Disusun oleh:
Rafly Sutan Nugroho (11200210000007)
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………2
C. TUJUAN…………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….1
A. PENGERTIAN BURDAH…………………………………………….1
B. BIOGRAFI PENGARANG BURDAH…………………………….2
C. SEBAB – SEBAB DITULISNYA BURDAH……………………..3
Latar Belakang
Salah satu sholawat atau qasidah yang cukup sering
dilantunkan umat Islam adalah qasidah burdah. Qasidah burdah
berisi pujian dan doa yang dipanjatkan untuk Nabi Muhammad SAW.
Syair qasidah burdah biasanya dibaca saat memperingati Maulid
Nabi dan merupakan bacaan rutin di pondok pesantren.
Imam Busyiri menulis syair budrah atas perintah Rasulullah
yang datang ke mimpinya. Saat itu ia tengah menderita penyakit
faalij atau setengah lumpuh.
Beliau mengarang syair burdah 160 bait dan dibagi menjadi 10
pasal. Empat bait pertama dan satu tambahan syair lainnya sering
diamalkan dan disyairkan oleh para pecinta sholawat.
Usai menyusun syair tersebut, Imam Busyiri kembali bermimpi
bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpi kedua itu, Rasulullah
menyelimutinya dengan burdah (mantel). Ketika bangun, sembuhlah
beliau dari sakit lumpuh yang dideritanya.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana isi dari qasidah Burdah?
2. Siapa nama pengarang Burdah?
Tujuan
Untuk mengetahui Qasidah Burdah dalam Tarikhul Adab Al-Hadits
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengrtian Burdah
Qasidah Burdah adalah salah satu Qasidah (lagu-lagu)
yang berisi syair tentang pujian/ sholawat kepada Nabi
Muhammad SAW. Qasidah Burdah memang selalu
didengungkan oleh para pecintanya setiap saat. Di berbagai
negeri Islam, baik di negeri-negeri Arab maupun ‘ajam (non-
Arab), ada majelis-majelis khusus untuk pembacaan Burdah
dan penjelasan bait-baitnya. Tak henti-hentinya muslimin di
seluruh penjuru dunia menjadikannya sebagai luapan
kerinduan pada Nabi Muhammad SAW.
Contoh syi’ir:
واغفرلنا مامضى يا واسع الكرم# يا رب بالمصطفى بلغ مقاصدنا
“Wahai Tuhanku, dengan (kedudukan) Mushtafa (Nabi Muhammad
SAW), sampaikanlah maksud-maksud kami. Berikan ampunan bagi
kami atas dosa yang telah silam. Wahai Zat yang luas kemurahan-
Nya.”
والفريقين من عرب ومن عجم# محمد سيد الكونين والثقلين
“Nabi Muhammad Saw. adalah pemimpin dua alam, dan dua ras.
Dan dua golongan dari bangsa Arab maupun dari bangsa Ajam (selain
Arab)”.
لكل هول من األهوال مقتحم# هو الحبيب الذي ترجى شفاعته
“Dialah seorang kekasih yang diharapkan syafa’at nya, pada setiap
kejadian dari kejadian yang mengerikan”.
Qasidah Burdah ini pada tahun 658 – 666 H/1260 – 1268 M.
Beliau mengarang syair burdah 160 bait dan dibagi menjadi 10 pasal.
Empat bait pertama dan satu tambahan syair lainnya sering
diamalkan dan disyairkan oleh para pecinta sholawat kepada baginda
Rasulullah SAW.
Al-Bushiri adalah seorang yang menjalani kehidupan
sebagaimana layaknya para sufi, yang tercermin dalam
kezuhudannya, ketekunannya beribadah, serta ketidaksukaannya
pada kemewahan dan kemegahan duniawi. Di kalangan para sufi, ia
termasuk dalam jajaran sufi besar. Sayyid Mahmud Faidh Al-Manufi
menulis di dalam bukunya, Jawharat Al-Auliya’, bahwa Al-Bushiri
tetap konsisten dalam hidupnya sebagai seorang sufi sampai akhir
hayatnya.
Imam Bushiri telah wafat pada tahun 696 hijriyah, dan
dikuburkan di Iskandariyah ( Alexander ) didalam sebuah masjid yang
indah berhampiran dengan gurunya Sidi Abu Abbas Al-Mursi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Qasidah Burdah adalah salah satu Qasidah (lagu-lagu) yang
berisi syair tentang pujian/ sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Qasidah Burdah memang selalu didengungkan oleh para pecintanya
setiap saat. Di berbagai negeri Islam, baik di negeri-negeri Arab
maupun ‘ajam (non-Arab), ada majelis-majelis khusus untuk
pembacaan Burdah dan penjelasan bait-baitnya. Tak henti-hentinya
muslimin di seluruh penjuru dunia menjadikannya sebagai luapan
kerinduan pada Nabi Muhammad SAW.
DAFTAR PUSTAKA