Anda di halaman 1dari 13

Akuntansi Biaya - Pertemuan 3

Pengambilan keputusan diklasifikasikan berdasar perilakunya


terhadap perubahan volume kegiatan misalnya :

1. Pada Tingkat volume kegiatan berapakah akan beroperasi pada


tahun buku mendatang ?

2. Haruskah harga jual produk diturunkan agar perusahaan dapat


menjual lebih banyak lagi produknya ?

3. Haruskah perusahaan membeli mesin baru untuk menambah


kapasitas produksinya ?

4. Apakah sebaiknya tenaga pemasaran digaji tetap, komisi saja,


atau kombinasi dari keduanya ?
Pemahaman tentang perilaku biaya merupakan hal yang penting

bagi suatu organisasi dalam beberapa pengambilan keputusan.

Manajer yang handal harus mampu memahami tentang perilaku

biaya dengan baik sehingga bisa mengambil keputusan secara

tepat dan akurat.

PERILAKU BIAYA  Perubahan biaya yang terjadi akibat

perubahan dari aktivitas bisnis


Dalam setiap keputusan tersebut, maka manajemen memerlukan

informasi tentang (taksiran) biaya dan pendapatan pada setiap

volume kegiatan dari masing-masing alternatif.

Taksiran pendapatan (hasil pendapatan) pada berbagai tingkat

volume kegiatan tidak mudah ditentukan karena memerlukan

pengetahuan tentang korelasi antara harga jual dan permintaan

atau elastisitas permintaan pasar terhadap produk perusahaan.


Berdasarkan pola perilaku biaya menurut perubahan volume produksi
dapat digolongkan ke dalam :

Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya Semi/Campuran (Mix Cost)


Biaya yang dalam jumlah totalnya bervariasi secara proposional
dengan perubahan volume kegiatan. Artinya, jika volume kegiatan
diperbesar 2x lipat, total biaya juga menjadi 2x lipat dari jumlah
semula.

Jika volume kegiatan dinyatakan dalam bentuk unit produk, maka


termasuk dalam kategori biaya variabel adalah BIAYA BAHAN BAKU
LANGSUNG dan BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

Contoh lain biaya variabel : Komisi Penjualan, Biaya Pengiriman Barang,


Pengerjaan Ulang, Unit-unit yang Rusak, Bahan Baku Tidak Langsung Tenaga
Kerja Tidak Langsung, Jasa Umum, Waktu Pengadaan, Alat-alat Kecil, dsb
Korelasi antara biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung (biaya
variabel) dengan jumlah produk yang di hasilkan (volume kegiatan)
dapat dilukiskan dalam bentuk kurva sebagai berikut :

Total Biaya
(Rp)

Volume Kegiatan
(Unit)
Contoh Soal :

PT. Jepara memproduksi kursi jati. Setiap kursi membutuhkan kayu jati. Harga
pokok kayu jati yang dibutuhkan per satuan kursi sebesar Rp. 20.000

Diminta :

Berapa total biaya kayu jati yang dikeluarkan apabila perusahaan memproduksi
25 unit, 50 unit dan 75 unit.

Penyelesaian :

Jika perusahaan memproduksi kursi jati 25 unit dengan biaya Rp.20.000 per-unit,
maka total biaya yang dikeluarkan sebesar :

25 unit x Rp. 20.000 = Rp. 500.000 “Perubahan unit berubah, maka total biaya
akan berubah, dimana perubahan total biaya
50 unit x Rp. 20.000 = Rp. 1.000.000 tersebut sebanding dengan perubahan
aktivitas/volume. Dan biaya Per-Unit tidak
75 unit x Rp. 20.000 = Rp. 1.500.000 mengalami perubahan dan bersifat tetap”.
25 unit x Rp. 20.000 = Rp. 500.000 Harga
Volume Total Biaya
Pokok/Unit
50 unit x Rp. 20.000 = Rp. 1.000.000 25 Unit Rp. 20.000 Rp. 500.000
75 unit x Rp. 20.000 = Rp. 1.500.000 50 Unit Rp. 20.000 Rp. 1.000.000
75 Unit Rp. 20.000 Rp. 1.500.000

Biaya Variabel
2000
Total Biaya (Rp)

1500
1500
1000
1000
500
500

0
25 50 75
Volume Kegiatan (Unit)
Biaya yang secara total tetap dalam rentang relevan tetapi per-unit
berubah. Dalam jangka panjang sebenarnya semua biaya bersifat variabel
meskipun beberapa jenis biaya tampak sebagai biaya tetap. Jika
diharapkan aktivitas meningkat melebihi aktivitas sekarang maka biaya
tetap harus dinaikkan untuk menangani kenaikkan volume yang
diinginkan.
Misalkan manajemen merencanakan untuk menambah produksi melebihi
aktivitas sekarang maka akibat penambahan tersebut memerlukan
tambahan terhadap biaya tetap seperti, tambahan pabrik, peralatan,
mesin, tenaga kerja tidak langsung dan penambahan supervisi sebagai
pengawasan.

Contoh lain biaya tetap : Biaya Gaji, Biaya Sewa, Pajak Bumi dan Bangunan,
Asuransi, dsb
Kurva biaya tetap yang menggambarkan pola hubungan dengan
perubahan volume kegiatan dapat dilukiskan sebagai berikut :

Total Biaya
(Rp)

Volume Kegiatan
(Unit)
Contoh Soal :

PT. Klaten pada tahun 2006 memproduksi 100 unit kursi jati. Pada tahun 2007
memproduksi sebesar 125 unit. Perusahaan membayar sewa tempat per tahun sebesar
Rp. 2.500.000. Kapasitas maksimum sebesar 150 unit. Tahun 2008 perusahaan
menerima pesanan dari pelanggan sebesar 50 unit. Jika perusahaan menerima pesanan
tersebut, maka perushaan harus menambah mesin. Akibat penambahan mesin tersebut
biaya tetap meningkat sebesar Rp. 1.175.000. Pada tahun 2009 karena peningkatan
inflasi yang tinggi, manajemen perusahaan membuat suatu kebijakkan untuk
menaikkan gaji karyawan. Penyesuaian gaji karyawan tersebut sebesar 10% dari total
biaya tetap.

Diminta :

Hitunglah total biaya tetap dan biaya tetap per unit sebelum dan sesudah kenaikkan !
Penyelesaian :

KETERANGAN 2006 2007 2008 2009


Unit 100 125 175 175

Total Biaya Tetap Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 3.675.000 Rp. 4.042.500

Biaya Tetap Per-Unit Rp. 25.000 Rp. 20.000 Rp. 21.000 Rp. 23.100

Total biaya tetap setelah menerima pesanan sebesar :


Rp.2.500.00+Rp.1.175.000 = Rp. 3.675.000

Pada tahun 2009 manajemen melakukan kebijakkan untuk menaikkan gaji karyawan sebesar
10% dari total biaya tetap, maka total biaya tetap sekarang meningkat menjadi :
Rp. 3.675.000 + 10% = Rp. 4.042.500

“Perubahan biaya tetap pada periode waktu tertentu maka tampak


bahwa biaya tetap secara per-unit berubah”.

Anda mungkin juga menyukai