB II
LAPORAN TUGAS

2.1 Perjalanan Penyakit Diabetes Melitus


Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan berkaitan pada reseptor kurang
dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah tetap saja glukosa tidak dapat masuk
kedalam sel sehingga sel akan kekurangan glukosa. Mekanisme inilah yang
dikatakan sebagai resistensi insulin. Untuk mengatasi resistensi insulin dan
mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang berlebihan maka harus terdapat
peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Namun demikian jika sel-sel beta
tidak mampu mengimbanginya maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadilah
DM tipe II.

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas


diabetik tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk
mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena
itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada DM tipe II, meskipun demikian diabetes
tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainya, yaitu sindrom
hiperglikemik hiperosmoler nonketotik. Penanganan primer diabetes tipe II adalah
menurunkan berat badan, karena resistensi insulin berkaitan dengan obesitas.
Latihan merupakan unusr yang penting juga meningkatkan efektivitas insulin.
(Smeltzer, 2001).

2.2 Makna dan Perlunya Pengendalian dan Pemantauan DM Secara


Berkelanjutan
Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu
penyebab kematian terbesar keempat di dunia.Sekitar 230 juta jiwa penduduk dunia
menderita diabetes mellitus. Angka ini akan terus mengalami kenaikan sebanyak
3% atau bertambah 7 juta setiah tahum. Pada tahun 2025 diperkirakan akan ada
350 juta jiwa yang akan terkena diabetes mellitus. Meskipundiabetes melitus
merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara langsung,
tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak tepat. Pengelolaan DM
memerlukan penanganan secara multidisiplin yang mencakup terapi non-obat dan
terapi obat. Penyakit DM memerlukan perawatan medis dan penyuluhan untuk self
management yang berkesinambungan untuk mencegah komplikasi akut maupun
kronis. Kontrol glukosa darah merupakan hal yang terpenting di dalam pengendalian
dan pengelolaan DM.Pengendalian DM tidak hanya ditujukan untuk menormalkan
kadar glukosa darah tetapi juga mengendalikan faktor risiko lainnya yang sering
dijumpai pada penderita dengan DM. Pengendalian DM dapat dilakukan dengan

3
diet, latihan, pemantauan, terapi dan pendidikan.Keberhasilan pelaksanaan diet dan
upaya preventif DM lainnya bergantung pada perilaku penderita DM dalam
menjalaninya. Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh bagaimana seseorang percaya
pada kemampuannya dalam menjalani kehidupan, psikososial, dukungan keluarga
dan tingkat pengetahuannya.
Kontrol DM yang buruk dapat mengakibatkan hiperglikemia dalam jangka
panjang, yang menjadi pemicu beberapa komplikasi yang serius baik makrovaskular
maupun mikrovaskular seperti penyakit jantung, penyakit vaskuler perifer, gagal
ginjal, kerusakan saraf dan kebutaan. Banyaknya komplikasi yang mengiringi
penyakit DM telah memberikan kontribusi terjadinya perubahan fisik, psikologis
maupun sosial. Mengingat tingginya prevalensi dan biaya perawatan untuk
penderita DM maka perlu adanya upaya untuk pencegahan dan penanggulangan
penyakit tersebut meliputi peningkatan edukasi, perilaku konsumsi obat anti
diabetes, latihan jasmani (aktivitas fisik), pengaturan makanan serta pengecekan
berkala glukosa darah.
Pemantauan kadar glukosa secara berkelanjutan pada penderita diabetes
melitus merupakan salah satu hal penting untuk dapat menjaga stabilitas
kesehatannya dalam pengendaian DM dan mencegah dari komplikasi penyakit.
Setelah memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sebagai perawat perlu
mempersiapakan pengetahuan dan pemahaman pasien terkait pemantauan
kondisinya di rumah, dengan peran perawat sebagai edukator maka dapat
dijelaskan bagaimana tata cara pengontrolan glukosa , pola diet, pola aktivitas dan
istirahat.
2.3 Penyulit Diabetes Melitus
A. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Ketoasidosis diabetik (KAD)adalah keadaan dekompensasi kekacauan
metabolic yang ditandai oleh trias hiperglikemia,asidosis,dan
ketosis,terutama disebabkan oleh defesiensi insulin absolut atau relative.
Ketoasidosis diabetic ini merupakan komplikasi akut DM yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dL)
disertai tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas
plasma meningkat (300-320 m0s/mL) dan peningkatan anion gap.
B. Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH)
Status hiperosmolar hiperglikemik (SHH) merupakan gangguan metabolik
akut yang dapat terjadi pada pasien diabetes melitus, yang ditandai
dengan hiperglikemia, hiperosmolaritas, dan dehidrasi tanpa adanya
ketoasidosis. Krisis hiperglikemia pada diabetes tipe 2 biasanya terjadi
karena ada keadaan yang mencetuskannya. Pada keadaan ini terjadi
peningkatan glukosa darah sangat tinggi (>600 mg/dL), tanpa tanda dan

4
gejala asidoses osmolaritas plasma sangat meningkat (>320 m0s/mL),
plasma keton (+/-), anion gap normal atau sedikit meningkat.
C. Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunkan kadar glukosa darah <70 mg/dL.
Hipoglikemia adalah penurunan konsetrasi glukosa serum dengan atau
tanpa adanya tanda dan gejala system autonomy seperti whipple’s triad :
- Terdapat gejala-gejala hipoglikemia
- Kadar glukosa darah yang rendah
- Gejala berkurang dengan pengobatan
D. Makroangiopatik
Makroangiopati adalah kerusakan makrovaskuler atau gangguan pada
pembuluh darah besar. Makroangiopati menyebabkan terbentuknya
pembekuan darah di pembuluh darah besar dan menyebabkan
penyumbatan. Akibatnya, darah tidak dapat mencapai organ vital, seperti
jantung dan otak. Sehingga, meningkatkan risiko serangan jantung
dan stroke.
E. Mikroangiopati
Mikroangiopati adalah kerusakan mikrovaskuler atau gangguan pembuluh
darah kecil. Kondisi ini membuat pembuluh darah tersebut menebal dan
melemah. Sehingga, memperlamat aliran darah ke seluruh tubuh. Lambat
laun, kondisi ini meningkatkan risiko retinopati diabetes (yang dapat
menyebabkan kebutaan) dan penyakit ginjal.
F. Neuropati
Neuropati diabetik adalah adanya gejala atau tanda dari kerusakan saraf
perifer pada pengidap diabetes. Kondisi ini tidak disebabkan oleh hal lain
lagi selain diabetes melitus. Sampai 70 persen pengidap diabetes
mengalami beberapa bentuk neuropati, yang tingkat keparahannya berkisar
dari sangat ringan (asimptomatik) hingga parah (gejalanya dapat
menyebabkan kelumpuhan dan berakibat fatal). Meski kondisinya bisa
memengaruhi semua sistem organ tubuh, termasuk saluran kemih, sistem
pencernaan, dan jantung, tapi yang paling sering terkena adalah saraf pada
anggota gerak tubuh bagian bawah.

5
2.4 Program Edukasi Gizi Seimbang
A. Nama dan Definisi Program

Nama Program: Eh, DIET Yuk! (Edukasi Diet Itu Penting)

Definisi Program :

Eh, Diet Yuk! Merupakan salah satu program edukasi mengenai tata cara
melakukan diet dengan menerapkan gizi seimbang secara baik dan benar. Program
ini bertujuan untuk mengedukasi sasaran mengenai pentingnya pengetahuan cara
yang benar dalam mengatur pola makan menjadi lebih sehat dan teratur yang
disertai dengan olahraga dan istirahat yang cukup.

Seperti yang kita tau, di masa pandemic ini terjadi peningkatan kasus DM
akibat keterbatasan yang terjadi akibat pembatasan global yang dikarenakan oleh
virus COVID-19 yang perlahan-lahan menimbulkan Sedentary lifestyle. Sedentary
lifestyle adalah kebiasaan hidup dengan karakteristik tingkat aktivitas fisik rendah.
Batasan karakteristiknya adalah rata-rata aktivitas fisik yang dilakukan kurang dari
rekomendasi menurut jenis kelamin dan usia, kapasitas fisik yang mengalami
penurunan fungsi, dan pilihan aktivitas sangat rendah untuk melakukan aktivitas fisik
(Sholihah, 2019).

Oleh karena itu, Program Eh, Diet Yuk! Hadir dalam berbagai platform
media social guna meningkatkan pengetahuan masyarakat di era serba digital ini
membawa tips dan edukasi bagaimana cara mengatur pola makan serta
menjalankan diet yang baik dan benar.

B. Sasaran Program

- Sasaran Primer : Penderita Diabetes Melitus, Individu sehat (masyarakat)


dan keluarga sebagai komponen dari masyarakat.

- Sasaran Sekunder : Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, petugas


kesehatan, pejabat pemerintahan, organisasi kemasyarakatan dan media massa.

- Sasaran Tersier : Kepala Puskesmas , Dinas Kesehatan.

6
MASALAH TUJUAN SASARAN KEGIATAN METODA MEDIA KRITERIA TANGGAL PENANGGUNG
EVALUASI PELAKSANA JAWAB
AN
Faktor-faktor yang Pihak program Primer : Primer dan Primer dan Media cetak: Penyuluhan: 21 Maret 2022 1. Kepala
mempengaruhi dapat promosi kesehatan Seluruh Sekunder: Sekunder: Poster Penyuluhan Puskesmas
terjadinya DM membuat program Eh, Penderita DM, Penyuluhan Penyuluhan seputar seputar gizi 2. Mahasiswa
adalah karakteristik Diet yuk! Program ini individu sehat gizi seimbang seimbang Kel 4
seseorang (usia, jenis bertujuan untuk dan keluarga pencegahan DM pencegahan DM 3. Para ibu
kelamin dan mengedukasi sasaran sebagai Tersier: kader
genetika), mengenai pentingnya komponen dari Advokasi Tersier:
pengetahuan gizi. pengetahuan cara masyarakat Presentasi dan Presentasi:
Asupan makanan yang benar dalam pemaparan masalah Adanya
pada penderita DM mengatur pola makan Sekunder : gizi seimbang kesadaran dan
harus menjadi lebih sehat Tokoh menjadi faktor kerjasama tenga
memperhatikan dan teratur masyarakat, penting dalam kesehatan
makanan yang tokoh adat, pencegahan diabetes diharapkan
berindeks glikemik tokoh agama, terhadap penderita mampu
yang mampu petugas diabetes. meningkatkan
memengaruhi kadar kesehatan,pejab kesadaran akan
glukosa darah. at pemerintah, pentingnya
organisasi menjaga gizi
masyarakat, seimbang dalam
media massa pencegahan
penyakit
Tersier : diabetes mellitus
Kepala
puskesmas,
Dinas
kesehatan.
D. Tahapan Pelaksanaan

Kegiatan edukasi Eh, Diet Yuk! ini telah dilakukan dengan strategi gerakan
masyarakat. Metode yang digunakan berupa edukasi yang diberikan melalui
penyuluhan, ceramah dengan menggunakan media power point dikombinasi
dengan diskusi, serta pemberian buku panduan yang berisi materi yang berkaitan
dengan topik penyuluhan, yaitu tata cara melakukan diet dengan menerapkan gizi
seimbang secara baik dan benar.

Tahapan pelaksanaan program Eh, Diet Yuk! Adalah sebagai berikut.

1) Mengkaji Kebutuhan dan Permasalahan DM di Masyarakat


Kegiatan pengkajian ini dilakukan dalam bentuk survei ke
masyarakat. Survei yang dilakukan adalah terkait dengan permasalahan
pengelolaan DM dan menganalisis kebutuhan masyarakat terkait
pengelolaan DM, khususnya tentang pengelolaan makanan/gizi pada
penderita DM.

2) Merancang Media Promosi Kesehatan


Untuk mendukung pelaksanaan program edukasi ini maka
dirancang media promosi Kesehatan berupa poster yang dibagikan kepada
sasaran yang mengkuti penyuluhan, media poster tersebut berisi tata cara
melakukan diet dengan menerapkan gizi seimbang secara baik dan benar,
serta diberikan juga kepada kader buku pedoman penatalaksanaan DM.

3) Memberikan Penyuluhan Kepada Penderita DM


Kegiatan penyuluhan dilakukan untuk tujuan memberikan
pemahaman yang benar kepada masyarakat, khususnya penderita DM
yang ada di Kampung tentang penyakit DM. Materi yang diberikan antara
lain konsep dasar DM, pilar-pilar pengelolaan DM (terutama tentang
perencanaan/pengelolaan pola makan dan latihan fisik, serta modifikasi
gaya hidup yang tidak sehat menjadi gaya hidup yang sehat), dan tata cara
melakukan diet dengan menerapkan gizi seimbang secara baik dan benar.
Pemberian penyuluhan ini dilakukan deagan alasan, masih
rendahnya pemahaman masyarakat tentang DM, sangat minimnya sumber
informasi ke pasien DM tentang cara mengelola DM. Metode penyuluhan
yang telah diberikan adalah ceramah tanya jawab dengan menggunakan
media power poin.

Kegiatan edukasi dengan penyuluhan ini dipilih sebagai langkah untuk


meningkatkan pengetahuan kelompok sasaran tentang DM yang nantinya
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
mencegah dan mengendalikan DM. Hal ini sesuai dengan penelitian Zahtamal
(2015) yang menyatakan bahwa penyuluhan merupakan salah satu strategi untuk
memperoleh perubahan perilaku masyarakat. Selanjutnya, dengan pengetahuan
itu akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan seseorang
berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan
perilaku dengan metode penyuluhan akan memakan waktu lama tetapi bersifat
langgeng.

E. Isi Edukasi Program

Diet Gizi Seimbang Untuk Mencagah Diabetes Mellitus

2
3
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Simpulan
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemia) di atas nilai normal. Penyakit ini disebabkan karena
adanya gangguan metabolisme karbohidrat sehingga terjadi defisiensi insulin.

Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan berkaitan pada reseptor kurang
dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah tetap saja glukosa tidak dapat masuk
kedalam sel sehingga sel akan kekurangan glukosa. Untuk mengatasi resistensi
insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah yang berlebihan maka
harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Namun demikian jika
sel-sel beta tidak mampu mengimbanginya maka kadar glukosa akan meningkat dan
terjadilah DM tipe II. Penanganan primer diabetes tipe II adalah menurunkan berat
badan, karena resistensi insulin berkaitan dengan obesitas.

Penyakit DM memerlukan pengendalian dan pemantauan secara


berkelanjutan. Pengendalian DM tidak hanya ditujukan untuk menormalkan kadar
glukosa darah tetapi juga mengendalikan faktor risiko lainnya yang sering dijumpai
pada penderita dengan DM. Pengendalian DM dapat dilakukan dengan diet, latihan,
pemantauan, terapi dan pendidikan.Keberhasilan pelaksanaan diet dan upaya
preventif DM lainnya bergantung pada perilaku penderita DM dalam menjalaninya.
Mengingat tingginya prevalensi dan biaya perawatan untuk penderita DM maka
perlu adanya upaya untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit tersebut
meliputi peningkatan edukasi, perilaku konsumsi obat anti diabetes, latihan jasmani
(aktivitas fisik), pengaturan makanan serta pengecekan berkala glukosa darah.

Penyulit serta resiko DM diantaranya :


A. Ketoasidosis Diabetik (KAD) : keadaan dekompensasi kekacauan metabolic
yang ditandai oleh trias hiperglikemia,asidosis,dan ketosis,terutama
disebabkan oleh defesiensi insulin absolut atau relative.
B. Status Hiperglikemi Hiperosmolar (SHH) : gangguan metabolik akut yang
dapat terjadi pada pasien diabetes melitus, yang ditandai
dengan hiperglikemia, hiperosmolaritas, dan dehidrasi tanpa adanya
ketoasidosis.

4
C. Hipoglikemia : penurunan konsetrasi glukosa serum dengan atau tanpa
adanya tanda dan gejala system autonomy seperti whipple’s triad
D. Makroangiopatik : kerusakan makrovaskuler atau gangguan pada pembuluh
darah besar.
E. Mikroangiopati : kerusakan mikrovaskuler atau gangguan pembuluh darah
kecil.
F. Neuropati Diabetik : adanya gejala atau tanda dari kerusakan saraf perifer
pada pengidap diabetes.

Maka dari itu untuk pencegahan Diabetes diadakan sebuah program tepat yaitu
Program Edukasi Gizi Seimbang dengan nama program “Eh, DIET Yuk!” yang
merupakan salah satu program edukasi mengenai tata cara melakukan diet dengan
menerapkan gizi seimbang secara baik dan benar. Program ini bertujuan untuk
mengedukasi sasaran mengenai pentingnya pengetahuan cara yang benar dalam
mengatur pola makan menjadi lebih sehat dan teratur yang disertai dengan olahraga
dan istirahat yang cukup. Dengan sasaran dari program ini diantaranya :

 Sasaran Primer : Penderita Diabetes Melitus, Individu sehat (masyarakat)


dan keluarga sebagai komponen dari masyarakat.
 Sasaran Sekunder : Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, petugas
kesehatan, pejabat pemerintahan, organisasi kemasyarakatan dan media
massa.
 Sasaran Tersier : Kepala Puskesmas , Dinas Kesehatan.

5
DAFTAR PUSTAKA
UNIVERSITAS ESA UNGGUL., 2017., diakses pada tanggal 21 Maret 2022 melalui
link di bawah ini https://www.academia.edu › MAKA... (PDF) MAKALAH DIET
PADA PENYAKIT GANGGUAN METABOLIC (Diabetes ...)
Nur, Tuti. 2020. “Continuous Glucose Monitoring System (CGMS) Pada Penderita
Diabetes Mellitus : Tinjauan Literatur” file:///C:/Users/User/Downloads/879-3745-

1-PB.pdf
Wira Gotera,Dewa Gde Agung Budiyasa. 2010. PENATALAKSANAAN KETOASIDOSIS
DIABETIK (KAD) diakses melalui
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/download/3948/2940/ pada tanggal
21 Maret 2021

Soelistijo, Soebagijo adi. 2021. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes


melitus tipe 2 dewasa di Indonesia diakses melalui https://pbperkeni.or.id/wp-
content/uploads/2021/11/22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-
Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf pada tanggal 21 Maret 2021

Semarawima,Gede. 2017. STATUS HIPEROSMOLAR HIPERGLIKEMIK diakses


melalui
https://medicinaudayana.org/index.php/medicina/article/view/25#:~:text=Status
%20hiperosmolar%20hiperglikemik%20(SHH)%20merupakan,karena%20ada%20k
eadaan%20yang%20mencetuskannya. pada tanggal 21 Maret 2021

Universitas AIRLANGGA. 2021. YUK, CEGAH DIABETES MELITUS DI MASA


PANDEMI COVID-19!. https://ners.unair.ac.id/site/lihat/read/2354/yuk-cegah-
diabetes-melitus-di-masa-pandemi-covid-19. Diakses 21 Maret 2022
Zahtamal, Fachriani Putri, Tuti Restuastuti, dkk (2020). “Penerapan Gizi Seimbang dalam
Upaya Pengelolaan Diabetes Melitus di Kecamatan Sungai Apit“. Seminar
Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP 2020.
http://proceedings.undip.ac.id/index.php/semnasppm2019/article/viewFile/
229/294 (diakses pada 21 Maret 2022)

Maya Andriani, Lucky (2021) “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Mellitus
Dengan Masalah Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
(Hiperglikemia)”. Tugas Akhir (D3) thesis, Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.http://eprints.umpo.ac.id/6743/11/LAMPIRAN%20BELAKANG.
pdf (diakses pada 21 Maret 2022)

Anda mungkin juga menyukai