Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA

e-ISSN 2477-3743 p-ISSN 2541-0024

Literature Review:
Pengaruh Cognitive Behavior Therapy terhadap Posttraumatic Stress Disorder
Akibat Kekerasan pada Anak
Maria Susila Sumartiningsih1, Yehezkiel E. Prasetyo2
1*
Bachelor Study Program of STIKes. Tarumanagara
2
HD Unit of Siloam Siloam Hospital Lippo Village
*Email Korespondensi: frmaria333@yahoo.com

ABSTRAK
ARTICLE INFO
Studi literatur review ini dilatarbelakangi adanya fenomena empirik yang
menggambarkan kejadian tindakan kekerasan pada anak yang semakin serius
HOW TO CITED:
dari waktu ke waktu. Implikasi tindakan kekerasan berdampak pada perlukaan
Sumartiningsih, M. S., and
Prasetyo, Y. E. (2019). Litera- fisik, gangguan mental, sosial, spiritual bahkan sering menimbulkan kematian.
ture Review: Pengaruh Cogni-
tive Behavior Therapy ter- Literatur ini ditunjukan untuk menganalisis secara teoritik pengaruh Cognitive
hadap Posttraumatic Stress Behavior Therapy (CBT) terhadap Posttraumatic Stress Disorder (PTSD)
Disorder Akibat Kekerasan
pada Anak. Jurrnal Pendidi- akibat kekerasan pada anak. Metode kajian literatur dilakukan terhadap tujuh
kan Keperawatan Indonesia artikel yang diperoleh dari sejumlah tiga database, EBSCO, PubMed, dan
5(2), p. 167-176
Springer Link. Kata kunci untuk pencarian artikel adalah “posttraumatic stress
disorder”, “child abuse”, “cognitive behavior therapy”, dan “treatment” dengan
DOI: “AND” sebagai Boolean operator. Hasil dari kajian literatur yaitu bahwa CBT
10.17509/jpki.v5i2.17429 memiliki pengaruh terhadap PTSD akibat kekerasan pada anak. Hasil artikel
review berupa: 1) Perbaikan klinis; 2) Menurunkan masalah PTSD; 3)
ARTICLE HISTORY:
Menurunkan kecemasan; 4) Menurunkan komorbiditas; dan 5) Kurangnya
Accepted
November 06, 2019 perbaikan pada kelompok tunggu. Hasil kajian literatur tersebut membuktikan
Revised
adanya penurunan nilai rata-rata PTSD dari waktu ke waktu pada anak.
December 06, 2019 Kesimpulan dari kajian literatur adalah CBT berpengaruh terhadap PTSD
Published akibat kekerasan pada anak. Rekomendasi kajian literatur ini dapat menjadikan
December 31, 2019 CBT sebagai terapi alternatif yang digunakan pada anak dengan masalah
PTSD.

Kata kunci: Child abuse, Cognitive Behavior Therapy, Posttraumatic Stress


Disoder, Treatment

ABSTRACT
The background of this literature review study is the emergence of empirical
phenomena in the form of incidents of violence to children, child abuses who
become more serious from time to time. The violence to children, child abuses
implications have an impact on physical injury, mental disorde, social,
spiritual and often even lead to death. Literature review study purposed to look
the effects of Cognitive Behavior Therapy (CBT) for the handling of
Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) as a result of child abuse. Keywords
literature review focused of seven articles were obtained from three databases,
EBSCO, PubMed, and Springer Link. Keywords to search the article is
167

167
Sumartiningsih, M. S., and Prasetyo, Y. E. | L iterature R eview: Pengaruh Cognitive Behavior T herapy terhadap Posttraumatic ...

stress disorder", "child abuse", "cognitive behavior therapy" and "treatment" with "AND" as Boolean opera-
tors. The results of the literature review are the CBT has influence on PTSD as a result of child abuse. CBT
influence on PTSD found that 1) The clinical improvement; 2) Reduce problems of PTSD; 3) Reduce anxiety;
4) Lower comorbidity; and 5) lack of improvement in the waiting group. The results of the literature review
prove decrease in the average value PTSD over time in children. Conclusions from the study of literature, CBT
affect the handling of PTSD as a result of child abuse with the results that have been obtained from the litera-
ture review. The results of the literature review can make CBT as alternative therapy for children with PTSD
issues.

Keywords: Child Abuse, Cognitive Behavior Therapy, Posttraumatic Stress Disorder, Treatment

PENDAHULUAN kekerasan anak di KPAI sejumlah 4620, pada


tahun 2018 mencapai 25.954 kasus. Dari
Perilaku kekerasan pada anak dari waktu ke sejumlah kasus tersebut terdapat 9.226 kasus
waktu menunjukaan adanya peningkatan bahkan kekerasan anak yang berhadapan dengan hukum,
sampai pada kondisi yang meresahkan, baik baik sebagai pelaku maupun korban.
anak sebagai pelaku kekerasan pada anak lainya Bilamana ditilik dari dimensi tempat kejadi-
maupun anak sebagai korban dari perilaku an perilaku kekerasan pada anak dapat terjadi
kekerasan oleh lingkungan. The Child A buse pada area lingkungan keluarga, lingkungan
Prevention and Treatment Act (CAPTA, 2010) sekolah, dan ingkungan masyarakat, bahkan
dalam Child Welfare Information Gateway pada lingkungan media sosial. Dimanapun
(CWIG, 2013) mendefinisikan kekerasan pada kejadian tindakan kekerasan berimplikasi pada
anak sebagai segala tindakan yang mengakibat- terjadinya dampak serius, tidak hanya pada dam-
kan kematian, cidera fisik atau emosional, pak fisik melainkan juga dampak pada
pelecehan seksual, eksploitasi serta berbagai psikologis, sosial, kultrual, dan bahkan dampak
tindakan yang mengakibatkan masalah serius spiritual anak. Dampak yang di ditimbulkannya
pada anak akibat dari kelalaian dan kegagalan tidak hanya pada terganggunya tumbuh
orang tua atau pengasuh/caregiver anak. CWIG kembang pada saat kejadian namun juga
(2013) mengklasifikasikan empat jenis kekera- berdampak pada terganggunya tugas perkem-
san pada anak, yaitu kekerasan fisik, kekerasan bangan pada tahap berkutnya, termasuk ketika
seksual, pengabaian dan kekerasan emosional anak tersebut mulai beranjak dewasa.
Hasil survei yang dilakukan oleh WHO Hal tersebut sejalan dengan pandangan
(2016) menunjukkan data bahwa sekitar seper- Endaryono (2017) yang memaparkan bahwa
empat dari sejumlah orang dewasa di dunia men- perilaku kekerasan merupakan peristiwa trau-
galami kekerasan ketika masih berusia kurang matik akibat dari kejadian yang tidak me-
dari 18 tahun, sejumlah 22,6% pernah mengala- nyenangkan yang dialami oleh anak yang dapat
mi kekerasan fisik, 36,3% mengalami kekerasan memicu munculnya berbagai masalah emosional
emosional, dan 16,3% mengalami pengabaian seperti rasa takut, cemas dan perasaan khawatir
anak. Sejumlah kasus perilaku kekerasan pada yang berlebihan sehingga menganggu hidup
anak di Indonesia pada berbagai tatanan, baik di keseharian anak. Implikasi yang buruk adalah
rumah, sekolah, dan di masyarakat beberapa ta- berupa ketidakmampuan anak melupakan peri-
hun terakhir ini juga mengalami peningkatan. stiwa kekerasan selama masa anak-anak yang
Sebagaimana data perilaku kekerasan pada anak dapat mengakibatkan terjadinya gangguan
yang diungkap oleh Komisi Perlindungan Anak psikologis yang biasa disebut Posttraumatic
(KPAI) dalam Kawulusan (2018) dijumpai data: Stress Disorder (PTSD). Kondisi anak pada
tahun 2012 terjadi 2.626 kasus, tahun 2013 ter- PTSD antara lain harga diri rendah, depresi, dis-
dapat 4.311 kasus, tahun 2014 dijumpai 5.066 fungsi sosial dan masalah interpersonal serta
kasus, tahun 2015 terdapat 6.066, tahun 2016 risiko bunuh diri di masa dewasa (Mohammadi
terjadi penambahan pengaduan perilaku et al., 2014). A merican Psychiatric A ssociation

168 JPKI 2019 volume 5 no. 2


Sumartiningsih, M. S., and Prasetyo, Y. E. | L iterature R eview: Pengaruh Cognitive Behavior T herapy terhadap Posttraumatic ...

[APA], (2013) mengkategorikan PTSD merupa- dan hasil intepretasi dari literatur yang
kan gangguan mental yang terjadi setelah anak berhubungan dengan topik tertentu dimana di
melewati pengalaman traumatis atau menyaksi- dalamnya mengidentifikasi pertanyaan
kan peristiwa traumatis seperti ancaman ke- penelitian dengan mencari dan menganalisa
matian, cidera serius atau kekerasan seksual literatur yang relevan menggunakan pendekatan
yang dapat terjadi lebih dari satu bulan setelah sistematis (Randolph, 2009). Metode yang di
peristiwa traumatis terjadi. gunakan pada literature review melalui pendeka-
Cognitive Behavior Therapy (CBT) terhadap tan sistematis untuk melakukan analisa data
penanganan Posttraumatic Stress Disorder secara simplified approach. Artikel desain
(PTSD). CBT merupakan terapi yang didasarkan penelitian secara Randomised Controlled Trials
pada konseptualisasi atau pemahaman individu (RCT) dengan menelusur hasil penelitian ek-
(keyakinan tertentu dan pola perilaku) untuk sperimen berbahasa Inggris. Artikel yang
menghasilkan perubahan modifikasi kognitif digunakan difokuskan pada artikel original
dalam pemikiran dan keyakinan seseorang se- empirical research atau artikel penelitian yang
hingga mengalami perubahan emosi dan berisi hasil dari pengamatan aktual atau eksperi-
perilaku yang menetap (Beck, 2011). Adapun men dimana terdapat abstrak, pendahuluan,
tujuan dari CBT adalah untuk mengurangi metode, hasil, dan diskusi.
emosional negatif dan respon anak terhadap Strategi pencarian artikel menggunakan
pengalaman perilaku kekerasan seperti database yang tersedia pada e-resources Per-
kekerasan seksual pada anak serta pengalaman pustakaan Nasional Republik Indonesia antara
trauma lainnya (CWIG, 2012). Penelitian yang lain EBSCO, PubMed, dan Springer Link. Kata
dilakukan oleh Nixon, et al. (2012) pada 17 anak kunci dalam menemukan artikel, yaitu posttrau-
dan remaja usia tujuh sampai 17 tahun yang matic stress disorder, child abuse, cognitive be-
mengalami PTSD, 65% atau 11 partisipan yang havior therapy dan treatment. Peneliti
mengikuti CBT secara penuh selama sembilan menggunakan “AND” sebagai Boolean operator.
minggu tidak lagi memiliki PTSD. Penggunaan boolean operator “AND” bertujuan
Atas dasar fenomena tersebut maka litera- untuk mengkombinasikan konsep dan aspek
ture review ini dilakukan untuk suatu tujuan yang berbeda sebagai kata kunci pencarian se-
mengidentifikasi pengaruh Cognitive Behavior hingga mempersempit dokumen yang akan
Therapy (CBT) terhadap penanganan Posttrau- didapat.
matic Stress Disorder (PTSD) akibat tindakan Data inklusi untuk menentukan kriteria
kekerasan pada anak. Adapun tujuan studi lit- bahan literature review¸ yaitu: 1) Artikel desain
eratur review adalah untuk mendapatkan hasil penelitian Randomised Controlled Trials (RCT),
dari pengaruh CBT terhadap PTSD akibat 2) penelitian eksperimen, 3) Artikel asli dari
tindakan kekerasan pada anak berkaitan dengan sumber utama (primary source). 4) Artikel
respon emosional dan perilaku negatif anak, ser- penelitian yang terbit tahun 2013 sampai tahun
ta keyakinan maladaptif atau kepercayaan yang 2018, 5) Artikel full text berbahasa Inggris, 6)
salah berhubungan dengan pengalaman trauma- Responden dalam artikel adalah anak dengan
tis yang anak alami sesuai dengan tujuan umum usia tiga sampai 18 tahun. Adapun data eksklusi
pemberian CBT oleh Child Welfare Information adalah: 1) Artikel diluar penggunaan CBT dalam
Gateway (CWIG, 2012). penangan PTSD akibat kekerasan pada anak, 2)
Artikel diterbitkan diatas 10 tahun terakhir/
METODE sebelum tahun 2013, 3) Artikel berbahasa Indo-
Literature review adalah menyediakan nesia. 4) Artikel hanya memuat bagian abstrak
kerangka kerja berkaitan dengan temuan baru atau sebagian part of text, 5) Responden dalam
dan temuan sebelumnya guna mengidentifikasi penelitian berusia dewasa. 6) Artikel literature
indikasi ada atau tidaknya kemajuan dari hasil review. Keterjagaan kualitas literature review
suatu kajian melalui penelitian komprehensif maka penulis merujuk pertimbangan etik dari

JPKI 2019 volume 5 no. 2 169


Sumartiningsih, M. S., and Prasetyo, Y. E. | L iterature R eview: Pengaruh Cognitive Behavior T herapy terhadap Posttraumatic ...

Wager & Wiffen (2011), yaitu avoiding yang lemah dengan melakukan critical appraisal
duplication publication (menghindari publikasi pada langkah awal, penamaan pada tiap tema
duplikasi), avoiding plagiarism (menghindari dengan mempertimbangkan penamaan yang
plagiarisme), transparency (transparansi), dan tepat pada setiap tema dengan memahami
ensuring accurary (memastikan keakuratan). literature sehingga nama pada tema lebih men-
Pencarian artikel menggunakan beberapa dekati hasil dari penelitian pada literatur, mem-
sumber dari database yang tersedia pada e- bandingkan dan melihat kembali setiap tema
library dan e-resources Perpustakaan Nasional dengan mengecek dua hal, yaitu: setiap tema
Republik Indonesia, yaitu EBSCO 8 artikel, telah mendapatkan nama yang tepat, dan
PubMed 11 artikel, dan Springer Link 475 pengumpulan tema-tema menjadi satu tema yang
artikel. Total artikel yang diperolah pada awal tepat, pengawasan ketat pada persamaan dan
pencarian sesuai dengan kata kunci yang telah berbedaan setiap tema kemudian menganalisa
ditetapkan yaitu 494 artikel. Keseluruhan artikel secara mendalam serta mempertimbangkan
yang diperoleh terdapat artikel penelitian yang bagaimana setiap tema dapat saling terkait,
bukan menggunakan RCT dan eksperimental, meninjau kembali critical appraisal dari setiap
artikel yang membahas selain penggunaan CBT literatur sehingga dapat menilai apakah tema-
dalam penanganan PTSD akibat kekerasan pada tema yang ada dapat menjawab setiap pertan-
anak, bukan full text, responen dalam penelitian yaan penelitian.
berusia kurang dari tiga tahun atau lebih dari 18 Critical appraisal menggunakan instrument
tahun, dan bukan artikel yang menggunakan ba- JBI Critical Appraisal for Experimental Studies
hasa Inggris berjumlah 483 artikel. Sehingga, guna melakukan proses evaluasi dan analisa ter-
483 artikel tersebut masuk dalam kriteria ek- hadap artikel yang di review, terutama untuk
sklusi. Selanjutnya, dari 11 artikel yang tersisa, melihat hasil, validitas, serta relevansi artikel
terdapat empat artikel masuk dalam kriteria dengan desain penelitian Randomized Con-
ekslusi dengan rincian, dua artikel masuk dalam trolled Trials (RCT) dan penelitian eksperi-
artikel kualitatif, satu artikel merupakan artikel mental lainnya.
duplikat, dan satu artikel merupakan artikel studi
kasus setelah dilakukan critical appraisal. Anali- HASIL
sa data yang gunakan pada literature review ini Analisa Data
yaitu simplified approach.) Simplified approach Analisa data dilakukan secara sistematis
merupakan analisa data dengan cara melakukan menggunakan pendekatan simplified approach.
kompilasi dari setiap artikel yang didapat dan Hasil pencarian artikel yang membahas selain
menyederhanakan setiap temuan (Aveyard, penggunaan CBT dalam penanganan PTSD aki-
2014). bat kekerasan pada anak melalui e-resources
Tahapan yang ditempuh pada analisa Sim- Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yaitu
plified approach meliputi meringkas setiap liter- EBSCO 8 artikel, PubMed 11 artikel, dan
arur critical appraisal/telaah kritis dilakukan Springer Link 475 artikel. Terdapat kata kunci
secara bersamaan untuk menentukan kekuatan dalam menemukan artikel yaitu posttraumatic
dan kelemahan literatur serta untuk melihat stress disorder, child abuse, cognitive behavior
hubungan antara satu literatur dengan literatur therapy dan treatment. Peneliti menggunakan
lain, mengidentifikasi tema-tema dari hasil “AND” sebagai Boolean operator. Penggunaan
setiap penelitian dalam literatur dimana tema boolean operator “AND” bertujuan untuk
yang dihasilkan harus mencerminkan pertanyaan mengkombinasikan konsep dan aspek yang ber-
penelitian dari literature review, pengembangan beda sebagai kata kunci pencarian sehingga
tema dengan menggabungkan semua tema yang mempersempit dokumen yang akan didapat.
sama mendiskusikan kekuatan dari temuan
dengan mempertimbangan hasil penelitian
dengan bukti yang lebih kuat atau pun bukti

170 JPKI 2019 volume 5 no. 2


Sumartiningsih, M. S., and Prasetyo, Y. E. | L iterature R eview: Pengaruh Cognitive Behavior T herapy terhadap Posttraumatic ...

Critical Appraisal adanya tanda dan gejala PTSD pada anak yang
Critical appraisal/telaah kritis menggunakan mengalami kekerasan telah mengalami
JBI Critical Appraisal for Experimental Studies penurunan yang signifikan setelah diberikan
yang masuk dalam kriteria inklusi berjumlah CBT dalam bentuk penurunan respon emosional
tujuh artikel. Pembahasan masing-masing artikel dan perilaku negatif pada anak, mengkoreksi
dapat dilihat pada Tabel 1. keyakinan maladaptif atau kepercayaan yang
salah berhubungan dengan pengalaman trauma-
Ringkasan tis, dan anak menjadi meningkat kepercayaan
Ringkasan literature review tentang CBT dirinya secara adaptif. Hasil studi menunjukan
dan pengaruhnya terhadap PTSD pada anak bahwa anak yang diberikan CBT memiliki
yang mengalami kekerasan dilakukan dengan gejala yang lebih sedikit terhadap reexperiencing
membuat matrik analisa. Hasil ringkasan yang dan penghindaran pada posttreatment dengan 16
diperoleh adalah bahwa pemberian CBT dalam sesi dari pada delapan sesi CBT dengan disain
bentuk TF-CBT (modifikasi CBT standar) TF-CBT Trauma Narrative (TN).
dengan pengabungan engagement memberikan Temuan pada tematik ketiga adalah
hasil yang lebih baik dalam mengatasi masalah dijumpai adanya penurunnya kecemasan mala-
PTSD pada anak yang mengalami kekerasan dan daptif pada anak gejala PTSD dengan pemberian
cenderung mampu menyelesaikan sesi pen- TF-CBT dengan TN. Penilaian kecemasan yang
gobatan (Dorsey et al., 2014). Hasil ini juga di- dilakukan anak-anak yang menerima 8 sesi Y es
perkuat oleh Deblinger et al. (2011), dimana TN dengan Multidimensional Anxiety Scale for
telah terjadi perbaikan pada masalah PTSD Children (MASC) dilaporkan bahwa cemas
berkaitan dengan reexperiencing dan berkurang pada pasca- perawatan.
penghindaran pada anak secara signifikan di Temuan tematik kempat adalah
posttreatment CBT. Demikian pula hasil menurunnya gangguan komorbiditas. Anak-anak
penelitian Scheeringa et al. (2011) menunjukan yang mengalami pristiwa kekerasan cenderung
adanya hasil yang baik pada masalah PTSD pada memiliki masalah PTSD setelah satu bulan pas-
anak setelah diberi CBT. ca pristiwa kekerasan yang mereka alami. Na-
mun, selain PTSD sebagai adanya sebab akibat
Hasil Literature Review dari suatu pristiwa, masalah komorbiditas juga
Hasil dari literature review pada tujuh dapat terjadi pada anak, seperti depresi, hipe-
artikel, penulis menemukan adanya pengaruh raktif, dan perilaku negatif lainnya. Komorbidi-
CBT terhadap PTSD pada anak yang mengalami tas juga berhubungan dengan PTSD.
kekerasan. Setiap hasil yang ditemukan Temuan pada tematik yang kelima adalah
menghasilkan lima tema besar, yaitu: perbaikan kurangnya perbaikan pada kelompok tunggu.
klinis, menurunnya masalah PTSD, menurunnya Nixon et al. (2012) mengatakan bahwa gejala
kecemasan, menurunnya gangguan komorbidi- PTSD secara alami akan berkurang meskipun
tas, kurangnya perbaikan pada kelompok tunggu pengurangan ini biasanya sedikit dengan interval
therapy. yang pendek. Namun, membiarkan anak dalam
Temuan pada tematik pertama adalah kondisi PTSD akibat kekerasan tidak akan
adanya perbaikan klinis pada anak yang meyelesaikan masalah pengalaman trauma yang
mengalami PTSD akibat kekerasan setelah pernah dialami. Tanda dan gejala PTSD dapat
dilakukan CBT. Cognitive Behavior Therapy muncul kapan saja jika tidak ada penanganan
(CBT) merupakan terapi yang didesain dengan yang diberikan. Berbagai perilaku negatif dan
menfokuskan pada perubahan modifikasi konitif kepercayaan maladaptif dapat menjadi lebih kuat
dalam pikiran dan keyakinan seseorang untuk dan mempengaruhi kesehatan mental anak.
mengalami perubahan emosi ke arah yang lebih
baik dan menetap.
Temuan pada tematik kedua didapatkan

JPKI 2019 volume 5 no. 2 171


Sumartiningsih, M. S., and Prasetyo, Y. E. | L iterature R eview: Pengaruh Cognitive Behavior T herapy terhadap Posttraumatic ...

Method
Author, Title, Journal Results
Design
Dorsey, S., Pullmann, M. D., Berliner, L., RCT Meta-analisis menunjukkan bahwa tiga atau lebih sesi CBT
Koschmann, E., McKay, M., & Deblinger, E. mengakibatkan beberapa perbaikan klinis. Dalam pemberian kondisi
(2014). Engaging foster parents in treatment: a Engagement dihadiri setidaknya empat sesi, parisipan lebih
randomized trial of supplementing trauma- menerima dosis aktif TF-CBT, dibandingkan dengan remaja dalam
focused cognitive behavioral therapy with kondisi Standard (96,0% vs 72,7%). Remaja dalam kondisi
evidence-based engagement strategies. Child Engagement secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk
Abuse Negl, 38(9): 1508–1520. memiliki akhir pengobatan dini, dan jika mereka melakukan
doi:10.1016/j.chiabu.2014.03.020. pengobatan akhir yang terjadi prematur, mereka dipertahankan
selama dengan sesi lebih daripada mereka dalam kondisi standar.
Untuk sampel gabungan, mengabaikan di kedua kondisi, anak-anak
yang menerima setidaknya empat sesi TF-CBT memiliki penurunan
yang signifikan dalam PTS dan gejala emosional dan perilaku
lainnya, yang mencerminkan hasil positif dalam studi TF-CBT
sebelumnya.
Deblinger, E., Mannarino, A. P., Cohen, J. A., Experi- Mixed-Model ANCOVAs menunjukkan bahwa perbaikan pasca-
Runyon, M. K., & Steer, R. A. (2011). Trauma- mental Study perawatan yang signifikan telah terjadi sehubungan dengan 14
focused cognitive behavioral therapy for chil- ukuran hasil di semua kondisi. Signifikan perbedaan efek utama dan
dren: impact of the trauma narrative and treat- interaktif yang ditemukan di kondisi berhubungan dengan hasil yang
ment length. Depression & Anxiety (1091- spesifik.Hasil penilaian PTSD, anak-anak yang menerima 16 sesi
4269), 28(1), 67-75. doi:10.1002/da.20744 yang dinilai memiliki gejala yang lebih sedikit dari reexperiencing
dan penghindaran pada posttreatment dari pada mereka yang
menerima 8 sesi. Namun, rata-rata perbedaan disesuaikan antara
kelompok pada 8 dan 16 minggu untuk re-experiencing dan
menghindari sub-skala diwakili pengurangan hanya satu gejala
PTSD jika perbedaan rata-rata yang disesuaikan untuk kedua skala
yang dijumlahkan. Pada keseluruhan hasil menunjukkan bahwa
untuk anak-anak berusia 4-11 dengan riwayat CSA dan orang tua
bukan pelaku kekerasan, TF-CBT efektif dalam meningkatkan
spektrum yang luas dari afektif dan perilaku fungsi serta pengasuhan
dan keterampilan keselamatan pribadi anak.
Scheeringa, M. S., Weems, C. F., Cohen, J. A., RCT Temuan awal menunjukkan bahwa TF-CBT layak dan lebih efektif
Amaya-Jackson, L., & Guthrie, D. (2011). dan bemanfaat untuk mengurangi gejala beberapa gangguan
Trauma-focused cognitive-behavioral therapy komorbiditas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada anak 3-6
for posttraumatic stress disorder in three- tahun yang menerima pengobatan TF-CBT (kelompok TI) lebih
through six year-old children: a randomized efektif dalam mengurangi gejala PTSD daripada periode yang sama
clinical trial. Journal of Child Psychology & dari kelompok tunggu yang digunakan untuk mengontrol perjalanan
Psychiatry, 52(8), 853-860. doi:10.1111/j.1469- waktu (kelompok WL). TF-CBT efektif untuk mendukung
7610.2010.02354.x penyelesaian tugas sekitar 80-90%, dengan tingkat penyelesaian
sering relatif lebih tinggi untuk anak-anak.
Nixon, R. D. V., Sterk, J., & Pearce, A. (2012). RCT Analisis menunjukkan bahwa intervensi secara signifikan
A randomized trial of cognitive behaviour mengurangi keparahan PTSD, depresi, dan kecemasan umum. Pada
therapy and cognitive therapy for children with pasca-perawatan 65% CBT dan 56% pada kelompok CT tidak lagi
posttraumatic stress disorder following single- memenuhi kriteria untuk PTSD. Gejala depresi pada orang tua,
incident trauma. J Abnorm Child Psychol, 327– trauma pada anak diyakini berpengaruh terhadap hasil CBT
337. http://doi.org/10.1007/s10802-011-9566-7

Webb, C., Hayes, A., Grasso, D., Laurenceau, RCT Piecewise hierarchical linear modeling mnunjukkan bahwa gejala
P., & Deblinger, E. (2014). Trauma-focused PTSD menurun secara signifikan ssetelah enam bulan dilakukan
cognitive behavioral therapy for youth: effec- CBT (pretreatment, 3 bulan, penilaian 6 bulan). Akan lebih efektif
tiveness in a community setting. Psychol Trau- bila dipertahankan selama 6 bulan berikutnya (6, 9, dan 12 bulan).
ma, 6(5): 555–562. doi:10.1037/a0037364. Gejala- gejala eksternalisasi meningkat sedikit selama masa tindak
lanjut, tapi perubahan ini secara statistik tidak signifikan.
Salloum, A., Robst, J., Scheeringa, M. S., Co- Experi- Stepped Care TF-CBT dapat memberikan metode alternatif pada
hen, J. A., Wang, W., Murphy, T. K., Tolin, D. mental Study evidence based, biaya relatif lebih efektif untuk terapi pada anak
F., & Storch, E. A. (2014). Step one within (Pilot Study) setelah mengalami trauma. Sejumlah, 55,6% -i 83,3% sampel
stepped care trauma-focused cognitive behav- merespons Stepped Care merasa puas dengan hasil pengobatan.
ioral therapy for young children : A pilot study. Terdapat 83,3% responden menyatakan efek kesembuhannya
Child Psychiatry Hum Dev, 65–77. terhadap therapi yg dijalani sesuai harapan, merasa nyaman
http://doi.org/10.1007/s10578-013-0378-6 menjalani terapi, dan biaya terapi dirasakan wajar.

Diehle, J., Opmeer, B. C., Boer, F., A. P. Man- RCT/ Penerapan TF-CBT dan EMDR dalam praktek klinis dalam setiap
narino., & Lindauer, R. J. L. (2015). Trauma- Prospective kondisi dilakukan secara individua pada anak dengan diagnosis
focused cognitive behavioral therapy or eye Randomized PTSD. Perbedaan dalam pelaksanaan praktis TF-CBT dan EMDR
movement desensitization and reprocessing : Openlabel ditemukan pada efek TF CBT 1,1 dan ukuran efek medium untuk
what works in children with posttraumatic EMDR dari 0,72. RCT TF-CBT dan EMDR menunjukkan bahwa
Blinded
stress symptoms ? A randomized controlled kedua perawatan efektif pada anak-anak dengan PTSD dalam
Endpoint
trial. Eur Child Adolesc Psychiatry, 227–236. pengaturan rawat jalan. TF-CBT dan EMDR efektif dan efisien
(PROBE)
http://doi.org/10.1007/s00787-014-0572-5 dalam mengurangi PTSD di anak-anak.
trial

172 JPKI 2019 volume 5 no. 2


Sumartiningsih, M. S., and Prasetyo, Y. E. | L iterature R eview: Pengaruh Cognitive Behavior T herapy terhadap Posttraumatic ...

DISKUSI waktu ke waktu (Nixon et al., 2012). Temuan


1. Perbaikan tanda klinis. yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan
Temuan pada tematik pertama adalah adan- oleh Nixon et al. (2012) adalah bahwa CBT ber-
ya perbaikan klinis pada anak yang mengalami hasil mengurangi gejala PTSD anak-anak,
PTSD akibat kekerasan setelah dilakukan CBT. terkait trauma psikopatologi (keyakinan yang
Merujuk pandangan Beck (2011) bahwa Cogni- salah, depresi) dan kecemasan umum. Setiap
tive Behavior Therapy (CBT) merupakan terapi hasil keuntungan yang diperoleh dipertahankan
yang didesain dengan menfokuskan pada peru- dalam tindak lanjut sehingga masalah PTSD tid-
bahan modifikasi konitif dalam pikiran dan ak kembali lagi pada anak yang telah menerima
keyakinan seseorang untuk mengalami peru- terapi.
bahan emosi ke arah yang lebih baik dan Bagian tersebut perlu dilakukan karena se-
menetap. Terdapat beberapa bentuk CBT dian- tiap keuntungan yang diperoleh akan menjadi
taranya, Trauma Focus – Cognitive Behavior gambaran hasil baik dari pengobatan melalui
Therapy (TF-CBT), TF-CBT dengan Engaging CBT. Webb et al. (2014) menunjukan adanya
foster parents, dan FT-CBT dengan Trauma hasil yang signifikan penurunan PTSD pada
Narrative (TN). Perbaikan klinis dapat dilihat anak yang telah diberikan CBT selama enam
pada artikel penenitian adalah perubahan tanda bulan pertama (adanya penurunan tanda dan
dan gejala setelah dilakukan CBT. gejala setiap bulan) dan mempertahan hasilnya
sampai pada bulan ke 12. Namun, bukan berarti
2. Menurunkan masalah PTSD setiap anak yang menerima CBT mengalami
Pada tematik kedua didapatkan adanya penurunan masalah PTSD secara penuh. Setiap
tanda dan gejala PTSD pada anak yang mengala- responden memiliki respon yang berbeda-beda
mi kekerasan telah mengalami penurunan yang terhadap keuntungan penggunan CBT.
signifikan setelah diberikan CBT dalam bentuk Diehle et al. (2015) mengungkapkan bahwa
penurunan respon emosional dan perilaku beberapa anak menunjukan penurunan gejala
negatif pada anak, mengkoreksi keyakinan mala- yang sangat besar, namun yang lain menunjukan
daptif atau kepercayaan yang salah berhubungan penurunan gejala hanya moderat. Meskin
dengan pengalaman traumatis, dan anak menjadi demikian, CBT tetap menjadi terapi yang mem-
meningkat kepercayaan dirinya secara adaptif. iliki pengaruh terahap penurunan masalah PTSD
Hasil studi menunjukan bahwa anak yang pada anak yang mengalami kekerasan. Pem-
diberikan CBT memiliki gejala yang lebih sedi- berian sesi yang sesuai dengan kebutuhan dan
kit terhadap reexperiencing dan penghindaran sesuai dengan desain CBT yang digunakan, CBT
pada posttreatment dengan 16 sesi dari pada menghasilkan hasil yang baik dalam menurunk-
delapan sesi CBT dengan disain TF-CBT Trau- an masalah PTSD.
ma Narrative (TN) (Deblinger et al., 2011).
Hal tersebut juga didukung oleh Dorsey et 3. Menurunkan kecemasan
al. (2014) bahwa anak-anak yang menerima Pada tematik ini dijumpai adanya
setidaknya empat sesi TF-CBT memiliki penurunnya kecemasan maladaptif pada anak
penurunan yang signifikan masalah gejala post- gejala PTSD dengan pemberian TF-CBT dengan
traumatic stress, gejala emosional dan masalah TN. Tabel 2 menunjukkan adanya penurunan
perilaku lainnya, yang mencerminkan hasil kecemasan pada anak yang menerima CBT.
positif dalam studi TF-CBT. Bahkan, Scheeringa Penilaian kecemasan yang dilakukan dengan
et al. (2011) mengungkapkan bahwa CBT mem- Multidimensional Anxiety Scale for Children
iliki efek yang lebih besar terhadap PTSD dari (MASC), anak-anak yang menerima 8 sesi Yes
pada masalah komorbiditas. TN dilaporkan bahwa cemas berkurang pada
Pemberian CBT mampu mengurangi gejala pasca-perawatan dibandingkan dengan anak-
PTSD pada anak dan bahkan orang tua yang ter- anak yang ditugaskan pada kondisi 8 No TN
libat dalam sesi CBT secara signifikan dari (Deblinger et al., 2011). Penilaian dengan

JPKI 2019 volume 5 no. 2 173


Sumartiningsih, M. S., and Prasetyo, Y. E. | L iterature R eview: Pengaruh Cognitive Behavior T herapy terhadap Posttraumatic ...

RCMAS juga melihat hasil yang baik terhadap perbaikan yang signifikan terhadap masalah
penurunanan kecemasan dari waktu ke waktu PTSD.
pada anak yang menerima CBT setelah perawa-
tan dan pada tindak lanjut dibandingkan dengan SIMPULAN
sebelum diberikan tindakan (Nixon et al., 2012). Simpulan dari literature review sebagaimana
tujuan yang ditetapkan yaitu bagaimana
4. Menurunkan gangguan komorbiditas. pengaruh CBT terhadap PTSD akibat tindakan
Anak-anak yang mengalami pristiwa kekerasan pada anak berkaitan dengan respon
kekerasan cenderung memiliki masalah PTSD emosional dan perilaku negatif anak, serta keya-
setelah satu bulan pasca pristiwa kekerasan yang kinan maladaptif atau kepercayaan yang salah
mereka alami. Namun, selain PTSD sebagai berhubungan dengan pengalaman traumatis yang
adanya sebab akibat dari suatu pristiwa, masalah anak alami sesuai dengan tujuan umum pem-
komorbiditas juga dapat terjadi pada anak, sep- berian CBT oleh Child W elfare Information
erti depresi, hiperaktif, dan perilaku negatif Gateway (CWIG).
lainnya. Komorbiditas juga berhubungan dengan Hasil dari literature review pada tujuh artikel
PTSD. Karena masih berkaitan dengan muncul- ditemukan adanya pengaruh CBT terhadap
nya perilaku negatif pada anak serta ke- PTSD berupa perbaikan klinis, menurunnya ma-
percayaan maladaptif yang salah, pemberian salah PTSD, menurunnya kecemasan,
CBT terbukti mampu menurunkan masalah ko- menurunnya gangguan komorbiditas, dan ku-
morbiditas yang terjadi. Penilaian yang dil- rangnya perbaikan pada kelompok tunggu terapi.
akukan dengan langkah wawancara diagnostik Cognitive Behavior Therapy (CBT) memiliki
dimana temuan dilakukan enam bulan tindak pengaruh terhadap Posttraumatic Stress Disorder
lanjut menunjukan efek signifikan bahwa CBT (PTSD) pada anak akibat kekerasan berupa pe-
mampu menurunkan masalah komorbiditas rubahan pola pikir dan perilaku anak dengan
(Scheeringa et al., 2011). Pemberian CBT hasil berkurangnya respon emosional dan per-
dengan model TF-CBT, meskipun tidak terjadi ilaku negatif serta berkurangnya keyakinan mal-
penurunan yang derastis pada masalah komor- adaptif atau kepercayaan yang salah berhub-
biditas, CBT mampu memperbaiki gangguan ungan dengan pengalaman traumatis yang anak
depresi mayor dan hiperaktif pada anak (Diehle pernah alami.
et al., 2015).

5. Kurangnya perbaikan pada kelompok


tunggu
Nixon et al. (2012) mengatakan bahwa
gejala PTSD secara alami akan berkurang mes-
kipun pengurangan ini biasanya sedikit dengan
interval yang pendek. Namun, membiarkan anak
dalam kondisi PTSD akibat kekerasan tidak
akan meyelesaikan masalah pengalaman trauma
yang pernah dialami. Tanda dan gejala PTSD
dapat muncul kapan saja jika tidak ada pe-
nanganan yang diberikan. Berbagai perilaku
negatif dan kepercayaan maladaptif dapat men-
jadi lebih kuat dan mempengaruhi kesehatan
mental anak. Temuan tersebut didukung oleh
Scheeringa et al. (2011) dan Nixon et al. (2012)
bahwa kelompok tunggu (kelompok yang tidak
diberi CBT dalam penelitian) tidak mengalami

174 JPKI 2019 volume 5 no. 2


Sumartiningsih, M. S., and Prasetyo, Y. E. | L iterature R eview: Pengaruh Cognitive Behavior T herapy terhadap Posttraumatic ...

DAFTAR PUSTAKA Endaryono. (2017). Dampak Kekerasan Ter-


American Psychiatric Association (APA). hadap Anak (Pahami, ambil sikap dan ac-
(2013). Diagnostic and statistical manual of tion). Diakses 15 April 2019 dari https://
mental disorder: DSM-5 (ed.5). Arlington, perludiketahui.wordpress.com/dampak-
VA: American Psychiatric Association kekerasan-terhadap-anak/[26-9-2017; 10:46]
Aveyard, H. (2014). Doing literature review in Kawulusan, Bovie (2018). Analisis Kekerasan
health and social care: A practical guide terhadap Anak di Provinsi Lampung. Di-
(ed.3). New York: McGraw-Hill Companie akses 13 April 2019 dari
Beck, Judith S. (2011). Cognitive behavior ther- https:/boviekawulusan.blogspot.com/
apy: basics and beyond (ed.2). New York: 2018/03/analisis-kekerasan-terhadap-anak-
The Guilford Press di.html
Bruns, C. (2010). Empirical research: How to Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
recognize and locate. Fullerton: California HAM). (2014). Data perilaku Kekerasan
Stage University. Diakses pada 15 April pada anak dan Kejahatan seksual terhadap
2019 dari http://users.library.fullerton.edu/ anak. Suar, 1, 13. Diakses pada 13 April
cbruns/empirical_research.htm 2019 dari http://
Child Welfare Information Gateway (CWIG). www.komnasham.go.id/sites/default/files/
(2013). What is child abuse and neglect? dokumen/SUAR%20EDISI%201-2014.pdf
Recognizing the signs and symptoms. Wash- Mohammadi, M. R., Zarafshan, H., & Khaleghi,
ington, DC: U.S. Department of Health and A. (2014). Child abuse in Iran: A systematic
Human Services, Children’s Bureau. Di- review and meta-analysis. Iranian Journal of
akses pada 15 April 2019 dari https:// Psychiatry, 9(3), 118-124. Diakses pada 13
www.childwelfare.gov/pubpdfs/ April 2019 dari https://
whatiscan.pdf www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
Deblinger, E., Mannarino, A. P., Cohen, J. A., PMC4277799, PMID: 25561950
Runyon, M. K., & Steer, R. A. (2011). Trau- National Center for PTSD. (2015). PTSD in chil-
ma-focused cognitive behavioral therapy for dren and teens. U.S. Department Veterans of
children: impact of the trauma narrative and Affairs. Diakses pada 13 April 2019 dari
treatment length. Depression & Anxiety http://www.ptsd.va.gov/public/family/ptsd-
(1091-4269), 28(1), 67-75. doi:10.1002/ children-adolescents.asp
da.20744 Prasetyo, Yehezkiel E. (2016). Pengaruh Cogni-
Diehle, J., Opmeer, B. C., Boer, F., A. P. Man- tive Behavior Therapy terhadap Pe-
narino., & Lindauer, R. J. L. (2015). Trauma nanganan Posttraumatic Stress Disorder
-focused cognitive behavioral therapy or eye Akibat Kekerasan pada Anak. Laporan Tu-
movement desensitization and reprocessing : gas akhir 2016
what works in children withposttraumatic Nixon, R. D. V., Sterk, J., & Pearce, A. (2012).
stress symptoms ? A randomized controlled A randomized trial of cognitive behaviour
trial. Diakses 15 April 2019 dari Eur Child therapy and cognitive therapy for children
Adolesc Psychiatry, 227–236. http:// with posttraumatic stress disorder following
doi.org/10.1007/s00787-014-0572-5 single-incident trauma. Journal of A bnormal
Dorsey, S., Pullmann, M. D., Berliner, L., Child Psychology, 40(3), 327– 337. http://
Koschmann, E., McKay, M., & Deblinger, doi.org/10.1007/s10802-011-9566-7
E. (2014). Engaging foster parents in treat- Randolph, J. J. (2009). A giude to writing the
ment: a randomized trial of supplementing dissertation literature review. peer- reviewed
trauma-focused cognitive behavioral therapy electronic journal, 14(13). Diakses pada 15
with evidence-based engagement strategies. April 2019 dari http://doi.org/10.1306/
Child Abuse Negl, 38(9): 1508– D426958A-2B26-11D7-
1520.doi:10.1016/j.chiabu.2014.03.020 8648000102C1865D

JPKI 2019 volume 5 no. 2 175


Sumartiningsih, M. S., and Prasetyo, Y. E. | L iterature R eview: Pengaruh Cognitive Behavior T herapy terhadap Posttraumatic ...

Scheeringa, M. S., Weems, C. F., Cohen, J. A., Webb, C., Hayes, A., Grasso, D., Laurenceau,
Amaya-Jackson, L., & Guthrie, D. (2011). P., & Deblinger, E. (2014). Trauma- focused
Trauma-focused cognitive-behavioral thera- cognitive behavioral therapy for youth: ef-
py for posttraumatic stress disorder in three- fectiveness in a community setting. Psycho
through six year-old children: a randomized Trauma, 6(5): 555–562 doi:10.1037/
clinical trial. Journal of Child Psychology & a0037364.
Psychiatry, 52(8), 853-860. doi:10.1111/ World Health Organization (WHO). (2014).
j.1469- 7610.2010.02354.x Child maltreatment. Diakeses pada 13 April
USC University of Southern California. (2016). 2019 dari http://www.who.int/mediacentre/
Organizing your social sciences research factsheets/fs150/en/(2016). Global health
paper: Limitations of the study. Diakses pa- observatory (GHO) data: Prevalence of fa-
da 15 April 2019 dari http:// tal and non- fatal violence. Diakeses pada
libguides.usc.edu/writingguide/limitations 13 April 2019 dari http://www.who.int/gho/
violence/prevalence_text/en/

JPKI 2019 volume 5 no. 2


176

Anda mungkin juga menyukai