Anda di halaman 1dari 11

Genre Sastra & Pengarang (Mesir)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Tarikhul Adab Al-Arabiy


Al-Hadits
Dosen Pengampu:
Titi Farhanah M.AG., PH.D.

Disusun oleh:
Rafly Sutan Nugroho (11200210000007)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan


rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
meskipun dalam wujud yang sederhana. Salam sejahtera semoga
senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW. Yang
telah menuntun umatnya dari zaman kejahilan menuju zaman
keislaman.
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Tarikhul Adab menyampaikan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada Titi Farhanah M.AG., PH.D.
Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo'a
semoga Allah SWT. Menerima amalnya dan memberikan balasan
yang lebih baik.
Pada akhirnya menyadari bahwa pemakalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat
yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Alhamdulillahi Robbil
Alamin. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun
di akhirat. Amiin Ya Rabbal 'Alamin.

Jakarta 19 Oktober 2022


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………2
C. TUJUAN…………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….1
A. PENGERTIAN BURDAH…………………………………………….1
B. BIOGRAFI PENGARANG BURDAH…………………………….2
C. SEBAB – SEBAB DITULISNYA BURDAH……………………..3

BAB III PENUTUP………………………………………………………………1


KESIMPULAN……………………………………………………………………2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Salah satu sholawat atau qasidah yang cukup sering
dilantunkan umat Islam adalah qasidah burdah. Qasidah burdah
berisi pujian dan doa yang dipanjatkan untuk Nabi Muhammad SAW.
Syair qasidah burdah biasanya dibaca saat memperingati Maulid
Nabi dan merupakan bacaan rutin di pondok pesantren.
Imam Busyiri menulis syair budrah atas perintah Rasulullah
yang datang ke mimpinya. Saat itu ia tengah menderita penyakit
faalij atau setengah lumpuh.
Beliau mengarang syair burdah 160 bait dan dibagi menjadi 10
pasal. Empat bait pertama dan satu tambahan syair lainnya sering
diamalkan dan disyairkan oleh para pecinta sholawat.
Usai menyusun syair tersebut, Imam Busyiri kembali bermimpi
bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpi kedua itu, Rasulullah
menyelimutinya dengan burdah (mantel). Ketika bangun, sembuhlah
beliau dari sakit lumpuh yang dideritanya.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana isi dari qasidah Burdah?
2. Siapa nama pengarang Burdah?

Tujuan
Untuk mengetahui Qasidah Burdah dalam Tarikhul Adab Al-Hadits
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengrtian Burdah
Qasidah Burdah adalah salah satu Qasidah (lagu-lagu)
yang berisi syair tentang pujian/ sholawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Qasidah Burdah memang selalu
didengungkan oleh para pecintanya setiap saat. Di berbagai
negeri Islam, baik di negeri-negeri Arab maupun ‘ajam (non-
Arab), ada majelis-majelis khusus untuk pembacaan Burdah
dan penjelasan bait-baitnya. Tak henti-hentinya muslimin di
seluruh penjuru dunia menjadikannya sebagai luapan
kerinduan pada Nabi Muhammad SAW.

Burdah bukan sekedar karya. Ia dibaca karena keindahan


kata-katanya. Dr. De Sacy, seorang ahli bahasa Arab di
Universitas Sorbonne, Prancis, memujinya sebagai karya puisi
terbaik sepanjang masa.

Di Hadhramaut dan banyak daerah Yaman lainnya


diadakan pembacaan qashidah Burdah setiap subuh hari Jum’at
atau ashar hari Selasa. Sedangkan para ulama Al-Azhar di kota
Mesir banyak yang mengkhususkan hari Kamis untuk
pembacaan Burdah dan mengadakan kajian. Sampai kini masih
diadakan pembacaan Burdah di masjid-masjid besar di kota
Mesir, seperti Masjid Imam Al-Husain, Masjid As-Sayyidah
Zainab. Di negeri Syam (Syiria) majelis-majelis qashidah Burdah
juga digelar di rumah-rumah dan di masjid-masjid, dan dihadiri
para ulama besar. Di Maroko pun biasa diadakan majelis-
majelis besar untuk pembacaan qashidah Burdah dengan lagu-
lagu yang merdu dan indah yang setiap pasal dibawakan
dengan lagu khusus.
Burdah tak hanya indah kata-katanya, tapi doa-doanya
juga memberi manfaat pada jiwa. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika banyak ulama memberikan catatan khusus
tentang Burdah, baik dalam bentuk syarah (komentar) maupun
hasyiyah (catatan kaki atau catatan pinggir). Sangat banyak
karya syarah atas Burdah yang tak diketahui lagi siapa
pengarangnya.

Qashidah Burdah adalah salah satu karya paling populer


dalam khazanah sastra Islam. Isinya sajak sajak pujian kepada
Nabi Muhammad SAW, pesan moral, nilai-nilai spiritual, dan
semangat perjuangan. Hingga kini Burdah masih sering
dibacakan di berbagai pesantren salaf dan pada peringatan
Maulid Nabi. Banyak pula yang menghafalnya. Karya itu telah
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, seperti Persia, Turki,
Urdu, Punjabi, Swahili, Pastum, Indonesia/Melayu, Inggris,
Prancis, Jerman, Italia.

Qasidah Burdah memiliki gaya bahasa yang tinggi,


susunan yang indah, ungkapan yang menarik, jika dilagukan
dapat mengetuk pintu hati yang tertutup, mengajak umat agar
mencintai nabi yang penyayang dan penuh belai kasih sayang,
didalamnya banyak mengungkapkan sifat dan kebesaran nabi
Muhammad, betapa indahnya burdah melukiskan akhlak budi
pekerti Rasulullah, betapa manisnya burdah memuji perangai
dan kepribadian Rasulullah SAW.

B. Biografi Pengarang Burdah


Syair tersebut diciptakan oleh Imam Al-Bushiri dari Mesir.
Di seluruh dunia, Burdah sering dilantunkan, terutama oleh
kaum Nahdhiyin. Nama lengkap beliau Imam Al-Alim
Muhammad bin Sa`id bin Hammad bin Muhsin bin Abdullah bin
Shinhaj bin Hilal Ash-Shinhaji, orang tua beliau berasal dari
desa Bushair bagian So`id Mesir, sebab itulah beliau
dinisbahkan kepada Al-Bushiri. Beliau lahir pada tahun 608
H/1213 M sebagaimana yang disebutkan oleh Syeikh Doktor
Sa`ad Abu al-As`ad, tetapi Ali Basa Mubarak mengungkapkan
bahwa kelahiran beliau pada tahun 698 H/1213 M, dari hasil
penelitian saya bahwa apa yang diungkapkan oleh Ali Mubarak
Basa didalam kitabnya " Khithath Taufiqiyah al-Jadidah "
merupakan satu kekeliruan, sebab Imam Bushairi merupakan
murid Syeikh AbuAbbas al-Mursi, semantara Imam Abu Abbas
al-Mursi meninggal dunia pada tahun 686 Hijriah, dengan
mengikuti apa yang telah disebut oleh Ali Mubarak bahwa
Imam Bushiri belum lagi lahir ketika meninggalnya Imam Abu
Abbas al-Mursi, diperkuat dengan apa yang di sebutkan oleh
Syeikh Daud bin Sulaiman An-Naqsyabandi dan Imam Abu Ali
Hasan bin Muhammad bin Qasim asy-Syadzuli bahwa Imam
Bushiri lahir pada tahun 608 H/1213 M.

Beliau telah mempelajari ilmu tasawuf dan mengambil


bai`ah tarikat Syadzuliyah dari Imam Al-Arif billah Abu Abbas Al-
Mursi Khalifah Imam Abu Hasan Syadzili, kehebatan dan
kewarakan gurunya sangat mempengaruhi jiwa dan budi
pekerti Imam Bushiri.

C. Sebab – Sebab ditulisnya Burdah


Imam Bushiri terkena penyakit lumpuh yang tidak mempu
menggerakkan tubuhnya, telah letih dan lelah berobat dengan
berbagai macam obat dari para dokter dan ahli kesehatan,
namun hasilnya tidak memiliki perubahan, maka beliau
mencoba untuk membuat satu qasidah yang yang memohon
dengan berkah memuji Rasulullah akan mendapatkan
kesembuhan dari Allah, ketika setelah sampai pada kalimat ‫فمبلغ‬
‫ العلم في ه أن ه بشر‬kemudian beliau melihat Rasulullah didalam
mimpinya sambil berkata : " Sempurnakanlah bait syi'ir itu
dengan kalimat : " ‫ " وأنه خير خلق كلهم‬kemudian Rasulullah SAW
menyapu tubuh Imam Al-Bushiri sehingga tubuhnya menjadi
sembuh dari kelumpuhan.

Berkata Imam Syeikh Hasan al-`Adawi : Ketika Imam Al-


Bushiri keluar dari rumahnya beliau berjumpa dengan seorang
lelaki yang soleh, kemudian meminta agar beliau
memperdengarkan qasidah burdahnya, Imam Bushiri merasai
keheranan, sebab beliau belum pernah menceritakan segala
kejadian yang dia alami kepada orang lain, ketika Imam Bushairi
bertanya kepada lelaki tersebut bagaimana beliau mengetahui
kejadian tersebut, lelaki tersebut menjawab bahwa beliau
mendengar Imam Al-Bushiri melantunkan syi'irnya di hadapan
Rasulullah SAW.

Contoh syi’ir:
‫ واغفرلنا مامضى يا واسع الكرم‬# ‫يا رب بالمصطفى بلغ مقاصدنا‬
“Wahai Tuhanku, dengan (kedudukan) Mushtafa (Nabi Muhammad
SAW), sampaikanlah maksud-maksud kami. Berikan ampunan bagi
kami atas dosa yang telah silam. Wahai Zat yang luas kemurahan-
Nya.”
‫ والفريقين من عرب ومن عجم‬# ‫محمد سيد الكونين والثقلين‬
“Nabi Muhammad Saw. adalah pemimpin dua alam, dan dua ras.
Dan dua golongan dari bangsa Arab maupun dari bangsa Ajam (selain
Arab)”.
‫ لكل هول من األهوال مقتحم‬# ‫هو الحبيب الذي ترجى شفاعته‬
“Dialah seorang kekasih yang diharapkan syafa’at nya, pada setiap
kejadian dari kejadian yang mengerikan”.
Qasidah Burdah ini pada tahun 658 – 666 H/1260 – 1268 M.
Beliau mengarang syair burdah 160 bait dan dibagi menjadi 10 pasal.
Empat bait pertama dan satu tambahan syair lainnya sering
diamalkan dan disyairkan oleh para pecinta sholawat kepada baginda
Rasulullah SAW.
Al-Bushiri adalah seorang yang menjalani kehidupan
sebagaimana layaknya para sufi, yang tercermin dalam
kezuhudannya, ketekunannya beribadah, serta ketidaksukaannya
pada kemewahan dan kemegahan duniawi. Di kalangan para sufi, ia
termasuk dalam jajaran sufi besar. Sayyid Mahmud Faidh Al-Manufi
menulis di dalam bukunya, Jawharat Al-Auliya’, bahwa Al-Bushiri
tetap konsisten dalam hidupnya sebagai seorang sufi sampai akhir
hayatnya.
Imam Bushiri telah wafat pada tahun 696 hijriyah, dan
dikuburkan di Iskandariyah ( Alexander ) didalam sebuah masjid yang
indah berhampiran dengan gurunya Sidi Abu Abbas Al-Mursi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Qasidah Burdah adalah salah satu Qasidah (lagu-lagu) yang
berisi syair tentang pujian/ sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Qasidah Burdah memang selalu didengungkan oleh para pecintanya
setiap saat. Di berbagai negeri Islam, baik di negeri-negeri Arab
maupun ‘ajam (non-Arab), ada majelis-majelis khusus untuk
pembacaan Burdah dan penjelasan bait-baitnya. Tak henti-hentinya
muslimin di seluruh penjuru dunia menjadikannya sebagai luapan
kerinduan pada Nabi Muhammad SAW.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nailul Khairat Malmusah karangan Doktor Sa`ad Abu As`ad,


Burdah Imam Bushiri
2. Khithathu at-Taufiqiyah al-Jadidah karangan Ali Basa Mubarak,
Burdah Al-Madih
3. Tarikhul Adab Al-Hadits, genre sastra & pengarang Burdah

Anda mungkin juga menyukai