Anda di halaman 1dari 49

Anatomi dan Fisiologi (TIN62208)

-9-
Lingkungan Thermal
(Thermal Environment)

Dene Herwanto, ST., MT.

Program Studi Teknik Industri


Fakultas Teknik - UNSIKA
Pendahuluan

 Tubuh menghasilkan energi; sebagian dari energi ini digunakan untuk


melakukan kerja, sedangkan sisanya harus dikeluarkan sebagai panas,
sebagian besar melalui konveksi dan evaporasi.
 Tubuh juga dapat menerima panas dari atau kehilangan panas ke
lingkungan melalui radiasi, konduksi dan konveksi.
 Tubuh berusaha untuk menyeimbangkan pertukaran ini.
 Ada cara fisiologis dan fisik untuk mempengaruhi transfer energi; kontrol
teknik iklim makro dan mikro tersedia untuk menciptakan kondisi
ergonomis yang sesuai.
Thermoregulasi pada Tubuh Manusia

 Termoregulasi merupakan salah satu hal yang penting dalam


homeostatis.
 Termoregulasi adalah proses yang melibatkan mekanisme homeostatis
yang mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal, yang dicapai
dengan mempertahankan keseimbangan antara panas yang dihasilkan
dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan (Brooker, 2008).
 Termoregulasi adalah kemampuan untuk menyeimbangkan antara
produksi panas dan hilangnya panas dalam rangka untuk menjaga suhu
tubuh dalam keadaan normal. Temperatur tubuh normal dihasilkan dari
keseimbangan antara produksi dan kehilangan panas tubuh.
Thermoregulasi pada Tubuh Manusia

 Temperatur tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap


kehilangan panas.
 Bila kehilangan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju
pembentukan panas maka akan terjadi penurunan temperatur tubuh.
 Begitu juga sebaliknya bila pembentukan panas dalam tubuh lebih besar
daripada kehilangan panas, timbul panas di dalam tubuh dan temperatur
tubuh akan meningkat.
Thermoregulasi pada Tubuh Manusia

 Tubuh manusia memiliki sistem pengaturan yang rumit untuk


mempertahankan suhu intinya di sekitar 37 °C. Penyimpangan di luar ±2
°C dari suhu inti 37 °C dapat merusak fungsi tubuh serta kapasitas kerja
fisik dan mental, serta kinerja tugas yang dilakukan.
 Jika suhu dalam sel manusia melebihi 45 °C, terjadi koagulasi panas
protein.
 Jika suhu turun ke titik beku, kristal es memecah sel.
 Penyimpangan suhu inti ±6 °C dari 37 °C bisa mematikan.
Thermoregulasi pada Tubuh Manusia
Keseimbangan Energi

 Keseimbangan energi antara input dan output energi tubuh dapat


digambarkan sebagai:
I=M=H+W+S
I = masukan energi melalui nutrisi yang diubah menjadi tingkat produksi
energi metabolisme tubuh M;
H = laju panas yang harus dilepaskan dari tubuh;
W = tingkat pekerjaan eksternal yang dilakukan;
S = tingkat penyimpanan energi dalam tubuh.

Satuan tingkat energi  Watt atau Joule per detik (1 W = 1 J/s)


Pertukaran Energi dengan Lingkungan

 Tubuh menukar energi panas dengan lingkungan (menerima/memperoleh dan


melepas/kehilangan panas) melalui radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi
(penguapan).
 Tubuh dapat kehilangan
atau memperoleh panas
melalui radiasi, seperti
gambar di samping.

Kehilangan panas melalui radiasi Perolehan panas melalui radiasi


Pertukaran Energi dengan Lingkungan
Skala suhu yang umum digunakan
• Pertukaran energi melalui radiasi mengikuti
hukum Stefan-Boltzmann tentang
perpindahan panas radiasi: panas total yang
diradiasikan dari suatu permukaan sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlaknya—
dalam kelvin (K)

𝑄𝑅 = 𝑎𝑆 𝑑𝑇𝑂4 − 𝑒𝑇 4
a = Konstanta Radiasi Stefan-Boltzmann dalam J/(sm2 K4)
S = luas permukaan tubuh, dalam m2
d = koefisien absorpsi permukaan penerima
TO = suhu permukaan penerima, dalam K.
e = koefisien emisi dari permukaan pancaran
T = suhu permukaan tubuh dari permukaan yang
memancarkan, dalam K.
Pertukaran Energi dengan Lingkungan

[1] Pertukaran panas konduksi


• Konduksi adalah perpindahan panas melalui kontak molekul.
• Pertukaran energi melalui konduksi dan konveksi mengikuti hukum pendinginan
Newton: jumlah panas yang ditransfer sebanding dengan luas kulit manusia yang
berpartisipasi dalam proses, dan dengan perbedaan suhu antara kulit dan lapisan
media eksternal yang berdekatan.
• Pertukaran panas melalui konduktansi (K) terjadi ketika kulit berkontak dengan
benda padat. Energi mengalir dari tubuh yang lebih hangat ke tubuh yang lebih
dingin; ketika suhu permukaan kontak menjadi sama, pertukaran energi berhenti.
Pertukaran Energi dengan Lingkungan

[1] Pertukaran panas konduksi


• Jumlah energi yang dipertukarkan secara konduksi adalah

QK = h S (tm – t)
h = koefisien konduktivitas termal
S = luas permukaan tubuh yang berpartisipasi dalam pertukaran panas, dalam m2.
tm = suhu medium yang bersentuhan dengan S, dalam °C.
t = suhu permukaan tubuh S, dalam °C

• Laju dan jumlah panas yang dipertukarkan tergantung pada kemampuan bahan yang
berkontak untuk mentransfer panas, seperti yang ditunjukkan oleh koefisien konduktivitas
termal.
• Pada suhu rendah yang sama, kayu atau gabus "terasa lebih hangat" daripada logam karena
konduktivitas panasnya rendah sedangkan logam menerima panas tubuh dengan mudah
dan menghantarkannya.
Pertukaran Energi dengan Lingkungan

[2] Pertukaran panas konveksi


• Konveksi adalah perpindahan panas melalui sirkulasi partikel gas atau cairan.
• Pertukaran panas melalui konveksi (C) terjadi ketika kulit manusia bersentuhan
dengan udara atau dengan cairan, seperti air.
• Energi panas berpindah dari kulit ke lapisan gas atau cairan yang lebih dingin di
sebelah kulit; panas berpindah ke kulit jika media sekitarnya lebih hangat.
• Proses pertukaran panas melalui konveksi QC

QC = c S (tm – t)
c = koefisien perpindahan panas konveksi
Pertukaran Energi dengan Lingkungan

[3] Pertukaran panas evaporasi/penguapan


• Penguapan adalah perubahan cairan (dalam hal ini adalah air) menjadi uap; perubahan fase
ini membutuhkan panas.
• Saat penguapan (E) terjadi pada kulit atau di saluran udara, energi diekstraksi dari tubuh,
yang membuatnya lebih dingin.
• Bagi manusia, pertukaran panas dengan penguapan E hanya dalam satu arah: tubuh
kehilangan panas.
• Penguapan air (keringat) pada kulit yang hangat membutuhkan energi sekitar 2427 J/cm3
(580 kal/cm3), yang mengurangi kandungan panas tubuh dengan jumlah itu.
• Panas yang hilang melalui penguapan QE dari tubuh manusia merupakan fungsi dari
permukaan tubuh yang basah, kelembaban dan tekanan uap.
hr = kelembaban relatif udara di sekitarnya
QE ~ hrS (pa – p) S = luas permukaan tubuh yang berpartisipasi dalam dispersi panas
pa = tekanan uap di udara sekitar
p = tekanan uap pada kulit
Keseimbangan Panas

• Keseimbangan panas antara tubuh dan sekitarnya terjadi ketika panas H


berkembang di dalam tubuh, perubahan penyimpanan panas S di dalam tubuh,
dan pertukaran panas dengan lingkungan melalui radiasi R, konduksi K, konveksi
C, dan penguapan E berada dalam kesetimbangan:
H + S + R + K + C + E = 0 (nol)

• Besaran S, R, K, dan C dianggap positif jika tubuh memperoleh energi, negatif


jika tubuh kehilangan energi. Kuantitas H selalu positif, kuantitas E hanya bisa
negatif.
Keseimbangan Panas

• Secara umum, kehilangan panas


oleh radiasi berkurang ketika
lingkungan menjadi lebih hangat
sementara kehilangan panas
melalui evaporasi meningkat.
Pengaruh jenis perpindahan panas terhadap tubuh
Regulasi dan Sensasi Suhu Tubuh

• Tubuh menghasilkan panas di jaringan "aktif secara metabolik": terutama di


otot rangka, tetapi juga di organ dalam, lemak, tulang, jaringan ikat dan saraf.
• Energi panas diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Jantung menghasilkan
aliran darah dan mengontrol tekanan dan volumenya per waktu. Tindakan
vasomotor dari konstriksi, dilatasi, dan shunting memodulasi aliran darah lokal.
• Pertukaran panas dengan lingkungan sebagian besar terjadi melalui kulit dan
pada permukaan pernapasan tubuh.

Konstriksi: pembengkakan dan pembekuan darah yang terkontrol oleh mengerutnya pembuluh darah (KBBI)
Dilatasi: pengembangan (pemuaian) suatu ruangan, rongga, dan sebagainya (KBBI)
Shunting: pengendoran saluran/pembuluh darah
Regulasi dan Sensasi Suhu Tubuh

• Tubuh berusaha untuk mencegah terjadinya hipotermia (kedinginan) atau


hipertermia (kepanasan).
• Sistem kontrol berusaha menjaga suhu inti tubuh tetap konstan, mendekati 37
°C, dengan sedikit variasi sepanjang hari mengikuti ritme sirkadian dan jadwal
kerja shift.
• Namun demikian, dalam lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas, bisa
terjadi perbedaan suhu antara kulit dengan bagian dalam tubuh hingga 20 °C
atau lebih.
• Dalam kondisi normal, gradien rata-rata antara kulit dan tubuh bagian dalam
adalah sekitar 4 °C saat istirahat.
Regulasi dan Sensasi Suhu Tubuh
• Dalam lingkungan yang dingin, tubuh harus menghemat panas. Hal ini
terutama dilakukan dengan mendinginkan kulit melalui pengurangan (tidak
disadari) aliran darah ke kulit dan dengan meningkatkan isolasi melalui
pakaian.
• Dalam lingkungan yang panas, tubuh harus membuang panas dan juga
mencegah perolehan panas dari lingkungan. Hal ini terutama dilakukan
dengan menghangatkan kulit melalui (secara tidak sadar) meningkatkan aliran
darah ke kulit, dengan produksi dan penguapan keringat, dan dengan memilih
pakaian yang sesuai.
Regulasi dan Sensasi Suhu Tubuh
• Ketika temperatur tubuh di luar standar (+37 °C di inti
dan +33 °C di kulit), sensor suhu mendeteksi
penyimpangan tersebut dan mengirimkannya ke
hipotalamus, yang memulai aksi balasan melalui tiga
jalur saraf yang berbeda: sistem saraf eferen mengubah
aktivitas otot, sistem sudomotor mengatur produksi
keringat, dan sistem vasomotor mengontrol aliran
darah.
• Jika produksi panas internal harus dikurangi, aktivitas
otot akan berkurang, dan sebalinya.
• Produksi keringat hanya mempengaruhi jumlah energi
yang hilang tetapi tidak dapat menghasilkan panas.
• Aktivitas vaskular dapat mempengaruhi distribusi panas
melalui tubuh dan mengontrol kehilangan atau
perolehan panas, tetapi tidak menghasilkan energi.
• Fungsi produksi otot, pembuluh darah, dan keringat
mengatur kandungan panas tubuh dalam interaksi
langsung dengan iklim eksternal.
• Iklim itu sendiri ditentukan oleh kelembaban, radiasi,
Model pengaturan kandungan panas tubuh suhu, dan pergerakan udara (atau fluida)
Homeostasis Termal
• Homeostatis termal merupakan proses bagaimana tubuh manusia mempertahankan
suhu yang stabil.
• Proses homeostatis terjadi secara otomatis dan tidak dapat dihindari. Ketika sistem
tubuh berfungsi dengan baik maka keadaan tunak (homeostatis) dapat
dipertahankan oleh sistem tubuh.
• Tubuh berusaha menghindari panas yang berlebihan (hipertermia) atau pendinginan
(hipotermia), terutama pada organ-organ inti dalam tubuh, seperti otak, dll.
• Untuk memastikan suhu yang tepat pada intinya, sistem pengaturan manusia harus
menghasilkan dua gradien suhu yang sesuai: (1) dari inti ke kulit, dan (2) dari kulit ke
lingkungan.
Homeostasis Termal
• Pengaturan panas yang tepat dapat dicapai dengan pengaturan aliran darah dari
jaringan dalam dan otot ke kulit. Tubuh melakukan hal ini sebagian besar di jaringan
perifer melalui dilatasi, konstriksi, atau shunting vaskular di jaringan arteri dan vena
superfisial.
• Karena setiap gram darah dapat menyerap dan mengangkut sekitar 4 J energi,
mengatur aliran darah adalah cara yang efisien untuk mengangkut dan
mendistribusikan panas di dalam tubuh.
• Mengontrol suhu permukaan kulit tubuh sangat penting karena total panas yang
dipertukarkan dengan lingkungan, sebagian besar ditransfer melalui kulit; sisanya
dipertukarkan di paru-paru.
Homeostasis Termal
• Upaya mencapai homeostasis termal juga bisa dilakukan di otot. Jika lebih banyak
panas dibutuhkan, kontraksi otot rangka mulai terjadi (misalnya ketika mengalami
dingin, tubuh akan menggigil secara tidak disengaja). Jika terlalu banyak panas yang
dihasilkan dalam tubuh, aktivitas otot berkurang, bahkan dihilangkan.

• Pemilihan pakaian dan tempat tinggal juga bisa dilakukan sebagai upaya untuk
mencapai homeostasis termal. Jenis pakaian dan tempat tinggal (warna, bahan,
ketebalan pakaian, dll.) dapat mempengaruhi radiasi, konveksi, konduksi, dan
evaporasi (penguapan).
Pengukuran Suhu Tubuh

• Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki suhu tubuh yang bervariasi dan
beragam tergantung dari banyaknya aktivitas yang dilakukan, serta kondisi cuaca
dan suhu yang terjadi pada lingkungan tempat tinggal. Hal ini akan terjadi
berbeda-beda setiap manusia.
• Suhu tubuh pada manusia dapat mengalami perubahan, baik kenaikan atau
penurunan suhu tubuh dalam satu hari. Hal tersebut dipengaruhi oleh aktivitas
yang dilakukan.
• Ada 4 macam cara yang biasa digunakan untuk mengukur suhu tubuh, yaitu :
[1] Peroral (sublingual), yaitu mengukur suhu tubuh melalui oral (mulut).
[2] Peraxila, yaitu mengukur suhu tubuh melalui axila (ketiak).
[3] Perrektal, yaitu mengukur suhu tubuh melalui rektum (dubur).
[4] Peroftal, yaitu mengukur suhu melalui telinga.
Pengukuran Suhu Tubuh
• Alat pengukur suhu tubuh yang umum digunakan adalah thermometer suhu badan atau klinis, baik
termometer air raksa, digital, maupun inframerah.
• Termometer air raksa adalah yang paling umum dan paling banyak digunakan. Cara pakai
termometer ini adalah dengan diselipkan ke ketiak atau ke dalam mulut. Butiran air raksanya akan
bergerak naik ke ruang kosong dalam tabung dan berhenti pada angka yang menunjukkan suhu
tubuh.
• Termometer digital memperlihatkan suhu tubuh dalam angka digital. Cara pakainya sama seperti
termometer raksa, yaitu letakkan di lidah atau ketiak, bisa juga dimasukkan ke dalam anus.
• Termometer empeng digital ditujukan khusus bagi anak kecil dan bayi. Cara pakainya seperti empeng
atau dot, masukkan langsung ke dalam mulut dan tunggu 2-4 menit sampai keluar hasilnya.
• Termometer inframerah. Tidak perlu dimasukkan atau ditempelkan pada bagian tubuh tertentu,
tetapi cukup dekatkan ujung termometer yang memiliki sensor pada lubang telinga atau permukaan
dahi dan nyalakan. Nantinya dari ujung termometer itu akan "ditembakkan" sinar inframerah yang
membaca panas tubuh.
• Beberapa sifat mutlak yang harus dimiliki termometer adalah skala yang mudah dibaca, aman
digunakan, dan mempunyai kepekaan pengukuran.
Penilaian Lingkungan Termal
• Lingkungan termal adalah kombinasi dari empat faktor fisik:
[1] suhu udara sekitar (ambient temperature),
[2] kelembaban lingkungan,
[3] gerakan udara, dan
[4] suhu permukaan yang bertukar panas dengan radiasi.
Penilaian Lingkungan Termal
Suhu sekitar (ambient temperature)
• Ambient temperature adalah istilah yang mengacu pada temperatur di kamar, atau
suhu yang mengelilingi sebuah objek dalam pembahasan.
• Ambient temperature memainkan peran utama dalam kenyamanan pribadi.
• Berbagai metode dapat digunakan untuk mengendalikan suhu ruang tetap stabil,
karena fluktuasi suhu dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
• Suhu ruangan atau suhu lingkungan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti
kelembaban, cuaca di luar, kualitas di ruang isolasi, apa atau siapa yang ada di dalam
ruangan, dan penggunaan sistem pemanas dan pendingin.
• Sebagai contoh, sebuah ruangan dengan banyak komputer akan hangat, karena
panas yang dihasilkan oleh komputer, dan ruangan yang penuh dengan manusia juga
akan memiliki suhu hangat sebagai akibat dari panas tubuh.
Penilaian Lingkungan Termal
Suhu sekitar (ambient temperature)
• Suhu udara biasanya diukur dengan
apa yang disebut termometer bola
kering dan sering disebut suhu bola
kering atau, sederhananya, suhu
kering.

https://iklim.sumsel.bmkg.go.id/termometer-bola-basah-dan-bola-kering/
Penilaian Lingkungan Termal
Kelembaban udara (air humidity)
• Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air yang ada
di dalam udara; dapat diukur dengan hygrometer.
• Salah satu jenis hygrometer adalah psychrometer. Alat ini bisa
mengetahui jumlah uap air yang berada di atmosfer, walaupun Psychrometer
ukurannya sangat kecil.
• Kelembaban udara dapat dinyatakan baik secara absolut maupun relatif.
• Kelembaban udara absolut atau mutlak yaitu banyaknya uap air yang terdapat
dalam 1 meter kubik udara. Kelembaban udara absolut dinyatakan dalam gram per
meter kubik (gr/m³).
• Kelembaban udara relatif atau nisbi yaitu perbandingan jumlah uap air di dalam
udara (kelembaban mutlak) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung
dalam udara tersebut. Pada suhu yang sama, kelembaban udara relatif dinyatakan
dalam persen (%).
Penilaian Lingkungan Termal
Pergerakan udara (air movement)
• Pergerakan udara diukur dengan alat anemometer.
• Pergerakan udara juga bisa diukur dengan dua termometer,
satu basah dan satu kering (mirip dengan apa yang dapat
dilakukan untuk menilai kelembaban), bergantung pada
fakta bahwa termometer bola basah menunjukkan
pendinginan evaporatif yang lebih meningkat dengan
pergerakan udara yang lebih tinggi daripada termometer
bola kering.
• Pergerakan udara membantu terutama dalam pertukaran Anemometer manual

panas konvektif karena memindahkan udara "segar" (kurang


lembab) ke permukaan kulit.
• Di sini, pergerakan udara turbulen sama efektifnya dengan
pergerakan laminar dalam perpindahan panas. Anemometer digital
Penilaian Lingkungan Termal
Suhu permukaan (radiant heat)
• Pertukaran panas radiasi tergantung terutama pada perbedaan suhu antara individu
dan lingkungan; juga tergantung pada sifat emisi dari permukaan yang memancar
dan pada karakteristik penyerapan dari permukaan penerima.

• Meskipun tidak ada masalah dalam


mengukur suhu permukaan (yang
merupakan faktor utama dalam transmisi
energi manusia-lingkungan melalui radiasi),
satu cara mudah dan langsung untuk
menilai jumlah energi yang ditransfer adalah
dengan menempatkan termometer di dalam
bola hitam, yang menyerap secara praktis
semua energi panas yang terpancar. Termometer bola hitam

https://www.bsria.com/doc/npGpYr/
Penilaian Lingkungan Termal
Efek Gabungan dari Faktor Iklim
• Efek gabungan dari empat faktor lingkungan dapat didekati dengan indeks Wet Bulb
Globe Temperature (WBGT) yang menimbang efek dari semua parameter iklim
dengan validitas, keandalan, dan kegunaan yang memadai untuk sebagian besar
lingkungan yang hangat dan panas.
Perangkat WBGT berisi tiga
• WBGT membutuhkan pengukuran: termometer berbeda:
• Termometer bola kering
untuk mengukur suhu
 WB: suhu wet bulb alami dari sensor di udara sekitar.
• Termometer bola basah
sumbu basah yang terpapar udara; alami untuk mengukur
potensi pendinginan
 GT: suhu bola (globe temperature) di evaporatif.
• Termometer bola hitam
pusat bola hitam berdiameter 15 cm; dan untuk mengukur panas
radiasi.

 DB: suhu dry bulb diukur dengan sensor


Portable wireless WBGT meter
terlindung dari radiasi. https://totalenviro.co.id/product/portable-wireless-wbgt-meter/

• Dua versi indeks WBGT  WBGT luar ruangan (outdoor) dan WBGT dalam ruangan
(indoor)
Penilaian Lingkungan Termal
Efek Gabungan dari Faktor Iklim
• WBGT outdoor mempertimbangkan efek radiasi panas, biasanya berasal dari
matahari.
WBGT (outdoor) = 0,7 WB + 0,2 GT + 0,1 DB
• WBGT indoor.
WBGT (indoor) = 0,7 WB + 0,3 GT

Nilai WBGT “Aman” untuk pekerja AS (OSHA 1999, 2016)


Intensity of work (metabolic rate in Watt)
Hourly work / rest ratio
Light, <230 W moderate, 230 – 400 W heavy, >400 W
Continuous work 30,0 26,7 25,0
75% work, 25% rest 30,6 28,0 25,9
50% work, 50% rest 31,4 29,4 27,9
25% work, 75% rest 32,2 31,1 30,0
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Panas
• Dalam lingkungan yang panas, tubuh menghasilkan panas yang harus dibuang
melalui konveksi, konduksi, radiasi, dan evaporasi.
• Tubuh mencoba mencapai tugas yang sulit untuk menghilangkan panas ke dalam
lingkungan yang hangat terutama dengan mengatur distribusi darah dan laju
metabolismenya sendiri.
• Reaksi tubuh ketika berada dalam lingkungan yang panas:
[1] Redistribusi darah (redistribution of blood)
[2] Pengurangan aktivitas otot (reduction of muscle activities)
[3] Indikasi ketegangan/stress karena panas
[4] Aklimatisasi terhadap panas
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Panas
Redistribusi Darah
• Cara termudah untuk mencapai aliran energi panas keluar adalah dengan memiliki
suhu kulit di atas suhu lingkungan terdekat.
• Untuk mencapai hal tersebut, tubuh mengarahkan aliran darah ke kulit: pembuluh
kulit melebar dan vena superfisial terbuka penuh.
• Hal ini dapat memperbesar aliran darah empat kali lipat di atas tingkat istirahat.
• Peningkatan konduktansi jaringan permukaan memfasilitasi hilangnya energi melalui
radiasi, konduksi, dan konveksi karena semuanya sebanding dengan perbedaan suhu
antara kulit dan lingkungan.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Panas
Indikasi Ketegangan Panas (Heat Strain)
• Beberapa tanda ketegangan panas yang berlebihan pada tubuh:
[1] Tingkat keringat
• Keringat merupakan cairan yang diproduksi oleh tubuh yang berguna untuk menurunkan
suhu tubuh.
• Berkeringat adalah proses penyesuaian suhu tubuh yang tidak memperhitungkan kesediaan
cairan dalam tubuh
• Produksi keringat meningkat tergantung pada panas yang harus dikeluarkan.
• Jumlah keringat normal adalah sekitar 50 mL/jam.
[2] Peningkatan aktivitas peredaran darah
[3] Keseimbangan air dalam tubuh
• Dehidrasi dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengontrol fungsinya. Oleh karena
itu, tingkat cairan harus dipertahankan, paling baik dengan sering minum air dalam jumlah
sedikit.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Panas
Indikasi Ketegangan Panas (Heat Strain)
Tabel: Gangguan ketegangan/stres panas (diadaptasi dari OSHA 1999, 2016)
Gejala (symptom) Penyebab (cause) Penanganan(treatment)
Kelelahan panas Penurunan produktivitas, kewaspadaan, koordinasi dan Tidak menyesuaikan diri Penyesuaian bertahap terhadap
sementara (transient kewaspadaan. dengan lingkungan yang panas. lingkungan yang panas.
heat fatigue)
Ruam panas, "biang Ruam kulit di area yang banyak berkeringat; Keringat tidak dikeluarkan dari Istirahat berkala di daerah yang
keringat“ (heat rash, ketidaknyamanan atau cacat sementara. kulit, mungkin kelenjar lebih dingin; mandi; kulit kering.
“prickly heat”) keringat meradang.
Jatuh, "pingsan“ (heat Hilang kesadaran; jatuh. Kekurangan oksigen di otak Berbaring, dinginkan.
collapse, “fainting”)
Kram panas (heat Kejang otot rangka yang menyakitkan. Kehilangan atau kelebihan Garam yang cukup dengan
cramps) garam; meminum sejumlah makanan; cairan garam jika
besar air dengan cepat. direkomendasikan oleh dokter.
Kelelahan panas (heat Kelemahan ekstrim atau kelelahan; haus; pusing; mual; Kehilangan air dan/atau garam; Beristirahatlah di area yang lebih
exhaustion) sakit kepala; kulit pucat atau memerah; suhu tubuh kehilangan plasma darah; dingin; cairan garam jika
normal atau sedikit lebih tinggi; kulit lembab; dalam ketegangan pada sistem direkomendasikan oleh dokter.
kasus ekstrim muntah dan/atau kehilangan kesadaran. peredaran darah.
Heat stroke Kulit panas, biasanya kering dan sering merah atau Kerusakan sistem termo- Pindahkan ke area yang lebih
berbintik; suhu inti 41oC atau lebih tinggi dan regulasi; penghentian keringat. dingin; rendam pakaian dengan
meningkat; perilaku irasional; kebingungan mental; Kemampuan tubuh untuk air dingin; kipasi badan;
mengigau; kejang; bisa terjadi ketidaksadaran. Kematian menghilangkan kelebihan mendapatkan perawatan medis
atau kerusakan otak permanen dapat terjadi kecuali panas hampir hilang. segera.
segera diobati.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Panas
Aklimatisasi terhadap Panas
• Ketika terpapar kondisi panas secara terus-menerus, tubuh akan berupaya menyesuaikan
diri (aklimatisasi) terhadap kondisi tersebut.
• Selama proses aklimatisasi terhadap panas, tubuh akan menunjukkan peningkatan produksi
keringat, penurunan suhu kulit dan inti serta penurunan denyut jantung.
• Proses aklimatisasi terhadap panas dapat tercapai secara penuh dalam waktu 1-2 minggu.
Setelah tercapai proses aklimatisasi, tubuh akan kembali dalam kondisi normal (atau
mendekati normal).
• Orang yang sehat dan terlatih lebih mudah menyesuaikan diri daripada yang tidak sehat.
• Jika pekerjaan fisik yang berat harus dilakukan dalam iklim panas, maka pekerjaan tersebut
harus menjadi bagian dari periode aklimatisasi.
• Tidak ada perbedaan yang berarti antara perempuan dan laki-laki sehubungan dengan
kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan iklim yang panas.
• Penting untuk mengganti kehilangan cairan (dan mungkin garam) selama aklimatisasi dan
selama paparan panas.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
• Dalam lingkungan yang dingin, tubuh harus menghemat panas yang dihasilkan.
• Tindakan yang paling efektif adalah mengenakan pakaian yang sesuai untuk
menutupi kulit, mencari perlindungan, atau menggunakan sumber kehangatan dari
luar.
• Tubuh manusia hanya memiliki sarana alami yang terbatas untuk mengatur suhunya
sebagai respons terhadap lingkungan yang dingin, yaitu terutama redistribusi aliran
darah dan peningkatan laju metabolisme.

• Reaksi tubuh ketika berada dalam lingkungan yang dingin:


[1] Redistribusi darah (redistribution of blood)
[2] Peningkatan produksi panas metabolik
[3] Indikasi ketegangan/stress karena dingin
[4] Aklimatisasi terhadap dingin
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
Tabel: “Equivalent windchill
temperatures” for naked skin
depending on air temperature
and air velocity
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
Redistribusi Darah
• Untuk menghemat panas, tubuh menurunkan suhu kulitnya: ini mengurangi
perbedaan suhu terhadap dingin di luar dan, akibatnya, menurunkan aliran panas.
• Menurunkan suhu kulit dilakukan dengan memindahkan darah yang bersirkulasi dari
perifer menuju inti, menjauhi kulit. Ini bisa menjadi agak dramatis; misalnya, aliran
darah di jari-jari mungkin berkurang hingga persentase yang sangat kecil dari apa
yang ada di iklim sedang.
• Dari total volume darah yang bersirkulasi dalam tubuh, sekitar 5 L, normalnya sekitar
5% mengalir melalui pembuluh darah di kulit.
• Tubuh menggunakan beberapa prosedur untuk mengatur distribusi darah, di bawah
kendali sistem saraf simpatis, selain reaksi refleks lokal terhadap rangsangan dingin
langsung.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
Peningkatan Produksi Panas Metabolik
• Reaksi tubuh utama lainnya terhadap lingkungan yang dingin adalah meningkatkan
pembentukan panas metabolik.
• Seringkali, pertama-tama, bentuk otot secara keseluruhan meningkat sebagai
respons terhadap pendinginan tubuh. Laju pembakaran unit motor yang diperbesar
tanpa menghasilkan gerakan yang sebenarnya menyebabkan perasaan kaku.
Kemudian, tiba-tiba menggigil (thermo-genesis) dimulai, disebabkan oleh unit-unit
otot yang bekerja pada frekuensi pengulangan yang berbeda (rate coding) dan keluar
dari fase satu sama lain (recruitment coding). Karena tidak ada kerja mekanis yang
dilakukan ke luar, seluruh upaya diubah menjadi produksi panas, memungkinkan
peningkatan laju metabolisme hingga 4 kali laju istirahat. Jika tubuh tidak menjadi
hangat, menggigil dapat menjadi hebat ketika persarafan unit motorik disinkronkan
sehingga seluruh otot terlibat. Sementara menggigil tersebut dapat menghasilkan
panas yang lima kali atau lebih dari tingkat metabolisme istirahat, itu dapat
dipertahankan hanya untuk waktu yang singkat pada suatu waktu.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
How Cold Does It Feel?
• Dalam lingkungan yang dingin, keputusan seseorang untuk tetap berada dalam suhu
dingin atau tidak bergantung pada penilaian orang tersebut tentang seberapa dingin
permukaan tubuh atau inti tubuh sebenarnya.
• Hal tersebut dapat menciptakan situasi berbahaya jika seseorang gagal untuk
memahami atau gagal untuk bereaksi terhadap sinyal tubuh yang menjadi terlalu
dingin atau, lebih buruk lagi, jika suhu tubuh menjadi sangat rendah sehingga
pendinginan lebih lanjut di bawah ambang batas persepsi.
• Persepsi tubuh menjadi dingin tergantung pada sinyal yang diterima dari reseptor
termal permukaan, dari sensor di inti tubuh, dan dari kombinasi sinyal-sinyal ini. Saat
suhu kulit menurun di bawah sekitar 36 °C, intensitas sensasi dingin meningkat;
sensasi dingin paling kuat di dekat 20 °C. Namun, pada suhu yang lebih rendah,
persepsi dingin berkurang. Seringkali sulit untuk memisahkan perasaan dingin dari
rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
How Cold Does It Feel?
• Kondisi paparan dingin dapat sangat mempengaruhi rasa dingin yang dirasakan.
• Hal ini dapat membuat perbedaan yang cukup besar apakah seseorang terkena
udara dingin (dengan atau tanpa gerakan) atau air dingin, apakah seseorang
memakai pakaian pelindung atau tidak, dan apa yang sebenarnya dilakukan.
• Ketika suhu turun, setiap langkah dapat menghasilkan sensasi "overshoot" dari
reseptor sensor dingin yang bereaksi sangat cepat tidak hanya terhadap perbedaan
suhu, tetapi juga terhadap laju perubahan. Namun, jika suhu stabil, sensasi dingin
menjadi lebih kecil saat seseorang beradaptasi dengan kondisi tersebut.
• Hasil dari banyak eksperimen dan pengalaman menunjukkan bahwa sensasi subjektif
dingin adalah indikator suhu inti dan permukaan tubuh yang buruk, bahkan tidak
dapat diandalkan.
• Mengukur suhu lingkungan, kelembaban, dan pergerakan udara serta waktu
pemaparan dan bereaksi terhadap tindakan fisik adalah strategi yang lebih baik
daripada mengandalkan sensasi subjektif.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
Indikasi Ketegangan Dingin (Cold Strain)

• Kulit pertama-tama mengalami kerusakan dingin; sementara inti tubuh dilindungi


selama mungkin.
• Saat suhu kulit berkurang menjadi sekitar 15-20 °C, ketangkasan manual mulai gagal.
• Sensitivitas sentuhan sangat berkurang karena suhu kulit turun di bawah 8 °C.
• Pada suhu lokal 8-10 °C, kecepatan saraf motorik perifer menurun hingga mendekati
nol; ini menghasilkan blok saraf, sehingga pendinginan lokal disertai dengan
gangguan fisik yang cepat.
• Jika suhu jaringan mendekati titik beku, kristal es berkembang di dalam sel dan
menghancurkannya, yang dikenal sebagai radang dingin.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
Indikasi Ketegangan Dingin (Cold Strain)

• Penurunan suhu kulit yang kuat menyebabkan penurunan suhu inti.


• Penurunan suhu inti yang parah berbahaya.
• Kewaspadaan mulai menurun pada suhu inti di bawah 36 °C.
• Pada suhu inti 35 °C, seseorang mungkin tidak dapat melakukan aktivitas sederhana
sekalipun.
• Ketika suhu inti semakin turun, pikiran menjadi bingung, dengan hilangnya
kesadaran terjadi sekitar 32 °C.
• Pada suhu inti sekitar 26 °C, gagal jantung dapat terjadi.
• Pada suhu inti yang sangat rendah, seperti 20 °C, tanda-tanda vital menghilang,
tetapi suplai oksigen ke otak mungkin masih cukup untuk memungkinkan tubuh
pulih dari tahap hipotermia ini.
Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
Indikasi Ketegangan Dingin (Cold Strain)

Reaksi tubuh terhadap lingkungan yang dingin dan panas


Reaksi Tubuh terhadap Lingkungan Dingin
Aklimatisasi Terhadap Dingin

• Aklimatisasi terhadap lingkungan yang dingin tidak terlalu terasa.


• Penyesuaian fisiologis terhadap dingin segera terjadi ketika pakaian yang sesuai
dipakai.
• Ketika pertama kali terkena suhu dingin, beberapa perubahan aliran darah lokal
muncul, terutama peningkatan aliran darah melalui tangan atau di wajah.
• Rata-rata, tubuh wanita memiliki massa yang lebih kecil (heat “sink”) daripada pria;
wanita biasanya memiliki lemak tubuh yang relatif lebih banyak dan massa tubuh
tanpa lemak lebih sedikit; luas permukaannya dan volume darahnya juga lebih kecil.
Di bawah tekanan dingin, wanita memiliki suhu yang sedikit lebih dingin tetapi tidak
menunjukkan perbedaan suhu inti.
• Wanita mungkin memiliki risiko cedera dingin yang sedikit lebih tinggi pada
ekstremitas, namun secara keseluruhan tidak ada perbedaan besar antara wanita dan
pria sehubungan dengan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan iklim dingin.
Bekerja dalam Lingkungan yang Panas atau Dingin

????????
Tugas:
• Diskusikan dalam kelompok Anda (@ 3 orang) mengenai bekerja dalam lingkungan
yang panas atau dingin (pilih salah satu).
• Berikan contoh pekerjaan yang dilakukan dalam lingkungan yang panas atau
dingin dan deskripsikan pekerjaan tersebut (beserta perusahaannya).
• Bagaimana efek yang dirasakan oleh para pekerja dalam lingkungan yang panas
atau dingin tersebut?
• Bagaimana solusi yang dilakukan perusahaan atau pekerja untuk mengatasi efek
buruk yang terjadi tersebut?

Catatan:
• Hasil diskusi dibuat dalam format presentasi (PPT). Jumlah slide tidak dibatasi.
• Hasil diskusi kelompok dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
Sekian...
Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai