Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERSPEKTIF GLOBAL
MODUL 04
ISU - ISU DAN MASALAH GLOBAL DALAM KAITANNYA
DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL

Disusun Oleh :
1. Anisa Lorensia (856795179
2. Anisa Ul Azizah (856790542)
3. Anggun Risna Azzahra (855883976)
4. Arifin wicaksono (856791648

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM S1 PGSD UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT PALEMBANG POKJAR BELITANG
SEMESTER II
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmad
dan karuniaNYA sehingga penulis telah selesai dalam proses pembuatan “
makalah Perspektif Global ’’ walaupun di sana sini masih banyak kekurangan.
Pada kesempatan berbahagia ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yaitu
kepada :
1. Penyelenggara / pengelola UT kelompok belajar belitang yaitu
Bpk. Sumino SPd.
2. Pembimbing / tutor pada mata kuliah Perspektif Global yaitu Hendry
Kurniawan M.Pd
3. Kedua orangtua yang selalu mensuport .
4. Semua rekan- rekan kelas 2A yang saya sayangi.

Penulis menyadari dalam proses pembuatan Makalah Perspektif Global masih


banyak kekurangan, maka penulis memohon atas kritik dan sarannya yang bersifat
membangun dan pembaca sangat kami nantikan.

Penulis

Daftar Isi

ii
Halaman Judul...................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................ iii

BAB I
BAB II..................................................................................................... 1

iii
BAB II
2.1 Isu-isu dan Masalah Global Dalam Kaitannya Dengan Kepentingan
Nasional

Manusia sebagai penghuni permukaan bumi, dari waktu ke waktu, baik


secara kuantitatif maupun kualitatif selalu meningkat. Mengenai isu dan masalah
global, Merry M. Merryfield (1997:8) mengemukakan pokok-pokok penduduk
dan keluarga berencana (population and family planning), hak rakyat menentukan
pemerintahan sendiri (self-determination), pembangun ( development), hak asasi
manusia ( human right), emigrasi, imigrasi dan pengungsian ( emigration,
immigration and refugees), kepemilikan Bersama secara global ( the global
commons), persebaran kemakmuran, teknologi, informasi, sumber daya, jalan
masuk ke pasar ( distribution of wealrh, technology, information, resources,
access to markets), kelaparan dan bahan pangan ( hunger and food), perdamaian
dan keamanan ( peace and security), prasangka dan diskriminasi ( prejudice and
discrimination).
A. Penduduk Dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk, bukan hanya merupakan masalah nasional Indonesia,
melaikan juga merupakan bangsa lain, baik bangsa-bangsa yang terbelakang dan
sedang berkembang, maupun bangsa-bangsa yang telah maju. Persoalan-persoalan
ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan
ketersediaan bahan pangan, lapangan kerja serta perumahan (pemukiman) yang
merupakan masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa Bangsa
Indonesia, melainkan dialami oleh seluruh bangsa di dunia ini. Oleh karena itu,
masalah ini dapat dinyatakan sebagai masalah global. Salah satu upaya mengatasi
masalah penduduk yaitu dengan melakukan program keluarga berencana dengan
mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan masing-masing keluarga.
B. Pembangunan
Pembangunan yang oleh Bartelmus (1986:3) dinyatakan sebagai proses yang
berupaya memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun
non-material termasuk kebutuhan-kebutuhan fisikal, telah-sedang-akan dilakukan
oleh semua bangsa di dunia ini. Namun demikian, karena pada pelaksanaannya
melibatkan segala sumber daya, bai kalam (SDA) maupun manusia (SDM)
termasuk kemampuan IPTEK-nya, masih banyak menghadapi masalah. Oleh
karena itu, pembangunan sebagai upaya pemecahan masalah kesejahteraan
masyarakat, pada sisi lain masih menjadi “masalah’’. Dengan demikian,
pembangunan sebagai suatu masalah, juga menjadi masalah gloal.
C. Hak Asasi Manusia (HAM)
Diskriminasi rasial, etnis, agama dan lain-lainnya, merupakan pelanggaran
terhadap HAM. Hal tersebut dialami oleh kelompok masyarakat atau perorangan

1
tertentu di negara masing-masing. Masalah ini terjadi di seluruh dunia. Oleh
karena itu, masalah HAM ini tidak hanya merupakan masalah local dan regional
di tempat-tempat serta Kawasan tertentu, melainkan juga merupakan masalah
global. Pelanggaran terhadap HAM baik yang dialami oleh perorangan maupun
kelompok, terjadi dimana-mana di dunia ini.
D. Migrasi
Perpindahan penduduk, baik itu dalam bentuk emigrasi (keluar dari negara
sendiri) imigrasi ( masuk ke negara tertentu) maupun dalam bentuk pengungsian
( di negara sendiri atau ke negara orang lain secara berkelompok), terjadi di mana-
mana di dunia ini. Faktor penyebabnya bermacam-macam, mulai dari faktor
ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai pada keamanan (perang). Proses
perpindahan di berbagai Kawasan di dunia ini sebagai akibat berbagai masalah di
negara banjir, kesulitan ekonomi, pertentangan politik, menjadi penyebab
terjadinya migrasi penduduk di Kawasan yang bersangkutan, dan atau dari
Kawasan tersebut ke negara lain.
E. Lingkungan Dan Sumber Daya
Lingkungan hidup yaitu segala sesuatu yang ada di sekeliling manusia yang
berpengaruh terhadap kelangsungan dan kesejahteraan manusia (dan mahluk
hidup lainnya). Pengaruh tersebut dapat positif dalam arti makin menjamin
kelangsungan hidup dan kesejahteraan, serta dapat pula negatif dengan pengertian
mengganggu bahkan mengancam kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.
Kondisi lingkungan negatif dapat dinyatakan sebagai “masalah lingkungan’’.
Masalah lingkungan seperti pencemaran (udara, tanah, air, suara atau kebisingan,
sinar yang menyilaukan), banjir, kekeringan, tanah longsor, hama dan
sebangsanya yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia,tidak
hanya terjadi secara local atau regional di tempat-tempat atau Kawasan tertentu,
melainkan secara meluas terjadi dimana-mana di permukaan bumi ini. Berkenaan
dengan sumber daya, khususnya sumber daya alam, G.T.Miller (1985:6)
mengemukakan pengertian : “ suatu sumber daya atau sumber daya alam adalah
suatu bentuk materi atau energi yang diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat
memenuhi kebutuhan hidup manusia ’’.
Pertumbuhan penduduk dunia, dari waktu ke waktu terus meningkat.
Kenyataan tersebut menjadi pemicu dan pemacu pertumbuhan kebutuhan
penduduk, baik jumlahnya (kuantitatif), maupun jenisnya (kualitatif) yang
menuntut penerapan dan pemanfaatan IPTEK dalam mengolah sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang makin meningkat tadi. Penerapan IPTEK dalam
mengolah sumber daya dan lingkungan selalu bermata dua, disatu pihak
mendatangkan Rahmat (positif) sedangkan di pihak lain menghasilkan laknat
(negative). Sisi Rahmat IPTEK itu menjadi tujuan dan harapan yang
menyejahterakan kehidupan umat manusia, sedangkan sisi laknatnya
mendatangkan masalah berupa perusakan lingkungan dalam berbagai bentuk.

2
Kemajuan IPTEK di bidang industry telah berdampak posotif dalam
meningkatkan produksi barang-barang kebutuhan dan memperluas lapangan serta
kesempatan kerja. Namun disisi lain, telah berdampak negative dalam
memproduksi limbah yang mencemari lingkungan dalam berbagai bentuknya. Gas
asam arang (CO2) dan gas buangan lainnya, telah mengotori atmosfer yang
meningkatkan dampak negative efek rumah kaca (green house effect).
Meningkatnya kumulasi CO2 di udara dan di perkuat oleh perusakan hutan yang
seharusnya berfungsi menyerap CO2, kadar CO2 di atmosfer ini makin
meningkat.
2.2 Masalah – Masalah Global dalam Kaitannya Dengan Kepentingan
Nasional
Negara-negara yang dikategorikan ke dalam negara yang terbelakang, adalah
negara yang kemampuan SDM-nya masih sangat rendah dalam menguasai dan
memanfaatkan IPTEK untuk menggali sumber daya alam serta lingkungan bagi
kemakmurannya. Oleh karena itu, tingkat ekonomi mereka juga rendah. Dengan
perkataan lain, mereka tergolong ke dalam masyarakat, bangsa dan negara miskin.
Negara-negara yang tergolong negara yang sedang berkembang, kemampuan dan
penguasaan IPTEK-nya lebih maju bila dibandingkan dengan kelompok negara
yang diuraikan pertama tadi. Kelompok negara dan bangsa yang kedua ini telah
dapat memanfaatkan IPTEK dalam mengolah sumber daya alam dan lingkungan,
meskipun masih berbobot tradisional. Namun demikian, dalam bobot yang belum
begitu tinggi penerapan dan pemanfaatan IPTEK maju (canggih) telah pula masuk
dalam kehidupan negara, bangsa serta masyarakat yang sedang berkembang ini.
Negara-negara yang dikategorikan ke dalam negara maju, yaitu mereka yang telah
menguasai dan memanfaatkan IPTEK canggih dalam kehidupannya. Negara-
negara ini dapat dikatakan identic dengan negara industry. Negara-negara barat
(Eropa Barat, Amerika Utara) dan Jepang, termasuk kategori negara maju.
Perbedaan dan pembedaan kategori antara kelompok negara yang terbelakang
dengan negara yang sedang berkembang serta dengan negara maju, terutama
terletak pada kualitas SDM-nya. Dari kualitas SDM dalam kemampuan
menguasai dan menerapkan IPTEK, tercermin kondisi sosial (Kesehatan,
demografi), budaya (kebodohan), ekonomi (miskin, kaya) dan kemampuan
memanfaatkan sumber daya alam serta lingkungannya. Disini berlaku konsep “
sumber daya dibatasi secara budaya’’ (culturally defined resources).
Negara, bangsa dan masyarakat industry yang termasuk kategori kelompok
maju, seolah-olah mampu “mendikte” negara, bangsa serta masyarakat yang
terbelakang dan sedang berkembang dalam berbagai bidang kehidupan, meliputi
ekonomi, sosial, budaya dan politik. Negara, bangsa dan masyarakat yang relatif
“lemah’’, menjadi objek negara-negara maju, sehingga “ seolah-olah’’ terjadi
ketergantungan pada mereka. Kenyataan ini merupakan masalah global yang
harus dicari jalan keluarnya. Jalan pemecahannya yang utama terletak pada
peningkatan kemampuan SDM, khususnya dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Adanya pengelompokan negara, bangsa dan masyarakat yang

3
terbelakang, sedang berkembang dan maju, terutama mereka yang telah
menduduki peringkat maju, tidak berarti bahwa kelompok yang terakhir ini dapat
memenuhi segala kehidupannya sendiri. Negara-negara maju yang kita
kategorikan sebagai “ negara industry’’, bahan mentah atau bahan dasar yang
diprosesnya tidak selalu tersedia di dalam negerinya sendiri, ke dalamnya
termasuk kebutuhan energi. Selanjutnya barang-barang industry yang diproduksi
oleh negara maju, tidak akan seluruhnya dikonsumsi sendiri, bahkan Sebagian
besar harus dipasarkan. Dalam hal ini, negara-negara yang masih terbelakang atau
masih dalam taraf pengembangan, menjadi Kawasan pelemparan hasil-hasil
industry tersebut. Dapat kita citrakan adanya jarring dan jalinan yang kita
konsepkan sebagai “ saling ketergantungan” (interdependensi). Saling
ketergantungan, tidak hanya penting kedudukannya pada bidang ekonomi saja,
melainkan juga di bidang sosial, budaya dan politik. Sebagai salah satu negara
bangsa dan masyarakat yang sedang berkembang, memiliki keunggulan
(advantage) di bidang-bidang tertentu, namun juga memiliki kelemahan
(disadvantage) di bidang-bidang lainnya. Dengan demikian, Indonesia
memerlukan bantuan dari berbagai negara sahabat dan tetangga, namun juga dapat
menyumbangkan sesuatu kepada negara-negara lain sesuai dengan kemampuan
yang kita miliki. Di sinilah kedudukan dan makna saling ketergantungan bagi
warga global yang makin lama makin berkembang. Pada kenyataannya, di antara
negara, bangsa dan masyarakat yang telah maju, merupakan dua kutub antara
yang lemah dengan yang kuat atau antara yang dikuasai(subordinasi) dengan yang
menguasai (superioritas).
Pernyataan bahwa “senjata untuk perdamaian” yang dilontarkan oleh negara
yang berkuasa terhadap negara berkuasa lainnya, yang berarti mereka
memperkuat persenjataan dirinya dalam upaya dan dalam rangka
mempertahankan perdamaian, menunjukkan sikap yang “kontroversial”. Di satu
pihak mereka ingin menciptakan perdamaian, namun di lain pihak melakukan
persaingan dalam mempersenjatai diri yang sifatnya “sangat kritis” terhadap
terjadinya perang. Konflik merupakan masalah global yang sulit untuk
dihilangkan dari peraturan kehidupan ekonomi dan politik dunia. Perdamaian
merupakan kondisi “ seperti telur di ujung tanduk” ada faktor kecil saja yang
memicu, konflik yang mengarah pada perang panas dapat terjadi. Konflik yang
mengarah pada perang, masih terjadi di Sebagian Kawasan Afrika, Semenanjung
Balkan, di Timur Tengah,Sri Langka,Afghanistan,India-Pakistan, Korea Utara-
Selatan dan seterusnya. Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda Indonesia
telah menyatakan ikrar yang dikenal dengan “Sumpah Pemuda” yang isinya
menyatakan “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Satu Tanah Air, Indonesia”.
Setelah Bangsa Indonesia memiliki kedaulatan sendiri sebagai Negara Republik
Indonesia melalui Proklamasi 17 Agustus 1945, menetapkan suatu pranata
nasional “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai lambang persatuan-kesatuan dari
kondisi Indonesia yang majemuk, baik suku bangsa (etnis), adat istiadat,agama,
maupun tingkat kemampuan ekonominya.

4
Kebutuhan penduduk yang beraspek majemuk (multi aspek), baik kuantitatif
maupun kualitatif, akan terus tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan
perkembangan ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kontak antarmanusia pada
lingkup local, nasional, dan regional, bahkan juga pada tingkat global. Kebutuhan
dan aspirasi penduduk cenderung hampir tidak ada batasnya,sedangkan
lingkungan dan sumber daya memiliki daya dukung yang terbatas. Oleh karena
itu, pertemuan diantara kedua sisi tadi jika tidak di perhitungkan, direncanakan,
dan dikelola dengan baik, dapat menimbulkan berbagai kesenjangan,baik
kesenjangan sosial serta ekonomi maupun kesenjangan lingkungan. Kesenjangan
sosial berupa tingkat Kesehatan dan Pendidikan yang rendah serta kriminalitas
yang tinggi, sedangkan kesenjangan ekonomi berupa kemiskinan, kelaparan,
pengangguran, gelandangan dan sebangsanya. Sementara kesenjangan
lingkungan, terutama lingkungan alam berupa pencemaran dalam berbagai
bentuknya (udara, air, tanah, udara, suara, sinar ), banjir, kekeringan, tanah lonsor,
hama, dan seterusnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting,
terutama yang kita kenal sebagai “ Pendidikan politik”, yaitu Pendidikan yang
membina warga negara-bangsa yang baik yang memahami benar hak dan
kewajiban tadi sebagai warga negara-bangsa itu.
Jalinan kerja sama berlangsung antara dua negara (bilateral) antara Indonesia
dengan negara sahabat seperti dengan Malaysia atau Singapura atau Filiphina atau
lainnya. Kerja sama itu terjalin antarnegara-negara Asean (multilateral), Indonesia
sekaligus dengan negara-negara yang tergabung dalam Asean itu, atau antara
Indonesia dengan negara-negara Arab atau negara-negara Asia-Oseanian,dan
seterusnya. Salah satu nilai yang harus melekat pada diri kita sebagai warga
negara-bangsa Indonesia yaitu “kemandirian’’. Dalam dinamika kerja sama dan
saling ketergantungan, kemandirian ini memperkuat kedudukan kita di tengah-
tengah negara-bangsa yang lain. Kemandirian merupakan kekuatan internal yang
menjaga diri dari pendiktean permainan pihak lain yang bermaksud mencari
keuntungan dari kelemahan kita. Kemandirian merupakan nilai dan kekayaan
yang harus melekat pada diri tiap individu, keluarga, masyarakat sebagai warga
negara-bangsa Indonesia. Sebagai negara-bangsa, kemandirian ini juga merupakan
sumber kewibawaan. Dengan jati diri, kemandirian dan kewibawaan selaku warga
negara-bangsa di tengah-tengah perkembangan serta arus global, kita bangsa
Indonesia tidak akan terpuruk larut kedalam dampak-dampak negative fenomena
dan isu-isu global.

5
DAFTAR PUSTAKA

BUKU PDGK 4303


Ackoff, R.L. (1974). Redesigning the future. London:A Wiley Interscience
Publication.
Bartelmus, P. (1986). Environment and Development. London:Allen &Unwin.
Lubis, T.M. editor (1993). Hak-hak Asasi Manusia dalam Masyarakat Dunia.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai