Anda di halaman 1dari 96

BAB III

PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN (PKP)

Oleh:
TIM KOMPARTEMEN MATERI DAN KURIKULUM
LEMBAGA AKREDITASI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kemenkes, 2022
BAB III
PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN (PKP)
BAB III
PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN (PKP)

• Pelayanan klinik didasarkan pada nilai-nilai keunikan pada


diri pasien dan keluarganya.
• Dalam memberikan asuhan, klinik melibatkan pasien dan
keluarga dalam menetukan keputusan keputusan dalam
pemberian asuhan.
• Kerahasiaan pasien menjadi hal penting yang harus di
pahami oleh penanggung jawab dan seluruh staf.
• Pasien dan keluarga berhak menyampaikan keluhan tentang
pelayanan yang mereka terima.
• Klinik menyediakan media untuk pasien, keluarga dan
seluruh pengguna layanan yang ingin menyampaikan
keluhan, konflik atau masalah lain dan klinik
menindaklanjuti keluhan atau pendapat yang disampaikan.
BAB III
PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN (PKP)

GAMBARAN UMUM

❑ Pelayanan yang dilakukan di klinik meliputi


pelayanan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.
❑ Pelayanan pasien memperhatikan hak pasien dan
keluarga serta mutu dan keselamatan pasien.
❑ Klinik pratama menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar sedangkan klinik utama
menyelengggarakan pelayanan spesialistik.
❑ Pelaksanaan asuhan dan pelayanan dilakukan
secara terintegrasi oleh semua Profesional Pemberi
Asuhan (PPA)
BAB III
PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN (PKP)

GAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM (2)
❑ Asuhan pasien terintegrasi merupakan konsep
pelayanan berfokus pada pasien dilaksanakan sehari
hari dengan implementasi dapat terlihat sebagai
berikut:
a. Pelayanan memperhatikan hak pasien dan keluarga dan
mendukung keterlibatan pasien/keluarga dalam asuhan
pasien
b. Dokter melakukan integrasi seluruh asuhan dari PPA
lainnya
c. Implementasi pelayanan terintegrasi dengan adanya
Panduan Praktik Klinis (PPK), Alur Klinis, SPO, dan
Catatan PerkembanganPasien Terintegrasi (CPPT).
STANDAR 3.1
HAK PASIEN DAN KELUARGA (PKP 1)

Maksud & Tujuan


▪ Dalam penyelenggaraan pelayanan klinik mendukung pasien untuk mengetahui
hak dan kewajibannya.
▪ Klinik harus memastikan bahwa pelayanan yang diberikan bertanggung jawab
dan mendukung hak pasien dan keluarga selama menjalani asuhan dan
▪ memastikan terpenuhinya kebutuhanpasien secara khusus seperti pasien
dengan keterbatasan, pasien lansia, ibu hamil dan menyusui.
▪ Klinik menyediakan media untuk pasien, keluarga dan seluruh pengguna layanan
yang ingin menyampaikan keluhan, konflik atau dilema lain.
▪ Penyampaian keluhan atau pengaduan dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti pengaduan langsung kepada petugas,mengisi kotak saran, mendatangi
pojok pengaduan, ruang pengaduan ataupun bentuk layanan keluhan lainnya.
▪ Klinik memiliki proses penanganan keluhan keluhan tersebut secarasistematis dan
terdokumentasi sehingga dipastikan semua keluhan dan pengaduan akan ditindak
lanjuti dan disampaikan kepada pasien penanganan keluhan yang telah
dilakukan.
▪ Penanganan keluhan dilakukan berdasarkan prioritas dari efek keselamatan pasien.
ELEMEN PENILAIAN
STANDAR 3.1. HAK PASIEN DAN KELUARGA (PKP 1)
1. Tersedia bukti klinik mensosialisasikan hak dan
kewajiban pasien. (D,O)
2. Tersedia bukti Petugas menjelaskan tentang hak
dan kewajiban pasien beserta keluatganya (D,W)
3. Pasien mengerti dan memahami hak dan
kewajibannya (D,W)
4. Ada pemenuhan hak pasien berkebutuhan
khusus atau dalam kondisi khusus (O,W)
5. Tersedia petugas, media atau tempat untuk
menyampaikan keluhan pelayanan bagi pasien
atau keluarga (O,W)
6. Ada tindak lanjut keluhan oleh klinik dan
dikomunikasikan dengan pasien atau keluarga
(D,W,O)
7. Dokumentasi pengaduan dan tindak lanjut yang
telah dilakukan (D,W)
ELEMEN PENILAIAN 1 KELENGKAPAN BUKTI SKORING
Tersedia bukti klinik Terdapat dokumen bukti klinik telah 10
mensosialisasikan hak dan mensosialisasikan hak dan kewajiban 5
kewajiban pasien. pasien. 0

Bukti dapat berupa, antara lain:


o Tersedia leaflet tentang Hak dan Kewajiban Pasien
o Tersedia/terpasang Poster Hak dan Kewajiban Pasien
o Ada media elektronik (videotron) tentang Hak dan Kewajiban
Pasien
o Barcode tentang Hak dan Kewajiban Pasien
1) Tersedia bukti klinik mensosialisasikan hak dan
kewajiban pasien. (D,O)
Hak Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 10. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan
meliputi: tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis,
1. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit; mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
2. memperoleh informasi tentang hak dan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
kewajiban Pasien; 11. memberikan persetujuan atau menolak atas
3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, tindakan yang akan dilakukan oleh Tenaga
dan tanpa diskriminasi; Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
Pasal 17 4. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu; 12. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
sesuai dengan standar profesi dan standar 13. menjalankan ibadah sesuai agama atau
prosedur operasional; kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
5. memperoleh layanan yang efektif dan efisien mengganggu Pasien lainnya;
Hak pasien di RS,
sehingga Pasien terhindar dari kerugian fisik dan 14. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
klinik, Puskesmas materi; selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
dan fasyankes 6. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan 15. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
lainnya adalah yang didapatkan; Rumah Sakit terhadap dirinya;
sama 7. memilih dokter, dokter gigi, dan kelas perawatan 16. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
berlaku di Rumah Sakit; dianutnya;
8. meminta konsultasi tentang penyakit yang 17. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan
Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di yang tidak sesuai dengan standar baik secara
luar Rumah Sakit; perdata ataupun pidana; dan
9. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit 18. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
yang diderita termasuk data medisnya; sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Tersedia bukti klinik mensosialisasikan hak dan
kewajiban pasien. (D,O)

▪ Banner, dipasang dibeberapa tempat yang mudah diakses


▪ Leafleat
ELEMEN PENILAIAN 2 KELENGKAPAN BUKTI SKORING
Tersedia bukti petugas menjelaskan tentang 1. Terdapat dokumen bukti petugas telah menjelaskan 10
hak dan kewajiban pasien beserta tentang hak dan kewajiban pasien beserta keluarganya. 5
keluarganya. 0
2.Melakukan observasi dan wawancara dengan
petugas tentang cara menjelaskan hak dan kewajiban
pasien beserta keluarganya.

Observasi dan
wawancara kepada
petugas pendaftaran

Petugas membacakan hak dan kewajiban pasien


kepada pasien/keluarga
2) Tersedia bukti klinik mensosialisasikan hak
dan kewajiban pasien. (D,O)
ELEMEN PENILAIAN 3 KELENGKAPAN BUKTI SKORING
Pasien mengerti dan memahami hak dan 1.Terdapat dokumen bukti bahwa pasien mengerti 10
kewajibannya. dan memahami hak dan kewajibannya. 5
0
2. Melakukan wawancara dengan pasien apakah pasien
mengerti dan memahami hak dan kewajibannya.

wawancara dengan pasien


apakah pasien mengerti dan
memahami hak dan kewajibannya.

Pasien/keluarga
menandatangani
Form Hak dan
Kewajiban pasien
3) Pasien mengerti dan memahami hak dan kewajibannya (D,W)
ELEMEN PENILAIAN 4 KELENGKAPAN BUKTI SKORING
Ada pemenuhan hak pasien berkebutuhan 1.Terdapat SPO tentang pemenuhan hak pasien 10
khusus atau dalam kondisi khusus. berkebutuhan khusus atau dalam kondisi khusus 5
0
2.Melakukan observasi dan wawancara kepada
petugas dan pasien terkait proses pemenuhan hak
pasien berkebutuhan khusus atau dalam kondisi
khusus.

• Ketersediaan Kursi Roda


• Tersedia Tempat Duduk Prioritas
• Akses Jalan Khusus /RAM
• Ruang Pojok ASI
ELEMEN PENILAIAN 5 dan 6 KELENGKAPAN BUKTI SKORING
5. Tersedia petugas, media atau tempat 1. Terdapat SPO penanganan keluhan/komplain 10
untuk menyampaikan keluhan pelayanan 5
bagi pasien atau keluarga. 2.Terdapat dokumen bukti tindak lanjut keluhan oleh 0
klinik dan dikomunikasikan dengan pasien atau keluarga.
6. Ada tindak lanjut keluhan oleh klinik
dan dikomunikasikan dengan pasien 3.Melakukan observasi ketersediaan media atau
atau keluarga. sarana untuk menyampaikan keluhan pelayanan bagi
pasien atau keluarga.

4.Melakukan wawancara pasien terkait penanganan


keluhan.

• Ruang Pengaduan
• WhatsApp, Instagram, dll
• Kotak saran
• Nomor telp pengaduan
Melakukan observasi ketersediaan media
atau sarana untuk menyampaikan keluhan
pelayanan bagi pasien atau keluarga.
ALUR PENGADUAN

Pengaduan diterima dan


Pelanggan/Pasien Layanan Pengaduan
dilakukan investigasi

Kepuasan Pelanggan/Pasien Penyampaian solusi koordinasi dengan unit


kepada pelanggan/pasien terkait
FORM TINDAK LANJUT KELUHAN OLEH KLINIK &
DIKOMUNIKASIKAN DENGAN PASIEN/KELUARGA
ELEMEN PENILAIAN 7 KELENGKAPAN BUKTI SKORING
Ada dokumentasi pengaduan dan tindak 1.Terdapat dokumen bukti pengaduan dan tindak 10
lanjut yang telah dilakukan. lanjut yang telah dilakukan 5
0
2. Melakukan wawancara kepada petugas/manajemen
klinik tentang proses tindak lanjut pengaduan 22

Setiap pengaduan
didokumentasikan dan
ditindaklanjuti
FORM PENGADUAN

Dokumentasikan bukti pengaduan


FORM TINDAK LANJUT
STANDAR 3.2
PASIEN DAN KELUARGA DALAM PROSES ASUHAN (PKP2)
Dalam pendukung pemberian asuhan terintegrasi, maka PPA
melibatkan pasien dan keluarga dalam proses asuhan pasien.

Maksud dan Tujuan


1. Pasien dan keluarga mengetahui dan menyetujui asuhan dan pelayanan
yang mereka terima di klinik.
2. Persetujuan khusus untuk tindakan medik khusus dan risiko tinggi
(informed consent).
3. Informed consent sedikitnya memuat informasi dan penjelasan:
▪ nama,
▪ tindakan,
▪ risiko tindakan,
▪ kemungkinan komplikasi,
▪ tindakan alternatif dan
▪ hal-hal lain yang perlu dipersiapkan oleh pasien dan keluarga
4. Pasien dan keluarga diberitahu oleh PPA informasi tentang rencana
asuhan, proses asuhan dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan.
Standar 3.2 Penerimaan Pasien Klinik (PKP 2)
ELEMEN PENILAIAN KELENGKAPAN BUKTI SKORING
Ada bukti pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran dan 1. Terdapat SPO persetujuan tindakan kedokteran 10
terdokumentasi di rekam medis pasien. 5
2.Terdapat dokumen bukti persetujuan tindakan kedokteran dan 0
terdokumentasi di rekam medik pasien.
Pasien atau keluarga mengetahui rencana asuhan, 1.Terdapat dokumen bukti pasien atau keluarga mengetahui rencana 10
diagnostik dan kemungkinan hasil asuhan yang asuhan, diagnostik dan kemungkinan hasil asuhan yang diberikan. 5
diberikan. 0
2.Melaksanakan wawancara kepada pasien atau keluarga apakah sudah
mengetahui rencana asuhan, diagnostik dan kemungkinan hasil asuhan
yang diberikan.

Informed consent sedikitnya


memuat informasi dan penjelasan:
nama, tindakan, resiko tindakan,
kemungkinan komplikasi, tindakan
alternative dan hal-hal lain yang
perlu dipersiapkan oleh pasien
dan keluarga.
INFORMED CONSENT

MENOLAK

dokumentasikan

Tindakan yang
memerlukan Ada Hak untuk
informed concern MENOLAK TINDAKAN
SETUJU
MANUAL BOOK
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
CONTOH FORM INFORMED CONCENT
1) Ada bukti pelaksanaan persetujuan
tindakan kedokteran dan terdokumentasi di
rekam medik pasien (D)

Informed consent sedikitnya


memuat informasi dan
penjelasan: nama,
tindakan, risiko tindakan,
kemungkinan komplikasi,
tindakan alternatif dan hal-
hal lain yang perlu
dipersiapkan oleh pasien
dan keluarga.
Pasien atau keluarga mengetahui rencana asuhan,
diagnostik dan kemungkinan hasil asuhan yang
diberikan (D,W)

Form Pemberian Edukasi kepada pasien atau


keluarga mengetahui rencana asuhan,
diagnostik dan kemungkinan hasil asuhan
yang diberikan.
STANDAR 3.3.
AKSES PASIEN KLINIK (PKP 3)
Maksud dan Tujuan
Klinik menetapkan prosedur skrining. Skrining bertujuan:
▪ Mengetahui kebutuhan pasien.
▪ Mengetahui kemampuan klinik dalam memberikan
pelayanan.

Berbagai metode skrining dapat diterapkan di klinik sesuai


kebutuhan antara lain :
• Skrining cepat dengan instrumen sederhana
• Pengamatan atau visual
• Pemeriksaan fisik
• Menggunakan metode triase pada klinik yang memiliki
UGD dan SDM yang kompeten
Standar 3.3 Penerimaan Pasien Klinik (PKP3)
ELEMEN PENILAIAN KELENGKAPAN BUKTI SKORING

1) Ada prosedur pendaftaran Terdapat SPO pendaftaran 10


yang ditetapkan 5
0
2) Ada bukti pelaksanaan pendaftaran 1. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan 10
sesuai regulasi yang ditetapkan. pendaftaran 5
0
2.Melakukan wawancara dengan petugas
dan pasien terkait pelaksanaan pendaftaran
3) Ada prosedur skrining yang ditetapkan. Terdapat SPO skrining 10
5
0
4) Ada bukti pelaksanaan skrining sesuai 1. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan skrining 10
regulasi yang ditetapkan. 5
2. Melaksanakan observasi dan wawancara 0
petugas dan pasien terkait pelaksanaan skrining
SPO pendaftaran rawat jalan
Observasi dan Wawancara
PENDAFTARAN PASIEN

PENDAFTARAN PASIEN
PELAKSANAAN SKRINING FORM SKRINING

Pemasangan Sticker
Risiko Jatuh
SKRINING AWAL RAWAT JALAN
STANDAR 3.4
PENGKAJIAN PASIEN (PKP 4)

Proses pengkajian dilakukan secara komprehensif mencakup


berbagai kebutuhan dan harapan pasien dan keluarga

Maksud dan Tujuan


• Proses kajian pasien menentukan efektifitas asuhan yang
akan dilakukan.
• Ketika pasien diterima di klinik untuk memperoleh
pelayanan klinis, perlu dilakukan kajian awal oleh tenaga
medis, keperawatan/kebidanan dan tenaga pemberi
asuhan lainnya.
STANDAR 3.4
PENGKAJIAN PASIEN (PKP 4)

Isi minimal Kajian Awal :


1. Status fisik;
2. Psikososial-spiritual;
3. Riwayat Kesehatan Pasien;
4. Riwayat Penggunaan Obat;
5. Screening Gizi Pasien

Kajian ulang berisikan perkembangan pasien


dan dievaluasi secara berkala dengan
menggunakan form Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT)
STANDAR 3.4
PENGKAJIAN PASIEN (PKP 4)
ELEMEN PENILAIAN KELENGKAPAN BUKTI SKORING
1. Ada bukti dilakukan kajian pasien oleh PPA 1.Terdapat bukti dokumen pengkajian pasien oleh PPA dalam 10
dalam penetapan diagnosis yang dituangkan ke penetapan diagnosis yang dituangkan ke dalam rekam medis 5
0
dalam rekam medis. 2. Melaksanakan observasi pengkajian pasien oleh PPA
2. Kajian awal sekurang kurangnya memuat Terdapat bukti pengkajian awal sekurang kurangnya memuat data: 10
data 1) sampai 5) 5
1. Status fisik
0
2. Psikososial-spiritual
3. Riwayat kesehatan pasien
4. Riwayat penggunaan obat
5. Screening gizi pasien

Pengkajian awal dilakukan 1x24 jam


3. Kajian ulang dibuat dalam bentuk CPPT dan Terdapat bukti pengkajian ulang yang dibuat dalam bentuk 10
terdokumentasi di Rekam Medik. CPPT dan terdokumentasi di Rekam Medik. 5
0
bukti dilakukan kajian
pasien oleh PPA dalam
penetapan diagnosis
yang dituangkan ke
dalam rekam medis
PPA

Pemberian Asuhan

Pengisian RM

REKAM MEDIK PASIEN


PENGKAJIAN AWAL
CONTOH FORM CPPT
BAB III
PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN

Oleh:
TIM KOMPARTEMEN MATERI DAN KURIKULUM
BAB III PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERORANGAN (PKP)
PKP 5
RENCANA ASUHAN DAN
PELAKSANAAN
Maksud dan Tujuan
• Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/ tindakan yang
diberikan kepada pasien.
• Rencana asuhan memuat satu paket tindakan yang dilakukan oleh
pelaksana asuhan untuk mendukung diagnosis yang ditegakkan
melalui pengkajian.
• Tujuan utama rencana asuhan adalah memperoleh hasil klinis yang
optimal.
• Rencana asuhan terdokumentasi dengan baik di rekam medis pasien.
Elemen Penilaian
1. Ada bukti rencana asuhan oleh PPA terdokumentasi di rekam
medik pasien (D)
2. Ada bukti Pelaksanaan asuhan dan terdokumentasi di rekam medik
pasien (D)
3. Ada bukti Rencana asuhan dievaluasi secara berkala oleh pemberi
asuhan (D)
Contoh Form Kajian

RENCANA
ASUHAN

RENCANA
ASUHAN
1) Rencana asuhan oleh PPA terdokumentasi di RM (D)

Rencana asuhan oleh


dokter Gigi
1) Rencana asuhan oleh PPA terdokumentasi di RM (D)

RENCANA:
Rencana Diagnosis : Rontgen Thoraks, Cek GDP dan 2jam PP
Rencana Therapy/ Tindakan : Infus ........ , Medika mentosa .......
Rencana Monitoring : TTV tiap 4 jam, Ukur Sat O2 ....
Rencana Edukasi : Posisi miring ke kiri ............., Diet lunak .....
2) Ada bukti Pelaksanaan asuhan dan
terdokumentasi di rekam medik pasien (D)

Pelaksanaan dari
rencana asuhan oleh
dokter Gigi
3) Ada bukti Rencana asuhan dievaluasi secara
berkala oleh pemberi asuhan (D)
Dilakukan evaluasi terhadap
rencana Asuhan saat pasien
dilakukan pengkajian ulang
oleh PPA lain atau saat
kontrol (CPPT)

PENGKAJIAN ULANG
4 Jan Perawat gigi S;
2023 O:
A:
P:
TT
Evaluasi rencana asuhan PPA
PKP 6
PROMOTIF & PREVENTIF

Maksud dan Tujuan


Klinik menyelenggarakan pelayanan
promotif dan preventif sesuai dengan
kebutuhan pasien dan masyarakat serta
mendukung Program Prioritas Nasional
seperti pemberian edukasi baik secara
langsung ataupun menggunakan media
komunikasi seperti banner, leafleat dan multi
media.
Elemen Penilaian
1. Ada pelayanan promotif dan preventif yang dilakukan secara berkala (D,W).
2. Ada bukti pelaksanaan dan laporan pelaksanaan program promotif dan
preventif (D)
1) Ada pelayanan promotif dan preventif yang
dilakukan secara berkala (D,W).
Kelompok
Pelayanan Promotif dan Preventif berupa senam, pemeriksaan kimia darah (GD,HBA1C, Profil Lipid) dan
edukasi pada Klub Prolanis Hipertensi dan DM
1) Ada pelayanan promotif dan preventif yang
dilakukan secara berkala (D,W).
Perseorangan
Pelayanan Promotif dan Preventif berupa edukasi pada Pasien TB agar berobat teratur
1) Ada pelayanan promotif dan preventif yang
dilakukan secara berkala (D,W).
CONTOH MEDIA INFORMASI DAN EDUKASI
CONTOH MEDIA INFORMASI DAN EDUKASI

Dalam Program TB, ada lembar edukasi khusus setiap pasien datang berkunjung
2) Ada bukti pelaksanaan dan laporan
pelaksanaan program promotif dan preventif (D)
CONTOH BUKTI PELAKSANAAN PROMOTIF PREVENTIF: “EDUKASI KLUB PROLANIS”

UANG = Undangan Absensi Notulen Gambar


Contoh Laporan Program Promotif dan Preventif Kilnik
PKP 7
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN
PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
Maksud dan Tujuan Pelayanan risiko tinggi antara lain :
Klinik menetapkan regulasi tentang pasien risiko
tinggi • Pelayanan pasien dengan penyakit
1. Pasien emergensi menular.
• Pelayanan pasien yang menerima
2. Pasien dengan penyakit menular dialisis.
3. Pasien dialisis (Klinik Utama) • Pelayanan pasien yang menerima
4. Pasien dengan risiko bunuh diri (Klinik R.Inap) kemoterapi.

5. Populasi pasien rentan, lansia, anak-


anak dan pasien berisiko tindak
kekerasan atau ditelantarkan.
Elemen Penilaian
1. Ada penetapan pelayanan pasien risiko tinggi pada klinik (R)
2. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai SPO yang ada (D, W)
1) Ada penetapan pelayanan pasien risiko tinggi pada klinik (R)
❑ Pasien gawat darurat/emergency diidentifikasi dengan proses triase
mengacu pada pedoman tata laksana triase sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.

❑ Prinsip triase Pasien diprioritaskan/harus didahulukan untuk


mendapatkan penanganan, atas dasar kegawatdaruratan sebagai
❑ tahap triase, berdasarkan pada:
❑ Ancaman jiwa yang mematikan dalam hitungan menit
❑ Dapat mati dalam hitungan jam
❑ Trauma ringan
❑ Sudah meninggal
ALGORITME TRIASE “START” (SIMPLE TRIAGE AND RAPID TREATMENT)

Dead

Mobilisasi mandiri, ditolong terakhir

Ditolong setelah menolong yang merah

Pertolongan sederhana, lalu dimobilisasi utk rujukan


2) Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan
pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
sesuai SPO yang ada (D, W)
PKP 8:
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
Maksud dan Tujuan
• Klinik Pratama : Anestesi lokal
• Klinik Utama : Dapat melakukan anestesi sedasi intravena.
• Pelayanan bedah diberikan sesuai dengan perencanaan berdasarkan hasil
kajian dan dicatat dalam rekam medis pasien.
• Klinik Pratama : bedah kecil (minor) tanpa anestesi umum dan/
atau spinal.
• Klinik utama dapat melakukan tindakan bedah kecuali bedah yang
menggunakan anestesi umum dengan inhalasi/ spinal, operasi sedang
berisiko tinggi dan operasi besar.
Elemen Penilaian
1. Klinik menetapkan prosedur pelayanan anestesi dan bedah sesuai
kebutuhan. (R)
2. Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh tenaga medis yang
kompeten sesuai dengan peraturan perundangan (D,O,W)
3. Jenis, dosis dan teknik anestesi dan pemantauan status fisiologi
pasien selama pemberian anestesi oleh petugas dicatat dalam rekam
medis pasien. (D)
4. Ada bukti pelaksanaan kajian pra bedah (D)
5. Ada bukti pelaksanaan kajian pra anestesi (D)
6. Ada bukti pemantauan dan evaluasi paska anestesi dan bedah (D)
1) Klinik menetapkan prosedur pelayanan anestesi
dan bedah sesuai kebutuhan. (R)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK
PROGRAM MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI KLINIK

PELAYANAN ANESTESI PELAYANAN BEDAH

1) Kajian pra bedah;


1) Kajian pra anestesi;
2) Penandaan lokasi operasi; dan
2) Pemantauan intra anestesi; dan
3) Pelaksanaan surgical safety
3) Pemantauan paska anestesi.
check list.
2) Pelayanan anestesi dan bedah dilakukan oleh
tenaga medis yang kompeten sesuai dengan
PETUGAS KOMPETEN peraturan perundangan (D,O,W)
❑ Teknik melakukan anestesi
lokal dan sedasi
❑ Monitoring yang tepat
❑ Respons terhadap komplikasi
❑ BHD

Dibuktikan dengan

RKK
(Rincian Kewenangan Klinis)
TENAGA KESEHATAN

Standar Kompetensi adalah perumusan


tentang kemampuan yang harus dimiliki KREDENTIAL
seseorang untuk melakukan suatu tugas atau
pekerjaan yang didasari atas pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan
unjuk kerja yang dipersyaratkan.
RINCIAN KEWENANGAN KLINIK

(RKK)
Contoh RKK Dokter umum
3) Jenis, dosis dan teknik anestesi dan pemantauan
status fisiologi pasien selama pemberian anestesi oleh
petugas dicatat dalam rekam medis pasien. (D)
CONTOH FORMULIR PEMANTAUAN ANESTESI LOKAL

Teknik anestesi:
CONTOH FORMULIR LAPORAN BEDAH MINOR
4) Ada bukti pelaksanaan kajian pra bedah. (D)

CONTOH
FORMULIR ASSESMEN PRA BEDAH
5) Ada bukti pelaksanaan kajian pra anestesi (D)

CONTOH
FORMULIR ASSESMEN PRA SEDASI

Anda mungkin juga menyukai