PENDAHULUAN
Manusia mengalami dua masalah, yaitu secara fisik dan psikis. Masalah
fisik biasanya kita sebut sakit fisik sakit badan : badan meriang, badan demam,
sesak nafas atau asma, kolestrol naik, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi,
stroke, jantung dan lain-lain. Sedangkan maslah psikisnya disebut gangguan jiwa
contohnya : skizofrenia, depresi, gangguan kecemasan, ganngguan asietas phobik,
retaardasi mental, hiperaktiv, demensia, insomnia dan lain-lain.
Perilaku kekerasan dapat dibagi dua : menjadi perilaku kekerasan secara fisik
dan verbal ( ketner et al, 2010). Berbagai upaya telah dilakukan untuk
menanngani perilaku kekerasan pada klien skizofrenia upaya yang dilakukan
untuk mengatasi perilaku kekerasan adalah dengan pemberian psikofarmaka,
psikoterapi, dan modifikasi lingkungan.
1
memanifulasi atau intimidasi. Prilaku kekerasan merupakann hasil konflik
emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga
menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan
pada porang lain.
2
1.3.2.4 Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga Ny.S
1.3.2.5 Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam
menangani masalah perilaku kekerasan pada Ny.S
1.3.2.6 Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan
perilaku kekerasan pada Ny.S
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk prilaku yang
bertujuan untuk melakai seseorang secara fisik maupun psiologis. Kemarahan
adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebagai ancaman (keliat, 1996).
Perilaku kekerasan terjadi karena penilaian yang salah terhadap situasi yang
diterima oleh seseorang yang menyebabkan kemarahan, karena perilaku
kekerasan merupakan hasil dari marah yang ekstrem (kemarahan) atau ketakutan
(panik) sebagai respon terhadap perasaan terancam (Stuart & Laraia, 2005).
2.2 Etiologi
2.2.1 Faktor predisposisi (faktor pendukung)
2.2.2.1 Faktor biologis ( Riyadi dan Purwanto 2009 )
a. Instictual drive teori (teori golongan naluri)
Menyatakan bahwa prilaku kekerasan di sebabkan oleh suatu
dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat.
b. Psychosomatic (teori psilaosomatik)
Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap
stimulus eksternal, internal maupun lingkungan
4
2.2.2.2 Faktor psikologis
a. Teori agresif-frustasi
Teori ini merupakan prilaku kekerasan yang terjadi sebagai hasil
dari akumulasi frustasi yang mendorong individu untuk berprilaku
agresif.
b. Teori Perilaku
Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila
tersedia fasilitas/situasi yang mendukung.
c. Teori Eksistensi
Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila
kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi melalui berprilaku
konstruktif maka individu akan memenuhinya melalui berprilaku
destruktif.
2.2.2.3 Faktor sosial – kultural
a. Teori lingkungan sosial
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam
mengekspresikan marah.
b. Teori belajar-sosial
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun
melalui proses sosialisasi
5
2.3 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala menurut pendidikan keperawatan jiwa menurut ( sutejo 2007) :
2.3.1 Data mayor:
Subjektif :
- ungkapan berupa ancaman
- ungkapan kata-kata kasar
- ungkapan ingin memukul atau melukai
- mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
- informasi dari keluarga tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasien
objektif :
6
Objektif :
2.4 Akibat
Akibat pasien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko
tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mecederai suatu
tindakan yang kemungkinan dapat melukai atau membahayakan diri, orang
lain dan lingkungan (Prabowo Eko, 2014 hal 143)
7
2.6 Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul menurut Yosep, Iyus., 2007
hal 164 pada buku pendidikan keperawatan jiwa:
2.6.1 Resiko mencederai diri sendiri dan lingkungan
2.6.2 Perilaku kekerasan
2.6.3 Koping individu tidak efektif
2.6.4 Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
2.7.2 Tindakan
2.7.2.1 Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu di
pertimbangkan agar klien merasa aman dan nyaman saat
8
berinteraksi dengan terapis. Tindakan yang harus terapis
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya
adalah mengucapkan salam terapeutik, berjabat tangan,
menjelaskan tujuan interaksi, serta membuat kontrak topik,
waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
2.7.2.2 Diskusikan bersama klien penyebab resiko prilaku
kekerasan yang terjadi di masa lalu dan masa kini.
2.7.2.3 Diskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab resiko
perilaku kekerasan. Diskusikan bersama klien mengenai
tanda dan gejala perilaku kekerasan, baik kekerasan fisik,
fisiologis, sosial, spiritual maupun intelektual.
2.7.2.4 Diskusikan bersama klien perilaku secara verbal yang
biasa dilakukan pada saat marah baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan.
2.7.2.5 Diskusikan bersama klien akibat yang ditimbulkan dari
perilaku marahnya. Diskusikan bersama klien cara
mengontrol perilaku kekerasan baik secara fisik (pukul
kasur atau bantal serta tarik nafas dalam), obat-obatan,
sosial atau verbal (dengan mengungkapkan kemarahannya
secara asertif) atau pun spritual (sholat atau berdoa sesuai
keyakinan klien).
2.7.2.6 Penanganan
- TAK
Ikut sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi mengontrol perilaku kekerasan
- Farmakologi
Pelatihan pasien minum obat secara teratur dengan prinsip
5 benar disertsi penjelasan guna obat dan akibat berhenti
minum obat. Susun jadwal minum obat secara teratur
9
2.3.1 Tindakan keperawatan untuk keluarga
2.3.1.1 Tujuan
Keluarga dapat merawat klien dirumah
a. Tindakan
1) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan
meliputi penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul,
serta akibat dari perilaku tersebut.
2) Latih keluarga untuk merawat anggota keluarga dengan
perilaku kekerasan.
3) Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi klien agar
melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
4) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada klien bila
anggota keluarga dapat melakukan kegiatan tersebut secara
tepat
5) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus klien
menunjukan gejala-gejala perilaku kekerasan.
6) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi klien yang perlu
segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau
memukul benda atau orang lain.
2.3.2 Penanganan
2.3.2.1 TAK
ikut sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi mengontrol perilaku kekerasan.
2.3.2.2 Farmakologi
Pelatihan pasien minum obat secara teratur dengan prinsip
5 benar disertsi penjelasan guna obat dan akibat berhenti
minum obat. Susun jadwal minumobat secara teratur
10
BAB III
KASUS
11
3.1.4 Faktor predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalunya 1 kali pada
tahun 2017 dibawa ke RSJ magelang karena suka marah-marah dan
pengobatan sebelumnya tidak berhasil karena putus obat dari bulan
Januari 2018. Klien tidak mengalami aniyaya fisik, pelaku kekerasan,
aniyaya seksual dan tindakan kriminal. Klien mengalami penolakan
dilingkungan masyarakat karean sering dikucilkan pada usia 22 tahun.
Di anggota keluarganya ada yang memiliki gangguan jiwa yaitu
sepupunya tetapi tidak terkaji.
c
c
c c c c c c
c c
v c c c c
c
12
Ket. v
: Perempuan
c : Laki-laki
: keluarga yang menderita gangguan jiwa
: klien
v
2.c Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien bersyukur mempunyai anggota tubuh yang lengkap
bagian anggota tubuh yang disukai klien adalah bagian rambut,
klien suka sekali kalau rambutnya dikepang.
b. Identitas
Klien mengatakan bahwa klien seorang anak yang ke3 dari 6
bersaudara dan klien adalah seorang perempuan mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang. Klien
merasa puas sebagai mahasiswa fakultas hukum karena klien
bercita-cita sebagai konsultan hukum.
c. Peran
Klien berperan sebagai seorang anak perempuan dan klien
mengatakan sangat sedih karena jauh dengan bundanya.
d. Ideal diri
Harapan dan cita citanya menjadi konsultan hukum klien juga
mengatakan ingin cepat pulang agar bisa berkumpul dengan
keluarganya, klien sangat rindu terutama kepada bundanya,
klien berharap agar penyakinya sekarang tidak kambuh lagi.
e. Harga diri
Klien mempunyai hambatan dalam berhubungan orang lain
yaitu klien lebih suka menyendiri karena klien dikucilkan
dilingkungannya. Lingkungan sekitar orang lain menilai pada
dirinya mudah marah dan merusak lingkungan.
13
3. Hubungan sosial
Menurut klien orang yang paling dekat dengannya adalah
bundanya, klien mengatakan jarang melakukan kegiatan diluar
rumah karena dia merasa dikucilkan,
Hambatannya klien tidak suka berhubungan dengan orang lain
Karena klien mudah tersinggung.
4. Spiritual
Klien menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa, klien
beragama islam, klien yakin dan ikhlas bahwa sakit yang
dialaminya merupakan takdir dari Allah SWT, klien juga
melakukan sholat 5 waktu.
5. Status mental
a. Penampilan
Penampilan klien cukup rapi, dengan rambut dikepang, warna
rambut hitam, kulit putih, baju cukup rapih dan bersih
b. Pembicaraan
Klien berbicara jelas sesuai pertanyaan dan klien mampu
memulai percakapan bicara dengan sedikit keras dan ketus dan
berbicara cepat
c. Aktifitas motorik
Aktifitas motorik klien agitas karena Klien tidak duduk tenang
ketika ketika rindu bundanya, jalan mondar mandir, klien
terlihat kadang menyendiri
d. Alam perasaan
Klien mengatakan kesal, mudah tersinggung
e. Afek
Afek klien tumpul karena hanya bereaksi bila ada stimulus
seperti jika dinasehati klien marah/ mudah tersinggung.
14
f. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontrak mata klien kurang kadang beralih,
ekspresi wajah sedikit marah
g. Persepsi halusinasi
Tidak mengalami halusinasi
h. Proses pikir
Klien mengalami proses pikir sirkumstansial, pembicaraan yang
berbelit-belit tetapi sampai pada tujuan
i. Isi pikir
Isi pikir klien obsesi karena klien selalu memikirkan ingin cepat
pulang
j. Tingkat kesadaran
Tingakat kesadaran klien bingung karena klien terlihat kesal
k. Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : klien dapat
menyebutkan teman-teman SD yaitu marissa, aliyah,
gurunya bu ayla
b. Gangguan jangka pendek : bias menyebutkan makan tadi
yaitu tempe, nasi, sayur labu
c. Gangguan daya ingat saat ini : klien dapat mengingat menu
makanan tadi pagi yaitu dengan nasi, tempe, lauk
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien tidak mampu berkonsentrasi karena ketika diajak ngobrol
pertanyaan nya harus diulang-ulang, klien mempu berhitung
contohnya 100+50 hasilnya 150
m. Kemampuan penilaian
Gangguan penilaian ringan karena dapat mengambil keputusan
sederhana dengan bantuan orang lain contohnya klien lebih
memilih sholat dulu karena jadwal makannya jam setengah 1
15
n. Daya tarik diri
Klien menyadari penyakit yang dialami sekarang
16
7. Aktivitas didalam rumah
Klien melakukan apapun seperti menyapu, mengepel, mencuci
piring
8. Aktivitas diluar rumah
Klien tidak pernah melakukan kegiatan diluar rumah seperti
bermain dengan teman-temannya
5. Mekanisme koping
Jika klien ada masalah klien selalu menulis masalahnya dibuku diary dan suka
bercerita kepada bundanya
17
7. Kurang pemgetahuan tentang
Klien tidak paham tentang sakit yang diderita, klien juga belum pahan
tentang penyebab klien dimasukkan ke rsj, klien hanya mengetahui bahwa
klien sekarang sedang sakit tetapi klien tahu tentang cara mengontrol
marahnya, klien juga tahu 5 benar obat. Tetapi klien belum bias mengontrol
marahnya dengan tepat dan klien tidak tahu kegunaan obat yang diminumnya.
8. Aspek medik
Diagnosa Medik : F 25.2 (Kelainan Skizoafektif)
Terapi Medik : Risperidone 2mg/12 jam
Alprazolam 0,5/12 jam
Clozapine 2x25mg/12jam
18
3.1.8 Analisa data
Hari Paraf
/tanggal Data Fokus Masalah
/waktu
Selasa, Ds : klien mengatakan Resiko perilaku kekerasan
24 juli “saya marah karena dikucilkan oleh
2018 masyarakat”
09.00 “klien tidak suka dengan keramaian”
WIB Do :
-klien terlihat bingung
-kontak mata mudah teralih
-Nada suara agak tinggi dan ketus
19
Risiko Mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
20
3.1.11 Rencana keperawatan
TUK:
1. Klien dapat 1. Klien dapat menunjukan 1. Bina hubungan saling percaya dengan :
membina tanda tanda percaya - Beri salam setiap berinteraksi.
hubungan pada perawat - Perkenalkan nama, nama panggilan
saling percaya - Wajah cerah, perawat dan tujuan perawat berinteraksi
tersenyum - Tanyakan nama dan panggilnama
- Mau berkenalan kesukaan klien
- Ada kontak mata - Tunjukkan sikap empati, jujur menepati
- Bersedia janji setiap kali berinteraksi.
menceritakan - Tanyakan perasaan klien dan masalah
perasaan. yang dihadapi klien
- Buat kontrak interaski yang jelas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan perasaan klien
21
kekerasan dilakukannya penyebab rasa kesal atau jengkelnya
yang - menceritakan - Dengarkam tanpa menyela atau memberi
dilakukannya penyebab jengkel/kesal penilaian setiap ungkapan perasaan
baik dari diri sendiri
maupun lingkungannya
3. Klien dapat 3.kliien mampu 3.Bantu klien mengungkapan tanda –
mengidentifik menceritakan tanda- tanda perilaku kekerasan yang
asi tanda- tanda saat terjadi dialaminya:
tanda perilaku perilaku kekerasan - Motivasi klien menceritakan kondisi fisik
kekerasan - Tanda fisik: mata (tanda – tanda emosional) saat terjadinya
merah, tangan perilaku kekerasan
mengepal, ekspreso - Motivasi klien menceritakan kondisi
tegang, dan lain lain hubungan dengan orang lain (tanda- tanda
- Tanda emosional: social) saat terjadinya perilaku kekerasan
perasaan marah, jengkel,
bicara kasar
- Tanda social:
bermusuhan yang
dialami saat terjadi
perilaku kekerasan
22
yang pernah ini telah dilakukanya dilakukannya
dialami - Perasaannya saat - Motivasi klein menceritakan perasaan
melakukan kekerasan klien setelah tindak kekerasaan tersebut
- Efektivitas cara yang terjadi
dipakai dalam - Diskusikan apakah dengan tindak
menyelesaikan masalah kekerasaan yang dialami teratasi
23
7. Klien dapat 7.Klien mampu 7.1 diskusikan cara yang mungkin dipilih dan
mendemonstr memperagakan cara anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk
asikan cara mengontrol perilaku mengungkapkan kemarahan .
mengontrol kekerasan
perilaku 7.2 latihan klien memperagankan cara yang pilih
- Fisik: tarik nafas
kekerasan dalam, memukul - Peragakan cara melaksanakan cara yang
bantal/kasur dipilih
- Verbal: - Jelaskan manfaat cara tersebut
mengungkapkan - Beri penguatan pada klien,perbaikin cara
perasaan kesal/jengkel yang masih belum sempurna
pada orang lain tanpa 7.3 anjurkan klien menggunakan cara yang sudah
menyakiti dilatih saat marah/jengkel
- Spiritual: zikir/doa,
meditasi sesuai agama
24
program yang - Bentuk dan warna 8.6 beri pujian kepada keluarga setelah peragaan
ditetapkan obat 8.7 tanyakan perasaaan keluarga setelah mencoba
- Dosis yang cara yang dilatihkan.
diberikan kepadanya
- Waktu pemakaian
- Cara pemakaian 9.1jelaskan manfaat menggunakan obat secara
- Efek yang dirasakan teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat
9.2.Klien mampu
menggunakan obat 9.2 jelaskan kepada klien
sesuai program - Jenis obat ( nama, warna dan bentuk obat)
- Dosis yang tepat untukklien
- Waktu pemkaian
- Efek yang akan dirasakan klien
9.3 anjurkan klien
- Minta dan menggunakan obat tepat waktu
- Lapor ke perawat /dokter jika mengalami
efek yang tidak biasa
- Beri pujian terhadap kedisiplinan klien
menggunakan obat
25
3.1.12 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI (SOAP)
26
energi menarik nafas dalam :
1. Menjelaskan cara mengontrol
oerilaku kekerasan san fisik 1.
Tarik nafas dalam 2. Pukul
bantal/kasur
2. Mrlatih klien cara mengontrol
PK dengan cara fisik 1.tarik
nafas dalam 2. Pukul
bantal/kasur
27
Hari/tanggal Masalah Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
Kamis, RPK SP 1 S : klien mengatakan
26 juli 2018 1. Menjelaskan 1. “Klau saya marah tarik nafas
09.30 WIB cara dalam dan ucapkan
mengontrol astagfirullah hal azim tapi
oerilaku kadang-kadang”
kekerasan san 2. “saya lupa caranya”
fisik 1. Tarik
nafas dalam 2. O : klien belum kooperatif
Pukul
bantal/kasur - klien terlihat tegang
2. Menjelaskan - Nada suara keras
klien cara A: SP 1 belum kompeten
mengontrol PK
dengan cara P : Ulangi SP 1 cara menyalurkan
fisik 1.tarik energy :
nafas dalam 2.
Pukul 1. Menjelaskan cara mengontrol
bantal/kasur oerilaku kekerasan san fisik 1.
Tarik nafas dalam 2. Pukul
bantal/kasur
2. Melatih klien cara mengontrol
PK dengan cara fisik 1.tarik
nafas dalam 2. Pukul
bantal/kasur
28
Hari/tanggal Masalah Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf
jumat, RPK SP 1 S : klien mengatakan
27 juli 2018 1. Menjelaskan 1. “Klau saya marah tarik nafas
09.00 WIB cara mengontrol dalam dan ucapkan
oerilaku astagfirullah hal azim tapi
kekerasan san kadang-kadang”
fisik 1. Tarik
nafas dalam 2. 2. “saya bisa tarik nafas dalam
Pukul dan pukul bantal/kasur
bantal/kasur
2. Melatih
jelaskan klien O:
cara mengontrol -klien terlihat tenang
PK dengan cara
fisik 1.tarik -nada suara keras
nafas dalam 2.
Pukul A: SP 1 sudah kompeten
bantal/kasur P : lanjutkan sp 2 dengan cara
meminum obat teratur
29
BAB IV
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
30
5.2 SARAN
31