Anda di halaman 1dari 3

Resume Nilai Konstitusi dan Penerapannya Dalam

Undang-Undang
Adila Haira*

*) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro


Kelas Hukum Konstitusi – I
Tahun 2020/2021

E-mail : adilahaira@students.undip.ac.id

Istilah “Nilai Konstitusi”


Menurut Soemantri Martosoewignjo dalam buku Astim Riyanto berjudul Teori
Konstitusi, istilah konstitusi berasal dari kata “constitution”, yang dalam bahasa Indonesia kita
kenal sebagai undang-undang dasar (hal. 19).
 
C. F. Strong sebagaimana dikutip oleh Agus Himmawan Utomo dalam
buku Konstitusi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Kewarganegaran 
(hal. 12) menyatakan bahwa, pada prinsipnya, tujuan konstitusi adalah untuk membatasi
kesewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah, dan merumuskan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

Oleh karena itu, setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu (hal. 12):
a. Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik,
b. Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta menetapkan batas-
batas kekuasaan bagi penguasa.
 
Dalam bukunya Reflection on the Value of Constitutions in our Revolusionary, 
Karl Loewenstein sebagaimana dikutip oleh Astim Riyanto dalam buku yang
sama, membagi tiga tingkatan nilai konstitusi, yaitu nilai normatif, nilai nominal, dan nilai
semantik (hal. 311).
 
Nilai konstitusi yaitu:
1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka
konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam
masyarakat dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum tetaplah berlaku, tetapi tidak
sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal – pasal tertentu tidak berlaku / tidak seluruh
pasal – pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.

1
3. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa saja.
Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat untuk melaksanakan
kekuasaan politik.
Konstitusi adalah hukum tertinggi suatu Negara. Sebab tanpa konstitusi negara tidak mungkin
terbentuk. Dengan demikian konstitusi menempati posisi yang sangat vital dalam kehidupan
ketatanegaraan suatu Negara. Dengan kata lain, konstitusi membuat suatu peraturan pokok
mengenai sendi-sendi pertama untuk menegakkan Negara

Konstitusi adalah hukum paling tinggi dari suatu negara karena jika tidak ada konstitusi negara
tidak mungkin terbentuk. Maka dari itu, konstitusi menempati posisi yang sangat vital dalam
kehidupan ketatanegaraan suatu negara atau konstitusi membuat suatu peraturan pokok mengenai
sendi-sendi pertama untuk menegakkan negara

Miriam Budiardjo memiliki pendapat bahwa Isi Konstitusi itu sendiri memuat tentang :

a.Organisasi Negara
b. HAM
c. Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hukum
d. Cara perubahan konstitusi dan larangan mengubah konstitusi

 Adapun yang menjadi Tujuan dibuat atau dibentukya suatu konstitusi yaitu :

 Untuk mengatur organisasi negara dan lembaga-lembaga pemerintahan


 Untuk membatasi dan mengontrol tindakan pemerintahan agar tidak berlaku
sewenang-wenang, atau dengan kata lain konstitusi itu dibuat untuk membatasi perilaku
pemerintahan secara efektif
 Membagi kekuasaan dalam berbagai lembaga Negara
 Menentukan lembaga Negara yang satu bekerjasama dengan lembaga lainnya
 Menentukan hubungan diantara lembaga Negara
 Menentukan pembagian hukum dalam Negara

Nilai-nilai konstitusi idealnya harus dilaksanakan secara normatif, karena akan memengaruhi
tercapai atau tidaknya tujuan sebuah bangsa yang tercantum di dalam konstitusi, dalam konteks
Indonesia, tujuan bangsa Indonesia, di antaranya, dapat dilihat pada Alinea Keempat UUD
1945, yakni:
 
“…untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial…”
 
Memang bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya, seperti kondisi sekarang ini di mana
pendidikan, perekonomian, kesehatan dan keadilan hukum yang belum sesuai dengan apa yang
diamanatkan konstitusi.
 

2
Maka, negara harus benar-benar hadir untuk memenuhi apa yang menjadi hak warga negara, dan
warga negara harus melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya. Hal ini semata-mata untuk
mengimplementasikan nilai konstitusi secara normatif agar tujuan negara tercapai.

Referensi :

1. Firdaus, Ramadhan Fahmi (2020), Nilai-Nilai Konstitusi UUD dan Maknanya, Hukumonline.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e6f209f4514c/nilai-nilai-konstitusi-dalam-
uud-1945-dan-maknanya/

Diakses pada 1 Maret 2021

2. Fajar, Ilham (2010), Fungsi, Maksud, dan Nilai-Nilai Konstitusi, Universitas Eka Sakti

Anda mungkin juga menyukai