Anda di halaman 1dari 8

Volume 10 (SPECIAL ISSUE)

Nomor 1
Desember 2022

Ketaatan Negara Terhadap Hukum Perdagangan Internasional


Musfala Yudha1, Nur Qalbi Putri Ramadhani Ahmad 2, Muhammad Agung3
1 2 3Fakultas Hukum Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada

Corresponding Email: nurqalbiputri06@gmail.com2

Abstract
International trade law is part of international law. Therefore, various imperfections or
weaknesses in international law are also affected in the field of international trade law. This
journal will explain why countries conducting international trade need to comply with
international trade law. This article provides an argument that the reason for a country to comply
with international trade law is the belief that obedience will benefit the interests of the country
itself. The following explanation is that there is a fundamental principle within the scope of
international agreements: the legal source of international trade law, namely the principle of good
faith. A country bound in an international trade agreement must carry out the provisions of the
contract following the contents, soul, intent, and purpose of the deal itself, respecting the rights
and obligations of each party.

Keywords: Country; Obedience; Trading.


Publish Date: 4 Desember 2022

A. Pendahuluan dimana terdapat begitu banyaknya respon


Masyarakat internasional dalam bentuknya dari masyarakat internasional baik secara
sekarang merupakan suatu tertib hukum hukum maupun milter.3 Akan tetapi
koordinasi dari sejumlah negara yang tanggapan yang berbeda ketika untuk
masing-masing berdaulat. Dalam tata menyelesaikan konflik dan peperangan di
masyarakat internasional yang demikian, Timur Tengah termasuk pelanggaran Hak
tidak terdapat suatu badan legislatif maupun Asasi Manusia (HAM) oleh pasukan
kekuasaan kehakiman dan kepolisian yang perdamaian negara-negara dari khususnya
dapat memaksakan berlakunya kehendak Dewan Keamanan PBB4.
masyarakat internasional sebagaimana Dalam praktiknya memang disadari
tercermin dalam kaidah hukumnya1. Hal ini bahwa hukum ternyata tidak selalu dapat
berbeda dengan hukum di tingkat nasional diidentikan dengan penjamin kepastian
yang memiliki lembaga-lembaga formal hukum, penegak hakhak masyarakat, atau
seperti badan legislatif, polisi, jaksa, kepala- penjamin keadilan. Politik sering kali
kepala pemerintahan baik di pusat maupun mengintervensi dalam pembuatan dan
daerah (eksekutif) serta pengadilan yang pelaksanaan hukum, termasuk di dalamnya
memiliki yurisdiksi wajib kepada adalah hukum internasional5.
penduduknya.2 Salah satu cabang dari hukum
Ketiadaan lembaga-lembaga tersebut internasional adalah hukum perdagangan
membuat hukum internasional mendapat internasional dimana luasnya bidang
pertanyaan apakah merupakan hukum yang cakupan hukum perdagangan internasional
sesungguhnya. Terlebih terdapat
inkonsistensi penerapannya misalnya dalam 3 Darajati, M. R. (2020). Ketaatan Negara Terhadap
invasi Kuwait oleh Irak pada tahun 1990an Hukum Perdagangan Internasional. Refleksi Hukum:
Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 21-42.
4 Martin Dixon, Textbook on International Law
1 Kusumaatmadja, M., & Agoes, E. R. (2021). (Blackstone Press 1990) 1
Pengantar hukum internasional. Penerbit Alumni. 5 Efriani, Peran Hukum Internasional Dalam
2 Utama, T. P. Peran Organisasi Internasional Dalam Hubungan Internasional Kontemporer
Penyelesaian Sengketa Internasional. (RajaGrafiondo Persada 2016) 21

90
Volume 10 (SPECIAL ISSUE)
Nomor 1
Desember 2022

membuat sulit untuk mengatakan bahwa pembangunan nasional yang pada


tidak ada tumpang tindih dengan bidang- akhirnyadapat meningkatkan kese-jahteraan
bidang lainnya.6 Misalnya dengan hukum rakyatnya.11
ekonomi internasional, hukum transaksi Ada beberapa motif atau alasan
bisnis internasional, hukum komersial mengapa negara atau masyarakat
internasional, dan lain-lain.7 internasional melakukan transaksi dagang
Ketika membicarakan mengenai internasional, antara lain yaitu untuk
perekonomian dunia, maka sangat penting mempermudah tersedianya bahan-bahan
untuk memahami mengenai dasar dari yang dibutuhkan yang belum bisa diproduksi
perekonomian itu sendiri. Perekonomian sendiri oleh salah satu pihak yang terikat
tidak saja berkaitan dengan permasalahan dalam transaksi, dan juga untuk mengatasi
untung, rugi, permintaan, dan pendapatan.8 masalah kelangkaan bahan-bahan produksi
Lebih dari itu adalah terhadap kerangka dari yang dibutuhkan.12 Hal ini mengingat
perdagangan internasional. Perdagangan sumber daya alam merupakan materi yang
merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang ketersediaan-nya berbeda-beda di setiap
sangat berpengaruh terhadap perekonomian tempat.13 Oleh karena hukum perdagangan
masyarakat internasional. internasional merupa-kan cabang dari
Perdagangan internasional yang hukum internasional, tentunya berbagai
didasarkan pada prinsip perdagangan bebas ketidaksempurna-an atau kelemahan yang
selalu menggunakan indikatorindikator dimiliki oleh hukum internasional juga
ekonomi yang berorientasi kepada efisiensi, mencakup dalam bidang hukum
transparansi, dan persaingan secara terbuka perdagangan internasional.14
antar pelaku usaha yang bersifat lintas Salah satu yang menarik untuk dikaji
negara.9 adalah mengenai bagaimana seharusnya
Liberalisasi perdagangan dan ketaatan masyarakat internasional atau
kerjasama ekonomi telah mengambil posisi negara terhadap hukum perdagangan
dominan dalam agenda ekonomi global dan internasional dan mengapa penting bagi
regional.10 Kerjasama ekonomi secara global masyarakat internasional atau suatu negara
maupun regional merupakan elemen penting untuk menaati hukum perdagangan
dalam pelaksanaan kebijakan ekonomi serta internasional.15 Ketaatan masyarakat
merupakan salah satu bentuk peran aktif internasional terhadap hukum perdagangan
dari negara dalam pergaulan antar negara. menjadi hal krusial dikarenakan tujuan dari
Melalui kerjasama ekonomi baik secara keberadaan hukum internasional itu sendiri
regional maupun global, suatu negara dapat adalah untuk mengatur hubungan-hubungan
memanfaatkan kesempatan untuk
menunjang dan melaksanakan
11 Elisabeth, A. (Ed.). (2016). Road Map Kebijakan
6 Adolf, H. (2006). Hukum perdagangan internasional. PT Luar Negeri Indonesia (2015-2020): Mewujudkan
RajaGrafindo Persada. Diplomasi Ekonomi Inklusif, Berbasis Lingkungan
7 Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional Berkelanjutan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
(RajaGrafindo Persada 2006) 12 12 Albar, A. A. (2019). Dinamika Mekanisme
8 Hasan, M., & Azis, M. (2018). Pembangunan Alternatif Penyelesaian Sengketa Dalam Konteks
Ekonomi & Pemberdayaan Masyarakat: Strategi Hukum Bisnis Internasional. Otentik's: Jurnal Hukum
Pembangunan Manusia dalam Perspektif Ekonomi Kenotariatan, 1(1), 18-32.
Lokal. 13 Hikmahanto Juwana, Hukum Internasional dalam
9 Darajati, M. R. (2020). Ketaatan Negara Terhadap Perspektif Indonesia sebagai Negara Berkembang
Hukum Perdagangan Internasional. Refleksi Hukum: (Yarsif Watampone 2010) 101
Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 21-42. 14 Darajati, M. R. (2020). Ketaatan Negara Terhadap
10 Aristeus, S. (2014). Peluang industri dan Hukum Perdagangan Internasional. Refleksi Hukum:
perdagangan indonesia dalam pelaksanaan Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 21-42.
masyarakat ekonomi ASEAN. Jurnal Rechts Vinding: 15 Manan, A. (2014). Peranan hukum dalam pembangunan

Media Pembinaan Hukum Nasional, 3(2), 145-162. ekonomi. Kencana Prenada Media Group.

91
Volume 10 (SPECIAL ISSUE)
Nomor 1
Desember 2022

internasional agar terciptanya perdamaian pemeriksaan perkaranya yang memakan


dan ketertiban internasional. waktu cukup lama.18
Hal tersebut menarik untuk dikaji Alternatif kedua yang ditawarkan
karena di dalam dunia perdagangan Chayes adalah management model, dimana
internasional, suatu konflik sering terjadi. ketaatan tidak dipacu oleh berbagai
Terjadinya sebuah konflik sangat kekerasan atau sanksi tetapi melalui model
16
membutuhkan kehadiran hukum. Dalam kerjasama dalam ketaatan, yaitu melalui
pergaulan internasional negara, apabila proses interaksi dalam justification,
menyangkut perdagangan pasti memiliki discourse and persuasion.19 Kedaulatan tidak
suatu kepentingan satu sama lain yang bisa lagi bisa ditafsirkan bebas dari intervensi
berpotensi menghasilkan suatu perselisihan. eksternal, tetapi kebebasan untuk melakukan
Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk hubungan internasional sebagai anggota
mengkaji alasan pentingnya bagi suatu masyarakat internasional. atau otonomi
negara untuk menaati keberadaaan hukum pemerintahan.
perdagangan internasional dalam Dengan demikian kedaulatan yang
menjalankan kegiatan perdagangan baru (the new sovereignty) tidak hanya
internasional. terdiri dari kontrol wilayah atau otonomi
pemerintah tetapi juga pengakuan status
B. Metode sebagai anggota masyarakat bangsa-bangsa.
Metode penelitian yang digunakan dalam Ketaatan pada hukum internasional tidak
penelitian ini adalah pendekatan normatif, lagi semata karena takut akan sanksi tetapi
didukung oleh berbagai bahan pustaka, lebih pada kekhawatiran pengurangan status
seperti membaca literatur berupa buku-buku melalui hilangnya reputasi sebagai anggota
filsafat, jurnal filsafat, artikel online, media, masyarakat bangsa-bangsa yang baik.20
dan makalah. Penggunaan kajian lebih Di atas juga telah dijelaskan bahwa
menitikberatkan pada studi banding dengan salah satu upaya dari negaranegara di dalam
mengutamakan proses dialektika. Selain itu, mengefektifkan hukum internasional adalah
pembahasan dalam tulisan ini akan disusun memasukkan klausula penyelesaian sengketa
secara sistematis, sejalan dengan norma- dalam perjanjian interna-sional. Jika ditarik
norma ilmiah umum.17 ke dalam dunia hukumperdagangan
internasional, maka dapat dilihat dari
C. Analisis dan Pembahasan penyelesaian sengketa dalam GATT/WTO.
Untuk menumbuhkan ketaatan negara pada Kekuatan penegakan dan pelaksanaan
hukum internasional, Chayes memberikan putusan GATT sendiri didasarkan pada dua
dua alternatif solusi. Alternatif pertama hal. Pertama adalah komitmen hukum dari
melalui enforcement mechanism yang negara-negara anggotanya.
menerapkan banyak sanksi seperti sanksi Negara-negara anggota GATT dalam
ekonomi, sanksi keanggotaan sampai ke menghadapi tuntutan-tuntutan atau
sanksi unilateral. Sebagai contoh adalah sengketa-sengketa dagang dalam GATT
sanksi yang dikenakan oleh WTO terhadap
Indonesia dalam kasus Mobil Nasional
(Mobil Timor) setelah melalui proses 18 Darajati, M. R. (2020). Ketaatan Negara Terhadap
Hukum Perdagangan Internasional. Refleksi Hukum:
Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 21-42.
16 Aristeus, S. (2014). Peluang industri dan 19 Saleky, M. E., Wattimena, J. A. Y., & Daties, D. R.

perdagangan indonesia dalam pelaksanaan A. (2022). Eksplorasi Minyak Republik Rakyat


masyarakat ekonomi ASEAN. Jurnal Rechts Vinding: Tiongkok (RRT) Di Reed Bank Dan Dampaknya
Media Pembinaan Hukum Nasional, 3(2), 145-162. Bagi Kedaulatan Filipina. SANISA: Jurnal Kreativitas
17 Qamar, N., Syarif, M., Busthami, D. S., Hidjaz, M. Mahasiswa Hukum, 1(2), 78-88.
K., Aswari, A., Djanggih, H., & Rezah, F. S. (2017). 20 Harold Hongju Koh, ‘Why Do Nations Obey

Metode Penelitian Hukum (Legal Research International Law?’ (1997) 106 The Yale Law Journal
Methods). CV. Social Politic Genius (SIGn). 261

92
Volume 10 (SPECIAL ISSUE)
Nomor 1
Desember 2022

lebih menitikberatkan pada rasa hormat dan hidup dan ketidaktaatan menimbulkan
kepentingannya terhadap GATT. Tindakan biaya-biaya tersendiri.21
negara-negara anggota GATT yang selama Pada akhirnya, dari berbagai motivasi
ini berdasar pada rasa hormat dan yang melatarbelakangi suatu negara untuk
kepentingan, telah menciptakan suatu iklim taat kepada baik hukum internasional dan
hukum dimana para anggota GATT melihat hukum perdagangan internasional bisa saling
adanya kepentingan timbal balik dengan mempengaruhi antara satu alasan dengan
negara lainnya untuk menghormati alasan lainnya. Jadi pertanyaan mengapa
kewajiban-kewajiban hukum mereka dalam negara taat pada hukum internasional bisa
GATT. Kedua adalah GATT mem-berikan dilandasi oleh masing-masing motivasi di
hak untuk melaksanakan retaliasi kepada atas ataupun campuran antara motivasi yang
negara yang dirugikan sebagai akibat dari satu dengan yang lain. Oleh karena itu,
tindakan-tindakan negara lain yang dalam konteks hukum internasional, secara
melanggar hukum. Dalam hal ini, negara lebih spesifik dibutuhkan penegakannya
tersebut diberi hak untuk menerapkan sebagai upaya untuk menertibkan subjek-
rintangan-rintangan perdagangan baru subjek hukumnya, yang dalam hal ini adalah
terhadap produkproduk impor dari negara- negara sebagai bagian dari masyarakat
negara yang melanggar hukum. internasional. Kehadiran serta pengaruh dari
Motivasi dari negara untuk taat kepada hukum internasional merupakan hal yang
hukum internasional, termasuk hukum patut untuk diupayakan kehadirannya oleh
perdagangan internasional, dikarenakan masyarakat internasional.
keyakinan bahwa ketaatan akan Ketaatan suatu negara terhadap
menguntungkan kepentingan subjek itu hukum internasional, terkhusus hukum
sendiri. Kalkulasi untuk kepentingan sendiri perdagangan internasional, bukan diukur
merupakan pondasi tindakan mayoritas dengan penegakan kepatuhan secara kaku
masyarakat. Aturan hukum yang dipatuhi dan status berdasarkan kaidah-kaidah
oleh individu adalah hasil kalkulasi normatif yang dikawal oleh para penegak
keuntungan ketaatan versus ketidaktaatan. hukum. Keberlakuan hukum internasional
Meskipun meyakini keuntungan akan harus dilihat dan diukur dari perilaku
diperoleh melalui kerjasama institusi tetapi masyarakat internasi-onal yang taat akan
kepentingan sendiri tetaplah juga hukum internasional.22
diutamakan. Negara selaku makhluk sosial selalu
Dapat dikatakan bahwa ketaatan membutuhkan interaksi satu dengan yang
negara terhadap hukum internasional terjadi lain untuk memenuhi kebutuhannya.
bilamana keuntungan yang akan diperoleh Betapapun majunya suatu negara tidak akan
lebih besar daripada biaya yang harus dapat hidup sendiri. Saling membutuhkan
ditanggungnya. Motivasi selanjutnya adalah antara bangsa-bangsa diberbagai lapangan
ketaatan dilandasi keyakinan, penerimaan kehidupan yang mengakibatkan timbulnya
akan legitimasi normatif dari suatu aturan hubungan yang tetap dan terus menerus
hukum interna-sional. Negara mentaati antara bangsa-bangsa, mengakibatkan pula
aturan hukum internasional bukan karena timbulnya kepentingan untuk memelihara
takut akan sanksi ataupun hitungan untung dan mengatur hubungan demikian.
rugi tetapi benar-benar atas dasar keyakinan Dalam berinteraksi tersebut suatu
negara itu sendiri bahwa aturan itu negara membutuhkan aturan hukum untuk
menimbulkan kewajiban yang harus
ditaatinya. Ketaatan menjadi kebiasaan
21 Adolf, H. (2020). Hukum penyelesaian sengketa
internasional. Sinar Grafika.
22 Darajati, M. R. (2020). Ketaatan Negara Terhadap

Hukum Perdagangan Internasional. Refleksi Hukum:


Jurnal Ilmu Hukum, 5(1), 21-42.

93
Volume 10 (SPECIAL ISSUE)
Nomor 1
Desember 2022

memberi kepastian hukum pada apa yang disatukan menjadi sebuah konsep ketaatan.
mereka lakukan.23 Harus diakui bahwa Kewajiban moral aktor dari pemimpin
disamping faktor kebutuhan, memang ada negara untuk mematuhi norma hukum
juga faktor lain seperti kekhawatiran akan perdagangan interna-sional menjadi
kehilangan keuntungan atau fasilitas-fasilitas kewajiban hukum domestik yang mengikat
dari negara lain juga kekhawatiran dikucilkan secara internal mutlak dilakukan ketika
dari pergaulan internasional yang memberi sudah terjadi kesepakatan dengan negara
kontribusi ketaatan masyarakat internasional lain.
pada hukum internasional. Namun demikian
semuanya itu mengalahkan ketaatan karena Referensi
faktor kebutuhan bersama akan adanya Adolf, H. (2006). Hukum perdagangan
aturan hukum yang diharapkan bisa internasional. PT RajaGrafindo Persada.
memberikan rasa aman, ketertiban, keadilan,
dan kepastian hukum. Adolf, H. (2020). Hukum penyelesaian sengketa
Apabila dikaitkan dalam ranah internasional. Sinar Grafika.
perdagangan, dalam rangka menunjang
pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka Albar, A. A. (2019). Dinamika Mekanisme
diperlukan adanya pengaturan perdagangan Alternatif Penyelesaian Sengketa
yang baik, sehingga dapat memelihara Dalam Konteks Hukum Bisnis
kemantapan dan kestabilan perekonomian Internasional. Otentik's: Jurnal Hukum
suatu negara. Hal inilah yang semakin Kenotariatan, 1(1), 18-32.
menunjukkan bahwa betapa pentingnya
pengaturan perdagangan internasional ini Aristeus, S. (2014). Peluang industri dan
untuk dipatuhi oleh negaranegara. Perilaku perdagangan indonesia dalam
kepatuhan negara terhadap hukum pelaksanaan masyarakat ekonomi
perdagangan internasional, pasti akan ASEAN. Jurnal Rechts Vinding: Media
berpengaruh terhadap siklus atau jalannya Pembinaan Hukum Nasional, 3(2), 145-
suatu perdagangan internasional. 162.

D. Kesimpulan Aristeus, S. (2014). Peluang industri dan


Arti penting keberadaan hukum perdagangan indonesia dalam
perdagangan internasional sebagai bagian pelaksanaan masyarakat ekonomi
dari hukum internasional, dimana hukum ASEAN. Jurnal Rechts Vinding: Media
perdagangan internasional memegang Pembinaan Hukum Nasional, 3(2), 145-
peranan penting dalam mengatur hubungan 162.
perdagangan internasionalyang ada dalam
masyarakat internasional untuk mencapai Darajati, M. R. (2020). Ketaatan Negara
tujuan yang diinginkan. Berbagai upaya telah Terhadap Hukum Perdagangan
dilakukan oleh masyarakat internasional Internasional. Refleksi Hukum: Jurnal
dalam pengefektifan hukum internasional Ilmu Hukum, 5(1), 21-42.
khususnya hukum perdagangan
internasional. Motivasi dari masya-rakat Darajati, M. R. (2020). Ketaatan Negara
internasional untuk taat kepada hukum Terhadap Hukum Perdagangan
perdagangan internasional, dikarenakan Internasional. Refleksi Hukum: Jurnal
keyakinan bahwa ketaatan akan Ilmu Hukum, 5(1), 21-42.
menguntungkan kepentingan subjek itu
sendiri. Alasan moral, maupun hukum dapat Efriani, Peran Hukum Internasional Dalam
Hubungan Internasional
Kontemporer (RajaGrafiondo Persada
23Nonet, P., & Selznick, P. (2019). Hukum responsif. 2016) 21
Nusamedia.

94
Volume 10 (SPECIAL ISSUE)
Nomor 1
Desember 2022

Elisabeth, A. (Ed.). (2016). Road Map Kedaulatan Filipina. SANISA: Jurnal


Kebijakan Luar Negeri Indonesia (2015- Kreativitas Mahasiswa Hukum, 1(2), 78-
2020): Mewujudkan Diplomasi Ekonomi 88.
Inklusif, Berbasis Lingkungan
Berkelanjutan. Yayasan Pustaka Obor Utama, T. P. Peran Organisasi Internasional
Indonesia. Dalam Penyelesaian Sengketa
Internasional.
Harold Hongju Koh, ‘Why Do Nations
Obey International Law?’ (1997) 106
The Yale Law Journal 261

Hasan, M., & Azis, M. (2018).


Pembangunan Ekonomi &
Pemberdayaan Masyarakat: Strategi
Pembangunan Manusia dalam
Perspektif Ekonomi Lokal.

Hikmahanto Juwana, Hukum Internasional


dalam Perspektif Indonesia sebagai
Negara Berkembang (Yarsif
Watampone 2010) 101

Huala Adolf, Hukum Perdagangan


Internasional (RajaGrafindo Persada
2006) 12

Kusumaatmadja, M., & Agoes, E. R. (2021).


Pengantar hukum internasional.
Penerbit Alumni.

Manan, A. (2014). Peranan hukum dalam


pembangunan ekonomi. Kencana Prenada
Media Group.

Martin Dixon, Textbook on International


Law (Blackstone Press 1990) 1

Nonet, P., & Selznick, P. (2019). Hukum


responsif. Nusamedia.

Qamar, N., Syarif, M., Busthami, D. S.,


Hidjaz, M. K., Aswari, A., Djanggih,
H., & Rezah, F. S. (2017). Metode
Penelitian Hukum (Legal Research
Methods). CV. Social Politic Genius
(SIGn).

Saleky, M. E., Wattimena, J. A. Y., & Daties,


D. R. A. (2022). Eksplorasi Minyak Conflict of Interest Statement:
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Di The author declares that the research was conducted in the
absence of any commercial or financial relationships that
Reed Bank Dan Dampaknya Bagi could be construed as a potential conflict of interest.
Copyright © 2022 Litigasi. All rightsreserved.

95
Nama : Rifqi Pratama Waligar
NIM : B1A121286

ANALISIS JURNAL TENTANG HUKUM PERDAGANGAN


INTERNASIONAL (HPI)

A. Judul : Ketaatan Negara Terhadap Hukum Perdagangan Internasional

B. Latar Belakang Masalah : Hukum perdagangan internasional merupakan bagian dari


hukum internasional. Oleh karena itu, berbagai ketidaksempurnaan atau kelemahan hukum
internasional juga berdampak pada bidang hukum perdagangan internasional. Di dalam
dunia perdagangan internasional, suatu konflik sering terjadi. Terjadinya sebuah konflik
sangat membutuhkan kehadiran hukum. Dalam pergaulan internasional negara, apabila
menyangkut perdagangan pasti memiliki suatu kepentingan satu sama lain yang bisa
berpotensi menghasilkan suatu perselisihan.

C. Rumusan Masalah : Mengapa negara-negara yang melakukan perdagangan internasional


perlu mematuhi hukum perdagangan internasional?

D. Kaedah atau Aturan Hukum : Aturan hukum internasional

E. Prinsip atau Asas Hukum : Prinsip perdagangan bebas

F. Konsep Hukum dan Konsep HPI : Konsep normative terhadap ketaatan

G. Teori Hukum : Tidak ada

H. Kesimpulan dan Saran : Hukum perdagangan internasional memiliki peranan penting


dalam mengatur hubungan perdagangan internasional di masyarakat internasional.
Masyarakat internasional telah melakukan berbagai upaya untuk pengefektifan hukum
perdagangan internasional. Motivasi untuk taat kepada hukum perdagangan internasional
adalah keyakinan bahwa ketaatan akan menguntungkan kepentingan subjek itu sendiri.
Alasan moral dan hukum dapat disatukan menjadi sebuah konsep ketaatan. Kewajiban
moral aktor dari pemimpin negara untuk mematuhi norma hukum perdagangan
internasional menjadi kewajiban hukum domestik yang mengikat secara internal mutlak
dilakukan ketika sudah terjadi kesepakatan dengan negara lain.

I. Pendapat atau Tanggapan Saya Terkait Jurnal (Pro atau Kontra)


1) Pro : Ketaatan negara terhadap hukum perdagangan internasional dapat meningkatkan
kepercayaan dan kestabilan hubungan perdagangan antar negara. Hal ini dapat
membawa manfaat ekonomi bagi semua pihak yang terlibat dalam perdagangan
internasional. Ketaatan negara terhadap hukum perdagangan internasional juga dapat
membantu dalam menjaga kedaulatan dan integritas negara, karena norma hukum
tersebut melindungi kepentingan nasional dalam perdagangan internasional. Dengan
taat pada hukum perdagangan internasional, negara dapat memperoleh reputasi yang
baik dalam komunitas internasional, yang dapat membuka peluang bagi negara untuk
memperoleh dukungan dan kerjasama internasional dalam berbagai bidang..
2) Kontra : Beberapa negara dapat merasa bahwa hukum perdagangan internasional tidak
selalu adil bagi mereka, karena norma hukum tersebut dapat didominasi oleh
kepentingan negara-negara kuat. Hal ini dapat menyebabkan beberapa negara enggan
untuk taat pada hukum perdagangan internasional. Penerapan hukum perdagangan
internasional juga dapat menjadi kendala bagi negara dalam mengembangkan industri
dan ekonominya sendiri. Sebagai contoh, negara mungkin harus membuka pasar
mereka untuk produk impor yang lebih murah, yang dapat mengancam industri dalam
negeri dan menciptakan pengangguran. Negara-negara yang tidak taat pada hukum
perdagangan internasional mungkin merasa bahwa mereka dapat mendapatkan
keuntungan dengan melanggar norma hukum tersebut, seperti melakukan dumping atau
pelanggaran terhadap hak kekayaan intelektual. Hal ini dapat mengakibatkan
ketidakadilan dalam perdagangan internasional..

Anda mungkin juga menyukai