1. MANAJEMEN OPERASI
POLA HUB
Keuntungan pola Hub and Spoke yaitu :
Airlines dapat memaksimalkan jumlah kemungkinan penerbangannya.
Airlines dapat memasuki tempat-tempat yang segmen pasarnya lebih kecil.
Penumpang dengan tujuan yang sama tetapi yang berbeda asal keberangkatan
dapat dikumpulkan di suatu hub dan diterbangkan dengan satu pesawat ke
tujuan tersebut.
Tambahan connecting traffic dapat meningkatkan load factor.
Memungkinkan airlines menggunakan pesawat yang lebih besar akibat
penambahan load factor.
Harga avtur berbeda disetiap bandara . Ketika pesawat mendarat di wilayah A,harga
avturnya sekian dan ketika mendarat diwilayah B harga avturnya sekian. Avtur ini bagi
pesawat adalah makanan sehari-hari sama seperti kalau kita butuh nasi. Perhitungan
yang kurang cermat dan buruknya manajemen bisa menyebabkan maskapai bangkrut
hanya gara-gara masalah avtur. Untuk menekan cost atau biaya karena konsumsi
avtur,pihak maskapai dengan sekuat tenaga akan mencari cara agar pengeluaran tidak
membengkak yaitu dengan pemilihan rute dan check point,sikap atau attitude terbang
pilot,dan mengisi penuh avtur di bandara yang harga avturnya murah.
Pertama pemilihan rute. Pemilihan rute ini ditujukan agar pesawat beroperasi pada
jarak terdekat. Dalam penerbangan,seorang FOO yang membuat flight plan dituntut
untuk merancang flight plan dengan jarak terpendek tetapi tetap memperhatikan
keamanan penerbangan. Cara ini cukup efektif karena setidaknya dapat menekan biaya
pengeluaran avtur untuk operasional pesawat ,tetapi jika terjadi anomali cuaca atau
terdapat cuaca buruk atau jika terjadi holding karena lalu-lintas udara sekitar bandara
yang carut marut,cara ini akan sia-sia karena pesawat otomatis harus mengubah rute
dan check pointnya.
Cara yang kedua,sikap atau attitude pilot dalam membawa pesawat. Contoh yang
mudah adalah ketika membawa sepeda motor dengan tenang,santai,dan teratur
dengan ketika membawa motor digeber atau ugal-ugalan,sudah pasti berbeda
konsumsi bahan bakarnya. Cara penghematan ini sepenuhnya di tangan pilot karena
mereka yang menerbangkan pesawat. Cara ini cukup efektif ditambah jika pilot mampu
menghemat bahan bakar sesuai ketentuan perusahaan,biasanya mereka akan
mendapat bonus dari maskapai tempat mereka bekerja.
Cara ketiga yaitu mengisi avtur yang banyak di bandara dengan harga avtur murah.
Cara ini banyak dilakukan maskapai untuk mengurangi biaya yang keluar karena
pembelian avtur. Harga avtur di Jogja dengan ketika mengisi di Jakarta berbeda (lihat
gambar dibawah,harga avtur pertamina update tanggal 15 Oktober 2015, Pukul 09.00
WIB).
Karena harga avtur setiap bandara berbeda,itu kenapa pasti maskapai akan mengisi full
avtur di bandara dengan avtur yang lebih murah, kalaupun harus mengisi avtur di
bandara yang lebih mahal tetap tidak banyak karena sisa dari bandara sebelumnya
yang di bandara dengan harga avtur murah masih ada. Pengisian avtur ini ada undang-
undangnya dimana bahan bakar pesawat harus mampu dipakai untuk kembali ke
bandara asal jika terjadi hal yang tidak diinginkan dibandara tujuan yang memaksa pilot
harus divert atau return to base.
Bisnis maskapai ini bisa dibilang bisnis dengan resiko tinggi. Bisnis dibidang jasa tetapi
dituntut untuk selalu update dalam armada yang berarti dari segi barang. Pegawai
maskapai sama susunannya seperti kebanyakan perusahaan yang multiple work place
(tempat kerja yang banyak cabangnya). Manager atau kepala cabang perwakilan
maskapai di daerah X, Y, ataupun Z dan ada pula staff-staffnya. Pegawai suatu airlines
mengikuti undang-undang ketenagakerjaan,ada yang tetap dan ada pula yang kontrak.
Pegawai maskapai yang bekerja pada suatu wilayah akan mengikuti undang-undang
ketenagakerjaan di daerah tempat mereka bertugas dan otomatis mendapat upah
sesuai UMR/UMK daerah tersebut. Lalu pertanyaannya,maskapai kan bukan pabrik
yang berdiam diri di suatu tempat yang upah pegawainya mudah untuk
disesuaikan,tetapi maskapai adalah perusahaan multiple work place yang banyak
cabangnya, lantas bagaimana sistem perekrutan dan sistem penggajiannya?.
Yes,sama seperti perusahaan multi work place lainnya. Untuk level staff hingga
supervisor rata-rata maskapai merekrut warga setempat yang mengenal
budaya,adat,dan habbit atau kebiasaan masyarakat setempat. Tetapi,untuk level
pengambil keputusan atau level managerial atau kepala cabang bisa ditunjuk dari
warga setempat ataupun menugaskan pegawai pusat untuk ditempatkan di daerah.
Bagaimana pengaturan keuangan mereka yang UMR/UMK setiap provinsinya berbeda
tetapi mereka bisa menggaji karyawannya? Jawabannya ada di sistem pemberian
harga tiket.
Sebagai simulasi,saya ambil contoh harga tiket penerbangan maskapai X dari Jogja ke
Bengkulu trasit Jakarta. Pernah terbayang tidak kalau kalian terbang dari Jogja ke
Jakarta tiketnya murah tetapi begitu dari Jakarta ke Bengkulu yang jaraknya lebih
pendek dari Jogja-Jakarta kok lebih mahal?
Jawabannya simple, perbedaan UMR. UMR di Jogja lebih rendah daripada UMR di
Bengkulu dan itu kenapa untuk harga ke tujuan Bengkulu akan lebih mahal daripada
Jogja-Jakarta. Dengan pengaturan seperti itu,maka biaya untuk gaji karyawan di daerah
sudah tertutupi dari perbedaan tarif tiket yang diberikan kepada penumpang. Ingat
guys,bukan hanya pesawat lho, bis juga sama. Coba sekali-kali kalian naik bis dari
Jogja-Jakarta atau Semarang-Jakarta,tiketnya akan lebih murah ketimbang kalian naik
bis dari Jakarta ke Lampung atau ke Bengkulu.