Sistem manajemen kinerja yang diterapkan oleh organisasi saat ini pada umumnya berorientasi pada pencapaian sasaran kinerja individu. Apakah Anda sepakat dengan pernyataan tersebut? Berikan alasannya! Ya saya sepakat dengan pernyataan tersebut, karena sistem manajemen kinerja memiliki peranan dalam suatu organisasi/perusahaan, baik secara global, divisional, departemental, maupun kelompok kerja dan individu. Secara global, sistem manajemen kinerja dapat melacak kinerja organisasi/perusahaan sehingga dapat dilakukan identifikasi faktor keberhasilan kritis. Secara divisional, sistem manajemen kinerja mencerminkan faktor keberhasilan kritis tetapi mencakup tujuan fungsional dalam divisi tertentu. Secara departemental, sistem manajemen kinerja mencerminkan faktor keberhasilan kritis yang dapat diterapkan dalam departemen tertentu. Secara lingkungan kelompok kerja dan individu, sistem manajemen kinerja dapat diterapkan dalam proyek-proyek kerja yang sedang dikerjakan oleh kelompok kerja dan tiap-tiap individu dalam kelompok tersebut. Kelompok kerja merupakan tingkat yang sangat penting dalam pengembangan sistem manajemen kinerja. Kunci utama dalam operasionalisasi rancangan sistem manajemen kinerja terletak pada kelompok kerja dan individu yang ada di dalamnya. Manfaat perusahaan melatih karyawan dalam hubungannya dengan sistem manajemen kinerja terletak pada kelompok kerja dan individu yang ada di dalamnya. Hal tersebut agar karyawan dapat menganalisis proses, dapat mengidentifikasi masalah, melakukan perencanaan, dan mengkaji kembali kinerja individunya dalam periode tertentu. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh kelompok kerja dalam sistem manajemen kinerja adalah 1) Mengklarifikasi tujuan tiap kelompok kerja; 2) Menetapkan tujuan yang disepakati dan target kelompok kerja; 3) Menetapkan pembagian tugas serta tanggung jawab tiap individu dalam sebuah kelompok kerja; 4) Memfokuskan pada proses kunci untuk tujuan perbaikan; 5) Mengidentifikasikan permasalahan dan menentukan prioritas perbaikan; dan Mengukur keberhasilan dari setiap aksi yang dilakukan. Prosedur langkah kelima meliputi berikut ini. 1) Mengidentifikasikan proses, dalam hal ini kelompok kerja dapat memilih sistem manajemen kinerja kelompok kerja mereka sendiri dengan mengulang apa yang telah mereka lakukan dan menganalisis dampaknya terhadap organisasi/perusahaan. 2) Mengizinkan sistem manajemen kinerja untuk berkembang. Tidak ada kelompok kerja yang dapat menetapkan sebuah sistem manajemen kinerja yang sempurna ketika pertama kali dirancang. Bahkan setelah perulangan yang kedua sekalipun. Oleh sebab itu, biarkan kelompok kerja untuk selalu memperbaikinya dan mengembangkannya sehingga mendekati kesempurnaan. 3) Mendorong Sistem Manajemen Kinerja yang dirancang agar dapat diterapkan (applicable), walaupun tidak sempurna. Kelompok kerja harus didukung dengan memberikan informasi yang valid agar rancangannya dapat diterapkan. 4) Jangan kehilangan arah karena kepemilikan, di mana sering kali timbul konflik karena masing-masing kelompok merasa bagiannyalah yang paling penting dalam menentukan kinerja organisasi/perusahaan secara keseluruhan. 5) Buat sistem manajemen kinerja yang terpadu dan dimulai dari bawah serta terkait dengan tingkat berikutnya secara langsung.