Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Proposal

Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal
danstandar. Untuk memudahkan pengertian proposal yang dimaksud dalam tulisan
ini, kitadapat membandingkannya dengan istilah “Proposal Penelitian” dalam
dunia ilmiah(pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang
akan membuatpenelitian (skripsi, tesis, disertasi).

Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangandesain penelitian (usulan


penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentangsuatu bahan
penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk ,
dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan
dll.Proposal yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah “Proposal Umum” yang
seringdigunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan.

Sistematika Pembuatan Proposal


1. Pendahuluan
Berisi tentang ha-hal dan kondisi umum yang melatarbelakangi dilaksanakan
kegiatan tersebut.
Hubungan kegiatan tersebut dalam kehidupan seharihari(nyata)
Pointpoint pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen SWOT
yang telah dibahas sebelumnya.
2. Latar Belakang

Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya: Tri Darma
Perguruan Tinggi, program kerja pengurus dan lain-lain
Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka didasarkan secara umum,
misalnya : Peraturan Pemerintah Daerah No sekian
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut ( umum dan khusus)
Tentukan juga keluaran ( output ) yang dikehendaki seperti apa
4. Tema
Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut
5. Jenis Kegiatan
Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika
kegiatannya lebih dari satu,
Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut. Misal: berupa Seminar, Pelatihan,
penyampain materi secara lisan, Tanya jawab dan simulasi dll.

6. Target
Berisi uraian yang lebih terperinci dari Tujuan (Point 3) terutama mengenai
ukuranukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.
7. Sasaran/Peserta
Menjelaskan tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut ( atau
lebih kenal dengan peserta)
8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun serta pukul berapa akan dilaksanakan
kegiatan tersebut.
9. Anggaran Dana
Dalam anggaran disini, hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran
yang diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran
tersendiri
10. Susunan Panitia
Dalam halaman atau bagaian susuna panitia, biasanya hanya ditulis posisi yang
pentingpenting saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua panitia, Streering Commite
dll, sedangkan kepanitian lengkap dicantumkan dalam lampiran.
11. Jadwal Kegiatan
Dibuat sesuai dengan perencanaan dalam kalender Kegiatan yang telah disusun
sebelumnya
Atau bisa juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.
12. Penutup
Berisi tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi semua pihak.
Ditutup dengan lembar pengesahan proposal
Terakhir, diikuti dengan lampiran

KEPEMIMPINAN 
Pengertian Kepemimpinan
Menurut Moejiono (2002)
Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan
pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang
leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai
sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

3. Menurut Fiedler (1967)


Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang
menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-
sama untuk mencapai tujuan.

4. Menurut Ott (1996)


Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya
seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.

Nah itu pengertian kepemimpinan menurut para ahli, Gramedians. Kenapa banyak sekali para
ahli berpendapat mengenai kepemimpinan, ya? Lalu, seperti apa sih pengertian
kepemimpinan secara umum? Gramedians, secara umum, kepemimpinan dapat diartikan
sebagai suatu seni yang membentuk individu, agar menjadi kuat dan tangguh, untuk dapat
memberi motivasi kepada sekelompok orang, dengan tanpa paksaan, tanpa tekanan,dan tanpa
ancaman, agar mau melakukan sesuatu secara bersama, demi meraih tujuan bersama.
Dalam mengembangkan kemampuan untuk memimpin, seseorang harus dapat menjadi sosok
yang dapat menjadi contoh baik baik bagi orang lain dan hal tersebut membutuhkan latihan
dan pengalaman. Buku Pemimpin+Kepemimpinan dapat dijadikan referensi bagi kamu calon
pemimpin masa depan.

 ada beberapa teori yang menyatakan bahwa memiliki sifat-sifat tertentu dapat membantu seorang
individu menjadi pemimpin, yang notabene, sifat ini merupakan bawaan lahir individu. Namun ada
teori yang menyatakan, bahwa  bahwa model kepemimpinan seseorang dapat dipengaruhi atau
dibentuk oleh pengalaman, lingkungan, serta pendidikan dalam situasi dan kondisi tertentu. Maka,
dalam hal ini, kita dapat mengartikan, bahwa teori kepemimpinan merupakan buah pemikiran yang
berisi penjelasan mengenai, apa, bagaimana, siapa, kapan, dimana dan mengapa individu dikatakan
sebagai pemimpin. Teori-teori ini dapat kita gunakan sebagai pedoman, untuk mendalami konsep
kepemimpinan diri yang muncul, sehingga paling tidak, kita dapat menjadi pemimpin untuk diri
sendiri.

Sebagai pengetahuan, bagi yang sedang belajar menjadi pemimpin, ada beberapa teori yang
dapat dipergunakan untuk memperdalam konsep kepemimpinan dalam diri kita.

1. Great Man Theory


Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi, bahwa sifat
kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang semenjak orang tersebut
dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19.

Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan
kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak
orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri
khas sebagai pemimpin yang hebat.

2. Trait Theory
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini meyakini bahwa
orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu, akan menjadikan mereka
unggul dalam peran kepemimpinan.

Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan,
pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab,
disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.

Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik dan sosial guna
mendapatkan lebih banyak pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik dan kombinasi
karakteristik yang umum di antara para pemimpin.

3. Contingency Theory
Teori kontingensi atau yang berasal dari kata  Contingency Theory menganggap, bahwa tidak
ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap gaya
kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.

Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan memimpin
dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja
kepemimpinannya berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin
tersebut dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah
pula.

Teori kontingensi atau Contingency Theory juga sering disebut dengan teori kepemimpinan


situasional.

4. Teori gaya dan perilaku


Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut sebagai kebalikan dari The
Great Man Theory.

Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan.
Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas mental
atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut.

Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin
melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik. Teori ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan yang efektif merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh
individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis, manusiawi, dan konseptual.

5. Behavioral Theories
Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau Behavioral
Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai kepemimpinan. Teori ini
memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik
mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini
menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang didasarkan pada
perilaku yang dapat dipelajari.

6. Teori Servant
Teori kepemimpinan servant  atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan pertama
kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara
kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya kepemimpinan ini
cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan membantu mereka menjadi untuk
lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.
Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati dan dapat meredakan
kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya. Maka itu, fungsi kepemimpinan diberikan
pada seseorang yang pada dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani. Teori ini
menunjukkan bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk berkontribusi pada kesejahteraan
orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial.

7. Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya kepemimpinan yang
berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam
hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya
Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling
menguntungkan antara pemimpin dengan staf.

Seorang staf yang dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin dengan baik, merupakan
nilai lebih bagi staf dan juga bagi pimpinan yang memberikan tugas. Ketika tugas tersebut
dapat diselesaikan dengan baik, seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa tunjangan,
bonus, kenaikan gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya. Pemberian apresiasi berupa uang
atau tanda mata yang lain, merupakan bentuk penghargaan atas kinerja seseorang, yang
membuat seseorang tersebut merasa kerja kerasnya dihargai. Penghargaan ini pula
merupakan suatu bentuk hal yang telah disepakati bersama sebelumnya.

8. Teori transformasional
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada istilah memanusiakan
manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau
bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun semangat, mengubah kesadaran,
serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun
tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional
selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih
efektif dan efisien.

D. Pengorganisasian
Pada umumnya, individu dikatakan sebagai pemimpin, karena individu tersebut berada dalam suatu
organisasi atau lembaga, dalam organisasi atau lembaga tersebut terdapat struktur kepengurusan
pemegang amanah pelayanan dalam suatu organisasi.

E. Struktur organisasi
Dalam menjalankan amanahnya, seorang pemimpin diharapkan memiliki kemampuan untuk
mengorganisir suatu lembaga, atau organisasi, tempat seorang pemimpin tersebut
menjalankan amanahnya. Beberapa peneliti serta praktisi manajemen, mengembangkan suatu
pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja seorang pemimpin dalam sebuah
struktur.
Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi beberapa variabel, diantaranya adalah
formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan. Agar lebih paham, mari kita simak ulasan berikut ini.

1. Formalisasi
Formalisasi berasal dari kata dasar formal, yang berarti sesuai dengan peraturan yang sah,
menurut adat kebiasaan yang berlaku, atau sesuatu yang dianggap resmi. Formalisasi
merupakan proses, dimana seorang pemimpin suatu organisasi, menjalankan roda aktivitas
organisasinya dengan prosedur dan aturan yang diatur dalam suatu syarat dan ketentuan yang
telah dirumuskan.

Derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan
diberlakukan. Maka berjalannya aktivitas ini harus sesuai dengan aturan formal yang telah
diberlakukan. Formalisasi juga merupakan hasil dari kekhasan kinerja yang tinggi,
pendelegasian tugas dan kewenangan yang tinggi, pembagian deskripsi tugas berdasarkan
berdasarkan fungsi, dan luasnya wilayah kendali.

2. Sentralisasi
Sentralisasi yang berasal dari kata sentral yang berarti pusat, merupakan parameter dari
struktur suatu organisasi dimana wewenang untuk mengambil sebuah keputusan berada pada
pimpinan.

Struktur kewenangan pimpinan dalam organisasi dengan karakteristik seperti ini, jika
kekhasan kinerja tinggi, maka sentralisasinya akan semakin besar pula.

Tugas dan kewenangan yang didelegasikan semakin sedikit, karena ditentukan oleh
kewenangan pimpinan. Semakin besar dipakainya departemen berdasarkan fungsi, maka
sentralisasi juga semakin besar. Semakin luas wilayah kendali, sentralisasinya juga semakin
luas.

3. Kerumitan
Kerumitan atau kompleksitas, merupakan suatu struktur organisasi yang menggunakan acuan
terhadap jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.

Pengertian Public Speaking


Public Speaking adalah komunikasi lisan berupa pidato, ceramah, presentasi, dan jenis
berbicara di depan umum (orang banyak) lainnya.

Public Speaking sering diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai


“pembicaraan publik”. Namun, sejauh ini belum ditemukan terjemahan public
speaking yang pas dalam bahasa Indonesia, selain “berbicara di depan umum” dan
identik dengan pidato.
Pidato sendiri diartikan KBBI sebagai “pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata
yang ditujukan kepada orang banyak”. Orasi artinya pidato atau khotbah.

Public speaking meliputi pidato, ceramah, briefing, presentasi, menyampaikan


informasi dalam konferensi pers, siaran radio dan televisi, mengajar, sambutan, orasi,
membawakan acara (jadi MC), dan berbicara di depan orang banyak lainnya. Stand up
comedy yang dilakukan para komika juga termasuk public speaking.

Pelaku, subjek, atau orang yang melakukan public speaking disebut “public speaker”
(pembicara publik), orator, penceramah, pemateri, pembicara, pemberi sambutan,
pembicara kunci (keynote speaking), dll. Khotib dalam khotbah Jumat juga
termasuk public speaker.

Siaran radio dan televisi juga masuk kategori public speaking dari sisi komunikan atau
audiens dalam jumlah banyak (publik).

Teknik Dasar Public Speaking


Berikut ini Teknik Dasar Public Speaking untuk Pemula, meliputi Dasar-Dasar Public
Speaking sebagai berikut;

1. Mengatasi gugup/grogi

Gugup, grogi, atau nervous biasa dialami public speaker, khususnya bagi orang
yang pertama kali melakukan public speaking. Penyebab gugup antara lain
takut gagal, takut salah, takut “ngeblank” saat di depan mike (microphone), dan
takut dicemooh.

2. Persiapan

Jangan pernah melakukan public speaking tanpa persiapan.  Dalam masa persiapan
ini, lakukan latihan di depan cermin, bahkan di depan kucing peliharaan Anda sebagai
“wakil” audiens.

Pastikan pula Anda menguasai materi. Perbanyak baca referensi seputar topik yang
akan dibicarakan. Makin banyak referensi yang Anda baca, maka akan kian luas
wawasan dan penguasaan tema, sehingga akan memunculkan rasa percaya diri.

Jika Anda seorang ketua panitia acara, siapkan ucapan terima kasih kepada sponsor,
pendukung acara, anggota panitia, pihak berwenang, dan tujuan acara.

3. Teknik Membuka

Banyak cara membuka pidato dalam teknik dasar public speaking. Pembuka
pidato paling umum dan gampang adalah, setelah salam, langsung
mengemukakan topik pembicaraan atau mengemukakan tema apa yang akan
Anda sampaikan.

4. Teknik Penyampaian

Teknik menyampaikan materi pidato termudah adalah kronologis. Dalam contoh


pembukaan di atas, pembicaraan dimulai dengan mengemukakan kasus hoax terbaru
atau terheboh, lalu pengertian hoax, dan mengemukan ciri-ciri hoax.

Teknisnya:

1. Tarik napas. Lakukan juga tarik napas ini saat sebelum tampil di podium –
untuk relaksasi.
2. Sampaikan salam assalamu’alaikum   atau  selamat pagi disertai senyum (smily
voice)  dengan suara cukup terdengar hingga orang yang duduk di barisan
belakang.
3. Awali pidato Anda dengan nada rendah dan pelan. Start low and slow! Gigi satu
dulu, lalu naik ke gigi dua dst. Jangan langsung “ngegas”!
4. Sampaikan terima kasih kepada pembawa acara dan panitia/tuan rumah yang
mengundang Anda.
5. Sampaikan tema yang akan dibicarakan.
6. Mulailah dengan –pilih salah satu– anekdot, cerita lucu, pepatah, peribahasa,
pengalaman, kenangan, atau langsung ke materi.

5. Cara Menguasai Materi

Untuk menguasai materi, supaya tidak “ngeblank” atau tidak lupa, kita bisa
melakukan salah satu dari empat cara menguasai materi pidato atau presentasi berikut
ini:

1. Membaca naskah.

Menuliskan materi pidato lalu “membacakannya” dari awal sampai akhir. Jika ini
yang dipilih, jangan lupa sesekali arahkan pandangan kepada audiens.

2. Menghafalnya (memoriter).

Materi pidato ditulis lalu dihafal kata demi kata. Teknik ini berisiko lupa dan gagal
menyampaikan materi.

3. Menyiapkan ‘Sontekan’ (Outline)

Siapkan poin-poin atau garis besar materi pidato (ekstempore). Ini teknik penguasaan
materi terbaik, perpaduan nomor 1 dan 2.
Tuliskan pokok-pokok materi dan alur pembahasan di secarik kertas, misalnya 1.
pengertian hoax, 2. ciri-ciri hoax, dan bawa ke podium. Jangan sungkan melihat
“sontekan” itu karena sekaliber Barack Obama pun melakukannya saat pidato!

4. Slide

Gunakan slide PowerPoint dan Overhead Projector (OHP). Cara ini umumnya
digunaan trainer, dosen, atau dalam konferensi pers.

6. Bahasa Tubuh – Postur dan Gestur

Postur adalah bentuk atau keadaan tubuh, yakni posisi berdiri Anda di podium
atau di depan audiens. Gestur adalah gerakan anggota tubuh –kepala, tangan,
kaki, pundak, mata, dll.  Per definisi, gestur adalah bentuk komunikasi non-
verbal dengan aksi tubuh yang terlihat mengomunikasikan pesan-pesan
tertentu, baik sebagai pengganti bicara atau bersamaan dengan kata-kata.

7. Teknik Menutup
Mengakhiri atau menutup public speaking bisa dilakukan dengan cara
meringkas materi, mengulang poin penting, mengutip pepatah atau kata-kata
bijak, mengutip lirik lagu, bisa juga dengan pantun agar berkesan.
Tentu saja jika teknik kutipan yang dipilih, kutipannya “nyambung” dengan
materi atau topik pembicaraan.
Sebelum, menutup dengan ringkasan atau kutipan, sampaikan dulu sinyal
(tanda) bahwa pidato akan segera diakhiri. Misalnya, demikian yang dapat saya
sampaikan, mohon maaf jika tidak berkenan.

SELF DEVELOPMENT

Meningkatkan kualitas diri pribadi sehingga dapat meningkatkan kualitas hubungan


dengan orang atau pihak lain, itulah salah satu tujuan dan manfaat pengembangan
diri.

Dengan kualitas diri yang meningkat maka orang tersebut akan dapat memberikan
peran dan pelayanan yang lebih baik dan lebih luas guna menciptakan hubungan
yang harmonis antar orang, antara orang dengan organisasi serta antara sebuah
organisasi dengan organisasi lain.

Tujuan dan  manfaat tersebut hanya salah satu dari sekian banyak tujuan dan
manfaat yang bisa diperoleh dari upaya pengembangan diri. Berikut beberapa tujuan
dan manfaat lainnya:
Membangun Kesadaran Diri
Kesadaran diri adalah langkah yang paling dasar dalam proses pengembangan diri. Dengan
kesadaran diri Anda akan lebih mengenal diri sendiri dan akan terus berusaha untuk belajar
dan mengkaji tujuan hidup yang ingin dicapai. Kesadaran diri akan membuat Anda
memperoleh kebahagiaan yang sejati, karena dengan kesadaran diri Anda dapat
membangun kehidupan sesuai dengan bakat dan potensi yang Anda miliki serta berpijak
dari diri pribadi yang sebenarnya.

Memiliki Arah Hidup yang Jelas


Setelah kesadaran diri dimiliki, Anda akan dapat melihat lebih jelas gambaran dari
arah kehidupan dan apa yang ingin Anda capai dalam hidup.

Dengan mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam hidup, Anda tidak akan pernah
menyia-nyiakan waktu karena hampir semua waktu yang Anda miliki akan tercurah
untuk dapat mewujudkan apa yang menjadi tujuan hidup.

Selain itu, Anda juga akan dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan, karena
kesulitan dalam mengambil keputusan lebih banyak disebabkan karena
ketidaktahuan seseorang akan tujuan dari hidup mereka.

Lebih Fokus dan Terarah


Dengan memiliki arah hidup yang jelas, seseorang akan tahu apa yang menjadi
tujuannya, karena tahu apa yang harus dituju maka dia akan lebih fokus dalam
berpikir dan lebih terarah dalam melangkah, karena memiliki peta tujuan.

Namun begitu, dalam perjalanan hidup terkadang terdapat beberapa hal yang
mencuri perhatian dan berusaha mengalihkan mata hati Anda dari peta sukses.

Itu sebabnya pengembangan diri tidak boleh hanya berhenti sekali, tapi harus
dilakukan berulangkali guna mengantisipasi hal-hal yang dapat mengalihkan
perhatian Anda dari peta sukses yang menjadi pedoman untuk mencapai tujuan.

Menjadi Sumber Motivasi


Tujuan serta manfaat pengembangan diri yang lainnya adalah mengasah pikiran
untuk selalu kreatif dan inovatif dalam kondisi seperti apapun.

Disaat dalam keadaan terjepit dia tidak menyerah begitu saja karena dalam hatinya
telah tertanam sebuah pepatah lama yaitu: dimana ada kemauan, disitu pasti ada
jalan.

Sehingga kondisi yang tidak bersahabat justru akan memotivasi dirinya untuk
berkreasi dan berinovasi agar dapat terlepas dari keterjepitan.
Meningkatkan Daya Tahan Diri
Pengembangan diri tidak mampu mencegah datangnya hal-hal buruk dan sesuatu
yang tidak diinginkan, karena hal tersebut sudah menjadi sunatullah atau sudah
menjadi hukum alam.

Namun, seseorang yang senantiasa mengembangkan diri tidak akan pernah


menyerah dalam menghadapi keadaan sesulit apapun, karena dia memiliki daya
tahan yang luar. Dia memiliki keyakinan sekaligus keterampilan interpersonal untuk
menerima segala pemberian dari alam.

Kemampuan Bersosialisasi dan Membangun Relasi


Relationship sebagaimana kita tahu, seperti pedang bermata dua. Disatu sisi
hubungan dengan orang lain akan dapat membantu ke arah yang lebih baik, namun
disisi lain dapat menyeret seseorang menuju kegagalan.

Pengembangan diri akan meminimalisir dampak negatif dari sebuah hubungan,


karena seseorang yang senantiasa mengembangkan diri akan tahu bagaimana
menempatkan diri dalam sebuah pertalian hubungan berdasarkan peta sukses yang
dia buat. Itu sebabnya dia memiliki kemampuan lebih dalam hal bersosialisasi
sekaligus dalam membangun relasi.

Apa saja yang termasuk self development

5 Hal Utama untuk Membangun Self Development


 Membangun Kesadaran Diri.
 Punya Arah Hidup yang Jelas.
 Tingkatkan Terus Kemampuan.
 Siap Menerima Kritikan.
 Bersosialisasi dan Memperluas Relasi.

SIAP MEMIMPIN SIAP DIPIMPIN

Ada ungkapan, “saya tidak mau jadi pemimpin”. Adakah di antara kita yang sepemikiran dengan
kalimat tersebut? Atau ada yang sebaliknya, “saya sangat ingin menjadi pemimpin?”.

Silahkan disimpan dulu jawabannya. Mari sejenak kita berdiskusi. Apa makna dari pemimpin,
sehingga kalimat pertama dibenarkan? Atau pendefinisian kata pemimpin pada kalimat kedua
juga salah, sehingga banyak orang yang “berambisi” untuk menjadi seorang pemimpin?

Pemimpin, berasal dari kata dasar pimpin, memiliki imbuhan pe- yang menunjukkan arti pelaku,
seperti pelajar, yaitu orang yang melakukan aktivitas belajar. Bahkan jika dilihat pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat definisi yang unik, yaitu memegang tangan seseorang
sambil berjalan (untuk menuntun, menunjukkan jalan, dan sebagainya), dan bisa juga diartikan
membimbing. Hal lain yang menarik dari kata ini adalah banyaknya orang-orang yang ingin
menjadi pemimpin, bahkan merelakan waktu, tenaga dan materinya untuk berkampanye,
memasang atribut agar dikenal, dan dipilih sebagai seorang pemimpin.

Jika pemimpin diartikan sebagai sebuah kegiatan dalam membimbing, bukankah itu merupakan
tugas mulia? Apa lagi jika pemaknaan pemimpin dikaitkan dengan karakter-karakter baik yang
menjadikannya pantas untuk membimbing seseorang. Namun, ketika pemimpin diartikan
sebagai posisi yang memungkinkan seseorang untuk mengarahkan orang lain, memerintah
sesuai dengan keinginannya, nampaknya defisi ini perlu dirubah, karena pemaknaan tersebut
mengarah pada suatu jabatan yang sering kali diperebutkan.

Sumber pengaruh yang dimiliki oleh masing-masing pemimpin memberikan pemaknaan yang
berbeda ketika kita dihadapkan pada seseroang yang lebih berpengaruh secara internal, dan
mereka yang lebih memiliki jiwa kepemimpinan secara internal. Seseorang yang memiliki
sumber pengaruh eksternal akan lebih dikenal sebagai BOSS (pimpinan), sedangkan sumber
pengaruh internal menjadikan seseorang tersebut sebagai LEADER (pemimpin).

So, “BE A LEADER, NO A BOSS”.

Perlu diingat bahwa “pemimpin yang baik selalu dimulai dari keberhasilan MEMIMPIN
DIRINYA DAHULU”

Dipimpin

Dipimpin yaitu proses dimana individu atau kelompok mendapat instruksi dan
efek dari seorang pemimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam artian
singkat dipimpin yaitu proses dimana individu atau kelompok mengikuti instruksi
pemimpinnya.

Memimpin

Memimpin yaitu proses dimana seorang pemimpin dalam mengarahkan dan


mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai tujuan tertentu. Kaprikornus
memimpin yaitu proses kebalikan dari dipimpin tadi.

Organisasi yang ideal adalah organisasi yang dapat memenuhi kebutuhan


para anggotanya. Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang memiliki
persamaan tujuan, keinginan, dan cita-cita. Pembentukan organisasi
didasari oleh keinginan untuk membentuk wadah yang memperkuat
pencapaian tujuan.

Beberapa organisasi sudah mapan karena memiliki sejarah


keorganisasian yang panjang. Muhammadiyah adalah contohnya.
Organisasi kemasyarakatan keislaman yang mengambil bentuk
organisasi, mulai dari tingkat ranting sampai ke pusat. Bagaimana sih
pengelolaan ranting yang baik? Organisasi Muhammadiyah memiliki
dokumentasi dan pengalaman yang panjang, sejak tahun 1912. Oleh
karena itu maka banyak ditemukan ‘best practice’ pengelolaan ranting
yang bisa diterapkan di tempat lain. Namun perlu diketahui juga bahwa
masyarakat terus berubah, demikian pula kehidupan sosial
kemasyarakatannya. Sesuatu yang bagus di satu lokasi belum tentu
bagus di lokasi lain yang memiliki karakter masyarakat, kesukuan, adat
istiadat, sistem nilai, dan keberagaman lainnya dari masyarakat.

Maka tak heran pada masa-masa sekarang akar pendirian ranting


Muhammadiyah – pun berbeda. Kalau dahulu berbasis komunitas
masyarakat yang tinggal disalahsatu tempat yang sama, kemudian
beribadah pada masjid yang sama, kemudian berkembanglah lembaga
amal usaha, misalnya Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal.
Sekarang ranting Muhammadiyah didirikan atas dasar amal usahanya
dahulu. Alkisah didirikanlah amal usaha Muhammadiyah disatu tempat,
kemudian menjadi tempat bekerja umat Islam dari berbagai latar
nelakang. Kemudian didirikanlah ranting Muhammadiyah ditempat
terebut, untuk mengakomodasi kepentingan para karyawan amal usaha
dalam berorganisasi bermuhammadiyah, sehingga dapat melaksanakan
ibadah sosial dan ibadah individual, sembari meningkatkan kualitas
kepribadian dan kualitas kelompok.

Kepemimpinan menjadi ujung tombak kesuksesan organisasi. Selain itu


adalah kesolidan organisasi. Ada organisasi yang memiliki birokrasi yang
efisien dan efektif, sehingga siapapun pemimpinnya organisasi tersebut
dapat terus enerus berkembang menjadi lebih baik. Sistem yang terjaga
meminimalisir adanya pemimpin yang korup. Organisasi seperti ini
memiliki mekanisme pengawasan yang baik, sistem reward dan
punishment yang tertata rapi. Organisasi kepemerintahan selayaknya
seperti itu. Seperti umum diketahui bahwa jabatan menteri adalah ‘jatah
politik’. Sehingga keprofesionalan dalam bidangnya menjadi nomor
sekian. Misalnya menteri Agama dijabat oleh ketua partai politik Islam,
dan sebagainya. Kementrian sebagai organisasi seharusnya terus
menerus bekerja secara berkesinambungan, sehingga tujuan organisasi
tercapai.

Ada yang bilang pemimpin itu dilahirkan, adapula yang menyatakan


pemimpin itu dibentuk. Kalau di kalangan ningrat sih boleh-boleh saja
pimpinan dilahirkan. Karena dilahirkan menjadi putra mahkota kerajaan
Inggris, kerajaan ‘Solo’, kerajaan ‘Jogja’, kerajaan ‘Cirebon’, dan
sebagainya. Maka ia menjadi pemimpin masa depan dari rakyat yang
dipimpinnya. Untuk bangsa kita, ada kecenderungan untuk merasa ‘SIAP
MEMIMPIN’ bagi para intelektual/kelas menengah/tokoh populer (artis
sinetron/bintang filem/penyanyi) / tokoh politik/tokoh militer/ dan
siapapun yang memiliki ‘wangsit’ atau kepercayaan diri yang tinggi.
Seorang Jokowi adalah pemimpin yang ditempa oleh lingkungan lebih
banyak daripada faktor genetisnya.

SIAP MEMIMPIN tersebut didukung oleh sistem perpolitikan yang


memungkinkan banyaknya para pemimpin baru bermunculan.
Seharusnya dengan pengkaderan internal, namun yang sering terjadi
adalah para aktifis di organisasi kepemudaan, kemahasiswaan,
keormasan, atau membuat organisasi sendiri sebagai alat pencapaian
tujuan, misalnya aktif di partai politik.

SIAP MEMIMPIN DAN SIAP DIPIMPIN adalah salahsatu semboyan,


nasihat, petuah, dan juga doktrin dari pimpinan Pondok Modern
Darusssalaam Gontor Ponorogo, yang berkumandang pada kepemimpinan
generasi pertama yang dikenal dengan Trimurti Pimpinan Pondok Modern.
Doktrin tersebut disampaikan setiap tahun kepada para santri lama dan
santri baru pada acara Pekan Perkenalan. Doktrin ini mengingatkan setiap
santri/calon santri/maupun para alumninya untuk mengenal potensi
dirinya masing-masing, mengetahui kedudukan dirinya masing-masing,
dan berkhidmat kepada bangsa, agama, dan masyarakat sekitar dengan
kedudukan yang ada. Dimanapun berada harus memberikan manfaat
kepada oranglain.

Anda mungkin juga menyukai