Anda di halaman 1dari 9

30 Pertanyaan Interview Kerja dan Cara

Menjawabnya!
1. Coba ceritakan tentang diri Anda?
Pertanyaan yang selalu ditanyakan dalam wawancara kerja adalah tentang perkenalan diri. Ini bisa jadi
waktu yang pas untuk kamu menjelaskan siapa kamu dan kenapa kamu cocok untuk mengisi posisi yang
kamu inginkan. Kamu bisa menceritakan background pendidikan, pengalaman sebelumnya (kerja,
magang, lomba, organisasi, volunteer), dan kemampuan yang sesuai dengan posisi yang dilamar.
Kamu nggak perlu memberikan informasi pribadi terlalu banyak seperti tempat tanggal lahir, berat
badan, atau alamat lengkap.

Contoh kalimat perkenalan diri:


“Perkenalkan, nama saya Karina Putri. Lulusan S1 Ilmu Komunikasi Universitas TOP. Saya memiliki minat
yang tinggi pada bidang pemasaran. Selama kuliah, saya berhasil memenangkan beberapa kompetisi
pemasaran. Selain itu, saya aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa dan Klub Pemasaran. Saya juga
bergabung dalam komunitas bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan
menambah relasi. Hal-hal tersebut saya lakukan dengan tetap fokus pada akademis, sehingga saya dapat
lulus tepat waktu. Saya senang belajar dan mencoba hal baru. Dengan bekal pengalaman dan
kemampuan yang saya miliki, saya harap dapat berkontribusi untuk perusahaan ini.”

2. Apa hobi kamu?


Kamu tidak perlu menyebutkan semua hobi yang kamu suka, cukup sebutkan beberapa dan coba kaitkan
dengan soft skill tertentu yang bisa mendukung pekerjaan kamu.
Contoh jawaban:
“Saya sangat suka traveling, dalam setiap perjalanan, saya akan membuat perencanaan kegiatan,
tempat yang akan saya datangi, dan rencana keuangan. Dari traveling, saya belajar untuk beradaptasi
dengan perubahan lingkungan dan menyelesaikan masalah ketika ada situasi yang tak terduga terjadi.
Karena traveling, saya juga jadi lebih percaya diri untuk berkomunikasi dengan warga lokal atau orang
asing yang saya temui.” Dari contoh jawaban interview di atas, kamu mengaitkan hobi traveling dengan
skill planning, budgeting, problem solving, dan kemampuan beradaptasi.

3. Darimana kamu mendapatkan infor lowongan pekerjaan ini?


HRD menanyakan hal ini untuk mengetahui bagaimana kamu membangun koneksi, mencari informasi,
atau melihat ketertarikan kamu terhadap perusahaan. Jawablah pertanyaan wawancara ini dengan
jujur. Jika mendapat info lowongan dari teman di perusahaan tersebut, kamu bisa menjadikan itu
sebagai jawaban untuk memperlihatkan kemampuan membangun networking.
Contoh jawaban:
“Saat ini, saya sedang aktif mencari kerja, Pak/Bu. Karena saya tertarik dengan perusahaan ini, saya
membuka website perusahaan dan melamar posisi yang sesuai dengan minat dan kemampuan saya.”
4. Apa kelebihan kamu?
Pertanyaan tentang apa kelebihan kamu, hampir selalu ditanyakan saat interview kerja. Mungkin kamu
tidak asing dengan pertanyaan "Apa kelebihan kamu?" atau "Apa kekuatan terbesarmu?" saat interview.
Melalui pertanyaan wawancara kerja ini, HRD ingin mengetahui apakah ada kelebihan atau kompetensi
yang sesuai dengan posisi yang dilamar.
Untuk menjawab pertanyaan ini, cari tahu skill yang dibutuhkan untuk posisi tersebut, lalu cocokkan
dengan kelebihan yang kamu punya. Ceritakan contoh penerapan kelebihan itu untuk pekerjaan dengan
pengalaman yang sudah ada.
Contoh jawaban kelebihan diri:
“Saya memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Dengan kemampuan ini, saya dapat menerima dan
menyampaikan informasi dengan baik sehingga mengurangi terjadinya miskomunikasi. Dengan
komunikasi yang baik juga, koordinasi dengan anggota tim berjalan baik. Pekerjaan sebagai Social
Media, memerlukan komunikasi yang baik kepada tim design, marketing strategy, dan tim pemasaran
lainnya. Oleh karena itu, kemampuan ini sangat diperlukan untuk pekerjaan ini.”

5. Apa yang kamu ketahui tentang posisi ini?


Ketika melamar pekerjaan, kamu harus mengetahui deskripsi pekerjaan (job description), tugas utama,
dan skill apa saja yang diperlukan. HRD atau user ingin mengetahui sejauh mana kamu paham dan
memastikan bahwa kamu tidak benar-benar asing dengan posisi yang dilamar. Pastikan bahwa kamu
belajar tentang posisi yang kamu lamar atau bertanya ke teman yang bekerja di posisi yang sama. Jika
kamu sudah bekerja sebelumnya, kamu bisa menceritakan pengalaman kerja kamu.
Contoh jawaban:
“Posisi yang saya lamar adalah sebagai Content Writer, yang mana tugas utamanya adalah membuat
artikel atau tulisan yang panjang dan detail untuk blog atau website. Saya juga sempat bertanya kepada
teman saya yang bekerja sebagai Content Writer terkait skill yang perlu dikuasai. Oleh karena itu saya
mengikuti kursus Content Writing dan SEO untuk meningkatkan skill untuk posisi yang saya lamar.”

6. Kenapa kamu tertarik melamar posisi ini?


Kamu bisa menjawab pertanyaan wawancara ini dengan menyebutkan skill atau passion yang kamu
punya terhadap posisi yang dilamar. Hal ini akan menunjukkan seberapa cocok kamu dengan posisi yang
dilamar. Hindari memberi jawaban yang seperti ini “Karena posisi yang dibuka ini, jadi saya lamar aja.”

Contoh jawabannya:
“Karena pendidikan dan pengalaman yang saya miliki sesuai dengan posisi ini. Selain itu, perusahaan
Bapak/Ibu, merupakan salah satu yang terbaik di bidangnya, karena itu besar harapan saya untuk bisa
berkarier di perusahaan ini.”

7. Apa yang kamu ketahui tentang perusahaan ini?


Perekrut ingin tahu seberapa jauh kamu mengenal perusahaan yang kamu lamar. Oleh karena itu, kamu
bisa melakukan riset tentang profil perusahaan, budaya kerja, konten, dan informasi yang berkaitan
dengan posisi yang kamu lamar. Jika ada temanmu yang bekerja di perusahaan tersebut, tanyakan
testimoni mereka dan ambil hal positif sebagai jawaban.

Contoh jawaban:
“Perusahaan ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang Pendidikan dan merupakan salah satu yang
terbaik di bidangnya. Produk-produk yang ditawarkan juga sangat inovatif dan terbukti mampu bertahan
di masa pandemi. Bahkan perusahaan ini digadang-gadang akan menjadi startup Unicorn selanjutnya.
Saya juga bertanya kepada beberapa teman saya yang bekerja di perusahaan ini terkait budaya
perusahaan yang sangat bisa mendukung saya untuk terus berkembang dan belajar lebih banyak lagi.”

8. Apa motivasi kamu bekerja di perusahaan ini?


Jawablah pertanyaan wawancara ini dengan menunjukkan ketertarikan kamu dengan perusahaan.
Jelaskan juga bahwa posisi yang kamu lamar sesuai dengan skill dan latar belakang pendidikan, kamu
juga bisa menceritakan tentang career goals kamu. Hindari untuk menjawab dengan alasan pribadi
seperti ini “Ya, karena saya butuh uang, Pak/Bu.”
Contoh jawaban: “Saya mencari tahu perusahaan bapak dan melihat bahwa value perusahaan ini sesuai
dengan value pribadi saya, jadi bekerja di sini akan membantu saya mencapai karier yang lebih baik.
Saya juga bertanya kepada teman saya yang bekerja di perusahaan ini terkait budaya kerja, dan budaya
tersebut sangat cocok untuk mendukung perkembangan saya.”

9. Kenapa perusahaan ini harus menerima kamu?


Kamu bisa menjawab pertanyaan ini dengan menjelaskan professional skills atau personal qualities yang
membuat kamu terlihat lebih unggul dibanding calon pegawai lain. Hindari untuk memberi jawaban
personal seperti “Karena saya butuh pekerjaan Pak/Bu, tolong diterima, ya.” atau “Karena saya sudah
melamar kesana kemari tapi belum diterima.” dan lain sebagainya.
Contoh jawaban:
“Saya melihat kemampuan manajemen waktu menjadi salah satu requirements posisi ini. Kemampuan
manajemen waktu adalah salah satu kelebihan yang saya miliki. Selain itu, saya juga memiliki skill yang
dibutuhkan untuk posisi ini, seperti Instagram Ads, content strategy, menggunakan platform sosial
media seperti Instagram, TikTok, Twitter, Facebook, dan lainnya. Menjadi seorang Social Media
Specialist adalah impian saya sejak lama. Saya akan memberikan yang terbaik jika diberi kesempatan
bergabung di perusahaan ini.”

10. Apa pencapaian terbesar kamu?


Kamu bisa menceritakan pekerjaan kamu di perusahaan sebelumnya yang berhasil mendapatkan reward
atau apresiasi dari atasan. Jika kamu adalah fresh graduate, ceritakan pencapaian selama kamu
berkuliah, bisa pencapaian akademik atau non akademik.

Contoh jawaban:
“Saya memiliki pengalaman kerja sebagai Social Media Specialist selama 1 tahun. Saat itu, saya
dipercaya untuk mengelola Instagram produk baru. Dalam waktu 8 bulan, saya berhasil meningkatkan
followers Instagram dari 0 menjadi 150.000. Selain itu, engagement dengan audiens selalu terjaga, rata-
rata komentar mencapai 50 di setiap unggahan. Ini mendukung penjualan dan perkembangan bisnis
perusahaan. Karena hal ini, saya mendapat penghargaan sebagai karyawan terbaik di tim saya.”

11. Sebutkan skill yang kamu miliki untuk mendukung pekerjaan ini
Untuk menjawab pertanyaan wawancara ini, kamu harus memahami posisi yang kamu lamar beserta
hard skill dan soft skill yang dibutuhkan. Kamu bisa menonjolkan skill kamu yang sesuai dengan
pekerjaan tersebut. Jika kamu bekerja di bidang kreatif, kamu bisa menyertakan portofolio yang
membuat HRD atau user lebih yakin dengan kemampuanmu.
Contoh jawaban:
“Saya pernah mengikuti sertifikasi brevet AB pada tahun 2021 untuk mendukung karier saya di bidang
perpajakan. Saya juga mahir menggunakan Microsoft Excel seperti Pivot, Vlookup, dan Hlookup. Selain
itu, saya juga memiliki pengalaman magang di bidang terkait selama 3 bulan semasa kuliah.”

12. Kontribusi apa yang bisa kamu berikan untuk perusahaan?


Kamu bisa menjawab pertanyaan ini dengan menceritakan pencapaian yang kamu dapatkan di
pekerjaan sebelumnya, bagaimana kamu mencapainya, dan menghubungkan itu dengan posisi yang
kamu inginkan.

Contoh jawaban:“Saya memiliki pengalaman kerja sebagai Social Media Specialist selama 2 tahun. Di
pekerjaan sebelumnya, saya berhasil meningkatkan engagement rate Instagram sebanyak 60%. Dengan
pengalaman tersebut, saya mengetahui strategi untuk mengembangkan konten dan media sosial di
perusahaan Bapak/Ibu. Jika saya diterima di perusahaan ini, saya akan berkontribusi untuk
meningkatkan engagement rate dan tujuan komunikasi lain yang dapat mendukung bisnis perusahaan
dengan skill dan pengalaman yang saya miliki.”
13. Kapan bisa mulai bekerja di perusahaan ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kamu bisa memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisimu. Kalau
kamu adalah fresh graduate dan belum bekerja, kamu dapat menjawab bisa bergabung sesegera
mungkin. Tapi, kalau kamu adalah pekerja, kamu harus menyelesaikan One Month Notice dulu selama 1
bulan. Jadi kamu bisa jawab 30 hari setelah masa pengunduran diri disetujui perusahaan sebelumnya.

14. Berapa gaji kamu sekarang?


Untuk menjawab pertanyaan wawancara ini, kamu tidak perlu menyebutkan angka pasti dari gajimu.
Kamu bisa menjawab range gaji kamu sekarang dan sebutkan angka yang lebih tinggi dan jangan ragu
untuk menjelaskan keterampilan yang kamu punya untuk kesempatan mendapat tawaran gaji lebih
tinggi.
Contoh jawaban: “Gaji saya saat ini ada di range Rp6.000.000 sampai Rp8.000.000 Pak/Bu. Saya sangat
terbuka untuk mendiskusikan kompensasi yang bisa diberikan perusahaan Bapak/Ibu untuk saya.”

15. Berapa gaji yang Anda inginkan?


Kalau kamu fresh graduate, tipsnya adalah: riset kisaran gaji dengan posisi yang sama dan daerah
kerjanya. Karena, UMP dan UMR setiap daerah berbeda-beda. Kamu bisa menyesuaikan hasil riset
tersebut dengan skill dan kebutuhan hidup. Hindari menjawab dengan “Sesuai standar perusahaan saja
Pak/Bu” karena bisa saja kamu mendapat tawaran gaji dengan angka terendah.
Contoh jawaban: “Melihat kemampuan dan keterampilan serta pengalaman yang saya miliki, saya
mengajukan kompensasi dengan kisaran 6 sampai 7 juta. Semoga Bapak/Ibu berkenan untuk
mempertimbangkannya.”

16. Apa kelemahan kamu?


“Apa kelemahan terbesarmu?” adalah contoh pertanyaan wawancara yang menjebak. Selain kelebihan,
pertanyaan mengenai kekurangan atau kelemahan juga biasanya sering ditanyakan. HRD menanyakan
hal ini untuk mengetahui seberapa kamu mengenal diri sendiri. Hindari jawaban seperti ini “Saya nggak
punya kekurangan, Pak/Bu.” Huhuhu, jangan begitu, ya. Itu terkesan arogan sekali. :(
Untuk menjawab pertanyaan interview ini, sebutkan cara untuk meminimalisir kekurangan tersebut.
Pastikan untuk tidak menyebutkan kekurangan yang menjadi skill utama dalam pekerjaan tersebut, ya.
Contoh jawaban kelemahan diri:
“Kekurangan saya adalah saya pelupa, Pak/Bu. Untuk meminimalisir hal itu, saya selalu mencatat hal-hal
dan pekerjaan yang harus dan akan saya lakukan setiap hari. Saya juga sering memasang reminder
menggunakan alarm HP saya. Dengan begitu, saya bisa semua pekerjaan bisa saya selesaikan tepat
waktu dan tidak ada yang terlupakan.”

17. Apa rencanamu 5 tahun ke depan?


Pertanyaan mengenai rencana kamu 5 tahun ke depan, diajukan untuk mencari tahu apakah 5 tahun
lagi, kamu masih memiliki rencana bersama perusahaan mereka atau apakah goals kamu sesuai dengan
penawaran perusahaan. Jangan jawab gini, ya “Saya belum punya rencana apa-apa, Pak/Bu. Masa
depan, kan nggak ada yang tahu.
Contoh jawaban:
“Dalam 5 tahun ke depan, goals saya adalah bisa menjadi manager di tim Social Media. Saya percaya
bahwa value dan pelatihan yang diberikan perusahaan bisa mendukung saya untuk terus
mengembangkan hard dan soft skill saya untuk meningkatkan jenjang karier saya.”

18. Kenapa resign dari pekerjaan sebelumnya?


Jika kamu dihadapkan dengan pertanyaan ini dan sudah pernah bekerja, hindari untuk menjelek-
jelekkan atasan atau tempat kerja sebelumnya, ya. Jawab saja secara profesional.
Contoh jawaban: “Saya ingin mencari tantangan baru terkait pekerjaan sebelumnya/ ingin mencari ilmu
baru.”
“Saya ingin merasakan lingkungan kerja baru, dan bisa memaksimalkan skill yang sudah saya peroleh.
Semoga saya bisa berkontribusi dalam jangka panjang di perusahaan ini.”

19. Apakah bersedia ditempatkan di luar kota?


Kamu bisa menjawab pertanyaan ini dengan menyampaikan aspirasi jika masih ragu atau tidak siap
ditempatkan di luar kota. Sampaikan alasan yang jelas dan logis. Tapi, jika kamu membutuhkan
pekerjaan ini dan memang bersedia, kamu bisa menjawab bahwa kamu bersedia mengikuti kebijakan
tersebut.

Contoh jawaban: “Baik Pak/Bu, kalau saya boleh berpendapat, besar harapan saya untuk bisa bekerja di
kota tempat saya tinggal saat ini yaitu Makassar. Tapi, apabila kedepannya perusahaan memiliki
kebijakan untuk menempatkan saya di luar kota, saya bersedia jika harus mengikuti aturan tersebut.
Saya percaya bahwa perusahaan Bapak/Ibu memiliki banyak pertimbangan untuk menempatkan
seseorang di sebuah kota.”

20. Di CV kamu terlihat bahwa kamu sempat tidak bekerja selama beberapa waktu, kenapa?
Jawablah pertanyaan ini dengan jawaban yang jujur dan tetap profesional. Misalnya, kamu bisa
menyampaikan bahwa kamu tetap belajar untuk mengembangkan skill dan mengikuti update dunia
kerja.
Contoh jawaban:
“Betul Pak/Bu, saya sempat tidak bekerja selama 1 tahun karena melanjutkan pendidikan S2. Tapi
setelah itu saya memutuskan untuk berkuliah sambil bekerja. Selama tidak bekerja, saya mengikuti
kursus online tentang pemasaran dan bisnis agar tetap produktif dan meningkatkan pengetahuan dan
skill yang dibutuhkan untuk bekerja kembali.”

21. Kenapa kamu melamar bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan kuliah?
Kalau kamu melamar pekerjaan yang berbeda dengan background pendidikan, tidak perlu panik. Kamu
bisa menjawab pertanyaan interview kerja ini dengan menjelaskan bahwa kamu memiliki passion di
bidang tersebut, pengalaman kerja, dan hobi yang berkaitan. Misalnya, kamu lulusan Kehutanan yang
ingin bekerja di bidang pemasaran.

Contoh jawaban:
“Benar Pak/Bu, saya memang bukan lulusan Komunikasi atau Pemasaran. Tapi, saya memiliki passion
besar di bidang ini memiliki impian untuk berkarier sebagai Content Writer. Saya juga memiliki hobi
menulis di blog pribadi sejak tahun 2018. Selama kuliah, saya juga bergabung dengan organisasi pers
dan mengikuti berbagai lomba menulis. Saya percaya, hal-hal tersebut bisa meningkatkan skill yang
dibutuhkan untuk bekerja di bidang ini.”

22. Kenapa kamu sering pindah tempat kerja?


Hindari menjawab pertanyaan wawancara ini dengan alasan yang kurang profesional seperti ini, “Saya
nggak suka sama bos saya.” atau “Lingkungan kerja saya toxic Pak/Bu.” Kamu bisa menjawab dengan
jujur dan menjelaskan bahwa kamu berniat untuk memulai karier baru dengan lebih baik di perusahaan
yang kamu lamar sekarang.
Contoh jawaban:
“Betul Pak/Bu, sebelumnya saya belum mengetahui kalau berpindah-pindah kerja bisa merusak reputasi
saya. Saya mengira jika saya mendapat tawaran pekerjaan baru, harus selalu saya ambil meskipun masih
bekerja. Namun, sekarang saya sudah menyadari konsekuensinya. Saya harap, Bapak/Ibu berkenan
memberi kesempatan untuk memperbaiki reputasi saya di perusahaan ini.”

23. Apakah kamu melamar di perusahaan lain?


Kamu bisa menjawab pertanyaan yang satu ini dengan jujur tapi nggak terlalu mendetail. Misalnya,
dengan tidak menyebutkan nama perusahaan.
Contoh jawaban: “Benar, Pak/Bu, saya juga melamar ke perusahaan lain di bidang otomotif. Tapi,
lamaran saya ke perusahaan lain itu hanya sebagai pilihan. Besar harapan saya untuk bisa diterima di
perusahaan ini.”

24. Coba ceritakan yang tidak ada di CV


Pertanyaan ini memang tidak selalu muncul saat wawancara, tapi nggak menutup kemungkinan kamu
mendapatkan pertanyaan ini dari HRD atau user. Untuk menjawab pertanyaan interview ini, kamu bisa
menonjolkan salah satu skill kamu dan mengaitkan hal itu dengan beberapa pencapaian terbaik kamu di
CV.
Contoh jawaban:
“Saya memiliki kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi yang baik. Dari CV, Bapak/Ibu bisa melihat
beberapa pencapaian saya yang merupakan hasil dari kemampuan saya untuk memberikan ide-ide
kreatif dan berkomunikasi dengan banyak pihak. Saya yakin dengan kemampuan ini, saya bisa
memberikan kontribusi terbaik untuk divisi kreatif di perusahaan ini.”

25. Lingkungan kerja seperti apa yang Anda sukai?


Kamu bisa jawab pertanyaan ini dengan mempelajari budaya perusahaan yang kamu lamar. Lalu,
sesuaikan budaya tersebut dengan lingkungan kerja yang kamu mau. Budaya perusahaan biasanya ada
di website resmi setiap perusahaan. Misalnya, budaya perusahaannya collaborative dan fun. Maka kamu
bisa menjawab dengan:
“Saya senang bekerja di lingkungan di mana saya bisa bekerja sama dan bertemu banyak orang. Selain
itu, saya juga senang bekerja di lingkungan yang menyenangkan dan produktif.”

26. Ada yang mau ditanyakan?


Di akhir wawancara kerja, biasanya perekrut memberi pertanyaan “Apa ada yang mau ditanyakan?” Ini
jadi kesempatan kamu bagus untuk lebih mengenal perusahaan. Kamu bisa memberi pertanyaan yang
berkaitan dengan perusahaan atau kemajuan karier kamu. Selain itu, dengan mengajukan pertanyaan,
interview juga menjadi komunikasi 2 arah. Jangan langsung menjawab “Nggak ada, Pak/Bu.”
Kamu bisa menanyakan ini kepada perekrut: “Apa tahapan rekrutmen setelah interview? Dan kira-kira
kapan saya bisa mendapat hasil dari interview ini Pak/Bu?”
“Apakah Bapak/Ibu ada masukan untuk saya sebagai fresh graduate untuk bisa berhasil menjalani posisi
ini?”
27. Kamu adalah seorang pemimpin atau pengikut?
Perekrut menyukai calon karyawan yang memiliki jiwa kepemimpinan. Karena itu, jika kamu memiliki
pengalaman yang berkaitan dengan kepemimpinan, bisa kamu ceritakan sebagai jawaban.
Kamu juga bisa menyampaikan ketika kamu menjadi anggota, kamu selalu bersedia mendengarkan,
menerima instruksi, dan mengerjakan tanggung jawab dengan baik.

Contoh jawaban:“Selama kuliah, saya pernah menjadi ketua Himpunan Mahasiswa dan ketua di
beberapa acara kepanitiaan. Dari sini, saya belajar komunikasi, mendengarkan, menyelesaikan masalah,
dan memimpin anggota saya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, saya juga pernah menjadi
anggota sebuah acara kepanitiaan. Selama menjadi anggota, saya bersedia mendengarkan arahan atau
instruksi dari ketua agar acara berjalan dengan baik.”

28. Bagaimana cara kamu menghadapi tekanan kerja dan stress?


Apapun pekerjaannya, siapapun pasti pernah mengalami stres. Kamu nggak perlu berbohong dengan
bilang “Oh, saya nggak pernah merasa stress atau tertekan, Pak/Bu.” Jawab saja bagaimana kamu
menghadapi stress dengan jujur. Kamu juga bisa menceritakan pengalamanmu secara ringkas untuk
menunjukkan bahwa manajemen stress kamu berhasil.
Contoh jawaban:
“Menurut saya pribadi, stress ketika bekerja adalah hal wajar. Biasanya, saya akan mengambil waktu
sebentar untuk istirahat dan menenangkan pikiran. Setelah itu, saya akan menganalisis masalah yang
menyebabkan stress dan mencoba mencari penyelesaian masalahnya. Saya juga dapat meminta
bantuan rekan kerja jika hal itu memang diperlukan.”

29. Bagaimana kamu mengatur prioritas pekerjaan?


Kamu bisa menjawab pertanyaan wawancara ini dengan menceritakan contoh yang pernah kamu alami.
Bisa semasa kerja di perusahaan lama, atau semasa kuliah. Kamu bisa menceritakan bagaimana kamu
mengatur waktu dan metode menyusun prioritas.

Contoh jawaban:
“Saya terbiasa menyusun to-do list pada malam hari. Tujuannya adalah agar besoknya saya jadi lebih
produktif dan sudah mengetahui apa saja yang harus saya lakukan dan selesaikan. Saya menyusun
pekerjaan berdasarkan skala prioritas penting-mendesak, penting-tidak mendesak, mendesak-tidak
penting, dan tidak mendesak-tidak penting. Dengan ini, saya bisa menyelesaikan pekerjaan dari yang
paling penting untuk diselesaikan dan menghapus to-do list yang kurang penting.”

30. Ceritakan momen saat kamu melakukan kesalahan


Hindari menjawab pertanyaan wawancara ini dengan “Saya mah nggak pernah melakukan kesalahan
Pak/Bu.” Sampaikan saja kesalahan yang tidak terlalu besar atau tidak fatal, lalu jelaskan apa yang kamu
pelajari dari kesalahan tersebut.

Contoh jawaban: “Sebelumnya, saya bekerja sebagai Social Media Specialist. Dalam salah satu konten
Instagram, ternyata ada kesalahan penulisan nama tokoh terkenal dan hal ini disadari oleh netizen.
Akhirnya, unggahan tersebut harus dihapus dan diunggah ulang dengan konten yang sudah diperbaiki.
Dari kesalahan ini, saya belajar untuk selalu mengecek kembali penulisan copy pada brief sebelum
dikerjakan Designer dan mengecek caption untuk menghindari terjadinya kesalahan penulisan lagi.”

Anda mungkin juga menyukai