Anda di halaman 1dari 11

i

TUGAS MAKALAH PERTANIAN BERKELANJUTAN


PERTANIAN ORGANIK

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. H. Apendi Arsyad, MSi

Disusun Oleh:
Evi Nurhanapi
A.1810527

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
BOGOR
2023
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat-Nya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, beserta kita selaku
umatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini telah
disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari masih terdapat banyak
kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang kurang saya
miliki, untuk itu saya mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak menutup
diri terhadap saran dan kritik serta masukannya.

Bogor, 10 April 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pertanian Organik ........................................................................ 3
2.2 Keunggulan dalam Sistem Pertanian Organik ............................................... 5
2.3 Kekurangan dalam Sistem Pertanian Organik ............................................... 6
III KESIMPULAN .................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8
1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada
proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit
dinamakan dengan pertanian rakyat, sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi
pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan dan perikanan, merupakan suatu
hal yang penting. Secara garis besar pengertian pertanian dapat diringkas menjadi :
(1) Proses produksi, (2) Petani atau Pengusaha, (3) Tanah tempat usaha, (4) Usaha
pertanian (Farm business) (Kardinan 2018).
Istilah umum pertanian berarti kegiatan menanami tanah dengan tanaman
yang nantinya menghasilkan sesuatu yang dapat dipanen, dan kegiatan pertanian
merupakan campur tangan manusia terhadap tetumbuhan asli dan daur hidupnya.
Dalam pertanian modern campur tangan ini semakin jauh dalam bentuk masukan
bahan kimia pertanian, termasuk: pupuk kimia, pestisida dan bahan pembenah
tanah lainnya. Bahan-bahan tersebut mempunyai peranan yang cukup besar dalam
meningkatkan produksi tanaman (Anonim 2010).
Sistem pertanian organik muncul sejak tahun 1990, isu pertanian organik
mulai berhembus keras di dunia. Sejak saat itu mulai bermunculan berbagai
organisasi dan perusahaan yang memproduksi produk organik. Produk pertanian
organik dari produksi lokal seperti beras organik, kopi organik, teh organik dan
beberapa produk lainnya, telah beredar di Indonesia. Pertanian organik dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau
mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh,
maupun pestisida. Larangan penggunaan bahan kimia sintetik dalam pertanian
organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani, selain
mengubah budaya yang sudah berkembang sangat lama pertanian organik membuat
produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat (Anonim 2013).
1.2 Tujuan
Penulisan makalah pertanian berkelanjutan bab pertanian organik bertujuan
untuk mengetahui bagaimana dan seperti apa sistem pertanian organik.
2

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa itu pertanian organik?
2. Keunggulan dalam Sistem Pertanian Organik.
3. Kekurangan dalam Sistem Pertanian Organik.
3

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertanian Organik


Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman
yang berasaskan daur-ulang hara secara hayati. Daur-ulang hara dapat melalui
sarana limbah tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki
status kesuburan dan struktur tanah. Daur ulang hara merupakan teknologi
tradisional yang cukup lama dikenal sejalan dengan berkembangnya peradaban
manusia. Pakar pertanian di Barat menyebutkan sistem ini sebagai “hukum
pengembalian (low of return)” yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk
mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, dalam bentuk limbah
pertanaman maupun ternak yang selajutnya bertujuan memberi makanan pada
tanaman (Kardidan 2018).
Filosofi yang melandasi pertanian organik adalah mengembangkan prinsip-
prinsip memberi makan pada tanah yang selanjutnya tanah menyediakan makanan
untuk tanaman (feeding the soil that feeds the plants), dan bukan memberi makanan
langsung pada tanaman. Sutanto (2006) memberikan istilah “membangun
kesuburan tanah”. strategi pertanian organik adalah memindahkan hara secepatnya
dari sisa tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang
selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi baru menjadi unsur dalam
larutan tanah, dengan kata lain unsur hara di daur ulang melalui satu atau lebih
tahapan bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Berbeda sama sekali
dengan pertanian konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan
langsung dalam bentuk larutan sehingga segera diserap tanaman dengan dosis dan
waktu pemberian yang sesuai dengan kebutuhan.
Masalah dalam pertanian organik sampai saat ini adalah masih berkembang
pemahaman yang keliru tentang pertanian organik seperti, biaya mahal;
memerlukan banyak tenaga kerja; kembali pada sistem pertanian tradisional serta;
produksi rendah.
Kegunaan budi daya organik pada dasarnya ialah meniadakan atau
membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budi daya
kimiawi. Pupuk organik dan pupuk hayati mempunyai berbagai keunggulan nyata
4

dibanding dengan pupuk kimia. Pupuk organik dengan sendirinya merupakan


keluaran setiap budi daya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro
dan mikro yang dapat dikatakan cuma-cuma. Pupuk organik dan pupuk hayati
berdaya ameliorasi ganda dengan bermacam-macam proses yang saling
mendukung, bekerja menyuburkan tanah dan sekaligus mengkonversikan dan
menyehatkan ekosistem tanah serta menghindarkan kemungkinan terjadinya
pencemaran lingkungan.
Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia yang secara tradisional
kehidupan ekonomi, sosial dan budaya berpusat pada pertanian, atau memperoleh
inspirasi dari pertanian, maka pembangunan ekonomi untuk tinggal landas memang
harus bertumpu pada pertanian. Industrialisasi tidak mungkin berhasil kalau
pertanian tidak lebih dulu dimajukan dan didinamiskan (Sutanto 2006). Beberapa
hal yang mencakup kegunaan budi daya organik dalam meniadakan atau membatasi
keburukan budi daya kimiawi dan kemungkinan risiko terhadap lingkungan,
adalah:
a. Menghemat penggunaan hara tanah, berarti memperpanjang umur
produktif tanah.
b. Melindungi tanah terhadap kerusakan karena erosi dan mencegah
degradasi tanah karena kerusakan struktur tanah.
c. Meningkatkan lengas tanah sehingga mengindarkan kemungkinan
risiko kekeringan dan memperbaiki ketersediaan hara tanah dan hara
yang berasal dari pupuk mineral, berarti meningkatkan kemangkusan
penggunanya, dan sekaligus menghemat penggunaan pupuk buatan
yang harganya semakin mahal.
d. Menghindarkan terjadinya ketimpangan hara, bahkan dapat
memperbaiki neraca hara dalam tanah.
e. Melindungi tanaman terhadap cekaman oleh unsur-unsur yang ada
dalam tanah (Fe, Al, Mn).
Pertanian organik adalah pilihan yang baik untuk saat ini, bagi petani yang
ingin melakukan pertanian yang berkelanjutan, tetapi ada beberapa hambatan untuk
mewujudkan pertanian organik di Indonesia seperti, pupuk organik masih
digunakan sebagai pupuk pelengkap, disamping pupuk kimia, karena adanya target
5

produksi. Banyak petani di Indonesia beranggapan bahwa pupuk organik tidak


dapat memnuhi nutrisi tanaman dan memiliki respon yang lebih lamban.
Sebenarnya, ada laporan dari Amerika, bahwa efek dari pupuk organik sebesar 14
ton setahun tiap unit area selama 8 tahun akan tetap ada walaupun setelah 40 tahun
dari pengaplikasikan pupuk terakhir; produk pertanian organik masih dipandang
mahal; para petani enggan menggunakan pupuk organik secara keseluruhan karena
pupuk kompos menyebabkan banyak tumbuh gulma.
2.2 Keunggulan dalam Sistem Pertanian Organik
Beberapa hal yang menjadi keuntungan dalam mengembangkan pertanian
organik, yaitu :
a. Meningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi tanaman.
Mikroorganisme seperti rizobium dan mikroriza yang hidup di tanah dan
perakaran tanaman sangat membantu tanaman dalam penyediaan dan
penyerapan unsur hara. Juga banyak organisme lain yang bersifat menekan
pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Misalnya pertumbuhan cendawan
akar (Ganoderma sp, Phytopthora sp) dapat ditekan dan dihalangi oleh
organisme Trichoderma sp.
b. Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi. Cita rasa hasil tanaman organik
menjadi lebih menarik, misalnya padi organik akan menghasilkan beras yang
pulen, umbi-umbian terasa lebih empuk dan enak atau buah menjadi manis
dan segar. Selain itu pertanian organik juga meningkatkan nilai gizi. Hasil uji
laboraturium terhadap beras organik mempunyai kandungan protein, dan
lemak lebih tinggi daripada beras nonorganik. Begitu pula nasi yang berasal
dari beras organik bisa bertahan (tidak mudah basi) dua kali lebih lama
ketimbang nasi dan beras organik. Kalau biasanya nasi akan menjadi basi
setelah 12 jam maka nasi dari beras organik bisa bertahan 24 jam.
c. Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu. Karena
dengan penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur-unsur hara makro
dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman lebih kuat dan sehat untuk
menahan serangan beberapa organisme pengganggu dan lebih tahan dari
serangan penyakit.
6

d. Memperpanjang unsur simpan dan memperbaiki struktur. Buah dan hasil


pertanian tidak cepat rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai misalnya
akan nampak lebih kilap dengan pertanian organik, hal ini bisa dipahami
karena tanaman yang dipupuk organik, secara keseluruhan bagian tanaman
akan mendapat suplai unsur hara secara lengkap sehingga bagian-bagian sel
tanama termasuk sel-sel yang menyusun buah sempurna.
e. Membantu mengurangi erosi. Pertanian organik dengan pemakaian pupuk
organik mejadikan tanah lebih gembur dan tidak mudah terkikis aliran air.
Struktur tanah menjadi lebih kompak dengan adanya penambahan bahan-
bahan organik dan lebih tahan menyimpan air dibanding dengan tanah yang
tidak dipupuk bahan organik. Pada tanah yang miskin bahan organik, air
mudah mengalir dengan membawa tanah.
Faktor-faktor kebijakan umum dan sosio-politik sangat menentukan arah
pengembangan sistem pertanian sebagai unsur pengembangan ekonomi
(Sutanto 2006).

2.3 Kekurangan dalam Sistem Pertanian Organik


Menurut Soetriono et al. (2006), beberapa hal yang menjadi kelemahan
dalam mengembangkan pertanian organik, yaitu :
a. Ketersediaan bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak
b. Transportasi mahal karena bahan bersifat ruah
c. Menghadapi persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh
sisa pertanaman dan limbah organik
d. Hasil pertanian organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan
pertanian non organik yang menggunakan bahan kimia terutama pada
awal menerapkan pertanian organik.
e. Pengendalian jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif
jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia.
f. Terbatasnya informasi tentang pertanian organik.
7

III KESIMPULAN

Sistem pertanian organik dengan segala aspeknya jelas memberikan


keuntungan banyak kepada pembangunan pertanian rakyat dan penjagaan
lingkungan hidup, termasuk konservasi sumber daya lahan, namun penerapannya
tidak mudah dan akan banyak menghadapi kendala. Semua sistem pertanian
sebenarnya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, tidak ada yang
sempurna. Tetapi dalam sistem pertanian organik ini tanaman maupun tanah
mendapatkan keuntungan yang sama, kesehatan tanah akan terjamin dengan adanya
bahan organik dalam tanah, karena bahan organik akan terurai mikroba mengambil
nitrogen dan lain gizi kemudian perlahan-lahan membebaskan mereka kembali ke
tanah. Selain itu pupuk organik tidak mengandung garam yang dapat
mengumpulkan untuk tingkat beracun di tanah dan membunuh mikroba yang
penting dan tanaman. Tanah dengan adanya pupuk organik akan tetap netral
sehingga tidak mengakibatkan tanah menjadi tandus atau yang lain. Sedangkan
untuk tanaman, meningkatkan citra rasa dan kandungan gizi misalnya padi organik
akan menghasilkan beras yang pulen, umbi-umbian terasa lebih empuk dan enak
atau buah menjadi manis dan segar. Setelah itu meningkatkan ketahanan tanaman
dari serangan organisme pengganggu. Serta memperpanjang unsur simpan dan
memperbaiki struktur, buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak di banding dengan
buah hasil pupuk kimiawi.
8

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kelebihan dan Kekurangan Pertanian Organik. [Online]


http://gunarno.student.umm.ac.id. (diakses 12 Desember 2021)
Anonim. 2013. Sistem Pertanian Organik. [Online] http://hkti.org/sistem-pertanian-
organik.html. (diakses 13 Desember 2021).
Kardinan A. 2018. Sistem Pertanian Organik. Inofice, Lembaga Sertifikasi
Pertanian Organik Indonesia.
Sutanto R. 2006. Pertanian Organik. Yogyakarta: Gramedia
Soetriono, Anik S, Rijanto. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian : Agraris, Agrobisnis,
dan Industri. Malang: Bayumedia

Anda mungkin juga menyukai