DISUSUN OLEH:
CATUR LINTANG SEMBODO
NIM. P1337420922154
Halusinasi Causa
Adaptif Maladaptif
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah identifikasi atau penilaian terhadap pola
respons klien baik aktual maupun potensial dan merupakan dasar pemilihan
intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat yang
bertanggung jawab.
4. Fokus Intervensi
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan dengan memperhatikan dan mengutamakan masalah utama
yang aktual dan mengancam integritas klien beserta lingkungannya.
Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan,
perawat perlu menvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan masih
dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada saat ini. Hubungan saling
percaya antara perawat dengan klien merupakan dasar utama dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan.
Tindakan keperawatan dengan pendekatan Strategi Pelaksanaan (SP)
perilaku kekerasan terdiri dari SP 1 (pasien) : membantu klien dalam
meminum obat secara teratur. SP 2 (pasien) : membantu klien mengontrol
perilaku kekerasan secara verbal seperti menolak dengan baik. SP 3
(pasien) : membantu klien mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
dengan cara sholat atau berdoa. SP 4 (pasien) : membantu klien mengontrol
perilaku kekerasan dengan memukul bantal atau kasur dan nafas dalam.
a. Tujuan Umum
Klien dapat melanjutkan hubungan peran sesuai dengan tanggung
jawab.
b. Tujuan Khusus
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan.
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya.
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya.
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya.
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara
fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
c. Intervensi Keperawatan untuk Pasien
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik.
b) Berjabat tangan.
c) Menjelaskan tujuan interaksi.
d) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini
dan masa lalu.
3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku
kekerasan
a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik.
b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
psikologis.
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial.
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual.
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
intelektual.
4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah secara :
a) Verbal.
b) Terhadap orang lain.
c) Terhadap diri sendiri.
d) Terhadap lingkungan.
5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya.
6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan
secara :
a) Obat.
b) Sosial/verbal, misalnya menyatakan secara asertif rasa
marahnya.
c) Spiritual, misalnya sholat atau berdoa sesuai keyakinan pasien.
d) Fisik, misalnya pukul kasur dan batal, tarik napas dalam.
7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, yaitu
latihan napas dalam dan pukul kasur/bantal, secara sosial/verbal,
secara spiritual, dan patuh minum obat.
8) Ikut sertakan pasien dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi
persepsi mengontrol perilaku kekerasan.
d. Intervensi Keperawatan untuk Keluarga
1) Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien di rumah.
2) Tindakan
a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.
b) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan
(penyebab, tanda dan gejala, serta perilaku yang muncul dan
akibat dari perilaku tersebut).
c) Diskusikan bersama keluarga kondisi – kondisi pasien yang
perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau
memukul benda/orang lain.
d) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan.
- Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan
tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.
- Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien
bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut secara tepat.
- Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus
dilakukan bila pasien menunjukkan gejala – gejala perilaku
kekerasan.
e) Buat perencanaan pulang bersama keluarga.
DAFTAR PUSTAKA