1. Adapun tujuan dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN)
adalah untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram serta tertib yang dapat menjamin kedudukan warga masyarakat dalam hukum dan menjamin terpeliharanya hubungan yang serasi, seimbang, serta selaras antara aparatur di bidang tata usaha negara dengan para warga masyarakat.
2. UU no. 5 Tahun 1986 UU ini membahas tentang Peradilan Tata Usaha
Negara BUMN. Undang-undang ini diundangkan dan diberlakukan pada: 29 Desember 1986. UU no. 9 Tahun 2004 Undang-undang ini merupakan perubahan pertama atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 yang membahas tentang Peradilan Tata Usaha Negara. diundangkan dan diundangkan dan mulai berlaku pada tanggal 29 Maret 2004.
UU no. 51 Tahun 2009 Undang-Undang ini merupakan perubahan kedua
atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 yang membahas tentang Peradilan Tata Usaha Negara. diundangkan dan diundangkan dan mulai berlaku pada tanggal 29 Oktober 2017.
3. -Kompetensi relatif dari badan peradilan ditentukan oleh batas-batas
yurisdiksinya berada di bawah yurisdiksinya. Suatu badan peradilan dinyatakan berwenang untuk memeriksa sengketa jika salah satu pihak berselisih (Penggugat/Tergugat) bertempat tinggal di salah satu wilayah hukum yang menjadi wilayah hukum pengadilan. -Kompetensi absolut terkait dengan kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara untuk mengadili suatu kasus sesuai dengan objek, materi atau pokok sengketa
4. A. Subjek Sengketa Peradilan Tata Usaha Negara tergugat adalah Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara Negara yang mengambil keputusan berdasarkan kewenangan yang ada di dalamnya atau dilimpahkan kepadanya, sehingga pejabat tata usaha negara sering terlibat dalam tergugat.
B. Objek sengketa di PTUN adalah putusan tata usaha negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 3 dan keputusan fiktif negatif berdasarkan Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU no. 9 2004 tahun.
5. Acara biasa -pemeriksaan terbuka untuk umum -Pembacaan gugatan -Jawab menjawab -Pemeriksaan bukti surat -Pemeriksaan bukti saksi -Kesimpulan -Putusan, sedangkan
Acara cepat : ada kepentingan penggugat yang cukup mendesak,
misalnya : Pembongkaran rumah
Dalam acara cepat terdapat :
- Hakim Tunggal - Di ruang sidang terbuka untuk umum - Tanpa dilakukan Pemeriksaan Persiapan - Proses jawab menjawab - Pemeriksaan bukti surat - Pemeriksaan bukti saksi-saksi
- Putusan Proses acara cepat maksimal 30 (tiga puluh) hari
6. A. Gugatan TUN Pasal 56 Identitas Penggugat (-nama, kewarganegaraan,
tempat tinggal, pekerjaan) Identitas Terdakwa (nama, jabatan, domisili) Posita Petitum Litigasi sedapat mungkin disertai dengan Putusan TUN yang disengketakan B. Isi Pasal 53Ayat (1) UU No. 9 tahun 2004 adalah: - Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; - Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik
7. Berikut alur persidangan dalam Peradilan Tata Usaha Negara di
Indonesia: -Pembacaan gugatan -Pembacaan jawaban -Replik -Duplik -Pembuktian -Kesimpulan -Putusan