Anda di halaman 1dari 137

DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA


2023

LAPORAN PELAKSANAAN PEMBINAAN SEJARAH


PELESTARIAN CAGAR BUDAYA

1. Kabupaten langkat
2. Medan
3. Kabupaten Samosir
4. .

DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA


UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
KATA PENGANTAR....................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................16
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN PEMBINAAN ....................................................16
1.3 DASAR HUKUM ...................................................................................................................16
1.4 TEMPAT PELAKSANA .......................................................................................................16
1.5 PELAKSANAAN ...................................................................................................................16
BAB II STRATEGI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................8
2.1 STRATEGI PELESTARIAN .................................................................................................8
2.2 PELAKSANAAN KEGIATAN ..............................................................................................8
2.2.1 Kabupaten Samosir tanggal 27 – 28 April 2023
2.2.2 KSBN 5 April
2.2.3 BPH pada tanggal 6 Mei 2023
2.2.4. Mesjid Azizi Kabupaten Langkat pada tanggal 13 Mei 2023;
2.2.5. Tanjung Pura Kabupaten Langkat tanggal 15 Mei 2023

BAB III PENCAPAIAN HASIL KEGIATAN ..........................................................................16


3.1. Harapan yang ingin di capai ...............................................................................................16
3.2 Hasil Evaluasi Kegiatan ........................................................................................................16
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................................16
4.2 Saran .......................................................................................................................................16
GAMBAR .....................................................................................................................................13
LAMPIRAN..................................................................................................................................33
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembinaan menurut Mitha Thoha adalah Suatu tindakan, proses, hasil, atau
pernyataan yang lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan,
peningkatan pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau
peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari definisi pembinaan yaitu:1.pembinaan
itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau pernyataan tujuan, dan; 2. Pembinaan
bisa menunjukan kepada perbaikan atas sesuatu. Menurut Poerwadarmita pembinaan
adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna
berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Secara umum pembinaan
disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap pola kehidupan yang direncanakan.
Setiap manusia memiliki tujuan hidup tertentu dan ia memiliki keinginan untuk
mewujudkan tujuan tersebut. Apabila tujuan hidup tersebut tidak tercapai maka
manusia akan berusaha untuk menata ulang pola kehidupannya.
Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi Pembinaan dapat diartikan sebagai
upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau
menjaga keadaan sebagaimana seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar
sekolah, pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang
sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal
yang telah direncanakan. Secara konseptual, pembinaan atau pemberkuasaan
(empowerment), berasal dari kata ’power’ (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya,
ide utama pembinaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan
seringkali dikaitkan dan dihubungkan dengan 12 kemampuan individu untuk membuat
individu melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka.
Pembinaan secara etimologi berasal dari kata bina. Pembinaan adalah proses,
pembuatan, cara pembinaan, pembaharuan, usaha dan tindakan atau kegiatan yang
dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan baik. Dalam pelaksanaan
konsep pembinaan hendaknya didasarkan pada hal bersifat efektif dan pragmatis
dalam arti dapat memberikan pemecahan persoalan yang dihadapi dengan sebaik-
baiknya, dan pragmatis dalam arti mendasarkan fakta-fakta yang ada sesuai dengan
kenyataan sehingga bermanfaat karena dapat diterapkan dalam praktek. Pembinaan
menurut Masdar Helmi adalah segala hal usaha, ikhtiar dan kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian segala
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

sesuatu secara teratur dan terarah. Ketidak tercapaian apa yang diharapkan akan
sangat mempengaruhi kondisi seseorang tersebut baik secara psikis maupun mental.
Di sini peran pembinaan ini sangat diperlukan guna me-refresh kondisi prsikis dan
mental seseorang agar kembali agar tidak mengalami depresi, dan hal ini sangat
membantu agar apa yang direncanakan tadi dapat tercapai dengan baik. Pembinaan
sebagai mana yang dimaksudkan dalam undang-undang Republik Indonesia No.25
tahun 1992 tentang perkoperasian dalam pasal 60, pasal 61 dan pasal 62 dilakukan
dengan memperhatikan keadaan dan kepentingan ekonomi nasional. Serta
pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yaitu : 1. Menciptakan dan
mengembangkan kondisi yang mendorong pertumbuhan koperasi yang ada di
Kabupaten Kampar. Sub indikatornya adalah : a. Memberikan kesempatan usaha
yang seluas-luasnya kepada koperasi; b. Meningkatkan dan memantapkan
kemampuan Koperasi agar menjadi Koperasi yang sehat, tangguh, dan mandiri; c.
Mengupayakan tata hubungan usaha yang saling menguntungkan antar koperasi
dengan badan usaha lainnya. 2. Memberikan bimbingan,kemudahan, dan
perlindungan kepada Koperasi yang ada di Kabupaten Kampar. Sub indikatornya
adalah : a. Membimbing koperasi yang sesuai dengan kepentingan ekonomi
anggotanya; b. Mengembangkan dan membantu pelaksanaan penyuluhan, pelatihan,
dan penelitian Koperasi; c. Memperkokoh permodalan Koperasi dan mengembangkan
lembaga keuangan koperasi; d. Mengembangkan bidang usaha koperasi dan kerja
sama yang saling menguntungkan antar koperasi; e. Memberi bantuan konsultasi
guna membantu permasalahan yang dihadapi oleh koperasi. Dari definisi diatas yang
dimaksud pembinaan tersebut bermuara pada adanya perubahan kearah yang lebih
baik dari sebelumnya yang diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan suatu pekerjaan untuk
mencapai tujuan dengan hasil yang lebih baik.
Perkataan sejarah mula-mula berasal dari bahasa Arab “syajara”, artinya terjadi,
“syajaratun” (baca: syajarah) artinya pohon kayu. Pohon menggambarkan pertumbuhan terus-
menerus dari bumi ke udara dengan mempunyai cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga
serta buahnya. Memang di dalam kata sejarah itu tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian.
Begitulah sejarah yang berarti pohon, juga berarti keturunan, asal-usul atau silsilah. Orang yang
sudah lama berhubungan dengan ilmu sejarah, termasuk mereka yang mempelajarinya dengan
agak mendalam, arti kata syajarah tidak sama dengan kata sejarah, akan tetapi kedua perkataan
itu berhubungan satu dengan yang lain. Sejarah bukan hanya berarti pohon, dalam arti “pohon
keluarga" juga tidak hanya berarti keturunan, asal-usul dan silsilah. Walaupun demikian, kalau
kita mempelajari sejarah, sekurang-kurangnya kita tentu mempelajari keturunan, asal-usul dan
silsilah (syajarah an-nasab).
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat
diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau
atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Adapun
ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa
lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian
yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Orang yang
mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan. Dahulu,
pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari ilmu budaya
(humaniora). Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial,
terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah
mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan pada masa
lalu.
Sebagai ilmu, sejarah terikat pada prosedur penelitian ilmiah. Sejarah juga terikat
pada penalaran yang bersandar pada fakta (bahasa Latin factus berarti apa yang
sudah selesai). Kebenaran sejarah terletak dalam kesediaan sejarawan untuk meneliti
sumber sejarah secara tuntas, sehingga diharapkan ia akan mengungkâp secara
objektif. Hasil akhir yang diharapkan ialah kecocokan antara pemahaman sejarawan
dengan fakta. Jadi secara positif: Sejarah ialah ilmu tentang manusia. Peristiwa masa
lalu itu sangat luas. Terjadinya alam semesta memang sudah berlalu, tetapi itu
menjadi objek penelitian astronomi, bukan sejarah. Demikian pula pergeseran-
pergeseran bumi di masa lalu merupakan pekerjaan geologi dan bukan sejarah. Jadi,
sejarah hanya bercerita tentang manusia. Akan tetapi, juga bukan cerita tentang masa
lalu manusia secara keseluruhan. Manusia yang berupa fosil menjadi objek penelitian
antropologi ragawi dan bukan sejarah. Demikian juga benda-benda, yang meskipun itu
perbuatan manusia juga, tetapi lebih menjadi pekerjaan arkeologi. Sejarah hanya
mengurusi manusia masa kini. Ada persetujuan tidak tertulis antara arkeologi dan
sejarah di Indonesia yang sampai sekarang pada umumnya masih berlaku. Sejarah
akan meneliti peristiwa-peristiwa sesudah 1500. Akan tetapi, manusia masa kini
menjadi objek bersama-sama beberapa ilmu sosial dengan minat utamanya, seperti
sosiologi, ilmu politik, dan antropologi. Lalu apa beda sejarah dan ilmu sosial yang
lain? Sejarah ialah ilmu tentang waktu. Sosiologi membicarakan masyarakat, di
antaranya lapisan masyarakat; ilmu politik membicarakan masyarakat, terutama aspek
kekuasaannya; dan antropologi membicarakan masyarakat, di antaranya soal
kebudayaan. Sejarah membicarakan masyarakat dan segi waktu, jadi sejarah ialah
ilmu tentang waktu. Apa yang dapat dibicarakan tentang waktu? Dalam waktu terjadi
empat hal, yaitu (1) perkembangan, (2) kesinambungan, (3) pengulangan, dan (4)
perubahan. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

bentuk ke bentuk lain. Biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Perkembangan mengandaikan tidak ada
pengaruh luar yang menyebabkan pergeseran. Contoh yang paling jelas ialah
perkembangan demokrasi di Amerika. Masyarakat Amerika mulamula berbentuk kota-
kota kecil di New England pada awal abad ke-17. Di kota-kota kecil itulah tumbuh
dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dan kota kota kecil itulah tumbuh
kotakota provinsi. Dan kota kota provinsi timbul kota-kota besar, dan kota-kota besar
muncul kotakota metropolitan, dan kota-kota metropolitan tumbuh kota-kota
megapolitan. Sementara itu, demokrasi mengikuti perkembangan kota.
Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-
lembaga lama. Dikatakan bahwa pada mulanya kolonialisme adalah kelanjutan
patrimonialisme. Demikianlah, kebijakan kolonial hanya mengadopsi kebiasaan lama.
Dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi. Juga dalam hal
sewa tanah, Belanda mendapatkan tenaga kerja, karena demikianlah yang telah
diberlakukan oleh raja-raja pribumi kepada rakyat. Pengulangan terjadi bila peristiwa
yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi. Misalnya, munculnya kaum pemodal
kuat. Sepanjang abad ke-19 pada masa Pemerintah Kolonial, kaum pemodal besar itu
telah menyengsarakan penduduk, dan menimbulkan banyak protes sosial. Sekarang
kaum pemodal besar itu muncul lagi dan banyak menimbulkan protes. Apakah sejarah
terulang lagi? Perubahan terjadi bila masyarakat mengalami pergeseran, sama
dengan perkembangan. Akan tetapi, asumsinya ialah adanya perkembangan besar-
besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya, perubahan terjadi karena
pengaruh dari luar. Gerakan Padri di Sumatra Barat yang menentang kaum adat
sering dianggap sebagai hasil pengaruh Gerakan Wahabi di Arab yang ditularkan
lewat para haji yang sepulang dan Mekah tidak puas dengan kekuasaan kaum adat.
Demikian pula gerakan nasionalisme di Indonesia sering dianggap sebagai
kepanjangan Gerakan Romantik di Eropa, Gerakan Pan Islam di Timur Tengah,
Gerakan Turki Muda yang berhasil menumbangkan monarki, dan kemenangan Sun
Yat Sen yang berhasil mengalahkan Kekaisaran Cina. Di Indonesia sendiri gerakan
nasional itu lebih merupakan kaum intelektual. Agar setiap waktu dapat dipahami,
sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi. Maksud periodisasi ialah
supaya setiap babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya, sehingga mudah dipahami.
Misalnya, sejarah Eropa dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu Zaman Klasik,
Zaman Pertengahan, dan Zaman Modern. Demikian juga Indonesia biasanya dapat
dibagi ke dalam empat periode, yaitu Prasejarah, Zaman Kuno, Zaman Islam, dan
Zaman Modern. Tentu saja periodisasi itu dibuat menurut jenis sejarah yang akan
ditulis. Misalnya, periodisasi Sejarah Politik akan berbeda dengan penodisasi Sejarah
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

Intelektual. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial. Tidak
semuanya penting untuk perkembangan dan perubahan masyarakat. Kedatangan
para haji mungkin peristiwa biasa. Akan tetapi, kedatangan para haji tertentu menjadi
penting karena pada tahun 1888 merekalah yang mengobarkan pemberontakan
petani di Banten. Bahwa perempuan menjadi komponis, tidak penting sekarang, ketika
sudah banyak perempuan yang menjadi pencipta lagu. Akan tetapi, tidak demikian
‘perempuan yang pertama menjadi pencipta lagu. Demikian juga mungkin bangunan
Belanda tidak penting, tetapi gedung dansa di satu kota menjadi penting, karena
gedung itu punya makna sosial, sebab merupakan contoh peninggalan suatu zaman.
Kepergian Pakubuwana X ke tempat peristirahatan mungkin tidak penting, tetapi
ketika Pakubuwana X pergi ke daerah-daèrah pada tahun 1910-an dapat menjadi
penting bagi Pemerintah Kolonial, karena dianggap rnenggugah nasionalisme Jawa.
Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang tertentu, satu-satunya, dan terperinci. Sejarah
adalah sejarah tertentu, particular (bahasa Latin particularis berarti tertentu; lawan
kata dari general, bahasa Latin generalis berarti umum). Dalam hal ini sejarah
berbeda dengan filsafat dan ilmu lainnya. Misalnya, sejarah akan berbicara tentang
mobilitas sosial (perpindahan dari tingkatan ke tingkatan lain), harus serba jelas kapan
dan di mananya. Judulnya dapat: “Mobilitas Sosial di Boston pada Abad ke-19”,
sedangkan sosiologi dapat membicarakan mobilitas sosial dalam masyarakat
industrial pada umumnya. Selanjutnya, sejarah itu ilmu mengenai satu- satunya, unik
(bahasa Inggris unique, bahasa Latin unicus berarti satu satunya; lawan kata dan
similar, bahasa Latin similis berarti seperti), karena sejarah harus menulis penistiwa,
tempat, dan waktu yang hanya sekali terjadi. Misalnya, sejarah itu harus menulis
tentang pemberontakan komunis di Indonesia pada tahun 1965, tidak tentang
pemberontakan pada umumnya yang dapat terulang lagi. Pemberontakan komunis di
Indonesia pada tahun 1965 itu hanya terjadi sekali itu dan tidak terulang di tempat lain.
Sejarah harus terperinci, detail (bahasa Prancis Kuno detailler berarti terperinci,
bahasa Latin dis berarti terpisah dan talea beranti memotong). Maksudnya, sejarah
harus menyajikan yang kecil-kecil, tidak terbatas pada hal-hal yang besar. Kalau ia
akan bercerita tentang bangsawan istana di Yogyakarta pada abad ke-19, ia harus
menulis hal-hal sekecil-kecilnya, tentang pendidikan, perkawinan, klangenan, dan
sebagainya dan para bangsawan. Sejarawan adalah “master of details”.
Jadi, apakah sejarah itu? Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Jangan
dibayangkan bahwa membangun kembali masa lalu itu untuk kepentingan masa lalu
sendiri; itu antikuarianisme dan bukan sejarah. Juga jangan dibayangkan masa lalu
yang jauh. Kata seorang sejarawan Amerika, sejarah itu ibarat orang naik kereta
menghadap ke belakang. Ia dapat melihat ke belakang, ke samping kanan dan kiri.
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

Satu-satunya kendala ialah ia tidak bisa melihat ke depan. Pernahkah Anda bermain-
main dengan batang korek api? Sekalipun batang korek itu terserak-serak tidak jelas
bentuknya, Anda harus rnenyusunnya jadi petak petakan, orangorangan, rumah-
rumahan, dan sebagainya. Ada definisi sejarah yang tautologis yang mengatakan
bahwa sejarah ialah apa yang dikerjakan sejarawan. Tautologi ini menegaskan bahwa
sejarawan mempunyai kebebasan dalam rekonstruksi. Yang mengikat sejarawan
hanyalah “batang korek” yang berupa fakta sejarah. Perumpamaan lain, sejarawan itu
seperti dalang, ia dapat memainkan apa saja. Akan tetapi, ia dibatasi oleh dua hal,
yaitu wayang dan lakon. Taruhlah wayang itu sebagai fakta, dan lakon itu sebagai
tema yang dipilih sejarawan. Apa yang direkonstruksi sejarah? Ialah apa saja yang
sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami orang. Sejarawan
dapat menulis apa saja asal memenuhi syarat untuk disebut sejarah.

1.2 Maksud dan Tujuan Pembinaan Sejarah

Maksud dari kegiatan pembinaan sejarah adalah untuk mengetahui peristiwa dan kejadian di
masa lampau yag berguna bagi kehidupan manusia, karena nilai-nilai yang logis dan etis
yangterkandung dalam karya sejarah tersebut, sebagai hasil penggarapan dari tiap fase kehidupan dari
berbagai ruang dan waktu serta dari masa ke masa sehingga sejarah menghidupkan dan
mengembangkan cara berfikir dan merasa melalui pembelajaran sejarah yang berkesinambungan (up
to date) dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama pada pembinaan karakter bangsa. Dan
tujuan dari pembinaan sejarah adalah membentuk manusia berahlak, berkelakuan baik dan benar,
dengan memimpin dan menuntun perkembangan guna mengajarkan sejarah dengan bimbingan dan
teladan yang nyata, teori dan praktek dalam kehidupan kemasyarakatan, kesenian dan keagamaan yang
bersumber dari kehidupan kebudayaan

1.3 Dasar Hukum Pelaksanaan Pembinaan Sejarah

Penelitian mengikuti arahan dan panduan yang disesuaikan dengan dasar hukum yang ada,
seperti berikut :
1. Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-Undang Nomo 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik;

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang cagar Budaya jo. Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan (Lembaran Negara


DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6055);
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan,
dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Registrasi Nasional dan Pelestarian Cagar
Budaya.

1.4 Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksaaan Pembinaan Sejarah diadakan di 5 (Lima) tempat yaitu:

1. Aula Kantor Yayasan BITRA Indonesia tanggal 5 April 2023

2. Kabupaten Samosir tanggal 27 April 2023

3. Kabupaten Samosir tanggal 28 April 2023

4. Benteng Putri Hijau pada tanggal 6 Mei 2023

5. Mesjid Azizi Kabupaten Langkat pada tanggal 13 Mei 2023;

1.5 Lingkup Pekerjaan Kegiatan

Ruang lingkup pekerjaan pembinaan sejarah cagar budaya adalah penyediaan honorarium
narasumber, honorarium moderator, biaya transport peserta, sewa gedung pertemuan, cetak spanduk
dan cetak materi narasumber untuk kegiatan pembinaan sejarah cagar budaya di tahun anggaran 2023.

1.6 Sumber Pendanaan Kegiatan


Pembinaan sejarah cagar budaya dibiayai dari sumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi Sumatera Utara Tahun anggaran 2023 sesuai DPA nomor
DPA/a.1/2.22.3.26.0.00.01.0000/001/2023.
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

BAB II
STRATEGI DAN PELAKSANAAN PEMBINAAN

2.1 Defenisi Pelestarian Benda Cagar Budaya

2.1.1 Pengertian

Benda cagar budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa
kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang- kurangnya 50
(lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya
50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan; dan benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
dan kebudayaan (UU No. 5/1992 Pasal 1). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11
tahun 2010 Pasal 1 (ayat 1) benda cagar budayaadalah warisan budaya yang bersifat kebendaan, berupa
benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, dan kawasan cagar budaya baik
di darat dan /atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan /atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Peraturan Daerah DKI 9/1999 bangunan Cagar Budaya adalah benda/obyek bangunan/lingkungan yang
dilindungi dan ditetapkan berdasarkan kriteria nilai sejarah, umur, keaslian, kelangkaan,
landmark/tengaran dan nilai arsitekturnya. Cagar Budaya memilki kriteria yaitu:
Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 tahun.

Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/

atau kebudayaan.

Memiliki nilai budaya bagi pengetahuan kepribadian.

Struktur cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan atau benda buatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana dan prasarana
untuk menampung kebutuhan manusia. Selain struktur dan benda, cagar budaya juga memilki jenis
diantaranya:

Bangunan Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau
benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan atau tidak berdinding,
dan beratap.
Kawasan Kawasan Cagar Budaya adalah susunan ruang geografis yang meiliki dua situs
Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan atau memperlihatkan ciri tata ruang yang
khas
Situs Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada dan atau di air yang mengandung Benda
Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya dan/ atau Struktur Cagar Budaya..
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

2.1.2 Permasalahan Utama Pelestarian Kawasan

Pelestarian Benda Cagar Budaya merupakan hal yang penting berdasarkan sifat-sifat yang
dimiliki oleh Benda Cagar Budaya dan sesuai dengan amanat dari Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang menyebutkan bahwa Benda Cagar Budaya merupakan
kekayaan budaya bangsa yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan

sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi
pemupukan kesadaran jatidiri bangsa dan kepentingan nasional. Untuk melestarikan cagar budaya,
negara bertanggung jawab dalam pengaturan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar
budaya. Cagar budaya berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh
Pemerintah Daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya.
Setiap kawasan cagar budaya memiliki corak tersendiri yang juga memiliki permasalahan khas
karena keunikannya tersebut. Permasalahan kawasan cagar budaya tidak hanya dipengaruhi oleh
corak kawasannya, tetapi juga pengelolaanya, khususnya komitmen pemerintah lokal yang memiliki
tanggung jawab terhadap pelestarian dan kemampuan sumberdaya yang dimiliki :
1. Penetapan Status Kawasan Cagar Budaya yang belum jelas.

2. Perencanaan Pengelolaan Kawasan yang tidak Tuntas

3. Penetapan zonasi yang kurang melindungi keseluruhan aset kawasan.

4. Konflik Pemanfaatan dan Pengelolaan

2.1.3 Strategi Pelestarian

Pelestarian cagar budaya dapat dilakukan dengan berbagai upaya agar dapat disampaikan
kemasyarakat. Salah satu upaya dalam melestarikan cagar budaya adalah dengan melaksanakan
sosialisasi terkait hal tersebut. Sebagai upaya strategis sosialisasi memberikan wawasan baru terhadap
masyarakat. Sosialisasi merupakan proses pendidikan kepada masyarakat untuk mengenal, memahami
serta mentaati norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sosialisasi memiliki tujuan agar masyarakat
dapat sadarakan pentingnya suatu hal,salah satunya pelestarian cagar budaya. Berdasarkan hal tersebut
dalam kegiatan ini diperolehnya upaya dalam memberikan sosialisasi terhadap masyarakat dan
stekholder terkait pelestarian cagar budaya. Sehingga pengetahuan terhadap pelestarian cagar budaya
dapat diketahui oleh berbagai sumber masyarakat. Selain itu ada 4 strategi yang diasumsikan akan
dapat mengatasi permasalahan dalam pelestarian cagar budaya, Keempat strategi itu terdiri dari:

1. Penetapan Status Kawasan Cagar Budaya Secara Efektif dan Efisien.

Ada dua strategi untuk dua masalah yang berbeda dalam penetapan status kawasan cagarbudaya.
Strategi pertama dirancang untuk memecahkan masalah perubahan penamaan situs menjadi kawasan
dengan solusi yaitu melalui penerbitan surat keputusan baru yang menggantikan surat keputusan
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

sebelumnya dan strategi kedua dirancang untuk mengatasi ancaman kerusakan terhadap kawasan
kepurbakalaan yang belum pernah ditetapkan statusnya sebagai kawasan cagar budaya dengan solusi
melalui prosedur pengusulan dan penetapan ”secara paket”, artinya penetapan kawasan cagar budaya
tidak perlu menunggu penetapan satu persatu terhadap kategori-kategori cagar budaya yang ada di
dalam kawasan tersebut, akan tetapi dilakukan secara bersama-sama,

2. Penetapan Sistem Zonasi yang Melindungi semua Komponen Cagar Budaya

Penetapan zonasi seharusnya dimulai dari situs, sehingga di dalam setiap kawasan akan terdapat
lebih dari satu sistem zonasi karena setiap situs memiliki sistem zonasinya sendiri- sendiri,

3. Perencanaan Pelestarian secara Terintegrasi dan Berkesinambungan

Masterplan pelestarian merupakan peta jalan (roadmap) yang menjadi panduan dalam rangka
melakukan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Pengelolaan kawasan cagar budaya di
Indonesia ini biasanya merupakan bagian dari urusan Dinas melalui UPT (Unit Pelaksana Teknis)
Pelestarian yang ada di daerah-daerah. Akan tetapi yang ada di Provinsi Sumatera Utara diurus Dinas
Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Bidang Pelestaraian dan Pengelolaan Cagar
Budaya,

4. Penetapan Bentuk Pengelolaan yang sesuai Karakteristik Kawasan

Bentuk organisasi pengelolaan bisa berpotensi menimbulkan konflik atau sebaliknya mengatasi
konflik pemanfaatan. Hal ini dapat disebabkan karena faktor sejarah maupun karena faktor pilihan.
Kawasan cagar budaya yang ketika ditemukan sepenuhnya terdiri dari ”dead monument” cenderung
lebih mudah dikelola daripada kawasan cagar budaya yang terdiri dari campuran antara ”dead
moniment” dan ”living monument”

2.1.3 Pelaksanaan Pembinaan


Kegiatan pembinaan sejarah dibuka oleh MC dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
Raya dan pembacaan Doa. Kemudian dilanjutkan acara pembukaan arahan serta kata sambutan oleh
Bapak Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi kreatif. Pemaparan laporan oleh Ketua Umum
Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumatera Utara dengan paparan narasumber yang dipandu oleh
moderator dan 2 Narasumber dari Akademisi dan praktisi serta Tenaga Ahli Cagar Budaya untuk setiap
lokasi kegiatan dimana setiap peserta turut berpartisipasi memberikan pertanyaan yang dijawab oleh para
Narasumber.
1. Kegiatan di Aula Kantor Yayasan BITRA Indonesia
Kegiatan pembinaan sejarah di Aula Kantor Yayasan BITRA dihadiri peserta 50 orang. Para peserta ini
berasal dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ataupun dinas terkait yang membidangi
Cagar budaya, Akademisi ,Komunitas Budaya, Aktivis Tenaga Ahli cagar Budaya dan lainnya. Moderator
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

satu (1) orang yaitu Iswan kaputra dan narasumbernya terdiri dari 2 (dua) orang yaitu Dr. Rita Margaretha
Setianingsih M.Hum dan Bapak Ir. Soekirman. Kesimpulan yang di dapat dari paparan Narasumber Dr.
Rita Margaretha Setianingsih M.Hum dan Bapak Ir. Soekirman bahwa Cagar budaya adalah barang tua
kenapa harus diomongkan sekarang kan sekarang menuju milenial, semua serba digitalisasi. Sebetulnya
kenapa cagar budaya harus dilestarikan, akan diuraikan satu persatu, kenapa harus dilestarikan,
dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan. Ada landasan hukum/yuridis legalitas : UU No. 11 Tahun
2010 pasal 1 ayat 1 ; UU no. 5 Tahun 2012 pemajuan kebudayaan ada 11 , UU No. 1 Tahun 2022
Register Nasional (ODCB-Objek yang diduga cagar budaya). Kalau sudah ditetapkan harus dilestarikan,
karena ada nilai sejarah, value ada, nilainya ada. Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan
berupa benda cagar budaya, bangunan , struktur, situs dan kawasan di darat dan di air. ODCB atau CB
banyak ditemukan di air (sungai, air, laut, dan danau), karena memiliki nilai penting bagi sejarah,
pengetahuan, pendidikan, agama dan kebudayaan. Warisan budaya bergerak artinya bisa kemana-mana,
bangunan dan struktur tidak bergerak. Contoh warisan budaya bergerak: karya seni artefaktual, arsip,
dokumen, foto, karya tulis cetak, dan audiovisual. Tujuan sesuai pasal 3
1. Melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia
2. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui cagar budaya
3. Memperkuat kepribadian bangsa
4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
5. Mempromosikan warisan budaya bangsa kepada masyarakat intenasional

Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan di Air dan Darat. Bisa juga melindungi secara manual
seperti diberi pagar, ada satpan, tidak lakukan vandalism (bikin pilox). Karena yang terjadi di Candi
RoroJonggrangada tulisan Jangan dipegang (ada tulisan) tetapi karena aksennya sensual jadi pengunjung
penasaran menyentuh. Dikembangkan artinya tidak hanya duduk manis atau diam saja. Lakukan dulu
zonasi (mana zona peyangga, pengembang, tempat parkir). Di Makam Sidabutar, saya lihat ada tenda
biru, kalau raja kami di Jawa, mau masuk tempat raja jalan dodok atau jongkok. Padahal Raja Sidabutar
itu sakral, jangan asal jepret sana-jepret sini. Saya usulkan agar tenda-tenda dihilangkan, karena belum
dizonasi peruntukan, bukan salah orang. Kita yang tidak cepat untuk melaksanakan.
Pemanfaatan ke arah pariwisata, pendidikan anak sekolah, untuk kesejahteraan masyarakat. Misalnya
di makam Raja Sidabutar sudah kelihatan dampak ekonominya dengan menjual pakaian di sekitar tapi
harus perlu ditata. Contoh cagar budaya di air ada juga penyelam arkeologi mencari harta karun di bawah
laut ( untuk menemukan keramik, kapal karam orang Belanda dan orang Cina saat ke Indonesia). Titik
spot sudah diketahui, dan ditemukan ada pesawat Jepang di Riau, mereka menyelam menemukan pesawat
Jepang 1942-1945.
Kita juga harus bangga di Indonesia misalnya dalam buku Negarakertagama, isinya raja Mojopahit sudah
menjajah Malaysia. Sekarang kita malah dijajah, abad 14 saja Gajahmada sudah berkuasa. Kita
sebenarnya satu kesatuan misalnya Bahasa Batak tujuh adalah pitu, bahasa Jawa juga pitu. Diberi kutukan
Sapata, bahasa Jawa kutukan juga Sapata. Kok bisa ya karena orang Jawa yaituGajahmada sudah ke
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

tanah Sumatera abad 14. Kriteria Bab III, Pasal 5 yakni:


1. Berusia 50 tahun atau lebih artinya mewakili masa gaya paling singkat 50 tahun
2. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau kebudayaan
3. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian
4. Tetapi harus dikaji dulu, jadi kita ada tim ahli kaji. Kalau ada penemuan bisa dilapor ke kepala
desa, ke dinas, jangan dijual ya, karena ada sapatanya, dan ada kutukan. Di prasasti ada itu kalau
jalan tidak baik maka akan ditimpa petir, diterkam harimau, saya membaca prasasti , tulisan kuno
dan banyak.

Saya berusaha membaca lewat kamus, semua ada di kamus. Ada prasasti yang ditemukan di Padang
Bolak (Tapsel), kampung Sutan Batugana ada prasasti bertuliskan kata Maila Do. Orang jaman dulu
sudah mengenal kata malu, malulah kau. Tempat dimana orang tidak boleh melakukan apa, airnya
keramat, tidak boleh ambil air, ikan, semua pake bahasa Batak, aksara Batak Angkola. Ada juga pustaha
Laklak jadi sebagai orang Sumatera Utara, kita bangga bahwa di dunia masih ditemukan bentuknya
seperti ini (Kulit kayu Alim). Di Jawa dalam bentuk lampar lempir dari kulit pohon palem. Prasasti yang
beraksara Jawa Kuno ditemukan di Padang Lawas. Kalau situs hanya satu sedangkan kawasan adalah
kelompok. Prasasti itu seperti pendirian Istana Maimun pakai bahasa Belanda, Padang Buju, padang
Negeri, Padang Lawas, Padang itu artiinya luas. Sebetulnya banyak, tapi orang tak kenal, ternyata ada ya
di Sumatera tetapi belum digali.
Bangunan Cagar Budaya (Pasal 7)
- Bangunan berunsur tunggal atau banyak sebagian atau seluruhnya menyatu dengan formasi alam
- ODCB bisa menjadi CB
- Struktur Cagar Budaya
- Situs menyimpan informasi kegiatan manusia pada masa lalu: Situs Kota Cina, Situs candi seperti
Candi di UII Yogyakarta ada situs candi di dalam kampus dipertahankan untuk tempat belajar
mahasiswa. Contoh lain Kawasan Polonia, Kawasan Belawan (Ada 8 kawasan)

Kawasan cagar Budaya di Sumatera yang baru ada endapan fosil bukit kerang (kerang yang dulu
dikonsumsi) di Hinai, Langkat. Ada hamparan bukit kerang ditutupi tanaman. Potensi terkait dengan masa
atau periode dimulai dari prasejarah (belum ada tulisan, jaman batu), klasik (Hindu, Budha lewat candi,
Klenteng Cina, Budi murni,Klenteng Shri Mariamman ,Islam,Kolonial (bangunan besar, pintu tinggi-
banyak angin masuk, orang Belanda tinggi, dan kemerdekaan). Rumah Batak pintunya kecil, kan kalau
masuk bilang horas harus nunduk. Budaya berbeda, nilai yang tinggi. Misalnya makam-makam, misalnya
Rest In Peace (RIP) siapa meninggal disini.Ada museum dan benda-benda jaman kemerdekaan

Temuan lain yaitu Kapak Genggam Sumateralith di Sei Deli-Benteng Putri Hijau, tidak ada tangkai,
satu sisi ditajamkan. Biasanya untuk berburu, menguliti binatang, misalnya idul Adha, saat menguliti
hewan pake itu. Batunya calsedon, batu pilihan untuk peralatan.
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

Jaman dulu, menyucikan diri, sumber kehidupan, Katolik Islam pakai air. Semua bangunan agama
hampir dibangun di dekat suumber air. Air adalah sumber utama untuk kehidupan. Selalu didirikan
didekat air. Contoh makam TJong A Fie sebagai salah satu cagar budaya, tempatnya di Pulo Brayan.
Stasiun masih Pulo Brayan. Terkait bukti cagar budaya di masa kemerdekaan adalah Lapangan Merdeka
Medan, dan Monumen Perjuangan.

Jadi pelestarian walaupun tidak CB, ODCB juga perlu dilestarikan karena manfaatnya bisa didorong
sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Karenanya peran masyarakat melaporkan,
mengawasi,memelihara juga perlu dilakukan.
Beberapa penjabaran misalnya sangat sedikit LSM yang fokus pada cagar budaya, hanya ada BWS dulu
(sekarang ada 2), mudah-mudahan ini menjadi titik awal NGO berkolaborasi dengan pemerintah
PropinsiSumatera Utara dalam melestarikan Cagar Budaya. Sebagai bagian dari kita
memuliakan karya agung dari nenek moyang. LSM dulu lebih banyak di issu demokrasi, HAM, Miskin
Kota dan Lingkungan hidup. Belakangan agratis/tanah jadi sosialisasi ini sangat pas, lebih bagus lagi
sosialisasi kelembagaan. Saat ini LSM sudah banyak pencemaran, dikenal dengan Lean SaotikMadung.
Karena hal ini sehingga banyak yang alergi, perlu kami jelaskan yang hadir disini beragam (dari latar
belakang pengetahuan dan keahlian tentang museum, pelukis, BITRA, dan mitra LSM).

Dulu di 1980, berdiri Forum LSM Sumatera Utara bernama WIM.Sejarah gerakan LSM lain juga
dimulai melalui Forum Walhi Nasional di SumateraUtara. Kita memperkuat posisi melawan penguasa
yaitu pak Harto pada saat itu, terus terang kita berseberangan.

Semakin kesini banyak LSM berdiri dan bergerak di issuBuruh, Miskin Kota dan Lingkungan ada juga
di dataran tinggi urusan masyarakat seperti Parpem GBKP, GKPS, KSPPM, dan pesisirTimur
issumangrove, perempuan, pertanian organik, AIDS, Advokasi anak dan trafikingdilakukan oleh KNT,
PAN-SU,dll. Sehingga ada sekitar 50-100 LSM yang masuk generasi pertama, kedua dan ketiga Sumut.
Hari ini dapat ilmu soal ODCB, LSM jangan hanya berpikir lingkungan, anak, perlu kita pikirkan masa
lalu. Masa lalu yang harus dihargai. Kalau mau jadikan mitra aktif harus berpartisipasi inventarisir lagi.

Keberadaan LSM pasca reformasiapalgai dengan lahirnya UU No. 22 Tahun 1999, UU No. 32 Tahun
2004mendorong LSM mulai tertarik mengisi ruang politik pada tahun 1999, 2004 dan 2009 dan kerja-
kerja LSM untuk kemanusiaan semakin besar setelah terjadi Tsunami Aceh dan Nias dengan munculnya
BRR Aceh. Peran itu besar ketika banyak LSM pada 9 Juli 1998 mendesak Gubernur Sumatera Utara
pada saat ituRaja InalSiregar yang menutup PT. Inti Indorayon, merupakan kulminasi gerakan LSM.
Namun sekarang perusahaan sudah buka dengan nama baru yaitu TPL.
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

Yang menggembirakan yang menerima predikat penyelamatan lingkungan hidup pada umumnya
adalah lembaga-lembaga LSM, seperti GKPS, Parpem, Bintarni seperti Kalpataru-Taman Eden Seratus
oleh Marandus Sirait. Gerakan mereka kritis, tapi pemerintah tetap menghargai. Kondisinya WIM bubar
2002, forum LSMForda Walhi, juga bubar. Masih banyak aktifisaktifisyang kini dari lembaga,
perorangan atau individu yang terus tumbuh dari banyaknya LSM tersbut, sehingga yang dimungkinkan
sekarang adalah melalui wa grup menjadi metode yang paling pas. Akan menjadi cikal bakal melakukan
pengenalan, identifikasi, pendaftaran, dan pelestarian CB yang ada di Sumatera Utara.
Beberapa Usulan Langkah Konkrit:
1. Membangun kesadaran tentang urgensi pelestarian CB baik offline dan online. Berbagai
strategi bisa dilakukan, kalau di BITRAsendiri prosesnya adalah yang pertama membangun
kesadaran bahwa berkelompok lebih baik, sendiri lebih berat. Sehingga diskusi ini dengan
melibatkan banyak orang dan kelompok sangat pas sekali. Untuk membangun kesadaran kita
betapa seriusnya persoalan CB yang ada di Sumatera Utara.
2. Metode kerja yang dipilih bisa mengadopsi yang pernah dilakukan oleh LSM selama ini
dimulai dari pengorganisasian, pemenuhan kebutuhan hidup karena kondisi ekonomi yang
semakin berat ini. Kita punya pengalaman membangun ekkowisata dengan mendorong warga
menjadi guide, melestarikan hutan, pertama-tama memang datang tamu Amerika dan Belanda.
Tapi habis itu sepi. Akhirnya dampingan bilanguntuk apa kami begini, tamu tak ada, lebih
bagus balik ke pekerjaan dulu.

3. Hal lain yang perlu kita kembangka adalah pengembangan partisipasi dan pengembangan
kemitraan antara semua pihak. KSBN sedang berjuang adanya Perda kemajuan kebudayaan
atas 11 objek sudah diterima dan jadi prioritas. Sudah ada draft, masuk prolegda. Kalau sudah
masuk maka cagar budaya akan dianggarkan.Jadi mendorong pengambil kebijakan agar
Kepala Daerah sadar. Kalau tak sadar mereka akan senang, cagar budaya dapat dikuasai dan
tidak didaftar di buku asset.

4. Hal lain adalah perlunya pendokumentasian dan belajar referensi semua dokumen yang ada
termasuk dalam buku saya tentang Onderneming vanSergai bercerita tentang 243 kampung
yang ada di Serdang Bedagai. Salah satu yang ditulis di daerah Kebun Pabatu, mungkin ini
cagar budaya tak benda. Ada juga sebuah sumur disebut sumur nenek di Pantai Kelang. Kata
orang saat kemarau airnya tidak habis dan tak pernah kering, walau dekat laut tapi tidak asin.
Kita semua atau dinas dan para ahli perlu membaca buku ini berjudul Opera Van Java, isinya
bahasa Indonesia.
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

5. Kita juga perlu menyisir lagi kelembagaan LSM ini yang di Kota Medan, Dataran tinggi,
Pantai Barat, dan Pantai Timur untuk membangun kolaborasi yang lebih luas, memang
gampang dikatakan tapi sulit dijalankan.Tapi melalui sosialisasi ini bisa mulai kita lakukan

6. Ada juga usulan soal ODCB seperti yang di Pasar Merah yaitu cerobong yang masih ada
sampai sekarang. Menurut info itu adalah pabrik batu bata pertama di Kota Medan bernama
Deli Klei. Cerobong seperti roket yang bisa dilihat dari banyak sisi di kota Medan.

PEMBINAAN SEJARAH CAGAR BUDAYA


Aula Kantor Yayasan BITRA Indonesia Rabu, 05 April 2023

JAM AGENDA KETERANGAN

08.00 - 09.00 Registrasi Panitia


09.00 – 11.00 1.Pembukaan Oleh MC Panitia
2.Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3.Arahan dan SambutanPembukaan Oleh
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan
Ekonomi KreatifProvinsi Sumatera Utara.
4.Pembacaan Doa oleh Quadi Azam
11.00 – 12.30 Materi dari Narasumber I:Dosen Politeknik Ibu Dr. Rita Margaretha
Pariwisata Medan Setianingsih, M.Hum
12.30 –13.30 ISOMA

13.30 –15.00 MateridariNarasumber II: “Potensi dan Ir. Soekirman


Gerakan LSM dalam Pelestarian Cagar
Budaya di Sumut
15.00-15.30 Penutup Panitia

Keluaran

1. Membangun kesadaran tentang pentingnya pelestarian cagar budaya terutama kepada masyarakat
sipil melalui berbagai kegiatan offline dan online seperti diskusi, sosialisasi, seminar dan lain-lain
secara kolaborasi dengan berbagai pihak.
2. Mengembangkan WAG (Whatsapp) bagi perorangan atau lembaga yang telah ikut sosialisasi
tentang Pelestarian Cagar Budaya di Sumatera Utara
3. KSBN dan berbagai mitra LSM secara aktif membangun basis data yang kuat tentang Cagar
Budaya di Sumatera Utara untuk nantinya dikerjasamakan dengan pemerintah
4. Membangun berbagai kolaborasi dalam melakukan pelestarian CB di Sumatera Utara (lintas
profesi-museum, seniman lukis, tari, dll), pemerintah, masyarakat sipil seperti LSM, berbagai ahli
seperti ahli geologi, arkeologi, hukum, lingkungan, dll.
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

5. Pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi kreatif membuka peluang
kerjasamadengan tenaga ahli yang ada dari KSBN misalnya pak Soekirman untuk terlibat
sebagai tenaga ahli atau pak Jhonny untuk wilayah Serdang Bedagai.
6. KSBN saat ini mendorong terbentuknya Peraturan Daerah (Perda) tentang Pemajuan Kebudayaan
Sumut dan saat ini sedang digodok di DPRD Sumut, dalam waktu dekat akan mengundang KSBN
untuk mendiskusikan hasil kajian tim ahli.
7. Akan ada perwakilan KSBN untuk memastikan soal terowongan yang diseputaran Mesjid Raya,
istana Maimun dan Kolam Putri Deli karena akan menjadi sebuah temuan luar biasa jika betul
adanya dan tak kalah dengan Lobang Japan di Sumatera Barat
8. KSBN dan mitra LSM lainnya akan mengidentifikasi berbagai ODCB atau CB yang ada di
Sumatera Utara seperti Cerobong Pabrik Batu Bata di Pasar Merah, Sumur Nenek Klang di Sergai,
Mesjid Sulaiman di Sergai, Rumah Tinggi Di Hamparan Perak, dan berbagai spot yang lain di
Sumatera Utara
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

BAB III

PENCAPAIAN HASIL KEGIATAN

3.1 Harapan Yang Ingin Dicapai

1. Pelestarian Cagar Budaya (CB) dan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) tidak hanya soal pelestarian
saja tetapi bagaimana manfaatnya bisa didorong sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat
oleh karena itu peran masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasi, melaporkan,
mengawasi,dan melakukan pelestarian terhadap CB dan ODCB tersebut.
2. Kita masyarakat di Sumatera Utara jangan mau kalah dengan dengan yang di Jawa, karena Sumatera
Utara memiliki kekayaan CB dan ODCB yang luar biasa misalnya Candi Bahal di Tapanuli Selatan.
Yang ada di buku-buku pelajaran hanya Candi Prambanan, dll yang ada di Jawa, ayok gali budaya
kita, Sumatera Utara tak kalah cantiknya dengan yang di tempat lain.
3. Keterlibatan Masyarakat di Sumatera Utara perlu ditingkatkan dan memiliki paradigma baru untuk
ikut serta aktif dalam identifikasi, pencatatan, pengusulan, pemugaran dan lain-lain sebagai bagian
dalam pemberdayaan masyarakat
4. Hal lain yang sangat dibutuhkan dalam proses CB atau ODCB adalah soal pendokumentasian, di
tengah berbagai kompleks dan banyaknya persoalan yang muncul (kepemilikan, status, siapa yang
terlibat, cukong, penguasa, toke, kepentingan swasta, demi pembangunan). Dokumentasi penting
terkait kepada siapa dialihkan, siapa membeli, bagaimana prosesnya untuk menghindari berbagai
persoalan pelik dan banyaknya masalah ke depan
5. Perlunya melibatkan generasi muda dalam mempelajari tentang cagar budaya misalnya pelajar yang
ada di Indonesia misalnya dengan mengakses peluang sekolah ke luar negeri untuk belajar pustaka
di Belanda. Karena di belanda Pustaha Laklak dari Indonesia banyak sekali ditemukan
6. Komite Nasional Budaya Nusantara (KSBN) diharapkan mengambil peran dalam mensosialisasikan
tentang cagar budaya, melakukan pendaftaran jika diduga ada cagar budaya, melakukan observasi,
melakukan kajian, kemudian bisa disampaikan ke kabupaten/kota, dan jika layak bisa juga diusulkan
ke propinsi
7. Perlu mengekspos berbagai buku dan informasi tentang cagar budaya yang ada di berbagai
kabupaten atau kota di Sumatera Utara misalnya beberapa terbitan buku pak Soekirman seperti
buku Onderneming Van Sergai atau buku lain tentang sejarah nama-nama wilayah di Kota Medan
sebagai landasan atau referensi dalam menemukan berbagai CB di Sumatera Utara
8. Melestarikan Cagar Budaya harus dalam perspektif K3 yaitu (Kebijakan, Kelembagaan dan
Kolaborasi)
9. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata , Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Propinsi Sumatera Utara selama ini dalam melakukan berbagai upaya pelestarian CB mulai dari
identifikasi, kajian, pendaftaran dan usulan selalalu melibatkan banyak ahli (saat ini ada sekitar 10
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

ahli) mulai dari arkeologi, hukum dan keahlian lain untuk memastikan sebuah obyek layak sebagai
CB atau tidak.
10. Perlu menghidupkan kembali berbagai event kebudayaan, film, pameran dan atraksi lainnya tentang
CB dikombinasikan dengan aspek budaya lain seperti tari, lukis dan museum serta lainnya terutama
tentang Putri Hijau untuk kembali menghidupkan roh Putri Hijau di Kota Medan
11. Ada informasi bahwa di seputaran Istana Maimun, mesjid Raya dan Taman Kolam ada terowongan.
Beberapa saksi mata pernah melihat saat ada renovasi ada pintu. Sultan sekarang yang masih
berusia 24 tahun pernah menawarkan untuk melihatnya. Sehingga dipastikan suatu saat perwakilan
KSBN bisa berkunjung kesana
12. Refleksi mendalam atau pembelajaran bersama tentang berbagai kehancuran berbagai spot CB di
Kota Medan yang sekarang sudah hilang seperti Tugu Kilometer Nol di depan Kantor Pos, Soal
Benteng Putri Hijau, Tentang Bangunan Tua yang hancur di area hotel Adimulia, Medan Club
samping Kantor Gubernur dan berbagai ODCB lainnya di Kota Medan

3.1.1 Hasil Evaluasi Kegiatan

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kegiatan yang tealh dilaksanakan, Kegiatan Pembinaan
Sejarah ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran pentingnya pelestarian cagar budaya terutama bagi
masyarakat sebagai warisan budaya kita.

3.2 Penutup

Pelestarian Cagar Budaya (CB) dan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) agar dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat dimana peran masyarakat juga sangat
penting dalam mengidentifikasi, melaporkan, serta turut serta melakukan pelestarian terhadapa CB dan
ODCB. Diharapkan bagi masyrakat khususnya di Sumatera Utara agar kita tidak boleh kalah dengan
provinsi lainnya yang memiliki kekayaan CB dan ODCB yang luar biasa sehingga kita sebagai
masyarakat dapat menggali budaya yang ada. Dan sebagai masyarakat kita perlu meningkatkan
kepedulian serta aktif dalam pemugaran, pengidetifikasian dan pengusulan.
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

BAB IV
PENUTUP

1. PENCAPAIAN HASIL KEGIATAN

a) Harapan yang ingin dicapai

Kegiatan ini sangat penting untuk disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat
mengetahui pentingnya perlindungan hukum yang mereka dapatkan, apabila benda warisan budaya
yang mereka miliki menjadi Cagar Budaya. Selain itu dalam kegiatan sosialisasi ini para peserta juga
dapat menginformasikan tentang potensi kepurbakalaan di wilayah mereka, sehingga pemerintah
daerah dan masyarakat dapat memahami dan ikut berpartisipasi dalam upaya pelestariannya, yang
berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Hendaknya
memperhatikan isi UU RI No. 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya, yaitu menjaga kelestarian cagar
budaya dan melibatkan partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. Demikian
Laporan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban kami atas tugas dan juga kegiatan yang
diselenggarakan.

b) Hasil Evaluasi Kegiatan


Berdasarkan hasil yang didapatkan dari kegiatan yang telah dilaksanakan, Kegiatan Sosialisasi
Pelestarian Cagar Budaya ini dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan masyarakat tentang makna dan nilai-
nilai penting upaya pelestarian cagar budaya dalam kehidupan masyarakat.

2. PENUTUP
Secara umum, upaya pelestarian kawasan di beberapa lokasi di Indonesia, belum memberikan
hasil yang diharapkan, bahkan cenderung kurang berhasil bila dilihat dari kemampuan merealisasi
program-programnya dan reaksi-reaksi masyarakat yang umumnya tidak puas. Keunikan kawasan
cagar budaya merupakan keunggulan, namun bila tidak dikelola secara kreatif dapat menjadi ancaman.
Setiap kawasan cagar budaya dengan kekhasannya masing-masing, dapat menjadi pusat-pusat
unggulan yang memiliki kelebihan-kelebihan tertentu di samping kekurangan-kekurangannya.
Kelebihan yang dimiliki dapat mengisi kekurangan kawasan lain, dan kekurangannya dapat diisi oleh
kelebihan kawasan lain.
Kajian untuk pengembangan model pengelolaan di tempat lain akan memberikan pemahaman
yang lebih luas tentang persoalan-persoalan dalam pengelolaan. Dalam kenyataannya, upaya meniru
sepenuhnya model dari luar tidak akan berhasil jika tidak memperhitungkan kekhasan disetiap
kawasan. Penetapan bentuk organisasi pengelolaan kawasan cagar budaya dengan model apapun.
Tujuan Pemeliharaan Cagar Budaya Dalam ketentuan pasal 3 Bab II Undang-Undang No. 11
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

tahun 2010 tentang tujuan, azas dan ruang lingkup. Pelestarian kawasan dan bangunan cagar budaya
yang diatur dalam peraturan ini bertujuan: melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat
manusia; meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui Cagar Budaya; memperkuat kepribadian
bangsa; meningkatkan kesejahteraan rakyat; dan mempromosikan warisan budaya bangsa kepada
masyarakat internasional. Dalam Undang-undang ini tujuan pelestarian bangunan cagar budaya adalah
mempertahankan keaslian dan melestarikan cagar budaya agar tidak berubah dari bentuk fisik maupun
sejarah. Oleh sebab itu, benda-benda cagar budaya dan kawasan-kawasan disekitar bangunan cagar
budaya pun tidak luput dari pemeliharaan agar bangunan-bangunan tersebut tidak musnah baik karena
tindakan manusia maupun proses alam.
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

LAMPIRAN
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

SURAT PERMINTAAN NARASUMBER


DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

SURAT PERMINTAAN NARASUMBER


DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

UNDANGAN PESERTA
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

DAFTAR HADIR PESERTA


DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

DAFTAR HADIR PESERTA


DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

DAFTAR HADIR PESERTA


DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

DAFTAR PENERIMA SEMINAR KIT


DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

MATERI NARASUMBER
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SSUMATERA UTARA 2023

Anda mungkin juga menyukai