Anda di halaman 1dari 4

BAHAN AJAR PAR

Minggu, 08 Mei 2022

Pembacaan : KISAH PARA RASUL 9:36-43


Alkitab
Tema : “DIKENAL KARENA BERBUAT BAIK”
Tujuan : Anak-anak mengetahui cara untuk berbuat baik
Anak-anak mampu menggunakan talentanya untuk berbuat baik
Ayat Hafalan : Kisah Para Rasul 9:36
Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita — dalam bahasa
Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi
sedekah.

URAIAN PELAJARAN
1. Konteks bacaan Alkitab hari ini berkisah seputar masa awal perkembangan Agama Kristen,
dimana melalui pelayanan yang dijalankan oleh para rasul dalam tuntunan Roh Kudus,
menghasilkan banyak orang yang menjadi percaya dan menjadi pengikut Kristus. Para Rasul
memberitakan Injil ke berbagai penjuru kota, bahkan ke berbagai bangsa, sebagai tindak
lanjut atas Amanat Agung Tuhan Yesus, yang disampaikan sebelum Tuhan Yesus terangkat ke
Sorga (Mat.28:19-20).
2. Salah satu murid Tuhan Yesus yang mengabarkan Injil adalah Petrus. Petrus berkunjung ke
berbagai kota yang sudah ada orang percayanya (Gereja/Jemaat walau jumlahnya belum
seberapa), salah satunya ke kota Lida. Di Lida, Petrus menunjukkan kuasa Allah melalui
kesembuhan Eneas yang sudah lumpuh 8 tahun (Kis.9:33). Berkat mujizat yang dilakukan
Petrus, banyak orang, bahkan semua penduduk di kota Lida dan Saron menjadi percaya dan
mengikut Tuhan Yesus (Kis.9:35). Kuasa mujizat dari Tuhan yang diberikan kepada Petrus,
dipakainya untuk memberitakan Injil dan mengenalkan Kristus kepada orang banyak. Disini
kita perhatikan bahwa petrus tetap berpusat pada Kristus sebagai sumber segala
kemampuan itu (Kis.9: 34).
3. Hal yang sama juga dilakukan Petrus di Yope. Yope adalah sebuah kota di tepi laut, sekitar
sepuluh mil (16 Km) sebelah barat laut Lida. Di kota Yope ada seorang perempuan bernama
Tabita, atau yang dalam Bahasa Yunani disebut Dorkas. Tabita atau Dorkas disebut juga
sebagai murid perempuan Tuhan Yesus. Ia digambarkan sebagai seorang perempuan yang
baik hati. Itu sebabnya Dorkas sangat disayangi oleh orangorang Kristen karena sering
memberi sedekah dan membantu menjahitkan baju ibu-ibu yang sudah menjadi janda.
Saking sayangnya kepada Dorkas, ketika ia mati, banyak orang yang merasa kehilangan dan
sedih. Banyak orang yang berharap Dorkas dapat dihidupkan kembali. Untuk itu mereka
memanggil Petrus, yang saat itu ada di Lida, untuk menghidupkan Dorkas kembali.
Mujizatpun terjadi, atas kuasa Tuhan Yesus, Petrus dapat menghidupkan kembali Dorkas dan
menyerahkan dia kepada orang banyak yang merasa kehilangan.
4. Pelajaran yang menarik dari kisah Tabita atau Dorkas ini adalah apa yang dilakukan oleh
Tabita atau Dorkas, dengan kemampuannya sebagai seorang penjahit atau pembuat pakaian,
dapat ia pergunakan sebagai sarana perbuatan kasih bagi banyak orang yang membutuhkan
bantuannya. Atau dengan bahasa lain, talenta yang Tuhan berikan kepada Dorkas, dapat ia
pergunakan sebagai sarana berpelayanan. Kebaikan Dorkas yang diceritakan dalam bacaan
ini menunjukkan kepada kita bahwa ada banyak cara untuk melayani dan menyampaikan
kasih Tuhan kepada sesama. Tidak hanya dengan berkhotbah seperti yang dilakukan oleh
Petrus dan rasul-rasul yang lain. Tetapi ketika kita mau memanfaatkan kemampuan kita
untuk kebaikan bagi orang lain, itu merupakan bentuk pelayanan sebagai pengikut Kristus.
Dengan pengertiannya yang demikian, maka yang namanya pelayanan bisa dalam wujud apa
saja, sesuai dengan talenta atau kemampuan kita masing-masing
KREATIVITAS PENYAMPAIAN
Pembukaan Selamat pagi anak-anak Tuhan yang luar biasa..… Ada peribahasa yang menarik, yang
bunyinya demikian: "Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia
mati meninggalkan nama." Arti peribahasa ini adalah “Setiap orang, baik atau buruk, akan terus
dikenang walaupuan ia sudah meninggal”. Jika ia adalah orang baik, maka kebaikan-kebaikannya
akan terus dikenang sepanjang masa. Jika orang itu jahat atau buruk, maka kejahatannya atau
keburukannya akan terus dikenang terus sepanjang masa. Pesan moral dari peribahasa ini adalah
jika ingin dikenang sebagai orang baik, maka selagi hidup lakukan perbuatan-perbuatan yang baik.
Pesan moral ini senada dengan pesan moral yang ada dalam lagu yang dipopulerkan oleh Marsel
Tumbelaka, yang diberi judul : “Hidup ini adalah kesempatan” Sebelum kita melangkah lebih jauh,
yuk kita nyanyikan lagu “Hidup Ini Adalah Kesempatan”

PENYAMPAIAN PELAJARAN (CERITA)


Anak-anak yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus, Pada kesempatan kali ini kita
akan belajar dari seorang tokoh perempuan, yang juga menjadi murid Tuhan Yesus, namanya Tabita
atau dalam bahasa Yunani disebut Dorkas. Biar gampang, kita sebut saja Dorkas. Dorkas itu seorang
perempuan pengikut Tuhan Yesus yang berhati baik dan mulia. Dia telah mempergunakan
kesempatan hidupnya dengan sangat baik, dengan membantu orang banyak melalui sedekah. Kalau
ia punya uang berlebih, ia bagikan sebagian uangnya itu kepada orang yang membutuhkan. Kalau ia
punya makanan berlebih, ia juga membagikan sebagian kepada orang lain yang kelaparan. Bahkan
tidak hanya memberikan sedekah, Dorkas juga memberi bantuan dalam bentuk yang lain.
Ada yang tahu, Dorkas membantu dalam bentuk apa? (berikan jeda sebentar agar anak mencoba
menjawabnya) Betul sekali, Dorkas memberikan bantuan melalui kemampuannya atau talentanya,
yaitu menjahitkan baju. Ceritanya Dorkas ini kan pinter menjahit, pinter membuat baju, nah.... dia
sering menjahitkan baju ibu-ibu yang sudah pada sobek... yang sudah pada bolong... lalu dia betulin
semua. Ada baju daster yang sobek karena kecanthol paku, baju harian yang bolong karena
kepanasan disetrika dan baju kerja yang terbuka jahitannya. Di tangan Dorkas semua baju yang
sudah pada rusak, dia betulin. Bahkan, kalau sudah tidak bisa dibetulan, Dorkas akan membuatkan
mereka baju yang baru. Semua itu tanpa dikenai biaya alias gratis... tis...tis.... Hal itu dilakukan
Dorkas, sebagai rasa syukur dan pelayanannya kepada Tuhan Yesus. Bagi Dorkas, hidup sekali
haruslah berarti. Maka selagi ia hidup, ia ingin mempergunakan hidupnya itu dengan melakukan
perbuatan baik sebatas ia mampu. Karena kemampuannya menjahit, maka dengan modal
kemampuannnya itu ia pergunakan untuk menolong orang lain sekaligus sebagai bentuk
pelayannnya kepada Tuhan Yesus. Atas kebaikan yang telah dilakukan Dorkas, maka banyak orang
yang menyenangi dan menyayangi dia. Saking sayangnya kepada Dorkas, ketika Dorkas sakit dan
meninggal, maka banyak orang yang sedih dan menangis karena merasa kehilangan. Mereka semua
berharap semoga Dorkas bisa hidup kembali.
Demi dapat menghidupkan kembali Dorkas, maka orang-orang yang merasa kehillangan atas
kematian Dorkas meminta bantuan Rasul Petrus, supaya berkenan menghidupkan Dorkas kembali.
Muizatpun terjadi, atas perkenan Tuhan Yesus, Rasul Petrus dapat menghidupkan kembali Dorkas.
Setelah hidup kembali, Petrus menyerahkan Dorkas kepada orang banyak. Maka semua orang
bersuka-cita dan memuji Tuhan Yesus. Haleluya
Di masa ini, kita juga bisa belajar dari tokoh penyelamat lingkungan, namanya Mbah Sadiman.
Selama 20 tahun lebih, tepatnya sejak tahun 1996, Mbah Sadiman (68), sapaan akrabnya
mengabdikan diri sebagai pekerja senyap memulihkan lingkungan, khususnya ekosistem di lereng
Gunung Lawu. Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa
Tengah; Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Mbah Sadiman berperan
menanam dan merawat puluhan ribu pohon yang berfungsi sebagai pengikat air penghidupan bagi
warga desa dan sekitarnya. Atas upayanya melakukan penghijauan, ia mendapatkan penghargaan
berupa Apresiasi Dukungan Insan Inspiratif. Penghargaan lingkungan tersebut diterima Mbah
Sadiman di tempat tinggalnya, Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah pada
Minggu (25/8/2019). Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan berbagai pihak memberikan
Apresiasi Dukungan Insan Apresiatif. Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan memberikan
apresiasi. “Apa yang telah dilakukan oleh Mbah Sadiman kiranya bisa menjadi contoh bagi kita
semua. Semua orang bisa mengikut jejak langkah beliau dalam melestarikan lingkungan.” ujar Lilik
sebagaimana keterangan tertulis yang diperoleh Health Liputan6.com, Senin (26/8/2019).
Kesimpulan Pelajaran
1. Jika kita baik kepada semua orang, termasuk kepada alam, maka semua orang, juga alam, akan
baik kepada kita.
2. Perbuatan baik bisa kita lakukan dengan cara apa saja, termasuk dengan kemampuan atau
talenta yang kita miliki. Pergunakan kemampuanmu atau talentamu untuk suatu kebaikan
sekaligus untuk memuliakan nama Tuhan.
3. Hidup ini hanya sementara. Maka selagi kita hidup, mari kita pergunakan hidup ini dengan
melakukan kebaikan.

Aktivitas: “Ambil yang Baik, Buang yang Buruk”


a. Bahan yang Dibutuhkan
1. Dua lembar kertas kosong.
2. Alat tulis.
b. Langkah Pembuatan Telepon Tali:
1. Bagikan dua lembar kosong berikut alat tulisnya kepada semua anak.
2. Mintalah anak menuliskan apa yang dianggapnya buruk dalam hidupnya dalam satu lembar
kosong.
3. Minta juga kepada anak untuk menuliskan apa yang dianggapnya baik dalam hidupnya di
lembar kosong satunya.
4. Mintalah anak mengumpulkan kertasnya yang sudah ditulisi sesuatu yang baruk dan baik di
tempat yang terpisah.
5. Ajak murid membuang kertas yang telah ditulisi hal-hal yang buruk ke tempat sampah atau
membakarnya secara bersama.
6. Ajak anak mendoakan kertas yang telah ditulis hal-hal yang baik agar bisa dilakukan dalam
hidupnya sehari-hari.
c. Makna Aktivitas
1. Anak ingin dikenal karena berbuat baik.
2. Anak memiliki kesukaan berbagi dengan semua orang

Anda mungkin juga menyukai