Anda di halaman 1dari 7

Volume 6, Nomor 2, Desember 2018

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR BAYI DENGAN WAKTU


TERJADINYA LACTOGENESIS II PADA IBU POSTPARTUM

Ria Gustirini
Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Muhammadiyah Palembang
E-mail: riagustirini@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: ASI dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi di beberapa bulan pertama
kehidupan.Laktogenesis II menandakan perubahan dari produksi dengan jumlah sedikit dari
kolostrum kejumlah yang lebih banyak. Keterlambatan dalam waktu terjadinya laktogenesis II
atau delay lactogenesis II terjadi pada 22% - 31% ibu postpartum. Delay lactogenesis II telah
dikaitkan dengan penurunan kesuksesan ibu dalam menyusui pada bayi prematur, pasokan ASI
yang tidak mencukupi pada bayi dengan berat badan lahir rendah sebagai alasan ibu menyusui
memilih untuk menghentikan menyusui bayi merekaTujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir bayi dengan waktu terjadinya
lactogenesis II pada ibu postpartum. Metode Penelitian: Metode pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan rancangan penelitian
cohort prospective yaitu dengan mengikuti waktu terjadinya lactogenesis II. Pengambilan
sampel dilakukan secara accidental sampling selama waktu penelitian sampai dengan jumlah
sampel terpenuhi.Sampel penelitian ini berjumlah 30 ibu postpartum dan bayinya. Hasil:
terdapat hubungan yang bermakna antara berat badan lahir bayi dengan waktu terjadinya
lactogenesis II (p<0,05). Saran: Peran aktif bidan dalam memberikan pelayanan asuhan
kebidanan pada ibu nifas (post natal care) merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu dan bayi, konseling tentang waktu terjadinya lactogenesis II
diperlukan sebagai upaya pencegahan pemberian susu formula yang terburu-buru pada bayi
baru lahir, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
Kata Kunci: berat badan lahir bayi, lactogenesis II, Ibu postpartum

ABSTRACT

The background :Breast milk is specifically designed to meet the infant's needs for growth and
development that occur in the first few months of life. Lactogenesis stage II signals the change
from production of small quantities of colostrum to copious amounts of breast milk. Delays in the
time of occurrence of lactogenesis II or delay lactogenesis II occur in 22% - 31% of postpartum
mothers. Delay lactogenesis II has been associated with a decrease in the success of mothers
in breastfeeding in premature infants, inadequate supply of breast milk in infants with low birth
weight as the reason for breastfeeding mothers choosing to stop breastfeeding their infants.
The aims: This study aims to determine the relationship between infants birth weight and the
time of occurrence of Lactogenesis II in postpartum mothers. The method:The approach
method used in this study is a quantitative approach, using prospective cohort research design
that is by following the time of occurrence of lactogenesis II. Sample taken as accidental during
the time up to an amount research sample be fulfilled. This Research sample areas around 30
postpartum mothers and their babies.The result :The results showed a significant relationship
between infant’s birth weight with the time of occurrence of Lactogenesis II in postpartum
mothers(p <0.05). It is recommended: The active role of midwives in providing midwifery care
services for postpartum (post natal care) is an important way to monitor and support maternal
and infant health, counseling about the timing of occurrence of lactogenesis II is needed as an
effort to prevent the provision of formula milk in a rush to newborns, especially in infants with
low birth weight.
Keywords: Infants birth weight, lactogenesis II, Postpartum mothers

472
Volume 6, Nomor 2, Desember 2018

PENDAHULUAN awal untuk menduga tertunda atau


Pemberian ASI eksklusif pada bayi kegagalan lactogenesis II, dan sangat
selama enam bulan pertama telah penting untuk menentukan kemampuan bayi
direkomendasikan WHO dan Nations dalam menerima asupan ASI selama
International Children's Emergency Fund menyusui. ( Hurst NM, etc)
(UNICEF) sebagai salah satu strategi global Laktogenesis II menandakan
pemberian makanan pada bayi.. (WHO, perubahan dari produksi dengan jumlah
2009) Departemen Kesehatan Indonesia sedikit dari kolostrum kejumlah yang lebih
melalui keputusan menteri kesehatan Nomor banyak. Tahap ini terjadi setelah persalinan,
450/ MENKES/SK VI/ 2004 tentang karena penurunan dramatis progesteron,
pemberian ASI eksklusif di Indonesia juga meningkatkan pengeluaran ASI dari
telah menetapkan bahwa pemberian ASI payudara dikarenakan rangsangan dari
eksklusif selama 6 bulan. (Kepmenkes hormon prolaktin. Tahap ini umumnya
450/2004) Di samping itu Peraturan dimulai sekitar 30 sampai 48 jam setelah
Pemerintah (PP) No.33 tahun 2012 tentang persalinan. Keterlambatan dalam waktu
pemberian ASI eksklusif telah menjamin terjadinya laktogenesis II atau delay
pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan lactogenesis II terjadi pada 22% - 31% ibu
ASI eksklusif sejak lahir sampai berusia postpartum. (Parker L, 2012)
enam bulan. (PP No. 33, 2012) Delay lactogenesis II telah dikaitkan
ASI dirancang secara khusus untuk dengan penurunan kesuksesan ibu dalam
memenuhi kebutuhan bayi untuk menyusui pada bayi prematur, pasokan ASI
pertumbuhan dan perkembangan yang yang tidak mencukupi pada bayi dengan
terjadi di beberapa bulan pertama berat badan lahir rendah sebagai alasan ibu
kehidupan. (Thurnham DI) Asupan ASI menyusui memilih untuk menghentikan
ketika bayi menyusu dimulai pada volume menyusui bayi mereka. ibu menyusui yang
kurang dari 100 ml/hari pada hari pertama mempunyai bayi dengan berat lahir rendah
postpartum, mulai meningkat 36 jam setelah memiliki kecenderungan kuat secara
lahir dan mencapai tingkat rata-rata 500 mL signifikan memproduksi lebih sedikit ASI
pada hari keempat. (Neville MC, etc) daripada ibu bayi cukup bulan. (Parker L,
Asupan susu rata-rata sekitar 780 g/hari 2012)
dalam empat sampai lima bulan pertama Penelitian ini bertujuan untuk
dengan kisaran 450-1200 g/hari. (Cowley mengetahui hubungan antara berat badan
MA, etc) lahir bayi dengan waktu terjadinya
Test berat adalah alat diagnostik dan lactogenesis II pada ibu postpartum di Bidan
manajemen yang penting dalam manajemen Praktik Mandiri (BPM) Kota Palembang.

473
Volume 6, Nomor 2, Desember 2018

METODE PENELITIAN variabel independen( Berat Badan Lahir) dan


Jenis penelitian ini bersifat survey variabel dependen (waktu terjadinya
analitik. Metode pendekatan yang digunakan lactogenesis II). Analisa data menggunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan
kuantitatif dengan menggunakan rancangan 95%. Alat pengumpulan data yaitu dengan
penelitian cohort prospective yaitu mengikuti lembar observasi.Teknik pengumpulan data
waktu terjadinya Lactogenesis II. dengan data primer dan data sekunder.
Sampel pada penelitian ini adalah
sebagian ibu postpartum hari pertama, HASIL PENELITIAN
melahirkan normal, dan bersedia menjadi Hasil penelitian tentang Hubungan
responden. Sampel di ambil secara antara berat badan lahir bayi Dengan waktu
accidental Sampling selama waktu penelitian terjadinya Lactogenesis II Pada Ibu
hingga jumlah sampel terpenuhi. Sampel Postpartum dapat dilihat pada tabel dibawah
berjumlah 30 ibu postpartum. ini:
Analisis Univariat
Analisis data yang dipakai adalah
1. Berat Badan Lahir Bayi
analisis univariat dan bivariat.Analisis
Distribusi frekuensi berdasarkan berat
univariat dilakukan untuk mengetahui
badan lahir bayi di Bidan Praktik Mandiri
distribusi frekuensi. Analisis
(BPM) dapat dilihat pada tabel berikut:
bivariatdilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan Lahir Bayi
BBL N %
Normal 23 76,7
BBLR 7 23,3
Jumlah 30 100

Tabel 1. menunjukkan bahwa 2. Lactogenesis II


responden yang melahirkan dengan berat Distribusi frekuensi Onset Lactogenesis II
badan bayi normal sebanyak 23 responden dapat dilihat pada tabel berikut:
(76,7%), sedangkan responden yang
melahirkan dengan berat badan bayi lahir
rendah (BBLR) sebanyak 7 responden
(23,3%).

475
Volume 6, Nomor 2, Desember 2018

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Onset Lactogenesis II
Onset Lactogenesis II N %
Cepat 18 60
Lambat 12 40
Jumlah 30 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa jam) dan terdapat 12 responden (40%) yang
terdapat 18 responden (60%) yang mengalami Onset Lactogenesis II dalam
mengalami Onset Lactogenesis II dalam kategori lambat (>72 jam).
kategori cepat (<72 jam)
Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
mengetahui hubungan antara variabel bebas Chi-Square dengan tingkat kemaknaan
dan variabel terikat. Variabel bebas pada p<0,05.
penelitian ini adalah berat badan lahir bayi, Adapun hasil analisis faktor-faktor yang
sedangkan variabel terikat pada penelitian berhubungan dengan onset laktogenesis II
ini adalah waktu terjadinya laktogenesis II. sebagai berikut:

Tabel 3.
Hubungan berat badan lahir bayi dengan waktu terjadinya Lactogenesis II

Lactogenesis II
Total
Paritas Cepat Lambat p Value
F % F % F %
normal 18 60 5 16,7 23 76,7
BBLR 0 0 7 23,3 7 23,3 0,000*
Total 18 60 12 40 30 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu mengalami onset laktogenesis II dalam


yang melahirkan bayi dengan berat badan kategori lambat sebanyak 7 responden
lahir normal 23 responden (76,7%) dimana (23,3%).
ibu dengan bayi dengan berat badan lahir Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p
normal yang mengalami laktogenesis II value 0,000 sehingga terdapat hubungan
dalam kategori cepat sebanyak 18 yang bermakna antara berat badan lahir bayi
responden (60%) dan yang mengalami dengan onset laktogenesis II pada ibu
laktogenesis II lambat sebanyak 5 postpartum (p<0,05).
responden (16,7%), sedangkan ibu yang
melahirkan bayi dengan bayi lahir rendah
sebanyak 7 responden (23,3%) dimana
ibu dengan bayi lahir rendah yang

476
Volume 6, Nomor 2, Desember 2018

PEMBAHASAN yang akan memengaruhi stimulasi hormon


ASI dirancang secara khusus untuk prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi
memenuhi kebutuhan bayi untuk ASI. ( Diati OCA, 2015)
pertumbuhan dan perkembangan yang Penurunan progesteron yang cepat
terjadi di beberapa bulan pertama
setelah persalinan memungkinkan kortisol
kehidupan. ASI eksklusif berarti bahwa bayi
bertindak sinergis dengan prolaktin untuk
hanya menerima air susu ibu dan tidak ada
cairan lain atau padatan, bahkan air putih, memulai produksi ASI. Pemberian dosis
kecuali cairan oral untuk rehidrasi, tetes
besar progesteron dalam periode awal
atau sirup yang terdiri dari vitamin, mineral
postpartum menghambat produksi ASI.
suplemen atau obat-obatan. (Thurnham DI)
Pada tabel 3, terdapat hubungan Namun, setelah transformasi sekresi dari
yang bermakna antara berat badan lahir
epitel asinar selesai, steroid seks tidak
bayi dengan waktu terjadinya lactogenesis
efektif dalam menghentikan lactogenesis.
II pada ibu postpartum (p<0.05), hal ini
sejalan dengan teori dimana bayi dengan (Beesley R, etc, 2008)
berat lahir rendah (BBLR) mempunyai
Pada lactogenesis konsentrasi
kemampuan menghisap ASI yang lebih
estrogen dan progesteron dalam plasma
rendah dibandingkan dengan bayi yang
berat lahir normal >2500 gram). Hal ini kurang dari level fase folikuler yang normal
dikarenakan ketidakmatangan fisiologis dan
dan transisi dalam epitel asinar dari
gastrointestinal bayi dengan berat lahir
presekretori ke keadaan sekretorik selesai.
rendah tidak dapat menyusui langsung dari
payudara, sehingga ibu diharuskan untuk ( Riordan J, 2010)
memerah ASI dan memberikannya ke bayi.
Hormon tertentu lainnya yang
pengeluaran ASI secara manual mungkin
diperlukan untuk lactogenesis adalah
tidak efektif meniru mekanika penghisapan
menyusui secara langsung,sehingga oksitosin. Oksitosin adalah octapeptide
berpotensi membatasi pemeliharaan
yang dihasilkan dalam inti supraoptik dan
laktasi,dan menyebabkan penundaan pada
paraventrikular di lobus hipofise posterior.
tahap laktogenesis II. (Parker L, 2012)
Kemampuan menghisap ASI yang oksitosin dirilis setelah stimulasi hisapan
lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama
serabut sensorik di puting. Impuls yang
penyusuan yang lebih rendah dibandingkan
mengaktifkan rilis ditransmisikan sepanjang
dengan bayi yang berat lahirnya normal,

477
Volume 6, Nomor 2, Desember 2018

jalur yang sama seperti pelepasan prolaktin waktu terjadinya lactogenesis II diperlukan
sebagai upaya pencegahan pemberian
hingga tingkat mesencephalon. Pada saat
susu formula yang terburu-buru pada bayi
itu, jalur membagi dan impuls yang
baru lahir, terutama pada bayi dengan berat
mengontrol rilis oksitosin berjalan ke inti badan lahir rendah.
Konseling dapat diberikan sedini
supraoptik dan paraventrikular, di mana
mungkin mulai dari trimester ketiga atau
mereka merangsang baik sintesis dan
setelah melahirkan. Hal ini sebagai upaya
pelepasan oksitosin. (Beesley R, 2008) tenaga kesehatan khususnya bidan untuk
mendeteksi secara dini adanya komplikasi
Oksitosin menyebabkan sel
atau tanda bahaya dalam nifas dengan
mioepitel berkontraksi, yang menghasilkan
tujuan dapat meningkatkan pemberian ASI
pelepasan susu ke dalam saluran laktiferus ekslusif sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan bayi sehingga dapat menekan
dan sinus sehingga dapat dikeluarkan
angka kesakitan dan kematian bayi yang
dengan hisapan. Pelepasan oksitosin
disebabkan oleh kekurangan nutrisi.
menjadi respon terkondisi pada wanita
DAFTAR PUSTAKA
menyusui, hanya membutuhkan stimulasi
World Health Organization. Infant and
visual atau pikiran sadar, telah dibuktikan young child feeding: model chapter
for textbooks for medical students
tidak ada rilis dikondisikan seperti prolaktin. and allied health professionals.
2009.
. (Beesley R, 2008)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
KESIMPULAN DAN SARAN Indonesia nomor
450/MENKES/SK/IV/2004 tentang
SIMPULAN
Pemberian air susu ibu (ASI) secara
Berdasarkan hasil penelitian dan eksklusif pada bayi di Indonesia-
[PERATURAN]. 2004.
pembahasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa terdapathubungan antara berat Peraturan Pemerintah (PP) No.33 Tahun
2012 tentang pemberian ASI
badan lahir bayi dengan waktu kejadian
ekslusif. 2012.
lactogenesis II ibu postpartum.
Thurnham DI. Adequate Nutrient Intakes for
Infancy. 13 Sight and Life.30.
SARAN
Neville MC, Morton J. Physiology and
Peran aktif bidan dalam memberikan
endocrine changes underlying
pelayanan asuhan kebidanan pada ibu nifas human lactogenesis II. The Journal
of nutrition. 2001;131(11):3005S-8S.
(post natal care) merupakan cNara penting
Cowley MA, Smith RG, Diano S, Tschöp M,
untuk memonitor dan mendukung Pronchuk N, Grove KL, et al. The
distribution and mechanism of action
kesehatan ibu dan bayi, konseling tentang

478
Volume 6, Nomor 2, Desember 2018

of ghrelin in the CNS demonstrates


a novel hypothalamic circuit Diati OCA, Mawarti R. Hubungan Berat
regulating energy homeostasis. Badan Lahir dengan Onset Laktasi
Neuron. 2003;37(4):649-61. pada Ibu Postpartum di RS PKU
Muhammadiyah I Yogyakarta:
Hurst NM. Recognizing and treating delayed STIKES'Aisyiyah Yogyakarta; 2015
or failed lactogenesis II. Journal of .
Midwifery & Women’s Health. Beesley R, Johnson, J. Glob. libr. women's
2007;52(6):588-94. med: GLOWM; 2008.

Parker L, Sullivan S, Krueger C, Kelechi T, Riordan J, Wambach K. Breastfeeding and


Mueller M. Effect of early breast milk human lactation: Jones & Bartlett
expression on milk volume and Learning; 2010.
timing of lactogenesis stage II
among mothers of very low birth
weight infants: a pilot study. Journal
of Perinatology. 2012;32(3):205.

479

Anda mungkin juga menyukai