Anda di halaman 1dari 17

ANALSIS ISU-ISU SOSIAL

PERISTIWA PENGEROYOKAN ADE ARMANDO

DAN BELAJAR BIJAK BERMEDIA SOSIAL

Disusun oleh:

Kelompok 9

Samsul Hadi (E1S021113

Yudi Haryadi (E1S021134)

Sania (E1S021114)

Dosen:Drs.Muhammad Ilyas,M.A.

PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT makalah ini juga berguna untuk
memahami etika sosial dan politik yang diterapkan dalam bagaimana berbijak dalam
bermedia sosial.

Segala kritikan dan saran dari berbagai pihak atas apa yang tertuang dalam isi makalah ini,
penulis berterima kasih dan menerima dengan senang hati. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman teman mahasiswa yang telah membaca makalah
ini,Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada pihak yang telah memberikan kontribusi
atas selesainya karya tulis ini, semoga semua kebaikan itu mendapat pahala dari Allah SWT.

Mataram,21 september 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB1.PENDAHULUAN........................................................................................................

1.1 Latar belakang....................................................................................................................

1.2 Rumusan masalah...............................................................................................................

1.3 Tujuan mempelajari............................................................................................................

1.4 Metode penelitian dan masalah..........................................................................................

BAB 2

B.PEMBAHASAN

1.Isu-isu yang terkait dengan etika sosial dan politik.................................................................

2.Analisis isu-isu yang terkait dengan etika sosial dan politik..................................................

BAB 3

C.PENUTUP

1.kesimpulan ........................................................................................................................

2.saran....................................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Bergolaknya negara-negara Timur Tengah melahirkan berbagai pertanyaan seputar situasi


kemasyarakatan dari sudut pandang sosial-politik. Pertanyaan itu tentu bernuansa etika sosial
politik: apa atau masalah apa yang menjadi pemicu sehingga masyarakat Timur Tengah yang
terlihat mapan (benestante) seperti terusik dan menjadi sadar akan keberadaan dirinya sebagai
anak bangsa. Mengapa demikian? Bagaimana bisa terjadi pergolakan itu? Salah satu benang
merah yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan di atas adalah munculnya kesadaran bahwa
pemerintahan yang benar haruslah pemerintahan yang datang dari, oleh dan untuk rakyat.
Kesadaran itu membawa muatan tentang kebebasan manusia. Manusia itu hakekatnya bebas.
Manusia tidak boleh dipasung dalam sebuah pemerintahan yang tirani. Pemerintahan yang
demokratis mengenal ruang dan waktu. Pemerintahan yang baik setia pada komitmennya
untuk menyejahterakan rakyatnya (bonum commune). Pemerintah adalah pelayan rakyatnya..

indonesia memang terkenal akan sopan santunnya pada zaman dahulu, tetapi hal ini berubah
ketika mereka menggunakan media sosial. Hal ini sesuai dengan pernyataan pengamat
psikososial dan budaya, Endang Mariani, bahwa orang menjadi lebih berani menyatakan
pendapat di dunia maya karena mereka bisa menyembunyikan identitas aslinya.
    Ditambah juga dengan pendapat dari Hening Widyastuti, praktisi psikologi, bahwa
warganet merasa lebih aman untuk meluapkan semua pikirannya di dunia maya. Termasuk
saat menyampaikan rasa gelisah, kecewa, kata-kata brutal, kejam, dan menyakiti hati.
    Berdasarkan uraian kasus diatas, etika dan moral merupakan hal yang sangat penting dan
harus dimiliki semua orang. Etika yang dimaksud mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti baik, buruk, salah, benar, dan tanggung jawab. Sedangkan moral merupakan
pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Hal ini juga berarti ajaran
yang baik dan buruk perbuatan dan perilaku. Dengan demikian, seharusnya sikap menjunjung
tinggi etika dan moral berkembang seiring dengan kedewasaan kita. Dan diharapkan kejadian
serupa tidak akan terulangi.
akademisi universitas indonesia, ade armando, dikeroyok massa hingga babak belur di tengah
aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022). Kejadian
itu menjadi topik yang trending di Twitter sejak kemarin hingga Selasa ini. Di Google
Trends, media mainstream mempublikasikan peristiwa itu. Aplikasi Tiktok juga tak
ketinggalan. Di Twitter dan Tiktok, berdasarkan observasi penulis, video Ade Armando
dipukul hingga berdarah-darah, serta ditelanjangi beredar bebas. Berbagai komentar muncul,
ada yang berempati, menertawai, menyalahkan, hingga komentar negatif lainnya. Media
massa mainstream pun ada yang menampilkan video dan foto Ade Armando berdarah-darah,
beberapa sudah memblur serta memberikan foto hitam putih terkait kekerasan itu.

1.2.Rumusan Masalah

Dari pemaparan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa etika memiliki peranan yang
sangat penting dalam kehidupan, terlebih di era modern saat ini yang cenderung banyak
terjadi pergeseran nilai serta kemerosotan akhlak. Dengan demikian penulis tertarik untuk
membahas bentuk karya tulis dengan judul PERISTIWA PENGEROYOKAN ADE
ARMANDO DAN BELAJAR BIJAK BERMEDIA SOSIAL. Oleh karena itu untuk
mempermudah pembahasan, maka dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat
dirumuskan melalui pertanyaan-pertanyaan masalah sebagai berikut :

a.apa yang melatar belakangi masyarakat dalam rendahnya kesopanan dalam bermedia
sosial?

b.apa yang terjadi dengan ade armando?

c.mengapa belajar bijak dalam bermedia sosial itu penting?

d.kapan pengeroyokan itu terjadi?

e.dimana demonstrasi itu terjadi?

f.bagaimna hubungan antara ade armando dengan beretika dalam besrsosmed?

1.3 Tujuan mempelajari

Mahasiswa jadi tau dan masyarakat jadi bisa dalam bagaimna beetika dalam
bersosmed,bukan tentang dia salah atau benar tetapi bagaimana menjadi netizen atau
seseorang yang pandai dalam beetika dan mengkritik sesuatu.bukankah masyarakat indonesia
dikenal sebagai masyarakat yang ramah?itu sebab nya dari materi yang dipelajari dari etika
ini sangat penting bagi kita penerus bangsa atau generasi yang akan datang agar selalu bijak
dalam bersosialisasi disosial media
BAB 2
PEMBAHASAN

A.ISU-ISU YANG TERKAIT DENGAN ETIKA SOSIAL DAN POLITIK

1.PENGERTIAN ISU
Isu, rumor, atau desas-desus adalah suatu konsekuensi atas beberapa tindakan
yang dilakukan oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi
dan penyesuaian sektor swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal atau dapat
menjadi masalah kebijakan publik melalui tindakan legislatif atau perundangan
menurut Hainsworth & Meng. Sedangkan menurut Barry Jones & Chase isu adalah
sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Isu
merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik korporat dengan harapan-
harapan para pemangku kepentingan (stakeholder). Berdasarkan definisi yang telah
disebutkan di atas, isu adalah suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar
organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif
terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.

Munculnya sebuah isu dalam sebuah perusahaan atau organisasi tidak dapat diprediksi
sebelumnya, oleh sebab itu perusahaan atau organisasi diminta untuk selalu siap mengatasi
isu-isu yang memungkinkan dapat membuat perusahaan atau organisasi tersebut menjadi
krisis. Penanganan isu oleh perusahaan atau organisasi ini beragam, hal ini sangat berkaitan
seberapa besar potensi isu yang muncul tersebut mempengaruhi perusahaan atau organisasi.
Kemunculan sebuah isu awalnya disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian pengertian yang
dimiliki oleh pihak manajemen dan public perusahaan, untuk lebih memahami definisi dari
isu, berikut beberapa isu yang dikemukakan dari berbagai sumber : Isu terjadi ketika sebuah
masalah menjadi terfokus pada satu pertanyaan khusus yang bisa mengarahkan pada
pertikaian dan beberapa jenis resolusi.
Pengertian Isu adalah suatu pertanyaan tentang fakta, nilai, atau kebijakan yang dapat di
perdebatkan. Jadi dari pengertiannya makna isu menjurus kepada adanya suatu masalah
dalam suatu organisasi, lembaga, kelompok yang membutuhkan penanganan. Jadi sebenarnya
22 dari pengertiannya isu mengacu kepada adanya adanya suatu bibit permasalahan yang
kemudian menyebabkan timbulnya perdebatan.
Isu merupakaan perbedaan pendapat yang diperdebatkan, masalah fakta, evaluasi, atau
kebijakan yang penting bagi pihak-pihak yang berhubungan. Lalu yang terakhir didefinisikan
bahwa isu merupakan sebuah konsekuensi dari tindakan yang diusulkan seseorang atau pihak
lain yang dapat membawa dampak dalam negosiasi pribadi dan penyesuaian, sipil dan
criminal litigasi, atau hal yang dapat menjadi sebuah masalah dari kebijakan public melalui
legislativ aturan tindakan.

2.A.Munculnya Sebuah Isu Dapat Disebabkan Oleh :


1. Ketidakpuasan sekelompok masyarakat.
2. Terjadinya peristiwa dramatis
3. Perubahan social.
4. Kurang optimalnya kekuatan pemimpin.

Dari apa yang dijelaskan diatas, terlihatlah bahwa pengertian isu menjurus pada adanya
masalah dalam suatu perusahaan atau organisasi yang membutuhkan penanganan. Disebutkan
diatas terdapat beberapa kesamaan makna bahwa setiap perusahaan tidak pernah
mengharapkan akan munculnya isu. Ketika isu mulai muncul dalam sebuah perusahaan atau
organisasi, maka dapat dipastikan akan terjadi kesenjangan perusahaan dengan publiknya.

b. Jenis-Jenis Isu
Saat ini area manajemen isu telah menjadi luas dan sangat penting bagi perusahaan atau
organisasi, khususnya pada bidang public relations. Secara umum menurut Gaunt and
Ollenburger (1995), isu dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis. Ini berdasarkan sumber
isu, yaitu :
1) Isu-isu internal : yaitu isu-isu yang bersumber dari internal organisasi. Biasanya hanya
diketahui oleh pihak manajemen dan anggota organisasi.
2) Isu-isu eksternal : yaitu mencakup peristiwa-peristiwa atau faktafakta yang berkembang di
luar organisasi yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung pada aktivitas organisasi.
c. Tahapan Isu

Tipisnya perbedaan antara isu dan krisis, sangatlah penting bagi seorang public relations
untuk memahami tahap perkembangan isu itu. Crabel & Vibbert, dan Gaunt & Ollenburger
mengatakan bahwa isu sering berubah menjadi krisis melalui beberapa tahap, yaitu:

1) Tahap Origin (Potential Stage) : pada tahap ini, seseorang atau kelompok
mengekspresikan perhatiannya pada isu dan member opini. Ini adalah tahap penting yang
menentukan apakah isu dapat dimanajemen dengan baik atau tidak. Public relations harus
proaktif untuk memonitor lingkungannya. Menurut Regester dan Larkin, pada tahap ini, isu-
isu belum menjadi perhatian pakar dan public secara luas, meskipun beberapa pakar sudah
mulai menyadarinya. Kecenderungan yang terjadi harus diidentifikasi sejak awal.

2) Tahap Mediation dan Amplification. (immiment stage / emerging) : pada tahap ini, isu
berkembang karena isu-isu tersebut telah mempunyai dukungan public, yaitu ada kelompok-
kelompok yang lain saling mendukung dan memberikan perhatian pada isu-isu tersebut.
Tahap ini disebut juga tahap “emerging” (perkembangan). Mediasi bermakna bahwa orang-

orang atau kelompok yang mempunyai pandangan yang sama saling bertukar
CONTOH ISU-ISU SOSIAL DAN HUBUNGAN DENGAN ETIKA SOSIAL DAN
POLITIK
PERISTIWA PENGEROYOKAN ADE ARMANDO DAN BELAJAR BIJAK
BERMEDIA SOSIAL

a.kasus Ade armando

Ade Armando beberapa kali mengeluarkan pernyataan kontroversial bahkan pernah terjerat
dugaan kasus penistaan agama. Polisi menetapkan status tersangka terhadap Ade Armando
dalam dugaan kasus UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik).

Pendiri Lembaga Media Ramah Keluarga (MARKA) tahun 1998 ini dilaporkan oleh Johan
Khan ke Polda Metro Jaya pada 2016. Johan mempermasalahkan cuitan Ade dalam akun
Facebook dan Twitter-nya, @adearmando1. Beberapa kontroversi oleh Ade Armando di
antaranya adalah mengunggah meme mirip Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang
dibuat mirip Joker di akun Facebook pada November 2009.

Pada 25 Januari 2017, Ade Armando juga sempat memicu kemarahan warganet saat
menuliskan kalimat di Facebook soal Allah bukan orang Arab. "Allah kan bukan kan bukan
orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat-ayatnya dibaca dengan gaya Minang, Ambon,
Cina, Hiphop, Blues," tulis Ade Armando. Pada Desember 2017, Ade Armando mengunggah
foto Habib Rizieq bersama sejumlah ulama memakai topi Santa Claus (Sinter Klas). Atas
unggahan tersebut, Ade Armando dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Ade dilaporkan atas kasus dugaan tindak pidana ujaran kebencian bernuansa suku, agama,
ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana diatur UU ITE.

Laporan terhadap Ade Armando tidak berakhir di situ. Ia kembali dilaporkan ke Polda Metro
Jaya pada April 2018 karena diduga menyatakan bahwa azan tidak suci.

b, Kronologi Ade Armando Dikeroyok Massa di Demo DPR RI

Dosen Universitas IndonesiaAde armando dikeroyok oleh sejumlah orang saat menghadiri


demo mahasiswa di depan Gedung MPR/DPR Senayan, Senin, 11 April 2022. Ade dikeroyok
oleh massa sekitar pukul 16.00. Sebelum dikeroyok, Ade terlihat berkeliling di sekitar area
Senayan dari pukul 13.00. Tempo sempat berpapasan dengan Ade di depan Gedung TVRI.
Saat itu, sosok kontroversial itu sedang ditemani oleh timnya dan terlihat membawa kamera.

Hingga pukul 15.30, perwakilan DPR dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terlihat
menemui massa. Mereka naik ke atas mobil komando dan menyampaikan bakal meneruskan
aspirasi mahasiswa kepada presiden.Di saat yang sama, Ade Armando terlihat sedang beradu
mulut dengan sekelompok ibu-ibu. Ia diteriaki sebagai seseorang provokator karena
pernyataannya yang sering menyudutkan kelompok tertentu. 
Setelah pertemuan dengan anggota dewan, kumpulan mahasiswa terlihat membubarkan diri.
Mereka menarik mundur massa dan mobil komandonya. Sementara itu, di depan Gedung
DPR RI masih tersisa sejumlah massa berpakaian serba hitam yang terlihat melempari bagian
dalam gedung dengan batu dan kayu. "Hidup lo tuh ga berkah!" teriak seorang ibu-ibu
kepada Ade. 

Ia sempat terhuyung sebelum akhirnya terhempas ke aspal akibat pukulan di badan dan
kepala Setelah kejadian itu, Ade Armando terlihat dibawa oleh seseorang yang berusaha
mengamankannya dari kemarahan massa non-mahasiswa. Namun bukannya selamat, Ade
justru semakin dikerubungi oleh warga. 

Tempo menyaksikan detik-detik Ade mendapatkan pukulan pada kepala belakangnya oleh


pria yang mengenakan topi.. Massa yang diperkirakan berjumlah 30 orang secara bergantian-
gantian memukuli Ade. 

Ade yang sudah babak belur kemudian diselamatkan oleh beberapa polisi berpakaian preman.
Ia dibopong masuk ke dalam Gedung DPR RI melalui gerbang kecil di bagian depan. Namun,
massa yang belum puas memukuli Ade terus melemparinya dengan batu hingga kayu. 

Melihat massa yang sudah tidak kondusif, polisi menembakkan gas air mata. Massa
kemudian kocar-kacir akibat serangan itu. Polisi sempat menembakkan beberapa kali gas air
mata untuk membubarkan massa. 

Dari laporan terakhir yang Tempo terima, Ade Armando selamat dalam peristiwa itu. Ia
langsung mendapatkan perawatan dari anggota polisi di dalam Gedung DPR RI. 

AKADEMISI Universitas Indonesia, Ade Armando, dikeroyok massa hingga babak belur di
tengah aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022).
Kejadian itu menjadi topik yang trending di Twitter sejak kemarin hingga Selasa ini. Di
Google Trends, media mainstream mempublikasikan peristiwa itu. Aplikasi Tiktok juga tak
ketinggalan. Di Twitter dan Tiktok, berdasarkan observasi penulis, video Ade Armando
dipukul hingga berdarah-darah, serta ditelanjangi beredar bebas. Berbagai komentar muncul,
ada yang berempati, menertawai, menyalahkan, hingga komentar negatif lainnya. Media
massa mainstream pun ada yang menampilkan video dan foto Ade Armando berdarah-darah,
beberapa sudah memblur serta memberikan foto hitam putih terkait kekerasan itu.

B.ANALISIS ISU-ISU YANG TERKAIT DENGAN ETIKA SOSIAL DAN POLITIK

Rendahnya tingkat kesopanan warganet

Berdasarkan uraian kasus diatas, etika dan moral merupakan hal yang sangat penting dan
harus dimiliki semua orang. Etika yang dimaksud mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti baik, buruk, salah, benar, dan tanggung jawab. Sedangkan moral merupakan
pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Hal ini juga berarti ajaran
yang baik dan buruk perbuatan dan perilaku. Dengan demikian, seharusnya sikap menjunjung
tinggi etika dan moral berkembang seiring dengan kedewasaan kita. Dan diharapkan kejadian
serupa tidak akan terulangi.
etiket ini pastinya sudah dipahami oleh masing-masing individu, karena sejak dini sudah
diajarkan hal-hal ini. Sayangnya, semakin canggih teknologi dan beragamnya media sosial,
etiket ini mulai luntur. Dalam kasus Ade Armando, misalnya. Penulis melihat hak bereskpresi
ini digunakan oleh netizen. Mereka bisa mengunggah apa pun, berkomentar menurut
perspektif mereka, membuat meme, dan lain sebagainya atas kasus yang menimpa Ade
Armando.

Peristiwa yang menimpa Ade Armando mengingatkan saya pada sebuah riset dari Microsoft
berjudul “Digital Civility Index (DCI)” yang dirilis tahun 2020. Riset itu mengumumkan,
tingkat kesopanan netizen Indonesia terendah di Asia Tenggara. Tahun 2021, Microsoft
kembali merilis riset DCI dan mengumumkan bahwa netizen makin tidak sopan saat pandemi
Covid-19. Indikator kesopanan online di antaranya, menurunnya sikap saling membantu, rasa
kebersamaan, dan saling mendukung (CNN Indonesia, 2021).

Penulis berasumsi, riset itu benar adanya dalam konteks di Indonesia. Belajar pada kejadian
Ade Armando, tingkat kesopanan warganet tampaknya sedang diuji kembali. Setiap warga
negara memang berhak untuk berekspresi di dunia maya. Hak berekspresi ini berupa hak
untuk berpendapat, mengeskspresikan sesuatu hal, serta menerima informasi. Semestinya,
hak berekspresi dibarengi dengan penerapan etika digital. Sederhananya, kalau berbicara
etika, kita sebagai warganet bisa membedakan hal yang baik dan buruk di dunia digital.

etika digital berkaitan dengan kemampuan individu memahami etika berinternet; pemahaman
mengenai konten positif dan negatif di dunia maya; cara berinteraksi, berpartisipasi, dan
berkolaborasi di dunia maya; serta bertransaksi aman di dunia maya. Etika digital ini sangat
penting, tak hanya dipelajari, namun diinternalisasi dalam diri masing-masing, karena kita
berinteraksi dengan makhluk nyata di dunia maya. Etiket berinternet sering dikenal dengan
nama netiket (network etiquette). Netiket ini biasanya berupa aturan tidak tertulis berinternet,
seperti menghargai orang lain, tidak berkata jorok, mengembangkan rasa toleransi, dan
sebagainya.

Sayangnya, banyak konten yang tidak disaring. Alhasil, konten yang kurang sesuai pun
bertebaran di jagad dunia maya seperti konten perundungan (cyberbullying), konten vulgar,
hingga konten ujaran kebencian. Etika digital ini semestinya perlu dipraktekkan ketika
warganet menggunakan media sosial pribadinya. Berpikir untuk kebersamaan, kerukunan,
serta penghargaan pada martabat manusia tentunya adalah hal yang perlu diinternalisasi
dalam diri masing-masing individu ketika berada di dunia digital. Perlu untuk menyaring
konten, mana konten yang layak dan tidak, konten yang memicu konflik dan tidak, konten
yang menghina ataupun tidak, dan konten-konten lain yang akan diunggah. Penyaringan
konten ini menjadi bagian dalam refleksi individu sebelum mengunggah kontennya. Dan
tentunya, sebelum menggungah konten, masing-masing individu sudah berpikir atas dampak
pada konten yang diunggahnya. Bisa membedakan konten positif dan negatif di dunia maya
menjadi hal penting lain. Konten positif tentunya adalah konten yang wajib diunggah karena
memiliki kebermanfaatan pada orang lain. Konten positif menghindarkan pengguna dari
jeratan hukum UU Informasi dan Transaksi Elektronik.

Mari menengok pengalaman di Indonesia, UU ITE ini sudah menjerat beberapa pihak karena
memproduksi konten negatif di dunia maya. Netizen perlu menyadari juga bahwa di dunia
maya mereka berinteraksi dengan siapapun. Netizen pun tidak akan paham jejak digitalnya
akan sampai ke tangan siapa. Jejak digital inilah yang perlu diwaspadai dan dipikirkan
matang-matang oleh netizen pembuat konten. Bisa saja, konten yang diproduksi
dimanfaatkan oknum tidak bertanggungjawab untuk menjatuhkan orang lain.

Naluri jurnalistik menjadi kunci Penulis memiliki riset sederhana tentang bagaimana seorang
content creator menerapkan etika digital. Kita tahu bahwa content creator saat ini tengah
diminati karena menggiurkan secara penghasilan. Berdasar riset sederhana ini, beberapa
responden, yakni content creator mengaku tidak memahami definisi etika digital dan
bentuknya. Mereka yang kategorinya generasi milineal itu mengaku baru belajar etika ketika
kontennya diperingatkan. Uniknya lagi, justru yang terpenting adalah konten menarik terlebih
dulu ketimbang konten positif dan bermanfaat. Berdasar riset itu, penulis berasumsi bahwa
etika digital masih jauh dari praktik pembuat konten. Kemampuan untuk mengevaluasi
konten yang diunggah sepertinya terjadi setelah mereka jera pada sanksi yang diberikan.
Kalau tidak ada sanksi, ada kecenderungan konten yang dihasilkan hanya memenuhi unsur
menarik saja, dan tentunya bisa konten negatif juga. Dalam perspektif jurnalistik, content
creator ini adalah jurnalis warga yang memproduksi konten dan membagikan kontennya di
dunia digital.

Content creator bisa siapapun. Mereka tak hanya memiliki misi menyebarkan informasi,
tetapi juga bisa berfungsi untuk mendidik, memobilisasi, mentransfer nilai-nilai budaya,
hingga menghibur. Bagi penulis, nalar jurnalistik meski bisa dijalankan oleh semua content
creator. Nalar jurnalistik berkaitan dengan bagaimana kita sebagai jurnalis warga bisa
memberikan informasi yang menyejahterakan masyarakat bersama. Tentunya dalam
memberikan informasi perlu dibarengi kode etik, seperti tidak mengandung hoaks, harus
akurat, harus benar, harus menghormati privasi orang lain, tidak merendahkan martabat orang
lain, dan menyamarkan luka korban. Anda bisa cek di Kode Etik Jurnalistik yang tentunya
sangat relevan untuk dijalankan para content creator. Proses seleksi konten juga menjadi
bagian dalam kerja jurnalistik. Tentu saja, hal ini juga bisa diterapkancontent creator. Melihat
kembali apa urgensi dari konten yang diunggah, pentingnya apa bagi netizen lain, hingga
dampaknya, harus terus dipraktikkan. Alhasil, tak hanya konten menarik saja, tetapi harus
relevan bagi kehidupan publik. Hal terakhir yang paling penting adalah hati nurani. Dalam
kerja jurnalistik, hati nurani harus selalu dikedepankan. Dengan kepekaan hati nurani, jurnalis
memiliki tanggung jawab moral pada publiknya. Tentunya, para content creator juga
diharapkan bisa mengedepankan tanggung jawab moral dalam memproduksi kontennya.
Nalar jurnalistik mungkin saja bisa membantu para content creator untuk lebih bijak
menggunakan media sosial. Dengan demikian, kita berharap dalam riset Microsoft soal
kesopanan netizen Indonesia akan berubah di tahun-tahun mendatang.
PENUTUP

BAB 3

KESIMPULAN

Medsos memang seperti pisau bermata dua. Di satu sisi dapat dipergunakan sebagai sarana
menyambung silaturahim. Merajut kembali persahabatan yang lama terputus. Namun, dapat
pula menimbulkan permusuhan tajam. ‘Perang’ terbuka dengan sumpah serapah yang
meluncur tanpa kendali sering kita saksikan berseliweran di dunia maya. Tampaknya etika
bermedia sosial semakin lama semakin penting untuk mendapat perhatian serius para
pegiatnya. Semoga bermanfaat.

Tanpa dibarengi dengan etika dalam proses komunikasi politik yang menggunakan ruang
media massa, perkembangan demokrasi akan cenderung destruktif, tidak mendidik. Padahal,
jika dalam demokrasi membutuhkan partisipasi masyarakat, maka opini publik yang
dilakukan para pihak yang berkepentingan dengan politik, sewajarnya dilakukan dengan
caracara yang baik, beretika, bermoral dan mengedepankan kepentingan umum.

SARAN

Kami berharap sebagai anak muda atau generasi muda,rakyat indonesia menjadi orang atau
netizen yang memiliki akhlak dalam berkomunikasi dengan orang banyak,bukannya hanya
didunia nyata tapi didunia maya juga,kami tau dari pemaparan kami diaatas pemicu dari
pertikaiian itu adalah bahwa ade armando ini salah ,tapi bukan tentang dia salah atau benar
tetapi bagaimana menjadi netizen atau seseorang yang pandai dalam beetika dan mengkritik
sesuatu.bukankah masyarakat indonesia dikenal sebagai masyarakat yang ramah?itu sebab
nya dari materi yang dipelajari dari etika ini sangat penting bagi kita penerus bangsa atau
generasi yang akan datang agar selalu bijak dalam bersosialisasi disosial media.
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.tempo.co/read/1580960/begini-kronologi-ade-armando-dikeroyok-massa-di-
demo-dpr-ri

http://digilib.uinsgd.ac.id/24716/4/4_Bab1.pdf

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pekalongan/baca-artikel/14086/Etika-Bermedia-
Sosial.html–

https://mediaindonesia.com/opini/338876/etika-bermedia-sosial

https://media.neliti.com/media/publications/100302-ID-etika-komunikasi-politik-dalam-
ruang-med.pdf

Ihsan, A. Bakri, 2009, Etika dan Logika Berpolitik; Wacana Kritis atas Etika Politik,
Kekuasaan dan Demokratis, Rosda, Bandung.

", https://tirto.id/gq8S

Anda mungkin juga menyukai