Nawal - 1801618029
2021
1. Pengertian Kepemimpinan
2. Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan sendiri memiliki beberapa dasar teori yang digunakan hingga hari
ini. Ada bermacam-macam teori tentang kepemimpinan yang dikemukakan banyak
ilmuwan namun, terdapat enam teori yang merupakan dasar dari teori-teori yang muncul
belakangan ini. Keenam teori tersebut, yaitu :
1. Teori Sifat
Teori sifat ini biasa juga dikenal dengan teori genetik. Hal ini disebabkan
bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dibentuk.
2. Teori Perilaku
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang
Pemimpin yang efektif, bagaimana Mereka mendelegasikan tugas,
berkomunikasi dan memotivasi bawahan. Menurut teori ini, seseorang
bisa belajar dan mengembangkan diri menjadi seorang pemimpin yang
efektif, tidak tergantung pada sifat- sifat yang sudah melekat padanya.
Jadi seorang pemimpin bukan dilahirkan untuk menjadi pemimpin,
namun untuk menjadi seorang pemimpin dapat dipelajari dari apa yang
dilakukan oleh pemimpin yang efektif ataupun dari pengalaman. Teori
ini mengutarakan bahwa pemimpin harus dipandang sebagai
hubungan diantara orang-orang, bukan sifat-sifat atau ciri -ciri seorang
individu.
Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang
memiliki berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan
kebanyakan manusia lainnya. Ciri-ciri individu tersebut mencakup
karisma, intelegensi,kebijaksanaan, dan dapat menggunakan
kekuasaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan
yang memberi dampak besar bagi sejarah manusia.
1. Tipe Otokratik
Individu yang dapat menunjukkan sikap yang dirinya merasa hal tersebut pantas,
merasa bahwa dirinya akan selalu benar dalam hal memberikan ide – ide,
sedangkan ide – ide yang diberikan karyawan tidak dianggap. Dapat dikatakan
sebagai pemimpin yang cukup egois.
2. Tipe Karismatik
Individu yang mempunyai daya tarik yang tinggi dalam mempengaruhi individu
lain.
4. Tipe Militeristik
Individu yang dapat menerapkan sistem perintah dari pemimpin tertinggi dan
bawahan (karyawan) harus melaksanakan aturan yang sudah ditentukan.
5. Tipe Demokratis
Individu yang menggunakan tipe ini akan bersifat permisif dan memberikan
pekerjaan sepenuhnya kepada bawahan atau kepada karyawan – karyawan dalam
perusahaan tersebut
1. Kecerdasan
2. Bertanggung jawab
3. Jujur
4. Dapat dipercaya
5. Inisiatif
6. Konsisten dan tegas
7. Adil
8. Lugas
9. Kebijakan, kepedulian pada kepentingan bersama dan didukung oleh hati nurani
yang bersih, tulus dan ikhlas.
5. Teori Pengawasan
6. Pengertian Pengawasan
Jenis-Jenis Pengawasan Kerja menurut Holmes (1978) dalam Marsaoly & Nurlaila
(2016),
Obyek pengawasan merupakan bagian bagian pada organisasi yang akan diawasi
misalnya seperti keuangan, manusia, dan kegiatan waktu produksi. Contoh pada
keuangan adalah pemakaian ongkos produksi dimana ongkos produksi harus
dipergunakan sesuai dengan prinsip ekonomi agar pemakaiannya dapat maksimal.
Lalu pengawasan produksi melihat kualitas hasil kerja. Terakhir pengawasan
dalam waktu produksi melihat kesesuaian waktu yang diguakan dengan proses
yang dilakukan.
Pengawasan tipe ini dilakukan untuk melihat hasil-hasil dari suatu kegiatan yang
sudah selesai, penyebab dari penyimpangan dari kegiatan yang telah dilakukan
dan penemuan yang akan diterapkan untuk kegiatan verikutnya. Pengawasan ini
dilakukan secara historis dimana akan dilakukan setelah program dilakukan
8. Karaktertistik Pengawasan
Menurut Handoko 2010 dalam Syafitra 2019 terdapat beberapa karakteristik sistem
pengawasan yang efektif 1) melakukan pengawasan dengan tepat, 2) tepat waktu, 3)
penggunaan anggaran dengan efektif, 4) tepat akurat, 5) disetujui oleh semua pihak yang terlibat.
Penjelasan mengenai karakteristik pengawasan yang efektif adalah
a. Akurat
Informasi yang didapatkan dari sistem pengawasan harus tepat dan akurat agar
perusahaan tidak mengambil tindakan perbaikan yang keliru atau membuat
masalah yang sebenarnya tidak ada.
b. Tepat Waktu
Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah atau sama dengan
anggaran yang ditetapkan
h. Fleksibel
Sistem pengawasan harus fleksibel dengan lingkungan yang terus berubah, sistem
pengawasan fleksibel dalam memberikan respon atau reaksi terhadap masalah
atau kesempatan dari lingkungan
Sondole, E.M.R., dkk. (2015). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Pengawasan
terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran VII Pertamina
BBM Bitung, Vol. 3, hlm. 652.
journal.metrouniv.ac.id/index.php/riayah/article/view/1883
Marsaoly, Kurshin, M. S. & Nurlaila. (2016). Pengaruh Pengawasan dan Disiplin Kerja
http://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/JMS/article/view/478