ABSTRACT
Humans are basically homoreligious (religious beings). Religion is the
experience of one's inner world accompanied by faith and worship to achieve
happiness in this world and the hereafter. In addition, religion is a sacred bond that
humans must hold and obey. The bond in question comes from a power higher than
humans as a supernatural power that cannot be caught with the five senses, but has a
very big influence in everyday life. Thus, the psychology of religion aims to research
and study a person's religious life and learn how much influence religious beliefs
have on attitudes and behavior and life in general. Humans can suffer from physical
disorders due to mental disorders (somapsycotics) and conversely mental disorders
can cause physical diseases (psychosomatics). Religious therapy is one of the
healing efforts through religious teachings. Psychotherapy is a treatment that
focuses on a person's psyche (mental emotional). Religious teachings have a fairly
strong influence on health, higher satisfaction, lower death anxiety, levels of
alcoholism and drug use, depression or anxiety disorders and individual problems.
In other words, we can say that the psychology of religion studies the influence of
religion on people's attitudes and behavior or the mechanisms that work within a
person.
33
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
dan perkembangan jiwa agama pada ajaran agama, sudah dibiasakan sejak
seseorang dan hal-hal yang dapat dini maka anak tersebut akan
mempengaruhi keyakinan. bertumbuh dengan sikap yang
Rangkaian peribadatan yang diajarkan oleh agama yang dianutnya.
dilakukan seorang diri seperti Sesungguhnya perkembangan
sembahyang, membaca kitab suci, dan jiwa manusia sudah mendapat sentuhan
dengan benar-benar menekuni ajaran agama semenjak ia muncul ke dunia.
agama memiliki pengaruh yang cukup Dalam kehidupan masyarakat
kuat terhadap kesehatan, kepuasan beragama, dari bayi dalam kandungan
yang lebih tinggi, kecemasan terhadap biasanya sudah ada upacara-upacara
kematian, tingkat alkoholisme dan tertentu yang dilakukan. Selain itu juga
penggunaan obat terlarang, depresi atau sentuhan agama didapat dari seorang
anxiety disorder yang lebih rendah ibu yang bersembahyang ketika sedang
(Rosyad, 2016). mengandung. Meskipun pada saat-saat
Berdasarkan pernyataan tersebut, itu penerimaan pendidikan agama
dapat diketahui bahwa aktivitas agama belum bisa diberikan secara langsung,
memiliki hubungan erat dengan tetapi sentuhan-sentuhan ritual
keadaan fisik manusia. orang yang semacam itu dapat berpengaruh
memiliki permasalahan, akan mncari terhadap bayi yang masih dalam
solusi permasalahan tersebut melalui kandungan. Setelah bayi tersebut lahir,
ajaran agama yang dianutnya. dilanjutkan dengan ritual-ritual lainnya.
Sebaliknya, ajaran-ajaran agama yang Disini bayi tersebut sudah langsung
sudah dianutnya dapat ikut serta dalam upacara agama.
membimbingnya kea rah untuk berpikir Dengan demikian sentuhan agama bagi
secara bijaksana. Dengan demikian perkembangan jiwa manusia bukan
melalui agama juga seseorang dapat diawali dari masa kanak-kanak tetapi
mengobati kecemasan atau dari di dalam perut sang ibu. Ada
kebingungan yang dirasakan. banyak hal yang dipengaruhi oleh
Bagaimanapun, manusia agama bagi kehidupan manusia. Dalam
dilahirkan dalam keadaan lemah, fisik tulisan ini akan dijelaskan beberapa
maupun psikis. meskipun dalam pengaruh agama bagi perkembangan
keadaan yang demikian ia telah kejiwaan manusia.
memiliki kemampuan bawaan yang
bersifat laten. Bimbingan dan II. METODE
pemeliharaan potensi bawaan ini sangat Penelitian tentang “Pengaruh
memerlukan pengembangan yang Agama Terhadap Psikis Manusia
mantap lebih-lebih pada usia dini. (Perspektif Psikologi Agama)”
Masa kanak-kanak merupakan masa merupakan penelitian kualitatif.
dimana seorang individu mulai dapat Sugiyono (2016: 9) mengemukakan
berinteraksi dengan individu yang bahwa metode penelitian kualitatif
lainnya, pada masa inilah sebenarnya adalah metode penelitian yang
disebut dengan masa emas dimana berlandaskan pada filsafat
seseorang anak akan diperkenalkan postpositivisme, yang digunakan untuk
dengan agama, karena dalam masa ini meneliti pada kondisi objek yang
anak yang secara pikiran belum terlalu alamiah (sebagai lawannya adalah
kritis dalam arti setiap apa yang di eksperimen) dimana peneliti adalah
berikan atau diajarkan oleh orang sebagai instrumen kunci, teknik
tuanya akan di terimanya. Jika ajaran- pengumpulan data dilakukan secara
Page 34
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 35
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 36
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
katakan bahwa ilmu jiwa agama oleh penganutnya. Lebih lanjut, agama
meneliti pengaruh agama terhadap memang menguasai diri seseorang serta
sikap dan tingkah orang atau membuat mereka tunduk dan patuh
mekanisme yang bekerja dalam diri terhadap Tuhan dengan menjalankan
seseorang, karena cara seseorang ajaran-ajaran agama dan menjauhi
berpikir, bersikap, bereaksi, dan larangan-Nya.
bertingkah laku tidak dapat dipisahkan Saat mengkaji Psikologi agama,
dari keyakinannya, karena keyakinan seseorang dihadapkan pada dua kata,
itu termasuk dalam konstruksi yakni "psikologi" dan "agama". Kedua
kepribadiannya (Wahab, 2015:6). kata tersebut memiliki pengertian serta
Sesuai dengan pendapat di atas penggunaan yang berbeda, walaupun
maka agama dapat mengembangkan keduanya memiliki aspek kajian yang
perilaku dan pikiran berdasarkan apa sama yaitu aspek batin manusia. Secara
yang ditanamkan melalui pengetahuan umum bisa diintisarikan bahwa
ajaran agama. Agama berperan menjadi psikologi merupakan sebuah ilmu yang
dasar perkembangan kejiwaan meneliti dan mempelajari sikap serta
seseorang dalam menentukan perilaku tingkah laku manusia sebagai sebuah
yang baik terhadap lingkungannya. gambaran dari gejala-gejala kejiwaan
Manusia sebagai mahkluk paling yang berada dibelakangnya. Karena
sempurna di muka bumi ini telah jiwa itu sendiri bersifat abstrak, untuk
dibekali berbagai potensi diri. Dengan mempelajari kehidupan kejiwaan
mengembangkan potensi tersebut manusia hanya mungkin bisa dilihat
diharapkan manusia mampu dan dari gejala yang tampak, yaitu
sanggup menjalankan tugasnya sebagai mengenai sikap dan tingkah laku yang
hamba Tuhan. Diantara potensi ditampilkannya (Arifin, 2015:11).
terdapat potensi beragama. Pilihan Terkait agama, bahwasannya
beragama pada diri manusia merupakan agama mempengaruhi bagaimana sikap
dari naluri yang menggerakkan hatinya dan perilaku seseorang cukup besar,
untuk melakukan perbuatan suci yang karena cara berpikir, bersikap, bereaksi
diilhami oleh Tuhan Yang maha Esa. dan bertingkah laku seorang individu
Manusia pada dasarnya adalah tidak dapat dipisahkan dari keyakinan
homo religious (mahluk beragama). yang dianutnya. Dan keyakinan
Agama merupakan pengalaman dalam tersebut akan masuk kedalam
diri seseorang mengenai ketuhanan konstruksi kepribadiannya (Heriyanti,
yang disertai keimanan dan peribadatan 2020).
agar tercapainya kebahagiaan di dunia Kesadaran beragama sebagai
maupun di akhirat. Selain itu, agama cerminan dari keyakinan seseorang
menjadi ikatan suci yang harus terhadap agama akan sangat
manusia pegang dan patuhi. Ikatan mempengaruhi bagaimana cara
tersebut yang dimaksud adalah berasal berpikir, menghayati setiap peristiwa
dari suatu kekuatan yang lebih tinggi yang terjadi dalam hidup, dan bersikap
dari manusia sebagai kekuatan gaib atau berperilaku. Hal ini berarti, bahwa
yang tidak dapat ditangkap dengan cara seseorang menjalankan agamanya
panca indra, tetapi memiliki pengaruh akan sangat mempengaruhi bagaimana
yang sangat besar sekali dalam perilaku seseorang dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Agama kehidupannya sehari-hari. jika
membawa peraturan-peraturan yang dipelihara dan dilatih, fisik ataupun
merupakan hukum yang harus dipatuhi jasmani manusia baru akan berfungsi
Page 37
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 38
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
menghalangi kita untuk sampai ke tingkat yang lebih tinggi dasarnya yaitu
posisi yang kita inginkan. Dari kondisi agama. Tidak ada satupun
kita saat ini ke kondisi yang menjadi permasalahan dalam kehidupan ini
tujuan kita, kita tidak mengetahui yang terbaik solusinya melainkan
bagaimana solusi atau cara mengatasi melalui agama, agama adalah jalan
hambatan itu. utama yang menuju mewarnai
Untuk mengatasi semua kepribadian, karena dalam agama ada
permasalahan sudah pasti di butuhkan kebutuhan-kebutuhan dan cara-cara
suatu pemecahan masalah. Pemecahan terhadap jiwa manusia itu. Untuk itulah
masalah merupakan salah satu bentuk perlu disadari bahwa solusi yang
proses representasi kognitif, akan tetapi terbaik bagi berbagai krisis kejiwaan
di sisi lain dalam pemecahan masalah atau untuk mewarnai kepribadian
juga diperlukan adanya suatu proses manusia adalah dengan kembali
belajar. Bila kita berhasil memecahkan memperhatikan kehidupan spiritualnya,
suatu masalah kita akan mendapat hal ini disebabkan karena pada
sebuah pemahaman, yang kemudian dasarnya manusia itu terdiri dari dua
dapat kita gunakan untuk memecahkan unsur yaitu jasmani dan rohani
masalah-masalah lain yang mungkin (Wahab, 2015:243).
terdapat kesamaan di waktu yang Sesuai pendapat di atas, maka
berbeda. Dan setiap kali kita pecahkan hubungan antara agama sebagai suatu
masalah, kita mempelajari sesuatu yang keyakinan, dengan terapi psikis
baru. Karena itu memecahkan masalah manusia dapat mencegah timbulnya
merupakan suatu bentuk belajar. problematika kejiwaan manusia.
Memecahkan masalah menjadi Individu yang menganut agama akan
persoalan yang bersifat penting dalam melalui jalan “penyerahan” diri kepada
kehidupan manusia, karena sepanjang sesuatu yang transcendetal. Sikap
rentan kehidupannya manusia selalu penyerahan diri individu akan
berhadapan dengan berbagai masalah memberikan sikap optimis pada diri
untuk dicari pemecahannya. Bila gagal seseorang sehingga timbul perasaan
dengan suatu masalah untuk positif dalam bentuk rasa bahagia,
memecahkannya manusia selalu senang, puas dan sebagainya sehingga
mencoba memecahkannya dengan cara terhindar dari rasa frustrasi dalam
lain. Bila demikian adanya kehadiran hidup (Hamali, 2014).
dan keberhasialan manusia Dari berbagai penelitian yang
memecahkan masalah dalam telah dilakukan mengenai hubungan
kehidupannya pada tingkat dan jenjang agama dan kesehatan dapat
tertentu dapat memberikan nilai disimpulkan, salah satunya, bahwa
tertentu pula pada manusia tersebut. agama, terutama yang didasarkan pada
Sebagai makhluk yang memiliki kepercayaan, tidak berpengaruh
kesadaran, manusia menyadari adanya negatif terhadap kesehatan.Tidak satu
problema yang mengganggu jiwanya. penelitian pun yang menunjukkan
Oleh karena itu, pada masyarakat bahwa perilaku peribadatan, seperti
modern, solusi yang ditawarkan untuk hadir di tempat ibadah, sembahyang,
mengatasi problema kejiwaan, yaitu membaca kitab suci, atau terlibat dalam
dengan menggunakan pendekatan ritual peribadatan tertentu, memiliki
psikologi, dalam hal ini kesehatan efek negatif (Rosyad, 2016). Dalam
mental. Kemudian juga pendekatan konteks ini, terdapat empat motif
psikologi tersebut diteruskan dengan penyebab manusia dalam bersikap
Page 39
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 40
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
psikis, batin atau mental bagi manusia badan yang sakit atau anggota fisik
(Kariarta, 2019). terganggu, tetapi lebih diutamakan di
Pengalaman dalam keluarga dan bagian psikis (mental emosional)
lingkungan serta pendidikan agama dengan berpedoman pada kajian ilmu
yang dilalui pada masa-masa psikologi itulah yang dimaksud
pertumbuhan sebelumnya akan psikoterapi. Pengobatan secara
mewarnai bagaimana sikap dan psikoterapi menjadi metode psikologi
tindakan mereka. Tentunya, di antara sebagai solusi agama terhadap
mereka, mungkin ada yang mencari problematika psikis manusia. Apalagi
kepuasan dengan cara langsung dengan manusia merupakan makhluk hidup
tanpa mengindahkan ketentuan agama yang memiliki kesatuan potensi
dan nilai-nilai yang hidup dalam jasmani dan rohani. Sementara
masyarakat. Dengan hal yang hubungan rohani dan agama ada
demikian, perkembangan jiwa dalam kaitannya dengan sikap keyakinan.
masa ini masih labil, meskipun secara Perilaku yang bersifat pasrah diri
biologis telah mencapai kematangan. manusia terhadap kekuasan Tuhan itu
Oleh sebab itu, berbagai usaha untuk yang dimaksud dengan keyakinan.
menghadapi, membina, dan Sifat pasrah merupakan cerminan dari
mengarahkan mereka pada cara hidup sudut pandang secara positif pada diri
yang baik, sesuai dengan ajaran agama manusa sehingga menciptakan
masih sangat dibutuhkan dan tidak perasaan positif seperti bahagia, merasa
mudah bagi mereka untuk dicintai dan aman.
menerimanya. Beberapa hal yang dapat dilihat
Dengan rangkaian peribadatan dalam proses perkembangan jiwa
yang dilakukan seorang diri seperti ketika individu beranjak pada tahap
sembahyang, membaca kitab suci, remaja, antara lain sebagai berikut:
memiliki pengaruh yang cukup kuat 1. Pertumbuhan jasmani secara
terhadap kesehatan, kepuasan yang cepat telah selesai
lebih tinggi, kecemasan terhadap Hal ini dimaksudkan bahwa dari
kematian yang lebih rendah, tingkat segi jasmani mereka telah
alkoholisme dan penggunaan obat matang. Dalam arti segala fungsi
terlarang yang lebih rendah (Heriyanti, jasmaniah mulai atau telah dapat
2021). bekerja sehingga kekuatan
Dengan mengintegrasikan agama jasmani mereka dapat dianggap
dan psikoterapi terbukti lebih sama dengan orang dewasa.
mempercepat proses penyembuhan 2. Pertumbuhan kecerdasan
depresi atau anxiety disorder pada hampir selesai
seseorang. Dapat disimpulkan bahwa Pada usia remaja, mereka telah
agama dapat diartikan sebagai alat mampu memahami hal-hal yang
untuk menyembuhkan jiwa melalui abstrak dan sekaligus telah
ajaran-ajaran agama. Ada dua macam mampu mengambil kesimpulan
bentuk pengobatan dari aspek ilmu abstrak dari sesuatu yang bersifat
kesehatan jiwa yaitu pertama indrawi (Arifin, 2015:66).
somoterapi. Pengobatan secara fisik 3. Pertumbuhan pribadi belum
berupa obat-obatan itu yang dimaksud selesai
dengan somoterapi. Kedua dengan cara Hal ini mengartikan bahwa dalam
pengobatan psikoterapi. Pengobatan usia tersebut, pribadi yang
yang tidak mengutamakan pada bagian dimiliki mereka masih
Page 41
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 42
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja
Page 43