Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr, Wb.


Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadapan Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, serta energi yang positif, sehingga penyusun telah dapat menyelesaikan
buku panduan ini dengan baik. Salam tak lupa penyusun sampaikan kepada setiap inspirasi
dan motivasi yang selalu ada menemani penulis selama menyusun panduan ini.
Buku ini berjudul Panduan Bimbingan Dan Pelayanan Rohani di Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo, diharapkan dapat menjadi acuan dalam proses pelayanan yang dapat
memenuhi kebutuhan pasien sesuai yang diharapkan. Selama penyusunan buku panduan ini
penyusun mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moril, bimbingan,
pengarahan, pemikiran dan saran-saran yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyusun
didalam penyusunan buku panduan ini. Untuk itulah, penyusun ingin mengucapkan banyak
terima kasih.
Akhir kata penyusun berharap agar buku panduan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi karyawan Rumah Sakit Muslimat Ponorogo , sehingga dapat
tercipta pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Tim Penyusun

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI ii


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i
SK Panduan Bimbingan Dan Pelayanan Rohani……………………………………….
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..…. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………... 1
B. Tujuan…………………………………………………………………………… 1
C. Definisi………………………………………………………………………….. 2
D. Karakteristik Bimbingan Rohani pasien………………………………………… 2
E. Ruang Lingkup………………………………………………………………….. 2
F. Landasan Hukum……………………………………………………………….. 3
BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………............... 4
A. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani………………………………………….. 4
B. Kegiatan Pokok Bimbingan Rohani…………………………………………….. 4
C. Ruang Lingkup Pelayanan……………………………………………………… 5
BAB III STANDART KETENAGAAN……………………………………………… 6
BAB IV TATA LAKSANA …………………………………………………………... 7
A. Bentuk layanan bimbingan rohani yang ada di RSU Muslimat Ponorogo……. 7
B. Layanan Pemulasaraan Jenazah di Rumah Sakit.................................................. 9
C. Tata laksana koordinasi internal pemuka agama……………………………….. 11
D. Sasaran bimbingan dan pelayanan rohani……………………………………… 12
E. Jadwal kegiatan………………………………………………………………… 12
F. Biaya kegiatan………………………………………………………………….. 12
G. Evaluasi…………………………………………………………………………. 12
H. Pencatatan dan pelaporan……………………………………………………….. 12
BAB V DOKUMENTASI............................................................................................ 13
BAB VI PENUTUP……………………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 15

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI iii


Lampiran Keputusan Direktur ke: 1
Nomor : 018.e.Kep.Dir.RS-MP.VIII.2022
Tanggal : 03 Agustus 2022

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI


RSU MUSLIMAT PONOROGO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap Pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, nilai-nilai dan kepercayaan
masing-masing dan membawanya dalam proses pelayanan.
Beberapa nilai-nilai kepercayaan yang ada kepada pasien sering bersumber dari
budaya dan agama.keteguhan memegang nilai dan kepercayaan dapat mempengaruhi
bentuknya pola pelayanan dan cara pasien merespon. Sehingga setiap praktisi pelayanan
kesehatan harus berusaha memahami asuhan dan pelayanan yang di berikan dalam kontex
nilai- nilai dan kepercayaan pasien.
Pelayanan bimbingan kerohanian merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan
kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan bio-psyco-socio-spiritual, yang
komprehensif karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar
spiritual. Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO
yang menyatakan aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian
kesehatan seutuhnya (WHO, 1984).
Untuk itu RSU Muslimat Ponorogo mengadakan kegiatan pelayanan
bimbingan rohani pasien di Rumah Sakit, sebagai langkah konkrit untuk membantu
pasien dalam proses penyembuhannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Sebagai bentuk kepedulian yang sehat kepada yang sakit.
b. Setiap pasien yang menjalani pengobatan dan perawatan di RSU Muslimat
Ponorogo mendapatkan bimbingan dan pelayanan rohani.
c. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga agar tetap bersabar dan
berdoa dalam menghadapi musibah dan ujian dari Tuhan

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 1


d. Memberikan motivasi / dorongan kepada pasien agar tidak putus asa menjalani
pengobatan dan perawatan di RSU Muslimat Ponorogo.
e. Mengingatkan pasien agar tetap berbaik sangka kepada Tuhan yang Maha Esa.
2. Tujuan Khusus
a. Manfaat bagi pasien
1) Memberikan ketenangan bathin dan keteduhan hati kepada pasien dalam
menghadapi penyakitnya.
2) Memberikan motivasi dan semangat untuk tetap bersabar dan bertawakal
dalam menghadapi ujian dari Tuhan.

C. Definisi
Bimbingan dan Pelayanan Rohani adalah bentuk kegiatan yang didalamnya terjadi
proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada pasien di RSU Muslimat Ponorogo
sebagai bentuk kepedulian kepada mereka yang sedang mendapat ujian dari Tuhan Yang
Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Dalam kegiatan tersebut bagaimana seorang rohaniawan dapat memberikan
ketenangan, kedamaian dan kesejukan hati kepada pasien dengan senantiasa
memberikan motivasi dan semangat untuk tetap bersabar dan tawakal menjalankan
kewajibannya sebagai hamba Tuhan.

D. Karakteristik Bimbingan Rohani Pasien


Program yang berdimensi social dan langsung menyentuh aspek emosional
individu.

E. Ruang Lingkup
1. Ruang lingkup operasional kegiatan ini adalah rumah sakit dan masyarakat.
2. Rohaniawan sebagai orang yang diminta dalam kegiatan pembimbingan
dan pendampingan mental spiritual pasien dalam pemenuhan haknya sebagai
pasien.
3. Mengingatkan pada semua pelaku upaya kesehatan khususnya di Rumah Sakit
(semua karyawan rumah sakit) bahwa kehadiran kita di RSU juga untuk
memberikan kekuatan spiritual kepada pasien.
4. Berlaku untuk seluruh pasien yang menggunakan pelayanan di RSU Muslimat
Ponorogo agar pasien merasa lebih kuat, ikhlas dan yakin akan pertolongan dari
Tuhan Yang Maha Esa.
PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 2
F. Landasan Hukum
1. Undang- undang no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
2. Undang- undang no 36 tentang kesehatan
3. Permenkes No.4 tahun 2018 tentang Kewajiban rumah sakit dan kewajiban pasien

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 3


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tujuan Dan Fungsi Bimbingan Rohani


1. Tujuan bimbingan rohani pasien
a. Untuk mengenal diri dan lingkungan
b. Untuk dapat menerima diri sendriridan lingkungan secara postitif dan dinamis
c. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
2. Fungsi bimbingan Rohani
Ditinjau dari sifatnya, layanan bimbingan dapat berfungsi:
a. Fungsi preventif : layanan bimbingan ini sebagai pencegahan timbulnya
masalah.
b. Fungsi pemahaman : bimbingan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu
dari pihak pihak tertentu.
c. Fungsi perbaikan : fungsi bimbingan untuk terpecahnya masalah yang dialami
individu.
d. Fungsi pemahaman dan pengembangan : layanan dapat membantu individu
dalam memelihara dan mengembangkan secara keseluruhan pribadinya
secara mantap, terarah dan berkelanjutan.
Pada dasarnya bimbingan rohani merupakan aktualisasi teologi yang
dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman sebagai makluk
sosial yang dilaksanakan secara teratur oleh manusia untuk membina dan
mengarahkan manusia memiliki keyakinan yang kokoh dan bertambah kepada Tuhan,
taat melaksanakan ibadah dan memantapkan kesadaran beragama sehingga dapat
membawa seseorang menjadi lebih tenang dalam menghadapi permasalahan dan jauh
dari rasa cemas

B. Kegiatan Pokok Bimbingan Rohani


3 ( tiga ) Pilar Pokok pelayanan kerohaniaan RSU Muslimat Ponorogo :
1. Layanan Bimbingan Rohani Rawat Inap
2. Layanan Bimbingan Rohani Rawat Jalan
3. Layanan Bimbingan Rohani Pasien Terminal

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 4


C. Ruang Lingkup Pelayanan
1. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Islam
2. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Kristen Protestan
3. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Kristen Katolik
4. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Hindu
5. Pelayanan kerohanian pemeluk agama Budha

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 5


BAB III
STANDART KETENAGAAN

A. Daftar Nama Pemberi Pelayanan Kerohanian di RSU Muslimat Ponorogo


Nama Alamat Contact Person
Moh. Solikin, S.PdI Jl. Merapi Ponorogo Telp : 081335434561
Mujianto Jl Godang Patohan kidul Telp : 081259459102
Siman Ponorogo
Aning Faruqiyah Jl Godang Patohan kidul Telp : 082338066476
Siman Ponorogo

B. Daftar Nama Pemberi Pelayanan Kerohanian Sesuai Kerjasama dengan FKUB


1. Pemberi Pelayanan Kerohanian Muslim
1. NAMA Asvin Abdurrahman
NO. HP 081359316969
ALAMAT Mayak, Tonatan Ponorogo
AGAMA Islam

2. Pemberi Pelayanan Kerohanian Non Muslim


1 NAMA Yoseph Sukarni
NO. HP 085958509382
ALAMAT Jl. Ternate 61 D Ponorogo
AGAMA Katolik
2 NAMA Pdp.Sumihar Panjaitan,SIP
NO. HP 085230268879
ALAMAT Ds.Bringin,Jambon, Ponorogo
AGAMA Kristen
3 NAMA Bintang Aslana
NO. HP 085232678123
ALAMAT Pager Ukir, Sampung, Ponorogo
AGAMA Budha
4 NAMA Yoyok Supeno
NO. HP 085259699044
ALAMAT Keniten, Ponorogo
AGAMA Hindu

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 6


BAB IV
TATA LAKSANA

A. Bentuk layanan bimbingan rohani yang ada di RSU Muslimat Ponorogo


1. Bimbingan rohani bagi pasien rawat inap RSU Muslimat Ponorogo
Bimbingan rohani ini merupakan bimbingan regular bagi pasien rawat inap
RSU Muslimat Ponorogo yang dilakukan oleh rohaniawan yang ditunjuk oleh RSU
Muslimat Ponorogoatas permintaan pasien/keluarga. Bimbingan diberikan kepada
pasien dan keluarga yang menunggu.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Tahap Pra Pelayanan Bimbingan
1) Untuk petugas Ruang Rawat Inap
a) Lakukan pengkajian terhadap pasien dan keluarganya untuk mengetahui
kondisi mental dan kejiwaan, latar belakang sosiokultur, dan kebiasaan
melakukan ibadah.
b) Petugas ruangan mengajukan kepada pasien atau keluarganya Form
Permintaan Bimbingan Rohani.
c) Pasien atau keluarganya mengisi Form Permintaan Bimbingan Rohani lalu
di berikan ke petugas ruangan.
d) Petugas ruangan menghubungi petugas bimbingan rohani sesuai agama dan
kepercayaan pasien yang ditunjuk oleh pihak Rumah Sakit dan melakukan
kontrak waktu bimbingan yang tepat.
Kontrak waktu yang tepat adalah :
- Diluar jam visite DPJP
- Diluar Tindakan medis lainnya
- Diluar jam berkunjung
2) Untuk Rohaniawan
a) Perhatikan pakaian dan peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan
bimbingan rohani. Karena penampilan secara keseluruhan rohaniawan
sangat dibutuhkan untuk menimbulkan kesan yang nyaman terhadap pasien
atau keluarganya.
b) Membawa buku panduan bimbingan rohani dan leaflet yang dibutuhkan
selama bimbingan.
c) Saat ke pasien dan atau keluarganya, senyum,ucapkan salam sesuai agama
dan kepercayaannya.
PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 7
d) Perkenalkan diri secara singkat dan lakukan kontrak waktu bersama pasien
dan atau keluarganya( usahana mengetahui nama pasien ). Bila pasien dan
atau keluarganya berkenan dan siap maka bimbingan pelayanan rohani
dapat dilakukan.
b. Proses Bimbingan Pelayanan Rohaniawan
1) Perkenalkan diri secara khusus kepada pasien
2) Lakukan wawancara singkat tentang harapan pasien dan atau keluarganya
dengan penuh empati
3) Tidak larut dalam kesedihan pasien
4) Berikan sentuhan tangan sebagai rasa empati
5) Berikan pengertian untuk tetap bersabar dalam menghadapi musibah, cobaan
dan ujian dari Tuhan.
6) Anjurkan dan ajarkan melakukan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya
sesuai kemampuan pasien dan atau keluarganya.
7) Proses bimbingan dan pelayanan rohani dilakukan selama 15 – 30 menit.
c. Proses Post Bimbingan Pelayanan Rohani
1) Rohaniawan memberikan ucapan terima kasih kepada pasien dan atau
keluarganya atas kesediaan waktu untuk menerima bimbingan rohani.
2) Rohaniawan meninggalkan ruangan pasien dengan senyum dan salam.
3) Rohaniawan mendokumentasikan hasil binroh ke dalam buku expedisi
binroh.
4) Petugas ruangan mengisi formulir binroh yang telah ditandatangani oleh
pasien maupun keluarga pasien,kemudian dimasukkan ke dalam rekam medis
pasien.
2. Bimbingan rohani di UGD atau Rawat jalan
Bimbingan dan pelayanan rohani dilakukan dengan melihat kondisi pasien dan
atau situasi lokasi bimbingan.
3. Bimbingan rohani untuk pasien terminal
Bimbingan dan pelayanan rohani dilakukan pada pasien yang kritis.
Rohaniawan tidak larut dalam kesedihan keluarga pasien. Memberikan rasa empati
dan memberikan pengertian untuk tetap bersabar dalam menghadapi musibah,
cobaan dan ujian dari Tuhan. Menganjurkan dan mengajarkan kepada keluarga
pasien untuk melakukan ibadah atau mendoakan pasien sesuai agama dan
kepercayaannya sesuai kemampuan pasien dan atau keluarganya.Proses bimbingan
dan pelayanan rohani dilakukan selama 15 – 30 menit.
PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 8
4. Bimbingan rohani untuk petugas atau karyawan/ti RSU Muslimat Ponorogo
Bimbingan dan pelayanan rohani di berikan setiap 1 bulan sekali dan waktu
pelaksanaan, materi bimbingan dan pelaksana ( rohaniawan ) ditentukan oleh
Rumah sakit sesuai kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi saat itu

B. Layanan Pemulasaran Jenazah di Rumah Sakit


Pemulasaran jenazah adalah kegiatan perawatan jenazah meliput imerawat pada
saat setelah pasien meninggal di ruangan dan atau memandikan dan mengkafani baik
pasien infeksius maupun non infeksius sesuai dengan syariat islam dan standar Rumah
Sakit yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
1. Pemulasaraan jenasah non infeksius di Rumah Sakit
a. Petugas ruangan menanyakan kepada keluarga pasien, jenazah akan di lakukan
pemulasaran jenazah di rumah sakit atau tidak
b. Keluarga atau ahli waris menyampaikan kepada petugas ruangan, dan membuat
inform concent permintaan pemulasaran jenazah, jika menghendaki pemulasaran
jenazah di Rumah sakit
c. Petugas ruangan memberitahu kepada petugas kerohanian
d. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat-alat dan prasarana yang akan digunakan
e. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
memintakan tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta membuat
laporan di buku laporan jaga dengan jelas
f. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku serah
terima jenazah
g. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah kepada
keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
2. Tatalaksana Pemulasaan Jenazah Infeksius di RumahSakit
a. Petugas ruangan menanyakan kepada keluarga pasien, jenazah akan di lakukan
pemulasaran jenazah di rumah sakit atau tidak
b. Keluarga atau ahliwaris menyampaikan kepada petugas ruangan, dan membuat
inform concent permintaan pemulasaran jenazah, jika menghendaki
pemulasaran jenazah di Rumah sakit
c. Perawat memberitahu kepada kerohanian dan menginformasikan bahwa
jenazah dengan penyakit menular dan memberi tanda dengan menempelkan
stiker strip warna kuning pada label identitas jenazah
PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 9
d. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan dan
menginformasikan bahwa pasien dengan penyakit menular
e. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
memintatandatangan kepada petugas pemulasaran serta membuat laporan di
buku laporan jaga dengan jelas
f. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku serah
terima jenazah
g. Petugas kerohanian minta tandatangan bukti serah terima jenazah kepada
keluarga pasien serta tandatangan petugas driver ambulance
3. Tatalaksana Pemulasaran Jenazah dari Luar Rumah Sakit
a. Keluarga atau ahli waris menghubungi petugas kerohanian, bisa via telepon
b. Keluarga menghantarkan jenazah ke Rumah Sakit atau petugas kerohanian
menghubungi driver untuk menjemput
c. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan
d. Keluarga menulis inform concent terlebih dahulu sebelum pemulasaran jenazah
dilakukan
e. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
memintatandatangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta membuat
laporan di buku laporan jaga dengan jelas
f. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku serah
terima jenazah
g. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah kepada
keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance.
4. Tatalaksana Pemulasaran jenazah di Luar Rumah Sakit
a. Keluarga atau ahli waris menghubungi petugas kerohanian, bisa via telepon
b. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasaran yang akan digunakan
c. Petugas pemulasaran jenazah di antar oleh driver kerumah duka dengan
menggunakan ambulance Rumah Sakit
d. Keluarga menulis inform concent terlebih dahulu sebelum pemulasaran jenazah
dilakukan

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 10


e. Petugas kerohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan
meminta tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta membuat
laporan di buku laporan jaga dengan jelas
5. Tata laksana Pemulasaran Jenazah Non Muslim
a. Petugas ruangan menanyakan kepada keluarga pasien, jenazah akan di lakukan
pemulasaran jenazah di rumahsakit atau tidak
b. Keluarga atau ahli waris menyampaikan kepada petugas ruangan, dan
membuat inform concent permintaan pemulasaran jenazah, jika menghendaki
pemulasaran jenazah di Rumah sakit
c. Perawat memberitahu kepada kerohanian dan menginformasikan bahwa adalah
non muslim
d. Petugas kerohanian menghubungi petugas pemulasaran jenazah untuk
menyiapkan alat – alat dan prasarana yang akan digunakan dan
menginformasikan bahwa pasien dengan penyakit menular
e. Petugas rohanian menulis di buku perintah pemulasaran jenazah dan meminta
tanda tangan kepada petugas pemulasaran jenazah serta membuat laporan di
buku laporan jaga dengan jelas
f. Petugas kerohanian mendata pasien tersebut dan menulisnya di buku serah
terima jenazah
g. Petugas kerohanian minta tanda tangan bukti serah terima jenazah kepada
keluarga pasien serta tanda tangan petugas driver ambulance
h. Pemulasaran jenazah dengan ketentuan lain dilakukan di rumah duka sesuai
dengan agama yang dianut oleh pasien

C. TATA LAKSANA KAMAR JENAZAH


1. Pelayanan Pasien Meninggal
Bila ada pasien meninggal dunia, di RSU Muslimat maka petugas akan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Dokter penanggung jawab pelayanan melakukan asesmen kondisi terminal
terhadap pasien
b. Petugas menginformasikan ke keluarga terkait kondisi pasien
c. Dokter penanggung jawab pelayanan melakukan koordinasi dengan petugas
bina rohani untuk pendampingan keagamaan kepada pasien
d. Perawat melakukan evaluasi vital sign/ tanda-tanda kehidupan pasien setiap
ada perubahan kondisi pasien
PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 11
e. Jika terdapat pasien dengan resiko infeksi maka penanganannya harus sesuai
standart pencegahan dan pengendalian infeksi yang berlaku di RSU Muslimat
Ponorogo atau konsultasi dengan komite pencegahan dan pengendalian infeksi
RSU Muslimat Ponorogo
f. Pasien yang sudah dinyatakan meninggal dunia secara medis maka langsung
dipindahkan ke kamar jenasah dengan berkoordinasi dengan bagian bina rohani
g. Pasien yang sdah dinyatakan meninggal kemudian dipindahkan ke kamar
jenazah selama 2 jam sesuai ketentuan medis untuk memastikan jenazah benar-
benar meninggal
h. Pasien yang sudah benar-benar meninggal dunia dilakukan proses
pemulasaraan jenazah kecuali jika keluarga menghendaki untuk dilakukan
pemulasaraan jenazah sendiri di rumah duka atau di luar rumah sakit
i. Keluarga yang menghendaki pemulasaraan jenazah di RSU Muslimat atau
diluar rumah sakit diberi surat permohonan untuk mengisi formulir permintaan
atau penolakan pelayanan pemulasaraan jenazah.
2. Penanganan dan Pemindahan Jenazah
a. Perawat
1) Informasikan pasien dengan kondisi IWR* kepada petugas bina rohani dan
kepada keluarga pasien
2) Kelola pasien IWR dan melepas alat-alat yang terpasang di tubuh pasien
dengan persiapan sebagai berikut :
a) Persiapan Alat
- Sarung tangan lateks untuk semua yang akan menangani jenazah
- Baju pelindung
- Kain bersih penutup jenazah
- Klem dan gunting
- Plester kedap air
- Kapas atau absorben
- Pembalut
- Wadah barang berharga
- Brankas jenazah
b) Pelaksanaan
- Lakukan cuci tangan
- Pakailah baju pelindung

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 12


- Pakailah masker dan pelindung mata bila ada kemungkinan terjadi
percikan
- Lepaskan selang infus dan selang lainnya dari tubuh, bila perlu
menggunakan klem dan gunting, buang di wadah khusus infeksius
dan beri label sampah infeksius
- Luka bekas selang infuse ditutup dengan plester kedap air
- Lepaskan pakaian kotor,tempatkan dalam wadah untuk linen /
pakaian kotor
- Lepaskan pembalut luka, dan taruh di dalam wadah sampah
infeksius bersama benda terkontaminasi lainnya
- Letakkan kasa pembalut absorben di daerah perinium, rekatkan
dengan plester kedap air
- Letakkan jenazah dalam posisi terlentang dengan tangan di sisi atau
terlipat di dada
- Taruh handuk kecil di bawah kepala untuk menampung rembesan
darah
- Tutup kelopak mata secara perlahan-lahan, atau tutupi dengan
kapas lembab, tutup telinga dan mulut dengan kapas dan kasa
- Bersihkan jenazah
- Tutupi jenazah dengan baju dan kain bersih untuk disaksikan
keluarga
- Setelah keluarga menyaksikan jenazah, baju dapat dilepas
- Pasang label pengenal pada pergelangan kaki atau ibu jari kaki
jenazah
- Tempatkan jenazah dalam mortuari dan diantarkan ke kamar
jenazah
- Lakukan cuci tangan setelah melepas sarung tangan
c) Isi blangko serah terima pasien IWR
d) Serah terima jenazah kepada satpam, tenaga bina rohani dan atau tim
pemulasaraan jenazah
e) Tandatangani blangko serah terima pasien IWR
b. Bina Rohani
1) Terima informasi pasien IWR dari perawat
2) Tandatangani blangko serah terima pasien IWR dari perawat
3) Transfer pasien IWR ke ruang pemulasaraan jenazah
PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 13
4) Lakukan serah terima pasien IWR ke tim pemulasaraan jenazah
3. Pembersihan Kamar Jenazah
a. Pelaksana
1) Pakai alat pelindung diri ( APD)
2) Bersihkan tempat pemandiaan jenazah dengan cairan chlorine 0,5%
3) Bilas dengan air dicampur karbol dilanjutkan dengan air bersih
4) Bersihkan mortuari bagian dalam dengan chlorine 0,5 %
5) Bersihkan lantai dengan larutan chlorine 0,5 %, dilanjutkan dengan di pel
dengan air bersih dicampur floor clean
6) Lepaskan alat pelindung diri
7) Lakukan kebersihan badan
b. Yang perlu diperhatikan
1) Serap terlebih dahulu dengan koran/tisu,semprot dengan chlorin 0,5 %%
jika ada tumpahan darah diamkan selama 10 menit baru dibilas dengan air
bersih
2) Masukkan linen bekas penatalaksanaan pemulasaraan jenazahke bak linen
infeksius ( plastik kuning )
4. Pemulasaraan Jenazah Infeksius
Apabila ada jenazah infeksius yang harus dilakukan adalah :
a. Petugas ruangan menginformasikan kepada tim pemulasaraan jenazah atau
petugas binroh bahwa jenazah dengan penyakit menular
b. Petugas ruangan harus menjalankan kewaspadaan standart ketika menangani
pasien yang meninggal akibat penyakit menular
c. Pakailah alat pelindung diri ( APD ) lengkap
d. Berikan tanda “dengan cara menempel stiker strip warna kuning “ pada
keranda bagian luar bawah (posisi kaki jenazah)
e. Pindahkan sesegera mungkin ke kamar jenazah, setelah meninggal dengan
menggunakan keranda jenazah ( mortuari )
f. Bersihkan keranda dengan menggunakan chlorin 0,5 % setelah digunakan
g. Perhatikan sesitivitas agama, adat istiadat,dan budaya ketika seorang pasien
dengan penyakit menular meninggal
h. Jenazah dengan jarak perjalanan ke rumah duka tidak memerlukan waktu lama,
maka tidak boleh di balsem atau di suntik formalin
i. Jenazah dengan jarak perjalanan ke rumah duka memerlukan waktu lama,
maka boleh dibalsem atau disuntik formalin
PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 14
j. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka kembali
k. Antar jenazah dengan mobile ambulance jenazah
l. Semayamkan jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 jam dipemulasaraan jenazah
m. Beritahu tempat pemakaman bahwa kematian pasien adalah akibat penyakit
menular agar kewaspadaan standart diterapkan dalam pemakaman jenazah.

D. Tata Laksana Koordinasi Internal Pemuka Agama


1. Rumah Sakit menyediakan pelayanan kerohanian, khususnya pemuka agama yang
ditunjuk dan diakui sebagai pelaksana bimbingan internal di rumah sakit.
2. Untuk pemuka agama yang tidak tersedia di rumah sakit, Rumah Sakit bekerjasama
dengan pemuka-pemuka agama yang dapat membantu dalam pelaksanaan pelayanan
bimbingan kerohanian pasien di rumah sakit.
3. Bentuk kerjasama yang dilakukan tertuang dalam kesepakatan bersama dan saling
menghargai diantara keduanya.
4. Perawat yang bertugas akan mengatur dan berkoordinasi dengan pemuka agama yang
sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Apabila pasien tidak menginginkan daftar nama pemuka agama yang tersedia di
rumah sakit, maka pasien berhak mengutarakan pemuka agama yang dia pilih
kemudian pihak rumah sakit akan menghubungi pemuka agama yang ditunjuk oleh
pasien.
6. Seluruh kegiatan yang dilakukan pemuka agama selama proses memberikan pelayanan
kepada pasien menjadi tanggung jawab petugas kerohanian.

E. Sasaran bimbingan dan pelayanan rohani


1. Pasien dan atau keluarganya yang menjalani perawatan dan pengobatan di RSU
Muslimat Ponorogo.
a. Rawat Inap
b. Rawat Jalan
2. Seluruh karyawan/ti RSU Muslimat Ponorogo

F. Jadwal kegiatan
1. Bimbingan rohani di Ruang Rawat Inap
Waktu disesuaikan dengan permintaan pasien dan atau keluarganya.
2. Bimbingan rohani di Rawat Jalan

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 15


Waktu menyesuaikan saat kondisi Poliklinik atau rawat jalan ramai ( rabu/kamis
setiap jam 09.00 WIB – 09.30 WIB )
3. Bimbingan rohani untuk pasien pre operasi
Dilakukan satu hari sebelum pelaksanan operasi ( operasi yang elektif) dan setengah
jam sebelum dilakukan persiapan operasi ( bagi operasi Citto dan dilakukan di ruang
premedikasi ).
4. Bimbingan rohani untuk petugas atau karyawan/ti RSU Muslimat Ponorogo
Waktu pelaksanaan dilakukan sesuai jadwal yang sudah ditentukan oleh unit atau
bagian bimbingan dan pelayanan Rohani pihak RSU Muslimat Ponorogo.
G. Biaya Kegiatan
Untuk bimbingan dan pelayanan rohani dibebankan kepada Rumah Sakit
H. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan hasil yang didapat dari kegiatan bimbingan rohani dan
evaluasi dalam bentuk penilaian terhadap kepuasan layanan ini.

I. Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh semua pembimbing rohani dan dilakukan
pelaporan terhadap koordinator pembimbing rohani dan disampaikan kepada Direktur
RSU Muslimat Ponorogo.

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 16


BAB V
DOKUMENTASI

1. Panduan Bimbingan Rohani


2. Formulir General Consent
3. Formulir Kesediaan Bimbingan dan Pelayanan Rohani
a. Bagi pasien muslim
b. Bagi pasien non muslim

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 17


BAB VI
PENUTUP

Buku Panduan Bimbingan Rohani di Rumah Sakit Muslimat Ponorogo disusun


untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan pelayanan pemberian pelayanan kerohaniaan yang
dapat dilakukan oleh petugas kepada pasien dan keluarganya. Dengan adanya panduan ini
diharapkan dapat memberikan pelayanan kerohaniaan sesuai agama dan kepercayaan pasien.
Serta dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan pasien selama di Rumah Sakit Umum
Muslimat Ponorogo. Sehingga pasien mendapatkan pelayanan secara menyeluruh atau Bio-
psiko-spiritual.

Ditetapkan di : Ponorogo
Pada tanggal : 03 Agustus 2022
Direktur,

d
dr.Hj. Andy Nurdiana D.Q.,M.Kes
NIK. 19.04.440:

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 18


DAFTAR PUSTAKA

Elzaky, Jamal. (2011). Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah. Jakarta: Penerbit
Zaman.

PANDUAN BIMBINGAN DAN PELAYANAN ROHANI 19

Anda mungkin juga menyukai