Disusun oleh:
Hermawan 191011200524
UNIVERSITAS PAMULANG
2022
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
1.1 Latar belakang.........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
2.1 Hakikat Audit Internal.............................................................................................4
2.2 Menyatukan Strategi dan Budaya...........................................................................9
2.3 Manajemen............................................................................................................11
2.4 Pemasaran.............................................................................................................13
2.5 Keuangan / Akuntansi...........................................................................................18
2.6 Produksi / Operasi.................................................................................................22
2.7 Penelitian dan Pengembangan..............................................................................23
2.8 Sistem Informasi Manajemen...............................................................................24
2.9 Analisis Rantai Nilai...............................................................................................25
BAB III PENUTUP........................................................................................................31
3.1 Kesimpulan............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.3 Tujuan
1. mampu mendeskripsikan cara untuk membuat suatu audit manajemen
strategis internal
2. mengidentifikasi berbagai fungsi atau aktivitas dasar yang memetakan
manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi.
3. Menjelaskan cara menetukan dan memprioritaskan kekuatan dan
kelemahan suatu perusahaan
4. Menjelaskan pentingnya analisis rasio keuangan dan hakikat dan peran
sistem informasi manajemen dalam manajemen strategis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Audit Internal
Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional
bisnis. Tidak ada bisnis yang sama kuatnya atau sama lemahnya di semua area.
Kekuatan/kelemahan internal ditambah dengan peluang/ancaman eksternal dan
pernyataan misi yang jelas memberi landasan untuk menetapkan tujuan dan
strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan untuk mendayagunakan serta mengatasi
kelemahan internal. Audit internal merupakan forum yang sangat bagus untuk
memperbaiki komunikasi dalam organisasi karena komunikasi merupakan kunci
penting dalam manajemen.
Kekuatan sebuah perusahaan yang tidak dapat dengan mudah ditiru atau
ditandingi dengan mudah oleh pesaing disebut kompetensi khusus (distinctive
competencies). Robert Grant menyimpulkan bahwa audit internal itu lebih
penting. Definisi bisnis dalam artian “apa yang sanggup dilakukannya”
menawarkan landasan yang lebih tahan lama bagi strategi daripada “kebutuhan
apa yang coba dipenuhi oleh bisnis”.
Seperti halnya penilaian eksternal, ada beberapa area operasi internal yang
harus dicermati kekuatan dan kelemahannya. Area-area tersebut adalah:
1. Manajemen
2. Pemasaran
3. Keuangan/Akuntansi
Sistem ini mengumpulkan semua data terkait kekuatan internal dan kekuatan
eksternal utama yang kemudian diintegrasikan untuk mendukung keputusan
manajerial.
Menurut William King, satuan tugas manajer dari unit organisasi yang
berbeda, didukung oleh staff, harus diarahkan pada penentuan sepuluh
hingga dua puluh kekuatan dan kelemahan yang penting yang
mempengaruhi masa depan organisasi, Ia mengatakan :
2. Konsep Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan
akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan
falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep
pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada
konsumen/pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan,
dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisasi
Definisi menurut Basu Swastha (2002:17) Konsep pemasaran adalah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen
merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Konsep pemasaran didasarkan pada pandangan dari luar ke dalam. Konsep ini
diawali dengan mendefinisikan pasar yang jelas berfokus pada kebutuuhan
pelanggan, memadukan semua sistem kegiatan yang akan memengaruhi
pelanggan dan menghasilkan laba melalui pemuasan pelanggan. Konsep
pemasaran bersandar pada empat pilar utama.
1. Pasar sasaran tidak ada perusahan yang dapat beroperasi disemua pasar dan
memuaskan semua kebutuhan dan juga tidak ada yang dapat beroperasi dengan
baik dalam pasar yang luas, sehingga jika suatu perusahaan itu ingin berhasil
maka ia harus dapat mendefinisikan pasar sasaran meraka dengan cermat dan
menyiapkan program pemasaran.
2. Kebutuhan pelanggan, memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan tidak
selalu merupakan tugas yang sederhana dikarekan beberapa pelanggan itu
memiliki kebutuhan sendiri yang tidak mereka sadari atau mereka tidak dapat
mengutarakan kebutuhan-kebutuhan ini.
3. Pemasaran terpadu, jika semua departemen bekerja sama melayani
kepentingan pelanggan maka hasilnya adalah pemasaran terpadu. Pemasaran
terpadu berjalan dalam dua tahap yaitu :
a. Tahap Pertama : beragam fungsi pemasaran, tenaga penjualan periklanan,
manajemen produk, riset pemasaran dan lainnya harus bekerja sama.
b. Tahap Kedua : pemasaran harus dikoordinasikan dengan baik pada bagian
lain perusahaan.
c. Profitabilitas, tujuan utama konsep pemasaran adalah membantu organisasi
mencapai tujuan mereka.
3. Bauran Pemasaran
Menurut Philip Kotler (2012:101) menyatakan bahwa Marketing Mix merupakan
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus
mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan menurut
Dharmesta dan Irawan (2011:78) bauran pemasaran adalah kombinasi dari
empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sitem pemasaran
perusahaan, yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa bauran pemasaran
merupakan variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan
tanggapan yang diharapkan dari pasarsasaran. Umumnya terdapat 7 unsur
marketing mix 7P, yaitu: 1. Product Produk merupakan elemen penting dalam
sebuah program pemasaran.Strategi produk dapat mempengaruhi strategi
pemasaran lainnya.Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk
memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.Didalam strategi bauran pemasaran, strategi produk merupakan unsur
yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya.
Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan akan menentukan kegiatan promosi
yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Tahapan
Dalam Pembuatan Produk, yaitu:
Perencanaan Produk Mencakup semua kegiatan produsen dan penyalur untuk
menentukan susunan produk linenya.
Pengembangan Produk Mencakup kegiatan teknis tentang penelitian,
pembuatan, dan pendesainan produk.
Perdagangan Mencakup semua kegiatan perencanaan dari produsen ke
penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan pasar.
4. Price (harga)
Harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk
memperoleh produk atau jasa. a) Tujuan Penetapan Harga Menjalankan sebuah
bisnis tidak akan terlepas dari permasalahan harga. Harga memegang peranan
penting dalam terjadinya kesepakatan jual-beli dari produsen ke tangan
konsumen. Melalui penetapan harga, akan terlihat posisi kelayakan produk dari
nilai ekonomisnya. Karena permasalahan ini, perusahaan biasanyan
mengadakan penetapan harga yang disepakati sebelum barang beredar di
pasaran. Tujuan dari penetapan suatu harga adalah untuk mencapai target
perusahaan, mendapatkan laba dari penjualan, meningkatkan serta
mengembangkan produksi produk, serta meluaskan target
pemasaran.Penetapan harga suatu produk atau jasa tergantung dari tujuan
perusahaan atau penjual yang memasarkan produk tersebut. Penetapan harga
memiliki tujuan yaitu:
a) Mencapai Penghasilan atas Investasi
Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan
persentasenya dan untuk mencapainya diperlukan penetapan harga
tertentu dari barang yang dihasilkannya.
b) Kestabilan Harga
Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang
kendali atas harga.Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk
mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi
permintaan yang sedang menurun.
c) Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar Apabila
perusahaan telah mendapatkan pangsa pasar yang luas, merkea harus
berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya.Untuk itu
kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan bisnis.
d) Menghadapi atau Mencegah Persaingan. Apabila perusahaan baru
mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada harga
berapa mereka akan menetapkan penjualan. Ini artinya, perusahaan
belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga coba-coba tersebut]
5. Promosi
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada
konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap
dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi
persuasive pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui mediamedia yang
disebut dengan media massa seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan
direct mail.
Adapun alat – alat yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan produknya.
Pengusaha dapat memilih beberapa cara, antara lain :
A. Advertensi Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi
konsumennya. Advertensi dapat dilakukan oleh pengusaha melalui surat
kabar, televisi, radio, majalah, ataupun dalam bentuk poster – poster yang
dipasang dipinggir jalan atau tempat – tempat strategis.
B. Promosi Penjualan Kegiatan pemasaran yang mendorong pembelian
konsumen dan efektifitas pengecer. Kegiatan–kegiatan tersebut antara
lain pertunjukan, peragaan, dan pameran.
C. Personal Selling Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan
kontak langsung dengan para calon konsumennya. Degan kontak ini
diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara
pengusaha dan calon konsumennya
6. Distribusi
Distribusi (distribution) mencakup pergudangan, saluran distribusi, cakupan
distribusi, lokasi atau peritel, tingkat dan lokasi persediaan, alat transportasi,
penjual partai besar, dan peritel.Kebanyakan perusahaan saat ini tidak menjual
barang mereka langsung ke konsumen. Berbagai organisasi pamasaran
bertindak sebagai perantara; mereka memiliki berbagai nama seperti penjual
partai besar, peritel, broker, fasilitator, agen, vendor atau distributor.
7. Aanalisis Peluang
Fungsi ketujuh dari pemasaran adalah analisis peluang (opportunity analysis),
yang melibatkan evaluasi terhadap biaya, manfaat, dan resiko yang
berhubungan dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah dibutuhkan untuk
menjalankanan analisis biaya/manfaat (cost/benefit analysis): (1) menghitung
total biaya yang berkaitandengan sebuah keputusan, (2) memperkirakan total
manfaat dari sebuah keputusan, dan (3) membandingkan total biaya dengan total
manfaat. Ketika manfaat yang diharapkan melebihi total biaya, suatu peluang
menjadi lebih menarik. Kadang- kadang variable yang dimasukkan analisis
biaya/manfaat tidak dapat dikualifikasi atau bahkan diukur , tetapi biasanya
perkiraan yang masuk akal dapat dibuat untuk memungkinkan Satu factor yang
perlu dipertimbangkan adalah risiko. Analisis biaya/manfaat juga harus dilakukan
ketika perusahaan mengevaluasi cara alternatif untuk menjadi perusahaan yang
memiliki tanggung jawab sosial.
2.5 Keuangan / Akuntansi
Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk
komposisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. kekuatan
dan kelemahan keuangan suatu organisasi merupakan suatu hal yang penting
guna memformulasi strategi secara efektif. Likiuiditas, leverage, modal kerja,
profitabilitas, utilisasi asset, arus kas, dan modal perusahaan dapat
menghapuskan beberapa strategi dari alternatif yang layak. Faktor keuangan
sering kali mengubah strategi dan mengubah rencana implementasi.
1. Jenis Dasar dan Rasio Keuangan
Rasio keuangan dihitung dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan.
Menghitung rasio keuangan sama seperti memotret karena hasil
menggambar kan sebuah situasi hanya satu waktu tertentu.
Membamdingkan rasio sepanjang waktu dan terhadap rata-rata industri
cenderung menghasilkan statistik yang berarti yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan.
Rasio-Rasio keuangan utama dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis:
a. Rasio likuiditas (liquidity ratio) mengukur kemampuan perseroan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek.
Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang
mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi
berhubungan dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antar
industri dan pasar. Operasi manufaktur mengubah atau mentransformasi input
seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, mesin, dan fasilitas menjadi barang jadi
dan jasa. Seperti diindikasikan dalam Tabel 4-5, Roger Schroeder menyatakan
bahwa manajemen produksi /operasi terdiri atas lima area keputusan atau
fungsi : proses,kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas
Tabel 7.1 Fungsi Dasar dari Manajemen Produksi
Fungsi DESKRIPSI
Manfaat dari sistem informasi yang efektif meliputi pemahaman yang lebih baik
mengenai fungsi-fungsi bisnis, komunikasi yang lebih bagus, pengambilan
keputusan yang lebih berdasar, analisis persoalan yang lebih baik, dan
pengendalian yang lebih efektif. Oleh karena organisasi menjadi semakin
kompleks, terdesentralisasi, dan tersebar secara geografis, maka fungsi sistem
informasi menjadi semakin penting.
2.9 Analisis Rantai Nilai
Menurut Porter, bisnis sebuah perusahaan paling baik dideskripsikan sebagai
rantai nilai (value chain), dimana total pendapatan dikurangi total biaya semua
aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan dan memasarkan produk atau
jasa yang menghasilkan nilai.
Rantai nilai terdiri alas aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas-aktivitas
pendukung (supporting activities). Aktivitas utama adalah aktivitas-aktivitas yang
terlibat dalam penciptaan fisik, produk atau jasa, penjualan dan pengirimannya
kepada pembeli, dukungan setelah penjualan. Aktivitas pendukung melengkapi
aktivitas-aktivitas utama dengan berbagai fungsi seperti sumberdaya manusia,
procurement, pengembangan teknologi dan dukungan administratif.
Demikianlah, analisis rantai nilai bisa jadi sangat penting bagi sebuah
perusahaan untuk memonitor apakah harga dan biayanya kompetitif. Gabungan
biaya seluruh aktivitas di suatu rantai nilai perusahaan menentukan biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Perusahaan harus
menentukan apakah keunggulan dan kelemahan biaya dalam rantai nilainya
terjadi relatif terhadap rantai nilai perusahaan pesaing (relative to the value chain
of rival firms).
Rantai nilai sangat berbeda antarindustri dan perusahaan. Meski demikian,
semua perusahaan harus memanfaatkan analisis rantai nilai untuk
mengembangkan dan mempertahankan kompetensi inti dan mengubah
kompetensi ini menjadi kompetensi khusus. Kompetensi inti (core competence)
adalah aktivitas rantai nilai yang mampu dijalankan dengan sangat baik oleh
perusahaan. Ketika kompetensi inti berkembang dan berubah menjadi suatu
keunggulan kompetitif utama, maka disebut kompetensi khusus (distinctive
competence).
Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation Matrix – Matriks IFE)
merupakan alat formulasi strategi yang meringkas dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis. Matriks Evaluasi
Faktor Internal atau IFE memungkinkan para penyusun strategi untuk
merangkum dan mengevaluasi kekuatan serta kelemahan utama perusahaan
dengan cara menganalisa faktor–faktor audit internal. Menurut David (2006,
p206- 207), matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima tahap, sebagai berikut
:
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa nilai EFI Institute Manajemen
Wiyata Indonesia (IMWI) adalah 2,6. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan berada pada posisi di atas rataan dalam hal kekuatan
internal secara keseluruhan, yang berkaitan dengan sistem pendidikan
yang dimiliki oleh Institute Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI), pelayanan,
kualitas dosen/pengajar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan makalah ini terlihat jelas dari pengertian penilaian internal
menurut Fred R. David, yaitu semua organisasi memiliki kekuatan dan
kelemahan dalam area fungsional bisnis dan tidak ada perusahaan yang
sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area. Kekuatan/kelemahan
internal digabungkan dengan peluang/ancaman eksternal dan pernyataan
misi yang jelas, menjadi dasar untuk menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan
dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan
mengatasi kelemahan.
DAFTAR PUSTAKA
Widya Dr. Rahajeng, 2020, “manajemen strategik 4.0”, PT Adya Berkah Mulia,
Jakarta.