Anda di halaman 1dari 3

MATERI KULIAH HUKUM ACARA MK

PERTEMUAN KE 3 SEMESTER VI
(Nilai-nilai Konstitusi, sifat Konstitusi dan bentuk-bentuk konstitusi)

Nilai-nilai Konstitusi

 Dalam bukunya Reflection on the Value of Constitutions in our Revolusionary, Karl

Loewenstein sebagaimana dikutip oleh Astim Riyanto dalam buku yang sama, membagi

tiga tingkatan nilai konstitusi, yaitu nilai normatif, nilai nominal, dan nilai semantik (hal.

311).

 Chandra Parbawati dalam buku Konstitusi dan Hak Asasi Manusia (hal. 45) menerangkan

bahwa nilai normatif berarti konstitusi sebagai hukum tertinggi sebuah bangsa benar-benar

dipatuhi oleh penguasa maupun masyarakat secara murni dan konsekuen.

 Nilai nominal berarti konstitusi berlaku secara hukum, namun dalam implementasinya

belum bisa dijalankan secara maksimal sebagaimana diterangkan Kusnardi & Harmaily

Ibrahim dalam buku Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia (hal. 74).

 Sedangkan nilai semantik mengartikan konstitusi tetap berlaku, namun hanya formalitas

semata dan digunakan dalam menjalankan kekuasaan politik. Dalam praktiknya, terdapat

penyelewengan, sehingga konstitusi tidak dijalankan sama sekali sebagaimana diterangkan

Chandra Parbawati dalam buku yang sama (hal. 45).

 Nilai-nilai konstitusi idealnya harus dilaksanakan secara normatif, karena akan

memengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan sebuah bangsa yang tercantum di dalam

konstitusi, dalam konteks Indonesia, tujuan bangsa Indonesia, di antaranya, dapat dilihat

pada Alinea Keempat UUD 1945, yakni:

 “…untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadilan sosial…”
 Memang bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya, seperti kondisi sekarang ini di

mana pendidikan, perekonomian, kesehatan dan keadilan hukum yang belum sesuai

dengan apa yang diamanatkan konstitusi.

 Maka, negara harus benar-benar hadir untuk memenuhi apa yang menjadi hak warga

negara, dan warga negara harus melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya. Hal ini

semata-mata untuk mengimplementasikan nilai konstitusi secara normatif agar tujuan

negara tercapai.

Sifat Konstitusi

 Ada dua sifat utama dari konstitusi atau Undang-Undang Dasar, yaitu Luwes (flexible)

dan Kaku (rigid).

 Yang dimaksud dengan konstitusi fleksibel adalah suatu konstitusi yang mengandung ciri-

ciri pokok sebagai berikut: Elastis karena dapat menyesuaikan dirinya dengan mudah;

Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama seperti undang-undang.

 Artinya konstitusi yang rigid adalah konstitusi yang tidak mudah berubah dan memerlukan

proses khusus untuk melakukan amandemen. Mengutip buku Teori dan Hukum

Konstitusi, ciri-ciri konstitusi yang rigid adalah: Mempunyai kedudukan dan derajat yang

lebih tinggi dari peraturan perundang-undangan yang lain

 Konstitusi yang baik adalah konstitusi yang telahditetapkan bagaimana cara untuk

mengubahnya, sehingga mudah untuk mengikuti perkembangan zaman.

Bentuk-bentuk Konstitusi

 Secara garis besar bentuk konstitusi dibagi menjadi dua yaitu konstitusi tertulis dan

konstitusi tidak tertulis


 Bentuk konstitusi juga menyangkut prihal pembentukannya dan pengaturannya, hal ini

sangat terkait dengan konsep dan bentuk negara yang digagas oleh suatu bangsa, seperti

monarki konstitusional, Republik dan Federasi

Anda mungkin juga menyukai