Anda di halaman 1dari 15

Sidang Skripsi

Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir


Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin DARUL HIKMAH Bekasi

Nilai Tarbawi pada Larangan


Zhihar dalam Perspektif QS.
Al Ahzab Ayat 4
Sri Rahayu Dosen Pembimbing:
NIM. 18011058 Munir Fuadi, MA

Latar Belakang Masalah

Kondisi perkawinan pada masa jahiliyah

Akibat istri yang di zihar

Solusi dari zihar setelah agama islam masuk


Untuk mengkaji makna dari
zhihar terutama dalam perspektif
QS. Al Ahzab ayat 4
Untuk mengetahui bagaimana nilai
tarbawi pada larangan zhihar
dalam perspektif QS. Al Ahzab Tujuan
ayat 4
Untuk menunjukan bahwa di Penelitian
dalam ayat Al-Qur’an Al-Karim
khususnya dalam QS. Al Ahzab
ayat 4 terdapat aturan dan
larangan dalam zhihar
Metode Penelitian
Pendekatan Jenis dan Sumber Teknis Penulisan
Penelitian Data
Merujuk pada:
Kualitatif dengan Sumber Primer Pedoman penulisan Karya
Pendekatan Studi Pustaka Sumber Sekunder Ilmiah UIN Syarif
(Library Research) Hidayatullah 2017,
KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), dan
PUEBI (Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia)
Kajian Teoritik
Pengertian
Makna Zhihar
Zhihar
Seperti ‘Bagiku kamu seperti punggung ibuku’, dengan
Secara bahasa, maksud dia hendak mengharamkan istrinya bagi dirinya.
zhihar berarti
punggung. Sedang Men-zhihar istrinya adalah perkara yang diharamkan.
menurut istilah Seorang suami yang mengeluarkan ucapan itu tidak boleh
syariat, zhihar adalah lagi mencampuri istrinya dan tidak pula bermesraan
ungkapan suami dengannya melalui bagian anggota tubuhnya yang mana
terhadap istrinya. saja sebelum dia menebusnya dengan membayar kafarah
‫‪Teks Ayat‬‬
‫َج‬
‫َو َم َع َل‬ ‫ا‬ ‫ۚ‬ ‫ِه‬ ‫ِف‬ ‫ْو‬ ‫َج‬ ‫ي‬ ‫ِف‬ ‫ِن‬ ‫ْل‬
‫ْن َب ْي‬ ‫َق‬ ‫ِم‬ ‫ٍل‬ ‫ُج‬ ‫َر‬
‫ِل‬ ‫ُه‬ ‫َّل‬ ‫ال‬ ‫َج‬
‫َم َع َل‬ ‫ا‬
‫َل‬ ‫َع‬ ‫َج‬ ‫ا‬ ‫َم‬ ‫َو‬ ‫ۚ‬ ‫ْم‬ ‫ُك‬‫ِت‬ ‫ا‬ ‫َه‬ ‫َّم‬
‫ُأ‬
‫َّن‬ ‫ُه‬ ‫ْن‬ ‫ِم‬
‫َن‬‫و‬ ‫ُر‬ ‫ِه‬ ‫ا‬ ‫َظ‬ ‫ُت‬ ‫ي‬ ‫ِئ‬ ‫اَّل‬‫ل‬‫ا‬ ‫ُم‬ ‫ُك‬ ‫َج‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫ْز‬ ‫َأ‬
‫َّل‬‫ال‬
‫ْم َو ُه‬ ‫ۖ‬ ‫ُك‬ ‫ِه‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫ْف‬‫َأ‬ ‫ِب‬ ‫ُك‬ ‫ُل‬
‫ْم ْو ْم‬ ‫َق‬ ‫ُك‬‫ِل‬ ‫َٰذ‬ ‫ۚ‬ ‫ُك‬ ‫ا‬ ‫َأ‬
‫ْد َي َء ْم ْب َن َء ْم‬ ‫ُك‬ ‫ا‬ ‫ِع‬ ‫َأ‬
‫ي‬ ‫ِب‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ِد‬ ‫ْه‬ ‫ُه‬
‫َي ُل َح َو َو َي‬ ‫َّق‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫و‬ ‫ُق‬
‫َّس َل‬


Makna Ayat
Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam
rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang
kamu zihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan
anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang
demikian itu hanyalah perkataan di mulutmu saja

QS. AL AHZAB AYAT 4


Kajian Tafsir
Tafsir Al-Tabari Tafsir Ibnu Katsir
Imam Ath-Thabari - w. 2009 M Imam Ibnu Katsir – w.. 2008 M

Tafsir Al-Wasith Tafsir Al-Azhar


Wahbah Az-Zuhaili - w. 2013 M Hamka – w. 1987 M

Tafsir Al-Munir
Wahbah Az-Zuhaili – w. 2016 M
Pembahasan

Urgensi Memahami Peran Syariat Islam


Nilai Tarbawi Pada
Nilai Tarbawi pada dalam Nilai Tarbawi
Larangan Zhihar
Larangan Zhihar Pada Larangan
Zhihar
Urgensi Memahami Nilai
Tarbawi pada Larangan Zhihar

Jalan Menegakkan Syariat

Menghilangkan Kebodohan pada Jaman Jahiliyah

Memberikan Kejelasan Status


Istri Akibat Zhihar
Nilai Tarbawi Pada
Larangan Zhihar
Dasar Hukum Zhihar

Nilai Tarbawi
a.Dari Segi Akidah
b.Dari Segi Ibadah
c.Dari segi akhlak
d.Dari segi sosial masyarakat
Peran Syariat Islam dalam
Nilai Tarbawi Pada
Larangan Zhihar

Mendidik Masyarakat Menuju Kemaslahatan Hidup

Zhihar Adalah Perbuatan Dosa


Kesimpulan
Zhihar, di zaman jahiliyah itu berarti talak. Bahkan dipandang talak
yang paling hebat, karena di dalamnya terkandung suatu penyamaan
istri dengan ibu yang jelas haram bagi seorang anak untuk selama-
selamanya

Agama islam tidak menyetujui adanya zhihar, bahkan


memandangnya sebagai perbuatan mungkar dan dosa, karena
perbautan zhihar itu adalah perbuatan yg tdk mempunyai dasar

Agama islam menghilangkan semua akibat yang di timbulkan oleh


perbuatan zhihar dengan membayar kaffarat
Saran
Perlunya seorang muslim mempelajari
hukum-hukum pernikahan agar tidak
terjerumus pada larangan Allah,
seperti perkataan zhihar.
‫َخ‬ ‫ُك‬
‫َجَزا ُم ُهللا ْي ًرا‬
Ustadz Dr. A. Qusyairi Suhail, M. A.
Ustadz Ali Junnifar, M. A.
Ustadz Munir Fuadi, M. A.

Anda mungkin juga menyukai