Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 ASN memiliki tiga

fungsi utama, yaitu : pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat/

pemersatu bangsa. Permasalahan pelayanan publik merupakan salah satu masalah

fundamental bagi ASN di Indonesia. Perlu perubahan mind set dan penerapan nilai-

nilai dasar ASN untuk mengubah pandangan masyarakat kepada ASN. Untuk

membentuk sosok ASN yang berkualitas dan profesional diperlukan pelaksanaan

pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar (Latsar). Dalam Peraturan Lembaga

Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 Latsar bertujuan untuk membentuk

peserta menjadi Aparatur Sipil Negara yang profesional melalui rangkaian kegiatan

aktualisasi nilai-nilai dasar ASN khususnya dalam fungsi pelayan publik secara

langsung di tempat penulis ditugaskan yaitu RSUD Sawahlunto.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.


Rumah Sakit Umum Daerah Sawahlunto mempunyai visi ” “Terwujudnya

Rumah Sakit Yang Berstandar Nasional“. Komitmen RSUD Sawahlunto untuk

memberikan pelayanan yang berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan serta

pengembangan jenis pelayanan yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat.

Rumah Sakit Umum Daerah Sawahlunto merupakan Rumah sakit pemerintah

yang mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna

dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan serta melaksanakan

upaya rujukan.

Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated

Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia,

termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC) atau

Global health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan

telah menjadi agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang

ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara.

Berdasarkan sumber infeksi, maka infeksi dapat berasal dari

masyarakat/komunitas (Community Acquired Infection) atau dari rumah sakit

(Healthcare-Associated Infections/HAIs). Penyakit infeksi yang didapat di rumah

sakit beberapa waktu yang lalu disebut sebagai Infeksi Nosokomial (Hospital

Acquired Infection). Saat ini penyebutan diubah menjadi Infeksi Terkait Layanan

Kesehatan atau “HAIs” (Healthcare-Associated Infections) dengan pengertian yang

2
lebih luas, yaitu kejadianinfeksi tidak hanya berasal dari rumah sakit, tetapi juga

dapat dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Tidak terbatas infeksi kepada pasien

namun dapat juga kepada petugas kesehatan dan pengunjung yang tertular pada saat

berada di dalam lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan.

Dalam pelaksanaan tugas pokok penulis di RSUD Sawahlunto masih

ditemukannya permasalahan di ruangan yang akan menghambat terwujudnya

pelayanan, seperti masih adanya penularan HAIs (Healthcare Association Infection)

pada keluarga pasien.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, penulis

menyusun Rancangan Aktualisasi untuk penyelesaian masalah yang ditemukan

dengan judul “Sosialisasi HAIs (Healthcare Association Infection) kepada

keluarga pasien di Ruang Cendrawasih”.

B. DESKRIPSI LOKUS

a. Deskripsi Umum

1. Gambaran Umum Instansi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sawahlunto adalah rumah sakit milik

Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto yang merupakan satu-satunya rumah sakit

milik pemerintah daerah yang berada di Kota Sawahlunto dan menjadi kebanggan

masyarakat kota Sawahlunto yang merupakan Rumah Sakit peninggalan Belanda.

RSUD Kota Sawahlunto mulai dibangun pada tahun 1915 diatas lhan seluas 2.2 Ha

3
dengan lokasi di Jl. RA Kartini No. 18. Kota Sawahlunto

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sawahlunto mempunyai prinsip

sosioekonomi merupakan rumah sakit for profit namun tidak meninggalkan prinsip-

prinsip social. Saat ini RSUD Sawahlunto mempunyai karyawan sejumlah 298 orang

dengan 51% diantaranya adalah fungsional perawat. Hal ini berkaitan dengan

terwujudnya kesiapan RS dalam memberikan pelayanan yang lebih optimal. Selain

perawat RSUD sawahlunto bekerjasama dengan para dokter spesialis dari berbagai

keahlian dengan jumlah 8 orang dokter spesialis dimana 2 orang merupakan dokter

reveral.

RSUD Sawahlunto berkapasitas 142 tempat tidur. RSUD Sawahlunto telah

bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang ada di Kota Sawahlunto, yang

merupakan peluang menarik, karena secara signifikan RSUD Sawahlunto memiliki

captive market yang memadai.

a. VISI dan MISI RSUD Sawahlunto

Untuk mendukung terwujudnya pelayanan kesehatan yang paripurna, RSUD

Sawahlunto menetapkan visi dan misinya sebagai berikut :

• VISI

“Terwujudnya Rumah Sakit yang Berstandar Nasional“

• MISI

Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Rumah Sakit

Umum Daerah Sawahlunto menetapkan misinya sebagai berikut :

4
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas

2. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang berstandar

nasional

Terselenggaranya manajemen berbasis teknologi komunikasi dan informasi

1) Tugas dan Fungsi

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum

Daerah Sawahlunto mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Tugas

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Sawahlunto

mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna

dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan

yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan,

pencegahan, pengobatan, rehabilitasi dan penyelenggaraan upaya rujukan

serta pengembangan bidang kesehatan.

b. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut RSUD Sawahlunto

mempunyai fungsi :

a) Menyelenggarakan Pelayanan Medis.

b) Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis

c) Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan

d) Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan

e) Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan

5
f) Menyelenggarakan penelitian dan Pengembangan

g) Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi penyelenggara RSUD Sawahlunto yang diatur dalam

Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan

Susunan Perangkat Daerah Kota Sawahlunto dan Peraturan Walikota Sawahlunto

Nomor 31 Tahun 2016, sebagaimana telah dirubah dengan peraturan Walikota

Sawahlunto Nomor 41 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota

Sawahlunto Nomor 31 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

Serta Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Kota Sawahlunto, yaitu :

1) Direktur

2) Wakil Direktur

3) Bagian

4) Bidang

5) Komite

6) SPI

7) Instalasi; dan

8) Kelompok Jabatan Fungsional

Nilai-nilai organisasi di RSUD Sawahlunto

6
1) Profesionalisme

2) Kerjasama dan Koordinasi

3) Kreatifitas dan inovatif

4) Tanggung Jawab dan Transparan

5) Jujur dan Adil

6) Rendah Hati

7) Disiplin

7
BAGAN 1.1 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DERAH SAWAHLUNTO

dr.ARDIANOF. Sp.P

ELMA SAYUTi, SKM, M.Kes

YULIA SANTI, S.Si, Apt


c. Deskripsi Khusus

1. Program dan Kegiatan Saat Ini

Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada saat habituasi yaitu

pada tanggal 1 September sampai dengan tanggal 1 Oktober 2019 adalah

sebagai berikut :

1. Melapor kepada mentor mengenai rancangan aktualisasi

2. Diskusi dengan Kepala Ruangan Rawat Cendrawasih

3. Pembuatan leaflet tentang materi yang akan diberikan

4. Melakukan sosialisasi tentang HAIs (Healthcare Association

Infection)

2. Role Model

Dalam penulisan rancangan aktualisasi ini, penulis memiliki sosok

yang patut dijadikan role model dalam pelaksanaan tugas di tempat penulis

ditugaskan. Sosok tersebut adalah Kasi Keperawatan yaitu ibu Tirta Sari,

S.Kp. M.Kep, Beliau merupakan pegawai yang dapat memberikan teladan

dan contoh yang baik. Beliau mencerminkan sosok perawat yang

berintegritas, sederhana dalam bersikap, mengayomi, profesional dalam

menjalankan tugas, gigih, dan memiliki disiplin yang tinggi dalam bekerja.
C. Penetapan Isu

NO KONDISI KONDISI YANG ISU KETERKAITAN


SEKARANG DIHARAPKAN DURAN PNS

1 Adanya penularan Berkurangnya Kurang pedulinya Pelayanan publik


HAIs kepada penularan HAIs keluarga pasien Manajemen ASN
keluarga di Ruang kepada keluarga terhadap bahaya WoG
Cendrawasih pasien HAIs

2 Masih Adanya Pasien puas dengan Kurang optimalnya Pelayanan publik


ketidakpuasaan pelayanan pelayanan Manajemen ASN
pasien terhadap keperawatanyyang keperawatan di WoG
pelayanan diberikan Ruang Cendrawasih
keperawatan di
Ruang Cendrawasih

3 Assesment Tercapainya asesment Kurang optimalnya Manajemen ASN


keperawatan ≥ 24 keperawatan ≤ 24 jam assesment Pelayanan publik
jam keperawatan ≤ 24
jam

Untuk menetapkan isu, penulis menggunakan alat analisis yaitu


AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Layak).
1. Aktual yaitu kondisi yang benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan
2. Kekhalayakan yaitu isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak
3. Problematik yaitu isu yang memiliki masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
4. Layak, artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

10
Tabel 1.1 Pemilihan Isu berdasarkan tabel AKPL

NO ISU AKTUALISASI A K P L TOTAL RANGKING


NILAI

1 Kurang pedulinya 5 4 5 3 17 1
keluarga pasien terhadap
HAIs

2 Kurang optimalnya 4 4 4 4 16 2
pelayanan keperawatan di
Ruang Cendrawasih

3 Kurang optimalnya 4 3 3 3 13 3
assesment keperawatan ≤
24 jam

Keterangan tabel :

Perhitungan menggunakan skala: 1-5

5 = sangat besar,

4 = besar

3 = sedang

2 = kecil

1 = sangat kecil

Dari Tabel diatas isu yang terpilih adalah Kurang pedulinya keluarga

pasien terhadap HAIs.

Berdasarkan beberapa isu yang telah dijelaskan sebelumnya , maka perlu

ditentukan isu utama atau isu pokok yang ada pada RSUD Kota Sawahlunto untuk

segera ditemukan pemecahan isu. Dalam hal penentuan isu utama tersebut maka

11
perlu dilakukan dengan kriteria AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik,

Layak), kemudian untuk mengetahui faktor-faktor penyebab suatu isu diangkat,

maka digunakan metode USG (Urgency, Sriuousness, Growth).

Metode USG adalah salah satu alat yang digunakan untuk menyusun

urutan prioritas Isu yang akan diselesaikan. Metode ini dilakukan dengan cara

menggunakan skala likert (5-4-3-2-1) sehingga mendapatkan isu yang terpilih. Isu

terpilih merupakan isu yang terkait dengan mata pelatihan Pelayanan Publik.

1. Urgency, dilihat dari seberapa mendesaknya suatu masalah harus

dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

2. Seriousness, dilihat dari seberapa seriusnya masalah harus dibahas

dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.

3. Growth, dilihat dari seberapa cepat pertumbuhan masalah tersebut jika

tidak ditangani dengan segera.

Tingkat urgency, seriousness dan growth ini kemudian diukur

menggunakan Skala Likert yang terdiri dari rentang nilai 1-5 dengan ketentuan

sebagai berikut:

5 = Sangat penting

4 = penting

3 = Cukup penting

2 = Kurang penting

1 = Tidak penting

Adapun penetapan isu organisasi menggunakan teori USG (Urgency, Seriousness

12
dan Growth) dapat dilihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2. Penetapan isu dengan teknik USG

NO FAKTOR PENYEBAB U S G TOTAL RANGKING


NILAI

1 Kurangnya pengatahuan 4 4 3 11 1
keluarga pasien tentang
penularan HAIs

2 Kurangnya fasilitas APD 3 3 3 9 2


(Alat Pelindung Diri)

Keterangan tabel:

Perhitungan menggunakan skala: 1-5

1= Tidak Membengaruhi

2= Kurang Mempengaruhi

3= Cukup Mempengaruhi

4= Sangat Mempengaruhi

5= Mempengaruhi

Berdasarkan hasil tabel diatas faktor penyebab paling tinggi adalah

Kurangnya pengatahuan keluarga pasien tentang infeksi nosokomial dan dicarikan

solusi yang dapat mengatasinya, yaitu: Sosialisasi penularan HAIs (Healthcare

Association Infection) kepada keluarga pasien. Kegiatan ini dilaksanakan di

ruang rawat inap Cendrawasih RSUD Sawahlunto kepada pasien yang pulang..

13
RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN

SOSIALISASI PENULARAN HAIs (HEALTHCARE ASSOCIATION INFECTION) KEPADA KELUARGA PASIEN DI


RUANG CENDRAWASIH DI RUANG CENDRAWASIH

Unit Kerja : Ruang Cendrawasih


Identifikasi Isu :
a. Kurang pedulinya keluarga pasien terhadap penularan HAIs di Ruang Cendrawasih.
b. Kurang optimalnya pelayanan keperawatan di Ruang Cendrawasih.
c. Belum optimalnya pelaksanaan assesment keperawatan ≤ 24 jam di Ruang Cendrawasih.

Isu Yang Diangkat : Kurang pedulinya keluarga pasien terhadap penularan HAIs.

Gagasan Pemecahan Isu : Sosialisasi penularan HAIs (Healthcare Association Infection) kepada keluarga pasien di Ruang
Cendrawasih.

N Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
o. Pelatihan Visi Organisasi
Misi Organisasi
1. Konsultasi a. Diskusi tentang  Catatan a. Saya akan melakukan Dengan melakukan Kegiatan ini
kepada gagasan rancangan Diskusi konsultasi yang dilakukan kegiatan ini, saya sudah merupakan
mentor aktualisasi membahas isu-isu dan berkontribusi penerapan dari
mengenai b. Meminta  Lembar faktor penyebab secara membantu RSUD koordinasi dengan
rancangan persetujuan Persetujuan transparan dan dapat Sawahlunto mencapai mentor
aktualisasi dipertanggung jawabkan misi RSUD Sawahlunto
(Akuntabilita pada poin pertama yaitu
menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
b. Saya akan siap menerima yang berkualitas.
saran dan kritikan dari
mentor setelah melakukan
musyawarah
14
(Nasionalisme)

c. saya akan melakukan


konsultasi secara sopan
dan menjaga suasana
yang baik (Etika Publik)

d. Saya akan
mengkonsultasikan isu,
faktor penyebab secara
jujur sesuai apa yang
terjadi di lapangan (Anti
Korupsi)
2. Diskusi a. Menjelaskan  Catatan a. Saya akan meminta izin Dengan melakukan Kegiatan ini
dengan rencana kegiatan Diskusi kepada kepala ruangan kegiatan ini, saya sudah merupakan
Kepala secara transparan tentang
berkontribusi bentuk penerapan
Ruangan e. Meminta  Lembar kegiatan yang akan saya membantu RSUD dari nilai
Rawat persetujuan Persetujuan lakukan (Akuntabilitas) Sawahlunto mencapai koordinasi dengan
Cendrawasih misi RSUD Sawahlunto kepala ruangan
pada poin pertama yaitu
b. Saya akan melakukan menyelenggarakan
kerjasama dengan kepala pelayanan kesehatan
ruangan untuk membahas yang berkualitas
tahap kegiatan.
(Nasionalisme)

c. Saya akan melakukan


diskusi dengan sopan dan
santun(Etika Publik)

d. Saya akan mengemukakan


pendapat dengan jujur dan
berani serta tidak
mengambil keuntungan
pribadi dalam

15
menyampaikan tahapan
kegiatan (Anti Korupsi)

3. Pembuatan a. Mengumpulkan  Referensi a. saya akan mengumpul Kegiatan pembuatan Kegiatan ini
leaflet Referensi untuk referensi secara efektif brosur dan leaflet ini merupakan
tentang membuat leaflet dengan cara mencari dibuat secara inovatif bentuk penerapan
materi penularan HAIs referensi melalui internet dan mudah dimengerti dari nilai
Penularan b. Merancang  Rancangan (Komitmen Mutu) oleh keluarga pasien kreatifitas dan
HAIs leaflet leaflet mewujudkan misi inovatif
b. Saya akan membuat Brosur RSUD Sawahlunto
c. Meminta  Persetujuan dan leaflet sesuai teori dan yaitu
persetujuan Rancangan dapat dipertanggung menyelenggarakan
rancangan Leaflet jawabkan (Akuntabilitas) pelayanan yang
berkualitas
leaflet kepada
c. Saya akan membuat Brosur
mentor dan leaflet saya dengan
menggunakan Bahasa
d. Mencetak  leaflet Indonesia yang baik dan
leaflet benar serta mudah
dimengerti(Nasionalisme)

d. Saya akan membuat brosur


dengan cermat dan teliti
(Etika Publik)

e. Saya akan membuat brosur


dan leaflet di luar jam
kerja sehingga tidak ada
korupsi waktu (Anti
korupsi)
4. Melakukan a. Melakukan  Lembar a. Saya akan memberikan Dalam mencapai misi Kegiatan ini
sosialisasi sosialisasi sosialisasi informasi kepada pasien RSUD Sawahlunto merupakan
tentang tentang dan keluarga secara yaitu bentuk penerapan
penularan penularan HAIs transparan tentang menyelenggarakan dari nilai

16
HAIs b. Membagikan  Tanda Terima kegiatan yang saya lakukan pelayanan yang profesionalisme,
leaflet kepada (Akuntabilitas). berkualitas maka dan akuntabel
kelurga pasien kegiatan ini dilakukan
b. Saya akan melakukan agar pasien dan
kerjasama yang baik keluarga tentang
dengan pasien dan keluarga penularan infeksi
pasien agar kegiatan nosokomial
berjalan lancar
(Nasionalisme)

c. Saya akan memberikan


sosialisasi dengan ramah,
sopan, santun dan tidak
menyinggung perasaan
pasien dan
keluarga(Etika publik)

d. Dengan sosisalisasi yang


saya lakukan diharapkan
dapat meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit
(Komitmen mutu)

17
D. DESKRIPSI LOKUS

b. Deskripsi Umum

3. Gambaran Umum Instansi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sawahlunto adalah rumah sakit milik

Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto yang merupakan satu-satunya rumah sakit

milik pemerintah daerah yang berada di Kota Sawahlunto dan menjadi kebanggan

masyarakat kota Sawahlunto yang merupakan Rumah Sakit peninggalan Belanda.

RSUD Kota Sawahlunto mulai dibangun pada tahun 1915 diatas lhan seluas 2.2 Ha

dengan lokasi di Jl. RA Kartini No. 18. Kota Sawahlunto

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sawahlunto mempunyai prinsip

sosioekonomi merupakan rumah sakit for profit namun tidak meninggalkan prinsip-

prinsip social. Saat ini RSUD Sawahlunto mempunyai karyawan sejumlah 298 orang

dengan 51% diantaranya adalah fungsional perawat. Hal ini berkaitan dengan

terwujudnya kesiapan RS dalam memberikan pelayanan yang lebih optimal. Selain

perawat RSUD sawahlunto bekerjasama dengan para dokter spesialis dari berbagai

keahlian dengan jumlah 8 orang dokter spesialis dimana 2 orang merupakan dokter

reveral.

RSUD Sawahlunto berkapasitas 142 tempat tidur. RSUD Sawahlunto telah

bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang ada di Kota Sawahlunto, yang

merupakan peluang menarik, karena secara signifikan RSUD Sawahlunto memiliki

captive market yang memadai.


b. VISI dan MISI RSUD Sawahlunto

Untuk mendukung terwujudnya pelayanan kesehatan yang paripurna, RSUD

Sawahlunto menetapkan visi dan misinya sebagai berikut :

• VISI

“Terwujudnya Rumah Sakit yang Berstandar Nasional“

• MISI

Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Rumah Sakit

Umum Daerah Sawahlunto menetapkan misinya sebagai berikut :

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas

4. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang berstandar

nasional

Terselenggaranya manajemen berbasis teknologi komunikasi dan informasi

2) Tugas dan Fungsi

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum

Daerah Sawahlunto mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

d. Tugas

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Sawahlunto

mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna

dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan

yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan,

pencegahan, pengobatan, rehabilitasi dan penyelenggaraan upaya rujukan

2
serta pengembangan bidang kesehatan.

e. Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut RSUD Sawahlunto

mempunyai fungsi :

h) Menyelenggarakan Pelayanan Medis.

i) Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis

j) Menyelenggarakan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan

k) Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan

l) Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan

m) Menyelenggarakan penelitian dan Pengembangan

n) Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi penyelenggara RSUD Sawahlunto yang diatur

dalam Peraturan Daerah Kota Sawahlunto Nomor 14 Tahun 2016 tentang

Pembentukan Susunan Perangkat Daerah Kota Sawahlunto dan Peraturan

Walikota Sawahlunto Nomor 31 Tahun 2016, sebagaimana telah dirubah

dengan peraturan Walikota Sawahlunto Nomor 41 Tahun 2017 tentang

Perubahan atas Peraturan Walikota Sawahlunto Nomor 31 Tahun 2016

tentang Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Organisasi

Perangkat Daerah Kota Sawahlunto, yaitu :

3
9) Direktur

10) Wakil Direktur

11) Bagian

12) Bidang

13) Komite

14) SPI

15) Instalasi; dan

16) Kelompok Jabatan Fungsional

Nilai-nilai organisasi di RSUD Sawahlunto

8) Profesionalisme

9) Kerjasama dan Koordinasi

10) Kreatifitas dan inovatif

11) Tanggung Jawab dan Transparan

12) Jujur dan Adil

13) Rendah Hati

14) Disiplin

4
BAGAN 1.1 STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DERAH SAWAHLUNTO

dr.ARDIANOF. Sp.P

ELMA SAYUTi, SKM, M.Kes

YULIA SANTI, S.Si, Apt


B. Deskripsi Khusus

1. Program dan Kegiatan Saat Ini

Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada saat habituasi yaitu pada tanggal 1 September

sampai dengan tanggal 1 Oktober 2019 adalah sebagai berikut :

5. Melapor kepada mentor mengenai rancangan aktualisasi

6. Diskusi dengan Kepala Ruangan Rawat Cendrawasih

7. Pembuatan leaflet tentang materi yang akan diberikan

8. Melakukan sosialisasi tentang HAIs (Healthcare Association Infection)

2. Role Model

Dalam penulisan rancangan aktualisasi ini, penulis memiliki sosok yang patut dijadikan

role model dalam pelaksanaan tugas di tempat penulis ditugaskan. Sosok tersebut adalah Kasi

Keperawatan yaitu ibu Tirta Sari, S.Kp. M.Kep, Beliau merupakan pegawai yang dapat

memberikan teladan dan contoh yang baik. Beliau mencerminkan sosok perawat yang

berintegritas, sederhana dalam bersikap, mengayomi, profesional dalam menjalankan tugas,

gigih, dan memiliki disiplin yang tinggi dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai