Anda di halaman 1dari 123

KESANTUNAN BERBAHASA PADA PODCAST “KALAU BODO SATU GENERASI

GIMANA BRO” OLEH DEDDY CORBUZIER BERSAMA NADIEM MAKARIM


SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS ARGUMENTASI SMA KELAS X

SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Analisa Rahmawati
34101700004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Kesantunan Berbahasa pada Podcast “Kalau Bodo Satu Generasi Gimana


Bro” oleh Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim sebagai Media
Pembelajaran Teks
Argumentasi SMA kelas X”
Yang disusun oleh
Nama : Analisa Rahmawati
Nim 34101700004
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 14 Agustus 2021 dan

dinyatakan diterima sebagai kelengkapan persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Susunan Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dr. Aida Azizah, M.Pd. (…………………..)


NIK 211313018
Anggota Penguji I : Leli Nisfi Setiana, M.Pd. (…………………..)
NIK 211313020
Anggota Penguji II : Dr. Turahmat, M.Pd. (…………………..)
NIK 211312011
Anggota Penguji III : Meilan Arsanti, M.Pd. (…………………..)
NIK 211315023

Semarang, 14 Agustus 2021


Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,

Dr. Turahmat, M. Pd.

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Analisa Rahmawati


Nim 34101700004
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil


karya sendiri bukan plagiasi atau duplikasi dari karya ilmiah lain. Pernyataan ini
saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terbukti atau
dibuktikan bahwa skripsi ini bukan merupakan karya asli saya sendiri, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya
peroleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan hokum yang berlaku.

Semarang, 14 Agustus 2021


Yang membuat pernyataan

Analisa Rahmawati

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Ridho orang tua dan ridho Allah Swt.

2. Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah Swt. Sesungguhnya tiada

berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (Q.S Yusuf: 87).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak berikut ini.

1. Ibu, Bapak, dan Adik yang telah menjadi penyemangat saya.

2. Almamater tercinta, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung.

iv
SARI

Rahmawati, Analisa. 2021. Kesantunan berbahasa pada Podcast “kalau bodo


satu generasi gimana bro” oleh Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim
sebagai Media Pembelajaran Menulis Teks Argumentasi SMA kelas X.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Islam Sultan Agung.
Pembimbing I Meilan Arsanti, M.Pd. Pembimbing II Dr. Turahmat, M.Pd.

Kata kunci: kesantunan berbahasa, podcast, youtube, media pembelajaran


menulis teks argumentasi SMA kelas X.

Di era digitalisasi ada istilah baru yang muncul yaitu podcast. Podcast
merupakan bagian dari channel youtube dengan perbedaan pada wujudnya tetapi
menggunakan jaringan internet. Podcast yang sangat viral diminati orang lain
seperti pada channel youtube milik Deddy Corbuzier. Semenjak ada podcast
channel youtube Deddy Corbuzier terkenal karena selalu menghadirkan
narasumber yang berkualitas seperti menghadirkan Menteri Pendidikan Nadiem
Makarim. Hubungan podcast dengan channel youtube yang tidak bisa dipisahkan
karena cara menghubungkannya dengan jaringan internet.
Permasalahan diangkat karena menarik untuk diteliti berhubungan dengan
kesantunan berbahasa dilihat dari latar belakang Deddy Corbuzier bersama
Nadiem Makarim yang berbeda. Dari wawancara berupa kalimat kesantunan
berbahasa tersebut ditemukan 6 maksim pelanggaran dan pematuhan. Oleh karena
itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui kalimat kesantunan berbahasa dan
diaplikasikan ke pembelajaran pada media pembelajaran menulis teks argumentasi
untuk SMA kelas
X. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian yang
digunakan menggunakan kartu data dan kartu data tersebut berisi kata, frasa,
klausa, dan kalimat yang dianalisis menggunakan teori Leech. Hasil penelitian ini
kesantunan berbahasa dengan bahasa yang santun untuk menghormati lawan tutur.
Penelitian ini dianalisis berdasarkan maksim pada teori Leech untuk membedakan
maksim pematuhan dan pelanggaran. Hasil akhir dapat digunakan media
pembelajaran untuk SMA kelas X berupa poster dengan materi menulis teks
argumentasi.

v
ABSTRACT

Rahmawati, Analisa. 2021. Politeness in language on the Podcast "what if one


generation is stupid bro" by Deddy Corbuzier with Nadiem Makarim as
Learning Media for Writing Argumentative Texts for SMA class X. Thesis.
Indonesian Language and Literature Education Study Program. Faculty of
Teacher Training and Education. Sultan Agung Islamic University. Advisor I
Meilan Arsanti, M.Pd. Advisor II Dr. Turahmat, M.Pd.

Keywords: language politeness, podcast, youtube, learning media for writing


argumentative texts for SMA class X.

In the era of digitalization, a new term has emerged, namely podcasts.


Podcasts are part of the YouTube channel with differences in form but using the
internet network. Podcasts that are very viral are in demand by others, such as on
Deddy Corbuzier's youtube channel. Since there was a podcast on the YouTube
channel, Deddy Corbuzier is famous for always presenting quality sources, such
as presenting the Minister of Education, Nadiem Makarim. The relationship
between podcasts and YouTube channels cannot be separated because of the way
they are connected to the internet network.
The problem was raised because it is interesting to study related to language
politeness seen from the different backgrounds of Deddy Corbuzier and Nadiem
Makarim. From the interview in the form of polite language sentences, 6 maxims
of violation and compliance were found. Therefore, the purpose of this study was
to determine politeness sentences and apply them to learning media in writing
argumentative texts for SMA class X. The method used was descriptive qualitative.
The research instrument used used data cards and the data cards contained
words, phrases, clauses, and sentences which were analyzed using Leech's theory.
The results of this study are politeness in language with polite language to respect
the interlocutor. This study was analyzed based on the maxims of Leech's theory
to distinguish the maxims of obedience and violation. The final result can be used
as a learning media for SMA class X in the form of posters with material for
writing argumentative texts.

vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah

memberikan rahmat serta nikmat yang tidak dapat terhitung sampai detik ini,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kesantunan

Berbahasa pada Podcast kalau bodo satu generasi gimana bro oleh Deddy

Corbuzier bersama Nadiem Makarim sebagai Media Pembelajaran Menulis Teks

Argumentasi SMA kelas X”. Skripsi ini disusun sebagi salah satu persyaratan

meraih gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan

Agung.

Penelitian ini dapat diselesaikan oleh peneliti dengan adanya bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah membantu dan

mendukung dalam penyelesaian penelitian ini. Sehubung dengan hal tersebut

maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah Swt. Tuhan semesta alam yang selalu ikut andil dalam berbagai

keputusan, yang selalu hadir membawa harapan, baik dalam keadaan susah

atau senang.

2. Drs. Bedjo Santoso, MT.,Ph.D Rektor Universitas Islam Sultan Agung

yang telah memberikan kesempatan studi di Kampus Universitas Islam

Sultan Agung.

3. Dr. Turahmat, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Islam Sultan Agung beserta jajarannya.

4. Dr. Evi Chamalah, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

vii
Sastra Indonesia.

viii
5. Meilan Arsanti, M.Pd., dosen pembimbing I dan Dr. Turahmat, M.Pd.,

dosen pembimbing II yang telah mencurahkan waktu, memberikan ilmu,

kritik dan saran

6. Seluruh dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

senantiasa memberikan ilmu kepada penulis.

7. Staf administrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Islam Sultan Agung yang telah memberikan pelayanan terbaik selama

perkuliahan.

8. Teman-teman PBSI angkatan 2017 terima kasih atas dukungan dan

kebersamaan yang selalu terkenang.

9. Sahabat dari magang saya Ofi, Noviana, Feri yang telah hadir mewarnai

hidup saya serta dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi yang

tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Dengan penuh harap semoga

segala kebaikan diterima Allah Swt dan tercatat sebagai amal salih.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Tanpa

bantuan dari pihak lain, peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran yang membangun dari pihak

manapun demi kesempurnaan skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi

pembaca khususnya peneliti sendiri.

Semarang, 14 Agustus 2021

Penulis,

Analisa Rahmawati

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................iv
SARI.........................................................................................................................v
ABSTRACT..............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................................4
1.3 Cakupan Masalah...............................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian...............................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................................5
1.6.1 Manfaat Teoretis.............................................................................................5
1.6.2 Manfaat Praktis...............................................................................................5
1.6.2.1 Bagi Peneliti.................................................................................................5
1.6.2.2 Bagi Penelitian Lain.....................................................................................6
1.6.2.3 Bagi Guru.....................................................................................................6
1.6.2.4 Bagi Siswa....................................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI......................................7
2.1 Kajian Pustaka....................................................................................................7
2.2 Landasan Teoritis.............................................................................................19
2.2.1 Pengertian kesantunan berbahasa..................................................................20
2.2.2 Prinsip kesantunan berbahasa.......................................................................21

x
2.2.3 Jenis - jenis kesantunan berbahasa...............................................................23
2.2.4 Penyebab terjadinya kesantunan berbahasa..................................................26
2.2.5 Analisis kesantunan berbahasa dan faktor - faktor yang mempengaruhi
bahasa tidak santun.......................................................................................27
2.2.6 Pengertian wawancara, youtube, dan podcast...............................................27
2.2.7 Pengertian media pembelajaran....................................................................29
2.2.8 Pengertian poster...........................................................................................29
2.3 Kerangka berpikir.............................................................................................30
2.4 Hipotesis penelitian..........................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................32
3.1 Desain Penelitian..............................................................................................32
3.2 Prosedur............................................................................................................32
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian..........................................................................33
3.4 Data dan Sumber Data Penelitian....................................................................34
3.5 Variabel Penelitian...........................................................................................34
3.6 Instrumen Penelitian.........................................................................................34
3.7 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................35
3.8 Teknik Analisis Data........................................................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................37
4.1 Hasil Penelitian................................................................................................37
4.2 Pembahasan......................................................................................................37
4.2.1 Bagaimana bentuk percakapan pematuhan maksim kesantunan berbahasa
pada wawancara podcast youtube Deddy Corbuzier bersama Nadiem
Makarim........................................................................................................39
4.2.1.1 Maksim Kesimpatian.................................................................................39
4.2.1.2 Maksim Kedermawanan.............................................................................39
4.2.1.3 Maksim Kesederhanaan.............................................................................41
4.2.1.4 Maksim Permufakatan...............................................................................42
4.2.1.5 Maksim Kesederhanaan.............................................................................42
4.2.1.6 Maksim Kebijaksanaan..............................................................................43
4.2.1.7 Maksim Penghargaan.................................................................................44

xi
4.2.2 Bagaimana bentuk analisis percakapan pelanggaran maksim
kesantunan berbahasa pada wawancara podcast youtube Deddy
Corbuzier bersama Nadiem Makarim .........................................................45
4.2.2.1 Maksim Kedermawanan.............................................................................45
4.2.2.2 Maksim Permufakatan...............................................................................46
4.2.2.3 Maksim Kebijaksanaan..............................................................................48
4.2.2.4 Maksim Kedermawanan.............................................................................49
4.2.2.5 Maksim Penghargaan.................................................................................51
4.2.2.6 Maksim Permufakatan...............................................................................52
4.2.2.7 Maksim Kesederhanaan.............................................................................53
4.2.2.8 Maksim Kedermawanan.............................................................................55
4.2.2.9 Maksim Penghargaan.................................................................................58
4.2.3 Manfaat hasil analisis kesantunan berbahasa jika dikaitkan dengan
pendidikan yakni sebagai media pembelajaran (poster) mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk SMA kelas X.........................................................59
4.3 Hasil Penelitian................................................................................................61
BAB V PENUTUP.................................................................................................63
5.1 Simpulan..........................................................................................................63
5.2 Saran.................................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................66

xii
DAFTAR BAGAN
Kerangka Berpikir 2.1............................................................................................31

xii
i
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembar Kartu Data.................................................................................35

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1...............................................................................................................1

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era digitalisasi sekarang ini, muncul istilah yang sudah dekat

dengan masyarakat bahkan siapapun bisa mengakses melalui gawai dan

disambungkan ke internet yaitu tentang channel youtube. Menurut Putra (2019:

259-265) youtube adalah aplikasi website menjalankannya menggunakan internet,

pengguna bisa menampilkan dan memposting video agar dapat dilihat orang lain.

Channel youtube merupakan aplikasi sosial media yang viral hanya dengan gawai

saja kita bisa mengakses berupa video yang tentu bermanfaat bagi kehidupan

sehari-hari. Channel youtube juga menyediakan berbagai macam video tutorial

mulai dari pembelajaran untuk anak sekolah, materi, media, bahan ajar bahkan

sudah sangat merakyat bagi orang Indonesia sendiri. Bahkan yang menjadikan

terkenal dan viral channel youtube milik Deddy Corbuzier pada saat wawancara

bersama Nadiem Makarim. Deddy Corbuzier terkenal sekali dengan gaya bicara

yang digunakan ketika menghadapi lawan tutur atau orang yang diajak

berkomunikasi bahkan dari kalangan Menteri Pendidikan Deddy mampu

memanggil ke acaranya untuk sebuah video youtube yang tentunya video-video

tersebut ada manfaat dan yang menjadikan pertanyaan banyak penikmat youtube

yang bertanya-tanya akan suatu topik yang sedang dibicarakan. Sedangkan

Nadiem Makarim terkenal karena sebelum beliau menjabat sebagai Menteri

Pendidikan beliau juga pendiri gojek dan beliau menjabat Menteri Pendidikan di

usia muda dan sukses membawa pendidikan Indonesia jauh lebih baik meskipun

1
dihadapkan dengan pandemi covid-19 dan

1
2

beliau terus berusaha memberikan hal-hal untuk pendidikan agar siswa-siswi tetap

mendapatkan ilmu meskipun secara daring.

Dari channel youtube tersebut melahirkan podcast yang berkaitan dengan

youtube karena melekat di dalamnya sehingga pengertian podcast menurut

Fadilah (2017:90-104) podcast adalah teori video atau audio menggunakan

jaringan internet secara langsung bisa dipindahkan ke komputer melalui media

pemutar portable secara berlangganan ataupun gratis. Podcast merupakan istilah

baru yang berada pada youtube berkaitan tempat pelaksanaan berlangsung yang

pada akhirnya menjadikan video untuk dinikmati orang lain. Terbentuknya istilah

podcast baru- baru ini melihat situasi dan kondisi yang masih pandemi sehingga

bagaimana seseorang tersebut menghasilkan video hanya dengan memanggil

narasumber untuk datang ke tempat dimana terjadi wawancara sehingga dapat

mengurangi mobilisasi masyarakat tetapi masih bisa dinikmati di layar gawai

masing-masing.

Dari podcast youtube milik Deddy Corbuzier wawancara dengan Nadiem

Makarim tersebut diteliti karena menarik dan pada penelitian sebelumnya belum

ada sehingga penelitian tersebut memilih kesantunan berbahasa. Kesantunan

berbahasa menurut Mislikhah (2020) diartikan sebagai aturan perilaku/sikap yang

disepakati bersama oleh masyarakat tertentu untuk menjadi prasyarat sehingga

bisa disebut tatakrama. Dilihat dari wawancara antara kedua nya yang merupakan

berasal dari latar belakang yang berbeda dari segi bahasa yang mumpuni terutama

sehingga dapat ditemukan kesantunan berbahasa berupa kalimat yang santun

seperti tuturan yang digunakan Nadiem Makarim tanpa harus menyinggung

perasaan orang lain. Adapun kesantunan berbahasa yang menjadi alasan lainnya

muncul teori yang


3

dibahas dalam pembahasan sehingga di dalam kesantunan berbahasa tersebut

melahirkan maksim-maksim untuk dikaji lebih detail dan kesantunan berbahasa

tersebut juga menghasilkan kata, frasa, klausa, kalimat untuk dikaitkan dengan

pendidikan sehingga bisa memberikan pengertian pemahaman yang baru dan

mudah dipahami oleh siswa dan guru di sekolah.

Penelitian Sa’adah, 2018 berjudul “Kesantunan berbahasa pada transaksi

online shop alya hijab by naja”. Hasil dari penelitian ini menggunakan bahasa

yang santun sehingga kesepakatan berdua berjalan dengan lancar. Metode

penelitian yang digunakan yakni metode kualitatif, data dalam analisis peneliti

yaitu kata, kalimat, frasa, dan wacana. Sumber data yang digunakan peneliti yaitu

berupa tuturan dialog transaksi penjual dan pembeli di online shop alya hijab by

naja pada bulan Agustus-Desember 2017. Perbedaan penelitian Jamilatus Sa’adah

dengan penelitian ini terletak pada topik yang dibicarakan dan hasil pemanfaatan

dalam penelitian tersebut.

Manfaat dari penelitian ini dapat menjadi media pembelajaran menulis

argumentasi. Menulis argumentasi untuk siswa SMA kelas X dengan kompetensi

dasar 12.1 yaitu menulis gagasan untuk mendukung suatu paragraf dalam bentuk

argumentasi. Guru dan siswa diharapkan bisa bekerjasama untuk penulisan teks

argumentasi dengan dibantu gambar pendukung agar lebih mudah dalam

menuliskan teks nya dan berpendapat sesuai yang dilihat pada gambar tersebut.

Sehingga luaran/output pada penelitian tersebut berupa poster sebagai media

pembelajaran untuk menuliskan teks argumentasi dan berpendapat tentang gambar

yang ada pada poster tersebut. Jadi, dari latar belakang tersebut ditemukan judul
4

penelitian “Kesantunan Berbahasa pada Podcast kalau bodo satu generasi gimana

bro oleh Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim dan Implikasi terhadap

Media Pembelajaran Teks Argumentasi”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut terdapat beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1. Podcast merupakan istilah baru keluaran dari channel youtube yang sedang

viral saat ini.

2. Channel youtube merupakan media sosial yang bisa diakses oleh siapapun

dengan menggunakan jaringan internet.

3. Penelitian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran menulis


teks argumentasi SMA kelas X.
4. Analisis kesantunan berbahasa untuk mengetahui maksim pelanggaran dan
maksim pematuhan.

1.3 Cakupan Masalah


Melihat bagaimana banyak sekali masalah yang ingin dibahas, ada

batasan-batasan supaya penelitian tersebut tidak meluas oleh karena itu,

pembatasan masalah sangat penting agar lebih terarah dan fokus. Jadi, penelitian

ini hanya berfokus pada analisis kesantunan berbahasa pada “podcast youtube

wawancara Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim” dan pemanfaatannya

terhadap pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis teks argumentasi SMA

kelas X.
5

1.4 Rumusan Masalah


Dari cakupan masalah tersebut, rumusan masalah yang didapat sebagai

berikut.

1. Bagaimana bentuk percakapan pematuhan maksim kesantunan berbahasa

pada wawancara podcast youtube Deddy Corbuzier bersama Nadiem

Makarim?

2. Bagaimana bentuk analisis percakapan pelanggaran maksim kesantunan

berbahasa pada wawancara podcast youtube Deddy Corbuzier bersama

Nadiem Makarim?

3. Bagaimana pemanfaatan hasil penelitian sebagai media pembelajaran menulis


teks argumentasi SMA kelas X?

1.5 Tujuan Penelitian


Dari cakupan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang didapat
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk percakapan tentang kesantunan berbahasa pada

wawancara podcast youtube Deddy Corbuzier dengan Nadiem Makarim.

2. Mendeskripsikan bentuk analisis percakapan tentang kesantunan berbahasa

pada wawancara podcast youtube Deddy Corbuzier dengan Nadiem Makarim.

3. Mendeskripsikan pemanfaatan hasil penelitian sebagai media pembelajaran

menulis teks argumentasi SMA kelas X.


6

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoretis

Riset ini dirancang buat mengenali wujud kesantunan berbahasa

wawancara antara Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim. Ada pula manfaat

teoretis riset ini selaku berikut.

(1) Bisa membagikan sumbangsih terhadap riset di Indonesia.

(2) Bisa dijadikan rujukan ataupun acuan buat melaksanakan riset yang berkaitan

dengan kesantunan berbahasa Indonesia berikutnya.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian baru ini, diharapkan dapat dijadikan materi

pembelajaran terutama bidang Bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis dan

menganalisis hal-hal yang menarik yang sedang trending untuk saat ini, bisa

memberikan contoh kalimat yang santun sesuai kesantunan berbahasa, untuk

sekolah agar bermanfaat bagi peserta didik, guru, dan untuk masyarakat umum.

1.6.2.2 Bagi Penelitian Lain

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan informasi dan

referensi bagi peneliti lain yang memerlukan hasil dari penelitian ini sebagai

bahan perbandingan untuk melakukan penelitian sejenis demi peningkatan

pengetahuan tentang kesantunan berbahasa.

1.6.2.3 Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru bahasa

Indonesia sebagai media pembelajaran pada KD 12.1 menulis gagasan untuk


7

mendukung suatu paragraf dalam bentuk argumentasi. Pemilihan poster sebagai

media pembelajaran sangat tepat diberikan kepada siswa kelas 10 karena bahasa

pada podcast youtube milik Deddy Corbuzier mengandung kesantunan berbahasa.

1.6.2.4 Bagi Siswa

Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai kesantunan

berbahasa. Pemberian video youtube milik Deddy Corbuzier dapat dijadikan

sebagai pembelajaran untuk diri sendiri untuk berperilaku sopan terhadap lawan

tutur agar tidak melukai perasaan mereka.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan masalah yang diteliti peneliti

perlu mengkaji penelitian-penelitian yang relevan. Hal tersebut dimaksudkan agar

peneliti dapat mengaitkan hasil penelitian dengan pengetahuan yang lebih luas.

Adapun penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain

sebagai berikut. (1) Stranovska, et al (2012), (2) Munkova (2012), (3) Gusriani

(2012), (4)

Gunawan (2014), (5) Touiserkani (2014), (6) Rahadini, et al (2014), (7) Alviah

(2014), (8) Kusno (2014), (9) Dowlatabadi, et al (2014), (10) Gonzalez (2015),
(11)

Nugraheni (2015), (12) Ryabova (2015 ), (13) Maulidi (2015), (14) Hamdani

(2016), (15) Cahyani, et al (2017) (16) Budiwati (2017), (17) Wardani (2020), (18)

Novianti, et al (2020), (19) Andianto, et al (2020) dan, (20) Agustina, et al

(2020), Penelitian yang pertama oleh peneliti Stranovska, et al (2012) yang

berjudul “Analysis of Politeness Speech Acts in Slovak and Foreign Language

Texts of Requests in the Context of Cognitive Style” jika diartikan dalam Bahasa

Indonesia berbunyi Analisis Tindakan Pidato Kesantunan dalam Bahasa Slowakia

dan Asing Teks Bahasa Permintaan dalam Konteks Gaya Kognitif. Dalam

penelitiannya Stranovska, menganalisis pengaruh sosial terhadap kategori luas

dalam penggunaan bahasa, sosial dan faktor kesopanan ekspresif dalam teks

permintaan Jerman, Inggris dan Slowakia. 135 siswa belajar Bahasa Inggris

atau Bahasa Jerman di Constantine the Philosopher University di Nitra sebagai

mata kuliah utama mereka dalam proses memperoleh data dengan metode

penelitian estimasi skala c-w (lebar


7
8

kategori) mengukur gaya kognitif lebar kategori dan estimasi nyata diperkenalkan

oleh Pettigrew (1958). Skala estimasi berisi 20 pernyataan yang menyajikan fakta

dalam nilai netral rata-rata, dan tugas subjek adalah menilai yang empat dari

alternatif numerik tetap yang sesuai dengan yang tertinggi atau kejadian terendah

dari fakta yang diberikan. Kuisioner simulasi tindakan pidato memeriksa

manifestasi dari faktor eksternal dan internal dalam tindak tutur permintaan,

dalam permintaan maaf, terima kasih, dan keluhan yang bersifat mendasar

kesopanan tindak tutur. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini hanya

yang membedakan dilihat dari objek penelitian dan metode yang digunakan.

Penelitian tersebut menggunakan objek siswa sebagai data penelitian sedangkan

penelitian ini pada wawancara Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim dan

metode penelitian tersebut menggunakan estimasi skala c-w (lebar kognitif)

sedangkan di penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Penelitian yang kedua dengan judul “Impact of Cognitive Style

“Category Width” on the use of Social and Expressive Factors in Politeness

Speech Acts: Text Mining Application” yang artinya Dampak Lebar Kategori

Gaya Kognitif Sosial dan Faktor Ekspresif dalam Tindakan Pidato Kesantunan:

Penambangan Teks Aplikasi diteliti oleh Munkova (2012) dalam penelitian

tersebut, peneliti mengatakan kategorisasi luas menggunakan attention getter,

politeness fitur, pre- sequrences dan perspektif speker dalam Bahasa Ibu serta

bahasa asing di semua situasi kecuali S2. Ada yang digunakan attention getter,

post sequence atau support details dan perspektif pendengar paling banyak pada

kedua kelompok MT dan FL. Sebaliknya mereka paling sedikit menggunakan

minimizer di S2 dan S3 yang


9

menghadirkan dominasi sosial dan dalam S5 yang menggambarkan jarak sosial.

Dimensi gaya kognitif lebar kategori karena dalam pemahaman lisan atau tulisan

komunikasi menganggap pemahaman global atau keseluruhan dan rinci. Dimensi

ini berkaitan dengan individu perbedaan lebar kategori yang dikondisikan oleh

perbedaan strategi pengolahan informasi dari ucapan. Relevansi antara penelitian

tersebut dengan penelitian ini terdapat perbedaan di judul penelitian. Pada

penelitian ini objek penelitiannya pada wawancara Deddy Corbuzier dengan

Nadiem Makarim. Metode penelitian ini deskriptif kualitatif menggunakan kartu

data yang berisi kata, frasa, klausa, kalimat pada wawancara Deddy Corbuzier

bersama Nadiem Makarim.

Dalam penelitian Gusriani, et al (2012) yang berjudul “Kesantunan

Berbahasa Guru Bahasa Indonesia dalam Proses Belajar Mengajar di SMA

Negeri

2 Lintau Buo”. Penelitian ini berisikan tentang komunikasi yang baik untuk

menjalin hubungan dengan orang lain dilakukan dengan menggunakan beberapa

strategi. Sekolah ikut serta membentuk kesantunan berbahasa siswa karena lebih

menghabiskan waktu di sekolah. Supaya siswa santun berbahasa, guru sebagai

contoh harus bisa santun dalam berbahasa. Penelitian ini tergolong penelitian

deskriptif kualitatif dan hasil penelitian mengenai jenis tindak tutur guru bahasa

Indonesia dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 2 Lintau Buo dan

kesantunan berbahasa guru bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar di

SMA Negeri 2 Lintau Buo. Pada penelitian tersebut terdapat perbedaan pada hasil

penelitian dan judul penelitian meskipun topik yang sama yakni kesantunan

berbahasa.
10

Penelitian yang dilakukan Gunawan (2014) berjudul “Representasi

Kesantunan Brown dan Levinson dalam Wacana Akademik” dengan strategi

kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif mahasiswa dalam berinteraksi

dengan dosen dalam wacana akademik di STAIN Kendari. Demikian halnya

dengan penelitian ini tentang kesantunan berbahasa menggunakan teori Leech dan

metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini membahas persoalan satu

generasi bisa bodo, bro pada wawancara youtube antara Deddy Corbuzier dengan

Nadiem Makarim.

Penelitian yang kelima berjudul “Politeness in Adaptation of Persian

Multimodal texts: The Case of Half Life 2 videogame” dalam Bahasa Indonesia

berarti Kesopanan dalam Adaptasi Teks Multimodal Persia: kasus video game

half life 2 diteliti oleh Touiserkani (2014). Korpus ekspresi video game Bahasa

Inggris tersedia di internet yang disebut half life 2. Salah satu startegi

penerjemahan dalam menerjemahkan ekspresi video game efektif dan dapat

digunakan oleh penerjemah strategi adaptasi adalah diterapkan di 29,92% ekspresi

di berbagai bagian video game. Hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa

selain faktor adaptasi dalam model Bastin 2005, kesopanan juga dianggap sebagai

faktor strategi adaptasi melalui eufemisme dan menunjukkan kekuatan yang mana

keduanya menunjukkan ideologi masyarakat saat ini terhadap terjemahan

videogame. Sejak video game deduktif (seperti dikutip dalam Orero 2004: p.137)

eufemisme telah digunakan sebagai cara untuk menganggap kesopanan dalam

adaptasi startegi. Temuan juga menunjukkan bahwa menerjemahkan ekspresi ke

dalam kalimat imperatif dalam terjemahan videogame mewakili kekuatan

karakter utama. Relevansi antara


11

penelitian tersebut dengan penelitian ini jelas berbeda dilihat dari judul, metode

penelitian yang digunakan, serta objek penelitiannya. Penelitian ini berjudul

“Kesantunan Berbahasa pada podcast di channel youtube Deddy Corbuzier

bersama Nadiem Makarim dan implikasi terhadap media pembelajaran teks

argumentasi SMA kelas X”. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dan

objek penelitiannya wawancara Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim.

Dalam penelitian Rahadini, et al (2014) yang berjudul “Kesantunan

Berbahasa dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Jawa di SMP N 1 Banyumas”

yakni untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk, nilai, dan fungsi

kesantunan berbahasa jawa dalam interaksi antara guru dan siswa ketika

pembelajaran Bahasa Jawa di SMP N 1 Banyumas serta implikasinya bagi

pembelajaran. Persamaan pada penelitian tersebut membahas tentang kesantunan

berbahasa tetapi yang membedakan pada penelitian tersebut terletak di hasil

penelitian yakni strategi kesantunan dan interaksi pada pembelajaran Bahasa

Jawa.

Dalam penelitian Alviah (2014) yang berjudul “Kesantunan Berbahasa

pada Tuturan Novel Para Priyayi karya Umar Kayam” yang meneliti tentang

mendeskripsikan dan mengidentifikasi tuturan yang muncul dalam novel,

mendeskripsi karakteristik tuturan, mendeskripsi dan menelaah strategi penutur

dalam mewujudkan kesantunan berbahasa. Penelitian ini tentu ada persamaan

diantarannya pada penelitian tersebut membahas tentang kesantunan berbahasa.

Perbedaannya pada penelitian tersebut membahas tentang tuturan pada novel dan

ada 3 yang diteliti dalam hasil penelitian.


12

Dalam penelitian Kusno (2014) yang berjudul “Kesantunan Bertutur

oleh Orang Tua kepada Anak di Lingkungan Rumah Tangga” dalam

penelitiannya realita di masyarakat menunjukkan fakta generasi muda dan anak-

anak ikut terkontaminasi pola tutur yang tidak santun. Ketidaksantunan Bahasa

seseorang sangat dipengaruhi oleh pendidikan, ekonomi, lingkungan sosial dan

juga keluarga dengan menggunakan prinsip kesantunan berbahasa pada teori

Leech yang meliputi maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim

penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim

simpati. Persamaan pada penelitian tersebut terletak pada judul penelitian yang

berkaitan dengan kesantunan berbahasa. Oleh karena itu, perbedaan pada

penelitian tersebut terletak pada hasil penelitian yang menjadi objek nya orang tua

dan anak di lingkungan masyarakat dengan menggunakan prinsip dari teori Leech.

Di penelitian ini sama seperti Kusno dengan teori Leech yang mencakup 5 strategi

dalam kesantunan berbahasa.

Penelitian kesembilan dipaparkan oleh Dowlatabadi, et al (2014) dengan

judul penelitiannya “Politeness Strategies in Conversation Exchange: The Case of

Council for Dispute Settlement in Iran” yang berarti Strategi Kesopanan dalam

Pertukaran Percakapan: Kasus Dewan Penyelesaian Sengketa di Iran. Penelitian

ini menghasilkan sektor yang dipilih untuk pendataan adalah cabang keluarga.

Setiap pertemuan memakan waktu sekitar 10 hingga 30 menit. Peneliti

menggunakan dua perekam, salah satunya ditempatkan di depan juri, dari

pandangan peserta yang lain perekam dilakukan oleh peneliti yang sedang duduk

di sudut ruang rapat untuk menambah keaslian data dan hindari efek halo dan

howthorne (Mackey, A. & Gass, S.M., 2005). Pendekatan deskriptif yang

diambil dalam penelitian ini menyoroti


13

wacana peradilan untuk kepentingan forensik linguistik dengan demikian

pentingnya penelitian ini mencerahkan diri. Strategi yang digunakan oleh para

pihak dalam konteks penyelesaian sengketa dapat membantu hakim untuk

mengarahkan pembicaraan menuju penyelesaian dari perselisihan antara suami

dan isteri di cabang keluarga organisasi ini. Analisis ini sangat luar biasa

pentingnya cara orang menggunakan bahasa dalam pengaturan seperti itu. Jadi

penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini. penelitian tersebut dilakukan

untuk strategi kesopanan dalam sengketa di Iran sedangkan penelitian ini

dilakukan untuk meneliti kesantunan berbahasa yang digunakan tokoh tersebut

dengan teori dari Geoffery Leech dengan 5 andalan startegi kesantunannya.

Penelitian yang dilakukan Gonzalez (2015) dengan judul penelitian “The

Teaching of Politeness in the Spanish-as-a-Foreign-Language (SFL) Classroom”

dalam Bahasa Indonesia yang artinya Pengajaran Kesopanan dalam Bahasa

Spanyol sebagai bahasa Asing (SFL) Kelas. Hasil penelitian ini menetapkan

bagaimana kepekaan terhadap pengetahuan sosiokultural SFL diperlukan dalam

setiap komunikasi aktivitas, dimana kesopanan harus dimasukkan sebagai

fenomena yang terkait dengan isinya. Oleh karena itu ditekankan dalam halaman-

halaman inilah pengetahuan sosi okultural ini harus dikembangkan melalui

praktek di kelas. Dengan kesopanan sebagai alasan, menggunakan interkulturalitas

nyata, sekaligus meningkatkan kompetensi komunikatif Bahasa Spanyol sebagai

Bahasa Asing ini membantu refleks xenophobia dari ketidaktahuan orang lain.

Penelitian tersebut mendekati kesopanan dari sudut pandang pengajaran,

menunjukkan kesulitan mengajar di kelas dan pentingnya penanganannya dengan

materi otentik
14

di dalam konten sosiokultural SFL. Penelitian tersebut dengan penelitian ini

relevansi. Jika penelitian tersebut tentang kesopanan dalam Bahasa Spanyol yang

dilakukan di kelas tetapi penelitian ini dilakukan pada wawancara Deddy

Corbuzier bersama Nadiem Makarim di channel youtube Deddy Corbuzier.

Dalam penelitian Nugraheni (2015) yang berjudul “Pelanggaran prinsip

kerjasama dan kesantunan berbahasa siswa terhadap guru melalui tindak tutur

verbal di SMP Ma’arif Tlogomulyo Temanggung (Kajian Sosiopragmatik)”.

Penelitian tersebut menjelaskan pelanggaran prinsip kerjasama dan prinsip

kesopanan yang terjadi di SMP Ma’arif Tlogomulyo dan mengarah ke tuturan

yang dipakai siswa untuk berkomunikasi sehari-hari di sekolah menggunakan

Bahasa Jawa dialek ngoko kasar. Persamaan pada penelitian tersebut terletak pada

variabel penelitian yaitu kesantunan berbahasa. Perbedaan pada penelitian tersebut

terletak pada objek yang dituju yakni siswa terhadap guru melalui tindak tutur

verbal, variabel pelanggaran prinsip kerjasama, variabel kajian sosiopragmatik,

dan judul penelitiannya. Oleh karena itu, penelitian ini dibantu dengan kartu data

dengan objek penelitian wawancara Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim

di channel youtube Deddy Corbuzier.

Penelitian tentang penulis dilakukan juga oleh Ryabova (2015) berjudul

“Politeness Strategy in Everyday Communication” diterjemahkan menjadi

Strategi Kesopanan dalam Komunikasi sehari-hari. Budaya kontemporer yang

tercermin dalam praktek wacana komunikasi sehari-hari berfungsi dalam berbagai

bentuk, cara, genre berkolerasi dengan kategori kehidupan sehari-hari yang pada

gilirannya menghasilkan wacana dan konsepnya. Dengan demikian analisis

dan deskripsi
15

kategori kehidupan sehari-hari melalui menganalisis wacana dan konsepnya,

memungkinkan untuk lebih memahami sifat budaya bahasa saat ini, sifat dan

kecenderungan perkembangan budaya secara umum. Etiket berbicara adalah

bagian penting dari budaya, perilaku, dan komunikasi manusia. Hubungan sosial

dan norma perilaku ditetapkan dalam rumus etiket berbicara. Norma etiket

dikodekan dalam ucapan, peribahasa, idiom, atur frasa seperti: Selamat datang!

Apa kabar! Pamitan! Terima kasih! dan lain-lain. Menjadi elemen nasional

budaya, tata karma berbicara memiliki warna nasional yang jelas. Dengan

demikian norma etiket dalam perilaku tutur Bahasa inggris merupakan ciri khas

komunikatif budaya mereka, yang menentukan pilihan formula dan model

komunikasi sehari-hari mereka, mengungkapkan status mereka dan kelas sosial

dan beroperasi dalam strategi kesantunan dari kondisi sosio-pragmatis. Penelitian

tersebut tentunya relevan dengan penelitian ini. Yang membedakan penelitian ini

yaitu pada judul dan objek yang diteliti.

Dalam penelitian Maulidi (2015) yang berjudul “Kesantunan berbahasa

pada media jejaring sosial facebook” bisa dilihat dari hasil penelitiannya bahwa

media facebook ditemukan status pengguna yang menggunakan kesantunan,

bentuk kesantunan yang ditemukan dalam status pengguna facebook disampaikan

dalam bentuk dan jenis tuturan yang bervariasi. Kajian yang dilakukan dengan

bentuk kesantunan berbahasa di media facebook dengan metode deskriptif

kualitatif dan penelitian tersebut bisa dijadikan referensi. Persamaan pada

penelitian tersebut terletak pada kesantunan berbahasa yang jenis objeknya

jejaring sosial atau media sosial hanya saja media sosial facebook dan youtube.

Perbedaan pada penelitian


16

tersebut terletak variabel penelitian yang diantarannya media jejaring sosial

facebook, judul penelitian, dan objek pada penelitian yaitu status pengguna

facebook dalam bentuk jenis tuturan yang bervariasi.

Pada penelitian tentang penulis dilakukan oleh Hamdani (2016) berjudul

“Kesantunan berbahasa pada debat politik di TV ONE dan implikasinya sebagai

bahan ajar di SMA”. Peneliti mengemukakan bahwa kesantunan berbahasa pada

debat para politisi di Tv One terdapat banyak pelanggaran dibandingkan

ketaatannya, banyaknya pelanggaran kesantunan berbahasa pada debat politik di

Tv One tidak dapat dijadikan bahan ajar atau hanya dapat dijadikan pembanding

tuturan yang santun dan tidak santun pada pembelajaran kompetensi dasar.

Penelitian Hamdani menggunakan analisis kualitatif bersifat deskriptif. Bisa

dilihat dari variabel penelitian yaitu kesantunan berbahasa, debat politik,

bahan ajar. Persamaan pada penelitian tersebut terletak pada judul penelitian yang

sama-sama menggunakan kesantunan berbahasa tetapi perbedaannya bisa dilihat

dari judul penelitian pada penelitian ini mengenai debat politik yang ada di salah

satu program televisi dan mempunyai implikasi sebagai bahan ajar sekolah SMA

dengan objek penelitian pada program televisi. Sedangkan penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan objek penelitian wawancara

Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim.

Cahyani 2017 melakukan penelitian dengan judul “Kesantunan

Berbahasa Mahasiswa dalam Berinteraksi di Lingkungan Universitas Tidar:

kajian sosiopragmatik” tentang mendeskripsikan jenis tindak tutur kesantunan

berbahasa mahasiswa, pematuhan kesantunan berbahasa, pelanggaran kesantunan

berbahasa
17

dan faktor yang memengaruhi kesantunan berbahasa dalam berinteraksi di

lingkungan kampus. Metode yang digunakan yaitu metode simak. Perbedaan jelas

pada judul penelitian dan persamaan terletak pada topik yang dibicarakan tentang

kesantunan berbahasa.

Dalam penelitian Budiwati (2017) meneliti “Kesantunan berbahasa

mahasiswa dalam berinteraksi dengan dosen di Universitas Ahmad Dahlan:

analisis pragmatik” dengan bentuk kesantunan berbahasa mahasiswa, pematuhan,

dan penyimpangan prinsip kesopanan, dan fungsi kesantunan berbahasa pada

mahasiswa dalam berinteraksi dengan dosen di Universitas Ahmad Dahlan. Data

dalam penelitian ini diantaranya rekaman percakapan, screenshot pesan dengan

dosen melalui whatsapp dan line chat, dan menggunakan teori prinsip-prinsip

kesantunan berbahasa dan sejenisnya dari berbagai sumber. Penelitian ini bisa

dijadikan referensi sehingga persamaan pada penelitian ini terletak pada

kesantunan berbahasa dan data dalam penelitian tersebut diantaranya rekaman

percakapan yang ditulis tangan. Sedangkan perbedaannya pada penelitian

tersebut terletak pada objek penelitian yang tertuju pada interaksi mahasiswa

dengan dosen melalui pesan yang didapat dari whatsapp dan line chat, judul

penelitian, dan data yang diperoleh. Penelitian Wardani, et al (2020) yang

berjudul “Tuturan Direktif dan

Komisif Tokoh dalam Novel ‘pulang’ karya Tere Liye” meneliti kesantunan

berbahasa pada novel dengan tuturan dalam tokoh tersebut. Novel tersebut

menceritakan di dunia kejahatan dalam hal ini manusia tetapi dibalik itu semua

mengandung pembelajaran hidup yang berarti. Menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif, teknik analisis data menggunakan metode padan. Di dalam


18

pembahasan bagaimana tuturan direktif meminta dan memerintah. Sedangkan di

tuturan komisif bagaimana bertutur berjanji, mengancam. Sedangkan di penelitian

ini menggunakan teori dari Leech yang objek penelitiannya di dialog podcast

youtube Deddy Corbuzier lalu dikaitkan dengan bahan ajar poster untuk kelas x.

Sama-sama menggunakan metode deskriptif kualitatif namun teknik analisis data

menggunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Novianti (2020) melakukan penelitian berjudul “Tindak Tutur

Kesantunan Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” berisi tentang

mendeskripsikan prinsip kesantunan berbahasa dan faktor pendukung terjadinya

kesantunan dalam pembeajaran bahasa Indonesia, menggunakan penelitian

deskriptif kualitatif dengan pendekatan pragmatik, dan ditemukan prinsip

kesantunan berbahasa seperti kesimpatian, kerendahan hati, kesepakatan, kearifan,

pujian, kedermawanan serta ditemukan faktor pendukung diantaranya sarana

tutur, peserta tutur, tempat dan suasana, tujuan tutur. Sedangkan penelitian ini

persamaan pada mendeskripsikan kesantunan berbahasa dan penelitian deskriptif

kualitatif, perbedaannya pada judul penelitian dan objek yang dikaji.

Penelitian yang dilakukan Andianto (2020) berjudul “Pembelajaran

Kesantunan Berbahasa di Era Menuju Indonesia Emas” dengan hasil penelitian

pembelajaran kesantunan yang diadakan di sekolah-sekolah bagian terpenting

yang harus diadakan dilihat dari esensi dan dimana posisi pembelajaran

kesantunan berbahasa ini dilakuka, serta khususnya kesantunan berbahasa

dibutuhkan bagi bangsa Indonesia dilihat dari sisi terkait berbagai kasus hoaks

dalam komunikasi
19

sosial. Persamaan penelitian ini membahas tentang kesantunan berbahasa

sedangkan perbedaannya pada hasil penelitian dari masing-masing penelitian.

Agustina (2020) meneliti dengan judul “Kesantunan Berbahasa sebagai

Faktor Determinan Keberhasilan Pembelajaran Berbahasa” dengan isi

penelitianya sebagai capaian kesantunan berbahasa berbahasa dari berbagai

literatur dan faktor determinan era digital membawa pengaruh besar terhadap

pemartabatan bahasa nasional. Kesantunan berbahasa dalam rangka mewujudkan

keberhasilan pembelajaran berbahasa sehingga cara berkomunikasi menciptakan

masyarakat yang harmonis dari karakter kesantunan berbahasa. Penelitian tersebut

relevan dengan penelitian ini karena topik yang dibicarakan mengenai kesantunan

berbahasa sedangkan perbedaan terletak pada judul penelitian dan objek

penelitian. Berdasarkan kajian pustaka yang telah dilakukan peneliti

sebelumnya.

Penelitian yang dikaji oleh penulis memiliki kebaharuan dari penelitian yang

relevan sebelumnya, yaitu data dan sumber data yang diperoleh merupakan

wawancara dari channel youtube Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim

tentang judul youtube “kalau bodo satu generasi gimana bro”. Selain itu bisa

dimanfaatkan untuk media pembelajaran menulis teks argumentasi SMA kelas X

dan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

2.2 Landasan Teoretis

Landasan teoretis yang digunakan berdasarkan kebutuhan penelitian meliputi

(1) pengertian kesantunan, (2) prinsip dan kesantunan, (3) jenis kesantunan, (4)

penyebab terjadinya kesantunan berbahasa, (5) analisis kesantunan berbahasa, (6)


20

pengertian wawancara, youtube, dan podcast, (7) pengertian media pembelajaran,

(8) pengertian poster.

2.2.1 Kesantunan Berbahasa

Kata kesantunan memiliki arti yang sangat berbeda dengan kata

kesantunan, walaupun kebanyakan orang menganggapnya sama. Pramujiono

(2011: 235) mengatakan bahwa kata "sopan" berarti menunjukkan rasa hormat

kepada pasangan verbal, sedangkan kata "sopan" berarti menghaluskan kata-kata

atau kata-kata yang dapat mengancam wajah atau harga diri, dan dapat melukai

perasaan. Jadi, kata sopan merupakan kata yang halus untuk berkomunikasi agar

tidak terjadi pertentangan ketika dialog sedang berlangsung.

Mislikhah (2014:287) mengatakan bahwa kesantunan menunjukkan bahwa

sikap mencakup nilai kesantunan atau kesopanan dalam komunikasi sehari-hari.

Ketika seseorang dikatakan sopan, maka nilai kesantunan atau kesopanan

seseorang sangat sesuai dengan masyarakat di mana orang tersebut berpartisipasi,

dikatakan sopan, baik itu penilaian langsung mendadak maupun rutin untuk

mengevaluasi, masyarakat akan memberinya nilai. Kemudian, penilaian dalam

proses yang panjang ini membuat nilai yang diberikan kepada mereka lebih tahan

lama.

Fudhlah (2020:61-62) mengatakan bahwa kaidah bahasa yang lazimnya

digunakan oleh para pembaca kebanyakan kurang memerhatikan kesantunan

berbahasa. Pokok terpenting ketika penutur berkomunikasi dari suatu kaidah

sosial dan kompetensi bahasa ialah kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa

sangat diperlukan ketika berkomunikasi, karena dari kesantunan tersebut

mempunyai
21

tujuan agar penutur dapat menggunakan bahasa dengan baik, santun, sekaligus

tidak melanggar kaidah kesantunan yang berlaku.

Dari ketiga teori tersebut dapat disimpulkan tentang pengertian

kesantunan yaitu memperhalus dalam menyampaikan suatu ujaran dalam kegiatan

sehari-hari baik dengan anggota keluarga maupun masyarakat menggunakan tatap

muka agar tidak melukai perasaan yang lain. Masing-masing dari teori kesantunan

tersebut yang harus diperhatikan ialah muka. Pada saat dialog atau komunikasi

sedang terjadi agar kesantunan tetap ada perlu memperhatikan kaidah yang

berlaku sesuai dengan teori yang digunakan juga.

2.2.2 Prinsip Kesantunan Berbahasa


Kesantunan berbahasa yaitu orang-orang yang dapat memenuhi prinsip-

prinsip kesantunan berbahasa menurut teori Leech (2011:8) oleh karena itu,

prinsip- prinsip kesantunan berbahasa dalam penelitian ini menggunakan teori

tersebut agar peneliti mudah untuk meneliti. Prinsip kesantunan berbahasa ini

menyangkut pada judul penelitian sehingga ada 6 strategi yang digunakan untuk

dianalisis dalam bab

4. Prinsip tersebut digunakan pada saat penutur dengan mitra tutur sedang

menjalin komunikasi. Prinsip tersebut merupakan akses utama untuk meneruskan

komunikasi agar terjadi santun dalam berbahasa dan tidak melukai perasaan yang

lain.

Rahardi (2010:59-65) mengatakan bahwa Leech merumuskan prinsip

kesantunannya menjadi enam maksim, yaitu: yakni (1) maksim kebijaksanaan,

mengurangi kerugian orang lain dan menambah laba orang lain; (2) maksim

kedermawanan, mengurangi keuntungan diri sendiri serta menambah pengorbanan


22

diri sendiri; (tiga) maksim penghargaan, mengurangi cacian pada orang lain serta

menambah pujian orang lain (4) maksim kesederhanaan, mengurangi kebanggaan

pada diri sendiri serta menambah cacian pada diri sendiri; (5) maksim

permufakatan, mengurangi ketidaksesuaian pada diri sendiri dengan orang lain

serta menaikkan persesuaian antara diri sendiri dengan orang lain; dan (6) maksim

kesimpatian, mengurangi antipati antara diri sendiri dengan orang lain serta

memperbesar simpati antara diri sendiri dengan orang lain.

Prayitno (2011: 31) mengatakan bahwa prinsip kesantunan berkaitan

dengan pandangan norma sosial, teori kontrak obrolan, teori maksim obrolan,

serta teori 4 penyelamatan muka. Pemikiran norma sosial melaporkan kalau tiap

masyarakat tentu mempunyai norma, adat istiadat, serta tatanan sosial.

Kesantunan itu sendiri ialah aksi yang bertabiat mengikat partisipan. Jadi, biar

tuturannya dapat dimengerti hingga wajib mencermati kaidah giliran berdialog.

Bila suatu tuturan yang dikemukakan terus menjadi tidak langsung, terus menjadi

berpagar, terus menjadi menunjukkan pesimisme, terus menjadi meminimalkan

paksaan, terus menjadi ataupun berkecenderungan minta maaf kepada mitra tutur,

begitu seterusnya hingga tuturan tersebut terus menjadi santun.

Dari ketiga prinsip kesantunan berbahasa menurut para ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa prinsip kesantuan antara yang satu dengan yang lainnya

hampir sama. Bagian yang terpenting dari hal tersebut dilihat dari sisi muka

positif dan sisi muka negatif dengan memperhatikan kaidah-kaidah prinsip yang

lainnya. Bertutur secara santun juga harus diperhatikan demi berlangsungnya

komunikasi yang baik.


23

Alasan mengapa menggunakan teori Leech lebih tepat karena seperti


berikut ini.
a. Teori yang digunakan Leech pada penelitian sebelumnya kebanyakan
tentang kesantunan berbahasa.
b. Teori Leech merupakan salah satu dari para peneliti yang meneliti

kesantunan berbahasa pada penutur dan lawan tutur.

c. Teori Leech merupakan suatu kebutuhan yang utama dalam menganalisis

penelitian ini dibandingkan dengan teori para ahli yang lainnya.

d. Pada saat meneliti terdapat kecocokan antara percakapan penelitian ini

dengan maksim yang digunakan pada Leech.

e. Kesimpulan dari keseluruhan penelitian ini bisa dijadikan pembelajaran


untuk siswa di sekolah tentang kesantunan berbahasa.

2.2.3 Jenis - Jenis Kesantunan Berbahasa


Kuntarto (2016: 59) mengatakan bahwa kesantunan berbahasa secara

universal dikelompokkan ke dalam dua tipe. Awal, kesantunan tingkat awal (first

order politeness), yang merujuk pada etiket ataupun kaidah kepatutan bertingkah

laku dalam sesuatu kelompok masyarakat warga tertentu. Pada sisi ini kesantunan

merujuk kepada seperangkat kaidah tatakrama yang disepakati oleh sesuatu

kelompok. Uraian atas kaidah tatakrama kelompok jadi indikator kesuksesan

seseorang dalam bertutur yang santun. Kesantunan tingkat awal ini diucap

kesantunan sosial. Kedua, kesantunan tingkat kedua (second order politeness),

yang merujuk pada penggunaan bahasa buat melindungi hubungan interpersonal.

Pada sisi ini indikator kesuksesan dalam bertutur didetetapkan oleh perangkat

uraian bahasa yang dikuasai penutur, misalnya knowledge of the world (


24

pengetahuan tentang dunia), knowledge of culture ( pengetahuan tentang budaya),

kecerdasan seorang dalam mengolah segala fenomena interaksi, serta sebagainya.

Kesantunan tingkatan kedua ini disebut kesantunan interpersonal.

Yonsa (2020: 5-8) mengatakan bahwa dalam kesantunan berpakaian

(berbusana, berdandan), terdapat 2 perihal yang butuh dicermati. Awal,

berpakaianlah yang sopan di tempat universal, Kedua, berpakaianlah yang apik

serta cocok dengan kondisi, ialah berpakaian formal pada kegiatan formal,

berpakaian santai pada suasana santai, berpakaian renang pada waktu renang.

Kesantunan perbuatan merupakan tatacara berperan ataupun gerak- gerik kala

mengalami suatu ataupun dalam suasana tertentu. Misalnya kala menerima tamu,

bertamu ke rumah orang, duduk di ruang kelas, mengalami orang yang kita

hormati, berjalan di tempat universal, menunggu giliran (antre), makan bersama di

tempat universal, serta sebagainya. Masing masing suasana serta kondisi tersebut

membutuhkan tatacara yang berbeda. Pada waktu makan bersama, misalnya,

membutuhkan kesantuan dalam metode duduk, metode mengambil santapan,

metode makan ataupun mengunyah, metode mengenakan sendok, metode

mensterilkan mulut sehabis makan, serta metode mengenakan tusuk gigi. Salah

satu contoh mengenai kesantunan dalam aksi, misalnya sangat tidak santun

apabila kita berwajah sedih hati kala menerima tamu, duduk dengan kaki

diselonjorkan kala menjajaki kuliah dosen, bertolak pinggang kala berdialog

dengan orang tua, mendahului orang lain dengan bersenggolan tubuh ataupun kala

berjalan di tempat universal tanpa karena, nyelonong ke loket kala yang lain lagi

antre menanti giliran, menguap selebarlebarnya sembari menghasilkan suara di

depan orang lain, serta


25

mencungkil gigi tanpa menutup mulut kala lagi makan bersama di tempat

universal. Kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacara berbicara melalui ciri

verbal ataupun tata metode berbahasa. Kala berbicara, kita tunduk pada norma-

norma budaya, tidak cuma hanya mengantarkan ilham yang kita pikirkan. Tata

cara berbahasa wajib cocok dengan unsur- unsur budaya yang terdapat dalam

warga tempat hidup serta dipergunannya sesuatu bahasa dalam berbicara. Apabila

tata cara berbahasa seorang tidak cocok dengan norma- norma budaya, hingga dia

hendak memperoleh nilai negatif, misalnya dituduh selaku orang yang sombong,

angkuh, tidak acuh, egois, tidak beradat, apalagi tidak berbudaya. Tata metode

berbahasa sangat berarti dicermati para partisipan komunikasi ( komunikator serta

komunikan) demi kelancaran komunikasi. Oleh sebab itu, permasalahan tata

metode berbahasa ini wajib memperoleh atensi, paling utama dalam proses belajar

mengajar bahasa. Dengan mengenali tatacara berbahasa diharapkan orang lebih

dapat menguasai pesan yang di informasikan dalam komunikasi sebab tata cara

berbahasa bertujuan mengendalikan serangkaian perihal berikut.

a. Apa yang hendaknya dikatakan pada waktu serta kondisi tertentu.

Contoh : bila lagi berdialog di forum formal hendaknya tidak banyak bercanda

dan ngobrol sendiri dengan sahabat, lebih menghormati forum serta orang yang

lagi berdialog.

b. Macam bahasa apa yang sewajarnya dipakai dalam suasana tertentu.

Contoh: macam bahasa yang dipakai wajib cocok dengan suasana. Bila di forum

formal bahasa yang dipakai bahasa Indonesia yang baik serta benar. tidak di
26

campur- campur bahasa Indonesia dengan bahasa inggris ataupun bahasa

Indonesia dengan bahasa wilayah.

c. Kapan serta gimana giliran berdialog serta pembicaraan sela diterapkan.

Contoh: waktu yang pas buat berdialog merupakan sela waktu tanya jawab.

berdialog yang baik apabila berdialog tidak memotong pembicaraan orang

d. Gimana mengendalikan kenyaringan suara kala berdialog.

Contoh: intonasi suara sangat dibutuhkan dalam berdialog, berdialog sangat

nyaring (keras) itu tidak baik serta berdialog sangat pelan itu pula tidak baik.

Intonasi berdialog yang baik merupakan yang tidak keras serta tidak pelan

ataupun sedang - sedang saja.

2.2.4 Penyebab Terjadinya Kesantunan Berbahasa

Faktor yang menyebabkan bahasa tidak santun sebagai berikut.

Mislikhah (2014: 294-295) mengatakan bahwa penutur menyampaikan kritik

secara langsung dengan kata atau frasa kasar, penurut didorong rasa emosi ketika

bertutur, penutur protektif terhadap pendapatnya, penutur ingin sengaja

memojokkan mitra tutur dalam bertutur, penutur menyapaikan tuduhan atas dasar

kecurigaan terhadap mitra tutur. Pertama, komunikasi menjadi tidak santun jika

penutur ketika bertutur menyampaikan kritik secara langsung kepada mitra tutur.

Sebagai contoh, ungkapan-ungkapan yang sering kita dengar dari demo

mahasiswa yang mengkritik pimpinan dengan mengunakan istilah istilah kasar.

Komunikasi dengan cara seperti itu dinilai tidak santun karena dapat

menyinggung perasaan mitra tutur yang menjadi sasaran kritik. Kedua, ketika

bertutur, penutur didorong rasa emosi yang berlebihan sehingga terkesan marah

kepada mitra tutur. Ketiga, ketika bertutur,


27

seorang penutur kadang-kadang protektif terhadap pendapatnya. Hal demikian

dimaksudkan agar tuturan mitra tutur tidak dipercaya oleh pihak lain. Keempat,

ketika bertutur, penutur sengaja ingin memojokkan mitra tutur dalam bertutur.

Kelima, penutur menyampaikan tuduhan atas dasar kecurigaan terhadap mitra

tutur.

2.2.5 Analisis Kesantunan Berbahasa dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Bahasa Tidak Santun

Untuk mengetahui kesantunan berbahasa diperlukan cara atau metode

tertentu dan analisis kesantunan berbahasa penting untuk dilakukan. Ibid (Eelen:

2001:5) mengatakan bahwa kesantunan sangat penting bagi struktur kehidupan

sosial dan masyarakat, sebagai ekspresi hubungan sosial)”. Kesantunan berbahasa

merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kerukunan dalam hidup

bermasayarakat. Kesantunan berbahasa adalah sebuah sistem hubungan

interpersonal yang didesain untuk memfasilitasi interaksi dengan meminimalisasi

pertentangan dan konfrontasi yang melekat pada manusia (Lakoff melalui Eelen,

2001:2). Jadi, analisis kesantunan berbahasa penting dalam kehidupan sosial dan

masyarakat untuk mengkespresikan melalui interaksi biar dapat meminimalisasi

adanya pertentangan.

Kesantunan berbahasa berkaitan dengan seluruh perihal yang

berhubungan dengan kegiatan dalam pemakaian bahasa yang baik ataupun budi

bahasa yang baik. Kesantunan berbahasa dibutuhkan buat senantiasa

menghasilkan hubungan yang harmonis di antara penutur serta mitra tutur.

Kesantunan berbahasa berkaitan dengan faktor-faktor yang mengatur opsi

pemakaian bahasa dalam


28

interaksi sosial, di dalamnya juga tercakup akibat opsi konsumsi bahasa itu, baik

untuk penutur ataupun lawan tuturnya ( Crystal, 1987: 120).

2.2.6 Pengertian Wawancara, Youtube, dan Podcast

Dalam era digital seperti saat ini, keberadaan youtube melalui

wawancara dengan seseorang membantu untuk menjawab pertanyaan dari

masyarakat sekitar seputar pembelajaran daring. Wawancara adalah salah satu dari

beberapa teknik dalam mengumpulkan informasi atau data. Suhandang (2004:1)

mengatakan bahwa wawancara merupakan kemampuan dan keterampilan mutlak

yang harus dimiliki oleh setiap lulusan psikologi. Hampir semua pekerjaan yang

berhubungan dengan lulusan psikologi dilakukan dengan wawancara untuk

melengkapi informasi yang dibutuhkan sebagai pertimbangan langkah

selanjutnya. Djuharie (2012: 120) mengatakan bahwa wawancara adalah bagian

dari proses penerimaan atau perekrutan karyawan atau anggota yang mempunyai

berbagai tujuan. Yang ketiga Herdiansyah (2015: 215) mengatakan bahwa

kebanyakan orang menganggap bahwa wawancara adalah panggilan kerja,

wawancara seleksi masuk perguruan tinggi, dan wawancara tokoh yang sering

dilihat di televisi maupun di internet. Jadi, wawancara adalah interaksi antara

kedua belah pihak saling bertatap muka untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengertian youtube menurut beberapa ahli sebagai berikut. Baskoro (2009: 58)

mengatakan bahwa youtube merupakan situs video yang menyediakan berbagai

informasi berupa gambar bergerak dan bisa diandalkan. Kita juga bisa

berpartisipasi mengunggah video ke server youtube dan membaginya ke seluruh

dunia. Lingga et al, (2019:1) mengatakan bahwa


29

youtube.com ialah salah satu web web yang memakai internet buat melaksanakan

fiturnya, dimana dengan youtube, seseorang pengguna dapat memposting ataupun

menunjukkan video ataupun animasi supaya bisa dilihat dan dinikmati orang

banyak. Banyaknya pengguna youtube, sangat menguntungkan suatu promosi

dengan memakai media tersebut. Akan tetapi, banyaknya pengguna youtube,

pastinya hendak memunculkan suatu persaingan yang ketat, kususnya dalam

perihal melaksanakan aktivitas promosi. Disinilah dibutuhkan sebuah media yang

bisa menunjukkan suatu keunikan didalam proses promosi. Diurna et al (2017)

mengatakan bahwa youtube ialah salah satu wujud media sosial berbasis video

yang mulai naik daun semenjak 5 tahun yang kemudian.. Dikutip dari statistik

dalam situsnya sendiri, Youtube mempunyai lebih dari satu milyar pengguna yang

ialah hampir sepertiga seluruh pengguna internet. Sampai Maret 2015, pembuat

konten di Youtube telah mengunggah 10. 000 video, sebab membuat akun

ataupun channel di Youtube serta mencapai pelanggan ataupun penayangan dapat

menciptakan duit. Jadi, youtube adalah aplikasi untuk promosi yang bilama

pengguna dari kalangan manapun bisa menggunakan dan menggunggah video

bisa mendapatkan duit. Fadhilah (2017:92-93) mengatakan bahwa penegrtian

podcast di antara tahun 2004

- 2005 istilah podcast diartikan materi atau audio video yang tersedia di internet

yang dapat secara otomatis dipindahkan ke computer atau media pemutar portable

baik secara gratis atau berlangganan.

2.2.7 Pengertian Media Pembelajaran


Gagne, et al (1975:1) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah

media untuk menyampaikan secara fisik yang berkaitan dengan pembelajaran.


30

Susanti (2017: 34) mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang

digunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Zulfiana (2017:34)

mengatakan bahawa jenis-jenis media pembelajaran di antaranya media audio,

media visual, media audio visual, gambar fotografi. Fungsi dari media

pembelajaran tersebut adalah untuk menyampaikan informasi yang ingin

disampaikan guru kepada siswa pada saat mengajar di kelas. Kemudian saat

mengajar di kelas guru bisa menggunakan media poster untuk mengajar siswa

agar lebih mudah dipahami. Pengertian poster adalah media yang digunakan untuk

menyampaikan informasi biasanya ditempelkan pada dinding maupun di pohon -

pohon tepi jalan.

2.2.8 Pengertian Poster

Sudjana, et al (2013) mengatakan bahwa poster merupakan rancangan

yang kuat dengan warna dan isi pesan yang disampaikan untuk menjadi pusat

perhatian khalayak ramai agar dibaca dan selalu diingat apa maksud dari pesan

yang disampaikan tersebut. Risa (2014) mengatakan bahwa poster yakni visual

yang dapat mempengaruhi siapa saja yang melihat dan membacanya. Poster

tersebut terdiri dari kata-kata, gambar yang dimaksudkan agar mudah dalam

menyampaikan isi pesan. Maruka (2018: 1-2) mengatakan bahwa poster adalah

media publikasi berisi kombinasi antara tulisan dengan gambar. Tujuan utama

dalam pembuatan poster yaitu agar memberikan informasi kepada orang lain.

Poster tersebut umumnya ditempel di dinding yang semua orang bisa

membacanya atau di tempat

- tempat umum agar informasi dan pesan yang disampaikan dapat tersampaikan

dengan jelas dan menarik. Dari ketiga teori penelitian tersebut disimpulkan
31

pengertian poster adalah media komunikasi yang di dalamnya terdapat isi pesan

yang ingin disampaikan kepada pembaca agar bermanfaat bagi orang lain.

2.3 Kerangka Berpikir


Podcast dipengaruhi di era digitalisasi sosial media yang menjadi favorit

para pengguna channel youtube. Salah satu channel youtube yang viral oleh

pemilik Deddy Corbuzier. Deddy Corbuzier bersama narasumber Nadiem

Makarim viral karena isi video podcast yang dibawakan menyangkut satu generasi

pendidikan di Indonesia. Data penelitian ini menggunakan percakapan antara

Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim dan sumber data yang diperoleh dari

podcast channel youtube Deddy Corbuzier. Kemudian, metode penelitian yang

digunakan deskriptif kualitatif dan instrumen penelitian menggunakan kartu data

yang berisi kata, frasa, klausa, kalimat. Topik yang digunakan penelitian ini yaitu

kesantunan berbahasa. Jadi, kesantunan berbahasa pada percakapan Deddy

Corbuzier dan Nadiem Makarim bisa dimanfaatkan untuk mengetahui pematuhan

dan pelanggaran kesantunan berbahasa sehingga dapat digunakan untuk media

pembelajaran poster dengan menulis teks argumentasi SMA kelas X mata

pelajaran bahasa Indonesia.


32

Kesantunan Berbahasa pada podcast “kalau bodo satu generasi gimana bro” oleh
Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim dan Implikasi terhadap Media
Pembelajaran teks argumentasi.

Teori Leech dianalisis menggunakan kartu data sehingga membentuk kata, frasa,
klausa, kalimat. Output yang ditampilkan berupa bahan ajar (poster).

Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan.

Penelitian ini dapat Bagan


digunakan
2.1Kerangka
sebagai rujukan
Berpikir
teori yang dapat digunakan
guru maupun siswa untuk bahan ajar (poster) bahasa Indonesia SMA kelas X
dengan materi pembelajaran menulis teks argumentasi.
2.4 Hipotesis Penelitian

Sukmadinata (2010:3) mengatakan bahwa hipotesis artinya jawaban

sementara terhadap persoalan atau sub masalah yang diteliti, dijabarkan dari

landasan teori tetapi harus diuji kebenarannya. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan hipotesis sebagai berikut: “Kesantunan berbahasa pada podcast

“kalau bodo satu generasi gimana bro” oleh Deddy Corbuzier bersama

Nadiem Makarim dan Implikasi terhadap Media Pembelajaran Menulis Teks

Argumentasi”.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini dengan memakai desain penelitian deskriptif kualitatif.

Kemudian, tata cara yang digunakan merupakan tata cara deskriptif yang menitik

beratkan pada tipe riset riset permasalahan. Nazir (2009: 54) mengatakan bahwa

tata cara deskriptif ialah sesuatu tata cara dalam mempelajari status sekelompok

manusia, sesuatu objek, sesuatu set keadaan, sesuatu sistem pemikiran, maupun

sesuatu kelas kejadian pada masa saat ini. Riset ini dilakukan dengan tujuan untuk

membuat deskripsi, cerminan ataupun lukisan secara sistematis, faktual serta

akurat menimpa fakta- fakta, sifat- sifat dan ikatan antar fenomena yang diselidiki.

Dalam perihal ini hasil analisis kesantunan berbahasa pada wawancara Deddy

Corbuzier bersama Nadiem Makarim tentang berikutnya dideskripsikan.

3.2 Prosedur

Prosedur penelitian ini ada 4 di antaranya persiapan, perencanaan,

pelaksanaan, penyelesaian yang dapat dipaparkan sebagai berikut.

a. Persiapan

Persiapan dalam penelitian ini memiliki masalah dan judul penelitian,

konsultasi judul penelitian dan masalah penelitian, mengadakan pengumpulan

bahan tertulis atau referensi dari penelitian sebelumnya yang relevan dengan

penelitian yang sedang dilakukan peneliti.

32
33

b. Perencanaan

Perencanaan ini menyusun segala rencana penelitian.

c. Pelaksanaan

Menentukan dan menyusun kolom analisis data disesuaikan dengan

aspek yang sedang diteliti, menyeleksi data dan mengumpulkan data,

memasukkan data ke dalam kartu data dan menarik kesimpulan.

d. Penyelesaian

Membuat laporan dengan baik mengenai penyusunan secara penulisan

konsep laporan penelitian, konsultasi serta merevisi konsep laporan, menetapkan

konsep laporan, dan back-up atau menggandakan data laporan.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan tempat penelitian menyesuaikan dari prosedur penelitian.

Prosedur penelitian pada penelitian ini ada 3 tahapan. Tahapan pertama yakni

pengambilan data di bulan pertama, Oktober. Pengambilan data meliputi topik

penelitian yaitu tentang youtube, kesantunan berbahasa, judul penelitian, media

pembelajaran bahasa Indonesia. Tahapan yang kedua ialah tahap penelitian. Tahap

penelitian ini menganalisis menggunakan kartu data fokus kepada sumber data

penelitian pada wawancara Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim dan

sebagai rujukan teori bahan ajar untuk SMA kelas X hingga ke tahap pelaporan

yang dilaporkan dalam bentuk laporan penulisan penelitian. Tempat penelitian ini

di rumah menggunakan gawai dan membuka aplikasi youtube untuk melihat

podcast milik Deddy Corbuzier.


34

3.4 Data dan Sumber Data Penelitian

Data dalam penelitian ini berupa percakapan dialog wawancara antara

Nadiem Makarim bersama Deddy Corbuzier yang terjadi di podcast youtube milik

Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim. Sumber data penelitian ini dari

podcast youtube milik Deddy Corbuzier dengan mencatat semua dialog yang

terjadi bersama Nadiem Makarim tentang pembelajaran daring edisi 18 Agustus

2020 dengan link https://youtu.be/y_UFFb8V2I0.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel terikat pada penelitian ini yaitu kesantunan berbahasa dan

variabel bebasnya yaitu podcast youtube Deddy Corbuzier dan media

pembelajaran teks argumentasi SMA kelas X. Selanjutnya, variabel yang ketiga

penelitian ini adalah variabel kontrol yang berisikan untuk rujukan media

pembelajaran poster yang bisa digunakan guru ataupun siswa di dalam

pembelajaran di sekolah khususnya bagi SMA kelas X.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini dengan peneliti sebagai (subjek) yang

memposisikan dirinya sendiri untuk melakukan pendalaman dan mengetahui

pencarian sumber data yang dibutuhkan, yaitu santun berbahasa pada wawancara

Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim. Pengambilan data penelitian ini

menggunakan kartu data sebagai berikut.


35

Tabel 3.1 Lembar Kartu Data

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Berikut adalah langkah - langkah yang digunakan dalam pengumpulan

data kesantunan berbahasa pada wawancara Deddy Corbuzier bersama Nadiem

Makarim.

a. Data dan sumber data diperoleh dari podcast channel youtube wawancara

Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim

b. Kemudian ditemukan wawancara antara Deddy Corbuzier bersama Nadiem

Makarim

c. Wawancara tersebut kemudian disimak dan dicatat lalu dianalisis

d. Setelah dianalisis ditemukan tuturan berupa maksim pada teori Leech

3.8 Teknik Analisis Data

Miles, et al (Sugiyono: 2008:237) mengatakan bahwa menggunakan

analisis data kualitatif untuk menyajikan data agar mudah dipahami langkah-

langkah yang digunakan antara lain:

a. Reduksi Data

Reduksi data penelitian proses pemilihan data dilakukan dengan berupa

analisis Kesantunan Berbahasa pada Podcast “Kalau Bodo Satu Generasi

Gimana
36

Bro” oleh Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim dan Implikasi terhadap

Media Pembelajaran Menulis Teks Argumentasi SMA kelas X.

b. Penyajian Data

Data yang diseleksi dan diklarifikasi dalam bentuk prinsip kesantunan

berbahasa agar mudah dianalisis perlu dikelompokkan. Penyajian data berupa

percakapan dialog dari podcast youtube milik Deddy Corbuzier bersama Nadiem

Makarim tentang pembelajaran daring sebagai media pembelajaran poster untuk

SMA Kelas X.

c. Penarikan kesimpulan

Data yang sudah dianalisis, diklarifikasikan, disajikan, dan disimpulkan

dijabarkan dengan singkat, padat, dan mudah dipahami. Hasil penelitian yang

akan di dapat yaitu kesantunan berbahasa pada channel youtube Deddy Corbuzier

bersama Nadiem Makarim sebagai media pembelajaran poster mata pelajaran

Bahasa Indonesia SMA Kelas X.


39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dijabarkan rumusan masalah

sebagai berikut: 1) bentuk pematuhan maksim kesantunan berbahasa pada

wawancara podcast youtube Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim, 2)

bentuk pelanggaran maksim kesantunan berbahasa pada wawancara youtube

Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim, 3) manfaat hasil penelitian sebagai

media pembelajaran menulis teks argumentasi SMA kelas X.

Hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti berupa bentuk data tuturan

pematuhan kesantunan berbahasa, bentuk pelanggaran, bentuk pemanfaatan

kesantunan berbahasa sebagai media pembelajaran menulis teks argumentasi

SMA kelas X kemudian dianalisis berdasarkan prinsip kesantunan Leech (2011:8)

ada 6 maksim diantaranya maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan,

penghargaan, kesimpatian, permufakatan, kesederhanaan. Berdasarkan data yang

diperoleh peneliti, tuturan yang mengandung prinsip kesantunan berbahasa

berjumlah 31 tuturan, sedangkan tuturan yang mengandung prinsip kesantunan

berbahasa pelanggaran berjumlah 73. Berdasarkan hasil data yang diperoleh

peneliti, bentuk kesantunan percakapan Nadiem Makarim dan Deddy Corbuzier

cenderung seimbang antara sopan santun dan tidak. Kesantunan berbahasa

merupakan aspek yang perlu diperhatikan guru untuk menyampaikan materi

menulis teks argumentasi.

37
39

Hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk percakapan untuk

mempermudah pemahaman analisis data supaya peneliti mudah menggambarkan

rumusan masalah secara garis besar pada penelitian ini. Berikut percakapan hasil

penelitian.

4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian meliputi penjelasan bentuk prinsip

pematuhan kesantunan berbahasa, bentuk pelanggaran prinsip kesantunan pada

wawancara podcast percakapan antara Nadiem Makarim dengan Deddy

Corbuzier, serta bentuk hasil pemanfaatan media pembelajaran poster menulis

teks argumentasi untuk SMA kelas X.

38
39

Peneliti menemukan bahasa pada Deddy Corbuzier yang tegas karena sosoknya

yang tegas memberikan kesan bahwa dirinya galak. Sebelum menjadi youtuber terkenal,

Deddy menjadi presenter televisi acara hitam putih dan dengan tayangan tersebut

memberikan motivasi pada siapapun karena narasumber yang dihadirkan sangat

terinspirasi bagi penonton. Oleh karena itu, tuturan Deddy yang tegas disebabkan

sosoknya sendiri dan seringnya mengisi acara program televisi hitam putih yang

menginspirasi orang lain. Kemudian, Deddy Corbuzier merambah ke channel youtube

dan menjadi youtuber terkenal di Indonesia. Deddy menempuh pendidikan di

Universitas London. Peneliti menemukan bahasa pada Nadiem Makarim yang santun

karena sosoknya yang santun memberikan kesan bahwa dirinya bijaksana. Sebelum

menjadi menteri pendidikan, Nadiem merupakan founder gojek dan pada akhirnya

diangkat menjadi menteri pendidikan di kepemimpinan Presiden Jokowi. Nadiem

merupakan lulusan Harvard Business School dan mendapat gelar Master of Business

Administration pada tahun 2011. Jadi, meskipun Nadiem dan Deddy orang-orang

berpendidikan tetapi kesantunan berbahasa mereka berbeda dilihat dari gaya bicara

Deddy yang mengidap disleksia saat kecil dan mengganggu kemampuan bertuturnya

dan Nadiem memang sosok yang santun artinya tidak punya gangguan sistem

kebahasaan.
39

4.2.1 Bagaimana bentuk percakapan pematuhan maksim kesantunan


berbahasa pada wawancara podcast youtube Deddy Corbuzier bersama
Nadiem Makarim
4.2.1.1 Maksim Kesimpatian

Chaer (2010: 61) mengatakan bahwa sikap antipati terhadap salah

seorang peserta tutur bisa dianggap sebagai tindakan tidak santun. Contohnya

dapat dilihat pada percakapan berikut ini.

Deddy : Mr. Nadim Makarim… Aduh gue kangen deh ma lu


Nadiem : Kangen juga mas deddy.
Deddy : You know what, gue baca berita tentang lu dimana - mana dan
kek nya agak sial ya menjabat menteri hahaha
Nadiem : Sulit lah

Hasil analisis menunjukkan bahwa penanya melakukan prinsip kesantunan

maksim kesimpatian dengan menggunakan diksi campuran yang terdiri dari

bahasa Indonesia pada umumnya dan bahasa Indonesia Jakarta Selatan. Seperti

terlihat pada dialog Deddy Corbuzier yang menyebut kata ‘gue, ‘lu, ‘kek nya.

Sedangkan diksi yang digunakan Nadiem kebalikannya dari Deddy, Nadiem lebih

menekankan halus dalam mengucapkan dialog seperti pada kata ‘kangen juga

sama mas Deddy. Bisa dilihat bahwa kedua nya memang terjadi perbedaan dalam

bertutur bilama terjadi ketidaksantunan dalam penutur.

4.2.1.2 Maksim Kedermawanan

Antara penutur dan lawan tutur merupakan teman dekat tetapi memiliki

hubungan yang tidak harmonis kepada teman nya yang lain. Tuturan ini

menambah keuntungan diri sendiri dan mengurangi kerugian orang lain (Rahardi,

2005: 61). Contoh kedermawanan seperti di bawah ini.


40

Deddy : Kalo disuruh pilih untuk generasi jadi bodoh atau kesehatan atau
menambah jumlah covid bahwa covid kan tidak semuanya akan
kena juga to nah tapi ini generasi satu generasi lo bos
Nadiem : Jawaban saya adalah beban dan amanah kepemimpinan adalah
untuk bisa mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Pasti
ada try off kan kalo kita pilih satu tetapi tidak bisa uni
dimensional jadinya pemaksaan Mas Deddy untuk saya memilih
itu adalah metode uni dimensional yang menurut saya di
pemerintahan tidak bisa karena di Indonesia pada saat ini kita
harus mengakui ada 3 krisis ini selalu mengaku ketinggalan
semua mengakui ada krisis kesehatan udah percaya krisis
ekonomi semakin besar tapi ini mas deddy saya harus
memperjuangkan bahwa ada krisis ke 3 krisis pembelajaran.
Krisis pembelajaran ini di dunia tetapi di Indonesia lebih aktif.
Krisis pembelajaran ini sedang terjadi pada saat pandemic kita
tidak bisa untuk kebijakan hanya 1 krisis kita harus
mengintimidasi 3 krisis hidup di dalam dunia. Yang dihasilkan
dari semua keputusan.

Data dialog tersebut dianalisis dalam maksim kedermawanan bisa dilihat

dalam dialog Deddy yang sebagai penutur menyangkutkan keprofesian yang lain

ini dianggap dermawan karena ini sebuah pertanyaan yang memantik jawaban

dari Nadiem. Deddy menambah keuntungan diri sendiri dengan bertanya kepada

Nadiem agar memperoleh informasi yang dia inginkan sebelum mengundang

Nadiem untuk dijadikan narasumber dalam podcast. Untung berarti jawaban yang

akan diberikan merupakan sebagian dari kecil masyarakat yang menunggu

jawaban tersebut kenapa memilih menjadi Menteri jika pada akhirnya dihadapkan

pada permasalahan pendidikan khususnya. Nadiem sebagai lawan tutur nya juga

tidak dirugikan karena sudah terlanjur jatuh dari pertanyaan dari Deddy

merupakan amanah untuk Nadiem akan pendidikan di Indonesia. Diksi yang

digunakan Deddy lebih santun ketimbang dialog sebelumnya yang ada campuran

bahasa Jakarta Selatannya. Pertanyaan Deddy untuk Nadiem juga berbobot karena

menyangkut satu generasi. Pada diksi yang digunakan Nadiem sudah santun di

awal pembukaan
41

dialog tersebut dan jawaban yang dijabarkan pun sesuai seperti pada kalimat

‘seperti pada try off tidak memungkin memilih satu karena kan uni dimensional.

4.2.1.3 Maksim Kesederhanaan (modesty maxim)

Pematuhan pada maksim ini Leech (1993) mengungkapkan

kesederhanaan dan kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter

penilaian kesantunan, itu terjadi dalam masyarakat bahasa dan budaya Indonesia.

Dapat dilihat contoh dalam percakapan di bawah ini.

Deddy : Tidak mungkin tetapi menurut lu masyarakat memilih mana?


Nadiem : Masyarakat lebih memilih relaksasi
Deddy : Artinya kan seorang pemimpin lu harus membahagiakan lebih
banyak masyarakat dong. Kalau masyarakat lebih banyak
relaksasi lu akan dibenci masyarakat yang jumlahnya banyak itu.
Nadiem : Boleh saya sedikit tidak setuju dengan itu. Tugas saya tidak
membuat sebanyak mungkin masyarakat bahagia, itu bukan tugas
saya.

Dialog tersebut digolongkan dalam maksim kesederhanaan karena bahasa dan

budaya orang Indonesia sembarangan menilai sesuatu padahal belum terlihat jelas

jawaban dari lawan tutur. Deddy mengatakan bahwa masyarakat memilih mana

sedangkan Nadiem menjawab memilih relaksasi. Bisa dilihat bagaimana Nadiem

menilai Deddy yang kurang setuju akan jawaban yang diberikan Deddy (penutur).

Pemilihan diksi antara keduanya lagi - lagi mengalami perbedaan, diksi Deddy

menggunakan kata ‘lu kebanyakan padahal dia sedang berdialog dengan Menteri

Pendidikan itu akan menjadi kebiasaan jika ia bertutur dengan penutur lain dan

kedengarannya agak kurang mengenakan hati tetapi diksi yang digunakan Nadiem

selalu mengimbangi itu semua seolah-olah mereka berdua harmonis dan

menghiraukan kata ‘lu pada setiap dialog yang diucapkan Deddy.


42

4.2.1.4 Maksim Permufakatan

Pematuhan Rahardi (2005:64) menjelaskan bahwa di dalam maksim ini

ditekankan untuk para peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau

kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabila terdapat kecocokan dan

kemufakatan dapat dikatakan santun bagi mereka. Seperti contoh dialog berikut

ini.

Deddy : Lu tu gila gitu jadi menurut gue event week took the covid, lu
akan mengambil keputusan-keputusan yang gila. Karena begitu
gua tau seorang nadiem makarim menjadi menteri pendidikan
odiskeneri crazy
Nadiem : Ya, kalau harus.
Deddy : Ya, week our told covid. Artinya memang lu tau bahwa lu akan
berperang dengan orang banyak walaupun tidak covid. Belum
tentu membuat orang happy ada satu hal ini yang gue nggak suka
Nadiem : What the season people happy, misalnya UN.
Deddy : Kasus yang kemarin.
Nadiem : Yang mana?
Analisis dialog tersebut menunjukkan bahwa terjadi kecocokan antara

penutur dengan lawan tutur dengan segi pembahasan yang melebar tetapi tetap

pada jalur pembelajaran daring versi covid-19. Pada diksi yang digunakan Deddy

di dialog tersebut menggunakan bahasa campuran dan tidak tertinggal selalu kata

‘gue, ‘lu muncul setiap Deddy berdialog. Seharusnya lebih sopan menggunakan

saya atau kamu untuk menghargai lawan tutur. Pada dialog Nadiem yang terlihat

santai namun tetap menggunakan bahasa Indonesia yang santun.

4.2.1.5 Maksim kesederhanaan

Maksim tersebut dianalisis pada dialog berikut ini.

Deddy : “Betul”
Nadiem : “Ini saya itu dalam melakukan perubahan ini saya itu minta maaf
ke tim saya gitu, harusnya saya perjuangin ini, aduh malah nggak
dapet ini. Saya udah biasa gitu melakukan minta maaf. Bukan
43

berarti programnya salah, menurut saya ini salah satu program


yang transformal sekali dan baik sekali dan banyak sekali orang
yang mendukung program P O P ini. Boleh saya jelasin sedikit
nggak program P O P ini?”
Deddy : “Siap”
Nadiem : “Saya meminta maaf karena memang pelaksanaan proses ini
ada banyak kekurangan harusnya kita atasi dulu”
Deddy : O, harusnya atasi dulu ada banyak kekurangan apa lu tidak
nyangka bahwa ah ada hal seperti itu ya yang terjadi
Dialog tersebut sederhana karena selalu mengutamakan bahasa dan budaya

Indonesia. Seperti tuturan Nadiem yang minta maaf ke masyarakat terkait

program P O P. Tuturan minta maaf mempengaruhi penggunaan diksi yang

digunakan Nadiem yang selalu santun dalam menyampaikan tuturan. Kata

‘saya lebih santun digunakan daripada ‘gue artinya sebagai lawan tutur tetap

menghargai penutur meskipun penutur belum santun dalam hal ini dan kata

‘kamu lebih santun digunakan daripada ‘lu.

4.2.1.6 Maksim Kebijaksanaan

Leech (1993: 206) mengatakan bahwa tuturan yang meminimalkan kerugian

orang lain sekecil mungkin dan tuturan yang memaksimalkan keuntungan orang

lain sebesar mungkin. Hal tersebut dapat dilihat pada data berikut ini:

Deddy: “Agen menurut ilmu banyak langsa lahan regu ngerti terparkir
programnya bagus gitu. Menurut gua lu tidak muncul pertanyaan gue bro.”
Nadiem: “yang mana?”
Deddy: “Satu hal gitu lu juga iseng juga sih lagi covid gini bikin program gituan,
hahaha.”
Nadiem: “Ya emang udah jalannya. Label model atap itu banyak yang nunggu.”
Deddy: “Yang kedua gitu bebas. Gua gini lu menurut gue bisnis not about salah
atau tidak salahnya. Menurut gua ini adalah ketersinggungan.
Nadiem: “Tapi kan kalau ada ketersinggungan itu namanya juga salah.”
Deddy: “Iya maksudnya not the point bro is sebagai sebuah organisasi
masyarakat yang besar yang sudah menjalankan ini begitu lama itu mereka pasti
akan tersinggung ketika ada sesuatu yang baru dan mereka tidak tahu mereka
pasti akan
44

menganggap bahwa nggak dianggap selama ini ternyata pasti al-zaidi


ketersinggungan gitu sebenarnya.”
Tampak pada tuturan Deddy tersebut menggunakan maksim kebijaksanaan.
Karena akan dianggap tidak santun dibuktikan dengan ‘menurut gue, lu tidak
muncul pertanyaan gue bro.’ Deddy sering menggunakan kata ‘gue, ‘lu dan
memunculkan ketidaksantunan dalam bertutur. Pada tuturan Nadiem yang
menanyakan apa sebenarnya yang dimaksud penutur dibuktikan dalam dialog
‘yang mana? Maksim kesederhanaan juga terlihat pada tuturan Deddy yang
sebagai bahasa dan budaya Indonesia seakan-akan menyalahkan Nadiem dengan
program yang sudah dijalankan oleh Menteri. Deddy yang sering menyanggah
dialog Nadiem menjadikan pembicaraan semakin kuat dibuktikan dengan
organisasi masyarakat yang besar tetapi belum bisa mengatasi secara keseluruhan
dan kurangnya pemahaman yang mendalam bagi orang tua dan anak-anak
sekolah.

4.2.1.7 Maksim Penghargaan

Rahardi (2005: 62) penutur diharuskan untuk memaksimalkan dan

memperbesar pujian kepada lawan atau meminimalkan kecaman terhadap lawan

tutur. Data pematuhan dapat dilihat sebagai berikut.

Deddy: walaupun di serang habis-habisan


Nadiem: gakpapa. Untuk anak-anak kita gakpapa.
Deddy: untuk anak-anak kita, oke bro last question lah. What do you think about
the future with this covid?
Analisis dari percakapan tersebut tentang maksim penghargaan pada tuturan
Nadiem bahwasanya Nadiem menghargai adanya organisasi masyarakat yang
menjadi titik utama agar kuat dalam menyongsong pendidikan di Indonesia tanpa
adanya hal tersebut maka pendidikan di Indonesia tidak bisa berjalan mulus
sebagaimana mestinya dan Nadiem menjadi tau polemik apa saja yang dihadapi
melihat latar belakang Nadiem yang bukan dari pendidikan. Maka perlu
penghargaan kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu pendidikan di
Indonesia terutama organisasi masyarakat. Itupun dengan berbagai macam
polemik sebelumnya antara orang tua dengan murid tetapi Nadiem mengatakan
bahwa untuk
45

anak-anak kita tidak masalah meskipun diserang habis-habisan, dialog tersebut


bisa dilihat seperti pada dialog diatas. Nadiem yang selalu santun bertutur dengan
Deddy dalam dialog tersebut tergolong maksim penghargaan karena setiap apa
yang dituturkan Nadiem pada dialog tersebut mengandung pesan kesan untuk
orang lain (organisasi masyarakat) tanpa ada saling tersinggung dan sudah pasti
tetap mengutamakan unggah-ungguh untuk bahasa yang santun terlebih anggota
dalam organisasi masyarakat sudah senior-senior kita yang muda menghormati
beliau dengan bertutur yang santun dalam berbahasa.

4.2.2 Bagaimana bentuk analisis percakapan pelanggaran maksim

kesantunan berbahasa pada wawancara podcast youtube Deddy Corbuzier

bersama Nadiem Makarim

4.2.2.1 Maksim Kedermawanan

Rahardi (2005: 61) berkata bahwa tuturan yang memiliki maksud

memaksimalkan pengorbanan diri sendiri dan meminimalkan keuntungan diri

sendiri. Maksim ini dianalisis pada wawancara Deddy bersama Nadiem seperti

berikut ini.

Nadiem : “Tidak menyangka pun suatu hal terjadi. Saya orangnya for
game. Simpelnya program P O P itu tidak mungkin jurus-jurus
bagi perubahan transformasi guru atau sekolah itu semuanya ada
di pemerintah bahkan filing saya ini firasat saya ini yang jagoan-
jagoan yang punya jurus-jurus hebat merubah mindset guru
merubah kompetensi guru dan merubah bagaimana cara sekolah
itu bertransformasi terhadap peningkatan pembelajaran. Kita
ngomongin peningkatan pembelajaran, itu ada di organisasi-
organisasi besar dan kecil yang sudah bergerak di dunia
pendidikan sudah lama. Ya, jadi saya kepengen, kita menciptakan
suatu program untuk menjadi laboratory sehingga pemerintah
bisa melihat dan mengukur secara standar mana jurus –jurus
yang dampaknya kepada pembelajaran murid itu paling besar.
Jadi bayangkan kita bikin laboratory organisasi-organisasi kita
melakukan seleksi proses mereka melakukan perubahan-
perubahan sendiri kita observasi dan nanti yang berhasil teknik-
teknik itu kita ambil kita masukkan ke dalam sistem nasional”
46

Deddy : “Anda akan menyinggung banyak orang hahahaha anda tidak


punya pengalaman anda”
Nadiem : “Iya, di beberapa aspek itu mungkin suatu etfetis di beberapa
aspek suatu yang disefetis. Ya perlu belajar banyak lah mas
deddy”
Deddy : “Tapi what is you do kalau itu emang nggak lo lakukan atau
emang tidak membuat keramaian”

Pembahasan pada dialog tersebut memilih diksi yang mudah dipahami

apa yang disampaikan oleh menteri pendidikan. Pemilihan kata yang tidak pernah

terlintas muncul di pembahasan ini sehingga pengetahuan menjadi semakin

banyak dibuktikan dengan kalimat ‘program P O P itu tidak mungkin jurus-jurus

hebat merubah mindset guru. Nadiem dalam memilih diksi mengajak untuk

berpengetahuan dengan luas sehingga menyangkutpautkan antara organisasi

dengan pendidikan. Berbeda dengan Deddy yang menyalahkan bahwa Nadiem

tidak punya pengalaman seperti pada dialog tersebut yang kurang santun

meskipun mereka teman akrab. Seharusnya kalimat yang diucapkan Deddy seperti

ini. Deddy: “Maaf bro, jika seperti itu anda akan menyinggung banyak orang dan

dikatakan belum berpengalaman.

4.2.2.2 Maksim Permufakatan

Rahardi (2005: 64) berkata bahwa penutur diharuskan untuk

meminimalkan ketidaksesuaian diri sendiri dan memaksimalkan kesesuaian diri

sendiri. Contoh tuturan berikut ini dapat digunakan untuk mengilustrasikan

pernyataan maksim permufakatan.

Nadiem : “Bukan, ini kan keramaiannya kenapa terjadi, keramaiannya


ada dua hal yaitu program itu melihat jurus-jurus yang sukses
kita teruskan yang kita ambil itu jurus kita masukan ke dalam
sistem nasional. Banyak persepsinya di masyarakat karena
nggak
47

ada yang mendapat penjelasan yang baik dan kami dari


kemendikbud mungkin belum memberikan penjelasan yang
mendetail bahwa persepsinya adalah ingin mengukur kontribusi
masing-masing organisasi terhadap dunia pendidikan kita. Itu
salah, seperti contoh kita bikin program pembagian hibah untuk
organisasi-organisasi pendidikan yang mempunyai sekolah dan
lain-lain, ya tentu akan terlihat ada organisasi kecil dan besar
misalnya dua-duanya lolos dan lain-lain jadinya persepsinya
salah jadinya ini bukan pemerintah melakukan penganggaran
melalui organisasi-organisasi masyarakat, bukan. Ini
pemerintah memberikan hibah untuk prototaipik. Jadi, beda kan
kalau kita melakukan pendanaan berdasarkan skala
organisasinya, itu pasti tentunya kita melihatnya seberapa besar
riset tapi ini bukan, ini prototaiping jadinya semakin lebar
semakin baik karena kita melihat bagian ada jurus-jurusnya
dari organisasi kecil yang mungkin tidak punya pendanaan dan
jurus- jurus organisasi besar. Jadi gitu mas deddy, pertama
persepsi itu harus dibetulkan. Ini bukannya pembagian
anggaran berdasarkan untuk mengimplementasi program
merdeka belajar, tidak. Ini kita memberikan dana bantuan untuk
melakukan prototaiping yang nantinya maunya akan diukur
assessment yang sama”
Deddy : “Agree, agree”
Nadiem : “Ya salahnya dimana, eror nya saya mengakui sebelum itu
kita tidak melakukan sosialisasi yang mendalam, itu. Terutama
bagi organisasi masyarakat yang besar itu kita kesalahan saya
juga bersama kami terus terang distracted karena covid muncul
karena pjj yang hampir fokus gitu jadi tadinya rencana semua
untuk datang satu persatu menjelaskan ini mungkin tidak
terlaksana dengan grade 1 1, kedua ada beberapa kriteria-
kriteria kita melakukan seleksi 100persen independen dari
kementerian pendidikan kebudayaan. Saya pikir logika aja kan
maksudnya bahwa kita kalau mau melakukan sesuatu tanpa ada
konflik of interest ya jangan kementriannya yang melaksanakan
seleksinya jadi kita berikan kepada pihak ketiga untuk
melakukan seleksi itu. Tapi, tentunya ada berbagai macam
polemik yang langsung kita andres kesalahan kedua adalah
tidak memikirkan implikasi bahwa ada beberapa organisasi ia
memang punya program pendidikan yang baik tapi sudah ada
sumber pendanaannya dari misalnya korporasi instalasi esa
yang kemarin gerhanatoto dan sampai pernah eh mulai isinya
berkembang itu langsung melihat unit barang surya kita
menyisakan persepsi itu kita merauke gitu jadi langsung kita
address untuk tidak menerima hibah. Yang ketiga adalah setelah
ini kita tunda sampai Januari 2021 kenapa agar kita dengan
saran banyak sekali ormas kita sekitar pilih-pilih satu persatu
48

kita pastikan organisasi yang lolos itu adalah organisasi yang


kredibel dan blogger itu aja”
Pada contoh percakapan tersebut terdapat Nadiem dan Deddy. Nadiem

menjelaskan bahwa jurus-jurus yang sukses untuk mewujudkan merdeka belajar

tetapi karena ada organisasi masyarakat jadi terkendala. Deddy setuju dengan

tuturan yang diucapkan oleh Nadiem. Maksim yang digunakan pada tuturan

Nadiem tergolong maksim permufakatan karena Deddy setuju dengan tuturan

Nadiem dibuktikan dengan kata ‘agree dalam Bahasa Indonesia yang berarti

setuju. Tuturan Nadiem berikutnya menggunakan maksim penghargaan

dibuktikan dengan langkah demi langkah mensosialisasikan kepada masyarakat

tetapi harus perwakilan dan bukan dari menterinya sendiri yang turun tangan. Ini

terbukti jika tidak ada yang saling mengejek ataupun menjatuhkan satu sama lain.

4.2.2.3 Maksim Kebijaksanaan

Leech, 1993:206 penutur yang dikatakan sebagai orang santun berpegang

dan melaksanakan maksim kebijaksanaan untuk menghindarkan sikap-sikap lain

yang kurang santun, iri hati, dan sikap dengki terhadap mitra tutur. Maksim ini

dibuktikan seperti contoh percakapan berikut ini.

Deddy : “Agen menurut ilmu banyak langsa lahan regu ngerti terparkir
programnya bagus gitu. Menurut gua lu tidak muncul
pertanyaan gue bro”
Nadiem : “Yang mana”
Deddy : “Satu hal gitu lu juga iseng juga sih lagi covid gini bikin
program gituan, hahaha”
Nadiem : “Ya emang udah jalannya. Label model atap itu banyak yang
nunggu”
Deddy : “Yang kedua gitu bebas. Gua gini lu menurut gue bisnis not
about salah atau tidak salahnya. Menurut gua ini adalah
ketersinggungan”
Nadiem : “Tapi kan kalau ada ketersinggungan itu namanya juga salah”
49

Deddy : “Iya maksudnya not the point bro is sebagai sebuah organisasi
masyarakat yang besar yang sudah menjalankan ini begitu lama
itu mereka pasti akan tersinggung ketika ada sesuatu yang baru
dan mereka tidak tahu mereka pasti akan menganggap bahwa
nggak dianggap selama ini ternyata pasti al-zaidi
ketersinggungan gitu sebenarnya”

Tampak pada tuturan Deddy tersebut menggunakan maksim kesimpatian.

Karena akan dianggap tidak santun dibuktikan dengan ‘menurut gue, lu tidak

muncul pertanyaan gue bro.’ Deddy sering menggunakan kata ‘gue, ‘lu dan

memunculkan ketidaksantunan dalam bertutur. Pada tuturan Nadiem yang

menanyakan apa sebenarnya yang dimaksud penutur dibuktikan dalam dialog

‘yang mana? Maksim kesederhanaan juga terlihat pada tuturan Deddy yang

sebagai bahasa dan budaya Indonesia seakan-akan menyalahkan Nadiem dengan

program yang sudah dijalankan oleh Menteri. Deddy yang sering menyanggah

dialog Nadiem menjadikan pembicaraan semakin kuat dibuktikan dengan

organisasi masyarakat yang besar tetapi belum bisa mengatasi secara keseluruhan

dan kurangnya pemahaman yang mendalam bagi orang tua dan anak-anak

sekolah.

4.2.2.4 Maksim Kedermawanan

Rahardi (2005:61) berkata bahwa tuturan yang meminimalkan diri sendiri

dan memaksimalkan pengorbanan diri sendiri. Maksim tersebut dibuktikan pada

dialog berikut ini.

Nadiem : “Yang beban kita untuk bisa mengantisipasi itu dan


menjelaskannya lebih clear gitu ya”
Deddy : “Ya, ya ya. Oke gua setuju sih dengan itu cuman gua
kepikiran deh daripada satu masalalu keluar itu begini ini
nggak habis-habis”
50

Nadiem : “Gakpapa Mas deddy. Itu apa bagian dari apa


pemerintahanlah kita, saya rasa kedepannya saya juga
bakal banyak minta maaf kok”
Nadiem dan Deddy : “hahaha”

Nadiem yang dengan tuturan santun bertutur ‘menjelaskannya lebih clear


gitu ya pada tuturan tersebut tergolong maksim kedermawanan yang menambah
keuntungan diri sendiri agar tidak dibenci masyarakat upaya-upaya yang
dilakukan Menteri agar membuahkan hasil maksimal dan dijelaskan ke
masyarakat sedetail mungkin. Lalu Deddy mengiyakan tuturan Nadiem dan
Deddy memberikan masukan-masukan yang tentunya berbobot untuk berdialog
agar pembahasan semakin panjang mengenai pendidikan Indonesia di masa
pandemi seperti ini. Maksim kedermawanan ini sebagai teman akrab antara Deddy
dan juga Nadiem terlihat dengan dialog tersebut jadi kesantunan yang diperoleh
dari diksi Nadiem yang santun meskipun Deddy selalu menggunakan kata ‘gue
dalam hal ini tidak akan mengurangi kesantunan tersebut.

4.2.2.5 Maksim Penghargaan


Menurut Rahardi (2005:62) dijelaskan bahwa agar peserta tuturan tidak

saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak yang lain

alangkah lebih baiknya hal-hal tersebut jangan sampai terjadi. Dalam maksim

penghargaan orang akan dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan kepada pihak lain. Contoh maksim tersebut berikut ini.

Nadiem : “Gakpapa. Yang penting itu kita semua fokus kepada kenapa sih kita
semua ngerjain ini polemik-polemik seperti ini isu-isu ini yang disebut
pro-kontra emang seru si di sosmed dan orang jadi igets gitukan, kau
lihat ada berbagai macam konflik tapi jangan lupa kita ini kan kenapa
disini. Kita kan ngerjain apa untuk siapa dan hanya ada satu jawaban
dari pertanyaan itu untuk anak-anak kita dan asal misi itu tidak
terancam saya akan melakukan apapun didalam kewenangan saya
untuk bisa merangkul sebanyak mungkin elemen masyarakat yang
dibutuhkan untuk menyukseskan misi itu. Tanpa organisasi-organisasi
masyarakat seperti itu NU, MD, PGRI kita nggak bisa mencapai
sejauh yang kita inginkan. Jadi, harus kita rangkul karena mereka
adalah organisasi yang sebelum Indonesia merdeka sudah ada itu
mereka
51

mengetahui berbagai macam jurus, berbagai macam inside mengenai


sistem pendidikan kita. Itu harus diapresiasi dan harus kembali ke
dalam program dan organisasi pendidikan ini, jadi itu”
Deddy : “Walaupun di serang habis-habisan”
Nadiem : “Gakpapa. Untuk anak-anak kita gakpapa”
Deddy : “Untuk anak-anak kita, oke bro last question lah. What do you think
about the future with this covid”

Analisis dari percakapan tersebut tentang maksim penghargaan pada

tuturan Nadiem bahwasanya Nadiem menghargai adanya organisasi masyarakat

yang menjadi titik utama agar kuat dalam menyongsong pendidikan di Indonesia

tanpa adanya hal tersebut maka pendidikan di Indonesia tidak bisa berjalan mulus

sebagaimana mestinya dan Nadiem menjadi tau polemik apa saja yang dihadapi

melihat latar belakang Nadiem yang bukan dari pendidikan. Maka perlu

penghargaan kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu pendidikan di

Indonesia terutama organisasi masyarakat. Itupun dengan berbagai macam

polemik sebelumnya antara orang tua dengan murid tetapi Nadiem mengatakan

bahwa untuk anak-anak kita tidak masalah meskipun diserang habis-habisan,

dialog tersebut bisa dilihat seperti pada dialog diatas. Nadiem yang selalu santun

bertutur dengan Deddy dalam dialog tersebut tergolong maksim penghargaan

karena setiap apa yang dituturkan Nadiem pada dialog tersebut mengandung

pesan kesan untuk orang lain (organisasi masyarakat) tanpa ada saling tersinggung

dan sudah pasti tetap mengutamakan unggah-ungguh untuk bahasa yang santun

terlebih anggota dalam organisasi masyarakat sudah senior-senior kita yang muda

menghormati beliau dengan bertutur yang santun dalam berbahasa.


52

4.2.2.6 Maksim Permufakatan

Rahardi (2005:64) mengatakan bahwa tuturan memaksimalkan


pengorbanan diri sendiri dan meminimalkan keuntungan diri sendiri Maksim
tersebut dicontohkan sebagai berikut ini.
Nadiem: “Dalam aspek apa”
Deddy: “Dalam aspek tadi gua agak kaget ketika lo ngobrol. Kalo disini
kita bisa aja menjadi satu generasi yang akhirnya dirugikan”
Nadiem: “Iya kalo itu sudah pasti. Satu generasi di dunia”
Deddy: “Satu generasi di dunia dirugikan”
Nadiem: “Ya, itu bukan perdebatan gitu. Itu pasti mengalami net net ya
ada penurunan kualitas pembelajaran karena nggak mungkin kan
manusia nggak bisa adaptasi dalam waktu berapa bulan kita
akan melakukan distric learning secara optimal ini membutuhkan
5 tahun transisi”
Deddy: “Kita nggak siap untuk itu. Betul nggak si”
Nadiem: “Ya, itu impossible lah bahwa seluruh dunia yang bisa dibilang
ini kualitas pembelajaran di dunia karena sama. Tapi ada
spectrum yang untuk anak-anak yang lebh dewasa umurnya
misalnya kuliah ya kalo kita udah umur 15 ke atas lah yak 1
tahun mengalami pembelajaran itu nggak akan dampaknya se
signifikan anak”
Deddy: “Anak-anak yang butuh gold age nya”
Nadiem: “Semakin muda semakin bahaya”
Deddy: “Gue itu kemarin sempat ada seminar dialog positif disitu gua
ngomong satu hal gua ngomong gini di otak gue gue nggak
pernah mengharapkan adanya vaksin. Orang pada dengerin o
gitu o gitu. Gue bilang begini karena gue selalu menaruh di otak
gue word is scenario kalo gue mengharapkan adanya vaksin,
gue menaruh good bles scenario”
Nadiem: “Malah saya bilang itu kemarin. Udah jangan mikirin vaksin”
Deddy: “Itu maksud gue”
Nadiem: “Lindungi diri anda sekarang jaga distancing pasti”
Deddy: “Begitu lu mikirin vaksin terus akhirnya nanti”
Nadiem: “Itu di luar control, mindset nya”
Deddy: “Mindset nya harus sesuai scenario. Rusia bikin vaksin, tiba tiba
laku begini tiba-tiba diserang sama jerman itu vaksin nggak
benar o fact is it time. What if they will no be vaksin”
Nadiem: “Sudah pasti lah ada vaksin. Atau mau bicara hipotermikal aja.
Oke, pertama itu nggak mungkin pasti ada. Pasti ada vaksin ya.
Masalahnya kan bukan itu. Masalahnya kapan”

Hasil analisis dari dialog tersebut dikatakan maksim permufakatan bahwa

ada kecocokan antara penutur dengan lawan tutur dibuktikan dengan setiap dialog
53

tik tok antara kedua nya. Deddy bertanya pada Nadiem tentang satu generasi

dunia terutama pada pendidikan dan Nadiem pun menjawab ‘iya satu generasi. Ini

bukti dari kecocokan antara dialog keduanya yang saling nyambung. Nadiem pada

dialog ke 5 menggunakan maksim kesederhanaan karena penilaian kesantunan

berdasarkan tuturan Nadiem seperti pada kata ‘karena nggak mungkin’ itu yang

terjadi pada fakta bahasa dan budaya Indonesia di dunia pendidikan terutama

masyarakat pun akan berpikir sama sesuai apa yang dituturkan oleh Nadiem.

Selanjutnya pada dialog Deddy mengandung maksim permufakatan yang

memberikan pertanyaan kepada Nadiem dan akhirnya Nadiem menjawab dengan

kata ‘iya sebagai wujud jika terdapat kesepakatan bersama dan ditunjukkan

adanya maksim kebijaksanaan dengan memperhatikan pendidikan sehingga tidak

menyinggung perasaan satu dengan yang lain. Berikutnya pada dialog Deddy ke-

11 tersebut terdapat maksim kedermawanan dengan menambah keuntungan diri

sendiri seperti cuplikan dialog ‘di otak gue word is scenario’ dan mengurangi

kerugian orang lain dibuktikan dengan cuplikan dialog ‘menghadiri seminar

positif. Lalu Nadiem di dialog tersebut terdapat maksim permufakatan dengan

adanya saling nyambung dengan jawaban Deddy selanjutnya dan dialog tersebut

secara keseluruhan jika diuraikan tiap dialog nya ada yang berbeda maksim tetapi

secara keseluruhan maksim yang digunakan yaitu maksim permufakatan.

4.2.2.7 Maksim Kesederhanaan

Deddy: “What if five from your now”


Nadiem: “Oke, terus pertanyaannya apa, apa dampak nya”
Deddy: “Apakah kita akan punya anak-anak masa depan yang bodoh
bodoh”
Nadiem: “Saya rasa tergantung”
54

Deddy: “Saya rasa Indonesia itu tidak siap”


Nadiem: “Banyak negara yang tidak siap”
Deddy: “Artinya”
Nadiem: “Jadi ini nyambung berkaitan tadi apa yang terjadi sama anak-
anak kita”
Deddy: “Five years lo”
Nadiem: “Tapi hipotetikal ya, insyaallah kan nggak. word skes scenario
nya”
Deddy: “Iya”
Nadiem: “Simulasi jangan coat ya”
Deddy: “Iya ini jangan coat. Ini kita time coat pokonya”
Nadiem: “Kita ambil word scenarionya kalau itu kalau misalnya PJJ ini
harus dilakukan lebih lama lagi yang harus terjadi adalah sebenarnya
sama-sama apa yang sudah terjadi sekarang cuman diakselerasi lebih
besar. Jadinya tidak mungkin anak-anak itu tidak melakukan interaksi
minimum tatap muka dengan guru. Itu harus kita cari jalannya
apakah small grup, one kaya grup bimbel lah atau apa yang bisa
dilakukan dengan protokol kesehatan terus kita mereimajinasi kalo
tidak. Kita ngomongin dulu kalo tidak ya nggak pernah ketemu guru”
Deddy: “Jadi lu tidak mau mengatakan lu harus mempermudah belajar
jarah jauh, nggak ya. Tapi barusan tetep ketemuan ya”
Nadiem: “Harus, harus juga. Dioptimasi pict”
Deddy: “I now, berarti tatap muka itu penting ya”
Nadiem: “Penting banget, penting banget. Semakin mudah semakin
penting. Ya saya orang teknologi untuk saya bilang itu harusnya
didengerin orang”
Deddy: “Itu dia makanya gue nggak berharap lo mau itu kan? Yo now
what kita harus menaikkan infrastruktur internet begini-begini”
Nadiem: “Itu iya.semua itu iya karena teknologi best learning itu sangat
penting tapi ada limitnya bisa mensubtitusi tatap muka. Gini aja deh
pembelajaran itu tidak terpisah. Kita suka memikirkan otaknya anak
kita ini ada otak kognitif, ada otak emosional, ada otak kanan otak
kirilah jadi itu cara manusia mensiplay aja. Semuanya nyambung
mas deddy secara klinis pembelajaran itu tidak bisa terjadi karena
siklus sosial emosional daripada safety anak-anak itu tidak terjaga.
Sekarang bayangkan dampak mas deddy pernah belajar jangan
ngomongi sekolah apapun hidup mas deddy. Coba bayangkan orang
yang mas deddy belajar dari orang itu. Pasti ini sepengetahuan saya
mas deddy itu belajar dari orang itu adalah orang yang mas deddy
tras. Dan orang yang mas deddy percaya dia. Itu hubungan itu the
building serat-serat tras antara 2 manusia itu tidak bisa terjalin
melalui zoom”
Deddy: “hahaha”
55

Analisis pada dialog tersebut terdapat maksim kesederhaan dibuktikan

pada dialog antara Deddy dengan Nadiem seperti pada cuplikan dialog

‘pertanyaan apa’ yang dituturkan oleh Nadiem dan disambung dengan dialog

berikutnya hingga dialog ke-13 karena kesederhaan hingga menimbulkan

kesantunan tanpa ada iri hati karena tuturan yang tidak santun. Dialog selanjutnya

yang dituturkan Nadiem terdapat maksim kedermawanan dengan menambah

keuntungan mengadakan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi dan

mengurangi kerugian orang dengan menggunakan sistem bimbel pada dunia

pendidikan. Dialog berikutnya yang merupakan pertanyaan dari Deddy pada

dialog ke-15 mengandung maksim permufakatan yang menyatakan adanya

pembahasan kedua nya yang saling cocok tidak ada perasaan menyakiti hati orang

lain. Pada dialog Deddy ‘gue nggak berharap terdapat maksim kedermawanan

yang menambah keuntungan diri sendiri dengan tidak bergantung diluar

pendidikan pada saat pandemi ini tetapi mengurangi kerugian orang lain dengan

cara menaikkan infrastruktur internet seperti pada cuplikan dialog tersebut.

4.2.2.8 Maksim Kedermawanan

Nadiem: “Sama aja kita melakukan pacaran lewat daring pendekatan


gitu semuanya lewat zoom aja tidak bisa. Sama dengan anak dan
hubungan orang dewasa untuk bisa menjalin hubungan emosional
yang kuat dengan guru, orang tua tentu harus ada tatap mukanya.
Jadi tidak ada itu namanya pembelajaran kalau tidak ada
hubungan emosional antara orang dewasa dengan si anak itu y
ang pertama apalagi semakin kecil dan kecil. Yang kedua adalah
disiplin semua orang tua sudah mengeluh mengenai ini banyak
anak-anak nya udah tidak menemukan rutinitas. Sekolah bukan
hanya benefitnya untuk kita pergi belajar struktur. Saya stuck di
dalam satu kelas selama4- 5 jam untuk menerima melakukan
sesuatu. Iyaudah otak cuman bisa kesini nggak bisa main gadget,
saya nggak bisa nyalain tv, nggak bisa nonton podcast nya mas
deddy. Jadi itu kan semua penting juga.
56

Jadi kalau misalnya word skes scenario itu terjadi tidak mungkin
kita tidak memberikan celah untuk adat tatanan”
Dedyy: “Jadi lu nyari celah untuk tatap muka”
Nadiem: “Karena jangan salah, ini semua resiko kesehatan covid itu ada
science nya berdasarkan low exponencial price. Kalau kita masuk
kesatu kerumunan misalnya di ruangan ini ni ada 8 orang resikonya
ya . tapi kalau kita hanya bertemu 2 orang, 3 orang, 5 orang itu
resikonya rendah. Jadi kita harus membalance mau tidak mau kita
harus membalance. Kalau misalnya ini terus berjalan 1 harus
hybrid, itu sudah pasti ya itu akan menjadi solusi. Ke 2 teknologinya
bukan cuman jaringan kemampuan ekonomi untuk pemabayaran
pulsa itu 1 yang paling penting. Yang ke 2 adalah kurikulumnya.
Kurikulumnya harus berubah makanya mas deddy kita langsung
yang biasanya proses satu tahun kita harus melakukannya 3 bulan
kita meluncurkan kurikulum darurat. Kurikulum darurat itu banyak
komplen dari orang tua dikasih PR bertumpuk-tumpuk”
Deddy: “Lu tau gak saya ngomong sama anak saya itu PR gausah dibuat
karena menurut gue gak masuk akal. Sekolah jam 7 jam 6 depan
laptop sampai jam 3 sedangkan guru guru mengatakan jangan
depan laptop terus-terusan”
Nadiem: “Iya. Gak bisa. Susah. Jenuh. Anak-anak perlu interaksi jadinya
kurikulum kita sederhanakan secara dramatis dari berbagai macam
kompetensi dasar yang semuanya harus dicapai oleh guru itu kita
ada reduce beberapa sampai 40% dari kompetensi dasarnya itu kita
kecilkan, kita rampingkan. Kenapa kita rampingkan? Karena
sebenarnya kalau saya bilang kurikulum dramatis banyak yang
langsung panic langsung bilang loh, berarti apakah ini akan
menjadi penurunan kualitas”
Deddy: “Ya tidak dong”
Nadiem: “Saya bilang ini masa krisis pertama. Kalau guru-guru dan
anak- anak kita paksa harus melakukan semua penuntasan silabus
yang ada sekarang dan harus adaptasi ke model ini artinya semua
nya bakal menyebar tapi tidak ada yang nyambung. Yaudah kita
semua topic kita cover tapi gak ada yang terserap yang penting kan
pembelajaran bukan bebannya jadi kalau kita rampingkan itu
kurikulum harapannya adalah guru, anak itu bisa fokus kepada
essencial dan yang menjadi pondasi daripada jenjang berikutnya
tahun berikutnya. Jadi kita fokus di itu juga gak cukup mas deddy
kita mau lebih dari itu kita menantang diri Waktu itu kan bilang gak
punya listrik, tpri, rri. Oke sekarang PJJ kurikulum dulu kita
rampingkan kita langsung memikir pararel untuk anak-anak SD
yang paling rentan. Kita ini langsung menciptakan reimajinasi
modul baru jadi untuk anak SD kita bikini modul baru permingguan
schedulnya yang kata kuncinya disini adalah yang satu bagian dari
kurikulum itu hanya untuk orang tua. Artinya orang tua step by step
diberikan instruksi apa peran dia
57

dan itu kata kuncinya mas deddy. Kalau bertanya siapa anak yang
akan lebih sukses atau tidak sukses melaksanakan pjj”
Deddy: “Hahaha”
Analisis maksim kedermawanan dialog pertama dibuktikan dengan

cuplikan dialog ‘melakukan pacaran lewat daring pendekatan melalui zoom’ ini

bukti dari menambah keuntungan diri sendiri karena tidak diperlukan untuk tatap

muka secara langsung yang berarti menghemat segala nya akan tetapi juga

mengurangi kerugian orang lain dengan cara seperti pada cuplikan dialog berikut

ini ‘hubungan emosional orang dewasa antara guru, murid, orang tua’ karena

dengan pembelajaran jarak jauh yang diharapkan dari menteri pendidikan kita

seperti apa yang dikatakan Nadiem pada cuplikan dialog tersebut dan

membutuhkan penyesuain juga serta dorongan dari semua pihak yang terlibat

dalam pendidikan anak. Tuturan Nadiem tersebut sudah memenuhi maksim

kedermawanan karena menambah keuntungan diri sendiri dan mengurangi

kerugian orang lain. Lain hal nya dengan tuturan Deddy yang melanggar maksim

kebijaksanaan dengan kalimat ‘jadi loe cari celah untuk tatap muka? Melanggar

karena menimbulkan perasaan tidak baik kepada lawan tutur dan tidak berusa

menghindari kata-kata tersebut di setiap apa yang dituturkan oleh Deddy

sebelumnya. Pada dialog Nadiem selanjutnya sudah memenuhi kesantunan

berbahasa dengan maksim kedermawanan dibuktikan dengan cuplikan dialog ‘jadi

kita harus membalance dan mengurangi kerugian orang lain dengan cara

‘teknologi bukan cuman jaringan kemampuan ekonomi’.


58

4.2.2.9 Maksim Penghargaan

Pengertian dari maksim tersebut dijelaskan bahwa agar peserta tuturan

tidak saling mengejek, saling mencaci, atau saling merendahkan pihak yang lain

alangkah lebih baiknya hal-hal tersebut jangan sampai terjadi. Dalam maksim

penghargaan orang akan dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha

memberikan penghargaan kepada pihak lain (Rahardi 2005:62). Maksim tersebut

dicontohkan pada dialog berikut ini.

Deddy: “Gue tadi mau nutup ini dengan kata-kata ini padahal ini juga
untuk pertama kalinya mungkin anda diberi kesempatan untuk
mengenal anak anda”
Nadiem: “Iya, hahahaha agak sedih tapi benar”
Deddy: “Lo pulang anak lu udah tidur lu pergi dan sebagainya kalau kita
dikasih waktu bahkan gue punya ide bro kalau misalkan covid sudah
lewat mungkin negara atau Indonesia bikinlah hari covid nasional
jadi dalam satu hari itu orang nggak keluar rumah let the world be”
Nadiem dan deddy: “Hahaha mean it be could”
Nadiem: “Interesting”
Deddy: “Thank you for your coming a sukses terus lah apa yang lu
kerjakan pokoknya I believe you doing the best memang its not easy
tapi ya writing dispotion people yang tahan dipukulin gitu aja
mudah- mudahan lu tahan dipukulin”
Nadiem: “Makasih Mas Deddy. In sya allah”

Pada percakapan tersebut dialog pertama yang diungkapkan oleh Deddy

mengandung maksim penghargaan. Dapat dibuktikan dengan tuturan yang tidak

menyinggung lawan tutur sehingga aman untuk maksim kebijaksanaan. Deddy

bertutur bahwa dia memberi penghargaan kepada Nadiem atas mandate yang telah

diberikan dan dilantik langsung oleh Presiden terutama menjadi menteri

pendidikan di Indonesia. Sedangkan Nadiem menjawab dengan tuturan sedih tapi

benar karena mungkin ini berat di awal sekalinya Nadiem menjadi menteri

langsung diuji dengan adanya pandemi yang berimbas pada pendidikan

Indonesia terutama anak-anak


59

sekolah dan juga melibatkan guru maupun orang tua agar terjalin kerjasama yang

baik meskipun dilakukan secara daring. Tuturan Deddy yang menyambung setelah

jawaban Nadiem bahwa Deddy punya usulan untuk menjadikan hari covid ini

sebagai nasional yang diperingati setiap tahun agar masyarakat Indonesia selalu

mengingat dan pernah terjadi di negeri ini, tuturan tersebut tidak keluar dari

maksim kedermawanan malah menambah keuntungan diri sendiri dengan saran

tersebut dan mengurangi kerugian orang lain dengan cara ikut andil dalam hari

covid nasional semisal hal tersebut ditetapkan oleh pemerintahan Indonesia

maupun luar negeri. Maksim penghargaan juga dapat dilihat pada dialog terakhir

bahwasanya Deddy memberi penghargaan kepada Nadiem atas pencapaiannya

dan kerja keras nya selama menjabat sebagai menteri meskipun dikala pandemic

seperti ini dan ungkapan terima kasih sudah hadir dalam panggilan podcast Deddy

Corbuzier.

4.2.3 Manfaat hasil analisis kesantunan berbahasa jika dikaitkan dengan

pendidikan yakni sebagai media pembelajaran (poster) mata pelajaran

Bahasa Indonesia untuk SMA kelas X.

Dari hasil analisis penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran berupa poster. Poster tersebut berisikan teks argumentasi yang bisa

digunakan guru sebagai media pembelajaran pada saat di kelas untuk diberikan

kepada siswa-siswinya. Berikut ini contoh poster menulis teks argumentasi untuk

SMA kelas X.
60

TEKS ARGUMENTASI
“ KALAU BODO SATU GENERASI GIMANA BRO “

Gambar 3.1. Percakapan Teks Argumentasi Bagan

Gambar 3.2. Percakapan Teks Argumentasi Bagan Kedua


61

Media pembelajaran tersebut digunakan guru untuk mengajar siswa di

kelas. Kompetensi dasar menulis teks argumentasi untuk SMA kelas X. Cara

menggunakan media pembelajaran tersebut dengan ditunjukkan kepada siswa

karena berupa poster maka dicetak agar memudahkan siswa dalam memahami

maksud dari media tersebut. Kemudian guru menjelaskan bagaimana menulis teks

argumentasi yang benar dengan memerhatikan kalimat nya. Sebagai contoh poster

tersebut yang masih menggunakan kalimat tidak santun maka tugas guru berperan

untuk memberikan kalimat yang benar agar siswa selalu menerapkan kesantunan

dalam berbahasa dengan siapa saja dan selalu menghormati orang lain.

Media pembelajaran poster tersebut menggunakan KD 12.1 menulis

gagasan untuk mendukung suatu paragraf dalam bentuk argumentasi. Hasil akhir

dari media pembelajaran poster diharapkan siswa menulis teks argumentasi

dengan bahasa yang santun.

4.3 Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian tersebut terdapat kesantunan berbahasa “pada

wawancara youtube Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim” yang

menggunakan teori dari Geoffery Leech. Teori tersebut menghasilkan 6 maksim

yang diantaranya, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim

kesederhanaan, maksim permufakatan, maksim kesimpatian, maksim

kebijaksanaan.

Dari analisis yang telah dilakukan peneliti menemukan tuturan dalam

“wawancara podcast youtube Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim”.

Tuturan tersebut mengandung maksim kedermawanan berjumlah 4, maksim


62

penghargaan 3, maksim kesederhanaan 2, maksim permufakatan berjumlah 3,

maksim kebijaksaan berjumlah 2 dan maksim kesimpatian berjumlah 1.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kesimpulan dari penelitian dan pembahasan pada penelitian ini adalah :

1. Bentuk kesantunan berbahasa pada penelitian tersebut kalimat yang santun

pada wawancara youtube Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim dan bisa

diakses melalui link youtube Deddy Corbuzier https://youtu.be/y_UFFb8V210

dengan

judul podcast “Nadiem. Kalau Bodo Satu Generasi Gimana Bro?” yang tayang

pada tanggal 18 Agustus 2020.

2. Analisis kesantunan berbahasa tersebut menggunakan teori Leech yang

diantaranya meliputi maksim kedermawanan 4, maksim kesederhanaan 2, maksim

permufakatan 3, maksim kebijaksanaan 2, dan maksim penghargaan 3 dan

maksim kesimpatian berjumlah 1.

3. Pemanfaatan hasil penelitian kesantunan berbahasa pada wawancara Deddy

Corbuzier bersama Nadiem Makarim tidak hanya lingkup bahasa saja yang

dianalisis seperti kata, frasa, klausa, dan kalimat tetapi dikaitkan dengan

pendidikan berupa media pembelajaran poster untuk SMA kelas X.

63
64

5.2 Saran
Setelah mendeskripsikan kesantunan berbahasa pada wawancara podcast
youtube Deddy Corbuzier bersama Nadiem Makarim, adapun saran yang
diberikan penulis yaitu:

5.2.1 Bagi Guru

a. Guru bahasa Indonesia sebaiknya memberikan informasi dan arahan kepada

siswa-siswi di sekolah tentang pentingnya santun berbahasa supaya tidak

terjadi dalam pengucapan perlu diajarkan agar lebih santun terhadap lawan

tutur atau orang yang diajak berbicara.

b. Pengetahuan siswa sebaiknya guru lebih memperhatikan tentang kesantunan

berbahasa menyangkut sopan santun dalam berbahasa dengan lawan tutur

supaya tidak terjadi kesalahan pada saat bertutur dan juga untuk melatih

siswa

c. Supaya lebih menghormati siapa yang diajak berbicara pada saat

berkomunikasi.

5.2.2 Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya meningkatkan pemahaman tentang kesantunan berbahasa

dengan memperhatikan lawan tutur supaya tidak menimbulkan kesalahan

pada saat berbicara sesuai kaidah bahasa Indonesia.

b. Siswa dapat memperbanyak berbicara dengan selalu santun berbahasa

terhadap lawan tutur agar komunikasi tetap lancar.

c. Siswa sebaiknya memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan materi

tersebut serta aktif bertanya.


65

5.2.3 Bagi Peneliti

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, peneliti dapat melanjutkan dengan

gerakan cinta Bahasa Indonesia. Gerakan tersebut berupa berbicara santun dalam

berbahasa terhadap lawan tutur sesuai kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan

benar, pengenalan maksim kesantunan berbahasa agar dapat membedakan mana

yang sesuai dan tidak sesuai dalam santun berbahasa dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Alviah, Iin. "Kesantunan berbahasa dalam tuturan novel para Priyayi karya Umar
Kayam: Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3 (2).
Diakses pada tanggal 10 November 2020
Budiwati, Tri Rina. "Kesantunan berbahasa mahasiswa dalam berinteraksi dengan
dosen di Universitas Ahmad Dahlan: analisis pragmatik." The 5TH Flurecol
Proceeding, UAD, Yogyakarta (2017): 557-571. (Diakses pada tanggal 10
November 2020)
Daša Munková, Eva Stranovská, Michal Munk, Beáta Ďuračková, Impact of
Cognitive Style “Category Width” on the use of Social and Expressive Factors
in Politeness Speech Acts: Text Mining Application, Procedia - Social and
Behavioral Sciences, Volume 82, 2013, Pages 775-779, ISSN 1877-0428,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.06.347.
(https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042813014146)
(Diakses pada tanggal 10 November 2020)
Eva Stranovská, Daša Munková, Zuzana Fráterová, Beáta Ďuračková, Analysis of
Politeness Speech Acts in Slovak and Foreign Language Texts of Requests in
the Context of Cognitive Style, Procedia - Social and Behavioral Sciences,
Volume 82, 2013,Pages 764-769, ISSN 1877-0428,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.06.345.
(https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042813014122)
(Diakses pada tanggal 10 November 2020)
Fudhlah, Sunatul, Aida Azizah, and Turahmat Turahmat. "Kesantunan Berbahasa
Hotline Public Service Surat Kabar Tribun Jateng Edisi Februari–Mei." Sultan
Agung Fundamental Research Journal 1.1 (2020): 61-68. (Diakses pada
tanggal 10 November 2020

66
67

Firaina, Radha. "PENGERTIAN, JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK BAHAN


AJAR CETAK MELIPUTI BROSUR, LEAFLET, FLYER, POSTER DAN
WALLCHART." (2019). (Diakses pada tanggal 10 Juni 2021)
Fahmi, Gunawan. "Representasi Kesantunan Brown dan Levinson dalam Wacana
Akademik Brown and Levinson’s Politeness Representation in Academic
Discourse." Kandai 10.1 (2014): 16-27. (Diakses pada tanggal 10 November 2020)
Farkhondeh Touiserkani, Politeness in Adaptation of Persian Multimodal Texts: The
Case of “Half Life2”Videogame, Procedia - Social and Behavioral Sciences, Volume
192, 2015, Pages 796-802, ISSN 1877-0428,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.06.098.
(https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815035697)(Diakses
pada tanggal 10 November 2020)
Hamidreza Dowlatabadi, Ehsan Mehri, Azar Tajabadi, Politeness Strategies in
Conversation Exchange: The Case of Council for Dispute Settlement in Iran,
Procedia
- Social and Behavioral Sciences, Volume 98, 2014, Pages 411-419, ISSN 1877-0428,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.03.434.
(https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042814025257) (Diakses
pada tanggal 10 November 2020)
Hamdani, Hamdani, Karomani Karomani, and Farida Ariyani. "Kesantunan Debat
Politik di TV ONE dan Implikasinya Sebagai Bahan Ajar SMA." J-SIMBOL
(Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) 5.2 (2017). (Diakses pada tanggal 10
November 2020)
Hambali, Daimun, and Novia Novia. "Kesantunan berbahasa indonesia siswa sekolah
dasar negeri 06 kota bengkulu." Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
Sekolah Dasar 10.1 (2017): 11-17. (Diakses pada tanggal 10 November 2020
Kusno, Ali. "Kesantunan bertutur oleh orang tua kepada anak di lingkungan rumah
tangga." Dinamika Ilmu: Jurnal Pendidikan 14.1 (2014): 13-26. (Diakses pada
tanggal 10 November 2020)
Lestari, Reski. "Kesantunan Berbahasa Indonesia Siswa di Lingkungan SMP Negeri 10
Kendari." Jurnal Bastra 1.4 (2017): 1-22. (Diakses pada tanggal 10 November 2020)
Maruka, S. R. (2018). Penggunaan Kalimat Efektif dalam Poster pada Majalah Dinding
Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. BAHASA DAN
SASTRA, 3(1). Diakses pada tanggal 10 Juni 2021
Mislikhah, St. "Kesantunan berbahasa." Ar-Raniry, International Journal of Islamic
Studies 1.2 (2020): 285-296. (Diakses pada tanggal 10 November 2020)
M.S, Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Maulidi, Ahmad. "Kesantunan Berbahasa Pada Media Jejaring Sosial
Facebook." BAHASANTODEA 3.4 (2015). (Diakses pada tanggal 10 November 2020)
68

Marina Ryabova, Politeness Strategy in Everyday Communication, Procedia - Social


and Behavioral Sciences, Volume 206, 2015, Pages 90-95, ISSN 1877-0428,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.10.033(https://www.sciencedirect.com/science/
article/pii/S1877042815051666) (Diakses pada tanggal 10 November 2020)
Noelia M. Ramos-González, Ana M. Rico-Martín, The Teaching of Politeness in the
Spanish-as-a-foreign-language (SFL) Classroom, Procedia - Social and Behavioral
Sciences, Volume 178, 2015, Pages 196-200, ISSN 1877-0428,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.03.180.
(https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815019734) (Diakses
pada tanggal 10 November 2020)
Nugraheni, Molas Warsi. "Pelanggaran Prinsip Kerjasama dan Kesantunan Berbahasa
Siswa terhadap Guru melalui Tindak Tutur Verbal di SMP Ma’arif Tlogomulyo-
Temanggung (Kajian Sosiopragmatik)." Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan
Pengajarannya 11.2 (2015): 108-123. (Diakses pada tanggal 10 November 2020)
Pengertian youtube menurut Baskoro. Diakses pada tanggal 1 Januari 2021. Pukul
15.00:https://www.kompasiana.com/ariaindhi/597000eded967e0aed056e12/fenomen
a-youtube-sebagai-media-penyiaran-di-zaman-modern?page=all
Rahadini, Astiana Ajeng, and Suwarna Suwarna. "Kesantunan berbahasa dalam
interaksi pembelajaran bahasa jawa di SMP N 1 Banyumas." LingTera 1.2 (2014):
136-144.
(Diakses pada tanggal 10 November 2020)
Sa'adah, Jamilatus, Aida Azizah, and Oktarina Puspita Wardani. "KESANTUNAN
BERBAHASA PADA TRANSAKSI ONLINE SHOP ALYA HIJAB
BYNAJA." Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia 6.1 (2018): 10-25. (Diakses pada
tanggal 10 November 2020)
Syahrin, Elvi. Strategi Kesantunan sebagai Kompetensi Pragmatik dalam Tindak Tutur
Direktif Bahasa Prancis: 1-12.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=elvi+syahrin+kesantun
an+berbahasa&btnG= (Diakses pada tanggal 10 November 2020)
Susanti, S., & Zulfiana, A. (2018). Jenis–Jenis Media Dalam Pembelajaran. Jenis–Jenis
Media Dalam Pembelajaran, 1-16. Diakses pada tanggal 19 Agustus 2021.
Teori Kesantunan Brown dan Levinson. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2020.
Pukul09.00:https://www.google.com/search?q=teori+kesantunan+brown+dan+levins
on&oq=te&aqs=chrome.0.69i59l3j69i57j0i131i395i433j69i60j69i61l2.5022j1j4&so
urceid=chrome&ie=UTF-8
Wardani, O. P., & Turahmat, T. (2019). TUTURAN DIREKTIF DAN KOMISIF
TOKOH DALAM NOVEL “PULANG” KARYA TERE LIYE. Parafrasa: Jurnal
Bahasa, Sastra, dan Pengajaran, 1(1). (Diakses pada tanggal 10 Juni 2021).
69
1

LAMPIRAN 1
KARTU DATA MAKSIM KESANTUNAN BERBAHASA
Tabel Lampiran 1

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1. Mr.Nadiem Makarim, gue, kangen, Mr.Nadiem Makarim, Mr.Nadiem Mr.Nadiem Makarim,gue kangen Permufakatan Karena penutur cocok atau setuju
deh, sama, lu. gue kangen deh ma Makarim= deh ma lu. dengan mitra tutur.
lu. subjek
Frasa= Mr.Nadiem Gue kangen deh
Makarim ma lu= predikat

2. Kangen, juga, mas, Deddy. Mas Deddy Kangen Kangen juga Mas Deddy. Permufakatan Lawan tutur menjawab salam dari
juga=predikat penutur menggunakan bahasa
Mas yang sopan.
Deddy=subjek

3. You, know, what, gue, baca, berita, You=sebagai Nadiem You know you know what, gue baca berita Kesimpatian Penutur bertutur tidak sopan
tentang, lu, dimana-mana, dan, Makarim what= subjek tentang lu dimana-mana dan kek terhadap mitra tutur dibuktikan
kek- nya, agak, sial, ya, menjabat, Gue baca berita nya agak sial ya menjabat menteri dengan ‘agak sial.
menteri, hahaha tentang hahaha
lu=predikat

4. Sulit, lah - Sulit lah= Sulit lah Kesederhanaan Kerendahan hati untuk menilai
predikat kesantunan mitra tutur.
2

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1. Kalo,disuruh, pilih,untuk, Bos Bos = subjek Kalo disuruh pilih untuk generasi jadi Kesederhanaan Pertanyaan yang diberikan Deddy
generasi,jadi,bodoh, Kalo disuruh bodoh atau kesehatan atau menambah kepada Nadiem tentang pilihan
atau,kesehatan,atau,menambah,jumlah, pilih = jumlah covid bahwa covid kan tidak yang diberikan Deddy untuk
covid, bahwa, covid, kan, tidak, predikat semuanya akan kena juga to nah tapi ini Nadiem.
semuanya, akan, kena, juga, to, nah, generasi satu generasi lo bos
tapi, ini, generasi, satu, generasi, lo, bos

2. Jawaban, saya, adalah, Saya Saya = subjek Jawaban saya adalah beban dan amanah Kedermawanan Tuturan keuntungan diri sendiri
beban,dan,amanah Beban dan kepemimpinan adalah untuk bisa dengan mengimbangi semua
kepemimpinan,adalah, amanah mengimbangi semua prioritas yang prioritas dan mengurangi
untuk,bisa,mengimbangi,semua,priorit kepemimpina terpenting. Pasti ada try off kan kalo kita kerugian orang lain dengan tryoff
as ,yang ,terpenting. Pasti, ada, try, off n=predikat pilih satu tetapi tidak bisa uni dimensional uni dimensional.
,kan, kalo, kita, pilih, satu, tetapi, tidak, jadinya pemaksaan mas deddy untuk saya
bisa, uni dimensional ,jadinya, memilih itu adalah metode uni dimensional
pemaksaan,mas,deddy, yang menurut saya di pemerintahan tidak
untuk,saya,memilih,itu,adalah,metode, bisa karena di Indonesia pada saat ini kita
uni dimensional, yang,menurut, harus mengakui ada 3 krisis ini selalu
saya,di,pemerintahan,tidak, bisa, mengaku ketinggalan semua mengakui ada
karena, di,Indonesia, pada, saat, ini, krisis kesehatan udah percaya krisis
kita,harus, mengakui, ada, 3, krisis, ekonomi semakin besar tapi ini mas deddy
ini,selalu,mengaku,ketinggalan,semua, saya harus memperjuangkan bahwa ada
mengakui,ada, krisis,kesehatan,mudah, krisis ke 3 krisis pembelajaran. Krisis
percaya, krisis, ekonomi ,semakin pembelajaran ini di dunia tetapi di
,besar ,tapi, ini, mas, deddy, saya, harus Indonesia lebih aktif. Krisis pembelajaran
,memperjuangkan ,bahwa, ada, ini sedang terjadi pada saat pandemic kita
krisis,ke 3 krisis, pembelajaran. tidak bisa untuk kebijakan hanya 1 krisis
Krisis,pembelajaran, ini, di, kita harus mengintimidasi 3 krisis hidup di
dunia,tetapi, di,Indonesia,lebih,aktif. dalam dunia. Yang dihasilkan dari semua
Krisis pembelajaran ini sedang terjadi keputusan.
pada saat pandemic kita tidak bisa
untuk kebijakan hanya 1 krisis kita
harus mengintimidasi 3 krisis hidup di
dalam dunia. Yang dihasilkan dari
semua keputusan.
3

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1. Tidak,mungkin,tetapi, Lu Lu=subjek Tidak mungkin, tetapi Kesederhanaan Penutur terhadap lawan tutur
menurut,lu, Masyarakat menurut lu masyarakat menilai jawaban sehingga terjadi
masyarakat, memilih, memilih memilih mana? kesantunan.
mana mana=predikat

2. Masyarakat, lebih, Masyarakat Masyarakat=subjek Masyarakat lebih memilih Kebijaksanaan Mitra tutur menjawab pertanyaan
memilih, relaksasi Lebih memilih relaksasi seperti itu agar tidak terjadi
relaksasi=predikat percekcokan tetapi dengan
pertanyaan yang lainnya turut
mengantre.

3. Artinya,kan,seorang,pe Seorang pemimpin Seorang Artinya kan seorang Kedermawanan Penutur dan lawan tutur
pemimpin=subjek pemimpin lu harus merupakan teman dekat tetapi
mimpin,lu,harus,memb
Membahagiakan membahagiakan lebih banyak jika dengan rekan lainnya kurang
ahagiakan, lebih, lebih masyarakat dong. Kalau harmonis.
banyak=predikat masyarakat lebih banyak
banyak, masyarakat,
relaksasi lu akan dibenci
dong. Kalau, masyarakat yang jumlahnya
banyak itu.
masyarakat,lebih,bany
ak, relaksasi, lu, akan,
dibenci, masyarakat,
yang, jumlahnya,
banyak, itu.

4. Boleh, saya sedikit Saya Saya=subjek Boleh saya sedikit tidak Kedermawanan Mitra tutur dan penutur sebagai
tidak setuju dengan itu. Sedikit tidak setuju setuju dengan itu. Tugas saya teman yang dekat dan ini
Tugas saya tidak dengan itu=predikat tidak membuat sebanyak mengurangi kerugian orang lain
membuat sebanyak mungkin masyarakat dan menambah keuntungan diri
mungkin masyarakat bahagia, itu bukan tugas sendiri.
bahagia, itu bukan saya.
tugas saya.
4

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1. Tugas, lu Lu Lu=subjek Tugas lu? Permufakatan Cocok jika menanyakan tugas


Tugas=predikat kepada menteri tetapi kurang sopan
jika menggunakan kata ‘lu.

2. Boleh saya sedikit tidak setuju dengan Saya Saya=subjek Boleh saya sedikit tidak setuju Kedermawanan Menambah keuntungan diri sendiri
itu. Tugas saya tidak membuat Sedikit tidak dengan itu. Tugas saya tidak dengan tidak setuju tugas sebagai
sebanyak mungkin masyarakat setuju dengan membuat sebanyak mungkin menteri tetapi mengurangi kerugian
bahagia, itu bukan tugas saya. itu=predikat masyarakat bahagia, itu bukan tugas orang lain.
saya.

3. Tapi anda sadar nggak kalo anda terus Anda Anda=subjek Tapi anda sadar nggak kalo anda Kesimpatian Dianggap tidak santun karena
dimusuhin semua orang setelah itu Sadar nggak kalo terus dimusuhin semua orang setelah penutur bertutur ‘sadar nggak kalo
anda terus itu anda terus dimusuhin semua orang
dimusuhin=predi setelah itu.
kat

4. Ya iya itulah beban kepemimpinan mas Saya Saya=subjek Pada Ya iya itulah beban kepemimpinan Kedermawanan Menguntungkan diri sendiri karena
deddy saya taulah pada saat saya bilang saat saya bilang mas deddy saya taulah pada saat saya selalu unggul dalam
iya kepada tugas ini apalagi harus iya kepada tugas bilang iya kepada tugas ini apalagi menyampaikan tugas menteri
melakukan perubahan yang bisa ini=predikat harus melakukan perubahan yang bisa pendidikan dalam hal ini lawan
dibilang disruptif bisa dibilang hanya dibilang disruptif bisa dibilang hanya tutur Deddy. Mengurangi kerugian
transfer nasional yak arena itu hanya transfer nasional yak arena itu hanya orang lain karena tidak ada yang
tugas saya. Sukses atau tidak saya tidak tugas saya. Sukses atau tidak saya dirugikan disini.
tau itu dipilih pak presiden tetapi itu tidak tau itu dipilih pak presiden
adalah beban kepemimpinan kalo itu tetapi itu adalah beban kepemimpinan
melakukan perubahan pasti ada kalo itu melakukan perubahan pasti
resistensi pasti ada kritik jangan sampai ada resistensi pasti ada kritik jangan
kaya tidak rencanakan di dalam posisi sampai kaya tidak rencanakan di
ini adalah covid jadi kita sudah dalam posisi ini adalah covid jadi kita
mengalami pra pandemi krisis sudah mengalami pra pandemi krisis
pembelajaran pembelajaran
5

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1 Lu, kena, jephop, ya Lu Lu=subjek Lu kena jephop ya? Kesimpatian Tuturan tidak santun kepada lawan
Kena jephop tutur.
ya=predikat

2 Kena - Predikat Kena Permufakatan Terdapat kecocokan antara


pertanyaan sebelumnya.

3 Boleh, nggak, saya, tidak, setuju Saya Saya=subjek Boleh nggak saya tidak setuju? Kebijaksanaan Tuturan yang santun menggunakan
Tidak kata ‘saya tidak lagi ‘gue
setuju=predikat

4 Boleh, apa - Predikat Boleh, apa? Kesederhanaan Penilaian terhadap lawan tutur ke
penutur dengan ppertanyaan
sebelumnya

5 Gini, brother, menurut, gue, ya, lu, Gue Gue=subjek Gini brother, menurut gue ya lu Kesimpatian Tuturan kurang santun untuk
itukan, orang, gila Ya lu itukan orang gila diberikan kepada lawan tutur.
itukan=predikat

6 Recording, to, podcast - Predikat Recording to podcast Kedermawanan Menambah keuntungan diri sendiri
karena memperoleh informasi
dengan teman dekat dan
mengurangi kerugian orang lain.
6

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1 Lu, tu, gila, gitu, jadi, menurut, gue, Lu Lu=subjek Lu tu gila gitu jadi menurut gue event Kesimpatian Tuturan tidak santun bagi penutur
event, week, took, the, covid, lu, akan, Itu gila=predikat week took the covid, lu akan ke lawan tutur.
mengambil, keputusan-keputusan,yang, mengambil keputusan-keputusan
gila. Karena, begitu, gua, tau, seorang, yang gila. Karena begitu gua tau
nadiem makarim ,menjadi ,menteri seorang nadiem makarim menjadi
pendidikan ,odiskeneri crazy. menteri pendidikan odiskeneri crazy

2 Ya, kalau, harus - Predikat Ya kalau harus. Kesederhanaan Jawaban atas pertanyaan
sebelumnya dengan kerendahan
hati.

3 Ya, week, our, told, covid. Artinya Lu Lu=subjek Ya week our told covid. Artinya Kesimpatian Penutur tidak santun terhadap
,memang, lu, tau, bahwa, lu, akan, Tau memang lu tau bahwa lu akan lawan tutur. Terdapat kalimat ‘ini
berperang, dengan, orang, banyak, bahwa=predikat berperang dengan orang banyak yang gue nggak suka.
walaupun, tidak, covid. Belum, tentu, walaupun tidak covid. Belum tentu
membuat, orang, happy, ada, satu, hal, membuat orang happy ada satu hal ini
ini, yang, gue, nggak, suka. yang gue nggak suka.

4 What,the, season, people, happy, People People=subjek What the season people happy, Kedermawanan Pembahasan mengenai UN
misalnya, UN. Misalnya misalnya UN. menambah topik pembahasan
UN=predikat semakin luas.

5 Kasus, yang, kemarin Kasus Kasus=subjek Kasus yang kemarin Kedermawanan Persoalan yang menambah
Yang keuntungan dialihkan.
kemarin=predikat

6 Yang, mana - Predikat Yang mana? Kedermawanan Lawan tutur dengan pemilihan diksi
yang santun.
7

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1 Apa, si katanya, yang, P O P. ada, satu, Gue Gue=subjek Apa si katanya yang P O P. ada satu Kesimpatian Tuturan tidak santun pada penutur
hal, yang, gue, nggak, suka, itu, pada, Nggak suka itu hal yang gue nggak suka itu pada saat yang bertutur ke lawan tutur bahwa
saat, lu, minta, maaf, pada lu minta maaf tuturan minta maaf tidak suka bagi
saat=predikat penutur.

2 Oh, ya - - Oh ya? - -

3 Iya - - Iya - -

4 Kenapa, nggak ,suka - Predikat Kenapa nggak suka? Kederhanaan Bertanya tentang alasan dari
pertanyaan sebelumnya.

5 Karena, kalau, lu, minta, maaf, artinya, Lu=sub Lu=subjek Karena kalau lu minta maaf artinya Kesederhaan Karena bahasa dan budaya
diseason, lu, salah, kemarin jek Minta maaf diseason lu salah kemarin Indonesia belum dijelaskan secara
artinya=predikat detail sudah merasa tau.

6 Belum, tentu - Predikat Belum tentu - -

7 Padahal, menurut, gue, lu, mengambil Gue=su Gue=subjek Padahal menurut gue, lu mengambil Kedermawanan Minta maaf untuk diri sendiri
,keputusan ,itu ,tujuannya, mungkin bjek Padahal keputusan itu tujuannya mungkin karena belum maksimal dan
,positif, tapi, lu, kaget, ternyata, oleh, menurut=predikat positif tapi lu kaget ternyata oleh mengurangi kerugian orang lain
karena, itu, harus, minta, maaf. karena itu, harus minta maaf. dengan mengambil keputusan
tersebut.

8 Mas deddy, minta, maaf, itu, kan, di, Mas Mas Mas deddy, minta, maaf ,itu, kan, di, Kesederhanaan Bahasa dan budaya Indonesia jika
Deddy= Deddy=subjek diri sendiri melakukan kesalahan
budaya, kita, merupakan ,suatu, yang budaya, kita, merupakan ,suatu, yang,
subjek Minta maaf maka harus meminta maaf kepada
,penting kalau, kita ,merasa, ada itu=predikat penting ,kalau, kita, merasa, ada, yang lain.
,kehilapan. kehilapan.
8

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1 Betul - - - - -

2 Ini, saya, itu, dalam, melakukan, Saya Saya=subjek Ini saya itu dalam melakukan Kedermawanan Keuntungan diri sendri diperoleh
perubahan, ini, saya, itu, minta, maaf, ke, perubahan ini saya itu minta maaf dari melakukan perubahan tetapi
tim,, saya gitu, harusnya, saya ke tim saya gitu, harusnya saya mengurangi kerugian orang lain
,perjuangin, ini, aduh, malah, nggak, perjuangin ini, aduh malah nggak dengan bantuan tim Nadiem tetapi
dapet, ini. Saya, udah, biasa ,gitu dapet ini. Saya udah biasa gitu belum berhasil.
,melakukan, minta, maaf. Bukan, berarti, melakukan minta maaf. Bukan
programnya, salah, menurut, saya, ini, berarti programnya salah, menurut
salah, satu, program, yang, transforma,l saya ini salah satu program yang
sekali, dan, baik, sekali, dan, banyak, transformal sekali dan baik sekali
sekali, orang, yang, mendukung, program, dan banyak sekali orang yang
P O P, ini. Boleh, saya, jelasin, sedikit, mendukung program P O P ini.
nggak, program P O P, ini? Boleh saya jelasin sedikit nggak
program P O P ini?

3 Siap - - - - -

4 Saya, meminta, maaf, karena, memang, Saya Saya=subjek Saya meminta maaf karena Penghargaan Lawan tutur selalu bersikap santun
pelaksanaan, proses, ini, ada, banyak, Meminta maaf memang pelaksanaan proses ini ada dengan minta maaf dan menghargai
kekurangan, harusnya, kita, atasi, dulu. karena=predikat banyak kekurangan harusnya kita kerja sama bersama tim Nadiem.
atasi dulu.

5 O, harusnya, atasi, dulu, ada, banyak, Lu Lu=subjek O harusnya atasi dulu ada banyak Kedernawanan Tuturan mengurangi kerugian
kekurangan, apa, lu, tidak, nyangka, Tidak kekurangan apa lu tidak nyangka orang lain dengan cara memberikan
bahwa, ah, ada, hal, seperti, itu, ya, yang, nyangka=predikat bahwa ah ada hal seperti itu ya saran kepada lawan tutur.
terjadi yang terjadi
9

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1 Tidak, menyangka, pun, suatu, hal, Saya Saya=subjek Tidak menyangka pun suatu hal Kedermawanan Menambah keuntungan diri
terjadi. Saya, orangnya, for, game. Orangnya for terjadi. Saya orangnya for game. sendiri dengan cara
Simpelnya, program, P O P, itu, tidak, game=predikat Simpelnya program P O P itu tidak menjelaskan kepada lawan
mungkin, jurus-jurus, bagi, perubahan, mungkin jurus-jurus bagi tutur tentang P O P.
transformasi, guru, atau, sekolah, itu, perubahan transformasi guru atau
semuanya, ada, di, pemerintah, bahkan, sekolah itu semuanya ada di
filing, saya, ini, firasat, saya, ini, yang, pemerintah bahkan filing saya ini
jagoan-jagoan, yang, punya, jurus-jurus, firasat saya ini yang jagoan-jagoan
hebat, merubah, mindset, guru, merubah, yang punya jurus-jurus hebat
kompetensi, guru, dan, merubah, merubah mindset guru merubah
bagaimana, cara, sekolah, itu, kompetensi guru dan merubah
bertransformasi, terhadap, peningkatan, bagaimana cara sekolah itu
pembelajaran. Kita, ngomongin, bertransformasi terhadap
peningkatan, pembelajaran, itu, ada, di, peningkatan pembelajaran. Kita
organisasi-organisasi, besar, dan, kecil, ngomongin peningkatan
yang, sudah, bergerak, di, dunia, pembelajaran, itu ada di organisasi-
pendidikan, sudah lama. Ya, jadi, saya, organisasi besar dan kecil yang
kepengen, kita, menciptakan, suatu, sudah bergerak di dunia pendidikan
program, untuk, menjadi, laboratory, sudah lama. Ya, jadi saya
sehingga, pemerintah, bisa, melihat, dan, kepengen, kita menciptakan suatu
mengukur, secara, standar, mana, jurus – program untuk menjadi laboratory
jurus, yang, dampaknya, kepada, sehingga pemerintah bisa melihat
pembelajaran, murid, itu, paling, besar. dan mengukur secara standar mana
Jadi, bayangkan, kita, bikin, laboratory, jurus –jurus yang dampaknya
organisasi-organisasi, kita, melakukan, kepada pembelajaran murid itu
seleksi, proses, mereka, melakukan, paling besar. Jadi bayangkan kita
perubahan-perubahan, sendiri, kita, bikin laboratory organisasi-
observasi, dan, nanti, yang, berhasil, organisasi kita melakukan seleksi
teknik-teknik, itu, kita, ambil, kita, proses mereka melakukan
masukkan, ke, dalam, sistem, nasional. perubahan-perubahan sendiri kita
observasi dan nanti yang berhasil
teknik-teknik itu kita ambil kita
masukkan ke dalam sistem nasional
10

2 Anda, akan, menyinggung, banyak, Anda Anda=subjek Anda akan menyinggung banyak Kesimpatian Tindakan tidak santun karena
orang, hahahaha, anda, tidak, punya, Akan orang hahahaha anda tidak punya bertutur kurang tepat.
pengalaman, anda. menyinggung= pengalaman anda. Seharusnya ‘jika seperti itu
predikat anda akan menyinggung
banyak orang dan bisa
dikatakan tidak
berpengalaman.

3 Iya, di, beberapa, aspek, itu, mungkin, Mas Mas Iya, di beberapa aspek itu mungkin Kedermawanan Menambah keuntungan diri
suatu, etfetis, di, beberapa, aspek, suatu, Deddy Deddy=subjek suatu etfetis di beberapa aspek sendiri dan mengurangi
yang, disefetis. Ya, perlu, belajar, Iya di beberapa suatu yang disefetis. Ya perlu kerugian orang lain.
banyak, lah, mas, deddy. aspek=predikat belajar banyak lah mas deddy.

4 Tapi what is you do kalau itu emang You You (kamu) Tapi what is you do kalau itu Kesederhanaan Penilaian kesantunan dari
nggak lo lakukan atau emang tidak (kamu) subjek emang nggak lo lakukan atau pihak penutur.
membuat keramaian Kalau itu emang tidak membuat keramaian
emang nggak
lo=predikat
11

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1. Bukan, ini, kan, Kita Kita=subjek bukan, ini kan keramaiannya kenapa terjadi, Kedermawanan Menambah keuntungan diri
keramaiannya, kenapa, Teruskan keramaiannya ada dua hal yaitu program itu sendiri dengan menjelaskan
terjadi, keramaiannya, yang=predika melihat jurus-jurus yang sukses kita teruskan keramaian apa yang sedang
ada, dua, hal, yaitu t yang kita ambil itu jurus kita masukan ke terjadi dan mengurangi
,program, itu, melihat, dalam sistem nasional. Banyak persepsinya di kerugian orang lain dengan
jurus-jurus, yang, sukses, masyarakat karena nggak ada yang mendapat cara mendengarkan alasan apa
kita, teruskan, yang, kita, penjelasan yang baik dan kami dari yang menjadi penyebab
ambil, itu, jurus, kita, kemendikbud mungkin belum memberikan keramaian.
masukan, ke, dalam, penjelasan yang mendetail bahwa persepsinya
sistem, nasional. Banyak, adalah ingin mengukur kontribusi masing-
persepsinya, di, masing organisasi terhadap dunia pendidikan
masyarakat, karena, kita. Itu salah, seperti contoh kita bikin
nggak, ada, yang, program pembagian hibah untuk organisasi-
mendapat, penjelasan, organisasi pendidikan yang mempunyai
yang, baik, dan, kami, sekolah dan lain- lain, ya tentu akan terlihat ada
dari, kemendikbud , organisasi kecil dan besar misalnya dua-duanya
mungkin, belum, lolos dan lain- lain jadinya persepsinya salah
memberikan, penjelasan, jadinya ini bukan pemerintah melakukan
yang, mendetail, bahwa, penganggaran melalui organisasi-organisasi
persepsinya, adalah, masyarakat, bukan. Ini pemerintah memberikan
ingin, mengukur, hibah untuk prototaipik. Jadi, beda kan kalau
kontribusi, masing- kita melakukan pendanaan berdasarkan skala
masing, organisasi, organisasinya, itu pasti tentunya kita
terhadap, dunia, melihatnya seberapa besar riset tapi ini bukan,
pendidikan, kita. Itu, ini prototaiping jadinya semakin lebar semakin
salah, seperti, contoh, baik karena kita melihat bagian ada jurus-
kita, bikin, program, jurusnya dari organisasi kecil yang mungkin
pembagian, hibah, untuk, tidak punya pendanaan dan jurus-jurus
organisasi-organisasi, organisasi besar. Jadi gitu mas deddy, pertama
pendidika, yang, persepsi itu harus dibetulkan. Ini bukannya
mempunyai, sekolah, pembagian anggaran berdasarkan untuk
dan, lain-lain, ya, tentu, mengimplementasi program merdeka belajar,
akan, terlihat, ada, tidak. Ini kita memberikan dana bantuan untuk
organisasi, kecil, dan, melakukan prototaiping yang nantinya maunya
besar, misalnya, dua- akan diukur assessment yang sama.
12

duanya, lolos, dan, lain-


lain, jadinya,
persepsinya, salah,
jadinya, ini, bukan,
pemerintah, melakukan,
penganggaran, melalui,
organisasi-organisasi,
masyarakat, bukan. Ini,
pemerintah, memberikan,
hibah,
untuk, prototaipik. Jadi,
beda, kan, kalau, kita,
melakukan, pendanaan,
berdasarkan, skala,,
organisasinya, itu pasti,
tentunya, kita,
melihatnya, seberapa,
besar, riset, tapi, ini,
bukan, ini, prototaiping,
jadinya, semakin, lebar,
semakin, baik, karena,
kita, melihat, bagian, ada,
jurus-jurusnya, dari,
organisasi, kecil, yang,
mungkin, tida,k punya,
pendanaan, dan, jurus-
jurus, organisasi, besar.
Jadi, gitu, mas, deddy,
pertama, persepsi, itu,
harus, dibetulkan. Ini
bukannya, pembagian,
anggaran, berdasarkan,
untuk,
mengimplementasi,
,program, merdeka,
belajar, tidak. Ini, kita,
memberikan, dana,
13

bantuan, untuk,
melakukan, prototaiping,
yang, nantinya, maunya,
akan, diukur, assessment.

2. Agree, agree. - - - - -

3. Ya, salahnya, dimana, Saya Saya=subjek Ya salahnya dimana, eror nya saya mengakui Penghargaan Nadiem dalam hal ini santun
eror, nya, saya, Mengakui=pr sebelum itu kita tidak melakukan sosialisasi dalam berbahasa karena tuturan
mengakui, sebelum, itu, edikat yang mendalam, itu. Terutama bagi organisasi Nadiem yang mengakui akan
kita, tidak, melakukan, masyarakat yang besar itu kita kesalahan saya kesalahan tidak melakukan
sosialisasi, yang, juga bersama kami terus terang distracted sosialisasi terhadap masyarakat
mendalam, itu. karena covid muncul karena pjj yang hampir sehingga Nadiem menghargai
Terutama, bagi, fokus gitu jadi tadinya rencana semua untuk orang lain (organisasi) agar
organisasi, masyarakat, datang satu persatu menjelaskan ini mungkin tidak terjadi saling
yang, besar, itu, kita, tidak terlaksana dengan grade 1 1, kedua ada merendahkan pihak yang lain.
kesalahan, saya, juga, beberapa kriteria-kriteria kita melakukan
bersama, kami, terus, seleksi 100persen independen dari kementerian
terang, distracted, pendidikan kebudayaan. Saya pikir logika aja
karena, covid, muncul, kan maksudnya bahwa kita kalau mau
karena, pj,j yang, hampir, melakukan sesuatu tanpa ada konflik of interest
fokus, gitu, jadi, tadinya, ya jangan kementriannya yang melaksanakan
rencana, semua, untuk, seleksinya jadi kita berikan kepada pihak ketiga
datang, satu, persatu, untuk melakukan seleksi itu. Tapi, tentunya ada
menjelaskan, ini, berbagai macam polemik yang langsung kita
mungkin, tidak, andres kesalahan kedua adalah tidak
terlaksana, dengan, grade memikirkan implikasi bahwa ada beberapa
1 1, kedua, ada, beberapa, organisasi ia memang punya program
kriteria-kriteria, kita, pendidikan yang baik tapi sudah ada sumber
melakukan, seleksi, 100, pendanaannya dari misalnya korporasi instalasi
persen, independen, dari, esa yang kemarin gerhanatoto dan sampai
kementerian, pendidikan, pernah eh mulai isinya berkembang itu
kebudayaan. Saya, pikir, langsung melihat unit barang surya kita
logika, aja, kan, menyisakan persepsi itu kita merauke gitu jadi
maksudnya, bahwa, kita, langsung kita address untuk tidak menerima
kalau, mau, melakukan, hibah. Yang ketiga adalah setelah ini kita tunda
14

sesuatu, tanpa, ada, sampai Januari 2021 kenapa agar kita dengan
konflik, of, interest, ya, saran banyak sekali ormas kita sekitar pilih-
jangan, kementriannya, pilih satu persatu kita pastikan organisasi yang
yang, melaksanakan, lolos itu adalah organisasi yang kredibel dan
seleksinya, jadi, kita, blogger itu aja.
berikan, kepada, pihak, Pada contoh percakapan tersebut terdapat
ketiga, untuk, Nadiem dan Deddy. Nadiem menjelaskan
melakukan, seleksi, itu. bahwa jurus-jurus yang sukses untuk
Tapi, tentunya, ada, mewujudkan merdeka belajar tetapi karena ada
berbagai, macam, organisasi masyarakat jadi terkendala. Deddy
polemik, yang, langsung, setuju dengan tuturan yang diucapkan oleh
kita, andres, kesalahan, Nadiem. Maksim yang digunakan pada tuturan
kedua, adalah, tidak, Nadiem tergolong maksim permufakatan
memikirkan, implikasi, karena Deddy setuju dengan tuturan Nadiem
bahwa, ada, beberapa, dibuktikan dengan kata ‘agree dalam Bahasa
organisasi, ia, memang, Indonesia yang berarti setuju. Tuturan Nadiem
punya, program, berikutnya menggunakan maksim penghargaan
pendidikan, yang, baik, dibuktikan dengan langkah demi langkah
tapi, sudah, ada, sumber, mensosialisasikan kepada masyarakat tetapi
pendanaannya, dari, harus perwakilan dan bukan dari menterinya
misalnya, korporasi, sendiri yang turun tangan. Ini terbukti jika tidak
instalasi, esa, yang, ada yang saling mengejek ataupun
kemarin, gerhanatoto, menjatuhkan satu sama lain.
dan, sampai, pernah, eh,
mulai, isinya,
berkembang, itu,
langsung, melihat, unit,
barang, surya, kita,
menyisakan, persepsi,
itu, kita, merauke, gitu,
jadi, langsung, kita,
address, untuk, tidak,
menerima, hibah. Yang,
ketiga, adalah, setelah,
ini, kita, tunda, sampai,
Januari, 2021, kenapa,
agar, kita, dengan, saran,
15

banyak, sekali, ormas,


kita, sekitar, pilih-pilih,
satu, persatu, kita,
pastikan, organisasi,
yang, lolos, itu, adalah,
organisasi, yang,
kredibel, dan, blogger,
itu, aja.
Pada, contoh,
percakapan, tersebut,
terdapat, Nadiem, dan,
Deddy. Nadiem,
menjelaskan, bahwa,
jurus-jurus, yang, sukses,
untuk, mewujudkan,
merdeka, belajar, tetapi,
karena, ada, organisasi,
masyarakat, jadi,
terkendala. Deddy,
setuju, dengan, tuturan,
yang, diucapkan, oleh,
Nadiem. Maksim, yang,
digunakan, pada, tuturan,
Nadiem, tergolong,
maksim, permufakatan,
karena, Deddy, setuju,
dengan, tuturan, Nadiem,
dibuktikan, dengan, kata,
‘agree, dalam, Bahasa,
Indonesia, yang, berarti,
setuju. Tuturan, Nadiem,
berikutnya,
menggunakan, maksim,
penghargaan, dibuktikan,
dengan, langkah, demi,
langkah,
mensosialisasikan,
16

kepada, masyarakat,
tetapi, harus, perwakilan,
dan, bukan, dari,
menterinya, sendiri,
yang, turun, tangan. Ini,
terbukti, jika, tidak, ada,
yang, saling, mengejek,
ataupun, menjatuhkan,
satu, sama lain.

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan


1 Agen, menurut, ilmu, Agen Agen=subj Agen menurut ilmu banyak langsa lahan regu Kesederhanaan Penilaian terhadap lawan tutur
banyak, langsa, lahan, ek ngerti terparkir programnya bagus gitu. yang belum muncul akan
regu, ngerti, terparkir, Menurut Menurut gua lu tidak muncul pertanyaan gue pertanyaan yang diberikan akan
programnya, bagus, gitu. ilmu=predi bro. tetapi awalan sebelum
Menurut, gua, lu, tidak, kat pertanyaan tuturan yang sopan
muncul, pertanyaan, gue, tidak keluar dari maksim
bro. kebijaksanaan.

2 Yang, mana - Predikat Yang mana? - -


17

3 Satu, hal, gitu, lu, juga, Lu Lu=subjek Satu hal gitu lu juga iseng juga sih lagi covid Kedermawanan Dengan keuntungan diri sendiri
iseng, juga, sih, lagi, Juga gini bikin program gituan, hahaha karena bisa bebas berkomentar
covid, gini, bikin, iseng=predi dengan program Nadiem lalu
program, gituan, hahaha. kat mengurangi kerugian orang lain
dengan cara mengatakan bahwa
program pjj dilaksanakan di
situasi sedang pandemi.

4 Ya, emang, udah, Label Label Ya emang udah jalannya. Label model atap itu Kedermawanan Keuntungan yang di dapat
jalannya. Label, model, model model=subj banyak yang nunggu. menjabat sebagai menteri dan
atap, itu, banyak, yang, ek sudah jalannya seperti itu
nunggu. Atap sehingga pendidikan
itu=predika terselamatkan dengan adanya
t pjj.

5 Yang, kedua, gitu, bebas. Gue Gue=subje Yang kedua gitu bebas. Gua gini lu menurut Kesederhanaan Deddy menilai Nadiem yang
Gua, gini, lu, menurut, k gue bisnis not about salah atau tidak salahnya. beranggapan bahwa akan
gue, bisnis, not, about, Gini lu Menurut gua ini adalah ketersinggungan menyinggung pada tuturan
salah, atau, tidak, menurut=pr tersebut.
salahnya. Menurut, gua, edikat
ini, adalah,
ketersinggungan.

6 Tapi, kan, kalau, ada, Tapi kan Ketersingg Tapi kan kalau ada ketersinggungan itu Kesederhanaan Tuturan Nadiem untuk
ketersinggungan, itu, kalau ungan=subj namanya juga salah menjawab pertanyaan Deddy
namanya, juga, salah. ada=predik ek merupakan nilai santun karena
at masyarakat bahasa dan budaya
jika mendengar pertanyaan
tersebut.
18

7 Iya, maksudnya, not, the, Organisasi Organisasi Iya maksudnya not the point bro is sebagai Kedermawanan Mengurangi kerugian orang
point, bro, is, sebagai, masyarakat masyarakat sebuah organisasi masyarakat yang besar yang lain dengan organisasi
sebuah, organisasi, =subjek sudah menjalankan ini begitu lama itu mereka masyarakat yang ikut
masyarakat, yang, besar, Yang pasti akan tersinggung ketika ada sesuatu yang membantu pjj tetapi
yang, sudah, besar=predi baru dan mereka tidak tahu mereka pasti akan tersinggung dengan sesuatu
menjalankan, ini, begitu, kat menganggap bahwa nggak dianggap selama ini yang baru seperti pjj ini.
lama, itu, mereka, pasti, ternyata pasti al-zaidi ketersinggungan gitu
akan, tersinggung, ketika, sebenarnya.
ada, sesuatu, yang, baru,
dan, mereka, tidak, tahu,
mereka, pasti, akan,
menganggap, bahwa,
nggak, selama, ini,
ternyata, pasti, al-zaidi,
ketersinggungan, gitu,
sebenarnya.
19

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1 Yang, beban, kita, untuk, Kita Kita=subjek Yang beban kita untuk bisa mengantisipasi itu Penghargaan Maksim dianggap santun
Untuk karena tidak mengejek orang
bisa, mengantisipasi, itu, dan menjelaskannya lebih clear gitu ya.
bisa=predikat lain.
dan, menjelaskannya,
lebih, clear, gitu, ya.

2 Ya, ya ya. Oke, gua, Gua Gua=subjek Ya, ya ya. Oke gua setuju sih dengan itu Permufakatan Adanya kesepakatan bersama
Setuju antara penutur dengan lawan
setuju, sih, dengan, itu, cuman gua kepikiran deh daripada satu
sih=predikat tutur.
cuman, gua, kepikiran, masalalu keluar itu begini ini nggak habis-
deh, daripada, satu, habis
masalalu, keluar, itu,
begini, ini, nggak, habis-
habis.

3 Gakpapa, Mas, Deddy. Mas Deddy Mas Gakpapa Mas Deddy. Itu apa bagian dari apa Kebijaksanaan Karena menghindari iri hati
Deddy=subjek dianggap santun pada maksim
Itu, apa, bagian, dari, apa, pemerintahanlah kita saya rasa kedepannya
Itu apa bagian tersebut.
pemerintahanlah, kita, dari saya juga bakal banyak minta maaf kok
apa=predikat
saya, rasa, kedepannya,
saya, juga, bakal, banyak,
minta, maaf, kok.

4 hahaha - - hahaha - -
20

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1 Walaupun, di ,serang, Walaupun - Walaupun di serang habis-habisan Kesederhanaan Sederhana dalam bertutur tidak
di menimbulkan iri hati.
habis-habisan .
serang=pre
dikat

2 Gakpapa, untuk, anak- Anak-anak Anak- Gakpapa. Untuk anak-anak kita gakpapa. Kesederhanaan Tuturan yang santun seperti
anak=subjek yang diungkapkan kalimat
anak, kita, gakpapa.
Gakpapa Nadiem tersebut.
untuk=predik
at

3 Untuk, anak-anak, kita, Anak-anak Anak- Untuk anak-anak kita, oke bro last question Kesederhanaan Pertanyaan yang santun tidak
oke, bro, last, question, anak=subjek lah. What do you think about the future with menimbulkan iri hati pada
lah. What, do, you, think Last this covid? maksim kesederhanaan ini.
,about, the, future, with, question=pre
this, covid? dikat
21

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1 Dalam, Dalam - Dalam - -


aspek, aspek apa aspek apa?
apa

2 Dalam, Gua Gua=subjek Dalam Kedermawanan Tuturan keuntungan diri sendiri yang kaget karena
aspek, Agak aspek tadi jawaban sebelumnya. Mengurangi kerugian orang
tadi, gua, kaget=predikat gua agak lain dengan diadakanya pjj.
agak, kaget ketika
kaget, lo ngobrol.
ketika, lo, Kalo disini
ngobrol. kita bisa aja
Kalo, menjadi
disini, satu
kita, bisa, generasi
aja, yang
menjadi, akhirnya
satu, dirugikan.
generasi,
yang,
akhirnya,
dirugikan
.

3 Iya, kalo, Kalo=pre Satu Iya kalo itu Permufakatan Kecocokan antara tuturan Nadiem dengan Deddy.
itu, dikat generasi=subje sudah pasti.
sudah, k Satu
pasti. Sudah generasi di
Satu, pasti=predikat dunia
generasi,
di, dunia.
22

4 Satu, Satu Satu Satu Permufakatan Tuturan yang cocok antara keduanya.
generasi, generasi generasi=subje generasi di
di, dunia, k dunia
dirugikan Di dunia dirugikan.
. dirugikan=pred
ikat

5 Ya, itu, Manusia= Manusia=subje Ya, itu Permufakatan Santun dalam tuturan tersebut menjabarkan
bukan, subjek k bukan penjelasan yang dituturkan Nadiem ke Deddy.
perdebata Nggak bisa perdebatan
n, gitu. adaptasi=predik gitu. Itu
Itu, pasti, at pasti
mengala mengalami
mi, net, net net ya
net, ya, ada
ada, penurunan
penuruna kualitas
n, pembelajar
kualitas, an karena
pembelaj nggak
aran, mungkin
karena, kan
nggak, manusia
mungkin, nggak bisa
kan, adaptasi
manusia, dalam
nggak, waktu
bisa, berapa
adaptasi, bulan kita
dalam, akan
waktu, melakukan
berapa, distric
bulan, learning
kita, akan, secara
melakuka optimal ini
n, distric, membutuhk
23

learning, an 5 tahun
secara, transisi
optimal,
ini,
membutu
hkan, 5,
tahun,
transisi.

6 Kita, Kita Kita=subjek Kita nggak Kesederhanaan Masyarakat bahasa dan budaya Indonesia yang
nggak Nggak siap siap untuk berkomentar tentang pjj salah satunya tuturan
,siap, untuk itu. Betul Deddy tersebut.
untuk, itu. itu=predikat nggak si?
Betul,
nggak, si?

7 Ya, itu, Kita Kita=subjek Ya, itu Kedermawanan Dengan tuturan yang disampaikan Nadiem tersebut
impossibl Udah impossible keuntungan yang didapat berupa kualitas
e, lah, umur=predikat lah bahwa pembelajaran sedangkan memikirkan anak-anak
bahwa, seluruh usia 15 tahun ke atas merupakan mengurangi
seluruh, dunia yang kerugian orang lain.
dunia, bisa
yang, dibilang ini
bisa, kualitas
dibilang, pembelajar
ini, an di dunia
kualitas, karena
pembelaj sama. Tapi
aran, di, ada
dunia, spectrum
karena, yang untuk
sama. anak-anak
Tapi, ada, yang lebh
spectrum, dewasa
yang, umurnya
untuk misalnya
24

,anak- kuliah ya
anak, kalo kita
yang, udah umur
lebh, 15 ke atas
dewasa, lah yak 1
umurnya, tahun
misalnya, mengalami
kuliah, ya, pembelajar
kalo, kita, an itu nggak
udah, akan
umur, 15, dampaknya
ke, atas, se
lah, yak, signifikan
1, tahun, anak
mengala
mi,
pembelaj
aran, itu,
nggak,
akan,
dampakn
ya, se
signifikan
, anak.

8 Anak- Anak- Anak- Anak-anak Kesederhanaan Tuturan santun yang dituturkan Nadiem tersebut
anak, anak anak=subjek yang butuh contoh dari santun berbahasa tanpa menimbulkan
yang, Yang butuh gold age adanya ejekan kepada orang lain (anak-anak)
butuh, gold age nya
gold, age, nya=predikat
nya
25

9 Semakin, Semakin Semakin Semakin Kesederhanaan Tuturan santun yang merupakan contoh dari salah
muda, muda=su muda=subjek muda satu masyarakat bahasa dan budaya Indoenesia
semakin, bjek Semakin semakin yang selalu memikirkan nasib dunia pendidikan
bahaya. bahaya=predika bahaya. Indonesia.
t

10 Gue, itu, Gue Gue=subjek Gue itu Penghargaan Menghargai diri sendiri dengan mengikuti seminar
kemarin, Sempat kemarin dialog positif hal yang di dapat agar tidak
sempat, ada=predikat sempat ada menerapkan pikiran terkait covid-19 tetapi lebih
ada, seminar menjaga kesehatan diri sendiri.
seminar, dialog
dialog, positif
positif, disitu gua
disitu, ngomong
gua, satu hal gua
ngomong, ngomong
satu, hal, gini di otak
gua, gue gue
ngomong, nggak
gini, di, pernah
otak, gue, mengharap
gue, kan adanya
nggak vaksin.
,pernah Orang pada
,menghar dengerin o
apkan, gitu o gitu.
adanya, Gue bilang
vaksin. begini
Orang, karena gue
pada, selalu
dengerin, menaruh di
o, gitu, o, otak gue
gitu. Gue, word is
bilang scenario
,begini kalo gue
,karena, mengharap
gue, kan adanya
26

selalu, vaksin, gue


menaruh, menaruh
di, otak, good bles
gue, scenario.
word, is,
scenario,
kalo, gue,
menghara
pkan,
adanya,
vaksin,
gue,
menaruh,
good,
bles,
scenario.

11 Malah, Saya Saya=subjek Malah saya Kebijaksanaan Tuturan tersebut tidak menimbulkan iri hati
saya, Bilang bilang itu sehingga santun.
bilang, itu=predikat kemarin.
itu, Udah
kemarin. jangan
Udah, mikirin
jangan, vaksin
mikirin,
vaksin.

12 Itu, Gue Gue=subjek Itu maksud Permufakatan Cocok antara penutur dengan lawan tutur sehingga
maksud, Itu gue. kalimat yang diucapkan seperti itu.
gue. maksud=predik
at

13 Lindungi, Anda Anda=subjek Lindungi Penghargaan Maksim tersebut supaya tidak saling merendahkan
diri, anda, Lindungi diri anda yang lain dengan melindungi diri menerapkan jaga
sekarang, diri=predikat sekarang distancing
27

jaga, jaga
distancin distancing
g, pasti. pasti

14 Begitu, Lu Lu=subjek Begitu lu Kebijaksanaan Tuturan untuk menghindarkan sikap kurang santun
lu, Mikirin mikirin terhadap lawan tutur.
mikirin, vaksin=predika vaksin terus
vaksin, t akhirnya
terus, nanti
akhirnya,
nanti ,

15 Itu di luar - - Itu di luar - -


control, control,
mindset mindset nya
nya

16 Mindset Rusia=su Rusia=subjek Mindset nya Kebijaksanaan Menghindarkan sikap yang kurang santun dengan
nya, bjek Bikin harus membandingkan 2 negara sehingga tidak terpacu
harus, vaksin=predika sesuai pada 1 negara saja.
sesuai, t scenario.
scenario. Rusia bikin
Rusia, vaksin, tiba
bikin, tiba laku
vaksin, begini tiba-
tiba tiba, tiba
laku, diserang
begini, sama
tiba-tiba, Jerman itu
diserang, vaksin
sama, nggak benar
Jerman o fact is it
itu, time. What
vaksin, if
nggak,
28

benar, o, they will no


fact, is, it, be vaksin?
time.
What, if,
they, will,
no, be,
vaksin

17 Sudah, Vaksin Vaksin=subjek Sudah pasti Kesederhanaan Penilaian terhadap tuturan dengan pertanyaan yang
pasti, lah, Atau lah ada menanyakan kapan.
ada, mau=predikat vaksin.
vaksin. Atau mau
Atau, bicara
mau, hipotermika
bicara, l aja. Oke,
hipotermi pertama itu
kal, aja. nggak
Oke, mungkin
pertama, pasti ada.
itu, Pasti ada
nggak, vaksin ya.
mungkin, Masalahnya
pasti, ada. kan bukan
Pasti, ada, itu.
vaksin, Masalahnya
ya. kapan.
Masalahn
ya, kan,
bukan,
itu.
Masalahn
ya, kapan.
29

No Kata Frasa Klausa Kalimat Maksim Kesimpulan

1 What, if, five, from, your, Your Your=subjek What if five from your Kesederhanaan Tuturan yang tidak menimbulkan iri hati tetapi
now? What if now? tetap santun.
five=predikat

2 Oke, terus, pertanyaannya, - - Oke, terus pertanyaannya - -


apa, apa, dampak, nya? apa, apa dampak nya?

3 Apakah, kita, akan, punya, Kita Kita=subjek Apakah kita akan punya Kebijaksanaan Untuk menghindarkan sikap yang lain yang
anak-anak, masa, depan, Akan anak-anak masa depan yang kurang santun tetapi menggunakan kata bodoh
yang, bodoh, bodoh? punya=predikat bodoh bodoh? melanggar maksim kesimpatian.

4 Saya, rasa, tergantung. Saya Saya=subjek Saya rasa tergantung. Kesederhanaan Sebagai parameter kesantunan.
Rasa
Tergantung=pred
ikat

5 Saya, rasa, Indonesia, itu, Saya Saya=subjek Saya rasa Indonesia itu Kesederhanaan Tuturan sebagai parameter kesantunan dilihat
tidak siap. tidak siap. dari masyarakat Indonesia.

6 Banyak, negara, yang, Banyak Banyak Banyak negara yang tidak Kesederhanaan Masyarakat bahasa dan budaya Indonesia
tidak, siap. negara negara=subjek siap. sebagai parameter nilai kesantunan pada
Yang tidak tuturan tersebut.
siap=predikat

7 Artinya? - - Artinya? - -

8 Jadi, ini, nyambung, Anak- Anak- Jadi ini nyambung Kebijaksanaan Menghindarkan sifat yang kurang santun.
berkaitan, tadi, apa, yang, anak anak=subjek berkaitan tadi apa yang
terjadi, sama, anak-anak, terjadi sama anak-anak kita.
kita.
30

9 Five, years, lo - - five years lo - -

10 Tapi hipotetikal, ya, Tapi hipotetikal ya, Kesederhanaan Penilaian dalam beramsumsi dengan topik yang
insyaallah, kan, nggak. insyaallah kan nggak. word dibicarakan.
Word, skes, scenario, nya skes scenario nya

11 Iya - - iya - -

12 Simulasi, jangan, coat, ya Simulasi Simulasi=subjek Simulasi jangan coat ya Kesederhanaan Penilaian kesantunan terhadap topik pada
Jangan coat asumsi wawancara.
ya=predikat

13 Iya, ini, jangan, coat. Ini, Kita Kita=subjek Time Iya ini jangan coat. Ini kita Kesederhanaan Nilai kesantunan antara penutur dengan lawan
kita, time, coat, pokonya coat time coat pokonya tutur dalam memikirkan masyarakat.
pokoknya=predik
at

14 Kita, ambil, word, Kita Kita=subjek Kita ambil word Kebijaksanaan Memikirkan nasib anak-anak ketika sedang
scenarionya, kalau, itu, Ambil word scenarionya kalau itu kalau pembelajaran jarak jauh dengan interaksi
kalau, misalnya, PJJ, ini, scenarionya=pred misalnya PJJ ini harus minimum.
harus, dilakukan, lebih, ikat dilakukan lebih lama lagi
lama, lagi, yang, harus, yang harus terjadi adalah
terjadi, adalah, sebenarnya, sebenarnya sama-sama apa
sama-sama, apa, yang, yang sudah terjadi sekarang
sudah, terjadi, sekarang, cuman diakselerasi lebih
cuman, diakselerasi, lebih, besar. Jadinya tidak
besar. Jadinya, tidak, mungkin anak-anak itu
mungkin, anak-anak, itu, tidak melakukan interaksi
tidak, melakukan, interaksi, minimum tatap muka
minimum, tatap, muka, dengan guru. Itu harus kita
dengan, guru. Itu, harus, cari jalannya apakah small
kita, cari, jalannya, apakah, grup, one kaya grup bimbel
small, grup, one, kaya, lah atau apa yang bisa
grup, bimbel, lah, atau, apa, dilakukan dengan protokol
yang, bisa, dilakukan, kesehatan terus kita
31

dengan, protokol, mereimajinasi kalo tidak.


kesehatan, terus, kita, Kita ngomongin dulu kalo
mereimajinasi, kalo, tidak. tidak ya nggak pernah
Kita, ngomongin, dulu, ketemu guru
kalo, tidak, ya, nggak,
pernah, ketemu, guru

15 Jadi, lu tidak mau Lu Lu=subjek Jadi lu tidak mau Kebijaksanaan Kalimat santun yang dipergunakan untuk
mengatakan lu harus Tidak mau mengatakan lu harus menghindarkan sikap-sikap menyakiti hati
mempermudah belajar jarak mengatakan=pred mempermudah belajar jarak orang lain.
jauh, nggak ya. Tapi ikat jauh, nggak ya. Tapi
barusan tetep ketemuan ya? barusan tetep ketemuan ya?

16 Harus, harus juga. Dioptima Dioptimasi Harus, harus juga. Kesederhanaan Kerendahan hati untuk optimal dalam
Dioptimasi pict si pict pict=subjek Dioptimasi pict melaksanakan belajar jarak jauh bukti kalimat
Harus, harus santun berbahasa.
juga=predikat

17 I now, berarti, tatap, muka, I I know=predikat I now, berarti tatap muka Kedermawanan Menambah keuntungan menjadi lebih tau akan
itu, penting, ya Berarti tatap itu penting ya jawaban selanjutnya dan mengurangi kerugian
muka=predikat orang lain dengan belajar jarak jauh ini.

18 Penting, banget, penting, Saya Saya=subjek Penting banget, penting Kesederhanaan Rendah hati untuk santun merupakan bukti dari
banget. Semakin, mudah, Orang banget. Semakin mudah kalimat tersebut.
semakin, penting. Ya, saya, teknologi=predik semakin penting. Ya saya
orang, teknologi, untuk, at orang teknologi untuk saya
saya, bilang, itu, harusnya, bilang itu harusnya
didengerin, orang. didengerin orang.

19 Itu, dia, makanya, gue, Lo Lo=subjek Nggak Itu dia makanya gue nggak Kebijaksanaan Menghindarkan sifat-sifat yang kurang santun.
nggak, berharap, lo, mau, berharap=predika berharap lo mau itu kan? Yo
itu, kan? Yo, now, what, t now what kita harus
kita, harus, menaikkan, menaikkan infrastruktur
internet begini-begini
32

infrastruktur, internet,
begini-begini.

20 Itu, iya,.semua, itu, iya, Teknolog Teknologi best Itu iya.semua itu iya karena Kesederhanaan Kalimat sederhana yang tetap santun
karena, teknologi, best, i best learning=subjek teknologi best learning itu digunakan dalam bahasa dan budaya Indonesia.
learning, itu, sangat, learning Sangat sangat penting tapi ada
penting, tapi, ada, limitnya, penting=predikat limitnya bisa mensubtitusi
bisa, mensubtitusi, tatap, tatap muka. Gini aja deh
muka. Gini, aja, deh pembelajaran itu tidak
,pembelajaran, itu, tidak, terpisah. Kita suka
terpisah. Kita, suka, memikirkan otaknya anak
memikirkan, otaknya, anak, kita ini ada otak kognitif,
kita, ini, ada, otak, kognitif, ada otak emosional, ada
ada, otak, emosional, ada, otak kanan otak kirilah jadi
otak, kanan, otak, kirilah, itu cara manusia mensiplay
jadi, itu, cara, manusia, aja. Semuanya nyambung
mensiplay, aja. Semuanya, mas deddy secara klinis
nyambung, mas, deddy, pembelajaran itu tidak bisa
secara, klinis, terjadi karena siklus sosial
pembelajaran, itu, tidak, emosional daripada safety
bisa, terjadi, karena, siklus, anak-anak itu tidak terjaga.
sosial, emosional, daripada, Sekarang bayangkan
safety, anak-anak, itu, dampak mas deddy pernah
tidak, terjaga. Sekarang, belajar jangan ngomongi
bayangkan, dampak, mas, sekolah apapun hidup mas
deddy, pernah, belajar, deddy. Coba bayangkan
jangan, ngomongi, sekolah, orang yang mas deddy
apapun, hidup, mas, deddy. belajar dari orang itu. Pasti
Coba ,bayangkan, orang, ini sepengetahuan saya mas
yang, mas, deddy, belajar, deddy itu belajar dari orang
dari, orang, itu. Pasti, ini, itu adalah orang yang mas
sepengetahuan, saya, mas, deddy tras. Dan orang yang
deddy, itu, belajar, dari mas deddy percaya dia. Itu
orang itu adalah orang yang hubungan itu the building
mas deddy tras. Dan orang serat-serat tras antara 2
yang mas deddy percaya manusia itu tidak bisa
dia. Itu hubungan itu the terjalin melalui zoom
33

building serat-serat tras


antara 2 manusia itu tidak
bisa terjalin melalui zoom

21 Hahaha - - Hahaha - -

Anda mungkin juga menyukai