Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN INFOFMASI KEPERAWATAN BERBASIS ONLINE


(SISTEM INFORMASI PANTAU STUNTING)

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Hilal hamdi
2. Moh ricki
3. Rusdin patalongi
4. Restu asmara
5. Firda farida
6. Anggi dian
7. Wanda mega lestari

PRODI D-III KEPERAWATAN T2


POLTEKKES KEMENKES PALU 2022-2023
DAFTAR ISI

JUDUL....................................................…..................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumus Masalah........................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1
A. Latar Belakang

Di Indonesia pada era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan


untukmengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatanyang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada
pemberi pelayanan kesehatan. Namunkondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini
sepertinya belum didukung dengan kesiapanpelayanan kesehatan, salah satunya dalam
memenuhi ketersediaan dokumentasi yang lengkap dipelayanan kesehatan, khususnya
rumah sakit. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasidewasa ini di
Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik khususnya di pelayanan
rumahsakit, terutama pelayanan keperawatan. Tenaga perawat sebagai salah satu
tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanankesehatan, mempunyai
peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalamupaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu
melaksanakanasuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai
dengan evaluasi dan yangsangat penting adalah disertai dengan sistem
pendokumentasian yang baik. Namunpada realitasnya di lapangan, asuhan
keperawatan yang dilakukan belum disertai dengan sistempendokumentasian yang
baik, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap prosesterjadinya
kelalaian dalam praktik. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi,maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhankeperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.

B. Rumus Masalah

C. Tujuan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau komponen


pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah data kemudian
diproses menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang
akurat, cepat dan bermutu. Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari
komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan
dan pengaliran informasi. Sistem informasi mempunyai komponen-komponen yaitu
proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan,
supplier dan rekanan (Eko, 2001).

Sistem Informasi Keperawatan merupakan sistem yang menggunakan


komputer untuk memproses data keperawatan menjadi satu bentuk informasi yang
mampu menunjang aktivitas/fungsi perawat. Tenaga perawat sebagai salah satu
tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai
peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus mampu
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai
dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem
pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya di lapangan, asuhan
keperawatan yang dilakukan belum disertai dengan sistem pendokumentasian yang
baik, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya
kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.

Manajemen Suatu alat berupa sistem informasi untuk menghasilkan informasi


berkualitas dalam mendukung proses manajemen dan proses pengambilan keputusan
dengan hal-hal yang perlu dikaji yaitu berdasarkan sistem informasi, data dan
database, informasi dan proses pengambilan keputusan oleh manajemen untuk
mengelola suatu organisasi maupun perusahaan (Patma, Mohammed & Alifiulahtin,

3
2018; James & Peter, 2018; Pearlson & Saunders, 2012; Putri & Prima, 2019;
Damanik, 2020).

B. Komponen Utama Sistem Informasi Komponen

sumber daya manusia (Brainware), komponen perangkat keras (Hardware) dan


perangkat lunak (Software), data (Dataware), dan komponen jaringan komputer
(Netware).

C. Desain dalam Pembuatan Sistem Informasi


Prosedur pembuatan sistem informasi melalui desain, yaitu Visual Basic (VB) dan
Microsoft SQL Server 2000 (Adegboyega & Aniefiok, 2014).

D. Proses Pembuatan Sistem Informasi


Mendefinisikan masalah, pembuatan perangkat lunak yang diperlukan untuk output
yang diinginkan, input yang dipersyaratkan, dan pengelolaan untuk konversi input dan
output, mendesain program, pengkodean program, melakukan tes program komputer,
menginstalasikan dan melakukan pemeliharaan program, pendokumentasian program
secara detail dari program, mendesain, metode pengkodean, uji coba dan bahasa yang
sesuai (Amsyah, 2015).

E. Komponen Pengelolaan Data dalam Sistem Informasi


Empat komponen utama, antara lain kualitas, manajemen, teknologi perangkat lunak,
intelligence business (Amsyah, 2015).

F. Kesuksesan Sistem Informasi


Kesuksesan suatu sistem informasi dapat direpresentasikan dengan karakteristik
kualitas dari sistem infromasi itu sendiri, kualitas output dari sistem informasi,
penggunaan terhadap output, respons pengguna terhadap sistem informasi, pengaruh
sistem informasi terhadap kebiasaan pengguna, dan pengaruhnya terhadap kinerja
organisasi (Model DeLone dan McLean, 2013).

4
G. Gambaran Gagasan Teknologi
Berdasarkan penelitian dari Setian A, Retno S, Tetty R, Diva T (2020) tentang
Technologies in caregiving: professionals strategies for engaging with new
technology memberikan gambaran bahwa dalam artikel ini mempelajari tentang
teknologi deteksi dini stunting. Aplikasi ini berisi data-data mengenai balita,
pengecekan status gizi serta informasi umum mengenai stunting.

F. Rancangan Teknologi
Pengumpulan data untuk desain rancangan awal, mencari informasi kebutuhan atau
fenomena yang terjadi, membuat kerangka kerja, mencari ide kreatif, visualisasi,
desain teknis teknologi, pembuatan teknologi, dan cara pengujian.

G. Alur Pendaftaran online


a. Daftar sebagai Keluarga
1. Login
Pada menu ini, orang tua (Keluarga) harus login menggunakan akun yang valid
terlebih dahulu (Jika sudah memiliki akun). Akun bisa didapatkan, dari registrasi atau
pendaftaran awal.
2. Menu Pendaftaran
Jika orang tua (Keluarga) belum memiliki akun, maka harus terlebih dahulu
mendaftar menggunakan data yang valid. Cara pendaftaran, cukup mengikuti panduan
yang terdapat pada tampilan aplikasi dengan melengkapi bagian-bagian yang wajib
diisi (Lihat pada lampiran 1 bagian 2).
3. Kode Verifikasi
Setelah melakukan pendaftaran, orang tua (keluarga) akan mendapatkan kode
verifikasi melalui SMS ke nomor telepon yang dipakai untuk registrasi, jika sesuai
akan ada ikon centang yang menyatakan akun sudah berhasil teregistrasi.
4. Menu Utama
Tampilan menu utama aplikasi, akan menampilkan beberapa ikon yaitu catatan
kesehatan anak, identitas keluarga, informasi umum mengenai anak, informasi umum
mengenai stunting dan hubungi pelayanan kesehatan terdekat.
5. Menu Catatan Kesehatan Anak Pada menu ini orang tua (Keluarga) harus
melengkapi identitas anak dan pemantauan stunting, dengan melengkapi bagian-
bagian yang wajib dilengkapi (Lihat pada lampiran 1 bagian 4A).

5
6. Menu Identitas Keluarga Orang tua (Keluarga) diminta untuk melengkapi identitas
yang ada dengan benar sesuai dengan data yang ada pada BKKBN (Badan 11
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Identitas keluarga, baik Ibu
maupun suami (Lihat pada lampiran 1 bagian 4B).
7. Menu Informasi Umum Mengenai Anak
Pada menu ini, Orang tua (Keluarga) akan mendapatkan informasi umum mengenai
anak (Lihat pada lampiran 1 bagian 4C).
8. Menu Informasi Umum Mengenai Stunting
Edukasi yang ditawarkan mengenai stunting tentang definisi stunting, penyebab
stunting, lima sasaran pencegahan stunting, semua permasalahan penyebab stunting
dan beberapa pertanyaan tentang stunting (Lihat pada lampiran 1 bagian 4D).
9. Menu Hubungi Pelayanan Kesehatan Terkait Pada menu ini, Orang tua (Keluarga)
akan difasilitasi untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan seperti dokter, perawat,
dan ahli gizi dengan hotline dengan beberapa hal-hal yang sering ditanyakan. (Lihat
pada lampiran 1 bagian 4E).

b. Daftar sebagai Pelayanan Kesehatan

1. Login
Pada menu ini pelayanan kesehatan, harus login menggunakan akun yang valid
terlebih dahulu (Jika sudah memiliki akun). Akun bisa didapatkan, dari registrasi atau
pendaftaran awal.
2. Menu Pendaftaran
Pada menu ini, harus login menggunakan akun yang valid terlebih dahulu (Jika sudah
memiliki akun). Akun bisa didapatkan, dari registrasi atau pendaftaran awal saat
membuka menu login.
3. Kode Verifikasi
Setelah melakukan pendaftaran, pihak pelayanan kesehatan akan mendapatkan kode
verifikasi melalui SMS ke nomor telepon yang dipakai untuk registrasi, jika sesuai
akan ada ikon centang yang menyatakan akun sudah berhasil teregistrasi.
4. Menu Utama

12 Tampilan menu utama, sebagai pelayanan kesehatan akan menampilkan ikon


prevalensi data stunting, data-data pasien dan ikon hubungi keluarga pasien.

6
5. Menu Prevalensi Data Stunting
Menu ini menyajikan data terbaru prevalensi stunting di Indonesia menurut SSGI dan
prevalensi stunting di Provinsi Banten tahun 2022.

6. Menu Data-Data Pasien


Data-data pasien akan dikelompokkan berdasarkan desa/kelurahan terkait.

7. Menu Hubungi Keluarga Pasien

Kontak pasien terdiri atas nama klien, nama Ibu, nama Ayah, nomor telepon Ibu, dan
nomor telepon Ayah. Dengan data tersebut, pihak pelayanan kesehatan akan mudah
menghubungi keluarga dalam pemantauan stunting.
c. Kelebihan Aplikasi
Aplikasi , menghasilkan berbagai informasi seperti riwayat kesehatan, informasi
umum kesehatan, informasi umum tentang stunting, pemantauan stunting, dan
konsultasi tentang stunting. Kelebihan dari aplikasi yaitu:
1. Tersedia fitur untuk berkonsultasi mengenai stunting dengan pelayanan kesehatan.
2. Tersedia fitur ruang obrolan yang akan menjadi ruang bersama para orang tua
(Keluarga) untuk bertanya.
3. Desain aplikasi yang menarik dan tidak rumit, sehingga memudahkan pengguna
untuk menggunakannya.
4. Menghubungkan data dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
5. Aplikasi ini memudahkan memantau anak dengan stunting oleh orang tua
(Keluarga) dan pelayanan kesehatan.
6. Penggunaan aplikasi ini berkesinambungan dan gratis.
7. Sistem pencatatan dan pelaporan dalam bentuk soft file dan menghemat waktu,
tenaga, dan finansial (Mengurangi ATK dan transportasi).

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem manajemen keperawatan melalui aplikasi berbasis online mengenai stunting
merupakan masalah yang terjadi pada seluruh negara, termasuk Indonesia. Indonesia
menduduki peringkat ke 3, dengan prevalensi tertinggi di Regional Asia Tenggara
sebesar 37%. Di Indonesia, Provinsi D.I Yogyakarta, menduduki posisi pertama
dengan persentase sebesar 25.3%. Sedangkan, Provinsi Banten memiliki persentase
sebesar 6.8% dengan prevalensi tertinggi terdapat di Kota Pandeglang sebesar 11.5%
dan Kota Serang sebesar 10.7%. Di era pandemi covid-19 saat ini, dibutuhkan
teknologi digitalisasi tepat guna yang dapat membantu dalam menuntaskan
permasalahan stunting yang ada di Indonesia. Maka, kami akan membuat suatu
aplikasi yang bernama aplikasi pada (Sistem Informasi Pantau Stunting). Diharapkan,
aplikasi ini dapat membantu orang tua (Keluarga), kader dan pihak pelayanan
kesehatan yang memegang program kesehatan stunting ditempat tersebut untuk
merawat, mengontrol dan mendampingi anak dengan stunting. Sehingga, tetap sehat
di era digital 5.0 dan Indonesia bebas stunting.

8
DAFTAR PUSTAKA

Keefektivitasan Derajat Kesehatan Gizi Anak di Pelayanan Kesehatan Primer Ketua


Peneliti, M., Surel, A., Peneliti, A., Qurrotu Aini, Q., Diva Ashanty Dosen
Pembimbing Nama, K., Rizky Rachmatullah SKep, N., Penelitian, L., Singandaru
Lama Penelitian, P., Serang, bulan, Ketua Peneliti Ns Rizky Rachmatullah SKep, P.,
& Suniati Suha Mengetahui Pembina Kemahasiswaan Hj Dedeh Hamdiah SKep, Mk.
(n.d.). i Judul KTI : Optimalisasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Keperawatan
Berbasis Aplikasi SI PANCING (Sistem Informasi Pantau Stunting) untuk.

Yashar, M, D. (2017). Sistem Informatika Keperawatan (SIK). Diakses pada tanggal


19 Oktober 2022 pukul 21.12 WIB

Anda mungkin juga menyukai