Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA

Nama Kelompok :

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM MUSTHOFA KAMAL


SMA ISLAM PLUS MUSTHOFA KAMAL
MONTONG BAIK
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. Karena itu cahaya dapat merambat
baik melalui medium ataupun tanpa medium (vakum). Ilmu fisika yang mempelajari
tentang cahaya disebut optika, yang dibagi menjadi dua : optika geometris dan optika fisis.
Optika geometris mempelajari tentang pemantulan dan pembiasan , sedangkan optika fisis
mempelajari tentang polarisasi, interferensi , dan difaraksi cahaya. Diketahui bahwa ketika
cahaya mengenai bidang batas antara dua medium (misalnya udara dan prisma), cahaya
akan dibelokkkan . Peristiwa pembelokakan cahaya ketika mengenai pembatas medium
inilah yang disebut pembiasan. Dan sebagian cahaya akan dipantulkan, cahaya yang
dipantulkan akan memiliki sudut pantul yang sama dengan sudut sinar datangnya.

Berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari mengenai pembiasandan


pe mantulan antara lain : Saat mencelupkan pensil pada air di gelas, pensil akan
tampak patah dipermukaan air. Saat meliat kolam renang yang airnya tampak
tenang maka akan terlihat dangkal pada dasar kolam. Peristiwa – peristiwa
tersebut adalah salahsatu dari peristiwa pembiasan cahaya. Seperti pada balok
kaca prisma merupakan benda bening yang terbuat dari kaca. Kegunaannya
antara lain untuk mengarahkan berkas sinar, mengubah dan membalik letak
bayangan serta menguraikan cahaya putih menjadi warna spektrum (warna
pelangi). Dengan menggunakan prisma segitiga maka akan diperoleh sudut
deviasi, sudut pantul dan sudut bias. Sedangkan dengan plan pararel akan
diperoleh sudut bias dan jarak sinar bias terhadap sinar datang dan sudut
pantulnya, serta yang terakhir menggunakan prisma setengah lingkaran
menentukan sudut pantulnya. 

B. TUJUAN
1. Memahami pemantulan dan pembiasan pada: plan pararel, prisma segitiga dan prisma
setengah lingkaran.
2. Menentukan nilai indeks biasdan pergeseran pada plan pararel.
3. Menentukan nilai indeks bias dan deviasi minimum pada prisma segitiga.
4. Memahami pemantulan internal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMANTULAN
Pemantulan cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu pemantulan baur dan pemantulan
teratur. Pemantulan cahaya pada permukaan datar seperti cermin, atau permukaan air yang
tenang, termasuk pemantulan teratur. Sedangkan pemantulan cahaya pada permukaan kasar
seperti pakaian, kertas dan aspal jalan, termasuk dalam pemantulan baur.
a. Pemantulan Teratur (Pada permukaan rata)
b. Pemantulan Baur (Pada permukaan tidak rata)
Hukum Pemantulan cahaya dapat diilustrasikan berikut ini :
Berdasarkan gambar di atas, sinar yang menuju cermin ( P ), diketahui sebagai sinar
datang ( i ), sedangkan yang meninggalkan cermin ( Q )  diketahui sebagai sinar pantul
( r ).Pada titik dimana sinar mengenai cermin, sebuah garis dapat digambarkan tegak
lurus terhadap permukaan cermin, garis ini diketahui sebagai garis normal. Garis
normal membagi sudut antara sinar datang dan sudut sinar pantul menjadi dua sudut
yang sama.
Berdasarkan uraian di atas, maka hukum pemantulan cahaya dapat dinyatakan
sebagai berikut :
1. Sinar datang, sinar pantul, garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak
pada satu bidang datar.
2. Sudut  datang  =  sudut pantul
Jika seberkas cahaya mengenai sebuah cermin datar, maka cahaya tersebut akan
dipantulkan secara teratur. Peristiwa pemantulan cahaya pada cermin datar dapat
menyebabkan pembentukan bayangan benda di dalam cermin.
Bayangan benda yang terbentuk pada cermin datar mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1) Bayangan bersifat maya  (tidak dapat ditangkap oleh layar)
2) Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya
3) Bayangan sama besar dengan bendanya
4) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
Berdasarkan gambar di atas, bayangan benda pada cermin datar terbentuk
di belakang cermin dan tidak dapat dilalui atau dilewati oleh cahaya yang
sesungguhnya sehingga bayangan tidak dapat ditangkap oleh layar. Bayangan
benda yang seperti ini disebut bayangan maya.Jika sebuah benda ditempatkan di
depan sebuah cermin datar, maka akan terbentuk sebuah bayangan yang sama
besar di dalam cermin. Lalu bagaimana jika sebuah benda terletak didepan dua
buah cermin datar yang mengapit sudut tertentu ?
Sebuah obyek di depan dua cermin yang membentuk sudut 80, didapat
jumlah bayangan sebanyak 4 buah. Dari  ilustrasi di atas maka, persamaan
untuk menentukan jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah cermin datar
yang membentuk sudut tertentu sebagai berikut
B. PEMBIASAN
Kaca plan pararel atau blok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya
dibuat sejajar
Berdasarkan gambar di atas, cahaya yang mengenai kaca planparalel akan mengalami
dua pembiasan, yaitu pembiasan ketika memasuki kaca planparalel dan pembiasan ketika
keluar dari kaca plan paralel. 
1. Pada saat sinar memasuki kaca :
Sinar datang  ( i ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat)  maka akan
dibiaskan ( r ) mendekati garis normal ( N ).
2. Pada saat sinar keluar dari kaca:
Sinar datang  ( i' ) dari udara (medium renggang) ke kaca (medium rapat)  maka akan
dibiaskan ( r' ) menjauhi  garis normal ( N )
Selain itu, sinar yang keluar dari kaca palnparalel mengalami pergeseran sejauh t dari
arah semula, dan besarnya pergeseran arah sinar tersebut memenuhi persamaan
berikut :
Keterangan :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
C. Prisma
Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar
datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I,
akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar
tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Kita dapatkan persamaan sudut puncak prisma,
β = sudut puncak atau sudut pembias prisma
r1 = sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas udara-prisma
i2 = sudut datang saat berkas sinar memasuki bidang batas prisma-udara
Secara otomatis persamaan di atas dapat digunakan untuk mencari besarnya i2 bila besar
sudut pembias prisma diketahui.
Persamaan sudut deviasi prisma : 
Keterangan :
D = sudut deviasi ;
i1 = sudut datang pada bidang batas pertama  
r2 = sudut bias pada bidang batas kedua berkas sinar keluar dari prisma
 β = sudut puncak atau sudut pembias prisma
Hasilnya disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara sudut deviasi (D) dan
sudut datang pertama i1 : 
dalam grafik terlihat devisiasi minimum terjadi saat i1 = r2 
Persamaan deviasi minimum :
a.  Bila sudut pembias lebih dari 15° 
Keterangan :
n1 = indeks bias medium
 n2 = indeks bias prisma
Dm = deviasi minimum  
β = sudut pembias prisma
b.  Bila sudut pembias kurang dari 15° 
Keterangan
δ = deviasi minimum untuk b = 15°
 n 2-1 = indeks bias relatif prisma terhadap medium
β = sudut pembias

D. METODELOGI
1. Alat dan Bahan
  Blok Kaca:
o   Plan pararel                                                     1buah
o   Prisma Segitiga                                               1buah
o   Prisma Setengah Lingkaran                            1buah
  Laser pointer                                                  1buah
  Penggaris                                                       1buah
  Busur derajad                                                  1buah
  Jarum pentul                                                    secukupnya
  Bolpen warna                                                     3buah
  Alas steroform                                                    1buah

2. Cara Kerja
1.      Alat-alat percobaan disusun sesuai dengan gambar.
2.      HVS diletakkan dibawah blok yang beralaskan steroform.
3.      Keberadaan sinar pantul dan bias diamati pada tiap blok :

  Gambar 1 : Blok yang digunakan adalah plan pararel, kemudian dihitung nilai d ( jarak antara
sinar pantul dan sinar bias) dan sudut bias dengan variasi sudut datang dari 10o – 80o.

  Gambar 2 : Blok yang digunakan prisma segitiga, kemudian dihitung sudut bias dan sudut deviasi
dengan 3 variasi sudut datang. Serta menetukan sudut internal/ sudut pantulnya.

  Gambar 3 : Blok yang digunakan adalah prisma setengah lingkaran, dihitung sudut internal/ sudut
pantulnya.

4.      Ketika percobaan digunakan jarum pentul untuk menandai sinar bias dan sinar pantul sehingga
tidak bergeser.
5.      Lukis setiap sinar datang,  sinar pantul dan sinar bias pada HVS yang digunakan sebagai media
alas.
                                                                                                       
E.     DATA PERCOBAAN

a.       Plan Parael:

Lebar ; 0,1m

Sudut Sudut Bias


NO Datang(ϴi) (ϴr) Jarak (m)
1 10 o 7 o
0,008 b.      Prisma Segitiga
2 20 o 13,5 o 0,023
0,026 A (sudut prisma) = 90
o
3 30 o 18 o
4 40 o 25 o 0,027
5 50 o 31 o
0,035
6 60 o 35 o
0,049
7 70 o 39 o 0,066
8 80 o 42 o
0,073
Sudut Sudut Bias Sudut
NO Datang(ϴi) (ϴr) deviasi
1 12 o 13 o 66 o
2 19 o 20 o 53 o
3 24 o
16 o
50 o

Sudut internal/ sudut pantul = 47o

c.       Prisma Setengah Lingkaran

Sudut internal/ sudut pantul = 42o


F.     ANALISA DATA :

Pada percobaan pemantulan dan pembiasan cahaya ini bertujuan untuk memahami
pemantulan dan pembiasan pada: plan pararel, prisma segitiga, dan prisma setengah lingkaran.
Fungsi dari masing-masing alat pada percobaan ini antara lain:
  Blok (plan pararel, prisma segitiga, dan prisma setengah lingkaran) sebagai bidang/ medium
rapat.
  Laser pointer sebagai sinar datang.
  Busur derajad sebagai alat mengukur sudut.
  Jarum pentul untuk menandai sinar bias atau sinar pantul agar tidak bergeser.
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah seberkas cahaya mengenai bidang batas antara dua
medium transparan maka pada keadaan tertentu sebagian cahaya akan dipantulkan dan sebagian
cahaya akan masuk ke medium kedua.
Percobaan pertama mengukur sudut bias dan jarak antara sinar datang dan sinar bias (d) pada
blok plan pararel. Untuk lebih memudahkan mengukur agar blok tidak bergeser posisinya, blok
plan pararel digambar pada HVS yang dipasang dibawah blok sesuai dengan pola blok serta garis
normalnya. Sinar yang datang divariasi dengan 8 sudut variasi dari 10 o -80 o. Kemudian diamati
jarak antara sinar datang dan sinar bias, kemudian diukur berapa jaraknya dengan menggunakan
gambar berkas sinar. Selain dengan menghitung jarak melalui gambar berkas sinar, jarak dapa
dihitung dengan persamaan:
  Hasil yang diperoleh melalui perhitungan dan gambar berbeda, dikarenakan dalam melukis
berkas sinar tidak teliti dan jarumpentul bergeser.
  Ketika sinar datang divariasi 8 kali dihasilkan sudut bias yang sebanding dengan sudut
datangnya, dimana sudut datang semakin besar maka sudut biasnya juga semakin besar pula.
Kemudian mencari indeks bias pada plan pararel dengan menggunakan perhitungan grafik (sin i
Vs sin r) dimana sumbu x adalah (sin r ) sudut bias dan sumbu y adalah (sin i) sudut datang.
Sehingga diperoleh persamaan y = mx +c , m adalah gradien garis yaitu nilai indeks biasnya.
Grafik yang terbentuk adalah grafik linier yang mana nilai sinus sudut dtang sebanding dengan
sinus sudut biasnya.
Untukmencari nilai indeks bias dengan perhitungan menggunakan persamaan  snellius  :

Sehingga terdapat 8 indeks bias tiap sudut,kemudian didapat indeks bias rata-rata sebesar
1,453. Lalu dibandingkan dengan nilai indeks bias dengan menggunakan gradien persamaan
grafik  y = 1,478x + 0,009. Sehingga indeks bias pada grafik 1,478. Indeks bias kaca secara teori
1,5 tetapi setelah dilakukan percobaan berbeda dengan teori baik dalam perhitungan dan
persamaan grafik, ini disebabkan karena ketika melihat sudut bias kurang teliti dan ketika
menandai sudut biasnya jarum pentul ditancapkan kurang tepat atau bergeser.
Pada percobaan kedua mengukur sudut bias, sudut deviasi, sudut pantul dan indeks bias pada
prisma segitiga. Sudut sinar datang divariasi tiga kali yaitu 12, o 19 o, dan 24 o. Sudut deviasi pada
gambar diperoleh hasil 66 o, 53 o, dan 50 o. Sedangkan ketika dilakukan perhitungan dengan
persamaan:

Diproleh hasil sudut deviasinya 66 o, 52 o,dan 42 o.  Terlihat jika gambar dan perhitungan
berbeda, ini disebabkan karena kurang teliti ketika mengamati sinar bias dan saat menandai sinar
bias jarum pentul tergeser.Sedangkan indeks bias dihitung dengan menggunakan persamaan :
Didapat indeks bias sebesar 0,294.Ketika sinar datang dipantulkan dan membentuk sudut
pantul, sudut pantul besarnya sama dengan sudut datangnya sebesar 47 o. Sesuai dengan teori jika
sinar yang terpatulkan memiliki sudut pantul yang sama dengan sudut datangnya.
Pada percobaan yang terakhir menggunakan prisma setengah lingkaran, pada prisma ini
hanya mencari sudut pantul, apakah sama dengan sudut datangnya. Kemudian ketika dilakukan
percobaan sudut datang sebesar 42o, dann ketika sinar dipantulkan membentuk sudut yang sama
pula. Sehingga pada percobban ini sesuai dengan teori dimana sinar yang dipantulkan memiliki
sudut datng yang sama dengan sudut pantulnya.
G.    KESIMPULAN

1.      Plan Pararel :


n (indeks d (pergeseran)
NO bias) meter
1 1,42 0,005
2 1,106 0,012
3 1,618 0,022
4 1,521 0,029
5 1,487 0,038
6 1,509 0,052
7 1,493 0,066
8 1,472 0,082

2.      Prisma Segitiga:

Sudut deviasi pada perhitungan:                    Sudut deviasi pada gambar:


1.      δ1 = 66 o                                                    1. δ 1 = 66 o
2.      δ2 = 52 o                                                    2. δ 2 = 53 o
3.      δ3 = 42 o                                                    3. δ 3 = 50 o

δmin = 42 o                                                      δmin = 50 o


                        Indeks bias = 0,294
                        Sudut internal/ sudut pantul = 47o
3.      Prisma Setengah Lingkaran :

Sudut internal/ sudut pantul = 42o

4.      Pemantulan adalah seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata dimana
sudut datang sama dengan sudut pantulnya.
Pembiasan adalah pembelokkan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua
medium yang berbeda indeks biasnya.

1.      LAMPIRAN
         Perhitungan
         Grafik
         Gambar

2.      DAFTAR PUSTAKA

Giancoli Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga : Jakarta

Hidayat, Lirik. 2004. Kamus Fisika Bergambar . Bandung:

Pakar RayaSutrisno. 1994. Fisika Dasar Gelombang dan Optik . Bandung : ITB

Anonim . 2011. Pemantulan Cahaya. http://fisikasemesta.blogspot.com/2011/03/pemantulan-


cahaya.html
 Anonim. 2011. Pembiasan Cahaya. http://fisikasemesta.blogspot.com/2011/04/pembiasan-
cahaya.html

Anda mungkin juga menyukai