BUKU
SERI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (KINERJA)
PERFORMANCE
Mengangkat organisasi: meningkatkan kinerja karyawan melalui perbaikan
suasana kerja
Dari beberapa faktor yang sudah diketahui maka para manajer penting untuk
mengetahui penyebab dkegagalan karyawan.
Dalam pembahasan ini penting untuk diingat bahwa motivasi tidak dapat
dipaksakan, melainkan harus datang dari diri sendiri atau kesadaran sendiri,
bersifat indivisual, sengaja dan bersegi banyak. Ada dua sisi penting dari motivasi
yaitu pembangkitan (pengaktifan perilaku) dan pengarahan (penggerakan kearah
tertentu).
Suasana didalam organisasi telah diukur dari berbagai dimensi, termasuk tingkat
struktur, sentralisasi pengambilan keputusan, keterbukaan versus sifat
mempertahankan diri, serta pengakuan dan umpan balik.
Manajemen melalui sasaran yaitu anggapan bahwa suatu kinerja karyawan dapat
diperbaiki bila para karyawan mengetahuinya. Sasaran-sasaran yang paling efektif
adalah spesifik, terikat waktu, dan menantang.
Dengan cara menerapkan rasa saling percaya yang lebih besar diantara karyawan
mungkin akan mengurangi kebutuhan akan strategi-strategi lain untuk
memperbaiki suasana disuatu organisasi.
1. Pemilihan framework.
Kerangka perancangan indikator kinerja mencakup ketujuh pemangku
kepentingan utama yaitu investor, pelanggan, pemasok, pemerintah,
masyarakat, pegawai dan pengelola perusahaan.
2. Penentuan variabel.
Dilakukan dengan mengkaji variabel apa saja yang harus diukur pada suatu
perusahaan atau organisasi dengan cara mengeksplorasi data dan sumber daya
yang dimiliki perusahaan yang dimiliki perusahaan atau organisasi.
3. Pendefinisian pengukuran.
4. Rencana penerapan.
Tahap-tahap yang harus dilakukan pada fase ini adalah : 1) mengakuisisi
data, 2) mengvisualisasikan data, dan 3) mengimplementasikan rencana.
Masalah yang sering dihadap perusahaan pada aspek sumber daya manusia
adalah sulitnya memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang ditutut suatu pekerjaan. Suatu perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan teaga kerja baik jumlah maupun kualitas harus
disesuaikan dengan keadaan pasar tenaga kerja.
Ada dua sumber penarikan yang dapat dilakukan yaitu dari dalam dan luar
perusahaan. Sumber penarikan dalam perusahaan dilakukan bila jumlah
kebutuhan tenaga kerja sedikit. Perusahaan cenderung lebih memilih penarikan
dalam perusahaan, dengan alasan mengenal kepribadian, kemampuan, dan
keterampilan karyawan. Pengisian lowongan pekerjaan dari dalam perusahaan
dapat dilakukan melalui pengumuman pekerjaan (job posting), baik yag ditempel
di papan pengumuman, dibuletin perushaan, dan secara lisan disamppaikan dala
rapat karyawan. Job posting memberikan banyak keuntungan yaitu meningkatkan
semnagat kerja karyaawan, karyawan memperoleh kesempatan untuk memperoleh
pekerjaan yang berbeda, dan sesuai dengan penmahaman dan keterampilan yang
dimiliki karyawan atas pekerjannya. Sumber dari luar perusahaan, perusahaan
melakukan penarika calon teanga kerjanya dari luar perusahaan dengan alasn
perluasan usaha perusahaan, dan tidak ada tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuan. Banyak cara yang daat dilakukan untuk menerima karyawan yang
berasuber dari luar perusahaan yaitu karyawan datang sendiri, rekomendasi dari
karyawan, iklan di media masa, lembaga pemerintahan,, perusahaan lain, internet
dan open house.
Penulis : 1) Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, S.E., M.M., M.B.A. 2) Prof. Dr. H.
Detri Karya, S.E., M.A 3) Prof. H. Elfindri, S.E., M.A., Ph.D, Dll
Penerbit : Ghalia Indonesia (Anggota IKAPI)
ISBN : 978-979-450-591-5
Tahun terbit : 2011
Halaman : 932 hal
Dijelaskan dalam buku ini bahwa pengertian kinerja dalam organisasi menurut
Whitmore, 1997 merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi
yang telah ditetapkan dicapai. Salah satu pengertian kinerja menurut para ahli
yang terdapat dalam buku ini ialah, Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas, yang dicapai sesuai dengan tugasnya dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
KONSEP DASAR
Dalam buku ini dijelaskan analogi secara rinci mengenai mengapa manajer harus
bisa mengarahkan, memberi semangat dan mendukung setiap karyawannya. Juga
jika berangkat dari sudut pandang organisasi, alasan paling umum dalam
mengembangkan kerangka kerja yang terdefinisi dengan baik dalam manajemen
kinerja secara menyeluruh dan mendalam, berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Rivai (2006), pada perusahaan di lingkungan perbankan dan lembaga
keuangan bukan bank adalah sebagai berikut.
Seperti yang kita ketahui bahwa manajemen kinerja didukung oleh filosofi yang
didasari oleh beberapa hal berikut
Teori Motivasi
Tiga teori motivasi yang sudah memberikan sumbangan kepada filosofi
manajemen kinerja, yaitu mencapai tujuan, penguatan dan pengharapan.
Keefektifan Organisasi
Keyakinan Dalam Mengatur Pelaksanaan
Ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam proses manajemen kinerja, seperti
Model konseptual manajemen kinerja, aplikasi terhadap model dasar, manajemen
kinerja sebagai proses, kerangka konseptual manajemen kinerja, dan lain
sebagainya. Kegiatan ini adalah percontohan secara luas, tetapi mereka dapat
tumpang tindih dan di sana adalah lingkup untuk umpan balik sepanjang tahun,
dan dari pemeriksaan kinerja yang formal dapat didorong ke arah suatu
peninjauan kembali atau persetujuan kinerja yang baru.
Buku ini menyatakan bahwa hal ini merupakan konsep yang paling utama tentang
manajemen kinerja adalah sebagai proses yang berlanjut mencerminkan praktik
manajemen normal yang baik mulai dari menentukan, memonitor, dan mengukur
kinerja serta pengambilan tindakan.
Manajemen kinerja tidak harus dibebankan kepada para manager sebagai sesuatu
‘khusus’ yang mereka harus lakukan, haruslah diperlakukan sebagai suatu proses
yang alami kepada para manager yang baik agar mereka dapat mengikuti.
JURNAL
JURNAL NASIONAL
Analisis Kinerja Daya Saing Pada Lulusan Teknik Industri Fakultas Teknik
UMJ
Disusun oleh : meri prasetyawati, moh. kosasih
Dengan adanya penilaian kinerja dan daya saing lulusan pada Program Studi
Teknik Industri FT UMJ diharapkan mendapatkan informasi mengenai
kekurangan yang ada sehingga mampu menyusun evaluasi dan rencana strategi
tindak lanjut dalam rangka meningkatkan kualitas mutu lulusan. Adapun tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui waktu tunggu lulusan mendapatkan pekerjaan,
kesesuaian bidang kerja lulusan, tingkat kepuasan pengguna lulusan dan rencana
tindak lanjutnya. Dengan adanya perbaikan diharapkan mampu meningkatkan
mutu lulusan sehingga dapat berdaya saing dan produktif.
Pilar utama daya saing bangsa adalah human capital atau sumber daya manusia,
modal manusia, yang kedua adalah inovasi teknologi. Masalah SDM yang rendah
menyebabkan proses pembangunan yang selama berjalan kurang didukung
olehproduktivitas dan kualitas tenaga kerja yang memadai. Krisis ekonomi yang
berkepanjangan telah mengakibatkan menurunnya produktivitas tenaga kerja.
Peringkat produktivitas Indonesiamenurut IMD World Competition Yearbook
2006 adalah 59, sedangkan Thailand 27, Malaysia 28, Korea 29, Cina 31, India 39
dan Philipina berada di peringkat 49.
Demikian juga dalam kajian pendidikantinggi, masalah SDM yang menjadi hal
yang krusial dalam meningkatkan daya saing lulusan. Mutu dosen dan ke-
efektivan pegawai kependidikan menjadi hal yang utama untuk meningkatkan
daya saing lulusan perguruan tinggi. Jadi tingginya mutu SDM perguruan tinggi
maka akan tinggi juga daya saing di perguruan tinggi tersebut karena SDM akan
menciptakan lulusan-lulusan yang kompetitif dibandingkan lulusan-lulusan di
perguruan tinggi lainnya.
Tolak ukur kualitas layanan organisasi perguruan tinggi adalah sejauh mana
mampu memenuhi keinginan dan kepentingan stakeholdernya. Dimana
stakeholder utama perguruan tinggi yang terkait erat dengan kualitas layanan
adalah mahasiswa. Dan agar perguruan tinggi bisa survive dalam kompetisi antar
perguruan tinggi ditengah tuntutan masyarakat indonesia yang semakin sadar
kualitas layanan, maka dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran tentang kemauan
masyarakat pengguna layanan perguruan tinggi (Saiful Ghozi, 2019)
JURNAL INTERNASIONAL
Diplomasi Komersial Jepang ke Indonesia Melalui Perusahaan Multinasional
Jepang di indonesia
Di susun oleh : Sindy Yulia Putri
Mengacu pada teori diplomasi komersial yang dikemukakan oleh para ahli
sebelumnya, maka relokasi perusahaan Jepang ke Indonesia didukung oleh
Pemerintah Jepang. Operasionalisasi perusahaan Jepang di Indonesia tidak
terlepas dari peran state actor. Yang menarik dari diplomasi komersial Jepang
adalah hubungan segitiga/triangular antara Pemerintah Jepang, MNC Jepang, dan
Pemerintah Indonesia. Jepang telah memperoleh “hati” Indonesia sejak lama,
sehingga tidak sulit bagi MNC Jepang untuk penetrasi pasar di host country
Indonesia, dari kegiatan bisnis, perdagangan, investasi, hingga jalinan kemitraan
dengan akademisi di Indonesia. Diplomasi komersial Jepang merepresentasikan
adanya simbiosis mutualisme antara state actor dan non-state actor. MNC tidak
menafikan negara dan negara juga mendorong kemajuan MNC.
Revolusi industri 4.0 dan 5.0 nantinya seharusnya mampu membentuk wadah
yang nyaman bagi masyarakat untuk menikmati hidup sepenuhnya. Pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan teknologi bukan untuk segelintir orang. Sesuai
dengan konsep tersebut, Pemerintah Jepang telah mendorong epistemic
community dan dunia industri untuk memanfaatkan teknologi dalam
menyelesaikan masalah sosial demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan
sosial di suatu negara (Fukuyama, 2018)