Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

DOSEN PEMBIMBING :

DORA GUSVI DARWIS : 231322054

JURUSAN S1 KEBIDANAN
INSTITUS KESEHATAN DAN TEKNOLOGI AL INSYIRAH
PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2023 – 2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Domain Sistem Informasi Kesehatan"
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran MOM and
BABY SPA 2. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru, mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

A. Latar Belakang..........................................................................................3

B. Rumusan Masalah.....................................................................................3

C. Tujuan........................................................................................................4

D. Manfaat......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. Sistem Informasi Manajemen Dokumen (SIM-Dok)................................5

B. Sistem Informasi Rekam Medis Elektronik..............................................8

C. Sistem Informasi Geografis ( GIS ).........................................................18

BAB III PENUTUP...............................................................................................23

Kesimpulan........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen dokumen merupakan suatu sarana untuk menyampaikan
pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak
lainnya. Adapun manfaatnya adalah: sebagai bahan pengambilan
keputusan, sebagai memori suatu organisasi, sebagai referensi sejarah
suatu organisasi, mengurangi resiko teknis dan biaya, meningkatkan
efisiensi dan proses kinerja organisasi, serta meningkatkan proses
pengendalian yang lebih baik.
Sistem informasi manajemen dokumen yang akan dibahas adalah
sistem informasi manajemen dokumen elektronik, yaitu suatu sistem
aplikasi pengelolaan dokumen hardcopy (dalam bentuk laporan paper
based) yang sudah diubah ke dalam format digital ataupun softcopy berupa
file tipe doc, ppt, xls, 3gp, avi, mkv, dll, kemudian diupload ke dalam
software tertentu. Dokumen yang sudah diupload tersebut kemudian dapat
diakses, dicari, ditampilkan, maupun didistribusikan oleh pengguna
dokumen melalui sistem ini.

B. Rumusan Masalah
 Apa pengertian manajemen dokumen, rekam medis elektronik, sistem
informasi geografis ?
 Apa tujuan, keuntungan , karakteristik dari manajemen dokumen ?
 Apa manfaat, kelebihan, karakteristik rekam medis elektronik?
 Apa proses, komponen pendukung, fungsi, kegunaan sistem infomasi
geografis?

4
C. Tujuan
Mengidentifikasi, tujua, kelebihan, karakteristik, keuntungan dari
manajemen dokumen, rekam medis elektronik, dan sistem informasi
geografis

D. Manfaat
 Bagi Prodi SI Kebidanan
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
mahasiswi SI Kebidanan
 Bagi Peneliti
Hasil makalah ini diharapkan dapat membangun wawasan peneliti
dengan pengalaman berharga dalam melatih kemampuan peneliti untuk
melakukan penelitian selanjutnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Informasi Manajemen Dokumen (SIM-Dok)


Pada masa globalisasi ini perkembangan teknologi informasi
semakin luas, hal ini sejalan dengan perkembangan komputer yang
semakin harI perkembangannya semakin pesat. Teknologi dan informasi
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangannya.
Untuk mengelola informasi dibutuhkan teknologi yang baik, karena
dengan teknologi yang baik akan dapat membuat sistem yang
terkomputerisasi dimana sistem yang terkomputerisasi sangat mendukung
kecepatan dan ketepatan mendapatkan informasi dan juga memberikan
kemudahan dalam mengumpulkan, pengelolaan, penyimpanan data serta
kebutuhan untuk penyaluran informasi yang didapat.
Perkembangan yang pesat dari teknologi komputer dalam
perkembangan perangkat keras maupun perangkat lunak serta teknologi
komunikasi merupakan alternatif bagi suatu organisasi atau perusahaan
dalam mendapatkan arus informasi yang diperlukan. Untuk itu pula maka
disetiap perusahaan atau organisasi usaha apapun perlu adanya
penyesuaian baik sistem informasi manajemen maupun usaha-usaha yang
menunjang kecepatan dan ketepatan serta keakuratan suatu informasi.
Apabila kegiatan yang dilakukan masih tergolong manual, akan
mengakibatkan kesulitan untuk mengetahui data atau informasi secara
cepat dan akurat.
Perkembangan teknologi pada masa sekarang telah merambah
keberbagai aspek kehidupan, mulai dari teknologi informasi hingga ke
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bidang teknologi informasi, jasa
pelayanan komunikasi seperti telepon merupakan salah satu contoh kecil
6
dalam bidang ini, dan masih banyak contoh-contoh yang lainnya.
Perkembangan teknologi tak hanya sampai pada tahap itu, akan tetapi
kemajuan teknologi tersebut merambah dalam bidang pengarsipan
manajemen datayang dimaksudkan untuk lebih mengefisiensikan
pengolahan data manajemen datayang secara komputerisasi untuk
menunjang pelaksanaan teknis dalam melaksanakan pengolahan data
manajemen datayang lebih akurat, efektif dan efisien.
Manajemen datamerupakan alat atau sarana untuk menyampaikan
pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak
lainnya. Informasi tersebut dapat berupa pemberitahuan, pernyataan,
permintaan, laporan, sanggahan, pemikiran, pertanyaan, dan sebagainya.
Manajemen datasering digunakan oleh perusahaan atau organisasi karena
manajemen databerperan sebagai alat pengingat dan sebagai bahan
dokumentasi bagi setiap proses baik internal maupun eksternal.
Pengarsipan manajemen datadulu dilakukan dengan cara manual atau
ditulis tangan dan disimpan dalam berkas-berkas manajemen dataatau map
dan disimpan lagi dalam laci penyimpan. Sangatlah tidak efisien dan
menghambat kelancaran dalam mengelola pengarsipan data-manajemen
datayang ada, dikarenakan lamanya proses tersebut. Oleh karena itu, untuk
menunjang kelancaran sistem pengolahan data-data data, maka peranan
teknologi sangatlah penting guna memperlancar dan mempermudah jalannya
sistem pengolahan data data. Sebagai suatu solusi dari permasalahan tersebut
maka penyajian informasi mengenai pengarsipan manajemen
datamemerlukan suatu proses yang berdasarkan komputer karena peranan
sistem informasi menunjang kegiatan pengarsipan dalam pengambilan
keputusan.
1. Maksud Dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan Sistem Pengarsipan Manajemen Data Elektronik
menfaatkan Teknologi Internet adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan brand-awarnes lewat media online ini, sehingga
diharapkan banyak orang mengenal teknologi ini secara luas.

7
b. Menggunakan website sebagai media informasi secara rutin yang
mengirim dan menenerima manajemen datasecara praktis dan aman.
c. Sebagai media informasi guna memperoleh data atau file manajemen
datapelengkap dokumen manajemen data yang secara fisik diterbitkan
dengan cara men-download-nya.
d. Sebagai sarana guna berinteraksi diantara semua kalangan secara internal
diantaranya pimpinan, staf, antar bagian atau depatremen dan lain-lain.
e. Memberikan kemudahan didalam mendokumentasikan data-menyurat
secara mudah, aman dan praktis tanpa terhalang jarak dan waktu.
2. Layanan Yang Ditawarkan
Untuk membantu didalam mewujudkan maksud dan tujuannya itu, maka
dengan ini kami berusaha untuk menawarkan layanan-layanan sebagai berikut :
a. Perancangan konsep website antara lain :
1) Pembuatan script aplikasi website HTML;
2) Pembuatan teknologi web dinamis, seperti JavaScript dll;
3) Proses editing logo atau gambar digital atau dokumen baik berupa
hard file maupun soft file ke dalam aplikasi website;
4) Perancangan navigasi situs;
b. Modul Dinamis Manajemen data pada aplikasi web
1)      Modul User Login
2)      Modul Tambah dan Cari User
3)      Modul Jenis Data
4)      Modul Katagori Data
5)      Modul Pembuatan Data
6)      Modul Identitas Data
7)      Modul Pengarsipan Data
8)      Modul Retensi Data
9)      Modul Tanggal dan Waktu Data
10)  Modul Pencarian Data
11)  Modul Pencetakan Data
12)  Modul Statistik Data

8
13)  Modul Tambahan Lainnya

B. Sistem Informasi Rekam Medis Elektronik


Rekam Medis Elektronik (Electronic Medical Record)

Kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan oleh manajemen rumah sakit


untuk pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang
terintegrasi. Tujuan utama SIMRS adalah efisiensi dan kecepatan pelayanan serta
untuk pengambilan keputusan direksi, baik menyangkut keputusan terhadap
masalah logistik, administrasi dan keuangan. Kemajuan ini telah melahirkan
paradigma baru dalam manajemen informasi kesehatan termasuk didalamnya
manajemen rekam medis elektronik (digital) yang telah merubah pola pikir dan
pola tindak para praktisi profesi rekam medis, para ahli manajemen informasi
kesehatan, para praktisi hukum dan para arsiparis (profesi kearsipan).
Perubahan tersebut juga telah diikuti dengan penyesuaian dalam peraturan
perundang-undangan, dimana Permenkes No. 749a tahun 1989 tentang rekam
medis belum menyinggung mengenai rekam medis elektronik sedangkan
Permenkes tentang rekam medis yang baru yaitu Permenkes No. 269 tahun 2008
telah terdapat aturan rekam medis elektronik. Dengan demikian Permenkes No.
269 tahun 2008 tentang rekam medis ini menjadi dasar hukum penerapan rekam
medis elektronik di Indonesia.
Rekam medis elektronik adalah setiap catatan, pernyataan, maupun
interpretasi yang dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan lain dalam rangka

9
diagnosis dan penanganan pasien yang dimasukkan dan disimpan dalam bentuk
penyimpanan elektronik (digital) melalui sistem komputer. “Electronic Medisal
Record (EMR): an electronic sistem automate paper-base medisal
record”.“Rekam Medis Elektronik (RME) adalah suatu sistem rekam medis yang
menggunakan elektronik berdasarkan lembaran kertas/berkas rekam medis.”
Faktor-faktor penghambat adopsi kegiatan rekam medis elektronik adalah:
1. Pihak manajemen rumah sakit:
a. Ketidaksiapan pengetahuan sumber daya manusia yang mengerti
masalah kedokteran sekaligus masalah teknologi komputer dalam rangka
penyelenggaraan rekam medis elektronik dan standar terminologi klinik
b. Modal awal yang besar untuk investasi
c. Resistensi para dokter
2. Pihak klinikus atau dokter:
a. Kurang memahami aplikasi komputer, masalah privacy, confidential,
dan keamanan data
b. Butuh waktu yang lama memasukkan data
c. Egoisme profesi
3. Faktor-faktor pendukung adopsi rekam medis elektronik adalah:
a. Perubahan ekonomi kesehatan dimana terdapat kecenderungan untuk
penghematan
b. Peningkatan pengunaan computer dalam populasi umum
c. Perubahan kebijakan pemerintah
d. Peningkatan dukungan terhadap komputerisasi klinik
e. Tuntutan keselamatan pasien
f. Kebutuhan keputusan klinis bagi pemetaan epidemologi dan pola
penyakit masyarakat
Rekam medis elektronik atau digital pada dasarnya merupakan perubahan
bentuk atau wujud dari berkas kertas menjadi elektronik atau digital dengan
pengertian apa yang biasanya kegiatan pencatatan pasien diatas kertas sekarang
semuanya sudah terekam dalam sistem computer.

10
Rekam Medis Elektronik (RME) merupakan adopsi dari perkembangan
teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan, ini merupakan suatu inovasi.
Nama lain RME : Electronic Medisal Record (EMR). Electronic Health Record
(HER). Komputerized Patient Record (CPR). Jenis data yang dapat disimpan
dalam rekam medis elektronik adalah:
a. Teks dalam bentuk kode, narasi, dan laporan
- Gambar dalam bentuk grafik komputer, hasil scanning, foto rontgen digital
- Suara, misalnya suara jantung atau suara paru
- Video, misalnya proses operasi atau tindakan medis lainnya
a. Komponen Fungsional RME adalah:
- Data pasien terintegrasi
- Dukungan keputusan klinik
- Pemasukan perintah klinikus
- Akses terhadap sumber pengetahuan
- Dukungan komunikasi terpadu
Revolusi Teknologi Informatika Kesehatan telah membuat suatu terobosan
dalam rekam medis berbasis butiran informasi dan diolah dengan pendekatan
elektronik (RM/K-e) yang merupakan versi evolusi ke 5 dimana evolusi bentuk
fisik rekam medis dimulai dari (1) manajemen rekam medis bentuk kertas secara
independen dalam lintas pelayanan; (2) scaning dokumen kertas untuk banyak
penggunaan;(3) sistem automatis menghasilkan data pasien secara elektronis;(4)
mengintegrasi sitem pelayanan pasien lintas wilayah secara elektronis;(5)
integrasi jaringan Manajemen Informasi Kesehatan secara elektronis. Manfaat dari
pelaksanaan rekam medis elektronik adalah:
b. Penelusuran dan pengiriman informasi mudah
- Bisa dikaitkan dengan informasi diluar rumah sakit
- Penyimpanan lebih ringkas, data dapat ditampilkan dengan epat sesuai
kebutuhan
- Pelaporan lebih mudah dan secara otomatis
- Kualitas data dan standar dapat dikendalikan
- Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukung keputusan.

11
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Rekam
Medis Elektronik, yaitu:
1. Sistem Identifikasi Pasien dan Pemberian Nomor Rekam Medis
Identifikasi pasien dilakukan pada setiap kali pasien melakukan
pendaftaran pada pertamakali dating dengan melengkapi identitasnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, data identifikasi pasien ini berlaku selama pasien
melakukan pelayanan kesehatan dan apabila terjadi perubahan seperti alamat atau
status pernikahan dapat memberikan konfirmasi ulang kepada petugas pendaftaran
pada saat berkunjung kembali.
Dengan menggunakan sistem digital. secara otomatis pasien akan
diberikan nomor rekam medis sesuai dengan kunjungannya. Setiap awal
mendaftar dan data tersimpan, maka nomor secara otomatis akan diberikan kepada
pasien.
2. Proses Alur Pasien dan Dokumen Pasien
Prosedur ataupun proses alur pasien dan dokumen pasien hampir sama,
yang membedakan adalah jika pasien setelah selesai pemeriksaan dan membayar
biaya pemeriksaan kemudian pulang, sedangkan dokumen pasien disimpan
disarana pelayanan kesehatan.
Secara prosedur, pasien rawat jalan yang mendaftar di pendaftaran dapat
langsung mendapatkan nomor antrian dan hanya tinggal menunggu dipanggil oleh
perawat sesuai nomor antrian. Jika pasien sudah dipanggil dan berada diruang
dokter hanya tinggal membuka file pasien yang sedang diperiksa dengan
memanggil nomor rekam medisnya ataupun nama yang sesuai dengan yang tertera
dinomor antrian. Segala bentuk pemeriksaan pasien, dari mulai anamnesa dan
pemeriksaan fisik, tensi, suhu, nadi, diagnosa serta terapi yang diberikan hanya
tinggal klik dan memasukan data sesuai dengan pemeriksaan, apabila tedapat
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan seperti laboratorium ataupun
diagnostik imaging, maka dokter yang bersangkutan hanya tinggal memilih menu
pemeriksaan penunjang dan memasukan jenis pemeriksaannya, secara otomatis di
komputer petugas administrasi penunjang sudah tertera pasien yang akan
dilakukan pemeriksaan penunjang dan sudah muncul juga pembiayaan yang harus

12
dibayar oleh pasien yang bersangkutan. Hasil dari pemeriksaan penunjang jika
sudah selesai dapat langsung dilihat di komputer dokter yang merujuk pasien
tersebut sehingga dokter tersebut sudah dapat mengetahui hasil dari pemeriksaan
tersebut.
Apabila rangkaian pemeriksaan tersebut selesai dan pasien sudah
membayar dikasir dan petugas kasir menutup kegiatan pada hari itu, maka petugas
rekam medis akan mengetahui file-file pasien yang sudah dapat diolah datanya
yaitu dengan terdapatnya sinyal di komputer yang khusus mengkategorikan pasien
menurut jenisnya yaitu rawat jalan, rawat inap, gawat darurat maupun pemeriksan
penunjang.
Tidak ada bedanya dengan pasien rawat inap dan gawat darurat semua
diproses dengan komputer dan seluruh peringatan mengenai kegiatan pasien-
pasien sudah diatur oleh komputer.
3. Kebijakan dalam Pelayanan Kegiatan Medis
Kegiatan pelayanan medis yang dilakukan di rumah sakit yang
bertanggung jawab terhadap pengisian isi rekam medisnya adalah : Dokter umum,
Dokter Spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis, dokter tamu yang merawat
pasien, tenaga para medis, dan tenaga non medis non perawat yang langsung
terlibat di dalam pengisian rekam medis.Jika dalam kebijkan manual terdapat
beberapa ketentuan yang telah berlaku, maka jika elektronik dilaksanakan maka
akan terdapat beberapa kebijakan baru yang disesuaikan dengan prosedur digital
seperti:
a. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, harus langsung
dimasukan ke dalam file pasien di komputer karena jika ditunda-tunda
kemungkinan malah akan terlupakan, Karena tidak seperti manual yang masih
bisa diberi toleransi 1×24 jam.
b. Semua pencatatan yang dibuat oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya harus
diberi kode identitas, hal ini sebagai pengganti paraf atau tandatangan yang
biasanya dilakukan jika menggunakan sistem rekam medis manual.

13
c. Setiap menghapus atau mengganti keterangan harus dilakukan dengan
menggunakan PIN yang berkepentingan dan harus sepengetahuan kepala
bagian rekam medis, karena ditakutkan akan terjadinya rekayasa.
d. Untuk penggunaan formulir-formulir rekam medis secara digital diwakili oleh
masing-masing jenis kegiatan pasien yaitu kedalam kelompok pasien rawat
jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Masing-masing sudah diatur sesuai
dengan kebutuhannya, sama seperti formulir manual hanya saja bentuknya
dalam komputer.
e. Proses pengolahan Rekam Medis
Setiap kali pasien selesai pemeriksaan, maka berkas rekam medisnya harus
dikembalikan kepada rekam medis, tetapi apabila dalam bentuk digital, maka
sudah secara otomatis pasien yang sudah selesai pemeriksaan dan ditutup
proses kegiatannya dengan melakukan transaksi pelunasan pembayaran, maka
akan muncul direkam medis data file pasien yang sudah beres dan siap untuk
dilakukan pengelolahan rekam medis yaitu dengan melakukan beberapa
kegiatan, seperti kodefikasi, analisa rekam medis dan pelaporan. Terdapat
beberapa kegiatan yang tidak dilakukan dalam proses rekam medis elektronik,
yaitu Assembling atau menyusun berkas/formulir sesuai dengan urutannya
serta penyimpanan file di dalam rak, karena apabila melakukan rekam medis
elektronik tidak akan nada kertas yang perlu disusun, dirapikan dan disimpan.
4. Dasar Hukum Rekam Medis Elektronik
Rekam medis merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam
penyelenggaraaan pelayanan kesehatan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar hukum pelaksanaan kegiatan rekam
medis. Dasar hukum pelaksanaan rekam medis elektronik disamping peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai rekam medis, lebih khusus lagi
diatur dalam Permenkes No 269 Tahun 2008 tentang  Rekam Medis pasal 2 : (1)
Rekam medis harus dibuat secara tertulis lengkap, dan jelas atau secara elektronik,
(2) Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi
elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
5. Kerahasiaan Rekam Medis Elektronik

14
Sesuai aturan perundang-undangan rekam medis harus disimpan dan
dijaga kerahasiaannya karena data yang terdapat dalam rekam medis adalah milik
pasien, kewajiban ini menjadi tugas dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
Pemanfaatan komputer sebagai sarana pembuatan dan pengiriman
informasi medis merupakan upaya yang dapat mempercepat dan memperpanjang
bergeraknya informasi medis untuk kepentingan ketepatan tindakan medis.
Namun disisi lain dapat menimbulkan masalah baru di bidang kerahasiaan
dan privacy pasien. Bila data medis pasien jatuh ketangan yang tidak tepat akan
menimbulkan masalah hukum dan tanggung jawab harus ditanggung oleh
dokternya atau oleh rumah sakitnya. Untuk itu maka standar pelaksanaan
pembuatan dan penyimpanan rekam medis yang selama ini berlaku bagi berkas
kertas harus pula diberlakukan pada berkas digital/elektronik. Umumnya
komputerisasi tidak menjadikan rekam medis paperless tetapi hanya lesspaper.
Beberapa data seperti data identitas, informed consent, hasil konsultasi,
hasil radiologi dan imaging harus tetap dalam bentuk kertas (print out). Konsil
Asosiasi Dokter sedunia di bidang etik dan hukum menerbitkan ketentuan di
bidang ini pada tahun 1994, beberapa petunjuk yang penting adalah :
a. Informasi medis hanya dimasukan ke dalam komputer oleh personil yang
berwenang.
b. Data pasien harus dijaga dengan ketat. Setiap personil tertentu hanya bisa
mengakses data tertentu yang sesuai dengan menggunakan security level
tertentu.
c. Tidak ada informasi yang dapat dibuka tanpa ijin pasien. Distribusi informasi
medis harus dibatasi hanya kepada orang-orang yang berwenang saja. Orang-
orang tersebut juga tidak diperkenankan memindah tangankan informasi
tersebut kepada orang lain.
d. Data yang melampaui batas waktu penyimpanan dapat dihapus setelah
memberitahukan kepada dokter dan pasiennya ( atau ahli warisnya )
e. Terminal yang online hanya dapat digunakan oleh orang yang berwenang.

15
Rekam medis elektronik harus menerapkan sistem yang mengurangi
kemungkinan kebocoran informasi ini. Setiap pemakai harus memiliki PIN dan
password atau menggunakan sidik jari atau pola iris mata sebagai pengenal
identitasnya. Data medis juga dapat dipilah-pilah dalam arti petugas yang
diberikan wewenang hanya dapat mengakses rekam medis sampai batas tertentu.
Misalnya petugas registrasi diberikan kewenangan hanya dalam cakupan
pendaftaran saja, petugas billing hanya dapat membuka informasi dan memasukan
data keuangan saja tanpa diberikan kewenangan lain dan dokter yang memeriksa
mempunyai akses hanya untuk memasukan data medis pasien dan jika dokter
tidak mengisi sendiri data medis terebut, ia harus tetap memastikan bahwa
pengisian rekam medis yang dilakukan oleh petugas khusus tersebut telah benar.
Dapat disimpulkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pengamanan rekam medis elektronik yaitu:
a. Siapa saja yang mendapat akses ke sistem rekam medis elektronik
- Siapa yang diijinkan untuk melakukan instalasi program
- Siapa yang boleh memperbaiki sistem jika terjadi kerusakan
- Ketentuan tata cara perubahan data medis jika terjadi kesalahan
memasukkan data
- Password bagi operator (password yang berbeda bagi otentifikasi yang
berbeda)
- Tidak menggunakan komputer bersamaan dengan orang lain
- Lakukan logout sebelum meninggalkan computer
- Penggunaan digital signature/elektronik signature
Kebijakan yang dapat diberlakukan untuk menjaga kerahasiaan data
adalah:
a. Piranti keras yang dapat diakses oleh pasien ( diruang pemeriksaan pasien )
harus senantiasa terkunci.
b. Layar komputer yang bisa dilihat pasien tidak boleh berisi informasi medis
tentang pasien lain.
c. Pengiriman data pasien melalui e-mail harus mendapat persetujuan
manajemen rumah sakit.

16
d. Pengiriman data kesehatan pasien melalui internet harus dilakukan dalam
bentuk informasi yang bersandi.
Pengaksesan rekam medis harus dibuat sedemikan rupa sehingga orang
yang tidak berwenang tidak dapat mengubah atau menghilangkan data medis,
misalnya data jenis” ready only” yang dapat diaksesnya. Bahkan orang yang
berwenang mengubah atau menambah atau menghilangkan sebagian data, harus
dapat terdeteksi “ perubahannya” dan siapa dan kapan perubahan tersebut
dilakukan.
Sistem juga harus dapat mendeteksi siapa dan kapan ada orang yang
mengakses sesuatu data tertentu. Disisi lain, sistem harus bisa memberikan
peluang pemanfaatan data medis untuk kepentingan auditing dan penelitian.
Dalam hal ini perlu diingat bahwa data yang mengandung identitas tidak boleh
diakses untuk kepentingan penelitian.
6. Rekam Medis Elektronik sebagai Alat Bukti
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat
dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin, dan etik. Rekam medis dapat
dipergunakan di pengadilan sebagai dokumen resmi kegiatan rumah sakit yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenaran isinya. Salinan rekam medis dapat
diberikan atas permintaan pengadilan, dengan bukti tanda terima dari pengadilan
bila yang diminta adalah dokumen aslinya. Apabila terdapat keraguan mengenai
isi rekam medis maka saksi ahli dapat dihadirkan oleh pengadilan untuk diminta
pendapat ahlinya.
Hal ini juga berlaku bagi rekam medis elektronik yang merupakan salah
satu bentuk dari kegiatan rekam medis. Undang-Undang No. 11 tahun 2008
tentang ITE merupakan dasar hukum yang dapat diterapkan terhadap rekam medis
elektronik. Menurut pasal 44 UU ITE alat bukti yang sah selain yang ditentukan
peraturan perundang-undangan termasuk juga alat bukti lain berupa informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik. Dengan demikian rekam medis
elektronik termasuk alat bukti yang sah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang.
Karena menjadi alat bukti yang sah maka terdapat berbagai konsekwensi
yang perlu diperhatikan berhubungan dengan kegiatan rekam medis elektronik.

17
Masalah keamanan sistem komputerisasi merupakan salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dalam kegiatan rekam medis elektronik. Sistem keamanan rekam
medis elektronik meliputi keamanan jaringan yang meliputi perlindungan jaringan
komputer dari serangan hacker, pencurian data, virus, dan jenis
seranganmalware lainnya, serta keamanan pada perangkat komputernya sendiri.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keamanan komputer antara lain:
a. Privacy or confidentiality
Terutama mengenai tindakan untuk menjaga informasi dari pihak-pihak
yang tidak memiliki hak untuk mengakses informasi tersebut. Berkaitan
juga dengan kerahasiaan rekam medis elektronik seperti yang telah dibahas
sebelumnya.
b. Integrity
Berkaitan dengan perubahan informasi. Salah satu usaha menjaga integrity
adalah dengan menggunakan digital signature.
c. Authentication
Berhubungan dengan akses terhadap informasi.
d. Availability
Berkaitan dengan aspek yang menekankan pada tersedianya informasi
ketika dihubungkan oleh pihak yang terkait.
e. Access Control
Berkaitan dengan aspek yang menekankan pada cara pengaturan akses
terhadap informasi
f. Non Repudiation
Berkaitan dengan aspek yang erat kaitannya dengan suatu transaksi atau
perubahan informasi. Aspek ini mencegah agar seseorang tidak dapat
menyangkal telah melakukan transaksi atau perubahan terhadap suatu
transaksi. Teknologi yang digunakan adalah digital signature, certificates,
dan kriptografi.

18
C. Sistem Informasi Geografis ( GIS )
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS)
merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk
mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis. Secara umum
pengertian GIS adalah; “Suatu komponen yang terdiri dari perangkat
keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang
bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan,
memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, meng-
integrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis geografis.”
Pada dasarnya GIS dapat dikerjakan secara manual, namun dengan
adanya perkembangan teknologi informasi yang terkait dengan teknologi
sistem komputer, pada saat ini GIS akan selalu diasosiasikan dengan
sistem yang berbasis komputer. GIS yang berbasis komputer akan sangat
membantu ketika data geografis yang tersedia merupakan data dalam
jumlah dan ukuran besar, dan terdiri dari banyak tema yang saling
berkaitan. GIS mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai
data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa
dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada GIS
merupakan data spasial. Ini adalah sebuah data yang berorientasi geografis
dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai
dasar referensinya. Sehingga aplikasi GIS dapat menjawab beberapa
pertanyaan, seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan.
Kemampuan inilah yang membedakan GIS dari sistem informasi lainnya.
Geographic Information System merupakan integrasi antara perangkat
keras, perangkat lunak, dan data untuk menangkap, mengatur,
menganalisa, dan menampilkan semua bentuk geografi yang memberikan
informasi.
Dengan GIS kita bias melihat, memahami, bertanya,
menterjemahkan dan menampilkan data dengan banyak cara seperti
relationaship, simbol-simbol, dan trend dalam bentuk peta, laporan atau

19
grafik. GIS membantu menyelesaikan permasalahan dengan mengacu pada
data yang ada sehingga menjadi mudah dipahami dan dibagi satu sama lain.
Teknologi GIS juga bisa di gabungkan dengan framework system infromasi
enterprice.
1. Manfaat Gis Bagi Bidang Kesehatan
Sistem informasi geografi dapat digunakan untuk menentukan distribusi
penderita suatu penyakit, pola atau model penyebaran penyakit. Penentuan
distribusi unit – unit rumah sakit ataupun puskesmas – puskesmas, fasilitas –
fasilitas kesehatan maupun jumlah tenaga medis dapat pula dilakukan dengan SIG
(Sistem informasi geografi ).
Menurut WHO,SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan
masyarakat dapat digunakan antara lain :
a.       Menentukan Distribusi Geografis Penyakit.
b.      Analisis trend Spasial dan Temporal
c.       Pemetaan Populasis Berisiko
d.      Stratifikasi Faktor risiko
e.       Penilaian Distribusi Sumberdaya.
f.       Perencanaan dan Penentuan Intervensi.
g.      Monitoring Penyakit.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG (Sistem informasi
geografi ) dalam bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan analisa CDC tersebut.
a. Memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
ada di masyarakat. Dalam mendukung fungsi ini, SIG (Sistem informasi
geografi ) dapat digunakan untuk memetakan kelompok masyarakat serta
areanya berdasarkan status kesehatan tertentu, misalnya status kehamilan.
Dengan SIG (Sistem informasi geografi ), peta mengenai status kesehatan
dapat digunakan untuk merencanakan program pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh kelompok tersebut, misalnya pelayanan ANC, persalinan dll.
b. Mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di
masyarakat. Sebagai contoh, seorang epidemiologis sedang mengolah data
tentang kasus asma yang diperoleh dari Rumah Sakit, Puskesmas, dan Pusat –

20
Pusat Kesehatan lainnya di masyarakat, ternyata dia menemukan terjadi
kenaikna kasus yang cukup signifikan di suatu Rumah Sakit, maka kemudian
dia mencari tahu data dari pasien – pesien penderita asma di Rumah sakit.
Ternyata ditemukan bahwa 8 dari 10 orang penderita asma yang dirawat di
Rumah Sakit tersebut bekerja di perusahaan yang sama. Demikian seterusnya
hingga kemudian SIG (Sistem informasi geografi ) dapat digunakan untuk
memberikan data yang lengkap mengenai pola pajanan kimia tertentu di
perusahaan – perusahaan dalam suatu wilayah, yang merupaka informasi yang
penting untuk para karyawan. Informasi ini juga dapat diteruskan kepada ahli
– ahli terkait, dalam hal ini ahli K3 untuk melakukan penanganan lebih lanjut
terhadap masalah yang ditemukan
c. Menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat nmengenai isu
– isu kesehatan. SIG (Sistem informasi geografi ) dalam hal ini dapat
menyediakan informasi mengenai kelompok masyarakat yang diidentifikasi
masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai informasi kesehatan
tertentu, sehingga kemudian dapat dicari media komunikasi yang paling
efektif bagi kelompok tersebut, serta dapat dibuat perencanaan mengenai
waktu yang paling tepat untuk melakukan promosi kesehatan kepada
kelompok masyarakat tersebut.
d. Membangun dan menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat
untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan. Dalam hal ini
SIG (Sistem informasi geografi ) dapat digunakan untuk melihat suatu
pemecahan masalah kesehatan berdasarkan area tertentu dan kemudian
memetakan kelompok masyarakat yang potensial dapat mendukung program
tersebut berdasarkan area – area yang terdekat dengannya. Misalnya masalah
imunisasi yang ada pada wilayah kerja tingkat RW atau Posyandu, maka dapat
dipetakan kelompok potensial pendukungnya yaitu Ibu – Ibu PKK yang dapat
diberdayakan sebagai kader pada Posyandu – Posyandu yang terdekat dengan
tempat tinggalnya.
e. Membangun kebijakan dan rencana yang mendukung usaha individu maupun
masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Contohnya dalam hal

21
analisa wilayah cakupan Puskesmas. Dalam hal ini SIG (Sistem informasi
geografi ) digunakan untuk memetakan utillisasi dari tiap – tiap Puskesmas
oleh masyarakat sehingga dapat dibuat perencanaan yang jelas mengenai
sumber daya kesehatan yang perlu disediakan untuk Puskesmas tersebut
disesuaikan dengan tingkat utilitasnya.
f. Membangun perangkat hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan
menjamin keselamatan masyarakat. Dalam hal ini SIG (Sistem informasi
geografi ) dapat digunakan untuk membagi secara jelas kewenangan dan
tanggung jawab suatu pusat pelayanan kesehatan pada tiap – tiap wilayah
kerja dalam menjamin dan menangani segala bentuk masalah yang terjadi di
wilayah tersebut. Dengan demikian maka manajemen komplain dapat
terkoordinir dengan baik.
g. Menghubungkan individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut jika
belum tersedia. Misalnya seorang warga negara asing diidentifikasi menderita
suatu penyakit tertentu yang membutuhkan penanganan yang serius. Maka
untuk mengatasinya, dengan melihat peta dan data akses pelayanan kesehatan
yang tersedia dapat dicari tenaga kesehatan terdekat yang dapat membantu
orang tersebut, dan menguasai bahasa yang digunakannya. Dengan data SIG
(Sistem informasi geografi ) juga dapat diketahui bagaimana akses
transportasi termudah yang dapat dilalui oleh warga negara asing tersebut
menuju fasilitas kesehatan terdekat.Menjamin ketersediaan tenaga kesehatan
dan ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya. Dalam hal ini
SIG (Sistem informasi geografi ) dapat menyediakan peta persebaran tenaga
kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat di tiap – tiap daerah, sehingga
dengan demikian dapat dilihat jika ada penumpukan atau bahkan kekurangan
personel di suatu daerah. Lebih lanjut, data tersebut dapat digunakan dalam
hal perencanaan pengadaan tenaga – tenaga kesehatan untuk jangka waktu ke
depan untuk masing – masing wilayah.
h. Mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
di masyarakat. Data SIG (Sistem informasi geografi ) dapat menyediakan data

22
yang lengkap mengenai potensi tiap – tiap daerah serta karakter demografis
masyarakatnya untuk dihubungkan dengan fasilitas – fasilitas kesehatan yang
tersedia dan tingkat utilitasnya. Dengan demikian dapat dievaluasi kembali
kesesuaian dan kecukupan dari penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang
ada.
i. Penelitian untuk menciptakan penemuan baru dan inovasi dalam memecahkan
masalah – masalah kesehatan di masyarakat. Salah satu kegunaan ini SIG
(Sistem informasi geografi ) dalam hal ini adalah untuk menyediakan data
yang akurat mengenai perubahan – perubahan yang terjadi di suatu daerah
seperti pertambahan jumlah perumahan, jalan, pabrik atau sarana - sarana
lainnya yang berpengaruh pada lingkungan dan berpotensi mempengaruhi
status kesehatan masyarakat. Data ini kemudian dapat digunakan untuk
merancang dan merencanakan inovasi – inovasi tertentu yang dapat menjamin
kesehatan suatu masyarakat (Ika Irmawati,2005).

23
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Sistem Informasi Geografis sebagai suatu sistem yang berbasis komputer
dan memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografis yaitu
penyimpanan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),
manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil ak hir (output). Hasil
akhirnya dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan.SIG bisa menjadi
alat yang sangat penting pada pengambilan keputusan untuk pembangunan
berkelanjutan. Karena SIG memberikan informasi pada pengambil keputusan
untuk analiss dan penerapan database keruangan.
Sistem Informasi Geografis dapat di manfaatkan dalam bidang kesehatan,
diantaranya : Memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan yang ada di masyarakat, mendiagnosa dan menginvestigasi masalah
serta resiko kesehatan di masyarakat, menginformasikan, mendidik dan
memberdayakan masyarakat nmengenai isu – isu kesehatan, membangun dan
menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi
dan memecahkan masalah kesehatan, membangun kebijakan dan rencana yang
mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan, membangun perangkat hukum dan peraturan yang melindungi
kesehatan dan menjamin keselamatan masyarakat, menghubungkan individu yang
membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin ketersediaan
pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia, menjamin ketersediaan tenaga
kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya,
mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di
masyarakat, penelitian untuk menciptakan penemuan baru dan inovasi dalam
memecahkan masalah – masalah kesehatan di masyarakat.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. https://waroengproject.wordpress.com/2008/05/05/sistem-informasi-
manajemen-dokumen-sim-dok/html
2. http://eprints.mdp.ac.id/959/1/Jurnal_2008240329_M.ichsan_anugra
%20%26%202008240209_Joko_Susilo.pdf
3. http://calvintarrapa.blogspot.com/2013/06/contoh-kasus-gis-pada-bidang-
kesehatan.html 
4. http://digilib.uin-suka.ac.id/24208/1/Yusrawati%20dan%20Sri%20Wahyuni-
%20Sistem%20Informasi%20Rekam%20Medik%20Elektronik%20di
%20Rumah%20Sakit%20Bethesda%20Yogyakarta.pdf
5. https://media.neliti.com/media/publications/79132-ID-rekam-medis-
elektronik.pdf
6. https://villavos.wordpress.com/2015/07/10/rekam-medis-elektronik-
electronic-medical-record/html.
7. https://media.neliti.com/media/publications/21096-EN-sistem-informasi-
geografis-sig-dalam-bidang-kesehatan-masyarakat.pdf
8. http://yunianingsihlaila.blogspot.co.id/2014/03/sistem-informasi-geografis-di-
bidang.html

25

Anda mungkin juga menyukai