Anda di halaman 1dari 5

Press Conference G20 ‘First Education Working Group Meeting’ (EdWG)

(Yogyakarta, 16-18 Maret 2022)

Sebagai upaya memberikan informasi terkait hasil dari agenda pertemuan pertama G20
Education Working Group (EdWG) 2022, pada hari Jumat (18/03), berlokasi di Kasultanan 3
Royal Ambarukmo Yogyakarta, telah berlangsung jumpa pers yang dilaksanakan secara
hybrid dan dihadiri oleh rekan-rekan media baik dari dalam maupun luar DIY.

Salah satu upaya Kemendikbudristek RI dalam pertemuan EdWG pertama adalah


memperkenalkan budaya Indonesia kepada delegasi-delegasi yang hadir terhadap kekayaan
dan karakter budaya Indonesia yang sudah sangat kuat sejak dahulu. Salah satunya adalah
terkait semangat gotong royong sebagai suatu hal yang sentral dalam bagaimana Indonesia
mengelola semangat untuk pemulihan bersama sesuai dengan tema yang diangkat yaitu
‘Recover Together, Recover Stronger’ termasuk juga di bidang pendidikan. Dalam pertemuan
ini, para delegasi diberikan kesempatan untuk melihat dan merasakan langsung unsur-unsur
budaya yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya.

Tujuan dan pelaksanaan EdWG ini adalah untuk mendorong adanya kolaborasi atau gotong
royong lintas negara untuk bersama-sama mengupayakan pemulihan global dalam bidang
pendidikan yang diperkuat dengan konsep gotong royong. Keempat agenda prioritas yang
disepakati akan ditindaklanjuti pada pertemuan selanjutnya untuk dibicarakan secara lebih
mendalam lagi. Kemudian EdWG kedua yang dilaksanakan pada bulan Mei secara virtual
akan membahas lebih rinci terkait agenda prioritas pertama dan kedua. Begitu juga
pertemuan ketiga yang dilaksanakan pada bulan Juni secara virtual akan membahas agenda
prioritas ketiga dan keempat secara spesifik. Kemudian pertemuan keempat yang
dilaksanakan pada bulan Juli di Bali merupakan pertemuan untuk finasliasi terhadap
pembahasan agenda priotitas sebelumnya.

Melalui sesi tanya jawab, Iwan Syahril, selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kemendikbudristek RI sekaligus Chair of G20 Education Working Group,
menuturkan bahwa pertemuan bersama para delegasi menghasilkan kesepakatan terkait dunia
pendidikan khususnya, terakselerasi atau telah mengalami sebuah terobosan di bidang
teknologi. Seperti halnya di Indonesia dengan memberikan alternatif seperti penggunaan
sebuah platform dimana akan membantu guru dan siswa mengajar dan belajar lebih baik.
Oleh karenanya perlu adanya peningkatan bukan hanya dari segi infrastrukur saja tetapi juga
dari segi kapabilitas untuk bisa memanfaatkan teknologi digital dengan lebih baik lagi
sehingga nantinya dapat menjadi sebuah solusi.

Meskipun waktu yang digunakan untuk membahas keempat agenda tersebut cukup singkat,
namun berjalannya agenda ini cukup produktif. Para delegasi mendapatkan kesan dan
pengalaman yang baik selama berada di Yogyakarta terhadap budaya, jamuan, dan
keramahtamahan bangsa Indonesia, sehingga menjadi penting untuk memperkuat tali
persaudaran antar negara.
Liputan Forum Group Discussion (FGD) Monev Keterbukaan Informasi
Badan Publik se-DIY Tahun 2022

Yogyakarta - Rabu (16/03) Komisi Informasi Daerah DIY melangsungkan Forum Group
Discussion (FGD) Monev Keterbukaan Informasi Badan Publik se-DIY Tahun 2022 di aula
Dinas Komunikasi dan Informatika DIY yang dilaksanakan secara luring dan daring dengan
narasumber yaitu Ibu Emiati, S.I.P., M.H dengan fasilitator M. Moh. Hasyim, S.H., M.Hum.

Dilaksanakan secara hybrid, peserta luring dihadiri oleh Pejabat Pengelola Dokumentasi dan
Informasi (PPID) Utama Pemda DIY, PPID Utama Pemkot Yogyakarta serta PPID Utama
Pemkab Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo, dan Sleman, Kepala Perwakilan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta (BPKP DIY), Ketua
Badan Pengawas Pemilu Provinsi DIY, Ketua Pengadilan Agama Kota Yogyakarta, dan
Panewu Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Tidak lupa juga peserta daring dihadiri
oleh Peneliti dari BRIN, Akademisi-UGM, Atmajaya, UII, dan UNISA, Pusat Kajian Anti
Korupsi FakultasSo Hukum UGM, CRI, IDEA, serta Pelaku Dunia Usaha.

Selama berjalannya FGD, Draft SAQ Monev BP Negara Tahun 2022 dibagikan kepada
peserta forum guna membantu memperlancar dan mengevaluasi kegiatan selama satu tahun
kebelakang.

Pemaparan Draft SAQ yang menjadi pegangan selama forum berlangsung dimulai dengan
membacakan pertanyaan yang telah direkap dan kemudian dijawab dengan penjelasan yang
disertai contoh seperti adanya keluhan serta kegiatan yang sudah atau belum terlaksana.
Pertanyaan yang tercantum dalam draft SAQ tersebut memiliki tujuan untuk membantu dan
mempermudah evaluasi kegiatan yang telah terlaksana selama satu tahun kebelakang

Melalui FGD ini, peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan kritik, keluh, dan
masukan guna mengevaluasi agar kedepannya dapat berjalan lebih baik. Seperti halnya
respon peserta sebagai masukan saran-saran atas pertanyaan yang telah dibacakan dimana
pada penyampaian poin 1 terdapat masukan dari Pengadilan Yogyakarta terkait profil badan
publik untuk menambahkan media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan E-mail.
Kemudian ada juga penyampaian terkait pengumuman untuk menjadi satu kesatuan hanya
melalui SAQ dan website tidak dari yang lain.

FGD yang diselenggarakan ini guna menarik kesimpulan terhadap pembahasan dari pendapat
para peserta atas pembahasan keterbukaan informasi badan publik. Masukan yang telah
tersampaikan pada saat berlangsungnya forum akan dibahas lebih lanjut oleh tim terkait.
Belajar Lebih Dekat, Komahi UMY Kunjungi Kantor Harian Jogja

Dalam rangka mengasah kemampuan dalam menyajikan berita dengan baik, Divisi Pers
Mahasiswa sebagai perwakilan dari Komahi UMY berkunjung ke Kantor Harian Jogja untuk
belajar bagaimana cara membuat berita pada hari Sabtu (7/3). Dilaksanakannya kunjungan ini
merupakan salah satu dari program kerja Divisi Pers Mahasiswa yang termasuk sebagai diklat
kunjungan. Diklat kunjungan ini diadakan sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan
anggota dalam proses pemembuatan berita ataupun dalam membuat tulisan.

Dalam menyajikan berita, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Disini, para anggota
belajar mulai dari bagaimana reporter menyaring kejadian atau fakta-fakta yang perlu
ditampilkan, karena tidak semua fakta dapat dimasukan dalam tulisan. Setelah meliput suatu
kejadian, tidak serta merta semua kronologi ditampilkan tetapi juga harus melindungi
identitas orang-oang yang terlibat. Yang perlu dilakukan selanjutnya adalah melakukan
observasi terhadap peristiwa yang terjadi. Seorang reporter juga harus memiliki bekal atau
informasi yang cukup untuk melakukan sebuah wawancara. Dengan dilakukannya
wawancara, hasil yang didapat akan dilakukan penelusuran. Penelusuran tersebut meliputi
seberapa luas pengaruh kejadian bagi pembaca, seberapa penting peristiwa bagi pembaca,
keakuratan peristiwa dan kedekatan peristiwa dengan pembaca. Tulisan yang didapat
nantinya harus di filter terlebih dahulu sebelum diterbitkan.

Setelah kunjungan ke Harian Joga, teknis serta proses dari meliput peristiwa sampai pada
akhirnya menjadi berita ataupun tulisan akan dicoba untuk diterapkan oleh reporter dalam
menyajikan berita ataupun tulisan. Oleh karena itu, setelah kunjungan dari Harian Jogja,
anggota Divisi Pers Mahasiswa langsung mempraktekkan ilmu yang telah di dapat
sebelumnya dengan mengambil lokasi di Malioboro. Di Malioboro, para anggota
mendapatkan tugas untuk mewawancarai beberapa pengunjung yang hasilnya nanti berupa
video dan juga tulisan dengan tema bebas. Video dan tulisan tersebut merupakan output dari
diklat kunjungan yang telah dilakukan. (rr)
Perdamaian Tanpa Diskriminasi Rasial

Tepat 60 tahun yang lalu, pada 21 Maret 1960 terjadi kerusuhan di Sharpeville Afrika Selatan
antara pihak kepolisian dengan para demonstran. Aksi masa memprotes atas adanya hukum
yang rasis dan penuh diskriminasi atau apartheid. Setelah terjadinya apartheid di negara
Afrika Selatan, menimbulkan ketegangan dan menyebabkan identitas negara menjadi
perdebatan yang dapat memicu konflik. Diskriminasi dan rasisme menjadi permasalahan
besar bagi setiap negara dimana tindakan seseorang dalam memperlakukan orang lain secara
tidak adil berdasarkan ras. Munculnya rasisme ini dikarenakan adanya ego dari ras tertentu
yang merasa bahwa merekalah yang lebih unggul dalam segalanya. Namun, adanya rasisme
di setiap negara memiliki kasus yang berbeda. Hal tersebut karena kepemilikan latar belakang
yang berbeda, seperti dalam sejarah, budaya, dan agama.

Prinsip kebebasan, kesetaraan dan antidiskriminasi perlu ditegakkan demi perdamaian agar
terealisasinya keadilan bagi semua kalangan. Setiap manusia adalah sama, perbedaan latar
belakang bukan menjadi halangan dalam menjalani kehidupan. Semua orang dilahirkan
merdeka dan mempunyai hak yang sama, sehingga terjadinya diskriminiasi rasial merupakan
pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh karenanya, diperlukan lembaga
internasional untuk menekan dan mencegah tindakan tersebut agar tidak menjadi konflik.

Pada akhinya Dewan Keamanan PBB menetapakan 21 Maret sebagai hari Penghapusan
Diskriminasi Rasial Sedunia untuk memperingati tragedi atas kerusuhan di Sharpeville yang
memakan korban jiwa. Deklarasi oleh PBB tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan
kedudukan dalam segala aspek kehidupan tanpa adanya perbedaan, khususnya ras, suku
bangsa dan warna kulit. Penghapusan diskriminasi rasial sebagai keinginan dari masyarakat
internasional termuat dalam United Nations Declaration on the Elimination of All Forms of
Racial Discrimination. Dalam deklarasi tersebut memuat segala penolakan dalam bentuk
diskriminasi rasial, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat biasa.(rr/riz)

Selamat Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial!!!


Mataf HI UMY 2020: Act with Sympathy, Stand in Solidarity, Live in
Serenity

Masa Ta’aruf Hubungan Internasional atau lebih dikenal dengan Mataf HI merupakan salah
satu agenda tahunan yang diadakan dalam rangka menyambut mahasiswa baru program studi
Hubungan Internsional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mataf HI UMY 2020
mengangkat tema “The Significance of Youth Solidarity in Fighting Against Racism”
dengan tagline ‘act with sympathy, stand in solidarity, live in serenity’ diketuai oleh Amar
Ramadhan Munaiseche dan berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom pada 30
September 2020. Terpilihnya tema ini tidak terlepas dari isu rasisme yang hangat dibicarakan
dalam jurusan HI. Rasisme pada dasarnya merupakan basis ideologi dengan pemikiran bahwa
terdapat ras yang memiliki keunggulan dan kemampuan lebih dibanding dengan ras yang
lain. Oleh karenanya, peran pemuda sebagai agent of change dengan meningkatkan
solidaritas sangatlah dibutuhkan untuk mengubah pola pemikiran seperti itu.

Berbeda dengan tahun sebelumnya yang selalu diselenggarakan di kampus, dikarenakan


adanya pandemi Covid-19 maka Mataf diselenggarakan dengan alternatif secara daring,
namun hal ini tidak mengurangi animo peserta dan suasana Mataf. Mahasiswa baru dibagi
kedalam 15 delegasi untuk melaksanakan tugas sebagai salah satu rangkaian Mataf. Para
delegasi saling berkompetisi untuk menunjukkan kemampuan sebagai satu tim yang pada
akhirnya mengeluarkan Delegasi Prancis sebagai pemenang Best Video Presentation dan
Delegasi Spanyol sebagai pemenang Best Delegate.

Masa Taaruf HI UMY mengangkat isu rasisme yang dikemas dalam talkshow bersama Dr.
Sugito, S.IP., M.Si selaku dosen HI UMY yang membawakan materi dari perspektif
pemerintah dan Andreas Harsono dari perspektif anak muda. Kemudian pemaparan
pengenalan kurikulum dilakukan sebagai langkah awal mahasiswa untuk lebih memahami
program studi HI. Selain itu juga dipersembahkan video tour kampus sebagai pengganti atas
ketidakhadiran mahasiswa baru secara langsung, pengenalan FKMHII oleh Audry Maura
sebagai Presnas FKMHII Korwil IV, pemutaran video singkat pengenalan Komahi UMY,
dan sharing alumni oleh Muhammad Reza Amba. (rr)

Anda mungkin juga menyukai