Anda di halaman 1dari 11

Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022

Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

PENGARUH AGAMA TERHADAP PSIKIS MANUSIA


(PERSPEKTIF PSIKOLOGI AGAMA)
Oleh
Ketut Ayu Sucianing1 & Komang Heriyanti2
(1)(2)
STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja
ayu_sucianing@yahoo.com1 & heriyantikomang@gmail.com2

ABSTRACT
Humans are basically homoreligious (religious beings). Religion is the
experience of one's inner world accompanied by faith and worship to achieve
happiness in this world and the hereafter. In addition, religion is a sacred bond that
humans must hold and obey. The bond in question comes from a power higher than
humans as a supernatural power that cannot be caught with the five senses, but has a
very big influence in everyday life. Thus, the psychology of religion aims to research
and study a person's religious life and learn how much influence religious beliefs
have on attitudes and behavior and life in general. Humans can suffer from physical
disorders due to mental disorders (somapsycotics) and conversely mental disorders
can cause physical diseases (psychosomatics). Religious therapy is one of the
healing efforts through religious teachings. Psychotherapy is a treatment that
focuses on a person's psyche (mental emotional). Religious teachings have a fairly
strong influence on health, higher satisfaction, lower death anxiety, levels of
alcoholism and drug use, depression or anxiety disorders and individual problems.
In other words, we can say that the psychology of religion studies the influence of
religion on people's attitudes and behavior or the mechanisms that work within a
person.

Keywords: Problems, Psychology, Religion


dari segala cabang ilmu (Kusuma, 2014).
I. PENDAHULUAN Hal yang fokus mempelajari masalah-
Manusia diciptakan ke muka bumi masalah kejiwaan yang bersangkutan
ini secara lahiriyah sebagai makhluk homo dengan keyakinan beragama disebut
religius, bahwa dalam diri manusia dengan psikologi agama. Terapi agama
terdapat sifat-sifat religius yang yang merupakan salah satu upaya untuk
melekat pada setiap orang. Hal tersebut
penyembuhan dengan ajaran agama.
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang
Psikoterapi merupakan salah satu
paling dasar ini, manusia memiliki
dorongan dan kekuatan untuk pengobatan yang berfokus pada
mendapatkan pemenuhan kebutuhan dan kejiwaan seseorang (mental
keamanan hidup dalam bidang keagamaan. emosional). Sejak abad ke-19, bahwa
Fisik ataupun jasmani manusia dikaji atau hubungan antara penyakit fisik dengan
diteliti dengan disiplin ilmu anatomi, ilmu kondisi psikis manusia mulai disadari
kedokteran, ilmu biologi, maupun ilmu- oleh para ahli kedokteran. Gangguan
ilmu lainnya, sedangkan jiwa pada fisik yang diderita manusia karena
manusia dipelajari secara khusus oleh gangguan mental (somapsikotis) dan
psikologi. Psikologi merupakan salah satu sebaliknya gangguan mental dapat
cabanhg dari filsafat dan psikologi agama
menyebabkan penyakit fisik (psi-
merupakan salah satu cabang dari
psikologi, karena filsafat merupakan induk
kosomatis). Di samping itu, ilmu jiwa
agama mempelajari pula pertumbuhan

33
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

dan perkembangan jiwa agama pada ajaran agama, sudah dibiasakan sejak
seseorang dan hal-hal yang dapat dini maka anak tersebut akan
mempengaruhi keyakinan. bertumbuh dengan sikap yang
Rangkaian peribadatan yang diajarkan oleh agama yang dianutnya.
dilakukan seorang diri seperti Sesungguhnya perkembangan
sembahyang, membaca kitab suci, dan jiwa manusia sudah mendapat sentuhan
dengan benar-benar menekuni ajaran agama semenjak ia muncul ke dunia.
agama memiliki pengaruh yang cukup Dalam kehidupan masyarakat
kuat terhadap kesehatan, kepuasan beragama, dari bayi dalam kandungan
yang lebih tinggi, kecemasan terhadap biasanya sudah ada upacara-upacara
kematian, tingkat alkoholisme dan tertentu yang dilakukan. Selain itu juga
penggunaan obat terlarang, depresi atau sentuhan agama didapat dari seorang
anxiety disorder yang lebih rendah ibu yang bersembahyang ketika sedang
(Rosyad, 2016). mengandung. Meskipun pada saat-saat
Berdasarkan pernyataan tersebut, itu penerimaan pendidikan agama
dapat diketahui bahwa aktivitas agama belum bisa diberikan secara langsung,
memiliki hubungan erat dengan tetapi sentuhan-sentuhan ritual
keadaan fisik manusia. orang yang semacam itu dapat berpengaruh
memiliki permasalahan, akan mncari terhadap bayi yang masih dalam
solusi permasalahan tersebut melalui kandungan. Setelah bayi tersebut lahir,
ajaran agama yang dianutnya. dilanjutkan dengan ritual-ritual lainnya.
Sebaliknya, ajaran-ajaran agama yang Disini bayi tersebut sudah langsung
sudah dianutnya dapat ikut serta dalam upacara agama.
membimbingnya kea rah untuk berpikir Dengan demikian sentuhan agama bagi
secara bijaksana. Dengan demikian perkembangan jiwa manusia bukan
melalui agama juga seseorang dapat diawali dari masa kanak-kanak tetapi
mengobati kecemasan atau dari di dalam perut sang ibu. Ada
kebingungan yang dirasakan. banyak hal yang dipengaruhi oleh
Bagaimanapun, manusia agama bagi kehidupan manusia. Dalam
dilahirkan dalam keadaan lemah, fisik tulisan ini akan dijelaskan beberapa
maupun psikis. meskipun dalam pengaruh agama bagi perkembangan
keadaan yang demikian ia telah kejiwaan manusia.
memiliki kemampuan bawaan yang
bersifat laten. Bimbingan dan II. METODE
pemeliharaan potensi bawaan ini sangat Penelitian tentang “Pengaruh
memerlukan pengembangan yang Agama Terhadap Psikis Manusia
mantap lebih-lebih pada usia dini. (Perspektif Psikologi Agama)”
Masa kanak-kanak merupakan masa merupakan penelitian kualitatif.
dimana seorang individu mulai dapat Sugiyono (2016: 9) mengemukakan
berinteraksi dengan individu yang bahwa metode penelitian kualitatif
lainnya, pada masa inilah sebenarnya adalah metode penelitian yang
disebut dengan masa emas dimana berlandaskan pada filsafat
seseorang anak akan diperkenalkan postpositivisme, yang digunakan untuk
dengan agama, karena dalam masa ini meneliti pada kondisi objek yang
anak yang secara pikiran belum terlalu alamiah (sebagai lawannya adalah
kritis dalam arti setiap apa yang di eksperimen) dimana peneliti adalah
berikan atau diajarkan oleh orang sebagai instrumen kunci, teknik
tuanya akan di terimanya. Jika ajaran- pengumpulan data dilakukan secara

Page 34
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

triangulasi (gabungan), analisis data berasal dari bahasa Yunani Psyche


bersifat induktif/kualitatif dan hasil yang artinya jiwa (Soul, Mind) dan
penelitian kualitatif lebih menekankan Logos yang berarti ilmu pengetahuan.
makna dari pada generalisasi. Bogdan Jadi psikologi dapat dipahami sebagai
dan Taylor (1992: 22) menyebutkan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
penelitian kualitatif diharapkan mampu Namun kata “jiwa” sulit dijelaskan
menghasilkan suatu uraian mendalam secara tepat karena seringkali memiliki
tentang ucapan, tulisan dan prilaku makna yang sangat luas. Dalam bahasa
yang dapat diamati dari suatu individu, Arab, kata jiwa sepadan dengan kata
kelompok masyarakat dan organisasi nafs, yang kemudian kata nafs
dalam suatu setting konteks tertentu. mengandung arti; hati (qalb), ruh, dan
Berdasarkaan pernyataan sisi dalam (jiwa) manusia, sebagai
tersebut, dalam penelitian kualitatif penggerak dari tingkah laku manusia.
peneliti merupakan instrumen utama Sehingga dapat dipahami bahwa
yang bertanggung jawab untuk psikologi agama merupakan salah satu
pengumpulan data. Data-data tersebut cabang ilmu yang mengkaji berbagai
dijadikan acuan dalam menghasilkan pengalaman keagamaan di dalam
penelitian yang absah. Adapun hal masyarakat beragama, yaitu mencakup
yang dilakukan untuk melengkapi data proses beragama, pengaruh agama
pada tulisan ini yaitu melalui studi terhadap perilaku manusia, gejala-
kepustakaan. gejala keagamaan, serta relasinya
Segala usaha yang dilakukan oleh dengan Tuhan (Kusuma, 2014).
peneliti untuk menghimpun informasi Psikologi agama tidak terlepas
yang relevan dengan topik atau dari peristiwa-peristiwa sejarah
masalah yang akan atau sedang diteliti panjang hubungan manusia dengan
disebut juga dengan studi kepustakaan. sesuatu yang dianggap adikodrati
Informasi-informasi tersebut dapat (supernatural). Latar belakang ini dapat
didapat dari buku-buku ilmiah, karang- dilihat berbagai pernyataan para ahli.
karangan ilmiah, laporan penelitian, Sehingga kemudian para psikolog
tesis dan disertasi, dan sumber-sumber mencoba melihat hubugan tersebut dari
tertulis lain baik cetak maupun sudut pandang psikologi. Menurut para
elektronik. suatu kegiatan penelitian psikologi mereka beranggapan bahwa
tidak dapat dipisahkan dari studi faktor yang dipengaruhi dan
kepustakaan. Teori-teori yang mempengaruhi kejiwaan manusia
mendasari masalah dan bidang yang adalah hubungan manusia dengan
akan diteliti dapat ditemukan dengan kepercayaannya. Proses hubungan
melakukan studi kepustakaan tersebut dapat dikaji secara empiris
(Hermawan, 2019:18). Berdasarkan hal dengan menggunakan pendekatan
tersebut, maka dalam tulisan ini data- psikologi. Misalnya kasus martyr,
data diperoleh melalui buku, artikel, konversi agama, isi yang termuat dalam
skripsi dan tesis serta mengutip pada doa-doa ataupun perilaku keagamaan
bagian tertentu yang berkaitan dengan dapat di lihat dari motivasi yang
penelitian ini. melatar belakanginya.
Mengkaji mengenai psikologi
III. PEMBAHASAN agama, dihadapkan pada dua kata yakni
3.1 Psikologi Agama “psikologi” dan “agama”. keduanya
Secara etimologis, psikologi memiliki aspek kajian yang sama yaitu
diambil dari bahasa Inggris psychology aspek batin manusia. Kedua kata

Page 35
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

tersebut memiliki pengertian dan 4. Bagaimana keadaan jiwa


penggunaan yang berbeda(Arifin, seseorang dalam menyikapi
2015:11). Secara umum psikologi perubahan yang dihadapi baik
diartikan sebagai ilmu yang secara evolusi maupun secara
mempelajari gejala jiwa manusia yang revolusi.
normal, dewasa, dan beradab 5. Upacara keagamaan, yang
(Jalaludin, dkk, 1997:77). Sementara dipercaya dapat membantu
itu Robert H. Thouless (1992:13) kelancaran dalam usaha/rejeki;
mendefinisikan psikologi secara umum 6. Kondisi jiwa orang, misalnya
sebagai ilmu yang mempelajari tentang perbandingan sikap orang yang
tingkah laku dan pengalaman manusia. beriman dan orang yang ragu-
Psikologi agama merupakan cabang ragu.
dari psikologi yang menyelidiki sebab- 7. Perilaku agama; misalnya
sebab dan sikap-sikap yang religius dan apakah seseorang itu beragama
berbagai fenomena dalam individu yang dipengaruhi secara intrinsik
yang muncul dari atau menyertai sikap atau ektrinsik atau atas dasar
dan pengalaman tersebut (Watra, dkk. kesadaran lahiriah atau kesadaran
2021:2). spiritual.
Berdasarkan pendapat-pendapat 8. Agama dan kesehatan jiwa
di atas tersebut, dapat disimpulkan yang meliputi kondisi pada
bahwa psikologi Agama merupakan umumnya, sebagaimana faktor
cabang ilmu psikologi yang meneliti ekonomi, penyembuhan spiritual
dan mempelajari tingkah laku manusia dan terapi agama.
dalam hubungan dengan pengaruh 9. Panggilan beragama, seseorang
agama yang dianutnya serta dalam yang merasa perlu segera untuk
kaitannya dengan pengaruh usia mendalami, memahami dan
masing-masing. Terdapat aspek mengamalkan ajaran agama
kejiwaan dalam mengkaji Psikologi dalam hidup kesehariannya.
Agama dibagi menjadi sepuluh (10) 10. Komunitas beragama, kondisi
bagian yaitu: seseorang yang hidup dalam satu
1. Pengalaman beragama, komunitas dengan mengikuti
merupakan kondisi dimana jiwa suatu agama tertentu agar dapat
(pikiran, perasaan, emosi) pada memberi rasa aman, merasa
saat berdoa, beribadah dan terlindungi dan suatu keyakinan
melaksanakan upcara-upacara bersama (Watra, dkk. 2021:14).
agama, melakukan meditasi, yoga Berikut tujuan psikologi agama
atau tapa brata. adalah untuk meneliti dan menelaah
2. Pertumbuhan agama, kehidupan beragama seseorang serta
merupakan kondisi jiwa mempelajari seberapa besar pengaruh
keagamaan ketika masa kanak- keyakinan beragama tersebut dalam
kanak, remaja dan dewasa. menentukan sikap dan tingkah laku
3. Konvensi agama, yaitu faktor- serta kehidupan seseorang pada
faktor yang terdapat dalam umumnya. Di samping itu, ilmu jiwa
kejiwaan seseorang saat agama, mempelajari pula
memutuskan untuk pindah agama perkembangan jiwa dan pertumbuhan
(sikapnya terhadap agama yang agama yang terdapat pada seseorang
baru). serta faktor-faktor yang memengaruhi
keyakinan. Sehingga, dapat kita

Page 36
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

katakan bahwa ilmu jiwa agama oleh penganutnya. Lebih lanjut, agama
meneliti pengaruh agama terhadap memang menguasai diri seseorang serta
sikap dan tingkah orang atau membuat mereka tunduk dan patuh
mekanisme yang bekerja dalam diri terhadap Tuhan dengan menjalankan
seseorang, karena cara seseorang ajaran-ajaran agama dan menjauhi
berpikir, bersikap, bereaksi, dan larangan-Nya.
bertingkah laku tidak dapat dipisahkan Saat mengkaji Psikologi agama,
dari keyakinannya, karena keyakinan seseorang dihadapkan pada dua kata,
itu termasuk dalam konstruksi yakni "psikologi" dan "agama". Kedua
kepribadiannya (Wahab, 2015:6). kata tersebut memiliki pengertian serta
Sesuai dengan pendapat di atas penggunaan yang berbeda, walaupun
maka agama dapat mengembangkan keduanya memiliki aspek kajian yang
perilaku dan pikiran berdasarkan apa sama yaitu aspek batin manusia. Secara
yang ditanamkan melalui pengetahuan umum bisa diintisarikan bahwa
ajaran agama. Agama berperan menjadi psikologi merupakan sebuah ilmu yang
dasar perkembangan kejiwaan meneliti dan mempelajari sikap serta
seseorang dalam menentukan perilaku tingkah laku manusia sebagai sebuah
yang baik terhadap lingkungannya. gambaran dari gejala-gejala kejiwaan
Manusia sebagai mahkluk paling yang berada dibelakangnya. Karena
sempurna di muka bumi ini telah jiwa itu sendiri bersifat abstrak, untuk
dibekali berbagai potensi diri. Dengan mempelajari kehidupan kejiwaan
mengembangkan potensi tersebut manusia hanya mungkin bisa dilihat
diharapkan manusia mampu dan dari gejala yang tampak, yaitu
sanggup menjalankan tugasnya sebagai mengenai sikap dan tingkah laku yang
hamba Tuhan. Diantara potensi ditampilkannya (Arifin, 2015:11).
terdapat potensi beragama. Pilihan Terkait agama, bahwasannya
beragama pada diri manusia merupakan agama mempengaruhi bagaimana sikap
dari naluri yang menggerakkan hatinya dan perilaku seseorang cukup besar,
untuk melakukan perbuatan suci yang karena cara berpikir, bersikap, bereaksi
diilhami oleh Tuhan Yang maha Esa. dan bertingkah laku seorang individu
Manusia pada dasarnya adalah tidak dapat dipisahkan dari keyakinan
homo religious (mahluk beragama). yang dianutnya. Dan keyakinan
Agama merupakan pengalaman dalam tersebut akan masuk kedalam
diri seseorang mengenai ketuhanan konstruksi kepribadiannya (Heriyanti,
yang disertai keimanan dan peribadatan 2020).
agar tercapainya kebahagiaan di dunia Kesadaran beragama sebagai
maupun di akhirat. Selain itu, agama cerminan dari keyakinan seseorang
menjadi ikatan suci yang harus terhadap agama akan sangat
manusia pegang dan patuhi. Ikatan mempengaruhi bagaimana cara
tersebut yang dimaksud adalah berasal berpikir, menghayati setiap peristiwa
dari suatu kekuatan yang lebih tinggi yang terjadi dalam hidup, dan bersikap
dari manusia sebagai kekuatan gaib atau berperilaku. Hal ini berarti, bahwa
yang tidak dapat ditangkap dengan cara seseorang menjalankan agamanya
panca indra, tetapi memiliki pengaruh akan sangat mempengaruhi bagaimana
yang sangat besar sekali dalam perilaku seseorang dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Agama kehidupannya sehari-hari. jika
membawa peraturan-peraturan yang dipelihara dan dilatih, fisik ataupun
merupakan hukum yang harus dipatuhi jasmani manusia baru akan berfungsi

Page 37
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

secara sempurna. Jika kematangan dan dan lingkungan di sekitarnya, sehingga


pemeliharaan serta bimbingan dapat dapat memunculkan kebahagiaan pada
diarahkan kepada pengeksplorasian dirinya pribadi. Terdapat beberapa
perkembangannya, akal dan fungsi sumber yang dapat melahirkan
mental lainnya pun baru akan kebermaknaan hidup adalah agama dan
berfungsi. Kemampuan tersebut tidak nilai-nilai budaya. Oleh karena itu,
dapat dipenuhi secara sekaligus pendekatan psikologi digunakan dalam
melainkan melalui pentahapan. masyarakat modern, untuk
Demikian juga dalam perkembangan mendapatkan solusi yang ditawarkan
agama pada diri seseorang. untuk mengatasi problema kejiwaan,
Psikologi agama agaknya sedikit dalam hal ini kesehatan mental.
berbeda dengan cabang ilmu psikologi Kemudian juga pendekatan psikologi
lainnya karena berhubungan dengan tersebut diteruskan dengan tingkat yang
dua keilmuan yang berbeda yaitu ilmu lebih tinggi dasarnya yaitu agama.
agama dan ilmu psikologi itu sendiri. Tidak ada satupun permasalahan dalam
Psikologi agama merupakan cabang kehidupan ini yang terbaik solusinya
ilmu terapan dari ilmu psikologi. Sudah melainkan melalui agama, agama
sejak lama pemerintah kolonial merupakan jalan utama menuju
Belanda memanfaatkan hasil kajian mewarnai kepribadian, karena dalam
psikologi agama untuk kepentingan agama ada kebutuhan dan cara-cara
politik. Menurut Jalaluddin, kegunaan terhadap jiwa manusia itu. Untuk itulah
dari psikologi agama adalah dapat perlu disadari bahwa solusi yang
dimanfaatkan dalam lapangan terbaik bagi berbagai krisis kejiwaan
kehidupan seperti dalam bidang atau untuk mewarnai kepribadian
pendidikan, psikoterapi dan mungkin manusia adalah dengan kembali
pula dalam lapangan lainnya pada memperhatikan kehidupan spiritualnya,
kehidupan. Pendekatan agama yang hal ini disebabkan karena pada
dilakukan oleh Snouck Hurgronje dasarnya manusia terdiri dari dua unsur
terhadap para pemuka agama dalam yaitu unsur jasmani dan rohani.
upaya untuk mempertahankan politik Masalah ataupun problem
penjajahan Belanda di Indonesia. merupakan bagian dari kehidupan
Dalam bidang industri juga psikologi manusia. persoalan-persoalan tersebut
agama dimanfaatkan sekitar tahun lima hampir setiap hari orang
puluhan pada perusahaan minyak yaitu menghadapinya dan yang perlu dicari
diadakannya ceramah agama untuk adalah jalan keluarnya. Suatu persoalan
para buruhnya (Wahab, 2015:7). itu dapat bersumber dari dalam diri
seseorang ataupun dari lingkungannya,
3.2 Peran Agama dalam Upaya bergerak dari yang paling mudah
Menghilangkan Problematika sampai yang paling sulit, dan dari
Individu. masalah yang sudah jelas, sampai
Makna hidup menjadi kajian masalah yang belum jelas problem atau
terpenting bagi setiap individu dalam masalah merupakan keadaan suatu hal
ilmu psikologi, untuk mencari makna peristiwa yang harus kita ganti dengan
atas kehidupan yang mereka jalani. sebuah cara untuk mendapatkan apa
Artinya setiap orang pasti yang kita inginkan. Dalam setiap diri
menginginkan hidupnya bermakna agar individu pasti memilikik suatu masalah
dapat berguna bagi dirinya sendiri yang pasti akan terjadi. Masalah
maupun orang lain, serta masyarakat tersebut terjadi ketika ada sesuatu yang

Page 38
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

menghalangi kita untuk sampai ke tingkat yang lebih tinggi dasarnya yaitu
posisi yang kita inginkan. Dari kondisi agama. Tidak ada satupun
kita saat ini ke kondisi yang menjadi permasalahan dalam kehidupan ini
tujuan kita, kita tidak mengetahui yang terbaik solusinya melainkan
bagaimana solusi atau cara mengatasi melalui agama, agama adalah jalan
hambatan itu. utama yang menuju mewarnai
Untuk mengatasi semua kepribadian, karena dalam agama ada
permasalahan sudah pasti di butuhkan kebutuhan-kebutuhan dan cara-cara
suatu pemecahan masalah. Pemecahan terhadap jiwa manusia itu. Untuk itulah
masalah merupakan salah satu bentuk perlu disadari bahwa solusi yang
proses representasi kognitif, akan tetapi terbaik bagi berbagai krisis kejiwaan
di sisi lain dalam pemecahan masalah atau untuk mewarnai kepribadian
juga diperlukan adanya suatu proses manusia adalah dengan kembali
belajar. Bila kita berhasil memecahkan memperhatikan kehidupan spiritualnya,
suatu masalah kita akan mendapat hal ini disebabkan karena pada
sebuah pemahaman, yang kemudian dasarnya manusia itu terdiri dari dua
dapat kita gunakan untuk memecahkan unsur yaitu jasmani dan rohani
masalah-masalah lain yang mungkin (Wahab, 2015:243).
terdapat kesamaan di waktu yang Sesuai pendapat di atas, maka
berbeda. Dan setiap kali kita pecahkan hubungan antara agama sebagai suatu
masalah, kita mempelajari sesuatu yang keyakinan, dengan terapi psikis
baru. Karena itu memecahkan masalah manusia dapat mencegah timbulnya
merupakan suatu bentuk belajar. problematika kejiwaan manusia.
Memecahkan masalah menjadi Individu yang menganut agama akan
persoalan yang bersifat penting dalam melalui jalan “penyerahan” diri kepada
kehidupan manusia, karena sepanjang sesuatu yang transcendetal. Sikap
rentan kehidupannya manusia selalu penyerahan diri individu akan
berhadapan dengan berbagai masalah memberikan sikap optimis pada diri
untuk dicari pemecahannya. Bila gagal seseorang sehingga timbul perasaan
dengan suatu masalah untuk positif dalam bentuk rasa bahagia,
memecahkannya manusia selalu senang, puas dan sebagainya sehingga
mencoba memecahkannya dengan cara terhindar dari rasa frustrasi dalam
lain. Bila demikian adanya kehadiran hidup (Hamali, 2014).
dan keberhasialan manusia Dari berbagai penelitian yang
memecahkan masalah dalam telah dilakukan mengenai hubungan
kehidupannya pada tingkat dan jenjang agama dan kesehatan dapat
tertentu dapat memberikan nilai disimpulkan, salah satunya, bahwa
tertentu pula pada manusia tersebut. agama, terutama yang didasarkan pada
Sebagai makhluk yang memiliki kepercayaan, tidak berpengaruh
kesadaran, manusia menyadari adanya negatif terhadap kesehatan.Tidak satu
problema yang mengganggu jiwanya. penelitian pun yang menunjukkan
Oleh karena itu, pada masyarakat bahwa perilaku peribadatan, seperti
modern, solusi yang ditawarkan untuk hadir di tempat ibadah, sembahyang,
mengatasi problema kejiwaan, yaitu membaca kitab suci, atau terlibat dalam
dengan menggunakan pendekatan ritual peribadatan tertentu, memiliki
psikologi, dalam hal ini kesehatan efek negatif (Rosyad, 2016). Dalam
mental. Kemudian juga pendekatan konteks ini, terdapat empat motif
psikologi tersebut diteruskan dengan penyebab manusia dalam bersikap

Page 39
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

agama sebagai upaya menghilangkan 4. Agama Sebagai Sarana Untuk


problematika psikis yang dialami Mengatasi Frustrasi Manusia
individu menurut psikologi Agama Secara psikologis, individu
yaitu sebagai berikut: terdorong untuk memuaskan
1. Agama Sebagai Sarana Untuk kebutuhan dan keinginannya,
Menjaga Kesusilaan apabila gagal untuk memenuhi
Pastinya setiap agama kebutuhan-kebutuhan itu ia akan
mengajarkan bentuk-bentuk dan mengalami frustrasi. Hal ini
nilai-nilai bagi kehidupan diperlukan ajaran agama untuk
masyarakat, hal ini yang mengatasi rasa frustasi tersebut
dijadikan sebagai acuan dan (Hamali, 2014).
petunjuk bagi manusia. Agama Kepercayaan, keimanan dan
sebagai kerangka acuan dalam pengalaman keagamaan memiliki
berfikir, bersikap dan berbuat pengaruh yang sama terhadap
sesuai dengan keyakinan yang kesehatan fisik maupun kesehatan
dianut seseorang(Hamali, 2014). mental. Orang beragama secara umum
2. Agama Sebagai Sarana Pemuas dapat dikatakan bahwa hidupnya lebih
Intelektual Manusia sehat dibanding mereka yang tidak
Manusia merupakan makhluk beragama. Lebih lanjut, spesifik
berakal memiliki rasa ingin tahu kesalehan dan seringnya orang
yang sangat tinggi, tetapi melakukan atau mengikuti kegiatan
terkadang akal manusia tidak bisa keagamaan baik sendirian maupun
memberikan jawaban yang berjama'ah(bersama-sama) hal tersebut
memuaskan atas pertanyaan yang berhubungan dengan kesehatan mental
menyelimuti pemikirannya. yang jauh lebih baik. Dari berbagai
Dalam kebimbangannya itu penelitian yang dilakukan di
manusia mencari agama agar masyarakat Barat diketahui bahwa
memperoleh jawaban untuk pengunjung tempat ibadah (gereja atau
mengatasi kesulitan intelektual sinagog) dapat mengurangi risiko
kognitif ini, yang sejauh ini depresi antara 40-50%, mengurangi
disebabkan kesukaran itu tingkat bunuh diri, tingkat kecemasan,
dilatarbelakangi dan diresapi oleh akoholisme dan penggunaan zat adiktif.
keinginan eksistensial dan Di sisi lain pelaksanaan praktek
psikologis seseorang (Hamali, peribadatan dapat meningkatkan
2014). dukungan sosial, kebahagiaan,
3. Agama Sebagai Sarana penyesuaian diri, kesejahteraan yang
Mengatasi Ketakutan lebih besar, harga diri yang lebih
Ketika merasa takut, perasaan tinggi, kepuasaan hidup yang lebih
tidak tentram atau takut adalah tinggi; dan meramalkan perasaan
suatu pengalaman emosional positif dua belas tahun kemudian pada
yang dialami oleh seseorang, orang dewasa muda (Rosyad, 2016).
risau atau merasa terancam oleh Dapat dipahami bahwa agama
sesuatu yang tidak mudah merupakan penolong bagi manusia
ditentukan penyebab terjadinya. untuk memenuhi kekosongan batin atau
Maka dari itu, agama berperan psikis. Agama sering dimaknai sebagai
penting sebagai sarana untuk unsur yang terpenting dalam
mengatasi ketakutan tersebut. kehidupan. kemudian agama juga
(Hamali, 2014). sebagai penentu dalam pembangunan

Page 40
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

psikis, batin atau mental bagi manusia badan yang sakit atau anggota fisik
(Kariarta, 2019). terganggu, tetapi lebih diutamakan di
Pengalaman dalam keluarga dan bagian psikis (mental emosional)
lingkungan serta pendidikan agama dengan berpedoman pada kajian ilmu
yang dilalui pada masa-masa psikologi itulah yang dimaksud
pertumbuhan sebelumnya akan psikoterapi. Pengobatan secara
mewarnai bagaimana sikap dan psikoterapi menjadi metode psikologi
tindakan mereka. Tentunya, di antara sebagai solusi agama terhadap
mereka, mungkin ada yang mencari problematika psikis manusia. Apalagi
kepuasan dengan cara langsung dengan manusia merupakan makhluk hidup
tanpa mengindahkan ketentuan agama yang memiliki kesatuan potensi
dan nilai-nilai yang hidup dalam jasmani dan rohani. Sementara
masyarakat. Dengan hal yang hubungan rohani dan agama ada
demikian, perkembangan jiwa dalam kaitannya dengan sikap keyakinan.
masa ini masih labil, meskipun secara Perilaku yang bersifat pasrah diri
biologis telah mencapai kematangan. manusia terhadap kekuasan Tuhan itu
Oleh sebab itu, berbagai usaha untuk yang dimaksud dengan keyakinan.
menghadapi, membina, dan Sifat pasrah merupakan cerminan dari
mengarahkan mereka pada cara hidup sudut pandang secara positif pada diri
yang baik, sesuai dengan ajaran agama manusa sehingga menciptakan
masih sangat dibutuhkan dan tidak perasaan positif seperti bahagia, merasa
mudah bagi mereka untuk dicintai dan aman.
menerimanya. Beberapa hal yang dapat dilihat
Dengan rangkaian peribadatan dalam proses perkembangan jiwa
yang dilakukan seorang diri seperti ketika individu beranjak pada tahap
sembahyang, membaca kitab suci, remaja, antara lain sebagai berikut:
memiliki pengaruh yang cukup kuat 1. Pertumbuhan jasmani secara
terhadap kesehatan, kepuasan yang cepat telah selesai
lebih tinggi, kecemasan terhadap Hal ini dimaksudkan bahwa dari
kematian yang lebih rendah, tingkat segi jasmani mereka telah
alkoholisme dan penggunaan obat matang. Dalam arti segala fungsi
terlarang yang lebih rendah (Heriyanti, jasmaniah mulai atau telah dapat
2021). bekerja sehingga kekuatan
Dengan mengintegrasikan agama jasmani mereka dapat dianggap
dan psikoterapi terbukti lebih sama dengan orang dewasa.
mempercepat proses penyembuhan 2. Pertumbuhan kecerdasan
depresi atau anxiety disorder pada hampir selesai
seseorang. Dapat disimpulkan bahwa Pada usia remaja, mereka telah
agama dapat diartikan sebagai alat mampu memahami hal-hal yang
untuk menyembuhkan jiwa melalui abstrak dan sekaligus telah
ajaran-ajaran agama. Ada dua macam mampu mengambil kesimpulan
bentuk pengobatan dari aspek ilmu abstrak dari sesuatu yang bersifat
kesehatan jiwa yaitu pertama indrawi (Arifin, 2015:66).
somoterapi. Pengobatan secara fisik 3. Pertumbuhan pribadi belum
berupa obat-obatan itu yang dimaksud selesai
dengan somoterapi. Kedua dengan cara Hal ini mengartikan bahwa dalam
pengobatan psikoterapi. Pengobatan usia tersebut, pribadi yang
yang tidak mengutamakan pada bagian dimiliki mereka masih

Page 41
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

mengalami ketidakpastian dan bagi manusia. Pendidikan agama dan


goncangan. pengalaman dalam keluarga dan
4. Pertumbuhan jiwa sosial masih lingkungan yang dilalui pada masa-
berjalan
masa pertumbuhan sebelumnya akan
Mereka merasa betapa
pentingnya pengakuan sosial bagi mewarnai sikap dan tindakan mereka.
remaja. Tak mau ketinggalan dari Dengan mengintegrasikan agama
mode atau kebiasaan teman- dan psikoterapi terbukti lebih
temannya. Karena itu, mereka mempercepat proses penyembuhan
akan merasa sangat sedih, apabila depresi atau anxiety disorder.
diremehkan atau dikucilkan dari Hubungan antara agama sebagai suatu
masyarakat teman-temannya.
keyakinan, dengan terapi psikis
(Arifin, 2015:67).
5. Keadaan jiwa agama yang tak manusia sangat signifikan untuk
stabil mencegah timbulnya problematika
Dalam keadaan tersebut tak kejiwaan manusia yaitu dengan jalan
jarang, kita melihat remaja pada “penyerahan” diri kepada sesuatu yang
umur-umur ini mengalami transcendental sehingga dapat
goncangan atau ketidakstabilan mengurang frustasi. Dalam upaya
dalam beragama. Semisal,
menghilangkan problematika psikis
mereka terkadang akan sangat
tekun menjalankan ibadah, tetapi yang dialami individu ada empat motif
pada waktu lain juga mereka yang dikemukakan yaitu: agama
akan enggan melaksanakannya, sebagai sarana menjaga kesusilaan,
bahkan mungkin menunjukkan pemuas intelektual manusia, mengatasi
sikap seolah-olah anti akan ketakutan, mengatasi frustasi manusia.
agama.
Selain itu terdapat juga perkembangan
IV. SIMPULAN jiwa keagamaan pada remaja yaitu:
Psikologi Agama merupakan pertumbuhan jasmani secara cepat telah
cabang ilmu psikologi yang meneliti selesai, pertumbuhan kecerdasan
dan mempelajari tingkah laku manusia hampir selesai, pertumbuhan pribadi
dalam hubungan dengan pengaruh belum selesai, pertumbuhan jiwa sosial
agama yang dianutnya serta dalam masih berjalan, keadaan jiwa agama
kaitannya dengan pengaruh usia yang tak stabil.
masing-masing. Kepercayaan, DAFTAR PUSTAKA
keimanan dan pengalaman keagamaan Arifin, Bambang Syamsul. 2015.
Psikologi Agama. Bandung:
memiliki pengaruh yang sama terhadap
CV Pustaka Setia.
kesehatan fisik maupun kesehatan Bogdan dan Taylor. 1992. Metode
mental. Secara umum dapat dikatakan Penelitian Kualitatif, Suatu
bahwa orang beragama hidup lebih Pendekatan Fenomenologis
sehat dibanding mereka yang tidak Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial.
beragama. Agama dimaknai sebagai Surabaya: Usaha Nasional.
unsur yang terpenting dalam kehidupan Hamali, S. (2014). PSIKOLOGI
dan agama sangat menentukan dalam AGAMA: Terapi Agama
pembangunan psikis, batin atau mental Terhadap Problematika

Page 42
Swara Vidya / Volume II Nomor 1 2022
Jurnal Prodi Teologi Hindu STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Psikis Manusia. Al-Adyan: KUANTITATIF,


Jurnal Studi Lintas KUALITATIF DAN R&D.
Agama, 9(2), 1-20. Bandung: PT Alfabeta.
Heriyanti, K. (2020). MODERASI Thouless, Robert H. 1992. Pengantar
BERAGAMA MELALUI Psikologi Agama, terj
PENERAPAN TEOLOGI Machnum Huse. Jakarta:
KERUKUNAN. Maha Rajawali.
Widya Duta: Jurnal Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi
Penerangan Agama, Agama. Jakarta: PT.
Pariwisata Budaya, dan Ilmu Rajagrafindo Persada.
Komunikasi, 4(1), 61-69. Watra, I Wayan, dkk. 2021.
Heriyanti, K. (2021). Optimalisasi PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Keharmonisan Masyarakat AGAMA: Perspektif Agama
Plural Melalui Ajaran dan Kebudayaan. Denpasar:
Teologi UNHI Press.
Kerukunan. Sphatika: Jurnal
Teologi, 12(2), 168-177.
Hermawan, Iwan. 2019.
METODOLOGI
PENELITIAN
PENDIDIKAN
KUANTITATIF,
KUALITATIF DAN
MIXED METHODE.
Kuningan: Hidayatul Quran
Kuningan.
Jalaluddin. 2004. Psikologi Agama.
Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kariarta, I. W. (2019).
KONTEMPLASI
DIANTARA MITOS DAN
REALITAS
(CONTEMPLATION
BETWEEN MYTHS AND
REALITIES). Jnanasidanta,
1(1).
Kusuma, W. H. (2014). Memahami
Agama secara Psikologis dan
Relasinya dalam Upaya
Resolusi Konflik. Jurnal
Ilmiah Syi'ar, 14(1), 63-79.
Rosyad, R. (2016). Pengaruh Agama
Terhadap Kesehatan
Mental. Syifa Al-Qulub, 1(1),
17-26.
Sugiyono. 2016. METODE
PENELITIAN

Page 43

Anda mungkin juga menyukai