Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal
danstandar. Untuk memudahkan pengertian proposal yang dimaksud dalam tulisan
ini, kitadapat membandingkannya dengan istilah “Proposal Penelitian” dalam
dunia ilmiah(pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang
akan membuatpenelitian (skripsi, tesis, disertasi).
Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya: Tri Darma
Perguruan Tinggi, program kerja pengurus dan lain-lain
Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka didasarkan secara umum,
misalnya : Peraturan Pemerintah Daerah No sekian
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut ( umum dan khusus)
Tentukan juga keluaran ( output ) yang dikehendaki seperti apa
4. Tema
Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut
5. Jenis Kegiatan
Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika
kegiatannya lebih dari satu,
Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut. Misal: berupa Seminar, Pelatihan,
penyampain materi secara lisan, Tanya jawab dan simulasi dll.
6. Target
Berisi uraian yang lebih terperinci dari Tujuan (Point 3) terutama mengenai
ukuranukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.
7. Sasaran/Peserta
Menjelaskan tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut ( atau
lebih kenal dengan peserta)
8. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun serta pukul berapa akan dilaksanakan
kegiatan tersebut.
9. Anggaran Dana
Dalam anggaran disini, hanya disebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran
yang diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran
tersendiri
10. Susunan Panitia
Dalam halaman atau bagaian susuna panitia, biasanya hanya ditulis posisi yang
pentingpenting saja, seperti Pelindung Kegiatan, Ketua panitia, Streering Commite
dll, sedangkan kepanitian lengkap dicantumkan dalam lampiran.
11. Jadwal Kegiatan
Dibuat sesuai dengan perencanaan dalam kalender Kegiatan yang telah disusun
sebelumnya
Atau bisa juga ditulis terlampir, jika jadwalnya banyak.
12. Penutup
Berisi tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi semua pihak.
Ditutup dengan lembar pengesahan proposal
Terakhir, diikuti dengan lampiran
KEPEMIMPINAN
Pengertian Kepemimpinan
Menurut Moejiono (2002)
Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan
pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang
leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai
sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Nah itu pengertian kepemimpinan menurut para ahli, Gramedians. Kenapa banyak sekali para
ahli berpendapat mengenai kepemimpinan, ya? Lalu, seperti apa sih pengertian
kepemimpinan secara umum? Gramedians, secara umum, kepemimpinan dapat diartikan
sebagai suatu seni yang membentuk individu, agar menjadi kuat dan tangguh, untuk dapat
memberi motivasi kepada sekelompok orang, dengan tanpa paksaan, tanpa tekanan,dan tanpa
ancaman, agar mau melakukan sesuatu secara bersama, demi meraih tujuan bersama.
Dalam mengembangkan kemampuan untuk memimpin, seseorang harus dapat menjadi sosok
yang dapat menjadi contoh baik baik bagi orang lain dan hal tersebut membutuhkan latihan
dan pengalaman. Buku Pemimpin+Kepemimpinan dapat dijadikan referensi bagi kamu calon
pemimpin masa depan.
ada beberapa teori yang menyatakan bahwa memiliki sifat-sifat tertentu dapat membantu seorang
individu menjadi pemimpin, yang notabene, sifat ini merupakan bawaan lahir individu. Namun ada
teori yang menyatakan, bahwa bahwa model kepemimpinan seseorang dapat dipengaruhi atau
dibentuk oleh pengalaman, lingkungan, serta pendidikan dalam situasi dan kondisi tertentu. Maka,
dalam hal ini, kita dapat mengartikan, bahwa teori kepemimpinan merupakan buah pemikiran yang
berisi penjelasan mengenai, apa, bagaimana, siapa, kapan, dimana dan mengapa individu dikatakan
sebagai pemimpin. Teori-teori ini dapat kita gunakan sebagai pedoman, untuk mendalami konsep
kepemimpinan diri yang muncul, sehingga paling tidak, kita dapat menjadi pemimpin untuk diri
sendiri.
Sebagai pengetahuan, bagi yang sedang belajar menjadi pemimpin, ada beberapa teori yang
dapat dipergunakan untuk memperdalam konsep kepemimpinan dalam diri kita.
Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan
kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak
orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri
khas sebagai pemimpin yang hebat.
2. Trait Theory
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini meyakini bahwa
orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu, akan menjadikan mereka
unggul dalam peran kepemimpinan.
Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan,
pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab,
disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik dan sosial guna
mendapatkan lebih banyak pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik dan kombinasi
karakteristik yang umum di antara para pemimpin.
3. Contingency Theory
Teori kontingensi atau yang berasal dari kata Contingency Theory menganggap, bahwa tidak
ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap gaya
kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.
Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan memimpin
dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja
kepemimpinannya berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin
tersebut dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah
pula.
Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan.
Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas mental
atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut.
Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin
melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik. Teori ini menunjukkan bahwa
kepemimpinan yang efektif merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh
individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis, manusiawi, dan konseptual.
5. Behavioral Theories
Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau Behavioral
Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai kepemimpinan. Teori ini
memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik
mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini
menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang didasarkan pada
perilaku yang dapat dipelajari.
6. Teori Servant
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan pertama
kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara
kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya kepemimpinan ini
cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan membantu mereka menjadi untuk
lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.
Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati dan dapat meredakan
kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya. Maka itu, fungsi kepemimpinan diberikan
pada seseorang yang pada dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani. Teori ini
menunjukkan bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk berkontribusi pada kesejahteraan
orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial.
7. Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya kepemimpinan yang
berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam
hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya
Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling
menguntungkan antara pemimpin dengan staf.
Seorang staf yang dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin dengan baik, merupakan
nilai lebih bagi staf dan juga bagi pimpinan yang memberikan tugas. Ketika tugas tersebut
dapat diselesaikan dengan baik, seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa tunjangan,
bonus, kenaikan gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya. Pemberian apresiasi berupa uang
atau tanda mata yang lain, merupakan bentuk penghargaan atas kinerja seseorang, yang
membuat seseorang tersebut merasa kerja kerasnya dihargai. Penghargaan ini pula
merupakan suatu bentuk hal yang telah disepakati bersama sebelumnya.
8. Teori transformasional
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada istilah memanusiakan
manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau
bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun semangat, mengubah kesadaran,
serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun
tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional
selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih
efektif dan efisien.
D. Pengorganisasian
Pada umumnya, individu dikatakan sebagai pemimpin, karena individu tersebut berada dalam suatu
organisasi atau lembaga, dalam organisasi atau lembaga tersebut terdapat struktur kepengurusan
pemegang amanah pelayanan dalam suatu organisasi.
E. Struktur organisasi
Dalam menjalankan amanahnya, seorang pemimpin diharapkan memiliki kemampuan untuk
mengorganisir suatu lembaga, atau organisasi, tempat seorang pemimpin tersebut
menjalankan amanahnya. Beberapa peneliti serta praktisi manajemen, mengembangkan suatu
pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja seorang pemimpin dalam sebuah
struktur.
Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi beberapa variabel, diantaranya adalah
formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan. Agar lebih paham, mari kita simak ulasan berikut ini.
1. Formalisasi
Formalisasi berasal dari kata dasar formal, yang berarti sesuai dengan peraturan yang sah,
menurut adat kebiasaan yang berlaku, atau sesuatu yang dianggap resmi. Formalisasi
merupakan proses, dimana seorang pemimpin suatu organisasi, menjalankan roda aktivitas
organisasinya dengan prosedur dan aturan yang diatur dalam suatu syarat dan ketentuan yang
telah dirumuskan.
Derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan
diberlakukan. Maka berjalannya aktivitas ini harus sesuai dengan aturan formal yang telah
diberlakukan. Formalisasi juga merupakan hasil dari kekhasan kinerja yang tinggi,
pendelegasian tugas dan kewenangan yang tinggi, pembagian deskripsi tugas berdasarkan
berdasarkan fungsi, dan luasnya wilayah kendali.
2. Sentralisasi
Sentralisasi yang berasal dari kata sentral yang berarti pusat, merupakan parameter dari
struktur suatu organisasi dimana wewenang untuk mengambil sebuah keputusan berada pada
pimpinan.
Struktur kewenangan pimpinan dalam organisasi dengan karakteristik seperti ini, jika
kekhasan kinerja tinggi, maka sentralisasinya akan semakin besar pula.
Tugas dan kewenangan yang didelegasikan semakin sedikit, karena ditentukan oleh
kewenangan pimpinan. Semakin besar dipakainya departemen berdasarkan fungsi, maka
sentralisasi juga semakin besar. Semakin luas wilayah kendali, sentralisasinya juga semakin
luas.
3. Kerumitan
Kerumitan atau kompleksitas, merupakan suatu struktur organisasi yang menggunakan acuan
terhadap jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
Pelaku, subjek, atau orang yang melakukan public speaking disebut “public speaker”
(pembicara publik), orator, penceramah, pemateri, pembicara, pemberi sambutan,
pembicara kunci (keynote speaking), dll. Khotib dalam khotbah Jumat juga
termasuk public speaker.
Siaran radio dan televisi juga masuk kategori public speaking dari sisi komunikan atau
audiens dalam jumlah banyak (publik).
1. Mengatasi gugup/grogi
Gugup, grogi, atau nervous biasa dialami public speaker, khususnya bagi orang
yang pertama kali melakukan public speaking. Penyebab gugup antara lain
takut gagal, takut salah, takut “ngeblank” saat di depan mike (microphone), dan
takut dicemooh.
2. Persiapan
Jangan pernah melakukan public speaking tanpa persiapan. Dalam masa persiapan
ini, lakukan latihan di depan cermin, bahkan di depan kucing peliharaan Anda sebagai
“wakil” audiens.
Pastikan pula Anda menguasai materi. Perbanyak baca referensi seputar topik yang
akan dibicarakan. Makin banyak referensi yang Anda baca, maka akan kian luas
wawasan dan penguasaan tema, sehingga akan memunculkan rasa percaya diri.
Jika Anda seorang ketua panitia acara, siapkan ucapan terima kasih kepada sponsor,
pendukung acara, anggota panitia, pihak berwenang, dan tujuan acara.
3. Teknik Membuka
Banyak cara membuka pidato dalam teknik dasar public speaking. Pembuka
pidato paling umum dan gampang adalah, setelah salam, langsung
mengemukakan topik pembicaraan atau mengemukakan tema apa yang akan
Anda sampaikan.
4. Teknik Penyampaian
Teknisnya:
1. Tarik napas. Lakukan juga tarik napas ini saat sebelum tampil di podium –
untuk relaksasi.
2. Sampaikan salam assalamu’alaikum atau selamat pagi disertai senyum (smily
voice) dengan suara cukup terdengar hingga orang yang duduk di barisan
belakang.
3. Awali pidato Anda dengan nada rendah dan pelan. Start low and slow! Gigi satu
dulu, lalu naik ke gigi dua dst. Jangan langsung “ngegas”!
4. Sampaikan terima kasih kepada pembawa acara dan panitia/tuan rumah yang
mengundang Anda.
5. Sampaikan tema yang akan dibicarakan.
6. Mulailah dengan –pilih salah satu– anekdot, cerita lucu, pepatah, peribahasa,
pengalaman, kenangan, atau langsung ke materi.
Untuk menguasai materi, supaya tidak “ngeblank” atau tidak lupa, kita bisa
melakukan salah satu dari empat cara menguasai materi pidato atau presentasi berikut
ini:
1. Membaca naskah.
Menuliskan materi pidato lalu “membacakannya” dari awal sampai akhir. Jika ini
yang dipilih, jangan lupa sesekali arahkan pandangan kepada audiens.
2. Menghafalnya (memoriter).
Materi pidato ditulis lalu dihafal kata demi kata. Teknik ini berisiko lupa dan gagal
menyampaikan materi.
Siapkan poin-poin atau garis besar materi pidato (ekstempore). Ini teknik penguasaan
materi terbaik, perpaduan nomor 1 dan 2.
Tuliskan pokok-pokok materi dan alur pembahasan di secarik kertas, misalnya 1.
pengertian hoax, 2. ciri-ciri hoax, dan bawa ke podium. Jangan sungkan melihat
“sontekan” itu karena sekaliber Barack Obama pun melakukannya saat pidato!
4. Slide
Gunakan slide PowerPoint dan Overhead Projector (OHP). Cara ini umumnya
digunaan trainer, dosen, atau dalam konferensi pers.
Postur adalah bentuk atau keadaan tubuh, yakni posisi berdiri Anda di podium
atau di depan audiens. Gestur adalah gerakan anggota tubuh –kepala, tangan,
kaki, pundak, mata, dll. Per definisi, gestur adalah bentuk komunikasi non-
verbal dengan aksi tubuh yang terlihat mengomunikasikan pesan-pesan
tertentu, baik sebagai pengganti bicara atau bersamaan dengan kata-kata.
7. Teknik Menutup
Mengakhiri atau menutup public speaking bisa dilakukan dengan cara
meringkas materi, mengulang poin penting, mengutip pepatah atau kata-kata
bijak, mengutip lirik lagu, bisa juga dengan pantun agar berkesan.
Tentu saja jika teknik kutipan yang dipilih, kutipannya “nyambung” dengan
materi atau topik pembicaraan.
Sebelum, menutup dengan ringkasan atau kutipan, sampaikan dulu sinyal
(tanda) bahwa pidato akan segera diakhiri. Misalnya, demikian yang dapat saya
sampaikan, mohon maaf jika tidak berkenan.
SELF DEVELOPMENT
Dengan kualitas diri yang meningkat maka orang tersebut akan dapat memberikan
peran dan pelayanan yang lebih baik dan lebih luas guna menciptakan hubungan
yang harmonis antar orang, antara orang dengan organisasi serta antara sebuah
organisasi dengan organisasi lain.
Tujuan dan manfaat tersebut hanya salah satu dari sekian banyak tujuan dan
manfaat yang bisa diperoleh dari upaya pengembangan diri. Berikut beberapa tujuan
dan manfaat lainnya:
Membangun Kesadaran Diri
Kesadaran diri adalah langkah yang paling dasar dalam proses pengembangan diri. Dengan
kesadaran diri Anda akan lebih mengenal diri sendiri dan akan terus berusaha untuk belajar
dan mengkaji tujuan hidup yang ingin dicapai. Kesadaran diri akan membuat Anda
memperoleh kebahagiaan yang sejati, karena dengan kesadaran diri Anda dapat
membangun kehidupan sesuai dengan bakat dan potensi yang Anda miliki serta berpijak
dari diri pribadi yang sebenarnya.
Dengan mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam hidup, Anda tidak akan pernah
menyia-nyiakan waktu karena hampir semua waktu yang Anda miliki akan tercurah
untuk dapat mewujudkan apa yang menjadi tujuan hidup.
Selain itu, Anda juga akan dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan, karena
kesulitan dalam mengambil keputusan lebih banyak disebabkan karena
ketidaktahuan seseorang akan tujuan dari hidup mereka.
Namun begitu, dalam perjalanan hidup terkadang terdapat beberapa hal yang
mencuri perhatian dan berusaha mengalihkan mata hati Anda dari peta sukses.
Itu sebabnya pengembangan diri tidak boleh hanya berhenti sekali, tapi harus
dilakukan berulangkali guna mengantisipasi hal-hal yang dapat mengalihkan
perhatian Anda dari peta sukses yang menjadi pedoman untuk mencapai tujuan.
Disaat dalam keadaan terjepit dia tidak menyerah begitu saja karena dalam hatinya
telah tertanam sebuah pepatah lama yaitu: dimana ada kemauan, disitu pasti ada
jalan.
Sehingga kondisi yang tidak bersahabat justru akan memotivasi dirinya untuk
berkreasi dan berinovasi agar dapat terlepas dari keterjepitan.
Meningkatkan Daya Tahan Diri
Pengembangan diri tidak mampu mencegah datangnya hal-hal buruk dan sesuatu
yang tidak diinginkan, karena hal tersebut sudah menjadi sunatullah atau sudah
menjadi hukum alam.
Ada ungkapan, “saya tidak mau jadi pemimpin”. Adakah di antara kita yang sepemikiran dengan
kalimat tersebut? Atau ada yang sebaliknya, “saya sangat ingin menjadi pemimpin?”.
Silahkan disimpan dulu jawabannya. Mari sejenak kita berdiskusi. Apa makna dari pemimpin,
sehingga kalimat pertama dibenarkan? Atau pendefinisian kata pemimpin pada kalimat kedua
juga salah, sehingga banyak orang yang “berambisi” untuk menjadi seorang pemimpin?
Pemimpin, berasal dari kata dasar pimpin, memiliki imbuhan pe- yang menunjukkan arti pelaku,
seperti pelajar, yaitu orang yang melakukan aktivitas belajar. Bahkan jika dilihat pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdapat definisi yang unik, yaitu memegang tangan seseorang
sambil berjalan (untuk menuntun, menunjukkan jalan, dan sebagainya), dan bisa juga diartikan
membimbing. Hal lain yang menarik dari kata ini adalah banyaknya orang-orang yang ingin
menjadi pemimpin, bahkan merelakan waktu, tenaga dan materinya untuk berkampanye,
memasang atribut agar dikenal, dan dipilih sebagai seorang pemimpin.
Jika pemimpin diartikan sebagai sebuah kegiatan dalam membimbing, bukankah itu merupakan
tugas mulia? Apa lagi jika pemaknaan pemimpin dikaitkan dengan karakter-karakter baik yang
menjadikannya pantas untuk membimbing seseorang. Namun, ketika pemimpin diartikan
sebagai posisi yang memungkinkan seseorang untuk mengarahkan orang lain, memerintah
sesuai dengan keinginannya, nampaknya defisi ini perlu dirubah, karena pemaknaan tersebut
mengarah pada suatu jabatan yang sering kali diperebutkan.
Sumber pengaruh yang dimiliki oleh masing-masing pemimpin memberikan pemaknaan yang
berbeda ketika kita dihadapkan pada seseroang yang lebih berpengaruh secara internal, dan
mereka yang lebih memiliki jiwa kepemimpinan secara internal. Seseorang yang memiliki
sumber pengaruh eksternal akan lebih dikenal sebagai BOSS (pimpinan), sedangkan sumber
pengaruh internal menjadikan seseorang tersebut sebagai LEADER (pemimpin).
Perlu diingat bahwa “pemimpin yang baik selalu dimulai dari keberhasilan MEMIMPIN
DIRINYA DAHULU”
Dipimpin
Dipimpin yaitu proses dimana individu atau kelompok mendapat instruksi dan
efek dari seorang pemimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam artian
singkat dipimpin yaitu proses dimana individu atau kelompok mengikuti instruksi
pemimpinnya.
Memimpin